Produk: Beras

  • Jelang akhir tahun, harga beras dan sembako di Bekasi naik

    Jelang akhir tahun, harga beras dan sembako di Bekasi naik

    Sumber foto: Hamzah Aryanto/elshinta.com.

    Jelang akhir tahun, harga beras dan sembako di Bekasi naik
    Dalam Negeri   
    Sigit Kurniawan   
    Kamis, 31 Oktober 2024 – 20:34 WIB

    Elshinta.com – Jelang akhir tahun, harga sejumlah komoditas pangan di Kota Bekasi, Jawa Barat mengalami kenaikan.

    Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bekasi, Rini Desmiati mengatakan  harga beras di akhir tahun ini diperkirakan naik menjadi Rp.15.000/Kg.

    “Terutama beras medium yaa. Yang tadinya Rp13.000/kg bisa mencapai Rp15.000/kg,” kata Rini, Kamis (31/10).

    Ia menyebut, kenaikan harga juga diprediksi terjadi pada komoditas lain.

    “Cabai rawit merah misalnya, dari Rp40.000/kg bisa menjadi Rp45.000/kg, meskipun tidak setiap hari. Ini diperkirakan karena keterlambatan pasokan dari daerah penghasil,” jelasnya.

    Sementara itu, daging sapi diprediksi akan naik dari Rp135.000/kg menjadi Rp140.000/kg pada bulan Desember karena meningkatnya permintaan akhir tahun.

    “Sedangkan daging ayam, yang seharusnya Rp23.000/kg, sekarang sudah mencapai Rp35.000/kg, dan harga ini relatif stabil,” tambahnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Hamzah Aryanto, Kamis (31/10). 

    Kemudian, harga telur ayam juga mengalami kenaikan, dari Rp23.000/kg menjadi Rp27.000/kg.

    Sebagai upaya untuk mengatasi kenaikan harga tersebut, Disperindag Kota Bekasi telah menggelar operasi pasar di 12 kecamatan sejak 4 November.

    “Kita akan menyediakan beras, telur, ayam, dan daging. Lokasi operasi pasar akan diumumkan melalui flyer di masing-masing kecamatan,” ujar Rini.

    Ia menyebut, jika di akhir tahun lonjakan harga semakin meroket, Disperindag akan berkoordinasi dengan dinas ketahanan pangan untuk mengeluarkan cadangan daging ayam dan daging sapi yang dimiliki Pemerintah Kota.

    “Hasil evaluasi operasi pasar akan diumumkan setelah kegiatan tersebut selesai. Operasi pasar ini ditujukan bagi masyarakat yang membutuhkan,” pungkasnya. 

    Sumber : Radio Elshinta

  • Rencana Impor Beras 1 Juta Ton, Riyono Sarankan Ini kepada Pemerintah

    Rencana Impor Beras 1 Juta Ton, Riyono Sarankan Ini kepada Pemerintah

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Impor beras untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri tampaknya masih menjadi pilihan pemerintah. Dalam waktu dekat, pemerintah berencana mengimpir 1 juta ton.

    Rencana mengimpor satu juta ton beras pada akhir 2024 dan awal 2025 akan dilakukan dari India.

    Merespons hal itu, anggota Komisi IV DPR RI, Riyono menyebut pemerintah harus berpikir ulang. Legislator Fraksi PKS itu meminta Indonesia bisa menyerap gabah petani lokal sebelum memutuskan mengimpor sejuta beras. “Soal impor satu juta ton beras dari India, pastikan produksi dalam negeri dan penyerapan gabah petani maksimal dahulu,” kata Riyono melalui layanan pesan, Kamis (31/10).

    Legislator Dapil VII Jatim itu menyadari Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan produksi 2024 turun di kisaran 52,66 juta Gabah Kering Giling (GKG) atau setara 30,34 juta ton beras. Temuan ini membuat produksi beras turun sekitar 1,32 juta ton dibanding 2023 yang mencapai 31,10 juta ton beras. Namun, Riyono menganggap penurunan produksi GKG masih dalam batas kewajaran untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

    “Produksi gabah turun seiring turunnya luasan lahan produktif kita, tetapi turunnya masih dalam batas “margin” error yang sebenarnya bisa di toleransi untuk kebutuhan dalam negeri,” lanjut Ketua Bidang Tani Nelayan DPDP PKS itu.

