Produk: Beras

  • Prabowo Tambah Bantuan Daerah Terdampak Banjir Sumatera, Tiap Kabupaten Dapat Rp 4 M 
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        7 Desember 2025

    Prabowo Tambah Bantuan Daerah Terdampak Banjir Sumatera, Tiap Kabupaten Dapat Rp 4 M Nasional 7 Desember 2025

    Prabowo Tambah Bantuan Daerah Terdampak Banjir Sumatera, Tiap Kabupaten Dapat Rp 4 M
    Tim Redaksi

    KOMPAS.com –
     Presiden Prabowo Subianto menyetujui usulan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian untuk memberikan dukungan anggaran kepada daerah terdampak bencana. Bahkan, Presiden menaikkan nilai bantuan yang diminta.
    Semula, Tito mengusulkan agar pemerintah pusat memberikan bantuan sebesar Rp 2 miliar untuk masing-masing dari 52 kabupaten/kota yang anggarannya menipis akibat bencana. Presiden langsung merespons dengan menambah besaran bantuan tersebut.
    “Baik Pak Mendagri, Anda minta Rp 2 miliar per kabupaten ya, saya kasih Rp 4 miliar,” ujar
    Prabowo
    , dalam rapat penanganan bencana yang digelar di Banda Aceh, Minggu (7/12/2025).
    Prabowo kemudian meminta jajarannya menghitung kebutuhan bantuan untuk tingkat provinsi.
    Aceh dikirim Rp 20 miliar sebagai daerah paling terdampak. Sementara, untuk wilayah Sumatera Barat dan Sumatera Utara, kepala daerah diminta menghadap.
    “Untuk provinsi nanti dihitung. Yang paling besar mana? Aceh. Kirim Rp 20 miliar. Nanti Sumatera berapa, gubernurnya suruh ketemu saya,” kata Prabowo.
    Saat itu, Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution mengikuti rapat melalui jaringan daring. Presiden sempat memastikan apakah para kepala daerah mendengar arahannya.
    “Wah hadir semua ya? Dengar ini? Waduh,” ujar Prabowo yang disambut tawa peserta rapat.
    Prabowo menegaskan bahwa pemerintah pusat akan memberikan dukungan penuh kepada para kepala daerah yang berada di garis depan penanganan bencana.
    “Kita bantu. Kalian yang di depan, kalian panglima-panglima terdepan. Kalian yang harus bekerja keras untuk rakyat. Yang bisa saya kerahkan adalah dukungan untuk kalian supaya kalian tidak ragu-ragu,” kata Presiden.
    “Siap, terima kasih Bapak Presiden,” timpal Bobby Nasution.
    Sebelumnya, Mendagri melaporkan kepada Presiden Prabowo bahwa anggaran belanja tidak terduga (BTT) di sejumlah daerah terdampak bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat kini berada dalam kondisi kritis.
    “Anggaran mereka yang diandalkan dalam keadaan krisis namanya belanja tidak terduga pak, tapi karena akhir tahun sangat tipis, ada yang cuma Rp 75 juta, ada yang Rp 300 juta,” kata Tito.
    Mendagri menjelaskan bahwa meski pemerintah pusat telah menyalurkan bantuan pangan, BBM, dan beras, terdapat kebutuhan-kebutuhan kecil di lapangan yang tidak dapat ditutup oleh anggaran daerah.
    “Misalnya popok bayi, kebutuhan perempuan, dan hal-hal kecil lain yang biasanya membuat mereka meminta bantuan tambahan,” katanya.
    Tito menyebutkan bahwa Kemendagri telah meminta provinsi dan kabupaten/kota lain yang masih memiliki simpanan anggaran untuk membantu daerah terdampak.
    Hingga kini, sekitar Rp 34 miliar bantuan telah tersalurkan, termasuk Rp 3 miliar untuk Kabupaten Lhokseumawe yang dikirim dari daerah lain.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kapal Perang KRI Banda Aceh Bawa Bantuan Pangan untuk Sumatra-Aceh

    Kapal Perang KRI Banda Aceh Bawa Bantuan Pangan untuk Sumatra-Aceh

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyampaikan kapal perang KRI Banda Aceh-593 resmi diberangkatkan dari Jakarta membawa bantuan pangan untuk korban banjir dan longsor di Sumatra Barat, Sumatra Utara, dan Aceh.

