Produk: Beras

  • Ni’matullah: Akar Demonstrasi dari Kegelisahan Hidup Rakyat, Bukan Sekadar Aksi Brutal

    Ni’matullah: Akar Demonstrasi dari Kegelisahan Hidup Rakyat, Bukan Sekadar Aksi Brutal

    FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Koordinator Presidium Majelis Wilayah Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MW KAHMI) Sulawesi Selatan, Ni’matullah, angkat bicara mengenai situasi sosial politik yang belakangan ini diwarnai gelombang demonstrasi di berbagai daerah.

    Menurutnya, unjuk rasa yang merebak dalam beberapa pekan terakhir tidak bisa dilepaskan dari realitas kehidupan masyarakat yang kian berat.

    “Sebagian besar demonstrasi bersumber dari kegelisahan hidup masyarakat dimana pajak-pajak makin mencekik, harga-harga makin sulit dijangkau, bahkan beras jadi barang langka dan seolah ‘hilang’ dalam sebulan terakhir,” ujarnya, Senin (1/9/2025).

    Ni’matullah menilai keresahan itu semakin diperburuk oleh perilaku sebagian elit politik yang dinilai kurang etis. Ia menyebut aksi joget dan ucapan-ucapan tanpa kontrol dari pejabat publik justru menambah kemarahan rakyat.

    “Hal-hal seperti itu memicu perasaan ketidakadilan di tengah masyarakat yang sedang berjuang memenuhi kebutuhan sehari-hari,” tambahnya.

    Terkait insiden pembakaran dan penjarahan yang mewarnai aksi massa, Ni’matullah menyebut peristiwa itu bukanlah representasi aspirasi rakyat, melainkan ulah kelompok kecil yang ia istilahkan sebagai “penumpang gelap.”

    “Mereka memanfaatkan momentum, apalagi pada Jumat dan Sabtu pekan lalu ketika aparat, khususnya polisi, tampak menghilang dari lapangan sehingga aksi brutal berlangsung leluasa,” katanya.

    Lebih jauh, mantan Wakil Ketua DPRD Sulsel itu mendesak pemerintah dan aparat penegak hukum untuk tidak semata-mata melihat demonstrasi dari sisi keamanan.

  • Soft Launching Buku Bandawasa Negeri Taman Bumi: Menyingkap Bondowoso dari Megalitikum hingga Geopark

    Soft Launching Buku Bandawasa Negeri Taman Bumi: Menyingkap Bondowoso dari Megalitikum hingga Geopark

    Bondowoso, (beritajatim.com) – Buku berjudul Bandawasa Negeri Taman Bumi resmi diperkenalkan melalui soft launching di Kelurahan Sekarputih, Kecamatan Tegalampel, Bondowoso, Minggu (31/8/2024).

    Karya setebal 460 halaman ini terdiri atas 13 pupuh, dirancang oleh Lutfi Khoiron, dengan penutur kisah utama Sinung Sudrajad.

    Dalam pemaparannya, Lutfi Khoiron menegaskan bahwa Bondowoso memiliki posisi istimewa dalam sejarah Nusantara.

    “Bondowoso ini riwayatnya seperti papan—ditulis, dihapus, lalu ditulis lagi. Sejak era kapitayan hingga kolonial, selalu menjadi pusat,” ucapnya.

    Ia menyebut catatan penting mulai dari letusan dahsyat Gunung Raung pada 1586, tragedi 11 Maret 1767 yang menewaskan sekitar 80 ribu jiwa, hingga kewajiban Bondowoso menyetor 200 ton beras ke VOC pada 1771.

    Menurutnya, sejumlah tokoh besar seperti Sunan Giri dan Arya Wiraraja diyakini berasal dari Bondowoso. Bahkan, dawuh Mbah Ronggo—Bupati Pertama Bondowoso—menyebut Patih Gajah Mada yang pertama kali “meletakkan paku emas” di Bondowoso.