    Toh, kata Riyono, produksi beras mulai Juni sampai September 2024 bakal bertumbuh, dari 2,06 juta ton meningkat menjadi 2,18 juta ton pas Juli tahun ini.

    Peningkatan secara signifikan terjadi pada estimasi produksi beras di Agustus dan September yang masing-masing dapat mencapai angka 2,66 juta ton dan 2,96 juta ton.
    Riyono mengatakan angka itu sudah di atas kebutuhan konsumsi beras bulanan secara nasional yakni sebesar 2,55 juta ton. Dia mengatakan data tadi menandakan rencana impor beras yang digaungkan Menko Bidang Pangan Zulkifli Hasan harus dipikirkan matang.

  • Bibit padi unggul dapat tingkatkan produksi beras

    Bibit padi unggul dapat tingkatkan produksi beras

    Menteri Perekonomian Bidang Pangan Zulkifli Hasan saat melakukan peninjauan panen padi di Lahan Sukamandi PT Sang Hyang Seri, Subang, Jawa Barat, Kamis (31/10/2024). ANTARA/Maria Cicilia Galuh

    Menko Zulkifli: Bibit padi unggul dapat tingkatkan produksi beras
    Dalam Negeri   
    Calista Aziza   
    Kamis, 31 Oktober 2024 – 15:23 WIB

    Elshinta.com – Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan mengatakan penggunaan bibit padi yang unggul dapat meningkatkan jumlah produksi beras sehingga diharapkan tidak perlu melakukan impor lagi.

    Hal ini disampaikan oleh Zulkifli saat melakukan peninjauan panen padi di lahan Sukamandi PT Sang Hyang Seri, Subang, Jawa Barat, Kamis. Menurutnya, penyebaran bibit dengan standar mutu berkualitas masih belum merata.

    “Saya meninjau sebetulnya, apa sih masalahnya kalau bibit kita itu tidak merata. Kita ingin kalau bibit dengan standar mutunya yang paling bagus, yang terbaik sehingga produksinya bisa meningkat, itu yang kita harapkan,” ujar Zulkifli.

    Menurut Zulkifli, pengadaan bibit yang berkualitas sangat penting untuk meningkatkan produksi pagi. Dengan produksi yang melimpah, maka target swasembada pangan dalam empat tahun ke depan dapat terwujud.

    Selama ini, Indonesia hanya mampu memproduksi beras secara nasional sekitar 31 juta ton. Oleh karena itu, Indonesia masih harus melakukan impor untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri.

    Dengan bibit padi yang unggul, kata Zulkifli, produksi beras diharapkan bisa terus digenjot. Ia berharap, setidaknya produksi beras di Indonesia dapat meningkat 10 persen.

    “Jadi kalau 10 persen saja, kita kan 31 juta ton, kalau 10 persen saja kan 3 juta, berarti kita bisa 34 juta ton. Kalau 34 juta ton, kita nggak impor lagi. Jadi saya ke sini, apa sih problem-nya pembibitan itu, kok tidak bisa lancar,” kata Zulkifli.

    Salah satu contoh peningkatan produktivitas beras yang dilakukan pemerintah adalah seperti yang dilakukan oleh PT Sang Hyang Seri (Persero). Anggota dari PT RNI atau ID Food ini, menyerahkan lahan sekitar 350 hektar untuk dikelola oleh PT Tani Optima mulai dari penyediaan bibit, pupuk hingga teknologi pertaniannya.

    Diharapkan dengan penggunaan bibit dan pupuk dari perusahaan tersebut, dapat meningkatkan produktivitas padi, dari yang sebelumnya setahun hanya mampu panen satu kali menjadi tiga kali.

    Sumber : Antara

  • Pasar Murah Srikandi BERBAKTI, Taufadi: Semoga Bermanfaat

    Pasar Murah Srikandi BERBAKTI, Taufadi: Semoga Bermanfaat

    Pamekasan (beritajatim.com) – Calon Wakil Bupati Pamekasan, Taufadi menyatakan program Pasar Murah yang digagas Tim Srikandi BERBAKTI (Bersama Ra Baqir dan Mas Taufadi) sebagai upaya membantu meringankan beban masyarakat akan kebutuhan bahan pokok alias sembako.