    KRI Banda Aceh yang bertolak dari Pelabuhan Tanjung Priok pada Jumat, 5 Desember 2025 pukul 19.00 WIB itu dijadwalkan tiba di Padang pada 7 Desember. Kemudian, melanjutkan pelayaran ke Sibolga pada 9–10 Desember, dan berlabuh di Aceh/Lhokseumawe pada 14 Desember 2025.

    Adapun, skema pelayaran ini dirancang agar penurunan bantuan dapat berlangsung cepat dan terkoordinasi lantaran jalur darat di pesisir barat Sumatra masih belum sepenuhnya pulih.

    Kepala Bapanas/Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menuturkan sederet bantuan ini merupakan hasil gotong royong berbagai pihak, mulai dari mitra strategis hingga pegawai Kementerian Pertanian (Kementan) dan Bapanas, dengan total dukungan kemanusiaan yang disalurkan bertahap mencapai Rp75,5 miliar.

    “Ini adalah bantuan yang diberikan oleh seluruh mitra, pengusaha, dan pegawai Kementerian Pertanian. Kami bertanggung jawab sampai di tujuan. Jangan sampai ada yang disalahgunakan. Ini amanah,” kata Amran, dikutip Minggu (7/12/2025).

    Secara keseluruhan, total bantuan yang diberangkatkan melalui jalur laut dan udara mencapai Rp34,8 miliar, yang terdiri dari beras 20 ton, minyak goreng 32,5 ton, gula 335 kg, susu 1.935 dus, mi instan 5.810 dus, dan air mineral 8.750 dus.

    Serta, aneka kebutuhan pokok lain seperti sarden, teh, kopi, pakaian, popok bayi, pembalut, perlengkapan salat, peralatan mandi, selimut, telur, obat-obatan, hingga genset untuk mendukung operasional posko dan dapur umum.

    Seluruh paket disiapkan untuk menjamin ketersediaan pangan sekaligus memenuhi kebutuhan dasar penyintas secara menyeluruh selama masa tanggap darurat.

    Amran menyatakan pemerintah pusat akan memantau ketat distribusi hingga ke tingkat posko dan desa dengan dukungan TNI, Polri, pemerintah daerah, dan relawan di lapangan.

  • Aksi Swadaya Masjid di Nagan Raya Salurkan 1 Ton Beras untuk Korban Banjir Aceh
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        7 Desember 2025

    Aksi Swadaya Masjid di Nagan Raya Salurkan 1 Ton Beras untuk Korban Banjir Aceh Megapolitan 7 Desember 2025

    Aksi Swadaya Masjid di Nagan Raya Salurkan 1 Ton Beras untuk Korban Banjir Aceh
    Editor

