Produk: bayi tabung

  • Disubsidi Pemerintah, Wanita-wanita Jepang Pilih Bekukan Sel Telur

    Disubsidi Pemerintah, Wanita-wanita Jepang Pilih Bekukan Sel Telur

    Jakarta, Beritasatu.com – Tren pembekuan sel telur (egg freezing) semakin diminati oleh perempuan di Jepang, seiring dengan keinginan mereka menunda kehamilan dan meningkatnya dukungan finansial dari perusahaan serta pemerintah daerah.

    Teknologi pembekuan sel telur memungkinkan perempuan menyimpan sel telur mereka saat masih muda untuk digunakan pada masa depan, demi menjaga kualitas dan peluang kehamilan yang lebih tinggi. 

    Kini, praktik tersebut tak hanya dilakukan karena alasan medis, tetapi juga sebagai langkah perencanaan masa depan bagi perempuan yang belum siap memiliki anak.

    Pembekuan sel telur dilakukan dengan cara mengambil sel telur dari ovarium, lalu disimpan di rumah sakit atau bank sel telur khusus. Awalnya, metode ini ditujukan bagi pasien kanker yang mungkin sulit hamil secara alami setelah menjalani pengobatan. Namun, belakangan semakin banyak perempuan sehat yang memilih prosedur ini sebagai antisipasi.

    Biaya Pembekuan Sel Telur di Jepang

    Biaya untuk prosedur pengambilan dan pembekuan sel telur bervariasi, mulai dari ¥ 500.000 hingga ¥ 600.000 (sekitar Rp 53 juta–Rp 64 juta), tergantung jumlah sel telur. Selain itu, ada biaya tahunan penyimpanan sebesar ¥ 50.000 hingga ¥ 100.000 (sekitar Rp 5 juta–Rp 10 juta). Saat siap untuk hamil, sel telur akan dicairkan, dibuahi dengan sperma melalui proses bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF), lalu ditanamkan ke dalam rahim.

    Salah seorang karyawati di Jepang berusia 30 tahun mengaku lega lantaran telah membekukan sel telurnya. Hal ini dilakukannya setelah sembuh dari penyakit serius.

    Wanita itu memutuskan untuk membekukan sel telurnya melalui program perusahaan yang menanggung biaya awal hingga ¥ 400.000. “Kita tidak pernah tahu apa yang bisa terjadi. Jadi, saya ingin menyimpan sel telur yang sehat sejak sekarang,” terangnya dilansir dari laman Japan Times, Sabtu (19/4/2025).

    Perusahaan perdagangan Itochu juga meluncurkan program subsidi penyimpanan sel telur untuk karyawan yang ditempatkan di luar negeri. Program ini lahir dari usulan karyawan agar mereka bisa menjalani penugasan dengan lebih tenang.

    “Saya memang sudah berencana membekukan sel telur, jadi bantuan dana ini sangat membantu,” kata salah satu penerima program.

    Pembekuan Sel Telur Didukung Pemerintah Jepang

    Meningkatnya popularitas prosedur pembekuan sel telur di Jepang juga didorong oleh para selebritas yang mulai terbuka membagikan pengalaman mereka.

  • Ibu Ini Lahirkan Bayi Orang Lain gegara Embrio Tertukar saat Proses Bayi Tabung

    Ibu Ini Lahirkan Bayi Orang Lain gegara Embrio Tertukar saat Proses Bayi Tabung

    Jakarta

    Penyedia layanan kesuburan di Brisbane, Australia tidak sengaja menanamkan embrio orang lain ke dalam tubuh wanita yang menjalani in-vitro fertilization (IVF) untuk mendapatkan anak. Dikutip dari The Sun, Monash IVF sebagai penyedia layanan menyebut ‘human error’ sebagai penyebabnya.

    Kesalahan itu pertama kali diketahui Februari 2025. Saat itu, pasangan yang baru melahirkan meminta sisa embrio untuk dipindahkan ke penyedia layanan IVF lain. Alih-alih menemukan jumlah embrio yang sesuai, perusahaan itu justru menemukan satu embrio kelebihan.

    Monash IVF lalu melakukan penyelidikan dan akhirnya mengonfirmasi bahwa embrio dari pasien lain tidak sengaja ditanamkan ke pasien tersebut, yang kemudian melahirkan seorang bayi.

    Kedua orang tua itu diberitahu satu minggu kemudian setelah kesalahan itu ditemukan.

    “Kami semua di Monash IVF sangat terpukul dan kami meminta maaf kepada semua pihak yang terlibat. Kami telah melakukan audit tambahan dan kami yakin bahwa ini adalah insiden yang terisolasi,” ucap Kepala Eksekutif Monash IVF, Michael Knaap.

    Perusahaan itu juga telah melaporkan kesalahan tersebut ke Komite Akreditasi Teknologi Reproduksi, sebuah lembaga pengawas reproduksi berbantu di Queensland.

    Demi menjaga privasi, nama pasien tidak disebutkan. Klinik juga tidak menyebutkan kapan bayi itu lahir dan siapa yang memiliki hak asuh bayi tersebut.

    Ahli bioetika dan peneliti University of South Australia, Dr Hilary Bowman-Smart menuturkan kejadian ini benar-benar melukai orang tua. Dua pasang orang tua yang terlibat akan mengalami tekanan psikologis yang signifikan.

