Produk: Beras

  • Harga Pangan Hari Ini, 21 September 2025: Beras Turun, Daging Ayam & Ikan Naik

    Harga Pangan Hari Ini, 21 September 2025: Beras Turun, Daging Ayam & Ikan Naik

    Bisnis.com, JAKARTA — Harga rata-rata nasional sejumlah komoditas pangan utama mengalami pergerakan beragam pada Minggu (21/9/2025). Beras tercatat turun, sementara beberapa komoditas kaya protein seperti daging ayam dan ikan justru naik.

    Berdasarkan data panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) pukul 08.10 WIB, harga rata-rata beras premium di Tanah Air turun 0,42% menjadi Rp15.889 per kilogram dibandingkan hari sebelumnya. Beras medium turun lebih dalam, yakni 1,72% ke Rp13.614 per kilogram, sedangkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Perum Bulog turun 0,80% ke Rp12.444 per kilogram.

    Sejumlah komoditas lain juga mengalami penurunan. Jagung peternak turun 4,89% ke Rp6.325 per kilogram, kedelai biji kering impor turun 2,52% menjadi Rp10.445 per kilogram, dan bawang merah merosot 4,75% ke Rp38.310 per kilogram. Bawang putih bonggol turun 3,72% ke Rp35.816 per kilogram.

    Harga cabai pun turun serentak. Cabai merah keriting turun 8,12% ke Rp54.730 per kilogram, cabai merah besar merosot 10,89% ke Rp43.500 per kilogram, dan cabai rawit merah lebih murah 7,97% menjadi Rp43.909 per kilogram.

    Adapun daging sapi murni turun 1,96% menjadi Rp132.669 per kg, sementara telur ayam ras turun 0,4% ke Rp29.680 per kilogram. Gula konsumsi turun 1,74% ke Rp17.757 per kilogram, garam konsumsi turun 3,6% ke Rp11.170 per kilogram, tepung terigu curah turun 2,88% ke Rp9.449, dan tepung terigu kemasan lebih murah 3,67% ke Rp12.494.

    Untuk minyak goreng, harga kemasan dan curah masing-masing turun 2,1% dan 2,44% menjadi Rp20.408 dan Rp17.105 per liter. Sementara itu, Minyakita juga turun 2% menjadi Rp17.087 per liter.

    Penurunan harga juga terjadi pada daging kerbau segar lokal yang turun 1,88% ke Rp138.667 per kilogram, serta daging kerbau beku impor yang turun 5,58% ke Rp98.889 per kilogram. Ikan bandeng ikut turun 0,42% menjadi Rp35.223 per kilogram.

    Sebaliknya, beberapa komoditas mencatat kenaikan harga. Daging ayam ras naik tipis 0,61% ke Rp38.414 per kilogram. Ikan kembung naik 0,25% ke Rp42.000 per kilogram, sementara ikan tongkol naik 0,73% ke Rp34.993 per kilogram.

  • Harga Beras Premium dan Cabai Rawit Kompak Turun di Akhir Pekan

    Harga Beras Premium dan Cabai Rawit Kompak Turun di Akhir Pekan

    JAKARTA – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga beras premium di tingkat konsumen turun menjadi Rp15.916 per kilogram (kg) dari sebelumnya Rp15.988 per kg, begitu pun cabai rawit merah Rp46.677 per kg dari sebelumnya Rp47.995 per kg.

    Mengutip Antara, berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas di Jakarta, Sabtu, pukul 10.00 WIB, harga pangan lainnya di tingkat pedagang eceran secara nasional beras medium di harga Rp13.734 per kg turun dari sebelumnya Rp13.847 per kg, beras Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) Rp12.504 per kg turun dari sebelumnya Rp12.555 per kg.

    Komoditas jagung Tk peternak tercatat Rp6.520 per kg turun dari sebelumnya Rp6.642 per kg, kedelai biji kering (impor) di harga Rp10.632 per kg turun dari sebelumnya Rp10.699 per kg.

    Berikutnya bawang merah Rp39.315 per kg turun dari sebelumnya Rp40.473 per kg, bawang putih bonggol di harga Rp36.738 per kg turun dari hari sebelumnya Rp37.328 per kg.

    Selanjutnya, komoditas cabai merah keriting di harga Rp58.365 per kg turun dari sebelumnya Rp58.623 per kg, lalu cabai merah besar di harga Rp47.322 per kg turun dari sebelumnya Rp48.359 per kg.

