Produk: bawang putih

  • Pasar Induk Pare Pasok 60 Persen Kebutuhan Cabai Jabodetabek – Halaman all

    Pasar Induk Pare Pasok 60 Persen Kebutuhan Cabai Jabodetabek – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, KEDIRI – Wilayah DKI Jakarta kota-kota sekitarnya di Jabodetabek saat ini menjadi pasar terbesar yang menyerap panenan cabai rawit petani di Pulau Jawa. 

    Setiap harinya, Jawa Timur memasok 80 hingga 110 ton cabai rawit ke wilayah Jabotabek. Pasokan puluhan ton cabai untuk Jabodetabek setiap harinya dipasok dari Pasar Induk Sayur dan Buah Pare di Kabupaten Kediri.

    Pasokan cabai di Pasar Induk Pare berasal dari berbagai daerah seperti Banyuwangi, Blitar, Probolinggo, Nganjuk, Jombang, dan lain lain termasuk dari petani cabai dari Kediri sendiri. 

    “Saat panen raya pasar ini suplai 60 persen kebutuhan cabai di Jabodetabek,” ungkap Suyono, Ketua Asosiasi Petani Cabai Indonesia (APCI) Kabupaten Kediri saat ditemui Kamis, 13 Desember 2024.

    Selama ini kita pasokan cabai ke Jabodetabek pembongkarannya dilakukan di Pasar Induk Kramatdjati, sampai Pasar Tanah Tinggi Tangerang.

    “Pasokan cabai dari Jawa Timur ke Jabodetabek antara 80 sampai 100 ton per hari. Sementara kebutuhan cabai untuk wilayah Kediri saja 8 sampai 10 ton per hari, sementara ke daerah lain di Jawa Timur 110 ton per hari dari sini,” ujarnya.

    “Kita sudah bekerja sama dengan salah satu Pemprov Papua dan sudah bikin MoU (nota kesepahaman) untuk pengiriman cabai ke sana. Tapi proses pengiriman selama ini ada kendala transportasi,” kata Suyono. 

    “Kalau kita kirim lewat kargo laut butuh seminggu. Sementara kalau menggunakan kargo udara yang lebih cepat biayanya Rp72 ribu per kilogram dengan transit di Makassar,” bebernya.

    Petani Cabai Kediri Butuh Dukungan Penerbangan

    Selain ke Jabodetabek, cabai di Pasar Induk Pare juga memasok kebutuhan daerah lain seperti Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan hingga Papua. 

    Cabai dari Pasar Induk Pare juga memasok kebutuhan cabai di Batam dan Kepri dan selama ini dikirim via udara.

    “Kami sebenarnya berharap ada pesawat yang bisa suplay ke Kota Kota besar seperti Jakarta, Makassar, Batam hingga Papua, minimal sehari 2 kali sehingga dapat mendistribusikan hasil panen seperti cabe, bawang merah, bawang putih yang ada di Pasar Induk Pare, Kediri tepat waktu ” kata Suyono.

    Melalui Pasar Induk Pare ini asosiasinya juga berusaha mencegah terjadi over suplai maupun kekurangan pasokan.

    “Kebutuhan cabai setiap daerah beragam. Tapi apapun kebutuhannya dan jenis cabainya, kita siap memasok,” kata dia.

    Suyono mengatakan wilayah Kabupaten Kediri dan daerah lain di Jawa Timur saat ini sedang memasuki panen raya meski di tengah gangguan musim hujan dengan curah hujan cukup tinggi.

    Hal itu menyebabkan harga cabai sedikit turun dan proses pematangan cabai di pohon menjadi sedikit lama dari 5-6 hari sekali bisa dipanen menjadi 10 hari sekali.

    Gerbang masuk Pasar Induk Pare di Desa Tulungrejo, Kecamatan Pare, Kediri. (Tribunnews/Choirul Arifin)

    Varietas cabai yang dipasok dari petani melalui Pasar Induk Pare sangat beragam seperti untuk jenis cabai rawit merah antara lain Ori 212, Asmoro 043, Bhaskara, lokal Kediri, lokal Nganjuk dan lokal Jombang.