    “Penduduk Bali Age pun asal-usulnya dari Bondowoso. Tuhan memang menciptakan Bondowoso sebagai taman bumi, sama seperti Ijen Purba dan bentang geologis lainnya,” kata Lutfi.

    Sementara itu, Sinung Sudrajad menegaskan pentingnya buku ini sebagai penguat identitas lokal. “Seorang dari bangsa Estonia pernah berpesan, untuk menghancurkan bangsa cukup dengan memutus mata rantai generasi dengan leluhurnya. Buku ini hadir untuk menyambung kembali rantai itu,” ujarnya.

    Ia menyadari masih ada kekurangan teknis dalam naskah, namun menegaskan bahwa hal itu justru menandakan otentisitas karya.

    “Buku ini lahir dari proses panjang, bukan hasil instan. Kami juga mengapresiasi karya-karya penulis Bondowoso sebelumnya,” tambahnya.

    Menurut Sinung, Bondowoso adalah peradaban pertama di tapal kuda, yang ditetapkan pula sebagai pusat kota megalitikum..Seni tradisi lokal seperti pojien disebut masih menyimpan jejak budaya megalitikum.

    “Bondowoso pernah jadi pusat karisidenan Besuki, bahkan tercatat dalam Kakawin Nagarakertagama karya Mpu Prapanca. Dari klasik, Islam, kolonial, hingga kemerdekaan, Bondowoso selalu jadi bagian penting peradaban,” terangnya.

    Ia menutup dengan pesan bahwa sejarah selalu berulang. “Dulu Bondowoso dikenal sebagai Taman Jawa. Kini, masuk dalam kawasan Geopark Taman Bumi. Itu bukti sejarah terus berulang,” pungkasnya. [awi/aje]

  • Harga Pangan Hari Ini 1 September: Beras Premium Mahal, Minyakita Melonjak

    Harga Pangan Hari Ini 1 September: Beras Premium Mahal, Minyakita Melonjak

    Bisnis.com, JAKARTA — Harga rata-rata beras medium di tingkat konsumen berangsur turun di semua zonasi, baik zona 1, zona 2, maupun zona 3. Di sisi lain, harga rata-rata beras premium masih melampaui harga eceran tertinggi (HET) pada Senin (1/9/2025).

    Berdasarkan Panel Harga Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) pukul 07.50 WIB, harga rata-rata beras medium secara nasional dibanderol Rp13.459 per kilogram di tingkat konsumen, atau turun 0,3% dari HET nasional yang ditetapkan sebesar Rp13.500 per kilogram.

    Adapun, penurunan harga beras medium terjadi di semua zonasi, yakni zona 1 sebesar Rp13.228 per kilogram, zona 2 senilai Rp13.646 per kilogram, dan zona 3 senilai Rp14.458 per kilogram.

    Untuk diketahui, kini pemerintah menetapkan HET beras medium di zona 1 sebesar Rp13.500 per kilogram, zona 2 senilai Rp14.000 per kilogram, dan zona 3 adalah Rp15.500 per kilogram.

    Sementara itu, harga rata-rata beras premium di tingkat konsumen Rp15.804 per kilogram secara nasional. Harganya naik 6,07% dari HET nasional beras premium sebesar Rp14.900 per kilogram.

    Kendati begitu, harga beras premium di zona 1 dan zona 2 terpantau berada di bawah HET, masing-masing dibanderol Rp15.274 per kilogram dan Rp16.122 per kilogram. Namun, harga beras premium di zona 3 justru melambung dan mencapai Rp17.722 per kilogram.

    Adapun, HET beras premium di zona 1 adalah Rp14.900 per kilogram, zona 2 senilai Rp15.400 per kilogram, dan zona 3 adalah Rp15.800 per kilogram.

    Senada, harga rata-rata beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog dibanderol Rp12.503 per kilogram di tingkat konsumen secara nasional. Asal tahu saja, HET beras SPHP secara nasional adalah Rp12.500 per kilogram.

    Untuk komoditas pangan lainnya, seperti cabai rawit merah di tingkat konsumen dibanderol Rp40.125 per kilogram secara nasional, atau stabil di dalam rentang harga acuan penjualan (HAP) nasional Rp40.000–Rp57.000 per kilogram.

