Produk: bawang putih

  • Mendagri imbau pemda waspadai sejumlah komoditas jelang Ramadan

    Mendagri imbau pemda waspadai sejumlah komoditas jelang Ramadan

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Mendagri imbau pemda waspadai sejumlah komoditas jelang Ramadan
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Senin, 17 Februari 2025 – 19:56 WIB

    Elshinta.com – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian mengimbau pemerintah daerah (pemda) mewaspadai sejumlah komoditas menjelang Ramadan lantaran data Badan Pusat Statistik (BPS),l mencatat terdapat beberapa komoditas di sejumlah daerah yang mengalami kenaikan pada minggu kedua Februari 2025.

    Dia menyebutkan komoditas tersebut di antaranya cabai merah yang naik di 196 kabupaten/kota. Kemudian ada pula minyak goreng yang mengalami kenaikan di 166 kabupaten/kota. Selain itu, gula pasir yang mengalami kenaikan harga di 148 kabupaten/kota.

    “Komoditas yang perlu kita waspadai adalah cabai merah, minyak goreng, gula pasir, cabai rawit, dan bawang putih,” kata Tito dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

    Khusus untuk cabai rawit, Tito berharap masyarakat dapat melakukan gerakan menanam di halaman rumah masing-masing. Pasalnya, cabai adalah satu jenis komoditas pangan yang mudah ditanam.

    Hanya saja, sampai saat ini masih banyak daerah yang menggantungkan kebutuhannya pada daerah yang hasil panennya berlebih.

    “Karena tanaman yang mudah ditanam mudah juga dipanen, cepat panen, cuma [tidak sedikit daerah yang] ketergantungannya sangat tinggi kepada daerah-daerah yang surplus [hasil panennya],” ujarnya.

    Terkait bawang putih, dirinya mendorong Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk mencari solusi agar tidak terjadi kelangkaan menjelang Ramadan.

    Pada forum tersebut, Tito menekankan dirinya bakal melaporkan hasil Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah kepada Presiden Prabowo Subianto. Dirinya juga sekaligus meminta arahan lebih lanjut agar harga komoditas tetap stabil menjelang Ramadan dan Hari Raya Idulfitri.

    “Saya laporkan hasil Rakor Inflasi ini kepada Pak Presiden untuk menerima arahan lebih lanjut,” pungkas Tito.

    Sumber : Antara

  • Kemendag minta pelaku usaha merealisasikan importasi bawang putih

    Kemendag minta pelaku usaha merealisasikan importasi bawang putih

    PI-nya sudah diterbitkan, memang sampai saat ini untuk realisasi belum ada juga

    Jakarta (ANTARA) – Kementerian Perdagangan (Kemendag) mendorong importir pemilik persetujuan impor (PI) bawang putih untuk segera merealisasikan kuota importasi guna menekan kenaikan harga.

    “PI-nya sudah diterbitkan, memang sampai saat ini untuk realisasi belum ada juga,” ujar Staf Ahli Bidang Iklim Usaha dan Pengamanan Pasar Tommy Andana di Jakarta, Senin.

    Tommy mengatakan, pihaknya sudah menerbitkan PI untuk bawang putih, namun hingga saat ini belum ada realisasi importasi untuk komoditas tersebut.

    Lebih lanjut, kata Tommy, hal yang sama juga terjadi pada impor gula pasir. Menurut dia, kenaikan harga bawang putih dan gula pasir yang tinggi, salah satunya disebabkan oleh belum terealisasinya importasi tersebut.

    “Nanti kita ingatkan kepada pelaku impor yang sudah mendapatkan persetujuan, PI-nya (sudah) diterbitkan, itu akan kita ingatkan mereka untuk segera merealisasikan,” kata Tommy.

    Di sisi lain, kenaikan harga disinyalir akibat produksi bawang putih yang menurun di negara-negara produsen bawang putih seperti China, India, Spanyol dan Mesir.

    Harga bawang putih di negara asal pada Januari 2025 berada di kisaran 12,26 yuan Tiongkok per kilogram atau setara 1,68 dolar AS per kilogram.

    Harga tersebut lebih tinggi dibandingkan periode Maret 2024 sebesar 11,96 yuan Tiongkok per kilogram (tertinggi selama 5 tahun terakhir).

    Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat harga rata-rata bawang putih pada minggu kedua Februari 2025 masih berada di atas rentang harga acuan penjualan (HAP), yakni Rp43.645 per kilogram. Namun, harga ini turun 0,32 persen dibandingkan dengan Januari 2025.

    Harga rata-rata bawang putih di wilayah Jawa Rp40.047 per kilogram, Sumatera Rp40.535 per kilogram dan di luar Jawa-Sumatera sebesar Rp47.491 per kilogram.

    Harga tertinggi berada di Kabupaten Puncak dan Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah, sebesar Rp100 ribu per kilogram, sedangkan yang terendah berada di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan sebesar Rp25 ribu.

    Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

  • BPS Beri Peringatan, Minta Waspada Harga Beras, Daging Ayam-Bawang

    BPS Beri Peringatan, Minta Waspada Harga Beras, Daging Ayam-Bawang

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, dalam dua tahun terakhir, komoditas seperti beras, daging ayam, telur ayam, bawang merah, dan bawang putih selalu mengalami kenaikan harga setiap  saat memasuki bulan puasa dan menjelang Lebaran.

    Tren ini sebagaimana disampaikan Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah di Kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Senin (17/2/2025).

    “Dalam dua tahun terakhir, komoditas kebutuhan pokok seperti daging ayam, telur ayam, beras, bawang merah, dan bawang putih selalu mengalami inflasi pada momen awal Ramadan maupun Idulfitri,” ungkap Pudji.

    Misalnya seperti Ramadan tahun lalu, tepatnya pada bulan Maret 2024, Pudji memaparkan bahwa harga daging ayam naik signifikan, mencapai 5,64% secara bulanan (month-to-month/mtm). Bahkan, pada Januari 2025, kenaikan harga ayam masih tercatat 1,16% secara bulanan.

    “Sehingga, ini yang perlu kita waspadai pada saat menjelang Ramadan di 2025,” katanya.

    Hal yang sama juga terjadi pada telur ayam, yang mengalami inflasi 9,4% secara bulanan pada Maret 2024 dan masih tercatat naik 0,44% secara bulanan pada Januari 2025.

    Sementara itu, harga beras menunjukkan pola yang sedikit berbeda. Pada momen Lebaran tahun lalu, harga beras justru mengalami penurunan karena bertepatan dengan musim panen raya. Namun, kondisi berbeda terlihat pada Januari 2025, di mana harga beras mengalami inflasi sebesar 0,36% secara bulanan.

    Selain beras, bawang merah dan bawang putih juga perlu diwaspadai. Pada Maret 2024, harga bawang merah naik 2,33% secara bulanan, dan melonjak drastis hingga 30,75% secara bulanan saat Lebaran di April tahun lalu. Begitu pula dengan bawang putih, yang mengalami inflasi 3,86% secara bulanan pada Maret 2024 dan meningkat lagi 5,51% secara bulanan pada April 2024.

    “Januari 2025 tercatat bahwa beras mengalami inflasi yaitu sebesar 0,36%. Begitu juga dengan bawang merah dan bawang putih yang masih mengalami inflasi pada Januari 2025,” pungkasnya.

    Foto: Bahan paparan Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah di Kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Senin (17/2/2025). (Dok. Tangkapan layar Youtube Kemendagri)
    Bahan paparan Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah di Kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Senin (17/2/2025). (Dok. Tangkapan layar Youtube Kemendagri)

    (dce)

  • Bawang merah Rp33.250/kg, cabai rawit Rp54.250/kg

    Bawang merah Rp33.250/kg, cabai rawit Rp54.250/kg

    lustrasi – Pedagang melayani pembeli bawang merah di pasar tradisional Kota Lhokseumawe, Aceh, Rabu (8/6/2022). ANTARA FOTO/Rahmad

    Harga pangan Senin: Bawang merah Rp33.250/kg, cabai rawit Rp54.250/kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Senin, 17 Februari 2025 – 12:20 WIB

    Elshinta.com – Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional yang dikelola Bank Indonesia mencatat sejumlah komoditas pangan secara umum, bawang merah di harga Rp33.250 per kilogram dan cabai rawit merah Rp54.250 per kg, di Senin pagi.