    Sementara untuk jenis cabai besar ada varietas Gada MK dan Imola. Sementara, untuk jenis cabai merah keriting varietas Boos Tavi dan Sibad.

    Sugik, Sekretaris Dinas Perdagangan Kabupaten Kediri mengatakan, Pasar Induk Pare merupakan tradisional terbesar di Kabupaten Kediri dari total 17 pasar tradisional yang ada di wilayah ini.

    Transaksi cabai di Pasar Induk Pare di Desa Tulungrejo, Kecamatan Pare, Kediri.

    Hevin Switerson, Kepala UPT Pasar Pemkab Kediri mengatakan, pedagang resmi yang bergabung di Pasar Induk Pare mencapai 450 pedagang, tidak termasuk pedagang musiman.

    Pasar induk ini sudah beroperasi sejak belasan tahun lalu pembangunannya didanai Pemkab Kediri sendiri.

    Lamiran, Koordinator Pasar Induk Pare menambahkan, selain pedagang besar dan grosiran, mereka yang banyak mengambil komoditas sayur mayur dari pasar ini adalah pengusaha restoran dan rumah makan termasuk usaha catering dari berbagai kota.

    “Yang beli ke sini dengan membawa kendaraan sendiri banyak dari luar kota bahkan dari luar provinsi seperti Solo, Madiun, Surabaya,” ujarnya.

     

  • Harga daging sapi Rp131.190 per kg pada Kamis

    Harga daging sapi Rp131.190 per kg pada Kamis

    Ilustrasi – Pedagang menimbang daging sapi yang dijual di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (13/2/2021). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/foc.

    Harga daging sapi Rp131.190 per kg pada Kamis
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Kamis, 12 Desember 2024 – 11:20 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat, harga sejumlah komoditas pangan secara umum mayoritas fluktuatif per Kamis (12/12) pagi.

    Untuk bawang putih, cabai keriting merah naik, sedangkan daging sapi murni turun menjadi Rp131.190 per kilogram (kg).

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas pukul 08.00 WIB, secara umum harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium naik 2,15 persen atau Rp330 menjadi Rp15.710 per kg.

    Sedangkan beras medium turun 0,15 persen atau Rp20 menjadi Rp13.450 per kg; begitu pun beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog juga turun 0,16 persen atau Rp20 menjadi Rp12.500 per kg.

    Komoditas bawang merah turun 0,50 persen atau Rp200 menjadi Rp39.780 per kg; sedangkan bawang putih bonggol naik 1,47 persen atau Rp620 menjadi Rp42.820 per kg.

    Berikutnya, harga komoditas cabai merah keriting naik 1,18 persen atau Rp370 menjadi Rp31.850 per kg; sedangkan cabai rawit merah turun 0,81 persen atau Rp320 menjadi Rp39.020 per kg.

    Selanjutnya, harga daging sapi murni turun 2,84 persen atau Rp3.830 menjadi Rp131.190 per kg; sedangkan daging ayam ras naik 2,92 persen atau Rp1.070 menjadi Rp37.690 per kg; begitu pun telur ayam ras naik 1,37 persen atau Rp400 menjadi Rp29.590 per kg.

    Harga kedelai biji kering (impor) terpantau turun 0,15 atau Rp20 menjadi Rp13.450 per kg; sedangkan gula konsumsi naik 2,01 persen atau Rp360 menjadi Rp18.300 per kg.

    Minyak goreng kemasan sederhana naik 2,52 persen atau Rp470 menjadi Rp19.090 per kg; sedangkan minyak goreng curah turun 1,73 persen atau Rp300 menjadi Rp17.070 per kg.