    KOMPAS.com –
    Aksi solidaritas dari jaringan Masjid Baburrayan di Jeuram, Nagan Raya, terus mengalir bagi warga terdampak banjir di lintas barat Aceh.
    Per Minggu, (7/12/2025), lebih dari satu ton beras telah terkumpul dan disalurkan melalui Posko Badan Kemakmuran Masjid (BKM) Baburrayan Peduli sebagai bagian dari tahap ketiga penggalangan dana yang berjalan sejak November.
    Bantuan tersebut tercatat sebagai tahap ketiga sejak penggalangan dana dilakukan pada November lalu dan kini diarahkan ke Kuta Trieng, Kecamatan Darul Makmur.
    Zulfikar Akbar, perwakilan BKM Masjid Baburrayan di Jakarta, menjelaskan bahwa inisiatif ini lahir dari kesadaran bahwa pengurus masjid berada paling dekat dengan titik-titik banjir di lintas barat Aceh, terutama Nagan Raya.
    “Jadi, kami gerakkan aksi galang dana ini secara gerilya, mulai dari pintu ke pintu di kota kecamatan, Jeuram, selain juga memanfaatkan WhatsApp hingga Facebook,” tutur Zulfikar.
    “Juga, untuk menghubungkan gerakan di masjid ini sendiri dengan banyak pihak di luar Aceh, bahwa ada komunitas masjid yang juga bisa dipercaya sekaligus dapat diandalkan untuk kegiatan kemanusiaan, dan lebih dekat dengan titik-titik bencana banjir ini,” sambungnya.
    Ia menambahkan, sebagian pengurus masjid tersebut berlatar belakang relawan tsunami 2004.
    Di dalamnya terdapat figur seperti Drs Zulkifli Is, Ardiansyah, Abdi Yusrizal, dan Teuku Meurah Iskandar yang pernah terlibat dalam aksi kemanusiaan 21 tahun silam.
    “Jadi, kami lakukan aksi galang donasi dan bantuan untuk korban ini, sejak bantuan belum kunjung datang untuk korban di Beutong Ateuh Banggalang,” kata Zulfikar.
    Bantuan itu terdiri dari 705 kilogram beras, 900 butir telur, 54 kilogram gula, 53 dus mi instan, 50 kilogram minyak goreng, perlengkapan bayi satu dus, makanan ringan tiga dus, perlengkapan wanita satu dus, pakaian layak pakai 10 karung, serta garam 10 sak.
    Sementara itu, Ketua BKM Baburrayan, Zulkifli, menjelaskan sumber bantuan tersebut yang berasal dari hasil swadaya masyarakat.
    “Ini adalah hasil swadaya, sekaligus hasil dari upaya galang dana di Posko BKM Baburrayan Peduli. Kami manfaatkan apa saja, mulai dari WhatsApp hingga Facebook. Sehingga, semua pihak yang tertarik berdonasi, dari luar Aceh pun ada yang turut berdonasi hingga hingga bisa mengumpulkan lebih dari 1 ton beras, uang mencapai Rp 36 juta, dan berbagai keperluan mendesak untuk korban,” kata Zulkifli.
    Ia menegaskan bahwa gerakan ini dilakukan karena banyak akses menuju lintas barat Aceh terputus.
    “Jadi, kami usahakan, mesti ada yang bisa dilakukan dari masjid kami yang kebetulan tidak terdampak banjir. Selain juga karena menimbang bahwa aktivis masjid ini pun banyak berlatar belakang relawan tsunami 2004 lalu,” katanya lebih jauh.
    Pada tahap kedua, bantuan telah disalurkan ke Tripa Makmur pada Kamis (4/12). Bantuan tersebut mencakup 459 kilogram beras, 900 butir telur, 50 kilogram gula, 100 dus air mineral, 50 dus mi instan, serta 15 karung pakaian layak pakai.
    Abdi Yusrizal, penanggung jawab gerakan tersebut menjelaskan efektivitas jaringan masjid dalam mempercepat distribusi.
    “Jadi, kami membuka kerja sama terutama dengan jaringan masjid, terutama di lokasi-lokasi yang terdampak langsung dengan bencana banjir ini,” katanya.
    Abdi juga menggambarkan sejumlah wilayah yang masih terisolasi.
    “Jadi, kami membuka kerja sama terutama dengan jaringan masjid, terutama di lokasi-lokasi yang terdampak langsung dengan bencana banjir ini,” katanya.
    Ia menambahkan bahwa wilayah seperti Beutong Ateuh Banggalang hingga Gunong Kong di Darul Makmur masih sulit dijangkau karena jembatan sepanjang 120 meter putus. Selain itu, sebanyak 1.807 rumah warga rusak di Nagan Raya.
    “Maka itu, kami terus membuka jejaring dengan berbagai pihak, karena di sini juga terdapat 2.510 berada di pengungsian dari 25 ribu jiwa lebih terdampak bencana kali ini. Dari sisi impact, yang terjadi atas kabupaten kami melampaui yang terjadi saat tsunami 2004 lalu dari sisi kerusakan terjadi,” tutur Abdi.
    “Ini jadi indikasi, mereka butuh lebih banyak tangan yang membantu agar mereka bisa kembali membaik,” imbuhnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pengamat Sebut Bencana Sumatera Jadi Alarm Pentingnya Cadangan Beras Daerah