    Sama halnya dengan harga rata-rata cabai merah keriting yang juga stabil di level Rp39.213 per kilogram, atau berada di dalam rentang HAP Rp37.000–Rp55.000 per kilogram. Sedangkan untuk harga rata-rata cabai merah besar secara nasional dibanderol Rp32.800 per kilogram di tingkat konsumen.

    Untuk harga rata-rata jagung pakan tingkat peternak dipatok Rp6.419 per kilogram atau melonjak 10,67% dari HAP nasional di level Rp5.800 per kilogram. Lalu, harga rata-rata kedelai biji kering impor di tingkat konsumen turun 13,42% dari HAP nasional Rp12.000 per kilogram dan dibanderol Rp10.390 per kilogram.

    Lebih lanjut, harga rata-rata bawang merah di tingkat konsumen merangkak ke level Rp42.133 per kilogram. Secara nasional, harganya naik tipis 1,53% dari batas atas nasional Rp41.500 per kilogram.

    Untuk harga rata-rata bawang putih bonggol berada di bawah HAP nasional Rp40.000 per kilogram, yakni mencapai Rp36.807 per kilogram.

    Beralih ke komoditas pangan yang bersumber dari protein hewani, seperti daging ayam ras dibanderol Rp34.962 per kilogram secara rata-rata nasional atau berada di bawah HAP nasional Rp40.000 per kilogram.

    Begitu pula dengan harga rata-rata telur ayam ras yang turun tipis 1,41% dari HAP nasional Rp30.000 per kilogram, atau dibanderol Rp29.576 per kilogram di tingkat konsumen.

    Harga rata-rata ikan kembung dibanderol Rp41.250 per kilogram, ikan tongkol senilai Rp33.221 per kilogram, dan ikan bandeng adalah Rp34.908 per kilogram.

    Berikutnya, harga rata-rata daging sapi murni mencapai Rp132.540 per kilogram, atau berada di bawah HAP nasional Rp140.000 per kilogram. Untuk harga rata-rata daging kerbau segar lokal dan daging kerbau beku impor masing-masing Rp135.500 per kilogram dan Rp102.143 per kilogram.

    Panel Harga juga menunjukkan, harga rata-rata minyak goreng kemasan dan minyak goreng curah masing-masing dibanderol Rp20.381 per liter dan Rp16.962 per liter secara nasional di tingkat konsumen.

    Sementara itu, harga rata-rata nasional Minyakita masih melampaui HET Rp15.700 per liter atau naik 9,35% menjadi Rp17.168 per liter.

    Masih di tingkat konsumen, harga rata-rata gula konsumsi dan garam konsumsi masing-masing adalah Rp18.161 per kilogram dan Rp11.178 per kilogram. Serta, harga rata-rata tepung terigu kemasan dan tepung terigu curah masing-masing adalah Rp12.777 per kilogram dan Rp9.702 per kilogram.

  • Cuma Modal Ayam RI, Peneliti Belanda Raih Nobel Kedokteran

    Cuma Modal Ayam RI, Peneliti Belanda Raih Nobel Kedokteran

    Jakarta, CNBC Indonesia – Indonesia pernah menjadi salah satu pusat penelitian dunia. Dari tanah jajahan yang kala itu bernama Hindia Belanda, lahir temuan besar yang mengubah wajah ilmu kedokteran internasional.

    Sebab memberi titik terang atas penyakit yang semula dianggap misterius. Salah satu tokoh sentral dalam kisah itu adalah seorang dokter yang bekerja di Batavia, yakni Christiaan Eijkman.

    Sejak 1629, dunia kedokteran percaya penyakit yang menyerang saraf dan darah atau dikenal sebagai beri-beri, disebabkan oleh infeksi bakteri. Keyakinan ini bertahan selama ratusan tahun. Dengan dasar itu, para peneliti mencoba menemukan obat yang dianggap bisa membasmi bakteri penyebab penyakit tersebut.

