Produk: Beras

  • Jalan Swasembada Pangan dari KopDes Merah Putih

    Jalan Swasembada Pangan dari KopDes Merah Putih

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Koperasi (Kemenkop) menilai jalan menuju swasembada pangan bakal terbuka melalui keberadaan Koperasi Desa Merah Putih, mengacu pada perkembangan koperasi di era Orde Baru.

    Sekretaris Kementerian Koperasi Ahmad Zabadi mengatakan bahwa swasembada pangan bukan sekadar cita-cita saat 80.000 Koperasi Desa (KopDes) Merah Putih hadir di Tanah Air. Menurutnya, koperasi memiliki peluang besar seperti yang terjadi di Orde Baru melalui Koperasi Unit Desa (KUD).

    “80% stok pangan nasional khususnya beras, itu dikontribusikan oleh koperasi melalui KUD pada zaman itu,” ujarnya dalam forum redaktur 1 Tahun Pemerintahan Kabinet Merah Putih: Bangun Ekonomi Kerakyatan melalui Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih di Jakarta, Jumat (24/10/2025). 

    Dia menuturkan, KUD bisa berperan berkat proses transformasi kelembagaan, termasuk melalui merger atau amalgamasi. Dia pun menyebut bahwa masa Orde Baru menjadi periode penting dalam sejarah koperasi di Indonesia. Saat itu, koperasi berhasil berkontribusi besar terhadap stabilitas ekonomi desa dan pencapaian swasembada pangan nasional.

    ”Itulah masa yang boleh dikatakan ‘masa keemasan’ perjalanan koperasi di Indonesia dan kontribusi tidak main-main karena pernah membawa Indonesia swasembada pangan,” tuturnya.

    Dari catatan Bisnis, Kemenkop telah melakukan groundbreaking di 1.134 titik dan jumlahnya terus bertambah. Untuk memastikan pelaksanaan program berjalan tepat sasaran, Kemenkop menyiapkan sistem pendampingan dan pengawasan melalui perekrutan 8.000 Business Assistant dan 1.100 Project Management Officer (PMO).

    Lebih lanjut, terkait KopDes Merah Putih, Menteri Koperasi (Menkop) Ferry Juliantono mengatakan KopDes/Kel Merah Putih sejatinya memiliki tiga fungsi. Pertama, KopDes/Kel Merah Putih menjadi penyalur barang-barang, baik yang diproduksi oleh BUMN maupun oleh swasta, sehingga masyarakat di desa dapat menikmati barang dengan harga terjangkau tanpa perantara.

    Kedua, KopDes/Kel Merah Putih akan bertindak sebagai pembeli hasil produksi masyarakat desa atau kelurahan, mulai dari hortikultura, perikanan, hingga berbagai produk turunan lainnya. Ketiga, KopDes/Kel Merah Putih juga akan menghimpun dan memasarkan produk kerajinan, kuliner, dan usaha rumahan lainnya dari desa dan kelurahan yang selama ini belum terlindungi merek secara optimal.

    Lebih dari itu, Kemenkop tengah berupaya mengejar ketertinggalan dengan mendorong KopDes Merah Putih agar mampu bersaing dengan perusahaan pelat merah maupun swasta. Ferry menuturkan KopDes Merah Putih merupakan salah satu program unggulan Presiden Prabowo Subianto. Selain itu, koperasi sejatinya erat dengan implementasi dari pelaksanaan Pasal 33 dari Undang-Undang Dasar 1945.

    Menurutnya, selama ini produk lokal berkualitas dari desa dan daerah yang kesulitan menembus pasar. Salah satunya, lantaran belum memiliki identitas yang kuat serta perlindungan hukum seperti merek kolektif.

    “Padahal, pemerintah sebenarnya tengah mengarahkan bagaimana transformasi ekonomi menuju ekonomi yang berbasis inovasi, penghiliran, dan memiliki nilai tambah,” pungkasnya.

  • Harga Pangan (25/10): Beras Premium dan Medium Turun, SPHP Merangkak Naik

    Harga Pangan (25/10): Beras Premium dan Medium Turun, SPHP Merangkak Naik

    Bisnis.com, JAKARTA — Harga rata-rata nasional beras premium dan beras medium komoditas pangan di level konsumen mengalami penurunan pada hari ini, Sabtu (25/10/2025). Sementara itu, beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) justru naik.