    Kemudian komoditas tepung terigu curah turun 0,89 persen atau Rp90 menjadi Rp10.050 per kg; tepung terigu non curah juga turun 0,76 persen atau Rp100 menjadi Rp12.990 per kg.

    Harga jagung di tingkat peternak naik 3,94 persen atau Rp240 menjadi Rp6.330 per kg; lalu harga garam halus beryodium juga naik 2,34 persen atau Rp270 menjadi Rp11.820 per kg.

    Berikutnya, harga ikan kembung terpantau naik 5,73 persen atau Rp2.150 menjadi Rp39.670 per kg; sedangkan ikan tongkol turun 0,03 persen atau Rp10 menjadi Rp31.610 per kg; lalu ikan bandeng naik 0,21 persen atau Rp70 menjadi Rp33.620 per kg. Daging sapi yang dijual pedagang di Pasar Jaya Kebayoran Lama, Jakarta, Jumat (6/12/2024).

    Sumber : Antara

  • Kementan Tetapkan HET Pupuk Subsidi Terbaru, Berlaku 1 Januari 2025

    Kementan Tetapkan HET Pupuk Subsidi Terbaru, Berlaku 1 Januari 2025

    Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) resmi menetapkan harga eceran tertinggi (HET) pupuk bersubsidi tahun anggaran 2025 yang berlaku mulai 1 Januari 2025.

    Hal itu tertuang dalam Keputusan Menteri Pertanian No.644/KPTS/SR.310/M/11/2024 tentang Penetapan Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2025 yang diteken oleh Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman pada 19 November 2024.

    “Menetapkan harga eceran tertinggi pupuk bersubsidi tahun anggaran 2025,” tulis Amran dalam surat keputusannya, dikutip Kamis (12/12/2024).

    pupuk subsidi terdiri atas pupuk organik dan anorganik (urea dan NPK). Melalui beleid ini, Amran mematok HET pupuk organik sebesar Rp800 per kilogram.

    Untuk pupuk urea, pemerintah menetapkan HET di level Rp2.250 per kilogram. Kemudian, pupuk NPK dipatok sebesar Rp2.300 per kilogram dan pupuk NPK untuk kakao ditetapkan sebesar Rp3.300 per kilogram.

    Amran menuturkan, pupuk bersubsidi ini ditujukan untuk petani yang melakukan usaha tani subsektor tanaman pangan seperti padi, jagung, dan kedelai. Kemudian hortikultura seperti cabai, bawang merah, dan bawang putih, dan/atau perkebunan seperti tebu rakyat, kakao, dan kopi, dengan luas lahan yang diusahakan maksimal 2 hektare.

    “Termasuk di dalamnya petani yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH)/Perhutanan Sosial sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,” tuturnya.

    Dalam catatan Bisnis, pemerintah kembali menyalurkan pupuk bersubsidi sebanyak 9,5 juta ton pada tahun depan. Volume tersebut mengalami peningkatan dari sebelumnya sebesar 4,5 juta ton.

    Sejalan dengan hal tersebut, pemerintah menyederhanakan sistem distribusi pupuk yang sebelumnya melibatkan banyak kementerian dan lembaga negara, menjadi satu pintu di Kementan, dengan menyusun regulasi baru terkait pupuk subsidi.

    Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menyebut proses penyusunan regulasi terkait pupuk subsidi telah memasuki tahap final dan akan segera diajukan kepada Presiden Prabowo Subianto.

    “Insya Allah segera kita ajukan kepada Bapak Presiden agar tahun depan kita sudah bisa merealisasikan secara bertahap,” ujar Sudaryono, Rabu (11/12/2024).

    Dia mengungkap, Kepala Negara secara prinsip menyetujui penyederhanaan regulasi pupuk subsidi. Mengingat, sektor pertanian menjadi perhatian utama pemerintah dalam mendukung ketahanan pangan.

    Melalui mekanisme teranyar ini, Sudaryono mengharapkan distribusi pupuk bersubsidi akan lebih mudah dan para petani akan semangat untuk mendukung peningkatan produksi dan produktivitas pertanian.

