Produk: Beras

  • ​Bantuan Sembako Caplang dan Benih Baik Bakal Tersebar di Banyak Titik di Aceh

    ​Bantuan Sembako Caplang dan Benih Baik Bakal Tersebar di Banyak Titik di Aceh

    Aceh: Bantuan sembako yang digagas oleh Caplang dan Benih Baik, melalui yayasan Media Group sudah disalurkan untuk mendukung operasional dapur umum bagi masyarakat terdampak bencana di dua wilayah Aceh, yakni Keude Panton Labu, Kecamatan Tanah Jambo Aye, Kabupaten Aceh Utara, serta di Dapur Umum Satgas Penanggulangan Bencana Kodam Iskandar Muda di KM 43, Desa Seni Antara, Kecamatan Permata, Kabupaten Bener Meriah.

    Meski begitu, dalam beberapa hari ke depan, bantuan serupa juga akan segera disalurkan ke beberapa titik lain di wilayah Aceh yang terdampak bencana. Sehingga nantinya akan ada banyak titik dapur umum di 4 Kabupaten yang mendapatkan bantuan kebutuhan bahan pokok.
     

    “Bantuan dari Caplang-Benih Baik untuk masyarakat korban bencana di Aceh ini berupa bahan kebutuhan pokok untuk dapur umum yang dikelola TNI di posko komando daerah militer Iskandar Muda di empat kabupaten yakni kabupaten bener meriah sebanyak 1 titik, Kabupaten Aceh Utara sebanyak 1 titik, dan Kabupaten Bireun ada 2-3 titik yang akan disalurkan minggu depan. Berikutnya bantuan untuk dapur umum di Kabupaten Pidie Jaya sebanyak 2-3 titik juga akan disalurkan dalam 2 sampai 3 hari ini,” ujar Founder & CEO BenihBaik.com, Andy F. Noya.
     
    Andy menambahkan bantuan yang disalurkan melalui kerjasama Benih Baik, Media Group dan TNI ini berupa beras, lauk pauk, sayur untuk kebutuhan 500 sampai 800 jiwa di setiap titik di masing-masing lokasi.

    “Untuk tahap pertama bantuan sembako sudah didistribusikan di dua lokasi yakni di Kabupaten Aceh Utara, serta di Dapur Umum Satgas Penanggulangan Bencana Kodam Iskandar Muda di KM 43, Desa Seni Antara, Kabupaten Bener Meriah,” lanjut Andy.

    Ia juga menyampaikan terima kasih kepada jajaran TNI komando daerah militer Iskandar Muda atas kelancaran distribusi bantuan tersebut.

    “Semoga bantuan ini dapat meringankan beban saudara-saudara kita di wilayah yang terdampak bencana,” pungkas Andy F. Noya.

    Aceh: Bantuan sembako yang digagas oleh Caplang dan Benih Baik, melalui yayasan Media Group sudah disalurkan untuk mendukung operasional dapur umum bagi masyarakat terdampak bencana di dua wilayah Aceh, yakni Keude Panton Labu, Kecamatan Tanah Jambo Aye, Kabupaten Aceh Utara, serta di Dapur Umum Satgas Penanggulangan Bencana Kodam Iskandar Muda di KM 43, Desa Seni Antara, Kecamatan Permata, Kabupaten Bener Meriah.
     
    Meski begitu, dalam beberapa hari ke depan, bantuan serupa juga akan segera disalurkan ke beberapa titik lain di wilayah Aceh yang terdampak bencana. Sehingga nantinya akan ada banyak titik dapur umum di 4 Kabupaten yang mendapatkan bantuan kebutuhan bahan pokok.
     

     
    “Bantuan dari Caplang-Benih Baik untuk masyarakat korban bencana di Aceh ini berupa bahan kebutuhan pokok untuk dapur umum yang dikelola TNI di posko komando daerah militer Iskandar Muda di empat kabupaten yakni kabupaten bener meriah sebanyak 1 titik, Kabupaten Aceh Utara sebanyak 1 titik, dan Kabupaten Bireun ada 2-3 titik yang akan disalurkan minggu depan. Berikutnya bantuan untuk dapur umum di Kabupaten Pidie Jaya sebanyak 2-3 titik juga akan disalurkan dalam 2 sampai 3 hari ini,” ujar Founder & CEO BenihBaik.com, Andy F. Noya.
     
