Produk: Beras

  • Harga pangan, capai rawit merah Rp75.280/kg, telur ayam Rp29.197/kg

    Harga pangan, capai rawit merah Rp75.280/kg, telur ayam Rp29.197/kg

    Jakarta (ANTARA) – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga cabai rawit merah di tingkat konsumen mencapai Rp75.280 per kilogram (kg) dibandingkan hari sebelumnya Rp75.122 per kg, sedangkan telur ayam ras naik menjadi Rp29.197 per kg dari sebelumnya Rp28.764 per kg.

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas di Jakarta, Kamis pukul 09.30 WIB, harga pangan lainnya di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium di harga Rp15.656 per kg naik tipis dari sebelumnya di harga Rp15.533 per kg.

    Lalu, beras medium di harga Rp13.779 per kg naik tipis dari hari sebelumnya Rp13.685 per kg; lalu beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog di harga Rp12.610 per kg naik turun dari sebelumnya Rp12.626 per kg.

    Komoditas jagung Tk peternak tercatat Rp5.951 per kg turun dari sebelumnya Rp6.152 per kg; kedelai biji kering (impor) di harga Rp10.657 per kg turun tipis dari sebelumnya tercatat Rp10.742 kg.

    Berikutnya bawang merah di harga Rp42.880 per kg turun dari Rp44.250 per kg, bawang putih bonggol di harga Rp44.592 per kg naik dari hari sebelumnya tercatat Rp44.554 per kg.

    Selanjutnya, komoditas cabai merah keriting di harga Rp58.908 per kg turun dari sebelumnya tercatat Rp59.770 per kg; lalu cabai merah besar di harga Rp50.384 per kg turun dari hari sebelumnya tercatat Rp50.513 per kg.

    Bapanas juga mencatat komoditas daging sapi murni di harga Rp136.074 per kg naik dari sebelumnya tercatat Rp135.627 per kg. Kemudian daging ayam ras Rp34.409 per kg naik dari sebelumnya Rp34.281 per kg;

    Gula konsumsi di harga Rp18.558 per kg naik tipis dari sebelumnya tercatat Rp18.530 per kg.

    Kemudian, harga minyak goreng kemasan di harga Rp20.531 per liter turun dari hari sebelumnya tercatat Rp20.659 per liter; minyak goreng curah di harga Rp17.684 per liter turun dari sebelumnya tercatat Rp17.900 per liter; Minyakita di harga Rp17.615 per liter naik dari sebelumnya di level Rp17.613 per liter.

    Selanjutnya, tepung terigu curah di harga Rp9.720 per kg atau turun tipis dari sebelumnya tercatat Rp9.790 per kg; lalu tepung terigu kemasan di harga Rp12.818 per kg atau turun dari sebelumnya tercatat Rp12.958 per kg.

    Berikutnya, komoditas ikan kembung di harga Rp42.412 per kg naik tipis dari sebelumnya tercatat Rp41.168 per kg; ikan tongkol di harga Rp34.222 per kg turun dari sebelumnya Rp34.440 per kg; lalu ikan bandeng di harga Rp34.588 per kg naik dari sebelumnya Rp34.420 per kg.

    Selanjutnya, garam konsumsi di harga Rp11.604 per kg turun dari hari harga sebelumnya tercatat Rp11.612 per kg.

    Sementara itu, daging kerbau beku impor di harga Rp103.083 per kg turun dari sebelumnya Rp107.186 per kg; daging kerbau segar lokal di harga Rp135.000 per kg turun dari sebelumnya mencapai Rp142.083 per kg.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

  • 10
                    
                        Awal Mula Mbok Yem Buka Warung di Puncak Gunung Lawu, Tolong Pendaki Kehabisan Bekal
                        Surabaya

    10 Awal Mula Mbok Yem Buka Warung di Puncak Gunung Lawu, Tolong Pendaki Kehabisan Bekal Surabaya

    Awal Mula Mbok Yem Buka Warung di Puncak Gunung Lawu, Tolong Pendaki Kehabisan Bekal
    Tim Redaksi
    MAGETAN, KOMPAS.com
    – Siapa sangka, Wakiyem (82) atau dikenal dengan
    Mbok Yem
    membuka warung di puncak
    Gunung Lawu
    berawal dari ketidaksengajaan.
    Inspirasi untuk mendirikan warung di ketinggian itu berawal ketika Mbok Yem menolong para
    pendaki
    yang melaksanakan ritual dan kehabisan bekal sekitar tahun 1980-an.
    Warung itu akhirnya bertahan hingga saat ini dan menjadi jujukan para pendaki hingga melegenda di puncak
    Gunung Lawu