    Pengamat Sebut Bencana Sumatera Jadi Alarm Pentingnya Cadangan Beras Daerah

    Liputan6.com, Jakarta – Bencana hidrometeorologi yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat sejak akhir November menegaskan kembali pentingnya penguatan cadangan beras pemerintah daerah. 

    Pengurus Pusat Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi), Khudori menilai di tengah tingginya jumlah korban jiwa, korban hilang, serta masih terisolasinya sejumlah wilayah akibat rusaknya infrastruktur, persoalan pangan muncul sebagai ancaman serius yang perlu segera diantisipasi melalui kebijakan cadangan beras di tingkat lokal.

    “Distribusi pangan yang terlambat karena medan sulit dapat memicu kerawanan pangan, lonjakan harga pangan pokok, dan gejolak sosial. Gejolak sosial antara lain berupa penjarahan minimarket dan gudang BULOG,” ujar Khudori dalam pernyataannya, dikutip Minggu (7/12/2025)

    Khudori menambahkan, kondisi ini memperlihatkan tanpa cadangan pangan yang siap digerakkan di daerah, risiko krisis pangan saat bencana akan semakin besar, terutama ketika jalur darat terputus dan mobilisasi bantuan terhambat.

    Menurut Khudori gangguan distribusi pangan akibat bencana juga berpotensi memicu gejolak lain, seperti lonjakan harga pangan dan instabilitas sosial.

    “Meski terdampak bencana, layanan publik BULOG tetap berjalan. BULOG tetap menyalurkan cadangan pangan pemerintah (CPP) pusat dan cadangan pangan pemerintah daerah. Bantuan pangan beras juga tetap disalurkan,” tuturnya.

    Mendorong Pemerintah Daerah Memiliki Cadangan Pangan Sendiri

    Khudori menambahkan, situasi ini memperkuat urgensi untuk mendorong pemerintah daerah memiliki cadangan pangan sendiri, khususnya cadangan beras.

    Undang-Undang Pangan Nomor 18 Tahun 2012 secara tegas mengatur keberadaan tiga jenis cadangan pangan, yakni cadangan pangan pemerintah pusat, pemerintah daerah hingga desa, serta cadangan pangan masyarakat.

    Fungsi utama cadangan tersebut adalah untuk menghadapi kekurangan pangan, gejolak harga, dan kondisi darurat, termasuk bencana alam.

  • Kami Makan Satu Sendok Nasi per Orang

    Kami Makan Satu Sendok Nasi per Orang

    GELORA.CO  – Viral di media sosial video memperlihatkan pengakuan warga Aceh Tamiang yang bertahan hidup dengan logistik seadanya. Mereka hanya makan satu sendok nasi per orang dalam sehari. 

    Kisah pilu itu terungkap lewat video yang diunggah Gubernur Aceh Muzakir Manaf di Instagram. Di video tersebut, tampak seorang ayah bercerita seperti apa kondisi Aceh Tamiang saat banjir menerjang, hingga kesulitan untuk bertahan hidup. 

    Seperti apa cerita lengkap warga Aceh Tamiang tersebut? Berikut kisah pilunya. 