    Namun, dua abad kemudian, seluruh asumsi itu harus dikoreksi. Di Batavia, pada 1889, Eijkman yang saat itu bertugas di laboratorium rumah sakit militer Weltevreden (kini RSPAD Gatot Subroto), menemukan fakta mengejutkan.

    Dia melakukan serangkaian eksperimen sederhana terhadap ayam yang menunjukkan gejala beri-beri. Sejarawan Universitas Sydney, Hans Pols, dalam bukunya Merawat Bangsa: Sejarah Pergerakan Para Dokter Indonesia (2019), menuliskan bagaimana percobaan itu dilakukan.

    Awalnya, ayam-ayam tersebut diberi makan beras putih halus. Tak lama kemudian, hewan-hewan itu mengalami gejala mirip beri-beri, yakni lemah, gemetar, dan sulit bergerak. Setelah pakan diganti dengan beras kasar, gejala itu hilang dengan sendirinya.

    Dari sini, Eijkman berkesimpulan ada zat tertentu dalam beras kasar yang mampu melawan beri-beri. Dengan kata lain, penyakit itu tidak ada hubungannya dengan infeksi bakteri, melainkan berakar pada kekurangan zat gizi dalam makanan. Kesimpulan ini mengguncang dunia medis yang selama berabad-abad percaya teori lama.

    Sayangnya, penelitian Eijkman tidak bisa dia lanjutkan lebih jauh. Pada 1896, dia terpaksa kembali ke Belanda. Meski demikian, hasil risetnya tetap dipublikasikan dalam jurnal ilmiah bergengsi, sehingga menarik perhatian ilmuwan lain di seluruh dunia.

    Publikasi itu kemudian menjadi pijakan penting bagi penelitian lanjutan mengenai hubungan antara makanan dan kesehatan. Beruntung, setelah Eijkman, muncul ilmuwan lain yang melanjutkan temuan tersebut. Salah satu yang paling berpengaruh adalah Frederick Gowland Hopkins, seorang ilmuwan Inggris.

    Hopkins menegaskan manusia dan hewan membutuhkan zat tryptophan atau asam amino yang terdapat dalam protein. Zat ini tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh, sehingga harus diperoleh dari bahan makanan.

    Dalam konteks penelitian Eijkman, tryptophan inilah yang terkandung dalam pakan beras kasar dan menyelamatkan ayam dari beri-beri. Dari penelitian lanjutan yang dilakukan Hopkins serta sejumlah ilmuwan lain, zat itu kemudian diidentifikasi lebih luas sebagai vitamin.

    Temuan ini menandai revolusi baru dalam ilmu kesehatan. Untuk pertama kalinya, penyakit seperti beri-beri dipahami bukan karena serangan bakteri, tetapi murni akibat kekurangan vitamin. Dengan pemahaman itu, dunia medis menemukan cara baru untuk mengatasi penyakit kekurangan gizi yang selama ini menghantui banyak masyarakat di Asia, termasuk di Hindia Belanda.

    Atas jasa besar itu, pada 1929, Christiaan Eijkman dan Frederick Gowland Hopkins dianugerahi Nobel bidang Kedokteran. Komite Nobel menilai riset-riset keduanya yang dilakukan di Hindia Belanda telah menjadi dasar penting dalam penemuan vitamin.

    Naskah ini merupakan bagian dari CNBC Insight, rubrik yang menyajikan ulasan sejarah untuk menjelaskan kondisi masa kini lewat relevansinya di masa lalu.

    (mfa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Cuma Modal Ayam RI, Peneliti Belanda Raih Nobel Kedokteran

    Orang Belanda Menang Nobel Berkat Ayam Indonesia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Indonesia pernah menjadi salah satu pusat penelitian dunia. Dari tanah jajahan yang kala itu bernama Hindia Belanda, lahir temuan besar yang mengubah wajah ilmu kedokteran internasional.