    Lalu daging sapi murni Rp134.691 per kg turun dari sebelumnya Rp134.976 per kg, daging ayam ras Rp38.197 per kg naik dari sebelumnya Rp38.115 per kg, lalu telur ayam ras Rp29.824 per kg turun dari sebelumnya Rp29.842 per kg.

    Sementara itu, gula konsumsi di harga Rp18.011 per kg turun dari sebelumnya Rp18.063 per kg.

    Kemudian, minyak goreng kemasan Rp20.965 per liter naik dari sebelumnya Rp20.899 per liter, minyak goreng curah Rp17.361 per liter turun dari sebelumnya Rp17.557 per liter, MinyaKita Rp17.340 per liter turun dari sebelumnya Rp17.444 per liter.

    Selanjutnya, tepung terigu curah Rp9.617 per kg turun dari sebelumnya Rp9.747 per kg, lalu tepung terigu kemasan Rp12.885 per kg turun dari sebelumnya Rp12.934 per kg.

    Komoditas ikan kembung di harga Rp42.826 per kg naik dari sebelumnya Rp42.005 per kg, ikan tongkol Rp34.747 per kg turun dari sebelumnya Rp34.759 per kg, ikan bandeng Rp34.653 per kg turun dari sebelumnya Rp35.389 per kg.

    Selanjutnya, garam konsumsi di harga Rp11.430 per kg turun dari hari sebelumnya Rp11.522 per kg.

    Sementara itu, daging kerbau beku (impor) di harga Rp103.221 per kg turun dari sebelumnya Rp106.099 kg, daging kerbau segar lokal Rp138.421 per kg turun dari sebelumnya mencapai Rp140.924 per kg.

  • KSP Qodari Nilai Realokasi Anggaran MBG Tak Terserap adalah Langkah Tepat
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        20 September 2025

    KSP Qodari Nilai Realokasi Anggaran MBG Tak Terserap adalah Langkah Tepat Nasional 20 September 2025

    KSP Qodari Nilai Realokasi Anggaran MBG Tak Terserap adalah Langkah Tepat
    Penulis
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Muhammad Qodari menilai, wacana realokasi anggaran program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tidak terserap sebagai langkah tepat.
    Penilaiannya itu disampaikan ketika menanggapi rencana Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa untuk mengalihkan anggaran MBG ke porgram-program malin maupun membayar utang negara.
    “Harusnya langkah yang tepat ya. Pak Prabowo ini kan efisiensi dan realokasi. Kalau dana diambil dari, katakanlah kantong A, dipindahkan ke kantong B, katakanlah kantong B ini MBG. Kantong B serapannya 10 persen, yang 90 persen ini (dana awal) kan enggak ngucur, enggak ada likuiditas,” ujar Qodari di Jakarta, dilansir ANTARA, Sabtu (20/9/2025).
    Secara logika, langkah tersebut dinilai tepat oleh Qodari. Namun, membutuhkan pematangan teknis lebih lanjut agar tak ada penyendatan anggaran program lain.
    Selain itu, Qodari mengatakan bahwa sebaiknya anggaran yang tak terserap bisa digunakan untuk membiayai program lain yang berdampak langsung ke masyarakat.
    “Saya kalau jadi Pak Purbaya juga sama. Dana yang 90 (persen) ini kalau enggak turun-turun lebih baik didistribusikan kepada program-program yang lain. Agar apa? Agar ekonomi bergerak, kesejahteraan masyarakat juga terpenuhi,” ujar Qodari.
    Sebelumnya, Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan bakal mengalihkan anggaran program MBG ke program lain.
    Termasuk ke program bantuan pangan beras 10 kg, jika anggaran MBG tidak terserap dengan baik
    “Saya akan alihkan ke tempat lain yang lebih siap atau ke masyarakat, seperti perluasan bantuan yang dua kali 10 kilogram beras,” kata Purbaya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (19/9/2025).
    Hal ini dikatakannya menyusul rencana patroli ke sejumlah kementerian/lembaga untuk memonitor penyerapan anggaran.
    Purbaya menyampaikan bahwa pengalihan anggaran bisa membuat durasi pemberian bantuan pangan beras lebih panjang.
    Sebab, sejauh ini, pemerintah baru resmi memberi perpanjangan bantuan pangan beras selama dua bulan ke depan pada Oktober-November 2025.
    Ia pun menyatakan bahwa kebijakan ini sejatinya bukan untuk menegur Badan Gizi Nasional (BGN), melainkan untuk membantu penyerapan. Jika BGN mampu menyerap dengan baik, hal itu akan jauh lebih baik.
    “Bukan negur, kita membantu. Kita bantu secepatnya, tapi kalau enggak bisa juga, kita ambil duitnya. Kan gitu fair, kan. Daripada nganggur duitnya, kan saya bayar bunga juga,” tutur Purbaya.
    “Tapi kalau memang bisa diserap, kan bagus. Jadi saya enggak negur, tapi saya mendukung. Tapi kalau enggak jalan, saya ambil duitnya,” sambungnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Harga Beras Khusus Disebut Tidak Wajar, Core Dorong Evaluasi Struktur Biaya