    Andy menambahkan bantuan yang disalurkan melalui kerjasama Benih Baik, Media Group dan TNI ini berupa beras, lauk pauk, sayur untuk kebutuhan 500 sampai 800 jiwa di setiap titik di masing-masing lokasi.

    “Untuk tahap pertama bantuan sembako sudah didistribusikan di dua lokasi yakni di Kabupaten Aceh Utara, serta di Dapur Umum Satgas Penanggulangan Bencana Kodam Iskandar Muda di KM 43, Desa Seni Antara, Kabupaten Bener Meriah,” lanjut Andy.
     
    Ia juga menyampaikan terima kasih kepada jajaran TNI komando daerah militer Iskandar Muda atas kelancaran distribusi bantuan tersebut.
     
    “Semoga bantuan ini dapat meringankan beban saudara-saudara kita di wilayah yang terdampak bencana,” pungkas Andy F. Noya.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News

    (PRI)

  • Caplang dan Benih Baik Salurkan Sembako untuk Dapur Umum di Dua Wilayah Aceh

    Caplang dan Benih Baik Salurkan Sembako untuk Dapur Umum di Dua Wilayah Aceh

    ‎Aceh Utara: Caplang dan Benih Baik, melalui yayasan Media Group, menyalurkan bantuan sembako untuk mendukung operasional dapur umum bagi masyarakat terdampak bencana di dua wilayah Aceh, yakni Keude Panton Labu, Kecamatan Tanah Jambo Aye, Kabupaten Aceh Utara, serta di Dapur Umum Satgas Penanggulangan Bencana Kodam Iskandar Muda di KM 43, Desa Seni Antara, Kecamatan Permata, Kabupaten Bener Meriah.

    ‎Bantuan tersebut disalurkan sebagai bentuk kepedulian terhadap kebutuhan logistik dapur umum yang saat ini melayani masyarakat dan personel di lapangan.

    Setiap dapur umum menerima bantuan bahan pokok dalam jumlah besar guna menjamin ketersediaan makanan bagi para pengungsi dan petugas.

    ‎Adapun bantuan yang diterima masing-masing dapur umum meliputi beras sebanyak 1,2 ton, air mineral 60 dus, gula pasir 50 kilogram, minyak goreng 48 pcs, daging sapi 25 kilogram, telur 80 papan, serta berbagai bumbu dapur dan bahan masakan lainnya. Secara keseluruhan, terdapat 16 item kebutuhan pokok yang disalurkan dalam bantuan tersebut.

     


    ‎Letkol Arh Jamal Dani Arifin Dandim 0103/Aceh Utara/ menyampaikan ribuan terima kasih kepada pihak Caplang dan Benih Baik, atas bantuan yang di salurkan oleh tim Yayasan Media Group, di dapur umum TNI, dimana tiap harinya menyediakan 500 porsi untuk sekali makan, dalam sehari sebanyak tiga kali untuk personel TNI yang mengerjakan akases jalan dari Kabupaten Aceh Utara menuju Kabupaten Bener Meriah, selain itu juga untuk relawan dan masyarakat sekitar. 

    “Semoga bantuan ini kami bisa lebih amanah, dan memanfaatkannya semaksimal mungkin untuk kepada mereka yang benar benar membutuhkan,” kata ‎Letkol Jamal.

    ‎”Sekali lagi terima kasih, salam hormat dari kami, semoga bantuan yang diberikan ini mendapatkan keberkahan, kesehatan, dan sukses selalu untuk para donatur” pungkasnya.

    ‎Aceh Utara: Caplang dan Benih Baik, melalui yayasan Media Group, menyalurkan bantuan sembako untuk mendukung operasional dapur umum bagi masyarakat terdampak bencana di dua wilayah Aceh, yakni Keude Panton Labu, Kecamatan Tanah Jambo Aye, Kabupaten Aceh Utara, serta di Dapur Umum Satgas Penanggulangan Bencana Kodam Iskandar Muda di KM 43, Desa Seni Antara, Kecamatan Permata, Kabupaten Bener Meriah.

    ‎Bantuan tersebut disalurkan sebagai bentuk kepedulian terhadap kebutuhan logistik dapur umum yang saat ini melayani masyarakat dan personel di lapangan.
     