    Sebab memberi titik terang atas penyakit yang semula dianggap misterius. Salah satu tokoh sentral dalam kisah itu adalah seorang dokter yang bekerja di Batavia, yakni Christiaan Eijkman.

    Sejak 1629, dunia kedokteran percaya penyakit yang menyerang saraf dan darah atau dikenal sebagai beri-beri, disebabkan oleh infeksi bakteri. Keyakinan ini bertahan selama ratusan tahun. Dengan dasar itu, para peneliti mencoba menemukan obat yang dianggap bisa membasmi bakteri penyebab penyakit tersebut.

    Namun, dua abad kemudian, seluruh asumsi itu harus dikoreksi. Di Batavia, pada 1889, Eijkman yang saat itu bertugas di laboratorium rumah sakit militer Weltevreden (kini RSPAD Gatot Subroto), menemukan fakta mengejutkan.

    Dia melakukan serangkaian eksperimen sederhana terhadap ayam yang menunjukkan gejala beri-beri. Sejarawan Universitas Sydney, Hans Pols, dalam bukunya Merawat Bangsa: Sejarah Pergerakan Para Dokter Indonesia (2019), menuliskan bagaimana percobaan itu dilakukan.

    Awalnya, ayam-ayam tersebut diberi makan beras putih halus. Tak lama kemudian, hewan-hewan itu mengalami gejala mirip beri-beri, yakni lemah, gemetar, dan sulit bergerak. Setelah pakan diganti dengan beras kasar, gejala itu hilang dengan sendirinya.

    Dari sini, Eijkman berkesimpulan ada zat tertentu dalam beras kasar yang mampu melawan beri-beri. Dengan kata lain, penyakit itu tidak ada hubungannya dengan infeksi bakteri, melainkan berakar pada kekurangan zat gizi dalam makanan. Kesimpulan ini mengguncang dunia medis yang selama berabad-abad percaya teori lama.

    Sayangnya, penelitian Eijkman tidak bisa dia lanjutkan lebih jauh. Pada 1896, dia terpaksa kembali ke Belanda. Meski demikian, hasil risetnya tetap dipublikasikan dalam jurnal ilmiah bergengsi, sehingga menarik perhatian ilmuwan lain di seluruh dunia.

    Publikasi itu kemudian menjadi pijakan penting bagi penelitian lanjutan mengenai hubungan antara makanan dan kesehatan. Beruntung, setelah Eijkman, muncul ilmuwan lain yang melanjutkan temuan tersebut. Salah satu yang paling berpengaruh adalah Frederick Gowland Hopkins, seorang ilmuwan Inggris.

    Hopkins menegaskan manusia dan hewan membutuhkan zat tryptophan atau asam amino yang terdapat dalam protein. Zat ini tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh, sehingga harus diperoleh dari bahan makanan.

    Dalam konteks penelitian Eijkman, tryptophan inilah yang terkandung dalam pakan beras kasar dan menyelamatkan ayam dari beri-beri. Dari penelitian lanjutan yang dilakukan Hopkins serta sejumlah ilmuwan lain, zat itu kemudian diidentifikasi lebih luas sebagai vitamin.

    Temuan ini menandai revolusi baru dalam ilmu kesehatan. Untuk pertama kalinya, penyakit seperti beri-beri dipahami bukan karena serangan bakteri, tetapi murni akibat kekurangan vitamin. Dengan pemahaman itu, dunia medis menemukan cara baru untuk mengatasi penyakit kekurangan gizi yang selama ini menghantui banyak masyarakat di Asia, termasuk di Hindia Belanda.

    Atas jasa besar itu, pada 1929, Christiaan Eijkman dan Frederick Gowland Hopkins dianugerahi Nobel bidang Kedokteran. Komite Nobel menilai riset-riset keduanya yang dilakukan di Hindia Belanda telah menjadi dasar penting dalam penemuan vitamin.

    Naskah ini merupakan bagian dari CNBC Insight, rubrik yang menyajikan ulasan sejarah untuk menjelaskan kondisi masa kini lewat relevansinya di masa lalu.