    Hal tersebut disampaikan pasangan Muhammad Baqir Aminatullah, saat menghadiri pasar murah Srikandi BERBAKTI di Desa Larangan Badung, Kecamatan Palengaan, Pamekasan, Kamis (31/10/2024).

    Dalam kesempatan tersebut, Mas Taufadi didampingi istri tercinta Ansari yang notabene tercatat sebagai anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, beserta sejumlah relawan pemenangan paslon nomor urut 3 di Pilkada Pamekasan.

    “Kegiatan sosial pasar murah ini dalam rangka membantu meringankan beban masyarakat akan kebutuhan bahan pokok, khususnya di tengah kondisi harga yang relatif tinggi dibanding sebelumnya,” kata Taufadi.

    Selain itu pihaknya sangat berharap program tersebut dapat membantu meringankan beban masyarakat, khususnya para ibu rumah tangga akan kebutuhan bahan pokok alias sembako.

    “Tentu kami sangat berharap kegiatan ini dapat membantu masyarakat akan kebutuhan bahan pokok, serta bermanfaat untuk digunakan sebagai kebutuhan sehari-hari,” pungkasnya.

    Pasar murah Inisiasi Srikandi BERBAKTI dikemas dengan pembelian kupon seharga Rp 50 ribu. Setiap pemegang kupon dapat membeli paket sembako yang berisi 3 kilogram (kg) beras, 1 liter minyak goreng, 1 kg gula pasir, serta beberapa kebutuhan pokok lainnya.

    Kegiatan sosial tersebut digelar secara maraton di 13 kecamatan berbeda di Pamekasan, mereka menyiapkan sebanyak 500 paket sembako untuk masyarakat yang tersebar di seluruh kecamatan di Pamekasan. [pin/kun]

  • Seluruh Menteri yang Terlibat dalam Kebijakan Impor Gula Harus Diperiksa

    Seluruh Menteri yang Terlibat dalam Kebijakan Impor Gula Harus Diperiksa

    GELORA.CO – Pakar Kebijakan Publik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat mengatakan, penetapan tersangka korupsi gula yang menjerat mantan Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong mengandung kejanggalan. Menurutnya, kebijakan impor gula bukan hanya keputusan satu menteri namun keputusan kolektif.

    “Menteri-menteri perdagangan lain sejak 2013, seperti Enggartiasto Lukita, Agus Suparmanto, dan Muhammad Lutfi kita juga tahu semuanya memberikan izin impor gula dengan alasan yang beragam, dari stabilisasi harga hingga menjaga pasokan dalam negeri tapi kenapa hanya Tom Lembong yang ditahan, ini jadi standar ganda,” kata Achmad kepada Media Indonesia pada Kamis, 31 Oktober 2024.

    Achmad menjelaskan, pola kebijakan impor gula harus dievaluasi secara total, tak hanya pada masa satu menteri namun juga semua menteri. Menurutnya, hal ini semakin aneh mengingat data tahun-tahun berikutnya menunjukkan pola kebijakan yang sama, meskipun pemerintah sering mengklaim swasembada gula atau surplus gula, seperti pada 2018, 2021, dan 2022.

    “Namun, izin impor terus diberikan dan bahkan mencapai angka tertinggi pada 2022. Kondisi ini mengundang spekulasi bahwa ada unsur tebang pilih dalam proses hukum terhadap Lembong,” imbuhnya.

    Lebih lanjut, Achmad menyampaikan bahwa izin impor telah diberlakukan oleh berbagai Menteri Perdagangan dalam periode tersebut. Secara logis kebijakan, maka seluruh pihak terkait termasuk menteri-menteri lain, harus diperiksa.

    “Kebijakan ini hanya membawa Lembong ke meja hijau, sementara menteri-menteri lain yang memprakarsai izin serupa tetap bebas dari tindakan hukum. Dengan hanya menahan Lembong, proses hukum tampak tidak konsisten,” ujarnya.