  • Harga Pangan Hari Ini 11 Desember: Harga Telur hingga Beras Kompak Naik

    Harga Pangan Hari Ini 11 Desember: Harga Telur hingga Beras Kompak Naik

    Bisnis.com, JAKARTA – Harga pangan sebagian besar mengalami kenaikan secara rata-rata nasional. Adapun, komoditas pangan yang harganya naik yaitu beras premium, telur ayam ras, bawang putih bonggol, cabai merah keriting, hingga minyak goreng kemasan. 

    Menurut data Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), Rabu (11/12/2024) pukul 07.47 WIB, harga beras premium mengalami kenaikan sebesar 0,13% menjadi Rp15.410 per kg. 

    Tak hanya itu, harga beras SPHP juga naik 0,64% menjadi Rp12.570 per kg, sedangkan harga beras medium turun 0,30% menjadi Rp13.430 per kg dibandingkan hari sebelumnya. 

    Komoditas pangan yang harga nya juga naik yaitu bawang putih bonggol naik 0,33% menjadi Rp42.260 per kg dan bawang merah turun 4,19% menjadi Rp38.190 per kg.

    Di sisi lain, kedelai biji kering impor naik harganya 0,96% menjadi Rp10.570 per kg dan harga jagung tingkat peternak naik 9,85% menjadi Rp6.580 per kg. 

    Adapun, harga cabai merah keriting mengalami kenaikan 0,03% menjadi Rp31.120 per kg dan harga cabai rawit merah turun 3,13% menjadi Rp37.730 per kg. 

    Di samping itu, harga telur ayam ras naik 4,04% menjadi Rp30.120 per kg. Sementara, harga daging ayam ras naik 7,25% menjadi Rp39.210 per kg.

    Selanjutnya, harga daging sapi murni turun 2,37% menjadi sebesar Rp131.600 per kg. Di sisi lain, harga gula konsumsi naik 0,56% menjadi Rp18.050 per kg.

    Sementara itu, harga minyak goreng kemasan sederhana berada di angka Rp18.970 per liter atau naik 2,10% dari hari sebelumnya.

    Di sisi lain, harga tepung terigu curah naik 0,47% menjadi Rp10.170 per kg. Sedangkan, minyak goreng curah turun 4,57% menjadi Rp16.510 per liter.

    Berbagai jenis ikan seperti ikan kembung, ikan tongkol, dan ikan bandeng memiliki harga bervariasi. Harga ikan kembung hari ini yaitu Rp37.880 per kg atau naik 1,09% dari hari sebelumnya.

    Sementara itu, harga ikan tongkol naik 1,78% menjadi Rp32.020 per kg dan ikan bandeng naik 6,84% menjadi Rp33.930 per kg.

  • Harga daging sapi turun Rp5.170 jadi Rp129.780 per kg pada Selasa

    Harga daging sapi turun Rp5.170 jadi Rp129.780 per kg pada Selasa

    Ilustrasi – Daging sapi yang dijual pedagang di Pasar Jaya Kebayoran Lama, Jakarta, Jumat (6/12/2024). ANTARA/Harianto.

    Harga daging sapi turun Rp5.170 jadi Rp129.780 per kg pada Selasa
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Selasa, 10 Desember 2024 – 07:59 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga sejumlah komoditas pangan secara umum mayoritas fluktuatif per Selasa (10/12) pagi, cabai rawit merah, daging ayam hingga bawang putih naik, sedangkan daging sapi murni turun Rp5.170 jadi Rp129.780 per kilogram (kg).

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas pukul 06.30 WIB, secara umum harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium naik 4,68 persen atau Rp720 menjadi Rp16.120 per kg.

    Begitu pun beras medium naik 3,71 persen atau Rp500 menjadi Rp13.980 per kg; lalu beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog juga naik 2,24 persen atau Rp280 menjadi Rp12.790 per kg.