    Berdasarkan data dari PIHPS, dilansir di Jakarta, Senin pukul 09.40 WIB, selain bawang merah dan cabai rawit merah, tercatat harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional lainnya, yakni bawang putih di harga Rp41.250 per kg.

    Selain itu beras kualitas bawah I di harga Rp13.000 per kg; beras kualitas bawah II Rp12.500 per kg; beras kualitas medium I Rp14.400 per kg; begitu pun beras kualitas medium II di harga Rp13.900 per kg. Lalu, beras kualitas super I di harga Rp15.550 per kg; dan beras kualitas super II Rp14.650 per kg.

    Selanjutnya, PIHPS mencatat harga cabai merah besar mencapai Rp35.000 per kg; cabai merah keriting Rp37.500 per kg; dan cabai rawit hijau Rp31.250 per kg.

    Kemudian, daging ayam ras segar Rp32.750 per kg; sedangkan daging sapi kualitas I Rp120.000 per kg, daging sapi kualitas II di harga Rp113.750 per kg.

    Harga komoditas berikutnya yakni gula pasir kualitas premium tercatat Rp19.400 per kg; gula pasir lokal Rp17.900 per kg.

    Sementara itu, minyak goreng curah di harga Rp19.650 per kg, minyak goreng kemasan bermerek I di harga Rp19.650 per kg; serta minyak goreng kemasan bermerek II di harga Rp18.650 per kg.

    Sumber : Antara

  • BPS Wanti-Wanti Inflasi Komoditas Pangan saat Ramadan & Lebaran

    BPS Wanti-Wanti Inflasi Komoditas Pangan saat Ramadan & Lebaran

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa komoditas pangan seperti beras, daging ayam ras, telur ayam ras, bawang merah, hingga bawang putih selalu mengalami inflasi pada momen awal Ramadan maupun Hari Raya Idulfitri dalam dua tahun terakhir.

    Hal itu disampaikan Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2025 di YouTube Kemendagri, Jakarta, Senin (17/2/2025).

    “Di sini terlihat bahwa dalam dua tahun terakhir komoditas kebutuhan pokok seperti daging ayam ras, telur ayam ras, beras, bawang merah, dan bawang putih selalu mengalami inflasi pada momen awal Ramadan maupun Idulfitri,” kata Pudji.

    Misalnya saja untuk daging ayam ras, Pudji menyampaikan bahwa pada lebaran 2024 yang jatuh di awal bulan, tepatnya 10 April 2024, inflasi pada komoditas ini tercatat cukup tinggi pada bulan Ramadan atau Maret 2024 sebesar 5,64% secara bulanan (month-to-month/mtm).

    Jika menengok data per Januari 2025, BPS mencatat bahwa masih terjadi inflasi untuk daging ayam ras sebesar 1,16% mtm. “Sehingga ini yang perlu diwaspadai pada saat menjelang Ramadan di 2025. Begitu juga dengan telur ayam,” tuturnya.

    Adapun, inflasi untuk telur ayam ras pada Maret 2024 adalah 9,4% mtm dan 0,44% mtm pada Januari di tahun ini. Sementara itu, beras menunjukkan fenomena yang berbeda. “Di saat itu sedang terjadi musim panen raya, sehingga disini tercatat bahwa harga beras pada bulan terjadi lebaran, itu mengalami deflasi,” imbuhnya.

    Namun pada Januari 2025, beras mengalami inflasi sebesar 0,36% mtm. Sama halnya dengan bawang merah dan bawang putih yang masih mengalami inflasi pada Januari 2025.

    Pada Maret 2024, inflasi bawang merah mencapai 2,33% mtm dan melonjak menjadi 30,75% mtm pada momentum lebaran atau April tahun lalu. Sedangkan inflasi bawang putih sebesar 3,86% mtm pada Maret 2024 dan 5,51% mtm pada April tahun lalu.

  • Bapanas: Perlu keseimbangan harga pangan agar tetap terjangkau

    Bapanas: Perlu keseimbangan harga pangan agar tetap terjangkau

    Depok (ANTARA) – Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), Maino Dwi Hartono mengatakan pentingnya keseimbangan harga pangan agar tetap terjangkau bagi masyarakat tanpa merugikan petani.