    Mengutip laman Panel Harga Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) pada pukul 9.50 WIB, harga beras premium tercatat turun tipis 0,80% menjadi Rp15.707 per kilogram (Kg), sedangkan beras medium turun 1,34% menjadi Rp13.662 per kg.

    Adapun beras SPHP justru mencatatkan tren kenaikan harga sebesar 0,02% dibandingkan hari sebelumnya menjadi Rp12.518 per kg.

    Tepung terigu kemasan tercatat turun 2,27% menjadi Rp12.752 per kg dan tepung terigu curah tercatat turun 1,30% menjadi Rp9.651 per kg. Aneka bumbu dapur seperti bawang merah tercatat turun 3,01% menjadi Rp38.143 per kg dan bawang putih bonggol turun 3,53% ke angka Rp35.854 per kg.

    Rerata harga nasional cabai merah keriting susut 4,29% menjadi Rp51.222 per kg, cabai merah besar turun 3,68% menjadi Rp45.155 per kg, dan cabai rawit merah turun 5,75% menjadi Rp37.564 per kg.

    Minyak goreng kemasan turun 1,26% menjadi Rp20.726 per kg, minyak goreng curah turun 1,39% menjadi Rp17.306 per kg, dan Minyakita turun 1,23% menjadi Rp17.345 per kg.

    Kemudian daging ayam ras turun 1,29% menjadi Rp37.421 per kg bersamaan dengan telur ayam ras yang turun 0,89% menjadi Rp30.436 per kg.

    Sumber pangan protein hewani lainnya seperti daging sapi murni juga tercatat turun 0,36% menjadi Rp134.775 per kg, daging kerbau beku (impor) turun 3,25% menjadi Rp102.553 per kg dan daging kerbau segar turun 1,01% menjadi Rp138.696 per kg.

    Ikan kembung naik 1,18% menjadi Rp42.104 per kg, ikan tongkol turun 0,65% menjadi Rp34.632 per kg, dan ikan bandeng turun 1,64% menjadi Rp34.579 per kg. Lalu gula konsumsi turun 0,83% menjadi Rp17.947 per kg dan garam konsumsi turun 0,60% menjadi Rp11.605 per kg.

  • Polda Kaltara Tegaskan Tak Ada Ruang untuk Penimbunan, Satgas Pangan Fokus Kendalikan Harga Beras di Atas HET

    Polda Kaltara Tegaskan Tak Ada Ruang untuk Penimbunan, Satgas Pangan Fokus Kendalikan Harga Beras di Atas HET

    TANJUNG SELOR — Tim Satgas Pangan Pusat bersama Kepolisian daerah (Polda) Kalimantan Utara (Kaltara) dan pemangku kepentingan daerah menggelar rapat koordinasi di Ruang Intimung, Kantor Gubernur Lama, Tanjung Selor pada Rabu, 22 Oktober.

    Kasubdit Indagsi Ditreskrimsus Polda Kaltara, AKP M. Harry Raden Arsa menegaskan, pihaknya bersama satgas pangan berkomitmen untuk menertibkan penjualan beras yang melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) dan memastikan pasokan tetap stabil di wilayah Kaltara.

    Selain memperkuat pengawasan terhadap rantai distribusi beras di seluruh daerah, mulai dari gudang penyimpanan, jalur distribusi, hingga pasar ritel.

    Langkah tegas ini juga dilakukan setelah ditemukan sejumlah beras medium dan premium dijual di atas harga yang ditetapkan pemerintah.

    “Kami temukan indikasi harga beras yang tidak sesuai dengan HET di beberapa titik. Saat ini kami lakukan penelusuran bersama Satgas Pangan untuk memastikan penyebab dan pihak-pihak yang terlibat,” ujar AKP Harry, Jumat, 23 Oktober.

    Menurutnya, Polda Kaltara akan bertindak tegas jika ditemukan praktik spekulatif, seperti penimbunan atau pengaturan pasokan yang berdampak pada lonjakan harga.

    “Tidak ada ruang bagi praktik manipulasi pasar. Setiap pelanggaran terhadap kebijakan pangan akan kami tindak sesuai ketentuan hukum yang berlaku,” tegasnya.

