Produk: Beras

  • Kunjungi Lokasi Bencana di Padang Pariaman, Wamendagri Bima Arya Bawa Bantuan Logistik dan Kerahkan Dukcapil

    Kunjungi Lokasi Bencana di Padang Pariaman, Wamendagri Bima Arya Bawa Bantuan Logistik dan Kerahkan Dukcapil

    Liputan6.com, Jakarta Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto meninjau langsung lokasi bencana banjir di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar), Senin (1/12/2025). Selain menyalurkan bantuan logistik, Bima juga mengerahkan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) ke lokasi bencana.

    Kehadiran pihak Dinas Dukcapil dimaksudkan untuk memberikan pelayanan pencetakan administrasi kependudukan (adminduk) kepada masyarakat terdampak. Layanan tersebut meliputi pencetakan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el), Kartu Keluarga (KK), Kartu Identitas Anak (KIA), Akta Lahir, Akta Kematian, dan dokumen kependudukan lainnya.

    Dalam kunjungan tersebut, Bima menegaskan pemerintah pusat akan bergerak cepat dan memastikan semua kebutuhan masyarakat terpenuhi dengan baik. Hal ini, kata dia, sejalan dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto.

    “(Hal) yang paling utama itu adalah bahan makanan, kemudian air bersih, obat-obatan, dan pakaian untuk keluarga. Itu paling pertama sekali,” katanya saat ditemui awak media di Kecamatan Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman.

    Perbesar

    Wamendagri datangi langsung lokasi bencana banjir di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar), Senin (1/12/2025). (Foto: Humas Kemendagri)… Selengkapnya

    Bima menegaskan bahwa pemerintah menjamin upaya pencarian korban jiwa akan dilakukan secara maksimal dengan melibatkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), serta seluruh tim aparat gabungan. “Semaksimal mungkin kita lakukan pencarian dengan berkoordinasi, sambil kemudian melakukan pendataan,” jelasnya.

    Lebih lanjut, Bima juga mendorong Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan pihak terkait untuk segera memperbaiki jaringan listrik di wilayah terdampak. Dia juga meminta masyarakat dan aparat untuk tetap waspada, meskipun berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) puncak curah hujan yang tinggi sudah terjadi pada November lalu.

    “Tapi tetap kita harus mengantisipasi. Jadi tetap waspada dan siaga. Semua perangkat-perangkat kebencanaan harus siaga,” imbuhnya.

    Bima mengapresiasi langkah cepat yang dilakukan oleh Bupati Padang Pariaman dan jajaran yang telah memberikan pertolongan pertama dengan sigap. Dalam kesempatan tersebut, Bima juga menyalurkan bantuan kepada masyarakat setempat berupa beras, mi, dan kain sarung.

  • Cerita Korban Banjir Aceh: Aliran Air Seperti Tsunami, Logistik Belum Juga Masuk

    Cerita Korban Banjir Aceh: Aliran Air Seperti Tsunami, Logistik Belum Juga Masuk

    Bisnis.com, JAKARTA — Korban bencana banjir dan longsor di Kabupaten Aceh Timur kini bertahan dengan logistik seadanya sembari menunggu bantuan masuk dari pemerintah. 

    Abdullah Muhammad Amin, warga Desa Ulee Tanoh, Kecamatan Julok, Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh menceritakan bahwa saat ini warga sekitar hanya bertahan dengan persediaan logistik seadanya. 

    Dia mengatakan bahwa hujan deras sejak Kamis (27/11/2025) membuat keluarganya tidak bisa ke mana-mana dan bertahan di rumah. Alhasil, stok makanan hanya mengandalkan sisa bahan makanan yang ada. 

    “Kami terus mencari logistik setelah air surut dalam beberapa hari terakhir. Barang bantuan belum sampai hingga saat ini. Sampai sekarang belum bisa masuk. Hanya bisa melalui udara. Kami bertahan dengan logistik seadanya,” katanya, Selasa (2/12/2025).

    Seperti sejumlah wilayah terdampak lainnya, Aceh Timur ikut menghadapi kendala pasokan listrik dan jaringan telekomunikasi. Abdullah baru bisa menghubungi keluarganya di Banda Aceh lima hari pascabencana atau 1 Desember kemarin.

    “Sudah seperti tsunami, rumah-rumah nyaris rata air,” ujarnya. 

    Sementara itu istrinya, Husnul Khatimah Arif menceritakan bahwa keluarganya bertahan dengan bahan pangan alakadar. Kemarin misalnya, pasangan ini bersama dua anaknya hanya mengonsumsi ikan asin.

    Saat mencari lauk di pasar, tidak banyak pasokan pangan yang tersedia. Begitupun, hanya beberapa toko atau lapak pedagang yang buka. 

    “Kemarin, saya lapar dan anak juga. Rencananya ingin cari makanan, akan tetapi begitu melihat kondisi jalanan, kami langsung kembali ke rumah. Muntah. Sedih sekali persis teringat peristiwa tsunami,” ujarnya. 

    Meski bantuan mulai masuk ke wilayah itu, logistik belum diterima sepenuhnya oleh masyarakat terdampak bencana. Terutama wilayah yang berada di pedalaman. 

    Senada, warga Desa Lhok Bani, Kecamatan Langsa Barat, Kota Langsa, Yulia merasakan hal yang sama. Meski beberapa pemberitaan menyebut bahwa logistik telah masuk ke kota itu, belum ada satu bantuan pun yang diterima warga sekitar. 

    Dia menuturkan bahwa dalam beberapa hari terakhir, dia bersama suami dan seorang bayinya hanya mengonsumsi nasi tanpa lauk. Pencarian bantuan sudah dilakukan berulang kali namun hasilnya nihil. 

    “Sampai sekarang belum ada bantuan sama sekali. Memang di pemberitaan disebut ada bantuan, tapi kami tidak merasakan bantuan apapun. Sudah mencari ke sana kemari tidak ada,” katanya, Selasa (2/12/2025).