    Cerita tersebut disampaikan Mbok Yem saat
    Kompas.com
    berkunjung ke rumahnya pada hari Jumat, 5 Juni 2020, saat ia memiliki hajatan menikahkan cucunya.
    “Awalnya tidak tahu ada yang memanggil-manggil saat kita membuat api unggun. Ternyata ada pendaki yang melakukan ritual kehabisan bekal,” ujarnya kala itu.
    Mbok Yem mengaku sempat dikira bukan bangsa manusia oleh pendaki ritual yang kehabisan bekal karena di tahun 1980-an jarang sekali perempuan mendaki.
    “Awalnya ditanya apakah saya orang, ya saya jawab orang. Dikiranya saya bangsa lelembut,” katanya.
    Sejak saat itu, Mbok Yem mengaku diminta berjualan oleh salah satu petugas pemangku kawasan hutan Gunung Lawu.
    “Ya, diminta untuk jualan di Gunung Lawu,” ujar Mbok Yem.
    Syaiful Gimbal, cucu Mbok Yem, mengaku sempat merasakan betapa beratnya pekerjaan Mbok Yem saat masih mencari tumbuhan jamu herbal di Hutan Gunung Lawu sebelum membuka warung di dekat
    puncak Gunung Lawu
    .
    Dia mengaku saat masih kelas 5 sempat menyusul Mbok Yem dan sempat bermalam di tengah hutan Gunung Lawu.
    “Kalau bermalam di Gunung Lawu dulu, Mbok Yem tidurnya gali sisi bukit, gali tanah seperti di dalam galian biar hangat. Kalau di luar dingin sekali. Saya pernah ikut sekali saat kelas 5 SD,” kenangnya.
    Awalnya membuka warung adalah ketika ada pendaki yang membutuhkan makanan karena tak membawa bekal.
    “Ya, awalnya itu kan ada pendaki yang butuh makanan karena tidak membawa bekal. Kemudian Mbok Yem akhirnya mencoba berjualan dari bekal yang dia bawa untuk mencari jamu,” imbuhnya.
    Saelan, salah satu anak Mbok Yem, mengaku untuk memasok bahan makanan seperti beras, minyak goreng, dan sejumlah kebutuhan warung, ia bisa mengantar 3 kali naik turun Gunung Lawu setiap minggu.
    “Minimal itu bawa 35 kilogram beban, ya beras, minyak, semua kebutuhan untuk warung. Awalnya itu minimal 3 kali mengirim,” ucapnya.
    Saelan mengaku butuh waktu 5 hingga 6 jam untuk mengantarkan sembako untuk jualan ibunya.
    Di awal jualan, Mbok Yem kondisi jalur pendakian ke
    Puncak Gunung Lawu
    tidak semudah saat ini.
    “Dulu jalan setapak ya licin kalau hujan. Barang yang dibawa beratnya minimal 35 kilogram sampai 40 kilogram. Kalau tidak hujan ya 5 jam sampai puncak, kalau hujan bisa sampai 6 jam,” imbuhnya.
    Di awal tahun 2019, Mbok Yem mengaku mendapat bantuan panel tenaga surya dari pendaki Jakarta untuk penerangan dan membantu pendaki yang membutuhkan cas HP.
    Saat itu, pendaki tersebut memberikan panel surya, 3 buah aki untuk menampung listrik, dan 4 buah bola lampu.
    “Yang bantu pendaki dari Jakarta membawakan itu listrik matahari sama 3 buah aki dan 4 lampu,” cerita Mbok Yem kala itu.
    Dengan memiliki panel surya, jika malam hari Mbok Yem tak lagi mengalami kegelapan atau mengandalkan lampu minyak.
    Mbok Yem juga memahami kebutuhan para pendaki untuk mengecas HP yang mereka bawa.
    “Boleh cas HP tapi saya batasi sampai jam 4 sore, kalau siang mau bisa ngisi akinya, kalau malam untuk penerangan kita sendiri,” ucap Mbok Yem.
    Mbok Yem mengaku mengutip biaya cas Rp 5.000 setiap HP untuk biaya perawatan peralatan panel surya miliknya.