    “Satu pasang orang tua kehilangan embrio, dan satu pasang orang tua menerima embrio yang bukan milik mereka. Kedua pasang orang tua telah mengalami kehilangan yang luar biasa,” ujar Hillary.

    “Kita juga harus mengakui bagi wanita yang telah melahirkan, ini bukan bayi orang asing, dia telah mengandung anak ini, dia melahirkan anak ini, dan membesarkan anak ini selama beberapa bulan seperti anaknya sendiri,” sambungnya.

    (avk/kna)

  • Bakal Dijalani Ridwan Kamil, Ini 7 Jenis Tes DNA dan Kegunaannya

    Bakal Dijalani Ridwan Kamil, Ini 7 Jenis Tes DNA dan Kegunaannya

    Jakarta, Beritasatu.com – Baru-baru ini, perhatian publik tertuju pada pernyataan mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, yang menyatakan kesiapannya menjalani tes DNA demi meluruskan isu perselingkuhan dengan selebgram Lisa Mariana.

    Langkah ini tidak hanya menjadi sorotan media, tetapi juga menimbulkan ketertarikan masyarakat terhadap jenis tes DNA serta manfaatnya dalam berbagai bidang, mulai dari identifikasi biologis hingga penanganan medis.

    Secara umum, tes DNA adalah metode ilmiah yang menganalisis struktur genetik seseorang untuk menggali informasi penting terkait identitas maupun kondisi kesehatannya.

    Seiring perkembangan teknologi, terdapat beragam jenis tes DNA yang masing-masing memiliki fungsi spesifik. Berikut ini tujuh di antaranya.

    Jenis-jenis Tes DNA

    1. Tes diagnostik

    Digunakan untuk memastikan keberadaan penyakit yang disebabkan oleh mutasi genetik, seperti penyakit huntington atau fibrosis kistik. Tes ini membantu dokter menentukan diagnosis dan pengobatan yang paling tepat.

    2. Tes presimptomatik dan prediktif

    Cocok bagi individu yang memiliki riwayat penyakit genetik dalam keluarga, seperti alzheimer atau kanker payudara. Hasilnya bisa menjadi dasar untuk pencegahan dini atau pemantauan kesehatan lebih lanjut.

    3. Uji pembawa (carrier testing)

    Bertujuan mengetahui apakah seseorang membawa gen pembawa penyakit yang bisa diturunkan ke anaknya. Tes ini sering digunakan oleh pasangan yang berencana memiliki keturunan.

    4. Farmakogenetik

    Tes ini mengevaluasi respons tubuh terhadap obat berdasarkan profil genetik, sehingga dokter bisa menyesuaikan jenis dan dosis obat untuk hasil yang lebih efektif dan minim efek samping.

    5. Tes pralahir (prenatal testing)

    Dilakukan selama kehamilan untuk mendeteksi potensi kelainan genetik pada janin, seperti sindrom down. Tes ini bisa bersifat non-invasif maupun invasif.

    6. Skrining bayi baru lahir

    Setelah kelahiran, tes ini membantu mendeteksi kelainan genetik sejak dini, seperti hipotiroidisme kongenital atau fenilketonuria, yang jika ditangani segera bisa mencegah komplikasi serius.

    7. Tes pra-implantasi (PGT)

    Dilakukan dalam program bayi tabung untuk memilih embrio yang bebas dari kelainan genetik, membantu pasangan dengan riwayat penyakit menurunkan risiko pada keturunannya.

    Dengan semakin luasnya penggunaan jenis tes DNA, masyarakat kini memiliki akses lebih besar untuk memahami kondisi genetik masing-masing.

    Kasus Ridwan Kamil memperlihatkan teknologi DNA kini tidak hanya menjadi alat pendukung di dunia medis, tetapi juga berperan penting dalam isu sosial dan pribadi.

  • Begini Prosedur yang Harus Dijalani Ridwan Kamil untuk Jalani Tes DNA

    Begini Prosedur yang Harus Dijalani Ridwan Kamil untuk Jalani Tes DNA

    Jakarta, Beritasatu.com – Nama Ridwan Kamil kembali menjadi sorotan publik setelah dikabarkan akan menjalani tes DNA terkait isu hubungannya dengan anak Lisa Mariana.

    Tes DNA sendiri merupakan prosedur medis yang memerlukan ketelitian dan mengikuti serangkaian tahapan. Lalu, seperti apa proses yang harus dilalui dalam menjalani tes DNA? Simak penjelasannya berikut ini!

    Apa Itu Tes DNA?

    Tes DNA adalah prosedur medis yang digunakan untuk berbagai keperluan, seperti analisis forensik, verifikasi hubungan keluarga, atau pemeriksaan kondisi genetika. Tes ini berperan penting dalam memastikan hubungan biologis, misalnya untuk membuktikan apakah seseorang adalah orang tua kandung dari seorang anak.

    Tak hanya untuk kepentingan hukum atau keluarga, tes DNA juga dapat mengungkap informasi genetik yang berguna untuk deteksi dini penyakit keturunan atau risiko kesehatan di masa mendatang.