    Harga Beras Khusus Disebut Tidak Wajar, Core Dorong Evaluasi Struktur Biaya

    Bisnis.com, JAKARTA — Pengamat pertanian dari Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Eliza Mardian, menilai perlu adanya evaluasi menyeluruh terhadap struktur biaya beras khusus untuk memastikan tidak terjadi distorsi pasar.

    Menurut Eliza, konsumen berhak mendapatkan harga yang wajar sehingga diperlukan evaluasi terhadap struktur biaya beras khusus. Terlebih, lanjut dia, beras merupakan produk pangan pokok.

    “Beras khusus ini kan segmennya niche market, di mana prinsip supply-demand seharusnya berlaku bebas. Tapi kalau harga dirasa tidak wajar, markup-nya berlebih, ini perlu ada transparansi dari sisi cost structure,” kata Eliza kepada Bisnis, dikutip pada Sabtu (20/9/2025).

    Eliza menilai, perlu adanya transparansi terhadap struktur harga beras khusus, mulai dari biaya produksi, biaya distribusi, margin distribusi, hingga biaya operasional ritel. 

    Berdasarkan kalkulasinya, biaya produksi beras khusus paling tinggi hanya sekitar 10–15% lebih mahal dari beras reguler. Namun di pasar, selisih harga bisa mencapai 50% atau lebih.

    “Setelah di-packing menarik dan diberikan brand tertentu harga jualnya 50% lebih mahal, itu sinyal distorsi pasar yang perlu dikoreksi,” ujarnya.

    Lebih lanjut, Eliza menyebut, dorongan untuk mengevaluasi struktur biaya bukan berarti intervensi berlebihan dari negara. Menurut dia, evaluasi justru merupakan instrumen penting dalam memastikan pasar berjalan transparan dan adil, terutama jika menyangkut komoditas pangan pokok seperti beras.

    “Pemerintah di banyak negara tetap campur tangan untuk cegah distorsi, meski swasta punya kebebasan besar menetapkan harga,” tuturnya.

    Eliza menambahkan, pasar beras khusus di Indonesia belum sepenuhnya terbangun secara efisien dan masih minim transparansi.

    Padahal, lanjut dia, di sejumlah negara seperti Thailand dan Vietnam, regulasi telah mendorong keterbukaan informasi, bahkan tanpa menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET).

    Dia menuturkan, Thailand tidak membatasi harga dengan ketat, melainkan menekankan kejujuran informasi agar konsumen bisa membuat keputusan rasional.

    Di sisi lain, sambung dia, Vietnam justru mewajibkan keterbukaan harga dari hulu ke hilir untuk mencegah manipulasi dan menjamin keadilan.

  • Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, Lima Desa di NTT Dilanda Hujan Abu dan Krisis Air Bersih
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        20 September 2025

    Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, Lima Desa di NTT Dilanda Hujan Abu dan Krisis Air Bersih Regional 20 September 2025

    Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, Lima Desa di NTT Dilanda Hujan Abu dan Krisis Air Bersih
    Tim Redaksi
    SIKKA, KOMPAS.com –
    Sebanyak lima desa di Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) terdampak hujan abu vulkanik akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, sejak Jumat (19/9/2025) malam.
    Kelima desa tersebut adalah Udek Duen, Hikong, Ojang, Timu Tawa, dan Kringa.
    Desa-desa ini berada dalam radius 10–15 kilometer dari pusat erupsi dan berada di wilayah kerja Puskesmas Boganatar.
    “Hujan abu sejak tadi malam,” ujar Maria Yukensi Pogon, Kepala Puskesmas Boganatar, saat dihubungi pada Sabtu (20/9/2025).
    Menurut Yukensi, wilayah terdampak tidak hanya mengalami hujan abu, tetapi juga terpapar pasir vulkanik.
    Kondisi ini telah menyebabkan krisis air bersih dan kerusakan hasil pertanian, terutama sayuran yang kini terkontaminasi abu.
    “Air minum dan sembako terutama beras yang menjadi kebutuhan warga saat ini,” ungkap Yukensi.
    Warga juga kesulitan mengakses bahan makanan bersih dan aman dikonsumsi, karena debu vulkanik menyelimuti tanaman dan sumber air.
    Dalam kondisi darurat ini, Puskesmas Boganatar memastikan pelayanan kesehatan tetap berjalan, tidak hanya di puskesmas, tetapi juga dengan turun langsung ke desa-desa terdampak.
    “Pelayanan tidak hanya dilakukan di puskesmas, tetapi kami juga turun ke desa-desa,” jelas Yukensi.
    Karena aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki masih berlangsung, Yukensi mengimbau warga untuk tetap waspada dan membatasi aktivitas di luar rumah.
    “Di rumah saja, keluar rumah kalau penting. Tapi harus memakai masker. Sayur-sayuran jangan dikonsumsi dulu,” pintanya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Fraksi PDIP Desak Bulog dan Disperindag Kendalikan Lonjakan Harga Beras di Jatim

    Fraksi PDIP Desak Bulog dan Disperindag Kendalikan Lonjakan Harga Beras di Jatim

    Surabaya (beritajatim.com) – Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jawa Timur, Erma Susanti, mendesak Bulog Divre Jatim dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jatim segera turun tangan mengendalikan lonjakan harga beras. Menurut dia, kenaikan harga yang terjadi di sejumlah daerah sudah memberatkan masyarakat dan tidak boleh dibiarkan berlarut-larut.

    “Ya ini Bulog harus intensif mengeluarkan berasnya dengan harga yang murah. Ada pergerakan harga dan di beberapa daerah harganya sudah naik,” tegas Erma, Sabtu (20/9/2025).

    Erma mengungkapkan, harga beras premium dalam kemasan lima kilogram kini mencapai Rp83 ribu, jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan Bulog sekitar Rp55 ribu. Kondisi ini, menurut dia, sangat meresahkan masyarakat dan berpotensi mengancam ketahanan pangan rumah tangga.

    “HET Bulog lima lima ribu, tapi ternyata sejenisnya sudah enam puluhan, bahkan ada beras murah dijual lima delapan ribu,” ujarnya.

    Berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas) per 11 September 2025, rata-rata harga beras kualitas medium secara nasional mencapai Rp14.530/kg. Sementara untuk kualitas premium berada di angka Rp16.280/kg, naik sekitar 7-10 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

    Kenaikan ini dipicu distribusi yang belum merata, pasokan yang terganggu akibat musim tanam, cuaca ekstrem, dan hambatan logistik ke daerah terpencil. Erma menilai pemerintah daerah harus segera mengambil langkah intervensi agar situasi ini tidak semakin membebani masyarakat.

    Selain itu, Erma juga menyoroti penyaluran beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) yang dinilai belum berjalan optimal. Meski stok tersedia, banyak masyarakat yang masih kesulitan mendapatkan beras tersebut, khususnya di pasar tradisional dan daerah dengan kenaikan harga tertinggi.

    “Problem keberadaan beras SPHP ini harus segera dibenahi. Jangan sampai hanya jadi data di atas kertas, sementara masyarakat di lapangan kesulitan mendapatkannya,” tegas Erma.

    Total alokasi SPHP untuk Jawa Timur mencapai 173.000 ton, namun realisasi penyalurannya baru sekitar 5,73 persen. Di wilayah Malang misalnya, Bulog mencatat stok mencapai 68.000 ton, dengan target penyaluran 23.000 ton hingga akhir tahun, sehingga masih ada surplus sekitar 45.000 ton yang belum tersalurkan.

    Menurut Erma, fakta tersebut menunjukkan lemahnya distribusi SPHP di lapangan. Dia meminta pemerintah daerah mempercepat penyaluran melalui operasi pasar dan memperluas akses ke wilayah terdampak.