    Kendala makin berat dihadapi korban bencana di daerah tersebut seiring harga kebutuhan pokok yang meningkat tajam dan bahan bakar minyak yang dijual di luar batas wajar. 

    Saat ini kata Yulia, pasokan gas rumah tangga tidak lagi ditemukan, harga cabai telah mencapai Rp300.000 per kilogram, bahkan bahan bakar minyak tidak lagi terjual di SPBU. Sedangkan bensin eceran dijual Rp50.000 per liter.

    “Keluarga kami sejak kemarin hanya makan nasi putih tanpa lauk. Bayi kami sudah makan nasi putih selama dua hari ini. Mau beli apa-apa harus mikir karena uang cash menipis, sedangkan mesin ATM masih belum bisa digunakan,” katanya. 

    Sebelumnya, bantuan logistik disebut mulai disalurkan oleh pemerintah daerah maupun pusat. 

    Di Aceh Timur misalnya, pemerintah telah menyediakan makanan siap saji 3.000 paket, kidsware 100 paket, family kit 100 paket, sandang dewasa 100 paket, selimut 200 lembar, tenda gulung 100 lembar, tenda serbaguna 1 unit, beras 5 kg 2000 zak, mie instan 1.500 dus, minyak goreng 800ml 1000 pouch, gula pasir 1 kg 1000 kg, air mineral 200 ml 200 dus, pampers 60 dus, minyak kayu putih 48 lusin serta obat-obatan 80 box

    Bantuan dikirim dari Gudang Sentra Bahagia Medan ke Dinas Sosial Kab. Aceh Timur mulai Minggu 30 November 2025 melalui pelabuhan belawan dengan kapal KRI. Meski demikian, bantuan belum masuk merata.

    Korban Banjir Aceh Capai 173 Jiwa

    Data resmi Pos Komando Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi Aceh per Selasa (2/12/2025) pukul 00:52 WIB, sebanyak 173 jiwa ditemukan meninggal dunia.

    “Hingga malam ini, data resmi kita terima pukul 19.56 WIB sebanyak 173 korban meninggal dunia akibat bencana banjir dan longsor di Aceh,” ucap Ketua Tim Posko Tanggap Darurat Bencana Aceh, M. Nasir SIP, Senin (1/12/2025) malam.

    M. Nasir menjelaskan, bencana hidrometeorologi Aceh yang terjadi mulai sejak Jumat (28/11/2025) lalu telah berdampak kepada 18 kabupaten kota se-Aceh. Ia memerinci, saat ini dampak dari bencana hidrometeorologi ini tersebar di 226 Kecamatan dan 3.310 Gampong (Desa) se-Aceh.

    “Sementara korban luka berat hingga saat ini tercatat sebanyak 403 orang, luka ringan sebanyak 1.435 orang. Sementara 204 orang lainnya dilaporkan hilang dan masih dalam proses pencarian,” tambahnya.

    Selanjutnya, fasilitas umum yang ikut terdampak diantaranya perkantoran sebanyak 138 unit, tempat ibadah sebanyak 51 unit, sekolah sebanyak 201 unit, pondok pesantren sebanyak 4 unit. Kemudian jalan terputus sebanyak 152 unit. 

    Kemudian dari segi material yang terdampak diantaranya rumah warga sebanyak 77.049 unit, hewan ternak sebanyak 182 ekor, sawah seluas 139,4 hektare dan kebun seluas 12,012 hektare.

    Sementara itu, M. Nasir juga meminta semua pihak terkait agar fokus utama membantu korban musibah banjir dan longsor di wilayah terisolir. Menurutnya, tiga fokus utama yang harus diprioritaskan, yakni evakuasi warga terisolir, bantuan logistik dan konektivitas.

    “Tiga fokus utama ini kita harapkan selesai selama 14 hari terhitung masa tanggap darurat ditetapkan. Kita semua berharap semua masalah ini selesai sehingga nantinya akan fokus ke tahapan rehabilitasi,” pungkasnya.

  • Presiden Iran Peringatkan Warga Mungkin Harus Ngungsi

    Presiden Iran Peringatkan Warga Mungkin Harus Ngungsi

    Jakarta

    Teheran, Iran, bergulat dengan krisis air parah hingga presiden Iran menyarankan warganya mungkin perlu mengungsi. Minggu demi minggu berlalu, hujan tak kunjung turun. Muncul kekhawatiran air bisa habis sepenuhnya di kota luas dan sibuk ini, yang wilayah metropolitannya dihuni sekitar 15 juta orang.

    Dalam pidato awal bulan ini, Presiden Masoud Pezeshkian mengatakan air akan dijatah jika hujan tak turun di Teheran hingga Desember. Jika terus berlanjut, warga harus mengungsi. Meski ahli mengatakan evakuasi massal mustahil, retorika itu mencerminkan betapa serius situasi.

    Krisis air meluas melampaui ibu kota. Sekitar 20 provinsi belum melihat setetes hujan pun sejak awal musim hujan pada akhir September, menurut Mohsen B. Mesgaran, profesor ilmu tanaman di University of California, Davis. Menurut Reuters, sekitar 10% bendungan negara itu mengering.

    Akar masalah mirip dengan yang terjadi di belahan dunia lain yaitu puluhan tahun ekstraksi berlebihan, infrastruktur tua, menjamurnya bendungan, salah urus, hingga tuduhan korupsi. Di balik semua itu, ada perubahan iklim yang memicu cuaca lebih panas dan kering. Tahun demi tahun, waduk yang kering tidak terisi kembali.

    Kekeringan Iran saat ini adalah yang terburuk setidaknya dalam 40 tahun terakhir. “Level air menyusut saat di mana Anda biasanya mengharapkan cadangan air pulih, bukan malah makin merosot,” kata Amir AghaKouchak, profesor lingkungan di University of California, Irvine.