    Tujuan Tes DNA

    Tes DNA memiliki berbagai tujuan, tergantung pada jenis pengujian yang dilakukan. Berikut adalah beberapa tujuan utama tes DNA:

    Menentukan hubungan biologis.Menelusuri garis keturunan dan sejarah keluarga.Mendiagnosis penyakit genetik.Menilai risiko penyakit turunan.Menentukan obat dan pengobatan yang tepat (farmakogenetik).Skrining pralahir dan bayi baru lahir.Memastikan kesehatan embrio dalam bayi tabung (IVF).Identifikasi forensik dan kriminal.Langkah-langkah Prosedur Tes DNA

    1. Persiapan sebelum tes

    Langkah awal yang perlu dilakukan adalah memahami tujuan dari tes DNA tersebut. Apakah untuk membuktikan hubungan biologis, mengevaluasi risiko genetik, atau keperluan lainnya. Pemilihan jenis tes yang tepat akan membantu memastikan hasil yang akurat dan relevan.

    2. Pemilihan laboratorium terpercaya

    Ridwan Kamil perlu memilih laboratorium yang memiliki izin resmi dan reputasi baik. Di Indonesia, sejumlah laboratorium telah berlisensi dan memenuhi standar internasional dalam melakukan tes DNA, baik untuk keperluan medis maupun forensik.

    3. Pengambilan sampel DNA

    Sampel DNA umumnya diambil melalui usapan di bagian dalam pipi (buccal swab). Prosedur ini tidak menyakitkan dan sangat sederhana, namun tetap memerlukan tenaga medis terlatih untuk menjamin kualitas sampel.

    4. Pengiriman sampel ke laboratorium

    Setelah pengambilan, sampel dikirim ke laboratorium untuk dianalisis. Proses pengiriman harus dilakukan secara hati-hati agar sampel tidak rusak atau terkontaminasi. Durasi analisis bisa berlangsung dari beberapa hari hingga beberapa minggu, tergantung tingkat kompleksitasnya.

    5. Proses analisis dan verifikasi

    Di laboratorium, sampel DNA akan dianalisis dengan teknologi khusus. Untuk tes paternitas, misalnya, laboratorium akan mencocokkan pola genetik antara dua individu untuk memverifikasi hubungan biologis.

    6. Hasil tes dan interpretasinya

    Hasil tes akan diberikan dalam bentuk laporan yang menjelaskan informasi genetik secara detail, termasuk tingkat akurasi yang bisa mencapai lebih dari 99,99% untuk tes paternitas. Hasil ini hanya dapat ditafsirkan secara tepat oleh tenaga ahli.

    7. Tindak lanjut setelah tes

    Setelah hasil diterima, penting untuk menyikapinya secara bijak. Dalam beberapa kasus, hasil tes DNA dapat membawa dampak emosional atau perubahan dalam hubungan antarindividu. Konsultasi dengan dokter atau konselor genetika sangat dianjurkan, terutama jika hasilnya terkait dengan risiko kesehatan.

    DNA dan Kepastian dalam Masalah Keluarga

    Tes DNA memberikan jawaban ilmiah yang sebelumnya hanya bisa dijawab dengan dugaan atau spekulasi. Prosedur ini bukan hanya relevan untuk urusan hukum, tetapi juga penting untuk aspek kesehatan dan psikologis dalam keluarga.

    Dengan teknologi yang semakin maju, tes DNA kini menjadi alat yang efektif dan akurat untuk menjawab berbagai pertanyaan penting mengenai identitas dan hubungan genetika.

    Tes DNA yang akan dijalani Ridwan Kamil melibatkan serangkaian langkah medis yang sistematis dan profesional. Dari pemilihan laboratorium hingga interpretasi hasil, seluruh proses ini bertujuan memberikan kepastian yang sahih dan bermanfaat.

  • Ridwan Kamil Siap Jalani Tes DNA, Segini Biaya yang Harus Dikeluarkan

    Ridwan Kamil Siap Jalani Tes DNA, Segini Biaya yang Harus Dikeluarkan

    Jakarta, Beritasatu.com – Ridwan Kamil merespons tantangan dari selebgram Lisa Mariana yang meminta dirinya menjalani tes DNA guna membuktikan hubungan biologis dengan seorang anak yang diklaim sebagai hasil hubungan mereka.

    Menanggapi hal tersebut, Ridwan Kamil menegaskan kesiapannya untuk melakukan tes DNA sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku di Indonesia.

    “Saya siap menjalani tes DNA sesuai dengan prosedur hukum,” ujar Ridwan Kamil dalam pernyataannya yang dikutip, Rabu (2/4/2025).

    Ia juga menekankan bahwa tes DNA harus dilakukan berdasarkan aturan hukum yang berlaku, tanpa dipengaruhi oleh faktor emosional semata. Namun, berapa biaya yang diperlukan untuk melakukan tes DNA? Berikut ulasannya!

    Apa Itu Tes DNA?

    Tes DNA adalah metode analisis genetik yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis informasi yang terkandung dalam DNA (asam deoksiribonukleat) seseorang. Tes ini dapat memberikan berbagai informasi penting, termasuk mutasi genetik, hubungan keluarga, hingga risiko penyakit tertentu.

    Tes DNA umumnya dilakukan dengan mengambil sampel biologis seperti darah, air liur, rambut, atau jaringan tubuh lainnya. Sampel tersebut kemudian dianalisis di laboratorium untuk mendeteksi pola atau mutasi genetik yang relevan.