    Kisah Pilu Korban Banjir Aceh Tamiang yang Kelaparan

    Menurut Wahyu Putra Pratama, banjir mulai menerobos kampungnya saat Maghrib. Situasi itu mengharuskan dia mengevakuasi anak-anak ke lantai dua rumah. 

    Di lantai dua rumah tersebut, dia tidak hanya bersama keluarganya, tapi dengan 50 orang lainnya. Semua berada di ruangan yang sama, mencoba menyelamatkan diri dari banjir. 

    “Jadi kami kumpul di sana, semua kumpul di situ, apa pun yang terjadi semua di situ,” kata Wahyu, dikutip Minggu (7/12/2025). 

    Banjir di wilayahnya setinggi atap rumah. Makanya, kata Wahyu, banyak rumah yang hancur terbawa arus banjir. 

    Di tengah keterbatasan, Wahyu dan beberapa pria dewasa lainnya mencoba mencari makan di tengah banjir. Dia berenang, melawan arus dan menantang maut. Semua dilakukan demi bisa memberi bantuan kepada warga lain.  

    “Kami cari makanan, apa pun itu, kelapa, kami berenang biar gak hanyut,” ujarnya.  

    “Ada nasi beras dikit, kami masak pakai api, sesendok-sendok satu orang, itu pun diprioritaskan untuk anak-anak. Kami (orang dewasa) gak usah (makan),” katanya. 

    Wahyu menerangkan, dia dan 50 orang lainnya terjebak di lantai dua rumah selama lima hari dengan logistik seadanya. Hingga akhirnya di hari keenam pagi, air mulai surut, tapi tetap bertahan di lantai dua rumah tersebut. 

    “Selama itu, ya, gak ada logistik, ada pun sisa-sisa apa yang dikasih. Kami bertahan dengan makan apa pun, buah kates, pisang,” ungkap Wahyu

  • Harga Pangan Makin Mahal Jelang Nataru, Ikappi Soroti Minyakita di Atas HET

    Harga Pangan Makin Mahal Jelang Nataru, Ikappi Soroti Minyakita di Atas HET

    Bisnis.com, JAKARTA — Harga sejumlah komoditas pangan mulai merangkak naik di berbagai pasar tradisional menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru). Kenaikan terjadi pada beras premium, cabai, bawang, hingga minyak goreng Minyakita.

    Sekretaris Jenderal Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Reynaldi Sarijowan mengatakan harga pangan yang meningkat kali ini mencakup berbagai komoditas penting.

    Reynaldi menuturkan per 3 Desember 2025, beras medium terpantau relatif stabil, namun beras premium masih berada di level tinggi sekitar Rp15.500–Rp15.600 per kilogram.

    Komoditas cabai juga menjadi salah satu kelompok yang paling mengalami lonjakan. Cabai merah keriting tercatat di harga Rp65.000 per kilogram, cabai rawit Rp69.000 per kilogram, dan cabai merah TW dibanderol Rp68.000 per kilogram.

    Reynaldi menilai lonjakan ini terjadi seiring semakin dekatnya momentum Nataru yang biasanya meningkatkan permintaan.

    “Cabai-cabaian ini mengalami lonjakan, tentu mengingat beberapa pekan lagi kita akan memasuki Natal dan Tahun Baru,” kata Reynaldi kepada Bisnis, dikutip Minggu (7/12/2025).

    Senada, bawang putih mulai bergerak ke kisaran Rp40.000 per kilogram dan bawang merah mencapai Rp49.000 per kilogram. Sementara itu, harga ayam masih stagnan di kisaran Rp40.000 per kilogram, sedangkan telur berada pada rentang Rp30.500–Rp31.000 per kilogram. Untuk gula pasir juga berada di kisaran Rp18.000 per kilogram.

    Namun, Reynaldi menyebut minyak goreng Minyakita masih menjadi sorotan lantaran harganya masih berada di atas harga eceran tertinggi (HET). Adapun minyak goreng curah ikut bergerak naik ke level Rp19.000 per liter.