    Iran yang sebagian besar wilayahnya semi gersang, tidak asing dengan kelangkaan air. Namun jarang sekali hal itu berdampak pada Teheran, rumah bagi sebagian besar kaum kaya dan berkuasa di negara tersebut.

    Waduk utama yang memasok kota hanya terisi sekitar 11%. Bendungan Latyan, sekitar 15 mil di luar kota, hanya terisi sekitar 9%. Sejak Mei, waduk di kaki pegunungan Alborz ini surut hingga menyisakan dasar sungai yang hampir sepenuhnya kering, dengan hanya beberapa aliran air kecil tersisa.

    Bendungan Amir Kabir, sekitar 40 mil di barat laut Teheran, juga berada pada level rendah yang berbahaya, hanya sekitar 8% dari total kapasitasnya. Di luar Teheran, level air di waduk yang memasok kota terbesar kedua di Iran, Mashhad, hanya tersisa 3%.

    Kaveh Madani, direktur United Nations University Institute for Water, Environment and Health menyebut Iran dalam kondisi kebangkrutan air. Pengambilan air dari sungai, danau, dan lahan basah serta akuifer bawah tanah dilakukan jauh lebih cepat daripada pengisian.

    Tujuan pemerintah untuk mencapai swasembada pangan turut bertanggung jawab atas situasi ini. “Selama beberapa dekade, kebijakan mendorong perluasan pertanian irigasi di daerah gersang,” kata AghaKouchak yang dikutip detikINET dari CNN.

    Lahan pertanian irigasi berlipat ganda sejak 1979. Tanaman pangan sangat butuh air, terutama beras, makanan pokok orang Iran. Sebagian besar air Iran, sekitar 90%, digunakan untuk pertanian. Danau Urmia adalah korban nyata. Pernah menjadi salah satu danau air asin terbesar, Urmia menyusut drastis beberapa dekade terakhir.

    Kekeringan turut berperan, tapi pendorong terbesarnya adalah bendungan dan sumur yang bermunculan di dekatnya untuk mendukung pertanian, yang memutus pasokan air ke danau. Industri rakus air seperti minyak dan gas juga dibangun di wilayah kering, menambah tekanan di daerah yang sudah rapuh.

    Populasi perkotaan membengkak juga meningkatkan permintaan. Situasi diperparah infrastruktur yang menua. “Diperkirakan 30% air minum olahan hilang melalui sistem distribusi tua yang bocor, dan daur ulang air sangat minim,” kata Mesgaran. Di atas semua masalah ini adalah krisis iklim.

    Iran kini memasuki tahun keenam kekeringan berturut-turut. Bagi warga Teheran, ini adalah penantian mencemaskan. Ada harapan musim gugur akan membawa hujan yang sangat dibutuhkan, tapi selain beberapa hujan sesaat yang terisolasi, hujan tak kunjung datang.

    (fyk/rns)

  • Prabowo Gelontorkan Anggaran Kemensos Rp21,4 Miliar untuk Banjir Sumatra

    Prabowo Gelontorkan Anggaran Kemensos Rp21,4 Miliar untuk Banjir Sumatra

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menggelontorkan Rp21,4 miliar untuk penanganan bencana guna mempercepat pemulihan infrastruktur dan memperkuat dukungan anggaran bagi warga terdampak bencana di Sumatra Barat, Aceh, dan Sumatra Utara.

    Seperti diketahui, Presiden melakukan kunjungan kerja untuk berinteraksi dengan para pengungsi yang menempati tenda darurat di Sumatra Utara, Aceh, dan Sumatra Barat pada Senin (1/12/2025).

    Dalam kesempatan itu, Prabowo meninjau dapur umum, pos layanan kesehatan, hingga kegiatan trauma healing bagi anak-anak. Prabowo mengatakan kehadirannya bertujuan memastikan seluruh proses penanganan berjalan baik, terutama pemulihan infrastruktur kritis. 

    “Perbaikan terus kita kebut. Listrik hampir seluruhnya kembali normal, akses air bersih sedang ditangani, dan jembatan-jembatan yang rusak sudah mulai dihitung untuk segera diperbaiki,” ujarnya dalam kunjungan ke posko penanganan banjir di Perum Kasai Permai, Nagari Kasang, Kecamatan Batang Anai, Senin (1/12/2025).

    Presiden Ke-8 RI itu juga memastikan rumah-rumah warga yang rusak akan mendapat bantuan perbaikan dari pemerintah, termasuk distribusi bantuan yang tetap dilakukan lewat jalur udara untuk wilayah yang sulit diakses.

    “Ini situasi yang berat, dan saya turut berduka untuk keluarga yang terdampak. Semoga bapak-ibu semua diberikan ketabahan,” ucapnya.

    Prabowo menegaskan bahwa negara tidak akan meninggalkan masyarakat dalam kondisi sulit.

    “Kita semua satu keluarga besar. Kita tidak akan membiarkan saudara-saudara sendiri memikul beban,” katanya

    Kunjungan Presiden pada hari yang sama dimulai dari Tapanuli Tengah, dilanjutkan ke Aceh Tenggara, dan berakhir di Padang Pariaman.

    Di lokasi, orang nomor satu di Indonesia itu didampingi Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul), Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Panglima TNI Agus Subiyanto, Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi, Wakil Gubernur Vasco Ruseimy, serta anggota DPR RI Andre Rosiade.

     

    Fokus Anggaran Penanganan Bencana Capai Rp21,4 Miliar

    Kementerian Sosial menegaskan bahwa dukungan anggaran terus digelontorkan untuk penanganan banjir dan longsor di tiga provinsi terdampak. Hingga saat ini, total dukungan mencapai sekitar Rp21,4 miliar.

    Angka itu terbagi atas logistik bufferstock hingga Rp14,7 miliar, bahan natura untuk dapur umum Rp6,7 miliar. Adapun, anggaran tersebut mencakup penyediaan sandang, pangan, perlengkapan keluarga, hingga dukungan operasional bagi petugas di lapangan.