    Hasil tes DNA dapat memberikan wawasan mengenai kondisi kesehatan, garis keturunan, serta risiko genetik yang mungkin diwariskan kepada generasi berikutnya.

    Biaya Tes DNA di Indonesia

    1. Tes DNA di Puskesmas

    Tes DNA dapat dilakukan di puskesmas tertentu dengan biaya berkisar antara Rp 7 juta hingga Rp 8 juta untuk satu kali pemeriksaan. Namun, tidak semua puskesmas menyediakan layanan ini karena keterbatasan alat dan tenaga medis yang berkompeten dalam melakukan tes DNA.

    Selain itu, tes DNA hanya dapat dilakukan oleh tenaga medis profesional, sehingga tidak semua tenaga medis memiliki wewenang untuk melaksanakan prosedur ini.

    Penting untuk dicatat bahwa tes DNA tidak termasuk dalam layanan yang ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Oleh karena itu, seluruh biaya pemeriksaan harus ditanggung secara pribadi oleh pihak yang berkepentingan.

    2. Tes DNA di Rumah Sakit

    Selain di Puskesmas, tes DNA juga dapat dilakukan di rumah sakit dengan biaya yang lebih bervariasi, yakni sekitar Rp 5 juta hingga Rp 10 juta per pemeriksaan. Biaya tersebut bergantung pada fasilitas rumah sakit, tingkat profesionalisme tenaga medis, serta kecanggihan alat yang digunakan.

    Beberapa rumah sakit yang menyediakan layanan tes DNA di Indonesia, berikut perkiraan biayanya:

    Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo: Rp 10 juta.Rumah Sakit Umum Sanglah, Denpasar: Rp 7 juta hingga Rp 8 juta.Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung: Rp 9 juta.Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang: Rp 8 juta.Tujuan Tes DNA

    Tes DNA memiliki berbagai tujuan, tergantung pada jenis dan keperluan pemeriksaannya. Berikut beberapa tujuan utama tes DNA:

    Menentukan hubungan biologis antara individu.Melacak garis keturunan dan sejarah keluarga.Mendiagnosis penyakit genetik.Menilai risiko penyakit turunan.Menentukan obat dan pengobatan yang tepat (farmakogenetik).Skrining genetik untuk kehamilan dan bayi baru lahir.Menentukan kesehatan embrio dalam prosedur bayi tabung (IVF).Identifikasi forensik dalam kasus kriminal.

  • Ridwan Kamil Siap Jalani Tes DNA, Begini Prosedur, Jenis dan Tujuannya

    Ridwan Kamil Siap Jalani Tes DNA, Begini Prosedur, Jenis dan Tujuannya

    Jakarta, Beritasatu.com – Ridwan Kamil memberikan respons terkait tantangan dari selebgram Lisa Mariana yang meminta dirinya menjalani tes DNA guna membuktikan hubungan biologis dengan anak yang diklaim sebagai hasil hubungannya.

    Menanggapi permintaan tersebut, Ridwan Kamil menyatakan kesiapannya untuk menjalani tes DNA sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku di Indonesia.

    “Saya siap melakukan tes DNA sesuai dengan prosedur hukum,” ujar Ridwan Kamil, dikutip pada Selasa (1/4/2025).

    Ridwan Kamil juga menegaskan bahwa tes DNA harus dilakukan sesuai aturan hukum dan tidak boleh dipengaruhi oleh emosi semata.

    “Tes DNA harus dijalankan dalam koridor hukum, bukan didasarkan pada emosi semata, karena semua memiliki prosedurnya masing-masing,” jelasnya.

    Apa Itu Tes DNA?

    Tes DNA adalah bentuk pengujian genetik yang dilakukan untuk mengidentifikasi perubahan dalam gen, kromosom, atau protein seseorang. Tes ini kerap digunakan untuk menentukan hubungan biologis dalam satu keluarga dan garis keturunan. Selain itu, tes DNA juga memiliki berbagai manfaat lainnya.

    Dikutip dari MedlinePlus, dr Adeline Jaclyn mengatakan bahwa, “Tes DNA dapat digunakan untuk mendeteksi penyakit turunan, mengetahui risiko penyakit genetik, serta mengidentifikasi anggota keluarga yang sebelumnya tidak diketahui.”

    Bahkan, tes ini juga dapat membantu dalam perencanaan kehamilan dan mendeteksi potensi kelainan pada bayi yang belum lahir.