    Sedangkan komoditas bawang merah turun 3,68 persen atau Rp1.470 menjadi Rp38.490 per kg; sementara bawang putih bonggol naik 0,92 persen atau Rp390 menjadi Rp42.580 per kg.

    Berikutnya, harga komoditas cabai merah keriting naik hingga 13,96 persen atau Rp4.330 menjadi Rp35.350 per kg; lalu cabai rawit merah juga naik 14,17 persen atau Rp5.510 menjadi Rp44.400 per kg.

    Sementara itu, harga daging sapi murni turun 3,83 persen atau Rp5.170 menjadi Rp129.780 per kg; sedangkan daging ayam ras naik hingga 16,18 persen atau Rp5.920 menjadi Rp42.500 per kg; begitu pun telur ayam ras naik j3,50 persen atau Rp1.010 menjadi Rp29.840 per kg.

    Berikutnya, harga kedelai biji kering (impor) terpantau naik 5,54 atau Rp580 menjadi Rp11.040 per kg; sedangkan gula konsumsi turun 0,06 persen atau Rp10 menjadi Rp18.510 per kg.

    Selanjutnya, minyak goreng kemasan sederhana turun 0,48 persen atau Rp90 menjadi Rp18.510 per kg; sedangkan minyak goreng curah naik 0,81 persen atau Rp140 menjadi Rp17.500 per kg.

    Kemudian komoditas tepung terigu curah naik 4,84 persen atau Rp490 menjadi Rp10.610 per kg; sedangkan tepung terigu non curah naik 2,22 persen atau Rp290 menjadi Rp13.360 per kg.

    Kemudian harga jagung di tingkat peternak naik hingga 52,61 persen atau Rp3.130 menjadi Rp9.080 per kg; lalu harga garam halus beryodium juga naik 4,58 persen atau Rp530 menjadi Rp12.100 per kg.

    Berikutnya, harga ikan kembung terpantau naik 5,59 persen atau Rp2.090 menjadi Rp39.470 per kg; sedangkan ikan tongkol turun 1,79 persen atau Rp560 menjadi Rp30.810 per kg; lalu ikan bandeng juga turun 1,19 persen atau Rp400 menjadi Rp33.170 per kg.

    Sumber : Antara

  • Harga Beragam Komoditas Naik Jelang Nataru 2024/2025 di Jabar, Cek di Sini!

    Harga Beragam Komoditas Naik Jelang Nataru 2024/2025 di Jabar, Cek di Sini!

    Berikut daftar lengkap harga 21 bahan pangan di Jawa Barat menurut Bapanas per 1 Desember 2024 pukul 15.22 WIB.