    Khusus untuk Provinsi Sumatera Barat, Kementerian Sosial telah menyalurkan bantuan sebesar sekitar Rp5,2 miliar. Bantuan itu berupa makanan siap saji, makanan anak, beras, family kit, kidsware, selimut, kasur, tenda, hingga pengoperasian dapur umum lapangan di empat kabupaten/kota yakni Kota Padang, Padang Pariaman, Pasaman Barat, dan Pesisir Selatan

    Sebanyak 187 personel Taruna Siaga Bencana (Tagana) dikerahkan untuk memperkuat layanan, mulai dari dapur umum hingga distribusi logistik kepada warga. 

    Kemensos menyatakan pasokan logistik masih aman berkat bufferstock nasional, sehingga distribusi bantuan dapat dilanjutkan selama masa tanggap darurat berlangsung.

  • Menyelaraskan Orientasi Partai Golkar dengan Program Prioritas Presiden

    Menyelaraskan Orientasi Partai Golkar dengan Program Prioritas Presiden

    Jakarta

    Presiden Prabowo Subianto telah merespons aspirasi masyarakat mengenai urgensi pembenahan dan normalisasi manajemen ketatanegaraan. Respons tersebut ditunjukkan melalui fokus pada reformasi manajemen keuangan negara dan daerah, serta pemulihan tugas pokok dan fungsi institusi penegak hukum. Dengan langkah konkret Presiden, sudah sewajarnya seluruh kekuatan politik, utamanya Partai Golkar, memberikan dukungan nyata dan maksimal bagi agenda normalisasi tata kelola pemerintahan tersebut.

    Peran Partai Golkar dalam konteks ini dapat menjadi sangat signifikan. Bukan hanya karena posisinya sebagai bagian dari Koalisi Kabinet Merah Putih dengan delapan kader menduduki posisi menteri, melainkan karena Partai Golkar memiliki pengalaman panjang dalam pengelolaan negara. Selama lebih dari tiga dekade, Partai Golkar pernah menjadi mesin yang menggerakkan hampir seluruh aspek manajemen ketatanegaraan.

    Zaman memang berubah, demikian pula manajemen ketatanegaraan yang telah mengalami reformasi konstitusi serta pembaruan berbagai undang-undang. Kendati demikian, satu prinsip tetap sama, yakni tata kelola negara harus berorientasi pada kerja nyata demi kebaikan bersama. Kebaikan bersama hanya dapat diwujudkan jika penyelenggaraan negara berjalan efektif dan konsisten dalam mengikuti arahan pemimpin nasional.

    Dalam periode panjang sejarah pemerintahan, Partai Golkar telah membuktikan mampu mewujudkan tata kelola pemerintahan yang efektif. Dampaknya dapat dirasakan masyarakat: kebutuhan pokok tersedia dengan harga terjangkau, inflasi terkendali bahkan sampai level sidang kabinet pun memperhatikan harga cabai keriting. Ribuan puskesmas dibangun sejak 1968, dan lebih dari 150.000 gedung SD Inpres berdiri hingga 1994. Pada tahun 1984, Indonesia berhasil mencapai swasembada beras. Itu semua menunjukkan bagaimana manajemen pemerintahan yang solid menghasilkan kestabilan dan kemajuan.

    Meski kondisi sekarang tidak identik dengan masa lalu, pengalaman Partai Golkar tersebut tetap relevan untuk dibagikan. Lebih dari itu, respons Presiden atas aspirasi publik seharusnya dipandang sebagai panggilan bagi semua kekuatan politik untuk segera memberikan kontribusi. Sebagaimana Presiden yang realistis menyikapi persoalan struktural tata kelola pemerintahan, Partai Golkar pun perlu bersikap realistis terhadap berbagai ekses dari praktik penyelenggaraan negara yang masih membutuhkan penyempurnaan.

    Karena sikap realistis itu pula, Presiden telah membentuk Komite Percepatan Reformasi Polri yang diharapkan dapat mengarahkan Polri kembali ke tugas pokok dan fungsi sebagaimana diatur dalam undang-undang. Presiden juga telah memerintahkan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa untuk melakukan pembenahan manajemen keuangan negara-daerah, termasuk perbaikan tata kelola perpajakan dan kepabeanan.

    Akan sangat bijaksana apabila seluruh kekuatan politik, termasuk Partai Golkar, menyelaraskan orientasi perjuangannya dengan program prioritas Presiden. Arah kebijakan Presiden dapat dibaca dari agenda dan aktivitas pemerintahan. Beberapa waktu terakhir, Presiden menunjukkan kepedulian pada sejumlah isu strategis. Pada Minggu (23/11), Presiden memimpin rapat mengenai penertiban penambangan ilegal dan pemulihan kawasan hutan.

    Keesokan harinya, Senin (24/11), dalam pertemuan dengan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian di Istana Kepresidenan, Presiden mempertanyakan endapan dana pemerintah daerah di perbankan yang mencapai Rp 203 triliun. Presiden juga menyoroti realisasi belanja daerah yang stagnan di angka 68 persen hingga November 2025, jauh dari target di atas 80 persen. Sikap Presiden tersebut membuktikan adanya kepedulian sekaligus evaluasi serius terhadap kinerja.

    Perlu dicatat, persoalan dana mengendap itu kembali disuarakan oleh Menteri Keuangan Purbaya belum lama ini. Meski bukan persoalan baru, perhatian Presiden menunjukkan bahwa laporan Menkeu disampaikan apa adanya, bukan sekadar formalitas.

    Selain itu, Purbaya juga menyoroti berbagai aspek penting ekonomi negara: mulai dari kebijakan pemotongan Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Transfer Ke Daerah (TKD), penolakan pembayaran utang kereta cepat melalui APBN, persoalan perpajakan, praktik under-invoicing di kepabeanan, hingga maraknya impor ilegal barang bekas (thrifting). Ia juga membahas lambannya pembangunan kilang minyak serta serapan anggaran untuk program makan bergizi gratis (MBG).