    “Harga pangan yang stabil bukan berarti murah, melainkan harus tetap menguntungkan petani sekaligus terjangkau bagi konsumen,” kata Maino Dwi Hartanto di Depok, Senin.

    Jika harga terlalu murah, lanjut dia, petani akan kesulitan menutup biaya produksinya. Untuk itu perlu menjaga keseimbangan agar petani tetap mendapatkan keuntungan yang layak, sementara masyarakat bisa membeli bahan pangan dengan harga wajar.

    Ia juga mengungkapkan bahwa Indonesia masih mengimpor beberapa komoditas pangan utama, seperti bawang putih dan daging sapi.

    Pemerintah, terus berupaya meningkatkan produksi dalam negeri agar ketergantungan pada impor dapat dikurangi.

    Saat ini pemerintah telah mengambil langkah strategis untuk memperkuat ketahanan pangan, termasuk memastikan tahun ini kita tidak mengimpor beras dan meningkatkan produksi jagung untuk pakan ternak.

    Ia mengajak seluruh pihak, termasuk masyarakat, untuk turut serta dalam menjaga stabilitas pangan nasional dan memberikan edukasi mengenai kebijakan pangan serta langkah-langkah pemerintah dalam mewujudkan ketahanan pangan.

    Lebih lanjut Maino menekankan pentingnya ketahanan pangan nasional serta tantangan distribusi pangan di berbagai wilayah, termasuk kota dengan keterbatasan lahan seperti Depok.

    Ia menegaskan bahwa ketersediaan pangan harus tetap terjamin, baik dari produksi dalam negeri maupun dari sumber luar negeri, guna memenuhi kebutuhan masyarakat.

    “Produksi pangan bisa berasal dari dalam negeri, tetapi ada juga yang harus dipenuhi dari luar negeri karena tidak semua daerah memiliki kapasitas produksi yang cukup. Depok, misalnya, dengan lahan terbatas menghadapi tantangan dalam distribusi dan harga pangan yang stabil,” jelasnya.

    Pewarta: Feru Lantara
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

  • Menuai Berkah Tomat di Musim Hujan

    Menuai Berkah Tomat di Musim Hujan

    Liputan6.com, Gorontalo – Petani tomat di Gorontalo merasakan berkah musim hujan dengan meningkatnya kesuburan tanaman mereka. Curah hujan yang tinggi memberikan kelembapan optimal bagi pertumbuhan tomat.

    Hasil panen diprediksi juga lebih melimpah dibandingkan musim kemarau. Namun, di balik berkah tersebut, tantangan besar juga menghantui para petani.

    Serangan hama tomat meningkat drastis selama musim hujan, menyebabkan lonjakan biaya pembelian pestisida. Petani harus mengeluarkan lebih banyak modal untuk menjaga tanaman tetap sehat dan produktif.

    “Kami bersyukur tanaman tumbuh subur, tetapi hama seperti ulat dan kutu daun berkembang pesat. Biaya untuk membeli obat hama juga meningkat,” ujar Rahman, seorang petani tomat di Kabupaten Gorontalo.

    Sementara itu, petani yang berada di dataran rendah menghadapi tantangan tambahan berupa banjir. Genangan air dalam waktu lama dapat merusak tanaman dan menurunkan hasil panen.

    Meski demikian, sebagian besar petani tetap optimistis dapat mempertahankan produktivitas mereka dengan perawatan yang lebih intensif.

    Antisipasi Hama Tomat di Musim Hujan

    Untuk mengatasi serangan hama yang meningkat selama musim hujan, petani di Gorontalo mulai menerapkan berbagai strategi pencegahan. Salah satunya adalah dengan memilih varietas unggul yang tahan terhadap serangan hama dan penyakit.

    Selain itu, pengolahan lahan yang baik menjadi kunci utama. Petani dianjurkan memastikan drainase berfungsi optimal agar air tidak menggenang dan menyebabkan kelembapan berlebih yang dapat memicu pertumbuhan jamur dan hama. Penggunaan mulsa plastik juga menjadi solusi untuk menjaga kestabilan kelembapan tanah.