    1. Daging Sapi Murni: Rp132.000 per kg (naik 0,06%)

    2. Ikan Kembung: Rp39.990 per kg (turun 0,32%)

    3. Bawang Putih Bonggol: Rp38.890 per kg (naik 0,31%)

    4. Bawang Merah: Rp37.400 per kg (naik 0,19%)

    5. Ikan Bandeng: Rp37.020 per kg (turun 0,03%)

    6. Daging Ayam Ras: Rp36.530 per kg (turun 0,19%)

    7. Ikan Tongkol: Rp36.290 per kg (naik 0,3%)

    8. Cabai Rawit Merah: Rp33.860 per kg (turun 1,91%)

    9. Cabai Merah Keriting: Rp26.880 per kg (naik 0,41%)

    10. Telur Ayam Ras: Rp26.580 per kg (naik 0,83%)

    11. Minyak Goreng Kemasan Sederhana: Rp17.930 per liter (turun 0,22%)

    12. Gula Konsumsi: Rp17.810 per kg (tetap)

    13. Minyak Goreng Curah: Rp17.760 per liter (naik 0,11%)

    14. Beras Premium: Rp14.640 per kg (naik 0,21%)

    15. Beras Medium: Rp12.750 per kg (turun 0,08%)

    16. Tepung Terigu Kemasan (non-curah): Rp12.670 per kg (turun 0,16%)

    17. Beras SPHP: Rp12.420 per kg (naik 0,08%)

    18. Garam Halus Beryodium: Rp10.230 per kg (naik 0,39%)

    19. Tepung Terigu (Curah): Rp10.160 per kg (tetap)

    20. Kedelai Biji Kering (Impor): Rp9.670 per kg (turun 0,21%)

    21. Jagung Tingkat Peternak: Rp5.570 per kg (tetap)

  • Jelang Libur Nataru, Harga Bahan Pokok Melonjak

    Jelang Libur Nataru, Harga Bahan Pokok Melonjak

    Jakarta, Beritasatu.com – Jelang libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (nataru), sejumlah harga bahan pokok atau sembako di Jakarta melonjak. Kenaikan terjadi pada bawang merah, tomat, hingga cabai, dibanding hari biasanya.

    “Sekitar 3 hari lalu, cabai masih Rp 40.000 per kg, sekarang sudah melonjak Rp 60.000 per kg,” kata salah satu pedagang yang enggan disebutkan namanya di Pasar Jaya Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (10/12/2024).

    Sementara harga bahan pokok bawang merah dari Rp 40.000 per kg kini melonjak ke Rp 60.000 per kg. Sedangkan harga bawang putih belum mengalami kenaikan masih sekitar Rp 50.000 per kg

    Adapun harga bahan pokok telur melonjak mencapai Rp 32.000 per kg dari sebelumnya Rp 28.000 per kg. Diikuti kenaikan harga minyak goreng Rp 40.000 per 2 liter.

    Para pedagang mengeluh karena omzet jatuh. Mereka berharap pemerintah dapat kembali menstabilkan harga seperti semula.

    Dia memperkirakan, penyebab kenaikan harga-harga bahan pokok menjelang nataru karena peningkatan permintaan. Banyak keluarga yang mempersiapkan perayaan Natal dengan membeli bahan makanan dalam jumlah besar untuk acara keluarga atau komunitas.

    Faktor lain harga bahan pokok melonjak jelang nataru 2024 adalah kendala distribusi. Di tengah musim penghujan, beberapa daerah mengalami hambatan pengiriman barang. Banjir dan kerusakan jalan membuat biaya transportasi melonjak.

  • Rakor mingguan baik untuk kendalikan inflasi daerah

    Rakor mingguan baik untuk kendalikan inflasi daerah

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Presiden: Rakor mingguan baik untuk kendalikan inflasi daerah
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Senin, 09 Desember 2024 – 22:44 WIB

    Elshinta.com – Presiden RI Prabowo Subianto mengapresiasi Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah yang digelar Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

    Menurutnya, rakor mingguan ini menjadi mekanisme yang sangat baik untuk memantau sekaligus mengendalikan inflasi.

    “Ini saya kira dirintis di pemerintahan Pak Joko Widodo dan ini sebetulnya merupakan suatu inovasi atau suatu terobosan yang mungkin tidak diajarkan di sekolah-sekolah,” kata Prabowo dalam keterangannya di Jakarta, Senin (9/12).

    Presiden juga meminta agar forum yang melibatkan pemerintah pusat dan pemerintah daerah (Pemda) tersebut dapat terus digelar.

    Dirinya meyakini suatu saat nanti Indonesia bakal menjadi rujukan bagi negara lain untuk belajar mengendalikan inflasi. Terlebih, mengendalikan inflasi di negara seperti Indonesia tidak mudah lantaran wilayahnya begitu luas dengan bentuk kepulauan.

    Kondisi ini membuat distribusi logistik pangan menjadi tantangan tersendiri. Namun, Indonesia justru mampu mengendalikan inflasi melalui berbagai upaya yang dilakukan.

    “Saudara-Saudara, apa yang sudah dicapai, saya kira adalah sesuatu yang patut kita syukuri,” ujarnya.