    (mfa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Bulog & TNI Sukses Gelar OP Beras SPHP di HI, Sumbang ke Ojol & Warga

    Bulog & TNI Sukses Gelar OP Beras SPHP di HI, Sumbang ke Ojol & Warga

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perum Bulog dan TNI sukses menggelar operasi pasar (OP) beras murah  Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di Bundaran Hotel Indonesia (Bundaran HI) Jakarta Pusat, Minggu (31/8/2025). Operasi pasar ini bagian kegiatan rutin yang dilakukan Perum Bulog di Bundaran HI setiap hari Minggu pagi.

    Direktur Utama Perum Bulog Mayor Jenderal TNI Ahmad Rizal Ramdhani mengatakan, kegiatan ini sudah rutin dilakukan, dan pada hari ini berada di dua titik Bundaran HI.

    “Hari ini kita siapkan beras SPHP 5 ton, dan laku sebanyak 4 ton,” kata Ahmad Rizal kepada CNBC Indonesia.

    Sebelumnya, Dirut Bulog, bersama Menteri Perdagangan, Menteri Pertanian, dan Menteri Dalam Negeri, menggelar acara operasi pasar serentak pada Sabtu (30/8/2025) dalam rangka stabilisasi harga beras.

    Beras SPHP yang disalurkan dijual dengan harga Rp60.000 untuk kemasan 5 kilogram. Penyaluran beras SPHP menjangkau 4.320 titik kecamatan di 38 provinsi. Selain itu, distribusi juga diperkuat melalui kerja sama lintas sektor, yakni 414 titik distribusi bersama Polri, 449 titik bersama TNI, 129 titik melalui jaringan BUMN, serta 415 titik distribusi lainnya.

    Ahmad Rizal menambahkan, pada operasi beras SPHP hari ini di Bundaran HI, ia berinisiatif menyumbangkan sisa beras SPHP yang belum terjual sebanyak 1 ton kepada pengemudi ojek online dan warga, hingga pekerja kebersihan.

    “Setelah car free day selesai, sekarang yang datang driver ojol, pasukan kuning, dan duafa. Saya ambil kebijakan, disumbangkan ke ojol, pasukan kuning, dan duafa,” katanya.

    Saat bersamaan, ia juga memberikan wawasan kepada warga dan para driver ojol terkait situasi terkini, dan harapannya ke depan situasi lebih damai.

    “TNI dan Bulog sinergi dengan rakyat,” tegas Ahmad Rizal.

    (hoi/hoi)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Brimob Polda Riau Gelar Gerakan Pangan, Salurkan 2 Ton Beras Murah

    Brimob Polda Riau Gelar Gerakan Pangan, Salurkan 2 Ton Beras Murah

    Pekanbaru

    Satuan Brimob Polda Riau menggelar kegiatan gerakan pangan murah (GPM) dalam rangka menjaga stabilitas harga. Brimob menghadirkan beras murah untuk masyarakat.

    Gerakan pangan dipimpin oleh Polwan yang menjabat sebagai Kasubbagdalops Bagops Satuan Brimob Polda Riau AKP Febriyanti, dilaksanakan di Jalan Sungai Rokan Tanjung Rhu Kecamatan Limapuluh, Kota Pekanbaru, Sabtu (30/8/2025).

    Turut hadir Bhabinkamtibmas Kelurahan Tanjung Rhu Bripka Yulianto, 1 Personel Dit Bintibmas Polda Riau, 15 Personel Satbrimob Polda Riau dan masyarakat yang menghadiri kegiatan.

    Dalam kegiatan tersebut Brimob Polda Riau menyiapkan beras sebanyak 2 ton atau 400 karung kemasan 5 kg dengan harga Rp 60.000 per karung, lebih murah dari harga eceran tertinggi (HET).

    Brimob Polda Riau menggelar gerakan pangan murah, 2 ton beras ludes terjual. (Foto: dok. Polda Riau)

    Dansat Brimob Polda Riau Kombes Pol I Ketut Gede Adi Wibawa, menyampaikan Kegiatan pasar murah ini menyediakan sebanyak 2 ton beras merek SPHP dengan berat 5 kg Per karung.