    Yo tak tarik limangewu sak HP
    (Ditarik Rp 5.000 per HP). Lha kok enak betul kalau tidak ditarik.
    Ngunu kuwi yo enek sing ora mbayar
    (Meski begitu masih ada yang tidak bayar),” katanya sambil tertawa.
    Meski sulit membawa bahan makanan untuk jualan di warungnya, Mbok Yem tidak mematok harga mahal untuk menu nasi pecel andalannya.
    Satu porsi nasi pecel dia jual Rp 13.000, sementara nasi soto atau rawon dijual dengan harga Rp 15.000.
    Untuk minuman seperti kopi, teh, dan minuman lainnya, rata-rata dijual dengan harga Rp 5.000.
    Tak terasa lebih dari 35 tahun Mbok Yem telah membuka warung di Puncak Gunung Lawu.
    Sudah ribuan pendaki yang merasa tertolong dengan keberadaan warung Mbok Yem di Puncak Gunung Lawu.
    Setelah pulang dari perawatan di RSU Aisyiyah Ponorogo karena sakit pneumonia, rencananya Mbok Yem akan istirahat berjualan dan akan menunggu cucunya.
    Sayangnya, keinginan Mbok Yem belum kesampaian.
    Mbok Yem meninggal pada Rabu siang sekitar pukul 13:30 WIB.
    “Kalau ditotal dari mencari jamu sampai buka warung ya 40 tahun lebih. Rencananya memang mau istirahat mau nunggu cucunya kalau sudah pulih. Kalau soal warung mau dibicarakan nanti karena kita fokus bagaimana Mbok Yem sembuh dulu,” ucap Syaiful Gimbal.
    Legenda Gunung Lawu Wakiyem (82) atau lebih dikenal Mbok Yem, meninggal dunia Rabu siang sekitar pukul 13:30 WIB di kediamannya di Dusun Dagung, Desa Gonggang, Kecamatan Poncol, Magetan, Jawa Timur.
    Mbok Yem sempat dirawat di RSU Aisyiyah selama lebih dari 2 minggu karena menderita pneumonia.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Stok Melimpah, Prabowo Berencana Kirim Beras ke Negara Lain dengan Harga Terjangkau

    Stok Melimpah, Prabowo Berencana Kirim Beras ke Negara Lain dengan Harga Terjangkau

    GELORA.CO – Presiden Prabowo Subianto mengapresiasi progres sektor pertanian Indonesia. Stok beras, kini tak hanya cukup untuk kebutuhan dalam negeri, tapi juga mulai diminati oleh negara lain.

    Menurut Presiden, hasil produksi pertanian dalam empat bulan terakhir menunjukkan lonjakan signifikan. Sehingga membuat beberapa negara meminta bantuan pangan dari Indonesia.

    “Beberapa negara minta agar kita kirim beras ke mereka, saya izinkan dan saya perintahkan kirim beras ke mereka dan kalau perlu atas dasar kemanusiaan,” katanya pada Peluncuran Program Gerakan Indonesia Menanam (Gerina) di Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatra Selatan, Rabu, (23/4).

    Presiden menekankan bahwa bantuan tersebut akan tetap memperhitungkan biaya produksi, distribusi, dan administrasi. Namun, tetap dilandasi oleh semangat solidaritas dan tanggung jawab global.

    “Kita jangan terlalu cari untung besar, yang penting ongkos produksi plus angkutan plus administrasi kembali. Kita buktikan bangsa Indonesia sekarang menjadi bangsa bukan bangsa yang minta-minta, tapi bangsa yang bisa membantu dan memberi bangsa lain,” tambahnya.

    Sebagai bagian dari program besar ini, pemerintah juga mendorong pembangunan gudang dan pendingin hasil panen di setiap desa, serta memberikan truk pengangkut agar hasil pertanian tidak terbuang sia-sia. Presiden mengungkapkan keprihatinannya atas banyak hasil panen petani yang rusak karena tidak sempat dipasarkan.

    “Sekarang tiap desa akan punya gudang. Tiap desa akan punya kamar pendingin. Hasil apapun akan aman sampai dia mampu menjual. Dan tiap kooperasi akan kita beri truk,” katanya.