    Selain meneruskan Rakor Pengendalian Inflasi Daerah, Presiden juga menekankan pentingnya swasembada pangan yang merupakan kunci bagi masa depan Indonesia.

    “Artinya, kita swasembada secara nasional, iya, tapi kita juga harus swasembada secara pulau-pulau besar, dan kita juga harus swasembada per kabupaten, bahkan idealnya per kecamatan,” jelas Prabowo.

    Presiden menjelaskan leluhur bangsa Indonesia telah mengajarkan bahwa tiap desa harus memiliki lumbung pangan. Oleh karena itu, swasembada pangan menjadi strategi jitu dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.

    “Apakah kita akan mencapainya dalam waktu yang lama atau waktu yang sedang, itu nanti tergantung upaya kita secara keras, kerja keras, atau tidak. Saya yakin kita mampu mencapai itu,” tegasnya.

    Dirinya berharap dengan swasembada pangan tersebut ke depan berbagai komponen yang masih menjadi penyebab naiknya inflasi dapat dikendalikan, seperti bawang merah, bawang putih, dan jagung.

    Presiden meminta semua pihak terkait agar mendukung upaya mewujudkan swasembada pangan tersebut.

    “Jadi saya minta semua unsur, para gubernur, para wakil gubernur, bupati, wakil bupati, panglima, para Kapolda, para Kapolres, semua unsur dari semua tingkatan, terima kasih sudah fokus ke sini (pengendalian inflasi). Tapi sekarang kita ke arah produksi, produksi, dan produksi,” tambah dia.

    Sementara itu, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengapresiasi kehadiran langsung Presiden Prabowo pada Rakor Pengendalian Inflasi Daerah.

    “Kami semua mengucapkan terima kasih, kehadiran Bapak ini sangat menaikkan motivasi kami (dalam mengendalikan inflasi),” tutur Tito.

    Sesuai arahan, Mendagri bersama jajaran pemerintah pusat termasuk Pemda bakal melanjutkan Rakor tersebut setiap minggu. “Sampai ada perintah dari Bapak (Presiden) untuk selesai,” pungkasnya.

    Sumber : Antara

  • Harga Pangan Hari Ini 10 Desember: Harga Beras & Cabai Turun Jelang Nataru

    Harga Pangan Hari Ini 10 Desember: Harga Beras & Cabai Turun Jelang Nataru

    Bisnis.com, JAKARTA – Harga pangan sebagian besar mengalami penurunan secara rata-rata nasional menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru). Adapun, harga komoditas pangan yang turun yaitu beras medium, bawang, cabai, hingga gula.

    Menurut data Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), Selasa (10/12/2024) pukul 07.44 WIB, harga beras medium turun 0,82% menjadi Rp13.370 per kg dibandingkan hari sebelumnya.

    Harga beras SPHP juga turun 0,16% menjadi Rp12.490 per kg, sedangkan harga beras premium mengalami kenaikan sebesar 1,69% menjadi Rp15.660 per kg.

    Komoditas pangan yang harganya juga turun yaitu bawang putih bonggol turun 1,80% menjadi Rp41.430 per kg dan bawang merah turun 4% menjadi Rp38.360 per kg.

    Di sisi lain, kedelai biji kering impor naik harganya 0,76% menjadi Rp10.540 per kg dan harga jagung tingkat peternak naik 1,85% menjadi Rp6.060 per kg. 

    Adapun, harga cabai merah keriting mengalami penurunan 2,64% menjadi Rp30.200 per kg dan harga cabai rawit merah turun 0,26% menjadi Rp38.790 per kg. 

    Di samping itu, harga telur ayam ras naik 2,84% menjadi Rp29.650 per kg. Sementara, harga daging ayam ras naik 2,38% menjadi Rp37.450 per kg.

    Selanjutnya, harga daging sapi murni turun 0,74% menjadi sebesar Rp133.950 per kg. Di sisi lain, harga gula konsumsi turun 0,44% menjadi Rp17.900 per kg.