    Achmad menjelaskan bahwa pada 2022, impor gula mencapai angka tertinggi selama satu dekade. Hal ini menunjukkan bahwa pola impor dengan melibatkan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), sebuah BUMN, telah aktif dalam impor gula sejak 2009, untuk mengatasi kekurangan stok gula nasional, tetap berlangsung meskipun kondisi pasokan dalam negeri kerap kali cukup.

    Sebagai BUMN, Achmad menurutkan bahwa PPI bertugas melaksanakan kebijakan dan distribusi gula yang diimpor sesuai izin dari kementerian, bukan untuk mengalihkan distribusi ke pihak swasta sehingga tuduhan bahwa PPI menjual gula yang seharusnya didistribusikan ke masyarakat tanpa koordinasi juga menimbulkan pertanyaan.

    “Jika PPI aktif dalam distribusi atau transaksi yang melanggar aturan, maka semestinya tanggung jawab operasional berada pada PPI, dan peran Lembong seharusnya terbatas pada pemberian izin,” jelasnya.

    Tuduhan ini, kata Achmad, juga menimbulkan asumsi bahwa keterlibatan PPI dalam impor gula mungkin lebih besar dari sekadar pelaksana kebijakan. Selain itu, dinamika internal PPI juga berpotensi mempengaruhi arah kasus ini.

     

    “Untuk menjaga kredibilitas lembaga penegak hukum, sangat penting memastikan bahwa setiap pihak yang memiliki tanggung jawab atau pengaruh dalam pelaksanaan impor gula diperiksa,” tegasnya.

    Selain itu, kasus ini semakin janggal lantaran juga muncul adanya keputusan serupa berulang kali terkait kebijakan imlor gula yang dilakukan oleh menteri perdagangan lainnya di era yang sama namun tanpa konsekuensi hukum. Pada 2018, pemerintah mengumumkan swasembada gula, namun tetap memberikan izin impor sebesar 4,6 juta ton. Pada 2021 dan 2022, surplus gula nasional kembali diklaim, tetapi angka impor mencapai rekor tertinggi lebih dari 6 juta ton.

    “Bahkan kebijakan impor beras menunjukkan pola serupa, pemerintah sering mengklaim swasembada, tetapi tetap mengimpor dengan alasan menjaga harga atau persediaan,” ungkap dia.

  • Zulhas Pede Produksi Beras RI Naik 6 Juta Ton-Nol Impor, Ini Jurusnya

    Zulhas Pede Produksi Beras RI Naik 6 Juta Ton-Nol Impor, Ini Jurusnya

    Subang, CNBC Indonesia – Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas) meyakini produksi beras dalam negeri bisa meningkat 34 juta sampai dengan 37 juta  ton per tahun. Sementara saat ini rata-rata produksi beras nasional baru mencapai 31 juta ton per tahun.

    Adapun salah satu strategi untuk meningkatkan produksi itu, katanya, dengan menggunakan bibit unggul. Zulhas menilai, jika bibit yang digunakan para petani adalah bibit yang memiliki mutu bagus, maka produksi beras bisa meningkat hingga 10%.

    “Jadi kalau 10% saja, kita kan (produksi) 31 juta ton. Kalau 10% saja kan 3 juta ton, berarti kita bisa (produksi sampai) 34 juta ton. Kalau 34 juta ton, kita nggak impor lagi. Jadi saya ke sini, apa sih problemnya? pembibitan itu kok tidak bisa lancar,” kata Zulhas saat meninjau lahan sawah di Desa Sukamandi, Subang, Jawa Barat, Kamis (31/10/2024).

    Usai peninjauannya hari ini, Zulhas berharap para petani bisa mendapatkan bibit unggul. Karenanya, dia pun meminta para petani untuk tidak mengelola bibit sendiri, tetapi mencari bibit unggul dari BUMN dan swasta. Menurutnya dengan bibit padi yang unggul, produksi padi bahkan bisa naik 20%.

    “Jadi untuk pembibitan di sini, Mas Arief (Kepala Badan Pangan Nasional) bilang kalau bibitnya semua bagus, kita bisa naik 20%. Wah kalau 20%, dari 31 juta produksi ditambah 6 juta ton (jadi 37 juta ton). Nggak usah impor lagi kita,” ujarnya.

    Zulhas mengakui, saat ini persebaran bibit unggul masih belum merata. Padahal, menurutnya, bibit dengan kualitas bagus menjadi kunci dari peningkatan produktivitas.