    “Minyakita ini yang menurut kami menjadi sorotan karena harganya masih di atas HET yang seharusnya Rp15.700 per liter sekarang di Rp17.850 per liter,” ujarnya.

    Menurutnya, belum turunnya harga minyak goreng Minyakita mengindikasikan adanya persoalan pada rantai tata niaga, baik dari sisi pasokan maupun regulasi yang berlaku.

    Ikappi pun mempertanyakan mengapa harga Minyakita masih di atas HET, padahal pemerintah telah merevisi aturan terkait. Menurutnya, ketersediaan minyak goreng nasional yang melimpah seharusnya menjadikan harga lebih stabil.

    Di sisi lain, Reynaldi menuturkan gangguan logistik di Sumatra menjadi tantangan tambahan dalam distribusi komoditas pangan.

    Adapun, Ikappi tengah memetakan sejumlah kabupaten/kota yang terdampak kerusakan infrastruktur seperti putusnya jembatan, sehingga jalur darat tidak dapat dilalui.

    Dia menuturkan, kondisi ini menghambat pasokan ke wilayah Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat, kecuali untuk makanan jadi yang bisa dikirim melalui jalur udara. Imbasnya, distribusi kebutuhan pokok, terutama komoditas pangan segar, masih sulit menjangkau sejumlah pasar di daerah tersebut.

  • Bapanas-ID Food Salurkan Sembako Beras-Minyak ke Sumut

    Bapanas-ID Food Salurkan Sembako Beras-Minyak ke Sumut

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pangan Nasional (Bapanas) bersama PT Rajawali Nusindo (RNI)/ID Food Kantor Wilayah Medan menyalurkan bantuan pangan ke sejumlah titik yang masih terendam di Kabupaten Langkat, Sumatra Utara.

    Bantuan tersebut difokuskan untuk memenuhi kebutuhan dapur umum dan kebutuhan mendesak warga yang selama lebih dari sepekan terisolasi akibat banjir.

    Tim Bapanas dan ID Food menyiapkan paket bantuan yang berisi 2,5 ton beras Sania kemasan 5 kilogram, 500 liter minyak goreng, 500 kilogram gula konsumsi, 30 dus mi instan cup, serta 100 dus air mineral.

    Adapun, bantuan tersebut dikirim ke desa-desa di Kecamatan Tanjungpura yang menjadi titik banjir terparah. Di kecamatan ini, tercatat 631 kepala keluarga terdampak langsung, 230 hektare lahan pertanian terendam, dan layanan listrik, internet, serta air bersih belum pulih hingga hari kesembilan.

    Di sisi lain, Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas I Gusti Ketut Astawa menyampaikan penyaluran Cadangan Beras Pemerintah (CBP) bantuan bencana di Sumatra Utara terus menunjukkan progres.

    Tercatat, Humbang Hasundutan telah menuntaskan penyaluran 100%, disusul Mandailing Natal yang mencapai 96,67%. Kemudian, Kota Binjai menyalurkan 64,70%, Tapanuli Utara 50,75%, dan Kota Medan 34,74%. Daerah-daerah lain di wilayah Sumatra Utara juga terus menggenjot penyaluran beras.

    Ketut menuturkan dukungan ID Food Group melalui RNI, Nusindo, dan PPI diarahkan untuk memperkuat pasokan bagi tiga wilayah utama, yakni Deliserdang, Langkat, dan Medan Labuhan.

    “Ini bagian dari kegiatan RNI, Nusindo, PPI, dan ID Food untuk memperkuat distribusi. Semoga bantuan ini bermanfaat bagi saudara-saudara kita yang sedang mengalami banjir,” kata Ketut dalam keterangan tertulis, Minggu (7/12/2025).

    Ketut menambahkan, arah kebijakan ini sejalan dengan instruksi Menteri Pertanian/Kepala Bapanas Andi Amran Sulaiman agar setiap permintaan bantuan dari kabupaten/kota diproses cepat tanpa birokrasi rumit, selama data dan status daruratnya valid.

