Produk: bawang putih

  • Butuh kerja sama untuk antisipasi kenaikan harga bahan pokok

    Butuh kerja sama untuk antisipasi kenaikan harga bahan pokok

    Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri melakukan sidak pasar di Pasar Gede Solo, Jawa Tengah, Selasa (4/3/2025). ANTARA/Aris Wasita

    Wamendag: Butuh kerja sama untuk antisipasi kenaikan harga bahan pokok
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Selasa, 04 Maret 2025 – 14:49 WIB

    Elshinta.com – Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri menyatakan, butuh kerja sama untuk mengantisipasi kenaikan harga bahan pokok selama Ramadhan.

    “Kami titip di daerah agar kemudian bisa stabil harganya. Dalam hal ini butuh koordinasi, kita ada satgas pangan, kalau melonjak terlalu tinggi aparat turun kami menindaknya agar harga kembali normal,” katanya di sela melakukan sidak bahan pokok di Pasar Gede Solo, Jawa Tengah, Selasa.

    Meski demikian, dikatakannya, pada sidak pasar yang dilakukan kali ini, sejumlah harga bahan pokok masih stabil.

    “Kami punya mandat, kalau Kemendag salah satu komoditas yang jadi tanggung jawab kami adalah Minyakita, tepung, dan gula industri. Kalau cabai, telur, beras, bawang ada di bawah naungan Badan Pangan Nasional,” katanya.

    Terkait hal itu, dikatakannya, Kementerian Perdagangan, Bapanas, Kementerian BUMN melakukan rapat agar harga di lapangan stabil jelang Idul Fitri dan selama Ramadhan.

    “Kami pantau semua stabil, kecuali di atas HET (harga eceran tertinggi) ada bawang putih dan bawang merah di atas harga acuan, kalau Minyakita stabil,” katanya.

    Terkait hal itu, ia berpesan kepada pemerintah daerah agar bisa menstabilkan harga bahan pokok.

    “Dalam hal ini butuh koordinasi, kita ada Satgas Pangan, kalau melonjak terlalu tinggi aparat turun, kami menindaknya agar harga kembali normal,” katanya.

    Pada kesempatan yang sama, Wali Kota Surakarta Respati Ardi mengatakan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) terus berkoordinasi untuk memastikan stok dan pengendalian harga.

    “Kami akan kejar distributor yang tidak sesuai aturan, seperti di perminyakan sesuai Permendag ada distributor 1 dan distributor 2, harga sudah diatur, kalau tidak sesuai aturan sudah melanggar pidana, maka kami kejar dengan aparat penegak,” katanya.

    Selanjutnya, jika ada kelangkaan komoditas tertentu dan harga yang tidak stabil maka akan disampaikan ke pemangku kebijakan yang ada di pusat.

    “Kemendag memastikan dari atas, kami dari bawah. Kami ada ULAS, masyarakat bisa laporan di situ. Apabila ada laporan soal harga atau kelangkaan akan kami notice,” katanya.

    Sementara itu, dari hasil sidak tersebut diketahui harga bawang merah dan bawang putih mengalami kenaikan, yakni dari Rp40.000/kg menjadi Rp50.000/kg. Sedangkan komoditas cabai merah besar juga naik harga dari Rp40.000/kg menjadi Rp50.000/kg.

    “Kalau harga cabai rawit turun, kemarin harganya Rp100.000/kg, sekarang turun jadi Rp90.000/kg,” katanya.

    Sumber : Antara

  • INH: Warga Gaza Kesulitan Sediakan Makanan yang Cukup untuk Sahur dan Berbuka – Halaman all

    INH: Warga Gaza Kesulitan Sediakan Makanan yang Cukup untuk Sahur dan Berbuka – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  – Kota Gaza terus menghadapi krisis kemanusiaan yang parah akibat konflik berkepanjangan dengan Israel. 

    Blokade yang diberlakukan oleh Israel telah membatasi akses warga Gaza terhadap kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, obat-obatan, dan bahan bakar. 