    Setiap dapur umum menerima bantuan bahan pokok dalam jumlah besar guna menjamin ketersediaan makanan bagi para pengungsi dan petugas.

    ‎Adapun bantuan yang diterima masing-masing dapur umum meliputi beras sebanyak 1,2 ton, air mineral 60 dus, gula pasir 50 kilogram, minyak goreng 48 pcs, daging sapi 25 kilogram, telur 80 papan, serta berbagai bumbu dapur dan bahan masakan lainnya. Secara keseluruhan, terdapat 16 item kebutuhan pokok yang disalurkan dalam bantuan tersebut.
     

     


    ‎Letkol Arh Jamal Dani Arifin Dandim 0103/Aceh Utara/ menyampaikan ribuan terima kasih kepada pihak Caplang dan Benih Baik, atas bantuan yang di salurkan oleh tim Yayasan Media Group, di dapur umum TNI, dimana tiap harinya menyediakan 500 porsi untuk sekali makan, dalam sehari sebanyak tiga kali untuk personel TNI yang mengerjakan akases jalan dari Kabupaten Aceh Utara menuju Kabupaten Bener Meriah, selain itu juga untuk relawan dan masyarakat sekitar. 

    “Semoga bantuan ini kami bisa lebih amanah, dan memanfaatkannya semaksimal mungkin untuk kepada mereka yang benar benar membutuhkan,” kata ‎Letkol Jamal.

    ‎”Sekali lagi terima kasih, salam hormat dari kami, semoga bantuan yang diberikan ini mendapatkan keberkahan, kesehatan, dan sukses selalu untuk para donatur” pungkasnya.

    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News

    (PRI)

  • Akpol 1990 Kirim Bantuan Gelombang Ketiga ke Aceh Tamiang, Total 57 Ton Beras

    Akpol 1990 Kirim Bantuan Gelombang Ketiga ke Aceh Tamiang, Total 57 Ton Beras

    Aceh Tamiang

    Alumni Akademi Kepolisian (Akpol) Angkatan 1990 Batalyon Dhira Brata kembali mengirimkan tambahan bantuan logistik bagi korban terdampak banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Aceh Tamiang. Dengan disalurkannya bantuan kemanusiaan gelombang ketiga ini, total sudah 57 ton bantuan dikirim ke Aceh Tamiang dari Alumni Akpol 1990.

    Adapun rincian dari total bantuan yang telah masuk ke Kabupaten Aceh Tamiang diantaranya, beras sekitar 57 ton, mi instan sekitar 4.300 dus, minyak goreng sedikitnya 360 dus, air mineral lebih dari 330 dus, susu kental manis 200 dus, susu bayi 3.840 kotak, serta puluhan ribu perlengkapan bayi dan kebutuhan dasar lainnya.

    Sementara itu, Bupati Aceh Tamiang Armia Fahmi, Irjen (Purn) Armia Fahmi, mengapresiasi dan bersyukur atas bantuan dari Polri dan Alumni Akpol Angkatan 1990. Ia memastikan bantuan akan disalurkan kepada warga terdampak secara tepat sasaran.

    “Bantuan yang masuk ini sangat berarti bagi masyarakat Aceh Tamiang, terutama warga terdampak banjir bandang dan kelompok rentan. Pemerintah daerah memastikan seluruh bantuan akan disalurkan secara tepat sasaran, transparan, dan akuntabel. Kami mendoakan agar seluruh amal kebaikan ini menjadi ladang ibadah dan membawa keberkahan bagi semua pihak,” ujar Armia, dalam keterangan yang diterima, Minggu (21/12/2025).

    Lebih lanjut, Wakapolri Dedi Prasetyo, Komjen Dedi Prasetyo, selaku perwakilan Alumni Akpol Angkatan 1990 yang hadir langsung memastikan seluruh distribusi bantuan kemanusiaan dari Batalyon Dhira Brata berjalan aman, terkoordinasi, dan tepat sasaran.

    Bantuan tahap pertama telah diserahkan langsung oleh Wakapolri pada 3 Desember 2025, sehari setelah sebelumnya diberangkatkan menggunakan Kapal KN Berhala milik Navigasi Direktorat Jenderal Perhubungan Laut guna mempercepat pengiriman logistik ke wilayah terdampak.