    Harry menjelaskan, fokus pengawasan saat ini diarahkan untuk memastikan harga beras premium dan medium tetap berada di bawah Rp15.400 per kilogram sesuai HET zona II.

    “Selain penegakan hukum, kepolisian juga mendorong pendekatan preventif melalui koordinasi dengan Bulog dan pemerintah daerah agar distribusi beras ke masyarakat berjalan lancar,” kata Harry.

    “Kami juga ingin memastikan distribusi lancar dari hulu ke hilir. Jika pasokan tersendat di level distributor, dampaknya langsung terasa di masyarakat. Karena itu, kami pastikan jalur distribusi harus bersih dan transparan,” tambahnya.

    Polda Kaltara juga memperingatkan para pelaku usaha untuk mematuhi aturan tata niaga beras dan tidak mencari keuntungan dengan cara merugikan masyarakat.

    “Kami minta seluruh pelaku usaha menjaga stabilitas harga. Bila terbukti menahan pasokan atau menjual jauh di atas HET, akan ada sanksi pidana,” kata Harry.

    Ia mengatakan langkah pengawasan ini merupakan bagian dari strategi nasional menjaga ketahanan pangan serta daya beli masyarakat di tengah fluktuasi harga kebutuhan pokok.

    “Tujuan utama kami bukan sekadar menindak, tapi memastikan masyarakat mendapatkan haknya: beras dengan harga wajar dan pasokan aman,” kata AKP Harry.

  • Terungkap Satu per Satu Fakta Tewasnya Mahasiswa Unila Dianiaya Senior saat Diksar

    Terungkap Satu per Satu Fakta Tewasnya Mahasiswa Unila Dianiaya Senior saat Diksar

    MAF, mantan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung (Unila) angkatan 2024, buka suara soal kekerasan fisik yang dialaminya saat mengikuti pendidikan dasar (diksar) Mahasiswa Ekonomi Pencinta Lingkungan (Mahepel) Unila.

    MAF menyebut bahwa dirinya dan lima rekan lainnya mengikuti kegiatan diksar Mahepel pada 11-14 November 2024 di Desa Talang Mulya, Kabupaten Pesawaran. Salah satu peserta, Pratama Wijaya Kusuma, akhirnya meninggal dunia pada 28 April 2025 setelah sakit berkepanjangan diduga akibat kekerasan selama diksar.

    “Saya dan lima teman lainnya ikut kegiatan ini, termasuk Pratama. Dia yang paling lemah fisiknya, tapi paling banyak menerima siksaan dari senior,” ungkap MAF, Senin (2/6/2025).

    Dia menjelaskan bahwa sejak awal kegiatan, para peserta sudah diminta menyerahkan HP dan dompet, serta diwajibkan mengikuti seluruh kegiatan secara bersama-sama. Perjalanan menuju lokasi diksar menempuh waktu hingga 15 jam dengan berjalan kaki sambil menggendong tas besar.

    “Kami hanya diberi waktu istirahat 5-30 menit. Kalau ada yang sakit, tetap dipaksa lanjut. Pratama sejak awal sudah terlihat kelelahan. Kakinya remuk, punggungnya merah karena beban tas. Tapi tak ada toleransi,” tutur dia.

    Menurut dia, hukuman fisik diberikan secara brutal. “Kalau salah push-up 8 seri, satu seri 25 kali. Itu bukan main capeknya. Kami juga dihukum karena dianggap tak hafal yel-yel, hingga ditampar satu per satu oleh panitia,” katanya.

    Yang Ada Penyiksaan Bukan Pendidikan

    Malam pertama disebut sebagai momen terberat. Dari pukul 18.00 hingga 22.00 WIB, mereka harus menjalani hukuman fisik mulai dari push-up hingga tamparan berulang kali dari senior. “Pratama ditampar karena dianggap menghindar, padahal dia sudah tak kuat. Senior seperti tak peduli,” jelas dia.

    Dia menyebut bahwa makanan dan minuman juga sangat terbatas. Dari 6 kg beras, tersisa setengah kg. Dari 24 liter air, tinggal sebotol. Peserta dibiarkan kelelahan dan kelaparan.