    Ia berharap dengan hadirnya Polri di tengah masyarakat agar meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada Polri khususnya di wilayah hukum Polda Riau dan gerakan pangan murah ini masyarakat dapat memperoleh kebutuhan pokok dengan harga terjangkau.

    (mei/jbr)

  • Transmigrasi Jadi Motor Kesuksesan Program Asta Cita Presiden Prabowo
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        31 Agustus 2025

    Transmigrasi Jadi Motor Kesuksesan Program Asta Cita Presiden Prabowo Nasional 31 Agustus 2025

    Transmigrasi Jadi Motor Kesuksesan Program Asta Cita Presiden Prabowo
    Penulis
    KOMPAS.com
    – Pembentukan Kementerian Transmigrasi merupakan bagian dari upaya Presiden Prabowo Subianto dalam mewujudkan Asta Cita sehingga program-program yang ada saat ini bertujuan tidak hanya untuk pemerataan pembangunan, tetapi juga untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat di berbagai daerah.
    Pernyataan tersebut disampaikan Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi saat menutup Rapat Koordinasi Teknis Kementerian Transmigrasi di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (30/8/2025).
    “Saya menginginkan program Asta Cita Presiden itu bisa terealisasi. Salah satunya melalui program-program di Kementerian Transmigrasi yang berkaitan dengan pembangunan kewilayahan, pembangunan kawasan transmigrasi, pembangunan di desa dari bawah untuk peningkatan kesejahteraan dan pemerataan hasil,” kata Wamentrans Viva Yoga.
    Kementerian Transmigrasi saat ini tengah membangun pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dan mendukung ketahanan pangan nasional. Sejumlah kawasan transmigrasi, seperti di Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan kini telah berkembang menjadi sentra produksi beras.
    Lewat strategi tersebut, Kementerian Transmigrasi diharapkan dapat menjadi motor penggerak pembangunan yang inklusif, merata, dan berkelanjutan sesuai visi besar Presiden.
    “Kita ingin kawasan transmigrasi menjadi lumbung pangan nasional. Mereka harus aktif dalam menjaga ketahanan pangan Indonesia,” ujar Wamentrans.
    Kementerian Transmigrasi juga berperan dalam mewujudkan Asta Cita yakni menjaga keutuhan dan integrasi nasional.
    Wamen mengatakan perpindahan penduduk antarwilayah telah menciptakan proses akulturasi dan asimilasi budaya, termasuk pernikahan antar suku dan adat yang mempererat persatuan bangsa.
    “Pernikahan antara warga dari Aceh dengan Papua, atau Jawa dengan Nusa Tenggara Barat, kini menjadi hal yang biasa. Ini memperkuat rasa kebangsaan dan menjadi bagian dari strategi kebudayaan nasional,” ungkapnya.
    Selain itu Kementerian Transmigrasi berperan dalam pengentasan kemiskinan melalui program Reforma Agraria.
    Wamen menegaskan perpindahan penduduk bukan sekadar memindahkan orang, tetapi memberikan solusi melalui akses tanah, penataan kawasan, dan skema hidup yang berkelanjutan.
    “Transmigrasi bukan untuk memindahkan masalah. Kita ingin mengubah nasib masyarakat melalui pendekatan yang sudah dirancang secara matang,” tegasnya.
    Dalam kesempatan yang sama, Wamen Viva Yoga meminta dinas terkait yang menangani transmigrasi untuk berperan aktif membuat program untuk kesejahteraan transmigran.
    Selain menggunakan anggaran dari pemerintah pusat, Wamen meminta Pemda berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mewujudkan Asta Cita di Kawasan transmigrasi
    “Kita menginginkan ada ide kreasi inovasi dari daerah untuk mengembangkan kawasan transmigrasi, misalnya dengan berupaya agar ada program investasi di kawasan transmigrasi, mengandeng korporasi, mengandeng kooperasi, kemudian bermitra dengan siapapun BUMD, BUMN di daerah masing-masing,” tutur Viva.
    Wamen berharap program yang dilakukan Pemda bisa mendorong nilai tambah kawasan transmigrasi. Tujuannya agar pendapatan masyarakat bertambah karena menjadi kawasan yang berdaya saing, produktivitas meningkat hingga mampu menyerap tenaga kerja.
    “Jadi kalau itu semuanya berjalan, saya rasa Kementerian Transmigrasi melalui program-programnya tidak hanya sekedar menjalankan program, tapi menjadi bagian dari strategi pembangunan masyarakat. Kami berharap kita akan terus melakukan komunikasi, kita berkolaborasi dari pusat dan daerah secara sinergis,” pungkasnya. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pemerintah Distribusi Pangan Murah, Beras SPHP Dijual Rp60.000/5Kg