    “Koordinasi Bulog dengan Disperindag Jatim harus diperkuat. Jangan sampai masyarakat semakin kesulitan hanya karena harga beras yang tak terkendali. Pemerintah daerah harus hadir memberi kepastian,” pungkas legislator asal Dapil Blitar-Tulungagung itu. [asg/ian]

  • Harga Pangan Hari Ini Sabtu (20/9): Cabai, Daging & Telur Kompak Naik

    Harga Pangan Hari Ini Sabtu (20/9): Cabai, Daging & Telur Kompak Naik

    Bisnis.com, JAKARTA — Mayoritas komoditas pangan mengalami kenaikan harga pada Sabtu (20/9/2025). Komoditas pangan tersebut antara lain seperti kedelai, cabai, daging, hingga telur.

    Melansir Panel Harga Badan Pangan Nasional, kenaikan harga paling tinggi terjadi pada cabai merah besar. 

    Kini, harga cabai merah besar dipatok Rp32.625 per kg. Angka ini melonjak dibanding rata-rata harga pekan lalu, yakni Rp26.280 per kg.

    Selanjutnya, harga cabai merah keriting naik dari Rp41.818 pada pekan lalu menjadi Rp47.629 per kg. Sementara, harga cabai rawit merah naik dari Rp27.568 menjadi Rp28.890 per kg.

    Lalu, kedelai biji kering (lokal) kini dipatok Rp9.000 per kg. Harga tersebut naik dibanding rata-rata pekan lalu yang senilai Rp8.905 per kg.

    Berikutnya, harga rata-rata bawang merah kini dibanderol Rp27.286 per kg. Angka tersebut naik dibanding pekan sebelumnya, yakni Rp26.099 per kg.

    Tak ketinggalan, harga daging sapi (hidup) naik dari Rp52.239 menjadi Rp54.247 per kg. Daging ayam ras (hidup) juga naik dari Rp21.929 menjadi Rp23.303 per kg.

    Kemudian, harga telur ayam ras naik dari Rp25.229 pada pekan lalu menjadi Rp25.627 per kg hari ini. Adapun harga gula konsumsi naik dari Rp14.747 menjadi Rp15.000 per kg.

    Di sisi lain, sejumlah komoditas pangan mengalami penurunan harga. Perinciannya, gabah kering panen tingkat petani kini dipatok Rp6.713 per kg. Angka ini turun dibandingkan pekan lalu yang senilai Rp6.800 per kg.

    Lalu, gabah kering panen tingkat penggilingan juga turun dari Rp7.945 menjadi Rp7.906 per kg. Lalu, beras medium penggilingan turun dari Rp13.163 menjadi Rp13.080 per kg.

    Berikutnya, harga beras premium penggilingan turun dari Rp14.477 pada pekan lalu menjadi Rp14.417 per kg.

    Sementara itu, harga jagung pipilan kering kini dipatok Rp5.451 per kg. Angka ini turun dibanding rata-rata harga pada pekan lalu, yakni Rp5.504 per kg.

  • PBB: Korut Gencar Hukum Mati Penonton Film Drama Korsel

    PBB: Korut Gencar Hukum Mati Penonton Film Drama Korsel

    Jakarta

    Menurut laporan Kantor Hak Asasi Manusia PBB (OHCHR), rakyat Korea Utara saat ini hidup di bawah rezim paling represif di dunia. Hukuman mati, konon, dijatuhkan hanya karena terpidana berbagi konten asing, termasuk drama televisi Korea Selatan.

    Dokumen setebal 14 halaman itu menggambarkan bagaimana kehidupan warga sipil kian terhimpit.

    PBB menyusun laporan ini berdasarkan wawancara dengan sekitar 300 orang yang berhasil melarikan diri dari Korea Utara. Seperti biasa, pemerintah di Pyongyang menolak memberikan akses dan membantah semua temuan tersebut.

    Laporan itu menegaskan bahwa pemerintah Korea Utara “terus menjalankan kendali penuh atas rakyatnya dan secara ketat membatasi hak-hak mendasar, sehingga warga tak bisa membuat keputusan politik, sosial, atau ekonomi sendiri.”