    Lebih lanjut, Presiden menegaskan bahwa bangsa Indonesia tidak akan tunduk atau meminta-minta kepada negara lain. Ia mengajak seluruh elemen bangsa untuk bekerja, bukan mengeluh, dan membangun dari kekuatan sendiri.

    “Kita buktikan hari ini bahwa Indonesia mampu. Bangsa yang mampu bukan bangsa yang menyerah, bukan bangsa yang kalah bukan bangsa yang minta-minta,” ucap Presiden.  (*)

  • RI tidak akan impor beras hingga 2026

    RI tidak akan impor beras hingga 2026

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Stok beras cukup, Zulhas: RI tidak akan impor beras hingga 2026
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 23 April 2025 – 15:21 WIB

    Elshinta.com – Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menegaskan keyakinannya bahwa Indonesia tidak perlu melakukan impor beras setidaknya hingga tahun 2026.

    Optimisme ini didasarkan pada stok beras nasional yang saat ini mencukupi dan keberhasilan Gerakan Indonesia Menanam.

    “Ini baru April, sampai akhir April stok beras kita di atas 3 juta ton. Artinya apa? Artinya sampai 2026 kalau normal saja kita tidak perlu impor lagi,” kata Zulhas saat meluncurkan Gerakan Indonesia Menanam di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, Selasa (23/4), dikutip dari keterangan Kementerian Koordinator Bidang Pangan di Jakarta, Rabu.

    Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa gerakan menanam yang berjalan beriringan dengan perbaikan irigasi akan semakin memperkuat ketahanan pangan nasional. 

    Menurut dia, penggalakan gerakan menanam oleh Kementerian Pertanian menjadi faktor kunci dalam proyeksi swasembada beras ini.

    “Tahun ini juga menurut BMKG tidak akan ada kemarau yang panjang. Maka saya meyakini produksi beras kita akan melimpah. Jadi kita akan panen besar tahun ini,” ujarnya.

    Pada kesempatan yang sama, Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyampaikan target penanaman padi seluas 1,3 juta hektare pada April ini.

    Langkah ini diharapkan mampu menghasilkan produksi gabah hingga 7,5 juta ton, yang setara dengan 3,5 hingga 4 juta ton beras.

    “Khusus untuk Sumatera Selatan tahun lalu produksinya 2,9 juta ton. Tahun ini insyaallah berani memasang target, bisa tercapai itu 3,7 juta ton,” ucap Amran.

    Ia juga mencatat rekor serapan beras saat ini sebagai yang tertinggi dalam 20 tahun terakhir, dengan stok nasional mencapai 3 juta ton.

    “Kemudian stok kita pecah rekor hari ini 3 juta ton dan ini tertinggi selama 20 tahun bahkan di atas 20 tahun,” tutupnya.

    Sumber : Antara

  • Getuk Pisang, Kudapan Unik Khas Kediri

    Getuk Pisang, Kudapan Unik Khas Kediri

    Selain berburu getuk pisang di toko oleh-oleh, jajanan ini juga bisa dibuat sendiri di rumah. Bahan-bahan yang harus disiapkan adalah buah pisang setengah matang, tepung beras, tepung tapioka, vanili, garam, gula, dan daun pisang secukupnya untuk membungkus.

    Proses pembuatannya dimulai dengan mengukus pisang hingga matang selama kurang lebih 20 menit. Setelah matang, pisang dikeluarkan dan dikupas kulitnya. Pisang kemudian dihaluskan dan diberi campuran bahan-bahan lain, seperti tepung tapioka, tepung beras, gula pasir, vanili, dan garam.

    Adonan dicampur hingga merata kemudian dibungkus dengan daun pisang dengan bentuk menyerupai lontong. Kedua sisi daun dikunci dengan cara menusuknya menggunakan lidi.

    Selanjutnya, adonan diletakkan di dalam panci kukus yang telah dipanaskan. Adonan dikukus selama sekitar 25-30 menit dengan api sedang.

    Setelah matang, getuk dibiarkan dingin. Biasanya, getuk pisang disajikan dengan cara dipotong-potong agar mudah disantap.

    Penulis: Resla

  • Prabowo: Beberapa Negara Minta Indonesia Kirim Beras – Halaman all

    Prabowo: Beberapa Negara Minta Indonesia Kirim Beras – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto mengatakan, meningkatnya produksi beras Indonesia membuat Indonesia bisa membantu memenuhi kebutuhan beras negara lain.