    Pemerintah Distribusi Pangan Murah, Beras SPHP Dijual Rp60.000/5Kg

    Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyampaikan bahwa GPM dilakukan untuk menstabilkan harga beras yang sebelumnya bergejolak. Gerakan ini merupakan sinergi Kementerian Koordinasi Bidang Pangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian BUMN, TNI, Polri, Badan Pangan Nasional, Perum Bulog, Pos Indonesia, Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC), ID Food, dan PT Perkebunan Nasional. (Dok Kementan)

  • Harga Pangan Hari Ini (31/8), Hampir Semua Komoditas Turun

    Harga Pangan Hari Ini (31/8), Hampir Semua Komoditas Turun

    Bisnis.com, JAKARTA — Harga rata-rata nasional sebagian besar komoditas pangan turun pada akhir pekan ini, Minggu (31/8/2025). 

    Berdasarkan panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) pukul 09.15 WIB, harga rata-rata beras premium di Tanah Air turun 2,23% menjadi Rp15.796 per kg dibandingkan hari sebelumnya.

    Beras medium juga turun 2,93% ke angka Rp13.667 per kg, sedangkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Perum Bulog turun tipis 0,54% menjadi Rp12.530 per kg.

    Lebih lanjut, jagung peternak tercatat turun 3,78% menjadi Rp6.240 per kg, diikuti kedelai biji kering impor yang turun 0,54% menjadi Rp10.713 per kg, dan bawang merah yang turun 8,73% menjadi Rp42.229 per kg.

    Bawang putih bonggol terpantau turun 7,52% menjadi Rp35.149 per kg. Cabai merah keriting turun 7,21% ke angka Rp38.460 per kg, cabai merah besar turun 11,86% menuju Rp36.506 per kg, sementara cabai rawit merah lebih murah 12% menjadi Rp39.343 per kg.

    Selain itu, daging sapi murni turun 0,16% menjadi Rp134.593 per kg, diikuti daging ayam ras yang turun 3,5% menjadi Rp34.632 per kg. Telur ayam ras pun turun 2,7% menjadi Rp28.580 per kg.

    Sementara itu, gula konsumsi turun 1,80% menjadi Rp17.953, garam konsumsi juga turun 2,87% menjadi Rp11.445 per kg. Tepung terigu curah turun 3,81% menjadi Rp9.443, sementara tepung terigu kemasan turun 4,28% menjadi Rp12.557.

    Minyak goreng kemasan dan minyak goreng curah masing-masing turun 4,05% dan 2,44% menjadi Rp20.037 dan Rp17.099 per liter, sementara Minyakita turun 2,78% menjadi Rp17.044.

    Komoditas daging kerbau segar lokal turun 3,60% menjadi Rp136.071 per kg, sedangkan daging kerbau beku impor turun 1,06% menjadi Rp103.512.

    Tak hanya itu, ikan bandeng juga turun 7,09% menjadi Rp32.207 per kg, sebagaimana ikan tongkol yang turun 3,39% menjadi Rp33.486 per kg.

    Di sisi lain, komoditas yang mengalami kenaikan harga adalah ikan kembung yang naik tipis 0,06% menjadi Rp41.667 per kg.