    Akpol 1990 Kirim Bantuan Gelombang Ketiga ke Aceh Tamiang (Foto: Dok. Istimewa)

    Selanjutnya, pada 8 Desember 2025, Alumni Akpol 1990 kembali menyalurkan bantuan tahap kedua melalui jalur darat dengan menggunakan enam truk logistik dari Gedung Serba Guna Kargo Kualanamu menuju Aceh Tamiang.

    Bantuan tersebut terdiri dari beras sebanyak 5.000 bungkus ukuran 5 kg atau setara 25 ton, susu kental manis sebanyak 200 dus, serta mi instan sebanyak 3.000 dus, dengan pengawalan personel kepolisian untuk memastikan keamanan dan kelancaran distribusi.

    Bantuan tersebut difokuskan untuk memenuhi kebutuhan kelompok rentan, khususnya bayi dan keluarga terdampak banjir bandang. Adapun bantuan tahap ketiga ini meliputi pampers sebanyak 416 dus atau 49.920 pcs, susu bayi sebanyak 80 dus atau 3.840 kotak, selimut sebanyak 600 buah, serta kelambu sebanyak 500 buah.

    Melalui penyaluran bantuan yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan, Polri menegaskan kehadirannya tidak hanya dalam menjaga keamanan, tetapi juga memberikan respons kemanusiaan, memastikan informasi bantuan segera diketahui masyarakat, serta memperkuat sinergi pemulihan pascabencana demi meringankan beban warga Aceh Tamiang.

    (yld/imk)

  • Kalau Ketum Partai Lain Cuma Angkut Beras Aja, Megawati Kirim Kapal

    Kalau Ketum Partai Lain Cuma Angkut Beras Aja, Megawati Kirim Kapal

    GELORA.CO – Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri berpesan agar kader partai yang dipimpinnya melakukan tugas kemanusiaan di daerah bencana tanpa melihat latar belakang warga terdampak. Kader PDIP harus peduli menolong rakyat.

    Demikian disampaikan Ketua DPP PDIP bidang Kesehatan, Ribka Tjiptaning. Menurut dia, pesan Megawati selalu mengingatkan pentingnya tugas kemanusiaan.

    “Mau separtai, mau tim sukses, mau siapa, semua harus ditolong tanpa melihat latar belakang orang itu,” kata Ribka di Jakarta, Jumat, (19/12/2025.

    Ribka bilang Megawati selalu mengingatkan agar kader PDIP selalu menangis dan tertawa bersama rakyat. Pun, ia menyebut PDIP memiliki Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) yang sigap dalam membantu penanganan darurat di daerah bencana.

    Kata dia, Baguna PDIP memiliki struktur sampai tingkat ranting sehingga sigap saat menghadapi bencana dan menolong korban bencana.

    “Kalau ada bencana, mungkin pemerintah masih rapat, ‘Mau ngapain nih kita?’ Tapi kalau Baguna sudah datang ke tempat bencana itu. Meskipun hanya membawa mie dan aqua,” jelas Ribka.

    Dia menuturkan kepedulian kader PDIP itu karena perintah Megawati. Menurut dia, setiap ada bencana, kader PDIP terutama Baguna langsung gerak cepat beri bantuan.

    “Begitu ada bencana, lari dia buru-buru, apapun yang dibawa. Mie, aqua, duluan datang,” tutur Ribka.

    Lebih lanjut, dia mengatakan Baguna setiap melaksanakan tugas kemanusiaan selalu koordinasi dengan lembaga pemerintah seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dan juga Basarnas.

    Lebih lanjut, dia menuturkan Baguna bersama tim kesehatan PDIP juga terjun langsung di tiga provinsi di Sumatra yang terkena bencana.

    “Kita ini di Ring of Fire. Jadi kita ini daerah Indonesia yang rawan bencana. Ya, mau daerah bencana tsunami lah, air bah, segala tanah longsor, puting beliung, semua ada di Indonesia ini,” kata Ribka.

    Pun, dia menuturkan Baguna juga diberi pelatihan tentang penyelamatan korban. Setiap kader punya pembekalan khusus disertai kemampuan. Ribka menceritakan saat tugas kemanusiaan di tiga provinsi, Baguna juga dapat bantuan dari dokter-dokter diaspora lulusan China.

    Dia mengklaim alasan dokter-dokter lulusan China itu mau bantu PDIP di daerah bencana yaitu salah satunya kepedulian Megawati selaku Ketum PDIP.