    “Penerapan pengendalian hama alami dengan menanam tanaman pengusir hama seperti bawang putih dan kemangi di sekitar ladang tomat. Ini membantu mengurangi populasi hama tanpa perlu banyak pestisida dengan biaya mahal,” ujarnya

    Balai Pelatihan Pertanian mengimbau petani untuk menerapkan teknik pertanian berkelanjutan guna mengurangi dampak hama dan penyakit tanaman.

    “Kami menyarankan penggunaan pestisida alami dan metode pertanian terpadu untuk menjaga keseimbangan ekosistem pertanian,” kata Hasan Ngadi kepala BPP Suwawa.

    Dengan tantangan dan peluang yang ada, para petani tomat di Gorontalo terus berupaya mengoptimalkan hasil panen mereka. Jika serangan hama dapat dikendalikan, musim hujan tahun ini berpotensi memberikan keuntungan yang signifikan bagi mereka.

     

    Begini Daya Rusak Embun Es ke Tanaman Kentang Petani Dieng

  • Cara Membuat Kimbab Agar Padat, Begini Langkah-langkahnya

    Cara Membuat Kimbab Agar Padat, Begini Langkah-langkahnya

    YOGYAKARTA – Cara membuat kimbab dapat Anda jadikan ide bekal makan siang atau piknik. Kimbab atau yang dikenal sebagai gimbap merupakan nasi gulung khas Korea. Bagi Anda yang sering menyaksikan drama Korea, gimbab seringkali jadi kudapan yang ditampilkan di dalamnya. Lantas bagaimana cara membuat kimbap agar padat?

    Ada banyak cara yang dikreasikan dalam membuat kimbab. Kreasi cara membuat kimbab umumnya berupa variasi isian seperti sayur atau daging. Dirangkum dari Antara, di bawah ini adalah cara membuat kimbab khas Korea.

    Cara membuat kimbab

    Kimbab khas Korea

    Bahan:

    Steak sapi atau bulgogi secukupnya4 lembar rumput laut kering (gim/sushi nori)120g bayam2 butir telur, kocok lepas1/2 wortel, potong korek api2 sampai 4 crab stick, potong setengah panjang4 acar lobak kuning (danmuji), potong memanjang jika tidak membeli versi yang sudah dipotong (tersedia di toko bahan makanan Korea/Jepang)2 1/2 cangkir nasi2 sdm minyak wijen3/8 sdt garam halus (atau lebih sesuai selera)

    Cara membuat Kimbab agar padat khas Korea:

    Bilas bayam dan rebus dalam air mendidih dengan cepat (30 detik sampai 1 menit). Tiriskan airnya dan tuangkan air dingin di atas bayam. Untuk menghilangkan kelebihan air, peras bayam dengan lembut. Masukkan bayam ke dalam mangkuk. Tambahkan 1/8 sdt garam dan 1/2 sdm minyak wijen dan kemudian aduk rata.Panaskan wajan/wajan terlebih dahulu. Tambahkan sedikit minyak goreng dan oleskan di sekitar wajan. Tambahkan telur kocok dan masak kedua sisi dengan api sedang. Tempatkan telur dadar di atas talenan dan potong dengan bentuk memanjang.Dalam panci yang dipanaskan, Anda bisa masak sebentar wortel, crab stick, dan daging (sekitar 1 menit per bahan), dengan terpisah, dan di atas api sedang.Tempatkan nasi yang sudah matang ke dalam mangkuk pencampur kemudian tambahkan 1/2 sdm minyak wijen dan 1/4 sdt garam laut halus (atau lebih sesuai selera). Aduk dengan spatula nasi secara merata.Kumpulkan semua bahan Kimbab. Hal ini agar membuatnya mudah untuk dirakit.Letakkan satu lembar rumput laut kering di atas tikar bambu (sisi mengkilap menghadap ke bawah). Letakkan nasi di atas lembaran rumput laut kemudian ratakan dan tipiskan hingga menutupi sekitar 2/3 rumput laut. (Biarkan sekitar 5 cm / 2 inci celah di bagian atas rumput laut).Selanjutnya isi rumput laut dengan bahan isian. Pastikan Anda menggunakan bahan secara merata agar nantinya tidak kekurangan.Tempatkan satu acar lobak kuning di sekitar 1/3 titik rumput laut kemudian tambahkan tiga potongan burdock, satu potongan daging, satu crab stick di sekitarnya. Selanjutnya tumpuk beberapa potongan telur, batang wortel, dan bayam. Kemudian gulung rumput laut.Jika rumput laut tidak menempel, Anda bisa memberikan sedikit air di celah yang ditinggalkan di langkah 6. Anda juga dapat memanfaatkan beberapa butir nasi matang di celah ini. Sisihkan Kimbab yang sudah digulung.Ulangi langkah 6 dan 7 dengan sisa bahan.Sejajarkan semua Kimbab di atas talenan dan tempelkan sedikit minyak wijen (1 sdm) di sekitar permukaan rumput laut. Iris Kimbab menjadi potongan-potongan kecil. Kimbab khas Korea siap dihidangkan.