    Tujuan Tes DNA

    Tes DNA memiliki berbagai tujuan, tergantung pada jenis pengujian yang dilakukan. Berikut adalah beberapa tujuan utama tes DNA:

    Menentukan hubungan biologis.Menelusuri garis keturunan dan sejarah keluarga.Mendiagnosis penyakit genetik.Menilai risiko penyakit turunan.Menentukan obat dan pengobatan yang tepat (farmakogenetik).Skrining pralahir dan bayi baru lahir.Memastikan kesehatan embrio dalam bayi tabung (IVF).Identifikasi forensik dan kriminal.Jenis-jenis Tes DNA

    Berdasarkan tujuannya, tes DNA dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis, antara lain:

    Tes diagnostik: Digunakan untuk mengidentifikasi penyakit akibat perubahan genetik, seperti fibrosis kistik atau penyakit Huntington.Tes presimptomatik: Dilakukan untuk mengetahui risiko seseorang terkena penyakit genetik yang ada dalam riwayat keluarganya.Pengujian pembawa (carrier test): Ditujukan bagi individu dengan riwayat keluarga penyakit genetik untuk mengetahui kemungkinan mewariskannya kepada keturunan.Farmakogenetik: Membantu menentukan obat dan dosis yang paling sesuai bagi seseorang berdasarkan profil genetiknya.Tes pralahir: Dilakukan pada ibu hamil untuk mendeteksi kelainan genetik pada janin, seperti Sindrom Down.Skrining bayi baru lahir: Bertujuan mendeteksi penyakit genetik atau metabolisme pada bayi sejak lahir agar pengobatan dapat dilakukan lebih awal.Tes praimplantasi: Umumnya dilakukan dalam program bayi tabung untuk memastikan embrio yang ditanam memiliki kondisi genetik yang sehat.Prosedur Tes DNA

    Tes DNA dilakukan melalui beberapa tahapan berikut:

    Pengambilan sampel: Sampel DNA dapat diperoleh dari darah, air liur, rambut, atau cairan ketuban. Umumnya, metode yang sering digunakan adalah tes usap (swab) dari dalam mulut.Pemeriksaan di laboratorium: Sampel kemudian dikirim ke laboratorium untuk diuji guna menemukan perubahan spesifik dalam DNA, kromosom, atau protein.Hasil tes DNA: Hasil tes biasanya tersedia dalam beberapa minggu hingga bulan. Jika hasilnya positif, berarti terdapat perubahan genetik yang dapat berhubungan dengan suatu kondisi kesehatan. Jika negatif, maka tidak ditemukan perubahan genetik yang berisiko. Dalam beberapa kasus, hasil tes bisa menunjukkan ketidakpastian apabila data yang tersedia belum cukup untuk membuat kesimpulan.

    Tes DNA tidak hanya penting dalam menentukan hubungan biologis, tetapi juga memiliki banyak manfaat medis. Dengan prosedur yang sesuai hukum, tes ini dapat membantu memberikan kepastian dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk kesehatan dan perencanaan keluarga.

    Dalam kasus Ridwan Kamil, kesiapannya menjalani tes DNA menunjukkan komitmennya terhadap transparansi dan kepatuhan terhadap hukum. Dengan mengikuti prosedur yang berlaku, tes ini dapat menjadi alat yang memberikan kepastian serta menghindari spekulasi yang berkembang di masyarakat.

  • Kisah Para Wanita yang Melahirkan di Usia Lanjut, Ada yang Punya Anak di Umur 74

    Kisah Para Wanita yang Melahirkan di Usia Lanjut, Ada yang Punya Anak di Umur 74

    Jakarta

    Kelahiran seorang anak menjadi hal yang didambakan bagi setiap pasangan suami istri. Bagi mereka yang mengalami kesulitan dalam memiliki anak, pasti akan melakukan berbagai hal seperti program bayi tabung atau fertilisasi in vitro (IVF).

    Namun, banyak kisah yang terjadi di dunia soal kehamilan dan kelahiran. Beberapa kasus mencatatkan wanita-wanita yang pertama kali atau bahkan kesekian kali hamil dan melahirkan di usia lanjut.

    Dikutip dari berbagai sumber, berikut beberapa kisah wanita yang berhasil melahirkan anak pertama mereka di usia yang sudah tidak muda lagi:

    1. Nenek Lahirkan Anak Kembar Pertamanya di Umur 74 Tahun

    Erramatti Mangayamma berhasil melahirkan anak kembar pertamanya di usia 74 tahun. Kedua bayinya lahir sehat dengan berat sekitar 1,9 kg melalui operasi caesar.

    Dikutip dari laman People, direktur rumah sakit tempat Mangayamma dirawat, Dr Sanakayyala Umashankar, mengatakan persalinan berjalan dengan lancar.

    “Baik ibu maupun bayinya baik-baik saja. Sepuluh dokter bekerja selama sembilan bulan untuk mengawasi kesehatannya dengan ketat. Ini adalah keajaiban medis,” tutur Dr Sanakayyala.

    Mangayamma bersama suaminya, E Raja Rao, telah menikah selama 80 tahun sejak 1962. Tetapi, selama itu Mangayamma tidak dapat hamil secara alami dan memilih untuk mencoba IVF.

    2. Wanita di China Melahirkan Bayi di Usia 67 Tahun

    Wanita berusia 67 tahun dilaporkan menjadi ibu tertua di China setelah melahirkan anak perempuannya. Tian, yang berasal dari provinsi Shandong itu melahirkan anaknya dengan bantuan dua dokter melalui metode caesar.

    Dikutip dari South China Morning Post, suami Tian, Huang (68), merasa bahwa bayi tersebut adalah ‘kiriman dari surga’ yang tidak direncanakan. Bayi yang diberi nama Tianci atau hadiah Tuhan itu adalah anak kedua dari pasangan tersebut.

    Selama kehamilannya, Tian dimonitor ketat hingga usia kehamilannya mencapai 36 minggu dan dilaporkan mengalami tekanan darah tinggi. Tianci lahir prematur dengan berat 2,6 kg.