    Dengan berbagai pernyataan dan langkah tersebut, publik dan kekuatan politik dapat membaca arah kebijakan Presiden di sektor ekonomi. Sementara pembenahan hukum dan tata negara dipercayakan kepada figur seperti Profesor Jimly Asshiddiqie dan Mahfud MD. Menjadi kelaziman jika Presiden menunjuk figur yang dipercaya untuk tugas khusus yang bersifat strategis.

    Namun, peran kekuatan politik lain tetap penting dan dibutuhkan, termasuk kontribusi Partai Golkar. Melalui kerja proaktif, koordinatif, dan kolaboratif dengan para tokoh yang dipercayai Presiden, serta melalui forum formal seperti rapat kerja di DPR, pengalaman panjang Golkar dalam tata kelola pemerintahan dapat menjadi nilai strategis. Termasuk dalam memperkuat kemitraan pemerintah dengan sektor swasta untuk meningkatkan daya saing industri nasional di tingkat global.

    Lebih dari itu, Partai Golkar bersama Partai Gerindra dan partai pendukung pemerintah lainnya harus bahu-membahu melahirkan kebijakan yang bijaksana dalam mengatasi tantangan seperti ketimpangan ekonomi dan rendahnya produktivitas. Penguatan belanja pada sektor pangan dan energi perlu menjadi prioritas. Tantangan ekonomi Indonesia tidak hanya menyangkut ketimpangan, tetapi juga struktur ekonomi yang masih bergantung pada impor komoditas, minimnya infrastruktur strategis, serta kurangnya sumber daya manusia kompeten di sektor digital.

    Harapan kebangkitan ekonomi nasional bertumpu pada sinergi seluruh komponen bangsa. Pemerintah bersama sektor swasta harus memperkuat daya saing industri, mendorong transformasi digital, serta menjamin keberlanjutan kebijakan dan kepastian regulasi. Semua itu harus didukung kebijakan yang bijaksana, fokus pada peningkatan produktivitas, serta berpihak pada kepentingan nasional.

    Bambang Soesatyo, Anggota DPR RI; Ketua MPR RI ke-15; Ketua DPR RI ke-20; Ketua Komisi III DPR RI ke-7; Dosen Pascasarjana (S3) Ilmu Hukum Universitas Borobudur, Universitas Jayabaya, dan Universitas Pertahanan (Unhan).

    (ega/ega)

  • Daftar 5 Bansos yang Cair Desember 2025: BLT Rp900.000 hingga Beras-Minyak 2 Liter

    Daftar 5 Bansos yang Cair Desember 2025: BLT Rp900.000 hingga Beras-Minyak 2 Liter

    Bisnis.com, JAKARTA – Berikut ini daftar bantuan sosial (bansos) yang dijadwalkan cair pada Desember 2025.

    Bansos di bawah ini disiapkan pemerintah untuk membantu masyarakat dari segi ekonomi.

    Bansos yang cair pada Desember 2025 meliputi PKH, BPNT, Beras-Minyak 2 liter, hingga yang terbaru ada BLT Kesra Rp900.000.

    Bansos tersebut diberikan untuk meringankan kebutuhan masyarakat di tengah gejolak ekonomi yang tidak pasti. Bansos juga diharapkan dapat menjaga daya beli masyarakat tetap stabil, serta memperluas peluang kerja masyarakat.

    Anda dapat melakukan pengecekan pencairan hingga daftar penerimanya di aplikasi https://cekbansos.kemensos.go.id 2025.

    Berikut ini daftar bansos yang dijadwalkan cair pada Desember 2025.

    Daftar Bansos Cair Desember 2025

    1. PKH

    Saat ini, pencairan bansos PKH sudah memasuki tahap keempat untuk bulan Oktober-November 2025.

    Pencairan program PKH dilakukan setiap tahun, yang diperuntukkan bagi keluarga kurang mampu agar dapat meningkatkan kualitas hidup. Berikut adalah besaran bantuan yang diterima per tahun:

    – Anak usia dini (0-6 tahun) dan ibu hamil: Rp3.000.000
    – Siswa SD: Rp900.000
    – Siswa SMP: Rp1.500.000
    – Siswa SMA: Rp2.000.000
    – Lansia dan penyandang disabilitas: Rp2.400.000

    2. Program Sembako (BPNT)

    Pemerintah memberikan bantuan sembako senilai Rp220.000 per bulan bagi keluarga miskin yang masuk dalam data DTSEN. Bantuan ini diberikan dalam bentuk saldo elektronik yang bisa digunakan untuk membeli kebutuhan pokok.

    Namun, pencairan BPNT dilakukan langsung dalam tiga bulan. Sehingga penerima manfaat akan mendapat uang tunai dengan total Rp600.000.

    3. BLT Kesra

    BLT Kesra diberikan untuk 3 bulan ke depan yakni pada Oktober-Desember 2025. Di mana pencairan dijadwalkan mulai Senin 20 Oktober 2025.

    Pemerintah akan langsung menyalurkan BLT Kesra kepada penerima melalui bank-bank Himbara (Mandiri, BNI, BRI, BTN, dan BSI) dan PT Pos Indonesia.

    Besaran BLT Kesra per bulan sejumlah Rp300.000, di mana akan diberikan langsung selama tiga bulan. Sehingga penerima BLT Kesra 2025 akan mendapatkan bantuan sebesar Rp900.000.

    4. Bansos Beras & Minyak Goreng 2 liter

    Pemerintah juga menjadwalkan pencairan bansos beras dan minyak goreng 2 liter. Bantuan ini diberikan sejak September lalu, dan diperpanjang hingga Desember 2025.

    5. Program Indonesia Pintar

    Bantuan lain yang diberikan pemerintah yakni bantuan biaya Pendidikan bagi masyarakat kurang mampu melalui Program Indonesia Pintar (PIP).