    Puncak penderitaan terjadi saat para peserta dihukum merayap di lumpur sawah yang dipenuhi kerikil tajam. “Kami disuruh minum air sawah, lalu diseret. Teman saya Raja, dua kukunya copot. Pratama penuh luka di perut dan lengan,” terang dia.

    Dia bahkan kehilangan pendengaran di telinga kiri akibat tamparan keras yang diterimanya dari salah satu senior bernama Sures. “Hanya telinga kanan yang masih berfungsi. Saya ke dokter THT, biaya Rp500 ribu sekali periksa,” ujar dia.

    Pada hari terakhir, menurut MAF, kekerasan makin parah karena kehadiran banyak alumni Mahepel. Tenda peserta dihancurkan dini hari, mereka dipaksa bangun dan kembali menjalani hukuman.

    “Kami diancam, jangan cerita ke siapa-siapa. Dibilang Mahepel harus jadi prioritas. Saya takut, kuliah pun tak tenang. Akhirnya saya memutuskan keluar dari Unila dua minggu lalu,” dia menjelaskan. 

    Dia mengungkap bahwa usahanya melapor ke kampus justru berujung tekanan. “Nilai kuliah saya diancam akan diubah. Saya disuruh tanda tangan surat pernyataan bahwa ikut diksar atas kemauan sendiri. Tidak ada yang mau bantu,” bebernya.

    Sebelum meninggal, MAF sempat menjenguk Pratama yang sudah tidak kuliah sejak bulan Ramadan. Kepalanya diperban, ada selang karena gangguan saraf akibat benturan. Menurut ibunya, Pratama sebelumnya tidak memiliki riwayat penyakit.

    Kini, MAF mengaku berupaya mencari kampus baru untuk melanjutkan kuliah. Ia berharap tragedi ini tak terulang.

    “Saya harap Mahepel dibekukan. Pengkaderan harusnya tak pakai kekerasan. Ini bukan pembinaan, ini penyiksaan. Saya ingin ada perubahan nyata,” pintanya.

  • Senangnya Warga Berburu Beras, Telur, hingga Daging di Pangan Murah Indramayu: Ingin Terus Ada…
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        24 Oktober 2025

    Senangnya Warga Berburu Beras, Telur, hingga Daging di Pangan Murah Indramayu: Ingin Terus Ada… Bandung 24 Oktober 2025

    Senangnya Warga Berburu Beras, Telur, hingga Daging di Pangan Murah Indramayu: Ingin Terus Ada…
    Tim Redaksi
    INDRAMAYU, KOMPAS.com
    – Pemerintah Kabupaten Indramayu menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) di halaman Taman Bojongsari, Indramayu, Jumat (24/10/2025).
    Pantauan Kompas.com, GPM tersebut diserbu oleh masyarakat setempat sejak pukul 08.00 WIB.
    Warga membeli beras, minyak goreng, gula, telur, daging, dan bahan pokok lainnya dengan harga lebih murah.
    Bahkan, ada warga yang mengaku menyesal tidak datang sejak pagi karena tidak kebagian telur ayam.
    “Udah habis duluan, Mas, kata pedagangnya, kurang pagi ke sininya, jadinya beli telur bebek saja sekilo,” ujar Sarimi (50), warga Kelurahan Bojongsari di lokasi GPM.
    Sarimi menerangkan, satu kilo telur bebek ia beli cuma Rp 30 ribu.
    Selain telur bebek, Sarimi juga membeli satu kilogram daging sapi.
    “Ini daging satu kilo Rp 100 ribu, kalau di pasar mah, Mas, bisa sampai Rp 140 ribu,” terang dia.
    Warga Kelurahan Bojongsari lainnya, Iriani (46), mengaku sudah dua kali bolak-balik ke lokasi GPM hari ini.
    Pagi tadi ia membeli tiga kilogram telur ayam.
    Siang harinya, ia tampak memborong lima karung beras isi lima kilogram dari GPM tersebut.
    “Buat stok, soalnya saya jualan sarapan sih, Mas, jual nasi kuning, nasi lengko, bubur,” ujar dia.
    Iriani juga berencana membeli sayur dan rempah-rempah lainnya yang turut dijual dalam GPM tersebut.
    Ia pun berharap, GPM seperti ini tidak hanya sehari, tetapi bisa rutin terus digelar oleh pemerintah daerah karena sangat membantu masyarakat.
    “Ya pengennya terus-terusan ada, lumayan bisa
    ngirit
    . Harga telur saja tadi saya beli cuma Rp 28 ribu sekilo, coba kalau di pasar, sekarang harganya sudah Rp 31 ribu,” ujarnya.
    Selamet Hidayat, warga Desa Dermayu, Kecamatan Sindang, juga turut berburu bahan pokok rumah.
    Ia mengaku, awalnya penasaran karena banyak orang berkumpul dan memutuskan berhenti untuk melihat-lihat.
    “Ini baru beli pisang, murah cuma Rp 5 ribu. Ke sini juga sebenarnya enggak sengaja, cuma kebetulan lewat, terus kenapa itu ada ramai-ramai, ternyata ada pasar murah,” ujarnya.
    Diketahui, GPM ini diselenggarakan oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Indramayu.
    Ada banyak sekali komoditas yang disediakan dengan harga murah.
    Seperti beragam jenis beras mulai dari SPHP dengan harga Rp 57.500 per lima kilogram, beras medium Rp 60.000 per lima kilogram, beras premium Rp 65.000 per lima kilogram, beras organik Rp 20.000 per kilogram, dan beras sentra ramos Rp 72.500 per lima kilogram.
    Selain itu, dijual pula gula pasir Rp 16 ribu per kilogram, daging ayam Rp 35 ribu per kilogram, telur ayam Rp 28 ribu per kilogram, minyak goreng Rp 16 ribu per liter, daging sapi Rp 100 ribu per kilogram, aneka cabai Rp 5-10 ribu per pak, hingga aneka sayuran Rp 5-10 ribu per pak.
    “Kegiatan GPM ini dalam rangka stabilisasi pasokan dan harga pangan sekaligus dalam memperingati Hari Pangan Sedunia tahun 2025,” ujar salah seorang petugas DKPP Indramayu di lokasi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pemkab segera salurkan bantuan pangan untuk 1.826 penerima