    3. Nenek 66 Tahun Lahirkan Anak Ke-10 Tanpa Program IVF

    Seorang nenek bernama Alexandra Hildebrandt berhasil melahirkan anak kesepuluh pada 19 Maret 2025. Jarak usia antara anak sulung dan bungsunya ini terpaut jauh yakni 45 tahun.

    Wanita 66 tahun asal Jerman itu mengatakan bahwa kehamilannya tidak menggunakan obat penyubur kandungan dan tidak merasa kesulitan untuk hamil. Bayi laki-laki bungsunya, Philipp, dilahirkan melalui operasi caesar di Rumah Sakit Charité di Berlin.

    “Keluarga besar bukan hanya sesuatu yang luar biasa, tetapi yang terpenting, penting untuk membesarkan anak-anak dengan baik,” tulis Hildebrant, yang bekerja sebagai direktur museum, kepada TODAY dikutip Selasa (1/4/2025).

    4. Ibu di Spanyol Lahirkan Anak Kembar di Usia 66 Tahun

    Maria del Carmen Bousada berhasil melahirkan anak kembar di usia 66 tahun. Ia akhirnya hamil setelah beberapa kali mengunjungi klnik fertilitas di Los Angeles, di mana ia berbohong tentang usianya.

    Setelah kehamilan yang sulit, si kembar lahir melalui operasi caesar di sebuah klinik di Barcelona, Spanyol timur, seminggu sebelum ulang tahunnya yang ke-67. Dikutip dari The Guardian, Bousada meninggal dunia dua setengah tahun setelah melahirkan karena kanker.

    5. Wanita 70 Tahun Menjadi Ibu untuk Pertama Kalinya

    Rajo Devi Lohan berusia 70 tahun saat melahirkan pada November 2008. Wajahnya tegas dan bersudut, tubuhnya ramping dan kurus. Dan meskipun saat berdiri punggungnya membungkuk, ia menggendong putrinya dengan penuh kasih sayang.

    “Kami telah menunggu selama lebih dari 40 tahun untuk anak ini,” katanya sambil membelai pipi Naveen, anaknya, dikutip dari The Guardian.

    “Merupakan anugerah Tuhan bagi kami bahwa ia lahir.” Ia juga mengatakan bahwa ia berencana untuk menyusui Naveen.

    “setidaknya selama tiga tahun”. Dan, siapa tahu, mungkin ia akan melakukannya.

    (sao/kna)

  • Pria dengan Azoospermia Masihkah Ada Harapan Punya Anak? Begini Penjelasan Dokter – Halaman all

    Pria dengan Azoospermia Masihkah Ada Harapan Punya Anak? Begini Penjelasan Dokter – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Bagi banyak pasangan, memiliki anak adalah impian yang ingin diwujudkan. 

    Namun, bagi sebagian pria, kondisi medis seperti azoospermia  bisa menjadi salah satu penyebab utama infertilitas pada pria.

    Azoospermia adalah kondisi di mana tidak ada sperma yang terdeteksi dalam cairan ejakulasi pada pria.

    Dirangkum dari berbagai sumber azoospermia dapat disebabkan oleh dua faktor utama:
    Pertama, Azoospermia Obstruktif yang disebabkan oleh sumbatan pada saluran reproduksi, seperti di epididimis atau vas deferens, yang menghalangi sperma keluar. 

    Testis biasanya masih memproduksi sperma normal, dan penanganannya bisa melalui pembedahan atau pengambilan sperma langsung dari testis untuk program bayi tabung (IVF/ICSI).

    Kedua, Azoospermia Non-obstruktif berupa gangguan produksi sperma di testis, bisa akibat kelainan genetik, hormonal, atau masalah testis seperti varikokel.

    Penanganannya lebih kompleks dan sering memerlukan terapi hormonal.

    Faktor penyebab Azoospermia  beragam, mulai dari kelainan genetik, gangguan hormonal, infeksi atau peradangan di organ reproduksi.

    Bisa pula dipicu efek samping pengobatan, hingga efek samping dari prosedur medis tertentu seperti kemoterapi atau operasi di daerah testis.

    Gejala Seorang Pria Mengalami Azoospermia

    Azoospermia seringkali tidak menunjukkan gejala khusus dan baru terdeteksi saat pasangan mengalami kesulitan untuk memiliki anak.

    Untuk mendiagnosis azoospermia, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan sepertI analisis sperma, tes hormon, USG Skrotum dan biopsi testis.

    Dokter spesialis andrologi di Bethsaida Hospital,  dr Widya Juwita, M.Biomed Sp.And,  mengatakan, azoospermia bukan berarti pria tidak bisa memiliki anak.

    “Dengan pemeriksaan yang tepat, kita bisa menentukan penyebabnya dan memberikan solusi yang sesuai baik melalui terapi hormon, pembedahan, atau teknik reproduksi berbantu seperti IVF (In Vitro Fertilization),” katanya, Senin (24/3/2025).

    Meskipun sperma tidak ditemukan dalam air mani bukan berarti pria tersebut tidak akan bisa memiliki anak. 

    Beberapa metode yang dapat membantu antara lain pembedahan untuk mengatasi penyumbatan.