    “Saya tanya, ‘Kenapa kamu mau bantu PDI Perjuangan?’ Karena saya lihat, Dok—manggil saya Dok gitu—kalau Ketua Umum partai lain itu cuma angkut-angkut beras saja ya. Tapi Ibu Megawati tanpa bersuara, menyuruh mengirim Kapal Malahayati, Rumah Sakit Apung-nya, dengan dokter-dokter tim kesehatannya untuk berkeliling di daerah bencana, ketiga bencana itu,” tuturnya.

  • Gus Wahab Masuk Pengurus PDIP Jatim, Momentum Perkuat Poros Nasionalis–Religius

    Gus Wahab Masuk Pengurus PDIP Jatim, Momentum Perkuat Poros Nasionalis–Religius

    Surabaya (beritajatim.com) — Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, Deni Wicaksono, menegaskan masuknya KH Abdul Wahab Yahya atau Gus Wahab ke jajaran pengurus DPD PDI Perjuangan Jawa Timur menjadi momentum penting penguatan sinergi nasionalis dan religius di Jawa Timur.

    Menurut dia, kehadiran pengasuh Pondok Pesantren Muhajirin 2 Tambak Beras Jombang itu menegaskan kedekatan historis dan sosiologis antara PDI Perjuangan dan Nahdlatul Ulama (NU) di basis terbesar NU nasional.

    “Masuknya Gus Wahab sebagai pengurus DPD PDI Perjuangan Jawa Timur memperkuat komitmen kami merawat persaudaraan nasionalis dan religius yang selama ini tumbuh kuat di Jatim,” kata Deni usai Konferda DPD PDI Perjuangan Jatim di Hotel Shangri-La Surabaya, Sabtu (20/12/2025).

    Deni menjelaskan, Gus Wahab bukan sosok baru dalam ruang kebangsaan. Sebagai cucu pendiri NU, KH Abdul Wahab Hasbullah, Gus Wahab dikenal aktif mendorong nilai Islam rahmatan lil alamin, kebangsaan, serta persatuan lintas golongan.

    “Gus Wahab adalah cucu pendiri NU, lahir dari tradisi pesantren besar, dan punya rekam jejak panjang dalam kerja-kerja keumatan dan kebangsaan,” ujar Ketua Persatuan Alumni (PA) GMNI Jawa Timur ini.

    Menurut Deni, kehadiran Gus Wahab sekaligus menegaskan posisi NU sebagai organisasi keagamaan yang berdiri di atas semua golongan dan partai politik. NU, kata dia, tidak pernah menjadi milik satu partai tertentu, melainkan milik bangsa Indonesia.

    “NU bukan milik satu partai, NU milik bangsa. Di situlah PDI Perjuangan memandang NU sebagai saudara ideologis dalam menjaga Pancasila, NKRI, dan kebhinekaan,” ucap Deni.

    Deni menambahkan, Jawa Timur dengan populasi warga NU terbesar memiliki sejarah panjang kolaborasi ulama dan nasionalis dalam menjaga stabilitas sosial dan demokrasi. Dia berharap kehadiran Gus Wahab di struktur partai memperkuat dialog kebangsaan, terutama di akar rumput.

    “Di Jawa Timur, PDIP dan NU itu ibarat saudara. Hubungan ini tumbuh dari sejarah, kultur pesantren, dan komitmen bersama menjaga Indonesia,” kata Deni.

    Sebagai tokoh NU, Gus Wahab juga dikenal aktif di berbagai forum nasional, pendidikan pesantren, serta gerakan moderasi beragama. PDI Perjuangan berharap kontribusinya mampu memperkuat agenda kerakyatan, pendidikan, dan persatuan sosial di Jawa Timur.

    “Dengan pengalaman Gus Wahab sebagai ulama muda dan pengasuh pesantren besar, kami optimistis nilai-nilai keislaman yang moderat, inklusif, dan berakar pada tradisi kebangsaan bisa terus hidup dalam kerja-kerja politik PDI Perjuangan di Jawa Timur,” tutup Deni. [asg/kun]

  • Muhammadiyah Tak Persoalkan Status Kebencanaan, Siap Salurkan 30 Ton Beras dari UEA

    Muhammadiyah Tak Persoalkan Status Kebencanaan, Siap Salurkan 30 Ton Beras dari UEA

    Jakarta

    Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir tidak mempermasalahkan status kebencanaan. Muhammadiyah akan tetap bergerak memberikan bantuan kepada masyarakat terdampak.