    Hal itu disampaikan Presiden dalam sambutan peluncuran Program Gerakan Indonesia Menanam (Gerina) di Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatra Selatan, Rabu, (23/4/2025).

    Menurut Presiden, hasil produksi pertanian dalam empat bulan terakhir menunjukkan lonjakan signifikan hingga membuat beberapa negara meminta bantuan pangan dari Indonesia.

    Hal ini dianggap sebagai lompatan besar dari posisi Indonesia sebelumnya yang dikenal sebagai pengimpor pangan.

    “Beberapa negara minta agar kita kirim beras ke mereka, saya izinkan dan saya perintahkan kirim beras ke mereka dan kalau perlu atas dasar kemanusiaan,” katanya.

    Presiden menekankan, bantuan tersebut akan tetap memperhitungkan biaya produksi, distribusi, dan administrasi. Namun, tetap dilandasi oleh semangat solidaritas dan tanggung jawab global.

    “Kita jangan terlalu cari untung besar, yang penting ongkos produksi plus angkutan plus administrasi kembali. Kita buktikan bangsa Indonesia sekarang menjadi bangsa bukan bangsa yang minta-minta, tapi bangsa yang bisa membantu dan memberi bangsa lain,” tambahnya.

    Sebagai bagian dari program besar ini, pemerintah juga mendorong pembangunan gudang dan pendingin hasil panen di setiap desa, serta memberikan truk pengangkut agar hasil pertanian tidak terbuang sia-sia.

    Presiden mengungkapkan keprihatinannya atas banyak hasil panen petani yang rusak karena tidak sempat dipasarkan.

    “Sekarang tiap desa akan punya gudang. Tiap desa akan punya kamar pendingin. Hasil apapun akan aman sampai dia mampu menjual. Dan tiap kooperasi akan kita beri truk,” katanya.

    Lebih lanjut, Presiden menegaskan bahwa bangsa Indonesia tidak akan tunduk atau meminta-minta kepada negara lain. Ia mengajak seluruh elemen bangsa untuk bekerja, bukan mengeluh, dan membangun dari kekuatan sendiri.

    “Kita buktikan hari ini bahwa Indonesia mampu. Bangsa yang mampu bukan bangsa yang menyerah, bukan bangsa yang kalah bukan bangsa yang minta-minta,” pungkas Presiden.

     

  • Wagub Sumut dukung program swasembada pangan nasional

    Wagub Sumut dukung program swasembada pangan nasional

    Pemprov Sumut terus mengawal kebijakan subsidi pupuk, penyediaan bibit unggul, dan akses pembiayaan petani

    Medan (ANTARA) – Wakil Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Surya mendukung program swasembada pangan nasional yang menjadi prioritas utama Presiden RI Prabowo Subianto.

    “Diantaranya dengan terus menggenjot indeks pertanaman, dan penggunaan teknologi pertanian modern,” kata Surya usai Gerakan Menanam Padi Serentak di Desa Sidoharjo I, Kabupaten Deli Serdang, Sumut, Rabu.

    Menurutnya, Pemprov Sumut terus mengawal kebijakan subsidi pupuk, penyediaan bibit unggul, dan akses pembiayaan petani.

    Kemudian, mengintegrasi hasil panen dengan sistem logistik, dan distribusi pangan yang efektif di wilayah Sumatera Utara.

    “Hari ini untuk mendukung swasembada pangan nasional, Sumut menanam 1.897 hektare di sentra-sentra pertanian seluruh kabupaten/kota se-Sumut,” ungkapnya.

    Sementara di Desa Sidoharjo I, lanjut dia, akan ditanami padi seluas 2,5 hektare dan hingga akhir April tahun ini diperkirakan akan menanam seluas 329,8 hektare.

    Wagub mengatakan hingga akhir April ini potensi panen padi di Sumatera Utara seluas 54.498 hektare dan potensi gabah kering giling mencapai 180,662 ton. Jumlah tersebut setara dengan beras sebanyak 169.967 ton.

    “Untuk kebutuhan Sumut di bulan April ini sebanyak 145,247 ton, sehingga Sumut mengalami surplus beras 24.720 ton,” jelas Surya.

    Dia mengajak pengambil kebijakan terus berkolaborasi mendukung peningkatan indeks pertanaman padi di wilayah Sumatera Utara.

    “Ini dilakukan agar pendapatan petani terus meningkat, sehingga para petani Sumut menjadi produktif, mandiri, dan sejahtera,” tegas Surya.

    Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman dalam sambungan virtual mengaku, gerakan tanam padi serentak ini dilakukan pada 150 kabupaten seluruh Indonesia.

    “Kita menargetkan luas tanam selama April 2025 mencapai 1,3 juta hektare, dan estimasi produksi 7,5 juta ton gabah,” katanya.

    Presiden RI Prabowo Subianto mengatakan, langkah ini sebagai upaya mendukung ketersedian pangan bagi seluruh rakyat Indonesia, dan peningkatan pendapatan petani sebagai produsen penghasil pangan di Indonesia.

    “Ini langkah kita dalam mendukung ketersediaan pangan kita. Selama kita produksi pangan, negara kita aman,” jelas Presiden.

    Pewarta: Muhammad Said
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Kelapa Parut Makin Mahal di Pasar Tambun, Distributor: Konsumen Pilih Beli Beras
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        23 April 2025

    Kelapa Parut Makin Mahal di Pasar Tambun, Distributor: Konsumen Pilih Beli Beras Megapolitan 23 April 2025

    Kelapa Parut Makin Mahal di Pasar Tambun, Distributor: Konsumen Pilih Beli Beras
    Tim Redaksi
    BEKASI, KOMPAS.com –
    Harga kelapa parut di Pasar Tambun, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, mengalami lonjakan signifikan dalam beberapa pekan terakhir.
    Seorang distributor kelapa parut, Juari (41), mengatakan bahwa kenaikan harga sudah terjadi sejak sebelum Ramadhan. Saat itu, harga eceran kelapa parut naik dari Rp 5.000 menjadi Rp 10.000 hingga Rp 12.000 per butir.
    “Harga terus naik. Sekarang kelapa ukuran kecil dijual Rp 15.000, sedangkan ukuran besar bisa mencapai Rp 17.000 hingga Rp 18.000 per butir,” kata Juari saat ditemui di Pasar Tambun, Rabu (23/4/2025).
    Juari menduga kenaikan harga ini disebabkan oleh meningkatnya permintaan ekspor kelapa parut ke Thailand. Hal ini membuat petani menerapkan harga jual yang sama, baik untuk pasar ekspor maupun dalam negeri.
    “Jadi sekarang harga kelapa ikut harga ekspor. Petani menjual ke kami dengan harga yang sama seperti untuk ekspor,” ujarnya.
    Selain itu, Juari mengeluhkan sulitnya mendapatkan pasokan kelapa dengan harga di bawah harga ekspor. Kondisi ini memperburuk kelangkaan barang di tingkat distributor.
    “Biasanya saya bisa dapat sekitar 7.000 butir kelapa dari petani setiap minggu. Sekarang hanya bisa dapat sekitar 800 butir,” jelas dia 
    Kenaikan harga ini juga dikeluhkan oleh para pelanggan. Menurut Juari, banyak konsumen yang memilih mengurangi pembelian karena mahalnya harga kelapa.
    “Ya, konsumen banyak yang mengeluh. Omzet juga turun. Mereka bilang mending beli beras daripada beli kelapa yang sekarang harganya mahal,” tutur dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pemkab Kediri MoU dengan Pemprov DKI Jakarta kirim komoditas beras

    Pemkab Kediri MoU dengan Pemprov DKI Jakarta kirim komoditas beras

    Kediri (ANTARA) – Pemerintah Kabupaten Kediri, Jawa Timur membuat nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam pendistribusian komoditas hasil pertanian, terutama beras.

    Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana mengemukakan daerahnya setiap tahun selalu surplus beras. Untuk bulan Maret 2025 tercatat surplus sekitar 79 ribu ton.

    “Tentunya (dengan kerja sama ini) di saat musim panen harga beras tidak stabil, harapan kami (hasil panen) teman-teman petani tetap bisa diserap,” katanya di Kediri, Rabu.

    Pemkab Kediri bekerja sama lewat perusahaan daerah yakni PT Food Station Tjipinang Jaya (Perseroda) dengan BUMD Canda Birawa dan kelompok tani Kabupaten Kediri.

    MoU dilakukan di Desa Mekikis, Kecamatan Purwoasri, Kabupaten Kediri, yang dilakukan bersamaan dengan acara panen bersama contract farming 2025 sekaligus tanam padi serentak.