    Adapun besaran bantuan PIP dibedakan menjadi:

    SD

    Bantuan per Tahun: Rp450.000
    Pencairan Siswa Baru & Kelas Akhir: Rp225.000

    SMP

    Bantuan per Tahun: Rp750.000
    Pencairan Siswa Baru & Kelas Akhir: Rp 375.000

    SMA/SMK

    Bantuan per Tahun: Rp1.800.000
    Pencairan Siswa Baru & Kelas Akhir: Rp500.000–Rp900.000

    Cara Cek Status Pencairan Bansos Desember 2025

  • Terisolir Usai Bencana: Ini Daerah di Sumatra yang Belum Bisa Dijangkau

    Terisolir Usai Bencana: Ini Daerah di Sumatra yang Belum Bisa Dijangkau

    Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah wilayah di Sumatra Utara, Sumtara Barat dan Aceh terisolir karena sulitnya akses untuk menjangkau para korban banjir.

    Pemerintah Aceh mencatat masih ada 3 wilayah yang hingga saat ini masih terisolir usai dilanda banjir. Wilayah tersebut adalah Kabupaten Aceh Utara, Aceh Timur, dan Aceh Tamiang.

    Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh M Nasir meminta dukungan pemerintah pusat untuk mempercepat penanganan darurat bencana banjir dan longsor yang masih melanda sejumlah wilayah Aceh, baik evakuasi warga terisolir, pembukaan konektivitas, hingga tambahan logistik.

    “Kami berharap bantuan cepat dari pemerintah pusat, untuk menghindari memburuknya kondisi warga terdampak, terutama di daerah yang hingga kini masih sulit dijangkau,” kata ujarnya dilansir dari Antara, Selasa (2/12/2025).

    Nasir menegaskan  ada tiga fokus penanganan yang sangat membutuhkan intervensi pusat untuk bencana Aceh.

    Pertama, evakuasi warga yang masih terisolasi di beberapa titik, terutama di Kabupaten Aceh Utara, Aceh Timur, dan Aceh Tamiang.

    Kedua, lanjut dia, penambahan logistik darurat, terutama beras dan kebutuhan pokok lainnya yang bisa segera didistribusikan, karena beberapa wilayah telah melaporkan stok menipis, sementara akses darat masih terputus.

    Ketiga, pemerintah pusat diharapkan segera membantu pembukaan konektivitas, mengingat sejumlah jembatan dilaporkan putus total akibat banjir dan longsor.

    “Pemerintah Aceh meminta Kementerian PU membangun infrastruktur darurat untuk memastikan jalur mobilisasi bantuan dapat dibuka kembali,” katanya.

    Dalam kesempatan itu Nasir juga menyoroti kebutuhan transportasi udara berskala besar untuk mengirimkan bantuan ke daerah-daerah yang terisolasi, terutama di dataran tinggi Aceh, seperti Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah.

    “Kami butuh Hercules untuk mendistribusikan sedikitnya 500 ton logistik ke Aceh Tengah dan Bener Meriah. Stok kebutuhan masyarakat di sana hanya cukup untuk dua hari lagi,” ucap M Nasir.

    Sementara itu, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menjelaskan terdapat lima lokasi yang jaringan jalannya masih terputus di Sumatra Barat. BNPB dan BPBD mengidentifikasi jalan terputus berada di Kecamatan Malalak, Matur, Palupuh, Palembayan dan Koto Alam. Semua akses ini merupakan jalan provinsi.

    Adapun sebanyak 10 alat berat diturunkan di sejumlah wilayah terdampak guna memastikan akses. Pihaknya masih mengupayakan tambahan 10 unit untuk mempercepat perbaikan darurat yang dikerahkan untuk Kecamatan Palembayan, Palupuh, Tanjung Raya, dan Malalak.

    Selain itu, katanya, BNPB juga mengupayakan untuk memulihkan jaringan komunikasi. Berbagai pihak telah membantu untuk penanganan komunikasi, seperti bantuan Presiden, Komdigi maupun provider telekomunikasi.

    Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mendorong Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam, Sumatera Barat, untuk mempercepat pendistribusian logistik ke wilayah terdampak bencana melalui pengaktifan 13 pos lapangan.

    “Dengan adanya pos lapangan ini, bantuan dapat lebih cepat terdistribusi ke wilayah terdampak atau yang masih terisolir,” katanya.

    Pemerintah Kebut Bantuan

    Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian memastikan pemerintah pusat akan membantu pemerintah daerah yang mengalami bencana, terlepas dari mampu atau tidaknya pemerintah daerah terkait menangani bencana di daerahnya.

    Hal tersebut disampaikan Mendagri terkait sejumlah kepala daerah yang menyatakan tidak sanggup menangani bencana bencana berskala besar yang terjadi di wilayahnya.

    “Pemerintah pusat, mau dia (pemda) masih mengatakan mampu, mau dia katakan menyerah, enggak mampu, pasti tetap akan bekerja, membantu dan itu sudah sejak hari pertama,” kata Mendagri dikutip dari Antara, Selasa (2/12/2025).

    Menurutnya adalah hal yang wajar pemda yang tidak bisa menangani bencana meminta bantuan kepada pemerintahan yang lebih tinggi.

    Tito menambahkan pemerintah pusat juga telah melakukan penilaian terhadap masing-masing pemda terkait kemampuan penanganan bencana.

    “Kami menilai sendiri juga, mana-mana yang mampu, mana yang tidak. Yang kami anggap mampu pun kami bantu. Apalagi yang mengatakan sudah nggak mampu dan memang kami melihat wajar dia mengatakan enggak mampu, karena di daerah yang tersulit,” ujarnya lagi.

    Mendagri mengungkapkan ada daerah yang benar-benar terisolir karena bencana longsor dan banjir, sehingga satu-satunya jalan adalah meminta bantuan dari pemerintah yang lebih tinggi atau pemerintah pusat.

    Dia kemudian mencontohkan Kota Takengon, yang aksesnya terputus sehingga satu-satunya cara untuk mengangkut bantuan, seperti pangan, hanya bisa menggunakan pesawat.