    Pemkab segera salurkan bantuan pangan untuk 1.826 penerima

    Jakarta (ANTARA) –

    Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Seribu segera menyalurkan bantuan pangan bagi 1.826 penerima bantuan pangan di daerah setempat.

    “Ada sebanyak 1.826 penerima bantuan pangan di wilayah Kabupaten Kepulauan Seribu,” kata Kepala Seksi Sosial UKT 1 Kabupaten Kepulauan Seribu Irfan Damanhuri dalam rapat gabungan pendistribusian di Jakarta, Jumat.

    Dia mengatakan bantuan pangan tersebut merupakan alokasi Oktober dan November 2025.

    Menurut dia, berdasarkan data Perum Bulog Kanwil DKI Jakarta dan Banten, dari total 1.826 penerima bantuan pangan, sebanyak 1.036 penerima bantuan pangan di antaranya terdapat di Kecamatan Kepulauan Seribu Utara dan 790 penerima bantuan pangan di Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan.

    Sementara itu, Pelaksana Tuga (Plt) Aspemkesra Kabupaten Kepulauan Seribu Purnomo menuturkan dalam persiapan pendistribusian bantuan pangan tersebut, pihaknya melibatkan Perum Bulog Kanwil DKI Jakarta dan Banten serta PT Jaya Ancol sebagai akses lokasi pendistribusian dari daratan Jakarta ke wilayah Kabupaten Kepulauan Seribu.

    “Kami melakukan persiapan untuk pendistribusian bantuan pangan sehingga dapat diterima secara merata bagi masyarakat di Kepulauan Seribu,” ujar Purnomo.

    Dia mengungkapkan Pemkab Kepulauan Seribu, Perum Bulog Kanwil DKI Jakarta dan Banten serta PT Jaya Ancol segera mendistribusikan bantuan pangan alokasi Oktober dan November 2025 yang berupa 20 kg beras dan 4 liter minyak goreng kepada masing-masing penerima manfaat.