    “Dalam kerja-kerja kemanusiaan, Muhammadiyah tidak mempermasalahkan status kebencanaan. Ketika masyarakat membutuhkan pertolongan, di situlah Muhammadiyah bergerak,” kata Haedar Nashir dalam keterangannya, Sabtu (20/12/2025).

    Lebih lanjut, Haedar menyampaikan apresiasi atas kepercayaan yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan mitra kemanusiaan dari Uni Emirat Arab (UEA) kepada Muhammadiyah dalam menyalurkan bantuan tersebut. Pihaknya akan segera menyalurkan bantuan ke korban terdampak.

    “Bantuan ini akan segera disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan sebagai wujud komitmen Muhammadiyah untuk terus berkhidmat bagi kemanusiaan dan kebangsaan,” ujar Haedar.

    Sebelumnya, Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution memastikan bantuan kemanusiaan berupa beras sebanyak 30 ton dari Uni Emirat Arab (UEA) tetap disalurkan kepada para korban banjir.

    “Ini bukan bantuan G2G. Jadi bukan dari negara Uni Emirat Arab, melainkan dari NGO,” kata Bobby.

    “Sebenarnya bukan dipulangkan, tetapi karena ini bantuan dari NGO, maka diserahkan kepada NGO yang ada di Indonesia, yaitu Muhammadiyah. Nanti Muhammadiyah yang akan menyalurkan kepada para korban,” ujarnya.

    (eva/idh)

  • Danantara dan BUMN Bergerak Bersama Salurkan Bantuan Kemanusiaan untuk Pemulihan Aceh

    Danantara dan BUMN Bergerak Bersama Salurkan Bantuan Kemanusiaan untuk Pemulihan Aceh

    Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan bahwa keterlibatan PLN dalam aksi kemanusiaan ini merupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan untuk selalu hadir bersama masyarakat, terutama di saat menghadapi kondisi darurat.

    “Selain mengupayakan penormalan listrik secepatnya, PLN juga menyalurkan bantuan kemanusiaan berupa logistik, dapur umum, air bersih, serta dukungan lainnya agar masyarakat Aceh dapat segera bangkit kembali,” ujar Darmawan.

    Sejak awal terjadinya bencana di wilayah Sumatra hingga saat ini, PLN telah menyalurkan berbagai bantuan kebutuhan dasar bagi masyarakat terdampak di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, meliputi beras, minyak goreng, gula, mie instan, telur, makanan siap saji, air minum, perlengkapan bayi, selimut, serta obat-obatan.

    Selain itu, PLN juga memberikan bantuan penunjang lainnya berupa pakaian baru, perlengkapan ibadah, alat kebersihan, water purifier, tenda, genset, air bersih, perahu karet, dan pembukaan dapur umum di 24 titik.

    Ia menambahkan, kolaborasi antar BUMN yang dikomandoi Danantara menjadi kekuatan penting dalam mempercepat pemulihan pascabencana.

    “Kami percaya, dengan bekerja bersama dan saling menguatkan, bantuan yang disalurkan akan lebih tepat sasaran dan benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat terdampak,” pungkas Darmawan.

  • Cabai Rawit Merah Tembus Rp 74 Ribu, Telur Ayam Ikut Naik

    Cabai Rawit Merah Tembus Rp 74 Ribu, Telur Ayam Ikut Naik

    Kondisi harga pangan di pasar eceran nasional kembali menunjukkan tren kenaikan pada beberapa komoditas utama. Berdasarkan data terbaru dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional yang dikelola Bank Indonesia Jumat (19/12/2025), harga cabai rawit merah kini menjadi perhatian utama karena melonjak cukup tajam.

    Hingga Jumat pagi pukul 08.00 WIB, harga cabai rawit merah secara nasional terpantau menyentuh angka Rp 74.800 per kilogram (kg). Lonjakan ini diikuti oleh varian cabai lainnya yang juga masih bertahan di level tinggi.

    Cabai merah keriting kini dibanderol seharga Rp 61.350 per kg, sedangkan cabai rawit hijau berada di angka Rp 60.600 per kg, seperti dikutip dari Antara, Jumat, 19 Desember 2025.