    Pemerintah daerah lain yang juga menyatakan tidak sanggup menangani bencana di daerahnya adalah Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah.

    Tito mengaku paham dengan situasi yang dihadapi para kepala daerah yang wilayahnya tengah menghadapi bencana. Para kepala daerah tersebut memang tidak bisa berbuat banyak karena keterbatasan peralatan berat dan akses.

    “Dia (pemda) dari mana mau dapat makanan logistik kalau bukan minta bantuan kepada pemerintah yang di atasnya? Terus bagaimana dia mau mobilisasi alat berat? Tidak mungkin, tidak mampu dia, dan itu dikerjakan oleh pemerintah pusat,” kata Mendagri pula.

  • Mendagri Paparkan Skema Penyaluran Beras Bulog bagi Daerah Terdampak Bencana
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        1 Desember 2025

    Mendagri Paparkan Skema Penyaluran Beras Bulog bagi Daerah Terdampak Bencana Nasional 1 Desember 2025

    Mendagri Paparkan Skema Penyaluran Beras Bulog bagi Daerah Terdampak Bencana
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com
    – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian memaparkan tata cara penyaluran bantuan pangan, khususnya beras Badan Urusan Logistik (Bulog), bagi daerah yang terdampak bencana. 
    Ia menegaskan, stok beras berada dalam kondisi aman dan dapat segera disalurkan melalui prosedur yang telah disederhanakan.
    “Bulog itu memiliki mekanisme, tadi saya sudah umumkan, dan saya sudah komunikasi dengan Kepala Badan Pangan Pak Amran [yang juga merupakan] Menteri Pertanian (Mentan), dan juga dengan Dirut Bulog Pak Rizal,” ujar Tito dalam siaran persnya, Senin (1/12/2025).
    Hal itu dikatakan Tito dalam konferensi pers setelah Rapat Koordinasi (Rakor) Pusat dan Daerah dalam rangka Mengantisipasi Momentum Natal Tahun 2025 dan Tahun Baru 2026 di Sasana Bhakti Praja, Gedung C Lantai 3, Kantor Pusat Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Senin.
    Tito mengatakan, pemerintah menerapkan tiga skema dalam penyaluran
    beras Bulog
    , yaitu
    bantuan pangan
    berbasis Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) atau operasi pasar, serta bantuan khusus untuk penanganan bencana. 
    Khusus skema terakhir, beras dapat segera disalurkan begitu ada permintaan resmi dari
    kepala daerah
    .
    Tito menegaskan, proses pengajuan bantuan sangat sederhana. Kepala daerah cukup mengirimkan surat permohonan dalam bentuk
    softcopy
    kepada Kepala Badan Pangan Nasional (
    Bapanas
    ).
    Setelah menerima permohonan tersebut, Bapanas akan meneruskan persetujuan kepada Bulog agar bantuan dapat segera dikirim sesuai kebutuhan daerah.
    “Contoh kemarin Lhokseumawe membutuhkan 100 ton, oke dia (Wali Kota Lhokseumawe) buat surat
    softcopy
    -nya saja, dikirim ke saya, kepada Mentan, Kepala Badan Pangan,” kata Tito. 
    Setelah itu, lanjut dia, Badan Pangan dan Mentan menyetujui sehingga tidak perlu berlama-lama dan langsung diteruskan kepada Dirut Bulog. 
    Mantan Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) itu juga menegaskan bahwa stok beras nasional berada pada tingkat yang aman. 
    Tito mencontohkan, di Lhokseumawe tersedia 28.000 ton beras Bulog. Jumlah ini dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama beberapa bulan ke depan.
    Menanggapi kondisi di Sibolga, Tito menjelaskan, sebagian warga sempat mendatangi gudang Bulog karena khawatir terhadap ketersediaan logistik dan akses wilayah yang sebelumnya terhambat. 
    Ia menyebutkan, situasi serupa pernah terjadi di Palu ketika daerah tersebut terisolasi akibat bencana.
    “Kita tahulah bahwa terjadi
    panic buying
    , kemudian juga kesulitan apalagi kalau daerah itu terisolasi. Kita pernah mengalami dulu di Palu hari ketiga terjadi penjarahan karena semua akses tertutup,” ujar Tito.
    Dia menambahkan, pemerintah kini mendistribusikan logistik secara proaktif ke wilayah-wilayah yang sulit dijangkau dengan memanfaatkan berbagai jalur yang tersedia. 
    Tito juga menekankan pentingnya pemahaman masyarakat bahwa seluruh penyaluran bantuan dilakukan sesuai mekanisme yang telah ditetapkan agar tepat sasaran.
    Terakhir, dia menyampaikan perkembangan mengenai penyediaan hunian sementara (huntara) bagi warga terdampak bencana. 
    Tito menjelaskan, pendataan terhadap rumah-rumah yang mengalami kerusakan berat masih berlangsung. 
    Untuk sementara, warga masih menempati berbagai lokasi pengungsian, seperti masjid, gedung pemerintah, tenda darurat, atau kembali ke rumah masing-masing yang masih memungkinkan untuk dihuni.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Inflasi Kediri Turun, Tapi Harga Pangan Masih Bergerak Liar: Ini Penyebabnya

    Inflasi Kediri Turun, Tapi Harga Pangan Masih Bergerak Liar: Ini Penyebabnya

    Kediri (beritajatim.com) – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kediri mencatat inflasi month-to-month (m-to-m) sebesar 0,19 persen pada November 2025, atau turun 0,21 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Informasi tersebut disampaikan Kepala BPS Kota Kediri Emil Wahyudiono dalam rilis daring pada Senin (1/12), yang sekaligus menjelaskan faktor penyebab kenaikan dan penurunan harga berbagai komoditas sepanjang November.