    Hukuman berat untuk penyebar film asing

    PBB juga menyoroti tiga undang-undang yang mengkriminalisasi akses informasi dari luar negeri tanpa izin, melarang konsumsi atau penyebaran publikasi, musik, dan film dari negara “musuh”, hingga melarang penggunaan ungkapan bahasa yang tak sesuai dengan ideologi sosialis.

    “Undang-undang ini menimbulkan keprihatinan serius mengenai pembatasan kebebasan berpendapat dan berekspresi,” tulis laporan itu. Hukuman yang dijatuhkan bisa ekstrem: termasuk hukuman mati terhadap kebebasan berbicara yang dilindungi.

    Hukuman mati bagi warga yang mengakses film asing atau mendengarkan musik Korea Selatan melampaui hukuman bagi delik pembunuhan, “dan bertentangan dengan hak untuk hidup,” kata James Heenan, Kepala Kantor HAM PBB untuk Korea Utara. Dia menyebut sejumlah warga Korut sudah dieksekusi karena menyebarkan serial TV asing, termasuk drama Korsel.

    Sesi “kritik diri” dan penjara angker

    Laporan PBB mencatat bagaimana penguasa di Pyongyang menggelar pemilu hanya sebatas simbol. Rakyat juga berulang kali diwajibkan ikut sesi “kritik diri”, serta harus tunduk pada indoktrinasi partai.

    Akibatnya, kebebasan bergerak makin terbatas, sementara para pembelot melaporkan adanya penyiksaan dan perlakuan buruk di tahanan pemerintah.

    “Banyak saksi menyebut melihat kematian di tahanan akibat penyiksaan, kerja paksa, kelaparan, dan bunuh diri,” ungkap laporan itu. Makanan dan perawatan medis di penjara sangat minim.

    Kim Eujin, yang melarikan diri bersama ibunya pada 1990-an dan kini bekerja di Seoul bersama organisasi pembelot, membenarkan situasi yang makin buruk. “Pemerintah saat ini mengontrol setiap bagian hidup rakyat, itulah cara mereka menjaga kendali,” ujarnya.

    “Orang-orang dieksekusi mati hanya karena menonton atau menyebar konten televisi dari luar negeri,” imbuh Kim. “Ada terlalu banyak aturan yang bisa digunakan buat menghukum rakyat, ini adalah bentuk kendali total.”

    Kuasai pangan, kendalikan rakyat

    Dia menambahkan, rakyat kini dilarang menjual beras, jagung, atau pangan pokok lain di pasar. Satu-satunya cara mendapat kebutuhan dasar hanyalah melalui toko pemerintah dengan harga lebih tinggi.

    “Baik rakyat maupun pemerintah paham bahwa jika rejim mengendalikan akses pangan, mereka bisa mempersulit hidup semua yang tidak menaati aturan mereka,” kata Kim.

    Selain membatasi akses pangan dan film asing, rejim komunis Korut juga melarang gaya rambut hingga pakaian, bahkan penggunaan kata-kata ala Korea Selatan.

    “Hukum baru ini menunjukkan bahwa undang-undang yang lama tidak efektif dan Kim Jong-un semakin ketakutan jika rakyat tahu bagaimana kehidupan di luar Korea Utara,” ujar Kim Eujin.

    Tenangkan rejim atau bantu rakyat?

    Aktivis HAM lain, Song Young-Chae, mengatakan penderitaan warga Korea Utara sulit dilukiskan hanya dengan kata-kata. Namun dia melihat pembatasan akses pangan dan hiburan justru bisa dibaca sebagai tanda kelemahan rezim. “Jika mereka benar-benar percaya punya kendali penuh, mereka tak perlu menekan rakyat sebegitu kerasnya,” katanya.

    Meski demikian, solusi bagi persoalan HAM di Korea Utara tetap pelik. Ada yang menyarankan bantuan dari luar untuk menaikkan taraf hidup rakyat, sehingga rezim akan merasa “lebih aman”. Namun hubungan dagang dan keamanan Pyongyang yang makin erat dengan Rusia dan Cina menunjukkan arah sebaliknya: jalan otoritarian tetap jadi pilihan.

    Kim Eujin sendiri gamang, antara membantu rakyat Korut atau terus menekan rezim. Dia kecewa pada kebijakan pemerintah baru Korea Selatan yang menghentikan siaran radio ke Utara. “Siaran ini adalah salah satu cara langka bagi rakyat untuk mengetahui dunia luar,” katanya.