    “Beras yang akan didistribusikan telah dilakukan pengecekan dan pengawasan oleh Dinas KPKP (Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian) DKI Jakarta untuk memastikan beras yang akan diberikan itu aman dikonsumsi,” tegas Purnomo.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pemprov Jateng Bantu Ratusan Sopir Truk Terjebak Banjir Pantura, Siapkan Dapur Umum – Page 3

    Pemprov Jateng Bantu Ratusan Sopir Truk Terjebak Banjir Pantura, Siapkan Dapur Umum – Page 3

    Liputan6.com, Semarang – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyalurkan bantuan makanan siap saji bagi para pengemudi truk yang terjebak banjir di ruas Jalan Pantura Semarang–Demak, Jumat (24/10/2025). Selain pengemudi, bantuan logistik juga diberikan untuk warga terdampak banjir di Kecamatan Pedurungan dan Gayamsari, Kota Semarang.

    Berdasarkan pantauan di ruas Jalan Kaligawe, personel Dinas Sosial (Dinsos) Jawa Tengah bersama Satpol PP Jateng terlihat aktif menyalurkan bantuan kepada sopir truk, kontainer, dan pengguna jalan yang sudah berhari-hari tidak bisa bergerak akibat genangan air tinggi.

     

    Perbesar

    (Foto:Dok.Pemprov Jateng)… Selengkapnya

    Salah satu sopir, Vito, warga Ungaran, mengaku telah terjebak selama dua hari di lokasi. Ia yang membawa muatan kayu menuju Genuk sempat kehabisan uang makan.

    “Sudah dua hari di sini, uang makan sudah habis. Kebetulan dapat bantuan makanan dari Pak Gubernur, dapat makan dan minum. Alhamdulillah enak, barusan saya makan,” ungkap Vito.

    Cerita serupa datang dari Puryoto Brewok, sopir truk asal Pemalang yang membawa gabah menuju Pati.

    “Truknya tidak mogok, tapi saya tidak berani lewat. Kalau dipaksakan bisa-bisa malah mogok. Untuk makan kemarin bisa beli, tapi tadi dikasih bantuan dari Dinsos Jateng,” katanya. Ia berharap air segera surut agar bisa kembali melanjutkan perjalanan.

     

    Perbesar

    (Foto:Dok.Pemprov Jateng)… Selengkapnya

    Sementara itu, Kepala Dinsos Jateng, Imam Maskur, mengatakan bahwa bantuan makanan bagi para pengemudi telah mulai disalurkan sejak Kamis (23/10/2025).

    “Kemarin kami sudah menyalurkan bantuan makanan siap saji dan dua ton beras untuk dua kecamatan di Kota Semarang senilai Rp110 juta. Untuk para pengemudi yang terjebak, kami juga sudah mendistribusikan bantuan sejak Kamis malam hingga hari ini,” ujarnya.

     

    Perbesar

    (Foto:Dok.Pemprov Jateng)… Selengkapnya

    Imam menjelaskan, bantuan untuk pengemudi mencapai 250–300 paket berisi makanan dan minuman siap saji. Dinsos Jateng juga berencana mendirikan dapur umum di kantor dinas, sementara dapur umum bagi warga terdampak telah disiapkan oleh Pemkot Semarang.

    “Kalau kabupaten/kota masih kekurangan, kami siap menyalurkan bantuan tambahan. Warga terdampak bisa segera melapor ke dinas setempat,” ungkapnya.

    Lebih lanjut, Imam menyebut pihaknya juga terus memantau situasi di Demak dan Grobogan yang turut dilanda banjir. Ia memastikan tambahan logistik segera dikirim bila dibutuhkan, sesuai arahan Gubernur Ahmad Luthfi dan Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen.

  • Mutasi, Kapolres Ponorogo Tekankan Kinerja Cepat dan Efektif

    Mutasi, Kapolres Ponorogo Tekankan Kinerja Cepat dan Efektif

    Ponorogo (beritajatim.com) – Polres Ponorogo kembali melakukan penyegaran organisasi. Dua jabatan strategis di lingkungan kepolisian setempat resmi berganti. Posisi Kasat Lantas dan Kapolsek Jetis diserahterimakan dalam upacara di halaman Mapolres Ponorogo, yang dipimpin langsung oleh Kapolres AKBP Andin Wisnu Sudibyo.

    Pergantian ini bukan sekadar rutinitas. Kapolres menegaskan, rotasi pejabat menjadi bagian dari langkah pembinaan karier. Selain itu, juga sebagai upaya menjaga kinerja Polri agar semakin adaptif terhadap dinamika masyarakat Ponorogo.