    Tak hanya cabai, bumbu dapur lainnya seperti bawang juga mengalami kenaikan harga yang signifikan. Harga bawang merah tercatat mencapai Rp 52.900 per kg di tingkat pedagang eceran. Sementara itu, untuk komoditas bawang putih, masyarakat harus merogoh kocek sebesar Rp 39.900 per kg.

    Kenaikan harga pada sektor hortikultura ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi daya beli masyarakat di tengah fluktuasi pasar.

    Selain bumbu dapur, pantauan harga pangan pada komoditas beras juga memperlihatkan angka yang masih stabil tinggi. Beras sebagai kebutuhan pokok utama masyarakat Indonesia tersedia dalam berbagai varian kualitas dengan harga yang beragam di tiap daerah.

    Berita selengkapnya baca di sini

  • Prabowo Tolak Bantuan Asing, Pemkot Medan Kembalikan 30 Ton Beras UEA

    Prabowo Tolak Bantuan Asing, Pemkot Medan Kembalikan 30 Ton Beras UEA

    MEDAN – Pemerintah Kota (Pemkot) Medan memutuskan mengembalikan bantuan bencana banjir berupa 30 ton beras yang sebelumnya diterima dari Uni Emirat Arab (UEA). Keputusan tersebut diambil setelah Pemkot Medan melakukan pengecekan terhadap regulasi pemerintah pusat terkait kebijakan Presiden Prabowo Subianto mengenai penerimaan bantuan dari pihak asing.

    Pemkot Medan diketahui menerima bantuan dari UEA pada 14 Desember 2025. Bantuan tersebut terdiri dari 30 ton beras, 300 paket sembako, perlengkapan bayi, serta alat ibadah yang sedianya diperuntukkan bagi korban banjir di Kota Medan.

    Namun, khusus untuk bantuan beras, Pemkot Medan memutuskan untuk mengembalikannya. Wali Kota Medan Rico Waas menjelaskan, langkah itu dilakukan sebagai bentuk kepatuhan terhadap instruksi dan kebijakan pemerintah pusat, meskipun pihaknya tetap mengapresiasi niat baik serta solidaritas yang diberikan oleh UEA.

    “Memang pemerintah belum atau tidak menerima bantuan dari pihak asing. Jadi kita kembalikan dan nantinya bisa dimanfaatkan lagi,” ujar Rico Waas dalam keterangannya yang dikutip Kamis 18 Desember.

    Ia menegaskan, kebijakan tersebut berlaku secara nasional sehingga Pemkot Medan tidak dapat menerima bantuan beras dari luar negeri, meskipun proses pemulihan pascabanjir di Kota Medan belum sepenuhnya rampung.

    “Tapi untuk Kota Medan, tidak menerima,” tegas Rico.

    Sebagai informasi, banjir besar melanda Kota Medan pada akhir November 2025 akibat cuaca ekstrem berupa hujan deras yang terjadi sejak 20 hingga 27 November. Bencana tersebut mengakibatkan 85.591 jiwa terdampak dan mengungsi dari 514 titik banjir ke 305 lokasi pengungsian.

    Lokasi pengungsian tersebar di berbagai tempat, mulai dari rumah ibadah, kantor camat, hingga kantor kelurahan. Sejumlah kawasan permukiman warga di Kota Medan, Sumatera Utara, juga sempat terendam banjir dengan ketinggian bervariasi.

    Sebagai langkah penanganan darurat, Pemkot Medan menetapkan status tanggap darurat bencana banjir sejak 27 November hingga 11 Desember 2025.

    Sejak penetapan status tersebut, bantuan logistik dari pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, serta Pemkot Medan mulai disalurkan kepada warga terdampak dan terus berlanjut hingga masa pemulihan pascabanjir.

  • Negara Arab Bingung, Indonesia Tolak Bantuan Asing untuk Bencana Sumatra, Padahal Krisis Masih Tejadi

    Negara Arab Bingung, Indonesia Tolak Bantuan Asing untuk Bencana Sumatra, Padahal Krisis Masih Tejadi

    GELORA.CO – Penolakan Pemerintah Indonesia terhadap bantuan asing untuk menangani bencana banjir dan longsor besar di Sumatra memicu sorotan internasional.