    “Jika azoospermia disebabkan oleh sumbatan di saluran sperma, prosedur operasi dapat membantu membuka kembali jalur sperma,” katanya.

    Bisa juga dilakukan aspirasi sperma (TESA/PESA) yakni jika sperma tidak bisa keluar secara alami.

    Ddokter dapat mengambil sperma langsung dari testis atau epididimis melalui prosedur medis khusus.

    “Bisa pula dilakukan terapi hormon jika penyebabnya adalah gangguan hormon, terapi hormon bisa membantu meningkatkan produksi sperma,” katanya.

    dr. Luxandre, General Manager Medis Bethsaida Hospital mengatakan, pihaknya telah mengembangkan fasilitas klinik andrologi dengan dokter spesialis yang berpengalaman dalam menangani berbagai masalah kesehatan hormonal dan reproduksi pria, termasuk azoospermia. 

    “Kami memberikan layanan diagnostik terkini, terapi hormonal, hingga prosedur bedah dan teknik reproduksi berbantu untuk membantu pasangan mewujudkan impian memiliki buah hati,” katanya.

    Dengan perkembangan teknologi medis dan berbagai metode pengobatan yang tersedia, pria dengan kondisi azoospermia tetap memiliki harapan untuk menjadi seorang ayah.

  • Beri Dukungan Keluarga, Eka Hospital Gelar NICU Family Gathering

    Beri Dukungan Keluarga, Eka Hospital Gelar NICU Family Gathering

    Jakarta

    Sebagai wujud kepedulian serta upaya memberikan dukungan emosional bagi orang tua dan keluarga yang memiliki bayi di NICU, Eka Hospital Grand Family mengadakan acara NICU Family Gathering dengan tema “Miracle of Love”. Acara yang berlangsung di Hilton Garden Inn pada Sabtu (22/3) dihadiri oleh lebih dari 150 peserta yang berasal dari berbagai kalangan, termasuk anak-anak yang pernah dirawat di NICU Grand Family dan Family sebelumnya.

    Hospital Director Eka Hospital Grand Family, Dr. Berto, MKK., MM. menjelaskan bahwa acara yang diselenggarakan selain memberikan dukungan emosional dan informasi yang berguna bagi keluarga dengan bayi yang membutuhkan perawatan khusus di NICU, kegiatan ini dilakukan untuk memperkenalkan fasilitas dan teknologi yang digunakan di NICU, serta meningkatkan pemahaman dan kesadaran tentang pentingnya perawatan intensif bagi bayi baru lahir yang mengalami kondisi kritis.

    Dok. Eka Hospital

    “Kegiatan yang dilaksanakan merupakan wujud komitmen kami untuk selalu mendampingi keluarga dengan kasih sayang dan perhatian penuh. Melalui gathering ini, kami ingin memberikan edukasi kepada para orangtua serta membangun komunitas yang saling mendukung dalam menghadapi tantangan yang ada, mempererat hubungan antara para orangtua dan tenaga medis yang telah mendampingi perjalanan perawatan bayi mereka,” ungkap Dr. Berto menjelaskan.

    Pada kesempatan yang sama sejumlah dokter spesialis dari Eka Hospital Family & Grand Family juga hadir sebagai narasumber untuk memberikan informasi terkait kesehatan ibu dan anak, perawatan pasca kelahiran, serta pentingnya asupan gizi yang optimal untuk mendukung tumbuh kembang bayi.

    Dokter Spesialis Anak, dr. Boris Januar, SpA dan dr. Andy Setiawan, SpA memberikan edukasi mengenai indikasi bayi yang memerlukan perawatan di NICU. Dilanjutkan oleh dr. Junita Elvira, Sp.A membahas mengenai tumbuh kembang bayi pasca NICU. Kemudian dr. Revina Tranggana M.Kes, SpA yang berbagi pengetahuan mengenai pentingnya vaksinasi serta dr. Susanty Yuriani, Sp. GK yang akan membahas asupan gizi seimbang untuk bayi-bayi NICU.

    Eka Hospital Grand Family berharap acara ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi peserta, sekaligus menjadi wadah bagi mereka untuk berbagi cerita dan pengalaman dalam mengasuh dan merawat bayi yang membutuhkan perhatian khusus.

    Dok. Eka Hospital

    Beberapa layanan unggulan yang ditawarkan Eka Hospital Grand Family dan Family meliputi:

    1. Layanan Kebidanan & Kandungan

    Layanan Kebidanan dan Kandungan Eka Hospital Grand Family dipimpin oleh tim dokter yang berpengalaman di bidang kebidanan dan menyediakan pelayanan kesehatan komprehensif untuk kehamilan, sejak perencanaan kehamilan hingga pasca persalinan.

    2. Layanan Dokter Spesialis Anak yang Lengkap

    Menyediakan dokter spesialis anak dan subspesialis seperti kardiologi, ginjal, paru dan neurologi hingga perawatan kesehatan tumbuh kembang anak. Juga dilengkapi dengan fasilitas NICU, PICU, HCU modern untuk perawatan bayi baru lahir dengan kebutuhan medis khusus.

    3. Pelayanan Holistik

    Memiliki klinik laktasi yang dipimpin oleh konsultan bersertifikasi untuk mendukung ibu menyusui, management menyusui serta program pemulihan pasca-persalinan yang mengintegrasikan perawatan fisik dan emosional untuk ibu baru.