    Jabatan Kasat Lantas Polres Ponorogo kini resmi diemban AKP Dewo Wishnu Setya Kusuma, menggantikan AKP Bayu Pratama Sudirno. Sebelumnya, Dewo menjabat Paur Subbagselek Bagdalpers Karo SDM Polda Jatim, sementara Bayu kini mendapat amanah baru sebagai Kanit I Silaka Subditgakkum Ditlantas Polda Jatim, setelah bertugas 14 bulan di Ponorogo.

    Sementara itu, tongkat komando Kapolsek Jetis berpindah dari AKP Marjono kepada Iptu Suprapto, yang sebelumnya menjabat Wakapolsek Jambon. Adapun AKP Marjono kini dipercaya memimpin Satlantas Polres Probolinggo Kota.

    Dalam arahannya, AKBP Andin Wisnu Sudibyo menegaskan masih ada sejumlah pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan pejabat baru. Terutama soal penanganan balap liar yang kerap marak pada malam libur.

    “Yang masih menjadi PR adalah balap liar di hari libur, malam minggu dan malam sabtu. Maka kita akan berdayakan lagi Komunitas Pecinta Drag Bike Ponorogo (KPDP) biar anak-anak yang balap liar tadi ada wadahnya untuk berlatih melalui KPDP,” kata Kapolres.

    Kapolres menyebut, pendekatan pembinaan melalui komunitas, diharapkan mampu menyalurkan energi anak muda ke arah positif. Tentu tanpa mengganggu keamanan dan ketertiban lalu lintas.

    Tak hanya lalu lintas, tantangan serupa juga menanti di sektor ketahanan pangan. Kapolres meminta Kapolsek Jetis yang baru untuk langsung bergerak cepat dalam mendukung program Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto, terutama di bidang swasembada jagung dan distribusi beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan).

    “Selamat datang, selamat bertugas. Silakan dipelajari apa yang menjadi tugas pokoknya di Satlantas maupun di Polsek. Tidak ada lagi waktu yang lama dalam penyesuaian, silakan sesuaikan dengan dinamika yang ada, jadi harus langsung running,” tegas Kapolres.

    Dia juga menekankan pentingnya sinergi antarunit, agar pelayanan publik tetap berjalan efektif meski ada perubahan kepemimpinan. Menurut AKBP Andin, mutasi dan rotasi merupakan bagian wajar dari sistem pembinaan karier di tubuh Polri. Pergantian jabatan, kata dia, justru menjadi momentum untuk menghadirkan gagasan baru dan memperkuat sinergi lintas fungsi di Polres Ponorogo. (end/but)

  • Kedaulatan Pangan Tak Sekadar Slogan

    Kedaulatan Pangan Tak Sekadar Slogan

    Jakarta

    Ketua Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) DPR RI sekaligus Ketua Umum DPP Pemuda Tani Indonesia, Budisatrio Djiwandono mengatakan satu tahun perjalanan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mulai menunjukkan hasil konkret, terutama di sektor pangan.

    Ia menegaskan bahwa berbagai kebijakan pemerintah telah memberi dampak langsung bagi petani dan masyarakat luas.

    “Pemerintah menegaskan target swasembada ditujukan untuk memperkuat kebijakan dalam meningkatkan luas tanam dan produksi. Pada level ini, bisa dikatakan raihan yang positif secara indikator. Mulai dari produksi padi meningkat, cadangan beras pemerintah mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah, harga pupuk turun dan regulasi yang simpel, sampai dengan jaminan harga pembelian pemerintah untuk gabah dan jagung petani,” ujar Budi dalam keterangannya, Kamis (23/10/2025).

    Menurut tokoh muda Partai Gerindra ini kombinasi capaian tersebut berkontribusi besar terhadap penurunan angka kemiskinan di desa serta menjaga inflasi umum tetap terkendali. Kondisi ini, menjadi bukti nyata bahwa kehadiran negara benar-benar dirasakan oleh para petani.

    Budisatrio juga menyampaikan salah satu terobosan besar pemerintah, yaitu penyederhanaan 145 regulasi distribusi pupuk bersubsidi yang sebelumnya berbelit. Dengan kebijakan baru ini, pupuk dapat langsung diterima petani tanpa hambatan birokrasi panjang.