    Selain itu, sambung dia, pemerintah pusat memastikan ketersediaan stok pangan serta menjamin penyalurannya sampai ke desa-desa yang paling terdampak.

  • 8
                    
                        "Pak Presiden, 12 Hari Banjir Aceh Tidak Ada Bantuan dari Pemerintah Indonesia…"
                        Regional

    8 "Pak Presiden, 12 Hari Banjir Aceh Tidak Ada Bantuan dari Pemerintah Indonesia…" Regional

    “Pak Presiden, 12 Hari Banjir Aceh Tidak Ada Bantuan dari Pemerintah Indonesia…”
    Tim Redaksi
    ACEH UTARA, KOMPAS.com
    – Pengungsi korban banjir di Kecamatan Sawang, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh mengeluhkan belum adanya bantuan dari pemerintah pusat hingga 12 hari pascabencana.
    Isbahanur (35), warga
    Sawang
    , menyampaikan keluhan tersebut saat ditemui di lokasi pengungsian, Minggu (7/12/2025).
    “Pak Presiden, belum ada bantuan dari Pemerintah Indonesia hingga saat ini ke pedalaman ini,” kata Isbahanur.
    Ia mengungkapkan, hingga kini listrik dan jaringan telekomunikasi di wilayah pedalaman masih padam.
    “Pagi kami balik ke rumah membersihkan sisa lumpur, tingginya bisa satu sampai dua meter. Itu melelahkan sekali, sembari memetik sisa sayur untuk dimasak di pengungsian,” ujarnya.
    Selama di pengungsian, kata dia, stok beras masih mencukupi. Selain itu, relawan mulai berdatangan membawa mi instan dan telur.
    “Kalau lauknya, kami sebut kuah ie mata (lauk air mata), karena sayur direbus semuanya,” ucapnya.
    Ia menyebut, dua desa yang hingga kini paling terisolasi di Kecamatan Sawang adalah Desa Babah Krueng dan Desa Riseh.
    “Lumpur badan jalan masih penuh. Tidak bisa dilalui kendaraan menuju dua desa itu,” katanya.
    Menurut Isbahanur, kebutuhan mendesak warga saat ini adalah obat-obatan, selimut, kelambu, dan pakaian.
    “Pak Presiden warga kami belum merasakan bantuan dari Pemerintah Indonesia hingga hari ini. Tolong intruksikan seluruh kekuatan Presiden bantu kami,” ujarnya.
    Sebelumnya diberitakan, banjir melanda 18 kabupaten/kota di Provinsi Aceh. Sejumlah korban jiwa masih dalam pencarian. Ribuan rumah rusak dan sejumlah fasilitas umum lumpuh.
    Untuk Kabupaten
    Aceh Utara
    dan Aceh Timur, banjir mulai terjadi sejak 22 November 2025.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • BLT Kesra 2025 Disalurkan Secara Door to Door untuk Lansia

    BLT Kesra 2025 Disalurkan Secara Door to Door untuk Lansia

    Liputan6.com, Jakarta – Program Bantuan Langsung Tunai Kesejahteraan (BLT Kesra) terus dikebut penyalurannya hingga akhir Desember 2025. PT Pos Indonesia (Persero) selaku salah satu mitra penyalur pemerintah, terpantau menyalurkan BLT Kesra di Mataram, Nusa Tenggara Barat. Proses penyaluran di wilayah tersebut berlangsung lancar.

    Proses penyaluran BLT Kesra ini berjalan lancar berkat proses pendataan, verifikasi, hingga pencairan bantuan yang dilakukan dengan baik melalui tahap koordinasi antara Dinas Sosial, pendamping sosial, dan PT Pos Indonesia.

    Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Pejeruk, Eni Suaryati, menjelaskan pendataan penerima BLT Kesra dilakukan dengan mengacu pada tingkat kesejahteraan masyarakat.