    4. Pelayanan Rawat Inap yang Mengutamakan Kenyamanan Keluarga

    Eka Hospital Grand Family & Family dirancang khusus untuk menciptakan pengalaman berobat yang nyaman dan menyenangkan bagi pasien. Ruang rawat inap dengan konsep ramah keluarga memiliki desain interior yang hangat dan modern menciptakan suasana rumah bagi ibu dan anak.

    5. Program Edukasi dan Konseling Kesehatan Keluarga

    Program edukasi yang dihadirkan memberikan dukungan informasi yang komprehensif bagi para orang tua, termasuk panduan pengasuhan dan tumbuh kembang anak

    6. Layanan Program In Vitro Fertilization (IVF)

    Eka Hospital Grand Family & dilengkapi dengan klinik fertilitas yang akan membantu untuk melakukan program IVF (bayi tabung). Pelayanan kebidanan dipimpin tim dokter yang berpengalaman yang akan memberikan pelayanan kesehatan komprehensif untuk kehamilan mulai dari perencanaan kehamilan hingga pasca melahirkan.

    (Content Promotion/Eka Hospital)

  • Cerita Wanita Singapura Pejuang Garis Dua, Melahirkan di Umur 51 usai 10 Kali IVF

    Cerita Wanita Singapura Pejuang Garis Dua, Melahirkan di Umur 51 usai 10 Kali IVF

    Jakarta

    Seorang presenter berita di Singapura, Glenda Chong, baru saja merayakan kelahiran anak pertamanya setelah melewati perjalan panjang untuk mendapatkan buah hati. Dia melahirkan pada 5 Maret 2025 di Rumah Sakit Mount Elizabeth Novena, Singapura, setelah 10 kali berusaha mendapatkan momongan lewat program bayi tabung.

    “Saat pertama kali melihatnya, aku berkata padanya ‘Aku sangat mencintaimu’. Seperti kata pepatah, seorang ibu adalah cinta pertama bagi putranya. Seorang putra adalah cinta terakhir bagi seorang ibu,” kata Glenda kepada CNA dikutip Jumat (21/3/2025).

    Presenter berita itu kini sedang dalam pemulihan pasca melahirkan dan ingin menghabiskan “waktu berkualitas” bersama putranya dengan melakukan hal-hal yang membuatnya “sehat dan bahagia”.

    Perjalanan panjang untuk mendapatkan momongan

    Kehamilannya terjadi setelah 10 kali percobaan fertilisasi in-vitro (IVF), teknologi reproduksi yang melibatkan stimulasi tubuh wanita untuk menghasilkan sel telur, lalu mengekstraknya. Sel telur dibuahi dengan sperma pria sebelum memindahkan embrio yang telah dibuahi kembali ke rahim.

    Pada usia 51 tahun, kehamilan Chong dianggap berisiko tinggi dan dia berada di bawah perintah ketat untuk tidak bepergian lebih dari radius lima jam dari Singapura. Dia juga harus menemui dokternya, Dr. Suresh Nair, direktur medis di klinik Seed of Life, setiap minggu atau dua minggu untuk pemeriksaan.

    Pasangan yang menikah pada tahun 2014 ini selalu menginginkan anak dan mulai mencoba untuk hamil secara alami setelah mereka menikah.

    Karena dia sudah berusia 41 tahun saat itu, Glenda menghentikan konsumsi alkohol dan kafein, dan mulai berolahraga secara teratur untuk meningkatkan kesehatannya dan meningkatkan peluangnya untuk hamil.

    Dia menjalani apa yang disebutnya “rumitnya” metode pembuahan alami, termasuk memantau suhu tubuhnya, dan juga pengobatan tradisional China dan akupunktur. Setelah dua tahun mencoba tanpa hasil, pasangan itu beralih ke IVF.

    Proses IVF yang berlangsung selama bertahun-tahun membuat pasangan itu mengunjungi enam dokter, termasuk dua dokter dari luar negeri. Chong juga mengalami keguguran yang terjadi begitu awal saat pembuahan sehingga dia tidak merasakannya.

    Perjalanan IVF telah menjadi tantangan emosional bagi Glenda dan suaminya.

    Seiring berlalunya waktu dan Glenda bertambah tua, dia menjalani dua siklus IVF di mana dia hanya dapat menghasilkan satu sel telur, alih-alih 20 sel telur yang dapat diambil darinya saat dia pertama kali memulai perawatan.

    “Saya sangat, sangat, sangat sedih. Saya rasa saya tidak siap secara mental untuk satu sel telur itu. Jadi secara emosional, saya benar-benar kacau,” katanya.

    Ia sempat pasrah menjalani hidup tanpa anak kandung pada percobaan ke-10 IVF-nya, dan mengatakan ia siap untuk berhenti, bahkan jika hasilnya tidak memuaskan. Ia menjalaninya tanpa ekspektasi apa pun, namun percobaan terakhir itu memberinya kehamilan yang sangat ia nanti-nantikan.

    “Setelah satu dekade mencoba, saya hanya ingin menghabiskan waktu berkualitas dengannya, dan melakukan hal-hal yang akan membuatnya sehat dan bahagia,” ungkapnya.

    (naf/kna)