    Menurut Emil, fluktuasi harga pada bulan tersebut dipengaruhi sejumlah peristiwa, antara lain penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi pada 1 November 2025, kenaikan harga beberapa komoditas hortikultura dan daging sapi akibat pasokan terbatas, kenaikan harga emas global, serta penurunan harga beras, daging, dan telur ayam ras. Kombinasi faktor tersebut membentuk pergerakan inflasi di Kota Kediri.

    Sejumlah komoditas tercatat memberikan andil inflasi m-to-m November, di antaranya tomat dan bawang merah dengan kontribusi masing-masing 0,05 persen; sawi hijau sebesar 0,04 persen; cabai merah 0,03 persen; serta kangkung, cabai rawit, daging sapi, sewa rumah, dan kacang panjang masing-masing 0,02 persen. Adapun emas perhiasan, terong, wortel, bayam, ketimun, dan brokoli turut menyumbang inflasi 0,01 persen.

    Di sisi lain, beberapa komoditas justru menahan laju inflasi dengan memberikan andil deflasi. Daging ayam ras dan beras masing-masing memberikan deflasi -0,06 persen; pisang -0,02 persen; serta telur ayam ras, kelapa, dan salak masing-masing -0,01 persen. Pergerakan harga ini mencerminkan dinamika permintaan dan pasokan menjelang akhir tahun.

    Emil mengingatkan beberapa hal yang perlu diwaspadai pada Desember 2025 sebagai masukan bagi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Kediri. Faktor tersebut meliputi intervensi pemerintah pusat terhadap harga angkutan udara, darat, dan kereta api; kecukupan stok beras, telur ayam ras, daging ayam ras, dan bahan pangan lain menjelang Natal dan libur akhir tahun; penyesuaian harga BBM yang masih berlangsung; serta potensi kenaikan harga emas global.

    “Kami mengimbau ada beberapa hal yang perlu diwaspadai di Bulan Desember… harga emas secara global juga kemungkinan masih mengalami kenaikan sehingga berdampak terhadap harga emas perhiasan,” jelasnya.

    Ia menambahkan, kebijakan pemerintah pusat terkait harga angkutan masih dinantikan mengingat mobilisasi masyarakat diperkirakan meningkat menjelang libur panjang. Pada komoditas hortikultura, daging ayam ras, dan telur ayam ras, permintaan diperkirakan naik seiring perayaan Natal dan libur akhir tahun.

    “Selain itu perlu diperhatikan juga terkait peningkatan permintaan akibat operasional SPPG pada Program MBG, Pemkot Kediri perlu memperhatikan jumlah pasokannya,” ujarnya. Emil mengimbau masyarakat tetap berbelanja secara bijak dan tidak melakukan panic buying. [nm/kun]

  • Perawatan Pribadi Jadi Penyumbang Terbesar Inflasi Tahunan Jakarta pada November 2025
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        1 Desember 2025

    Perawatan Pribadi Jadi Penyumbang Terbesar Inflasi Tahunan Jakarta pada November 2025 Megapolitan 1 Desember 2025

    Perawatan Pribadi Jadi Penyumbang Terbesar Inflasi Tahunan Jakarta pada November 2025
    Penulis

    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Jakarta mencatat kenaikan inflasi tahunan pada November 2025, dengan laju mencapai 2,67 persen dan Indeks Harga Konsumen (IHK) berada di level 108,11.
    Lonjakan ini terutama dipicu kenaikan pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yang menjadi penyumbang terbesar.
    Data tersebut menempatkan kelompok konsumsi rumah tangga sebagai salah satu faktor dominan dalam tekanan harga sepanjang tahun.
    Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta menyampaikan tren
    inflasi
    menjelang akhir tahun masih berpotensi meningkat seperti periode-periode sebelumnya.
    BPS DKI Jakarta melaporkan inflasi tahunan terjadi akibat meningkatnya indeks sejumlah kelompok pengeluaran.
    Kelompok dengan andil terbesar adalah perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,84 persen.
    Kemudian, untuk makanan, minuman, dan tembakau (0,77 persen), serta perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga (0,67 persen).
    “Kalau kita lihat tren, di Desember-Desember sebelumnya juga ada inflasi, mudah-mudahan tetap terjaga di target 2,5 plus minus 1 untuk inflasi tahun 2025,” kata Kepala BPS DKI Jakarta, Nurul Hasanudin, dikutip dari
    Antara
    .
    Sejumlah kelompok lain juga memberikan andil inflasi, antara lain pendidikan sebesar 0,15 persen.
    Kelompok kesehatan dan penyediaan makanan/minuman restoran masing-masing menyumbang 0,09 persen.
    Kelompok perlengkapan dan pemeliharaan rutin rumah tangga tercatat 0,04 persen, pakaian dan alas kaki 0,03 persen, serta kelompok transportasi dan rekreasi, olahraga, dan budaya masing-masing menyumbang 0,01 persen.
    “Seluruh kelompok pengeluaran mengalami inflasi secara tahunan pada November 2025, kecuali kelompok informasi komunikasi dan jasa keuangan, memberikan andil deflasi sebesar 0,03 persen dengan komoditas utama penyumbang deflasi adalah komoditas telepon seluler,” kata Hasanudin.
    BPS DKI juga mencatat beberapa komoditas dengan andil besar terhadap
    inflasi tahunan Jakarta
    .
    Emas perhiasan memberikan kontribusi 0,73 persen, diikuti tarif air minum PAM (0,63 persen), cabai merah (0,17 persen), daging ayam ras (0,10 persen), dan beras (0,09 persen).
    Secara bulanan, Jakarta mengalami inflasi sebesar 0,27 persen pada November 2025 terhadap Oktober 2025.
    Komoditas penyumbang tertinggi pada periode ini kembali berasal dari emas perhiasan dengan andil 0,16 persen.
    Pergerakan harga pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya menjadi pendorong utama inflasi tahunan Jakarta.
    Sementara sejumlah komoditas strategis seperti emas perhiasan, tarif air, dan bahan pangan turut membentuk dinamika inflasi sepanjang November 2025.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.