    Sejumlah negara Timur Tengah, termasuk Uni Emirat Arab (UEA), Qatar, hingga Arab Saudi disebut heran setelah tawaran bantuan kemanusiaan mereka tidak diterima oleh pemerintah Indonesia.

    Padahal bencana yang terjadi berdampak luas dan menimbulkan kerusakan besar.

    Bencana yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat pada akhir 2025 itu menimbulkan kerusakan masif ribuan korban terdampak, ratusan ribu warga mengungsi.

    Serta infrastruktur hancur di banyak titik.

    Sejumlah negara Arab yang memiliki hubungan erat dengan Indonesia merespons cepat dengan menyatakan kesiapan mengirim bantuan pangan, logistik, hingga tenaga medis.

    Namun, pemerintah Indonesia menegaskan belum membuka pintu untuk bantuan luar negeri.

    Sikap tersebut menjadi polemik setelah muncul laporan bahwa 30 ton beras bantuan dari Pemerintah UEA yang ditujukan bagi korban banjir di Medan harus dikembalikan.

    Karena pemerintah pusat belum memberikan izin penerimaan bantuan luar negeri.

    Pemerintah kota mengikuti arahan nasional, sehingga paket bantuan yang sudah tiba di Indonesia dikirim kembali.

    Kebijakan ini menimbulkan tanda tanya dari negara-negara Arab karena bantuan yang mereka siapkan bersifat kemanusiaan dan tidak disertai syarat politik.

    Dalam konteks diplomasi, solidaritas antarnegeri Muslim biasanya diterima dengan tangan terbuka.

    Terlebih ketika Indonesia kerap menjadi negara yang vokal dalam isu-isu regional Timur Tengah.

    Di sisi lain, pemerintah Indonesia menjelaskan bahwa keputusan menolak bantuan asing diambil karena kapasitas nasional dinilai cukup untuk menangani bencana.

    Pemerintah menegaskan bahwa pengerahan sumber daya TNI, BNPB, kementerian terkait, hingga bantuan dari pemerintah daerah telah berjalan masif.

    Presiden Prabowo Subianto menyatakan bahwa Indonesia “mampu menangani sendiri” situasi darurat tersebut.

    Alasan lain yang menjadi pertimbangan adalah belum adanya penetapan status “bencana nasional”.

    Selama status tersebut tidak diberlakukan, prosedur penerimaan bantuan asing tetap berada dalam pengawasan ketat pemerintah pusat.

    Mekanisme ini membuat bantuan luar negeri tidak bisa masuk sembarangan tanpa persetujuan resmi.

    Namun, kebijakan tersebut tidak lepas dari kritik.

    Sejumlah pengamat kebencanaan menilai bahwa dalam situasi bencana berskala besar, kerja sama internasional justru penting untuk mempercepat pemulihan.

    Dengan kerugian ekonomi mencapai puluhan triliun dan beban logistik yang besar.

    Sebagian pihak menilai bahwa menutup pintu bantuan internasional sama saja memperlambat penanganan.

    Dari sisi dunia Arab, kebingungan muncul karena Indonesia selama ini dikenal sebagai negara dengan hubungan historis, budaya, dan keagamaan yang kuat dengan kawasan tersebut.

    Tawaran bantuan yang ditolak tanpa penjelasan rinci dinilai bisa menimbulkan jarak diplomatik, meski hubungan bilateral tetap berjalan normal.

    Meski begitu, beberapa negara tetap mengirim bentuk dukungan lain yang tidak masuk kategori bantuan langsung pemerintah ke pemerintah.

    Malaysia, misalnya, mengirim obat-obatan dan tim medis ke Aceh melalui jalur kerja sama kemanusiaan regional.

    Situasi ini memunculkan diskusi lebih luas mengenai kemandirian nasional versus solidaritas global.

    Apakah Indonesia sedang ingin menunjukkan kemampuan mandiri menangani bencana besar?

    Atau apakah pemerintah ingin menghindari isu keterlibatan pihak asing di wilayah terdampak yang sensitif secara politik?

    Hingga kini, pemerintah Indonesia belum memberikan sinyal untuk mengubah kebijakan tersebut.

    Negara-negara Arab yang ingin membantu masih menunggu kepastian, sementara pemulihan di wilayah Sumatra terus berjalan dengan mengandalkan kapasitas nasional.***