    “Kategorinya dilihat dari desilnya, dari desil 1 sampai 5, dan juga kesejahteraan masyarakat,” ujar Eni, Minggu (7/12/2025).

    Ia tak menampik terdapat sejumlah tantangan saat melakukan penyaluran BLT Kesra. Salah satunya, ketika masyarakat berharap mendapat bantuan ganda. Namun, hal tersebut bisa diatasi setelah pihaknya terus memberikan pengarahan dan penjelasan yang baik kepada warga.

    “Tantangannya, masyarakat kadang meminta bantuannya, kadang kita tidak boleh, semakin dia sudah mendapat beras, dia ingin mendapat juga bantuan. Dia ingin double mendapat bantuannya,” kata Eni.

    Pada kesempatan itu, Eni juga mengungkapkan proses penyaluran bantuan agar tepat sasaran. Agar bantuan tepat sasaran, verifikasi dilakukan langsung di tingkat lingkungan.

    “Verifikasi data ke bawah, kerja sama dengan Pak RT, pengurus lingkungan. Kita menerima nama itu dari atas, dari memo,” katanya.

    Eni juga memastikan pihaknya berkoordinasi dengan Pos Indonesia. Menurutnya, koordinasi dengan Pos Indonesia berjalan baik, terutama dalam menangani warga yang kesulitan datang ke kantor pos.

    “Tetap kita saling koordinasi sama Pos Indonesia. Kalau ada warga yang belum menerima, silakan ke Kantorpos. Kalau ada yang lansia, petugas Pos akan turun ke rumahnya langsung atau door to door,” ucapnya.

     

  • BNPB: Korban Meninggal Dunia Bencana Sumatra Capai 914 Jiwa 6 Desember 2025

    BNPB: Korban Meninggal Dunia Bencana Sumatra Capai 914 Jiwa 6 Desember 2025

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan data korban meninggal dunia akibat bencana banjir di Sumatra mencapai 914 jiwa.

    Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BNPB, Abdul Muhari mengatakan ratusan orang jiwa orang meninggal dunia itu berasal dari tiga provinsi mulai dari Aceh, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara.

    “Hari ini, Sabtu 6 Desember 2025, jumlah korban meninggal secara total itu 914 jiwa. Jadi bertambah 47 jiwa dari posisi kemarin di 867 jiwa,” ujar Abdul dalam konferensi pers, Sabtu (6/12/2025).

    Dia menambahkan, korban meninggal dunia paling banyak tercatat di Aceh sebanyak 359 jiwa; Sumatra Utara 329 jiwa dan Sumatra Barat 226 jiwa.

    Sementara itu, kata Abdul, peristiwa bencana ini masih menyisakan 389 korban yang masih hilang. Jumlah ini telah berkurang dibandingkan dengan hari sebelumnya yang mencapai 520-an jiwa.

    “Sehingga data korban hilang yang per kemarin itu masih berjumlah 521 jiwa, per hari ini dari rekap Pusdalop BNPB di tiga provinsi itu berjumlah 389 jiwa. Tentu saja kita harapkan angka ini terus turun,” pungkasnya.

    Sekadar informasi, kementerian/lembaga dan stakeholder terkait terus menyalurkan bantuan logistik yang didominasi menggunakan jalur udara. Bantuan ini meliputi makanan, air bersih, popok, selimut, obat-obatan, beras, tenda, hingga matras.

    Pasokan bahan bakar minyak pun mulai disuplai melalui jalur darat. Kementerian ESDM mengeluarkan pengecualian penggunaan barcode bagi wilayah yang terdampak.

    Perbaikan listrik juga tengah dilakukan oleh PLN. Selain itu, pemerintah memberikan router Starlink agar akses komunikasi berjalan optimal. 

    Selain itu, Polri juga mendapatkan mandat untuk menghubungkan kembali jalur yang terputus akibat banjir dahsyat yang melanda Sumatra sejak akhir November 2025.