    “Ini memastikan ‘7 Tepat’ tepat jenis, dosis, waktu, cara, tempat, mutu, dan sasaran. Jadi, pupuk benar-benar sampai ke tangan petani yang berhak,” jelasnya.

    Adapun harga urea dari Rp 2.250/kg menjadi Rp1.800/kg (Rp 112.500 menjadi Rp 90.000 per sak 50 kg). Harga NPK Phonska dari Rp 2.300/kg menjadi Rp 1.840/kg (Rp 115.000 menjadi Rp 92.000 per sak). Pupuk ZA khusus tebu kini Rp 1.360/kg, NPK untuk kakao Rp 2.640/kg, dan pupuk organik Rp 640/kg.

    “Ini langkah yang luar biasa, karena harga pupuk yang lebih murah otomatis meningkatkan margin keuntungan petani,” tegas Budi.

    “Ini capaian yang tak hanya membanggakan, tetapi juga strategis. Karena pangan adalah pilar utama ketahanan nasional,” ungkapnya.

    Lebih lanjut, Budi menegaskan bahwa capaian ini sejalan dengan Visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, di mana salah satu misinya adalah mewujudkan swasembada pangan. Menurutnya, langkah memperkuat produksi domestik adalah jawaban tepat di tengah ancaman krisis pangan global.

    Berdasarkan Global Report on Food Crises 2025, lebih dari 295,3 juta orang di 53 negara terancam kelaparan akut, meningkat sekitar 13,7 juta orang dibanding tahun sebelumnya. Dalam situasi rawan seperti itu, keberhasilan Indonesia memperkuat ketahanan pangan menjadi bukti nyata bahwa pemerintah berpihak pada rakyat sekaligus menjaga kemandirian bangsa.

    “Ini adalah bukti bahwa dengan visi yang jelas, kebijakan yang tepat, dan keberpihakan pada petani, kedaulatan pangan bukan lagi sekadar slogan, melainkan kenyataan,” pungkas Budi.

    (prf/ega)

  • Kisah Remaja Pemulung Viral, Dinas P3A Lampung Tegaskan Tak Ada Bully dan Pastikan Gina Sekolah Lagi

    Kisah Remaja Pemulung Viral, Dinas P3A Lampung Tegaskan Tak Ada Bully dan Pastikan Gina Sekolah Lagi

    Sebagai janda dengan enam anak, Misna hidup serba kekurangan. Setiap hari ia mencari rongsokan dan botol bekas untuk dijual. Penghasilannya sekitar Rp 600 ribu per bulan, itu pun sebagian habis untuk membayar kontrakan Rp 300 ribu.

    “Kadang tiga hari kami nggak makan. Anak saya yang kerja kirim Rp 500 ribu buat beli beras,” ucapnya.

    Dia berharap pemerintah bisa membantu anak-anak miskin agar tetap sekolah, termasuk membantu mengurus dokumen administrasi seperti akta kelahiran dan kartu keluarga bagi anak bungsunya yang baru berusia enam tahun.

    “Saya ingin anak-anak saya sekolah tinggi, jangan seperti saya yang cuma sampai kelas 4 SD,” kata Misna.

    Sementara itu, Wakil Kepala SMP Negeri 13 Bandar Lampung Abdul Rohman membantah bahwa pihak sekolah mengeluarkan Gina.

    “Sekolah tidak pernah mengeluarkan Gina. Kami masih memantau dia, bahkan pernah lihat dia memulung di daerah Kemiling,” kata Abdul.

    Abdul menjelaskan, pihak sekolah telah berupaya menyalurkan Gina ke Program Kejar Paket B (PKBM) agar tetap bisa mendapatkan ijazah setara SMP.

    “Kami arahkan ke PKBM supaya dia bisa lanjut sekolah. Sekolah kami ini ramah anak, bahkan ada satgas dan program anti-bullying,” klaimnya.

    Menurut Abdul, Gina sempat menghilang dari sekolah setelah tantenya yang dulu mengasuhnya sejak bayi, meninggal dunia.

    “Mungkin dia minder dan akhirnya tak masuk lagi. Kami tetap berharap dia mau ikut PKBM supaya bisa terus belajar,” jelas Abdul.