    “Karena (petani) masing-masing itu ada bibitnya dari sendiri, petani-petani itu mengadakan sendiri. Kita ingin kalau bibit ini kan standar mutunya yang paling bagus, yang terbaik sehingga tadi produksinya bisa meningkat. Itu yang kita harapkan,” ucapnya.

    Sebagai informasi, peninjauan lahan sawah yang dilakukan Zulhas hari ini di lahan milik PT Sang Hyang Seri, yang juga berkolaborasi dengan swasta dalam memproduksi padi, PT Tani Optima.

    Direktur Utama PT Tani Optima Budi Tanaka mengatakan, pihaknya mengelola lahan milik Sang Hyang Seri sebesar 350 hektare (ha). Adapun bibit yang digunakan PT Tani Optima, diklaim unggul dengan rata-rata produksi di atas nasional 7 ton per ha.

    “Kita harapannya tahun depan ini bisa sampai double digit ya, double digit itu di atas 10 ton, itu harapannya dan targetnya di sini. Dan itu bagaimana ketika kami sukses ini, kami akan men-transfer itu kepada petani-petaninya,” kata Budi dalam kesempatan yang sama.

    Selain menggunakan bibit unggul, Tani Optima juga menggunakan teknologi modern dalam mengelola lahan padinya. Teknologi yang digunakan di antaranya, drone untuk menyiram obat, mapping terhadap populasi padi hingga hama.

    “Jadi kita memang menerapkan teknologi untuk peningkatan hasil. Kita kalau berbicara selama ini, untuk swasembada pangan itu kan harus namanya yield ya. Jadi dengan cara intensifikasi, dengan kita memperbaiki manajemen budidaya yang benar, saya pikir kita bisa swasembada pangan dengan lebih gampang daripada intensifikasi,” pungkasnya.

    Foto: Direktur Utama PT Tani Optima, Budi Tanaka saat ditemui di lahan sawah Desa Sukamandi, Subang, Jawa Barat, Kamis (31/10/2024). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
    Direktur Utama PT Tani Optima, Budi Tanaka saat ditemui di lahan sawah Desa Sukamandi, Subang, Jawa Barat, Kamis (31/10/2024). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

    (dce)

  • Dari Subang, Zulhas Sidak ke Pasar Kosambi Bandung-Temukan Fakta Ini

    Dari Subang, Zulhas Sidak ke Pasar Kosambi Bandung-Temukan Fakta Ini

    Bandung, CNBC Indonesia – Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas) melakukan inspeksi mendadak (sidak) harga bahan pokok atau pangan di Pasar Kosambi, Kota Bandung. Zulhas menemukan harga pangan stabil dan cenderung turun, hanya harga daging ayam yang sedikit mengalami kenaikan.

    Ketua Umum PAN itu berkeliling pasar untuk menemui pedagang ayam, telur, sayuran, hingga kue kering. Zulhas pun menanyakan terkait ketersediaan dan harga komoditas pangan di Pasar Kosambi.

    “Ini telur berapa?” tanya Zulhas ke pedagang telur, Kamis (31/10/2024).

    “Rp 27.500 ribu, Pak,” jawab sang pedagang.

    Foto: Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas) melakukan inspeksi mendadak (sidak) harga bahan pokok atau pangan di Pasar Kosambi, Kota Bandung. (Dok: Tim Media Menko Pangan)
    Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas) melakukan inspeksi mendadak (sidak) harga bahan pokok atau pangan di Pasar Kosambi, Kota Bandung. (Dok: Tim Media Menko Pangan)

    Dalam sidaknya, Zulhas memborong telur hingga camilan cuanki yang ada di Pasar Kosambi, lalu dibagikan ke masyarakat. Kemudian usai berkeliling, Zulhas bersyukur harga pangan di Pasar Kosambi Bandung stabil dan cenderung turun.

    “Tadi barusan cek, harga ayam naik sedikit, ada Rp38.000, ada Rp39.000, ada yang Rp40.000. (Harga) bawang stabil, cabai stabil, beras turun sedikit, ada yang turun Rp100, ada yang turun Rp 200. lainnya stabil alhamdulillah,” ucapnya.