    Kimbab sederhana

    Bahan:

    2 batang danmuji (acar lobak kuning korea)100 gr daging sapi1 sdm saus tiram1 sdt kecap asin2 butir telurgaram secukupnyaminyak wijen secukupnya2 lembar nori atau rumput laut siap pakai3 cup nasi putih hangat1 ikat bayam, rebus hingga matang, tiriskan1 buah wortel besar, potong memanjang dan rebus hingga matang1 siung bawang putih, goreng lalu haluskan

    Demikianlah ulasan mengenai cara membuat kimbab agar padat. Semoga bermanfaat. Kunjungi VOI.id untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.

  • Harga pangan Minggu: Cabai rawit Rp68.600/kg, telur ayam Rp29.800/kg

    Harga pangan Minggu: Cabai rawit Rp68.600/kg, telur ayam Rp29.800/kg

    bawang merah di harga Rp37.000 per kg, bawang putih Rp44.750 per kg

    Jakarta (ANTARA) – Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional yang dikelola Bank Indonesia mencatat sejumlah komoditas pangan secara umum, cabai rawit merah di harga Rp68.600 per kilogram dan telur ayam ras Rp29.800 per kg, pada Minggu pagi.

    Berdasarkan data dari PIHPS, dilansir di Jakarta, Minggu pukul 10.00 WIB, selain cabai rawit merah dan telur ayam ras, tercatat harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional lainnya, yakni bawang merah di harga Rp37.000 per kg, bawang putih Rp44.750 per kg.

    Selain itu beras kualitas bawah I di harga Rp14.000 per kg; beras kualitas bawah II Rp13.800 per kg; beras kualitas medium I Rp15.300 per kg; begitu pun beras kualitas medium II di harga Rp15.200 per kg. Lalu, beras kualitas super I di harga Rp16.650 per kg; dan beras kualitas super II Rp16.200 per kg.

    Selanjutnya, PIHPS mencatat harga cabai merah besar mencapai Rp53.500 per kg; cabai merah keriting Rp53.400 per kg; dan cabai rawit hijau Rp62.800 per kg.

    Kemudian, daging ayam ras segar Rp36.000 per kg; sedangkan daging sapi kualitas I Rp138.750 per kg, daging sapi kualitas II di harga Rp129.900 per kg.

    Harga komoditas berikutnya yakni gula pasir kualitas premium tercatat Rp19.650 per kg; gula pasir lokal Rp18.550 per kg.

    Sementara itu, minyak goreng curah di harga Rp18.650 per kg, minyak goreng kemasan bermerek I di harga Rp22.000 per kg; serta minyak goreng kemasan bermerek II di harga Rp20.900 per kg.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Daftar Harga Pangan 16 Februari: Harga Beras Naik, Minyakita Masih Mahal

    Daftar Harga Pangan 16 Februari: Harga Beras Naik, Minyakita Masih Mahal

    Bisnis.com, JAKARTA — Mayoritas harga pangan mengalami kenaikan pada hari ini Minggu (16/2/2025). Kenaikan harga terjadi pada komoditas beras, cabai, hingga minyak goreng.

    Harga beras premium dan medium secara rata-rata nasional terpantau naik pada Minggu (16/2/2025). Selain itu, harga rata-rata Minyakita masih melambung di atas HET Rp15.700 per liter.