    Untuk tahapan pertama setelah MoU tersebut dilakukan pengiriman beras PK1 sebanyak 40 ton yang dihargai Rp10.800 per kilogram. Setiap bulannya PT Food Station Tjipinang Jaya membutuhkan beras 82.000 ton, sehingga dengan surplusnya produksi padi di Kabupaten Kediri peluang besar untuk mengirim hingga ke luar kota.

    Ia menambahkan, dengan adanya kepastian harga dan kebutuhan beras yang harus dipenuhi PT Food Station Tjipinang setiap bulannya, diharapkan dapat lebih memacu semangat petani padi di Kabupaten Kediri.

    “Sekarang tuntutannya kami kembalikan ke petani untuk bisa meningkatkan produksi panennya supaya kesejahteraan mereka bisa meningkat,” kata dia.

    Sementara itu, Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya Karyawan Gunarso mengatakan pada tahun 2025 ini melalui program contract farming pihaknya melakukan kerja sama di Kabupaten Kediri untuk komoditas padi seluas 500 hektare.

    “Ini seluruh panennya kami beli, terkait dengan harga kami pasti memberikan harga terbaik,” kata dia.

    Ia menambahkan, kerja sama untuk komoditas padi tersebut merupakan titik awal dan tidak menutup kemungkinan akan berkembang ke komoditas lain seperti cabai maupun buah nanas.

    “Kerja sama ini harus berkelanjutan, kalau tahun ini (untuk padi) 500 hektar tahun depan harus naik,” ujar dia.

    Dalam memenuhi kebutuhan beras tersebut, PT Food Station Tjipinang meminta mitra yang melakukan pembelian gabah kering dari petani dengan harga Rp6.500 per kilogram atau sama dengan harga yang dibeli oleh Bulog.

    Sementara itu, Ketua Gapoktan Maju Satu Pandansari, Kecamatan Purwoasri, Sutrimo mengatakan petani senang dengan program ini.

    Ia menyebut salah satu persoalan petani selama ini yakni anjloknya harga saat musim panen, sehingga program ini menjadi semangat baru bagi petani untuk mendapatkan kepastian harga dan pengiriman barang.

    “Dengan kerja sama ini, petani sangat senang sekali. Kami sangat berterima kasih,” kata dia.

    Pewarta: Asmaul Chusna
    Editor: Riza Mulyadi
    Copyright © ANTARA 2025

  • Penyederhanaan regulasi pupuk tingkatkan produksi beras

    Penyederhanaan regulasi pupuk tingkatkan produksi beras

    Apa yang sudah kita lakukan mendorong tingginya penebusan pupuk bersubsidi oleh petani. Hingga saat ini petani sudah menebus sekitar dua juta ton pupuk bersubsidi…,

    Badung, Bali (ANTARA) – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menyatakan, penyederhanaan regulasi dan perbaikan tata kelola distribusi pupuk bersubsidi yang ditetapkan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto mendorong peningkatan luas panen dan produksi beras.

    “Apa yang sudah kita lakukan mendorong tingginya penebusan pupuk bersubsidi oleh petani. Hingga saat ini petani sudah menebus sekitar dua juta ton pupuk bersubsidi. Inilah yang mendorong produktivitas beras kita tertinggi,” kata Sudaryono di Badung, Bali, Rabu.

    Dia menjelaskan, pada empat bulan di awal tahun ini, potensi luas panen padi nasional diperkirakan mencapai 4,56 juta hektare (ha). Luasan ini setara dengan 13,95 juta ton beras.

    Sebagai perbandingan luas panen padi pada periode yang sama tahun lalu hanya 3,57 juta ha, dengan demikian ada peningkatan 27,69 persen.

    Sementara produksi beras tahun 2024 sebesar 11,07 juta ton, sehingga tahun ini diperkirakan naik sekitar 25,99 persen.

    Pada forum internasional industri pupuk yang salah satunya dihadiri oleh Pupuk Indonesia, Wamentan menyampaikan produktivitas tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan beras dalam negeri, Indonesia tidak perlu impor beras.

    Adapun konsumsi beras nasional di bulan Januari hingga April 2025 sekitar 10,37 juta ton, sehingga masih surplus.

    Ia menjelaskan, untuk mewujudkan percepatan swasembada pangan, Presiden Prabowo telah banyak melakukan perubahan kebijakan pupuk bersubsidi.