    Sebagai informasi, sebelum ke Pasar Kosambi, Zulhas sedang melakukan kunjungan kerja di Jawa Barat, yaitu meninjau lahan pertanian di Desa Sukamandi, Subang, Jawa Barat. Peninjauan ini dilakukan untuk mengetahui apa permasalahan yang ada di lapangan terkait pertanian padi.

    Zulhas didampingi oleh Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, Direktur Utama PT RNI (Persero) ID FOOD Sis Apik Wijayanto, Direktur Utama Tani Optima Budi Tanaka, Direktur Utama PT. Sang Hyang Seri (member of ID Food), Adhi Cahyono Nugroho dan PJ Bupati Subang, Imran.

    (wur)

  • Kementerian Koperasi Gandeng Perum Bulog Buat Serap Komoditas Koperasi

    Kementerian Koperasi Gandeng Perum Bulog Buat Serap Komoditas Koperasi

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Koperasi (Kemenkop) dan Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) berencana melakukan sinergi dan kerja sama terkait penyerapan komoditas pangan yang dikelola oleh koperasi.

    Nantinya, produk pangan yang diproduksi oleh koperasi seperti beras, jagung, daging, hingga kedelai akan diserap oleh Perum Bulog.

    Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi menuturkan bahwa rencana kerja sama ini akan segera dikukuhkan melalui penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) yang akan dilakukan dalam waktu dekat.

    Dia berharap, keterlibatan koperasi di dalam kerja sama ini akan semakin meningkatkan semangat masyarakat untuk berkoperasi.

    Budi menjelaskan, koperasi yang akan dilibatkan dalam kerja sama ini adalah koperasi yang bergerak di sektor pangan. Selain itu, juga ada beberapa Koperasi Unit Desa (KUD) yang akan dilakukan revitalisasi.

    “Dan juga nanti kita lihat koperasi-koperasi yang sehat yang bergerak di sektor pangan untuk bekerja sama,” kata Budi Arie di Kantor Kementerian Koperasi, Jakarta, Kamis (31/10/2024).

    Budi meyakini kerja sama dengan Perum Bulog akan mendorong peningkatan kesejahteraan anggota koperasi. Terlebih, secara tidak langsung koperasi juga dapat berperan sebagai stabilitator harga pangan.

    Di samping itu, menurutnya, dengan keterlibatan koperasi dalam membangun ekosistem pangan merupakan upaya pemerintah memulihkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap koperasi.

    Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Perum Bulog Wahyu Suparyono optimistis skema kerja sama ini akan memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak.

    Wahyu menuturkan, dengan kapasitas gudang yang mencapai 4 juta ton, Perum Bulog akan mampu menyerap banyak komoditas hasil petani anggota koperasi.

    “Melalui kerja sama ini kita ingin saling menguntungkan, dengan begitu perputaran ekonomi di koperasi akan bergerak. Bulog tidak bergerak sendirian dan di sini ada koperasi sehingga saling mengontrol,” tuturnya.

    Wahyu memastikan Perum Bulog berkomitmen akan terus memaksimalkan peluang untuk menjaga harga jual komoditas di tingkat petani tetap di atas harga pasar. Dengan jaminan harga yang lebih baik diharapkan bisa mendorong kesejahteraan petani.

  • Kadin gelar Gerakan Pangan Murah di Kabupaten Bogor

    Kadin gelar Gerakan Pangan Murah di Kabupaten Bogor

    Kabupaten Bogor (ANTARA) – Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) di Kantor Kelurahan Cibinong, Kamis.

    Ketua Kadin Kabupaten Bogor Sintha Dec Checawaty mengungkapkan, Kadin selalu terlibat dalam pengendalian laju inflasi daerah dalam tiga tahun terakhir. Kadin pun telah membentuk Pokja Tim Pengendalian Inflasi Daerah.

    “Kegiatan GPM ini bukti nyata Kadin hadir berkolaborasi untuk mengendalikan inflasi melalui GPM. Dan rutin memonitoring harga di pasaran untuk bersama-sama mengintervensi jika ada kenaikan harga di pasaran,” ungkap Sintha.