    “Saya khawatir, pemerintah akan mencoba menyelesaikan masalah dengan Korea Utara hanya dengan bersikap baik. Tapi itu artinya bersikap baik pada rezim, bukan pada rakyat.”

    Meski ada sedikit perbaikan, seperti berkurangnya kekerasan penjaga penjara dan aturan baru yang seolah memperkuat jaminan pengadilan adil, laporan PBB tetap menyimpulkan: kebebasan di Korea Utara bukan hanya terbelenggu, melainkan juga dijadikan alat represi.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam Bahasa Inggris
    Diadaptasi oleh Rizki Nugraha
    Editor: Yuniman Farid

    (ita/ita)

  • SPPG Bondowoso Butuh 300 Kg Daging Ayam Per Hari untuk Program MBG

    SPPG Bondowoso Butuh 300 Kg Daging Ayam Per Hari untuk Program MBG

    Bondowoso (beritajatim.com) – Ketua Satuan Pendidikan Program Gizi (SPPG) Bondowoso, Mila Afriana Agustin, menegaskan besarnya kebutuhan bahan baku untuk menunjang program makan bergizi gratis yang melibatkan 3.000 hingga 4.000 penerima manfaat setiap hari.

    Ia menyebutkan, kebutuhan beras saja bisa mencapai 300 kilogram per hari. “Sayur juga sama, antara 200 sampai 300 kilogram. Ayam sehari sekitar 300 kilogram, ditambah lele, ikan, telur, hingga susu minimal 150 ml per porsi,” jelas Mila pada Beritajatim.com, Jumat (19/9/2025).

    Untuk memastikan pasokan tersebut, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Diskoperindag, Dinas Pertanian, dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD).

    “Jadi yang masuk kita atur. Program Presiden ini bukan sekadar makan bergizi, tapi juga menggerakkan ekonomi masyarakat. Ibu-ibu bisa menanam di rumah, sehingga punya pemasukan tambahan dan bisa mandiri untuk ketahanan pangan,” tegasnya.

    Selain kebutuhan bahan baku, Mila juga menyinggung soal pengelolaan sampah yang dihasilkan dari kegiatan SPPG.

    Ia menyebutkan pihaknya bekerja sama dengan bank sampah, magot, dan warga sekitar untuk memanfaatkan sampah organik maupun anorganik agar residu seminimal mungkin. (awi/but)

  • Bulog Mojokerto Salurkan Beras SPHP dan Minyakita

    Bulog Mojokerto Salurkan Beras SPHP dan Minyakita

    Mojokerto (beritajatim.com) – Perum Bulog Cabang Mojokerto menyalurkan beras Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) serta minyak goreng Minyakita dalam kegiatan Gerakan Pangan Murah (GPM). Sebanyak 20 ton beras SPHP digelontorkan di seluruh kecamatan di Kabupaten Mojokerto.

    Kepala Perum Bulog Cabang Mojokerto, Muhammad Husin mengatakan, program GPM tersebut diinisiasi oleh Bupati Mojokerto, Muhammad Al Barra bekerja sama dengan perangkat daerah terkait. Kegiatan ini bertujuan menjaga stabilitas harga sekaligus memberikan akses pangan murah bagi masyarakat.

    “Untuk Kecamatan Gedeg, kami sediakan beras SPHP sebanyak 3 ton dan Minyakita sebanyak 120 liter. Sementara di kecamatan lain disediakan 1 ton beras SPHP. Untuk gula, kami tidak menyediakan karena ada dari PG Gempolkrep,” jelasnya, Jumat (19/9/2025).

    Program GPM di Kantor Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto. [Foto ; ist]Menurutnya, antusiasme warga sangat tinggi, terutama di Kecamatan Gedeg yang tercatat paling ramai. Meski begitu, kecamatan lain juga menunjukkan respons positif. Selain itu, Bulog juga bekerja sama dengan TNI-Polri untuk mendistribusikan beras SPHP dan Minyakita agar penyaluran lebih tertib dan tepat sasaran.

    “Hari ini serentak di seluruh kecamatan sesuai arahan Pemda. Dari Dinas Pangan dan Perikanan, informasi yang kami terima, kegiatan ini akan rutin digelar tiap minggu sampai Desember 2025, dengan lokasi bergantian” tambahnya. [tin/but]