    Sementara itu, harga minyak goreng kemasan sederhana berada di angka Rp18.710 per liter atau naik 0,59% dari hari sebelumnya.

    Di sisi lain, harga tepung terigu curah turun 2,94% menjadi Rp16.850 per kg. Sedangkan, minyak goreng curah turun 2,94% menjadi Rp16.850 per liter.

    Berbagai jenis ikan seperti ikan kembung, ikan tongkol, dan ikan bandeng memiliki harga bervariasi. Harga ikan kembung hari ini yaitu Rp38.190 per kg atau naik 2,17% dari hari sebelumnya.

    Sementara itu, harga ikan tongkol turun 2,39% menjadi Rp30.620 per kg dan ikan bandeng turun 2,92% menjadi Rp32.590 per kg.

  • Menteri Tito ingatkan pemda jaga laju inflasi

    Menteri Tito ingatkan pemda jaga laju inflasi

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Menteri Tito ingatkan pemda jaga laju inflasi
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Senin, 09 Desember 2024 – 23:11 WIB

    Elshinta.com – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengingatkan seluruh pihak terkait termasuk pemerintah daerah (pemda) agar terus menjaga laju inflasi.

    Hal itu disampaikan Tito pada Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Tahun 2024 yang Dirangkaikan dengan Sosialisasi Kebijakan Upah Minimum Tahun 2025 di Gedung Sasana Bhakti Praja (SBP) Kantor Pusat Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Senin .

    Dia mengatakan langkah ini penting meski secara year on year pada November 2024, inflasi nasional terkendali di angka 1,55 persen yang merupakan terendah sejak kemerdekaan Indonesia.

    Lebih lanjut, ia mengungkapkan pemerintah menargetkan angka inflasi berada di angka 1,5 hingga 3,5 persen. Dirinya menegaskan agar inflasi tidak di bawah target karena produsen akan kesulitan menutupi ongkos produksi lantaran harga terlalu rendah.

    “Kalau harga terlalu rendah, mereka (produsen) yang kesulitan,” kata Tito dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

    Namun, angka tersebut juga jangan sampai di atas 3,5 persen karena akan menyulitkan masyarakat lantaran harganya terlalu tinggi. Ini sangat berdampak terutama bagi masyarakat dengan ekonomi rendah.

    “Oleh karena itulah kita masih terjaga di angka yang menjadi target pemerintah pusat,” jelasnya.

    Selain itu, Tito juga mengingatkan perlunya mengantisipasi lonjakan harga menjelang perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru). Pada momen ini, pola konsumsi masyarakat terhadap barang dan jasa diperkirakan meningkat sehingga berdampak terhadap kenaikan harga.

    “Tapi ingat bahwa sebentar lagi kita menghadapi Natal Tahun Baru, ada pesta, makan-makan, transportasi, mobilitas masyarakat bergerak tinggi, ini juga bisa meningkatkan permintaan atau demand,” ujar Tito.

    Sementara itu, Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan sepanjang tahun 2024 inflasi secara year on year mulai Januari hingga November selalu terkendali dan sesuai target.

    Namun, dirinya juga membeberkan sejumlah komoditas yang perlu diwaspadai harganya pada Desember 2024. Hal itu seperti bawang merah, bawang putih, minyak goreng, dan daging ayam ras.

    Sebagai informasi, rakor ini juga dihadiri langsung oleh Presiden Prabowo Subianto. Selain itu, hadir pula Kepala Staf Kepresidenan Anto Mukti Prutanto, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli, Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman, Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo, Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog Wahyu Suparyono, dan Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Komisaris Jenderal Polisi Wahyu Widada.

    Kemudian hadir secara daring Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto serta Jaksa Agung Muda Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara (Jamdatun) Narendra Jatna. Adapun kegiatan ini diikuti secara virtual oleh kepala daerah atau yang mewakili, serta jajaran forum koordinasi pimpinan daerah (forkopimda).

    Sumber : Antara