    Sintha melanjutkan, GPM akan terus dilaksanakan dengan harapan inflasi di Kabupaten Bogor terkendali, sehingga tidak ada gejolak-gejolak yang tidak diinginkan.

    “Selain itu, dengan GPM diharapkann masyarakat Kabupaten Bogor dapat mengakses kebutuhan pangan pokoknya dengan harga yang terjangkau,” jelas Sintha.

    Menurut dia, dalam GPM kali ini, disediakan beras SPHP sebanyak 2 ton, beras medium ada 1 ton, minyak goreng ada 600 liter, gula pasir ada 100 kilogram, telur ayam ada 200 kilogram, daging sapi ada 20 kilogram, daging ayam 50 kilogram, bawang merah 30 kilogram, bawang putih 20 kilogram, cabe merah keriting 25 kilogram dan cabe rawit merah 25 kilogram.

    Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor Bambam Setia Aji pun mengapresiasi Kadin yang telah memfasilitasi GPM di Kelurahan Cibinong.

    “Terima kasih kepada Kadin Kabupaten Bogor yang sudah memfasilitasi GPM ini, mudah-mudahan GPM ini bisa lanjut terus dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bogor,” jelas Bambam.

    Plh Sekretaris Daerah Kabupaten Bogor, Zaenal Ashari mengatakan, GPM ini hampir setiap minggu dilaksanakan di seluruh wilayah Kabupaten Bogor secara bergilir.

    “GPM tidak hanya terpusat di Kecamatan Cibinong tapi juga di kecamatan lainnya seperti Tamansari, Ciseeng dan lainnya, karena masyarakat sangat membutuhkan. Tujuannya menstabilkan harga terutama harga bahan pokok untuk menekan laju inflasi di Kabupaten Bogor,” kata Zaenal.

    Zainal menambahkan, untuk menekan laju inflasi berbagai upaya kita lakukan, tidak hanya GPM, tapi juga ada operasi pasar, gerakan tanam cabai dan komoditas lainnya di pekarangan rumah dan lainnya.

    Baca juga: Pangan murah bisa jadi strategi kendalikan inflasi

    Baca juga: Kadin: PP 28/2024 sangat ancam keberlangsungan IHT Jatim

    Pewarta: M Fikri Setiawan
    Editor: Evi Ratnawati
    Copyright © ANTARA 2024

  • Tanggul Raksasa Pantai Utara Jawa Siap Direalisasi, Butuh Waktu 20 Tahun

    Tanggul Raksasa Pantai Utara Jawa Siap Direalisasi, Butuh Waktu 20 Tahun

    Jakarta, Beritasatu.com – Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo, memastikan proyek tanggul raksasa akan dilanjutkan pada masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Fokusnya pada pembangunan di sepanjang pesisir utara Jawa.

    Hashim menjelaskan, proyek ini akan dimulai dengan perencanaan yang baru, melibatkan pemerintah dan para tenaga ahli, dan diharapkan dapat segera dilaksanakan setelah mandek sejak dirancang pada 1994.

    Hashim memperkirakan proyek tanggul raksasa ini akan memakan waktu hingga 20 tahun. Meskipun kemungkinan selesai setelah masa jabatan Presiden Prabowo, Hashim menegaskan pentingnya proyek ini untuk segera dimulai.

    “Sampai sekarang belum jalan. Rencananya kan sudah ada, konsultan-konsultan sudah menyusun, tetapi mungkin harus diperbaiki. Ini salah satunya untuk menyelamatkan pantai utara Pulau Jawa,” ujar Hashim seusai berdiskusi dengan Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Kamis (31/10/2024).

    Hashim menyampaikan, pembangunan tanggul raksasa ini diprioritaskan untuk memperbaiki kondisi pesisir utara Jawa, khususnya di wilayah-wilayah yang menjadi pusat pertanian dan sumber pangan nasional.

    “Di kawasan itu terdapat lumbung beras, sumber pangan nasional itu di pantai utara, di Pulau Jawa. Ini di luar Sumatera ya. Ini tanggul laut untuk menjaga pantai utara,” kata Hashim.

    Hashim juga menyoroti kondisi Teluk Jakarta yang terdampak abrasi, serta tanah di wilayah utara Jakarta yang terus mengalami penurunan permukaan dan rentan terhadap banjir rob.