    Adapun dampak yang paling dirasakan oleh petani atas perubahan tersebut, yaitu pupuk bersubsidi dapat ditebus petani terdaftar melalui aplikasi i-Pubers Pupuk Indonesia sejak 1 Januari 2025.

    Wamentan mengungkapkan, penebusan pupuk bisa dilakukan mulai awal tahun karena Pemerintah telah banyak melakukan penyederhanaan regulasi.

    Sebelumnya ada 70 regulasi yang mengatur pupuk bersubsidi, mulai dari Undang-undang (UU), Peraturan Pemerintah (PP), Peraturan Presiden (Perpres), hingga Instruksi Presiden (Inpres).

    Selain itu juga masih harus menunggu Surat Keputusan (SK) Gubernur dan SK Bupati/Walikota sebelum pupuk bersubsidi didistribusikan. Mulai tahun 2025, SK tersebut tidak lagi diperlukan.

    “Itu kenapa ketika petani membutuhkan pupuk bersubsidi, pupuknya tidak ada. Pupuk bersubsidi baru datang ketika petani sudah panen. Presiden menginstruksikan untuk menyederhanakan sistem yang rumit, termasuk regulasi,” ujarnya.

    Wamentan mengatakan, untuk mendukung kelancaran penyaluran pupuk bersubsidi di tahun 2025, Pemerintah juga menyederhanakan alur distribusi.

    Apabila sebelumnya, pupuk bersubsidi didistribusikan melalui produsen, distributor, pengecer, dan ke petani. Tahun ini, alur tersebut diubah, dari produsen langsung menuju titik serah (Poktan/Kelompok Pembudidaya Ikan/Pengecer) dan ditebus oleh petani.

    Perubahan berikutnya yaitu pemutakhiran data Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (E-RDKK) dapat dilakukan kapanpun di tahun berjalan. Sementara tahun 2024 dapat diubah per empat bulan sekali di tahun berjalan, sedangkan tahun-tahun sebelumnya harus menunggu pergantian tahun atau pada penetapan alokasi baru.

    Menurut Wamentan, Pemerintah juga mengembalikan sejumlah kebijakan, diantaranya memasukkan pembudidaya ikan sebagai penerima pupuk bersubsidi.

    Selain itu juga kembali menetapkan SP-36 dan ZA sebagai pupuk bersubsidi.

    Pemerintah juga menambahkan ubi kayu atau singkong sebagai komoditas penerima pupuk bersubsidi.

    Sebelumnya hanya sembilan komoditas yang bisa mendapatkan pupuk bersubsidi, yaitu padi, jagung, kedelai, bawang merah, bawang putih, cabai, kakao, kopi, dan tebu.

    Terakhir, mulai tahun ini penetapan alokasi pupuk bersubsidi tingkat provinsi dan kabupaten/kota dilakukan oleh Kepala Dinas Pertanian setempat. Dengan demikian prosesnya lebih sederhana.

    Dirinya menambahkan perubahan kebijakan ini juga dilakukan di tahun 2024.

    Di antaranya petani terdaftar cukup membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP) ke kios Pupuk Indonesia untuk melakukan penebusan, tidak perlu lagi diwajibkan melakukan foto dengan produk pupuk bersubsidi yang ditebus. Sementara bagi petani terdaftar yang tidak bisa datang ke kios untuk melakukan penebusan karena sakit, dapat diwakilkan oleh keluarga atau Poktan.

    Pemerintah di tahun 2024 juga menetapkan anggaran subsidi pupuk berbasis pada volume kebutuhan.

    Di tahun tersebut, Pemerintah menaikkan alokasi pupuk bersubsidi dari 4,7 juta ton menjadi 9,55 juta ton.

    Untuk meningkatkan tata kelola, Pemerintah membuat virtual account. Dengan demikian, pembayaran pupuk bersubsidi by name by address atau per Nomor Induk Kependudukan (NIK).

    “Pupuk ini penting karena populasi kita besar, maka kebutuhan pangan juga besar. Supaya kita mendapatkan pangan yang besar, panen kita juga harus besar. Kalau mau panen yang besar, menanamnya juga harus besar. Jika menanamnya besar maka jumlah pupuknya juga harus besar. Sehingga kebutuhan pupuk kita besar,” pungkas Wamentan.

    Pewarta: Rolandus Nampu
    Editor: Abdul Hakim Muhiddin
    Copyright © ANTARA 2025