    Merujuk data yang tersaji di laman resmi Panel Harga Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), Minggu (22/12/2024) pukul 09.21 WIB, harga rata-rata beras premium secara nasional di tingkat konsumen dibanderol Rp15.310 per kilogram.

    Harga beras premium secara nasional berada pada status waspada di atas harga eceran tertinggi (HET). Asal tahu saja, HET beras di zona 1 adalah Rp14.900 per kilogram, zona 2 adalah Rp15.400 per kilogram, zona 3 sebesar Rp15.800, dan nasional adalah Rp14.900 per kilogram.

    Sementara itu, harga rata-rata beras medium adalah Rp13.469 per kilogram. Secara nasional, harga beras premium naik 7,75% di atas HET.

    Adapun, HET beras medium di zona 1, zona 2, zona 3, dan nasional masing-masing adalah Rp12.500 per kilogram, Rp13.100 per kilogram, Rp13.500 per kilogram, dan Rp12.500 per kilogram.

    Di sisi lain, untuk beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog, harga rata-ratanya adalah Rp12.505 per kilogram, atau naik tipis 0,04% di atas HET.

    Lebih lanjut, harga rata-rata minyak goreng kemasan dibanderol Rp20.318 per liter dan minyak goreng curah adalah Rp17.626 per liter. Lalu secara nasional, harga rata-rata Minyakita adalah Rp17.603 per liter, atau masih di atas HET yang semestinya dibanderol Rp15.700 per liter.

    Komoditas pangan lainnya, seperti cabai merah keriting harga rata-ratanya adalah Rp46.629 per kilogram, atau naik 15,22% dari HAP nasional di rentang Rp37.000–Rp55.000 per kilogram.

    Sementara itu, harga rata-rata cabai rawit merah tembus Rp63.705 per kilogram, naik 11,76% di atas HAP. Sedangkan harga rata-rata cabai merah besar adalah Rp45.572 per kilogram.

    Di tingkat konsumen, harga rata-rata daging sapi murni turun 4,62% dari HAP nasional menjadi Rp133.536 per kilogram. Harga rata-rata daging ayam ras juga melandai menjadi Rp34.526 per kilogram, turun 13,69% dari HAP yang di level Rp40.000 per kilogram.

    Begitu pula dengan harga telur ayam ras meski turun tipis 2,42% dari HAP Rp30.000 per kilogram, atau dipatok menjadi Rp29.273 per kilogram.

    Kemudian, harga gula konsumsi secara rata-rata nasional adalah Rp18.340 per kilogram, sedangkan harga rata-rata garam halus beryodium adalah Rp11.426 per kilogram.

    Berikutnya, harga rata-rata jagung pakan di tingkat peternak berada dalam status aman, yakni di level Rp6.090 per kilogram. Bapanas mencatat, harga acuan penjualan (HAP) nasional untuk komoditas ini adalah Rp5.800 per kilogram.

    Lalu, harga rata-rata kedelai biji kering impor menjadi Rp10.406 per kilogram, atau turun 12,28% dari HAP nasional yang sebesar Rp12.000 per kilogram.

    Panel harga Bapanas juga menunjukkan harga bawang merah terpantau berada di status aman. Secara nasional, harga rata-ratanya adalah Rp34.949 per kilogram atau turun 15,79% dari HAP nasional. Di mana, HAP nasional bawang merah adalah Rp36.500–Rp41.500 per kilogram.

    Berbeda dengan bawang putih bonggol yang sedikit mengalami melampaui HAP, yakni harga rata-ratanya adalah Rp42.469 per kilogram. HAP bawang putih bonggol di Indonesia timur dan 3TP adalah Rp40.000 per kilogram, sedangkan nasional Rp38.000 per kilogram.

    Harga rata-rata tepung terigu curah adalah Rp9.766 per kilogram dan tepung terigu kemasan adalah Rp12.769 per kilogram. Selanjutnya, untuk harga pangan yang bersumber dari protein hewani seperti ikan kembung rata-ratanya adalah Rp41.108 per kilogram, ikan bandeng sebesar Rp32.462 per kilogram, dan ikan tongkol Rp32.601 per kilogram.