    Situasi ini semakin diperparah dengan agresi militer Israel yang telah menghancurkan infrastruktur vital, termasuk rumah sakit, sekolah, dan fasilitas publik.  

    Menurut laporan PBB, lebih dari 80 persen masyarakat  Gaza bergantung pada bantuan kemanusiaan untuk bertahan hidup. 

    Krisis pangan yang terjadi telah menyebabkan tingkat malnutrisi yang tinggi, terutama di kalangan anak-anak dan perempuan hamil.  

    Sistem kesehatan di Gaza juga berada di ambang kehancuran akibat kurangnya pasokan obat-obatan dan peralatan medis.

      

    Di tengah situasi yang memprihatinkan ini, bulan Ramadan menjadi momen yang penuh tantangan bagi warga Gaza. 

    Muhammad Husein, Founder International Networking for Humanitarian (INH), mengatakan, biasanya, Ramadan adalah waktu untuk berkumpul dengan keluarga dan menikmati hidangan berbuka puasa bersama. 

    Namun, tahun ini, banyak keluarga di Gaza kesulitan menyediakan makanan yang cukup untuk berbuka dan sahur.  

    “Banyak keluarga di Gaza kesulitan menyediakan makanan yang cukup untuk berbuka dan sahur,” kata Husein dalam keterangannya, Selasa (4/3/2025).  

    Dalam situasi seperti ini, bantuan kemanusiaan dari berbagai negara dan organisasi internasional menjadi sangat penting. 

    Masyarakat Indonesia, melalui lembaga-lembaga kemanusiaan seperti INH, terus menunjukkan solidaritasnya dengan memberikan bantuan pangan dan kebutuhan dasar lainnya kepada warga Gaza.  

    Salah satu bentuk nyata dari kepedulian masyarakat Indonesia adalah program bantuan keranjang sayuran yang didistribusikan oleh INH. 

    Bantuan tersebut didistribusikan di berbagai pusat pengungsian yang tersebar di seluruh wilayah Gaza Utara. 

    Sebanyak 1.700 penerima manfaat menerima keranjang sayuran dengan berat antara 9-10 kg per keranjang. 

    Setiap keranjang berisi berbagai jenis sayuran segar dan bergizi, seperti tomat, kentang, bawang bombay, mentimun, cabai, paprika, alpukat, wortel, lemon, dan bawang putih. 

     

    Program ini merupakan hasil kolaborasi antara masyarakat Indonesia dan INH, serta dukungan dari berbagai lembaga amal dan filantropi lainnya. 

    “Bantuan ini diharapkan dapat meringankan beban warga Gaza, terutama di bulan Ramadan yang penuh berkah,” kata Husein. 

     

    Husein menargetkan mengawali ramadan tahun ini kita kirim sebanyak 12 kontainer dengan berisi 10 ribu paket makanan untuk keluarga di Gaza.

    Ia juga mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada masyarakat Indonesia yang terus mendukung program-program kemanusiaan. 

    “Ini adalah bukti nyata bahwa solidaritas tidak mengenal batas,” ujarnya.  

    Diharapkan, melalui inisiatif-inisiatif seperti ini, solidaritas global akan semakin menguat dan memberikan pengaruh positif bagi terciptanya perdamaian dan kesejahteraan bagi seluruh umat manusia.  

    “Kami berharap suatu hari nanti, warga Gaza dapat hidup dalam damai dan sejahtera, tanpa harus menghadapi krisis pangan dan konflik yang berkepanjangan. Sampai saat itu tiba, kami akan terus berupaya memberikan bantuan dan dukungan kepada mereka,” katanya.

     

  • Penuhi Kebutuhan Pangan saat Ramadan, INH Distribusikan Sayuran untuk Warga Gaza

    Penuhi Kebutuhan Pangan saat Ramadan, INH Distribusikan Sayuran untuk Warga Gaza

    loading…

    Masyarakat Indonesia melalui INH kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap warga di Gaza, Palestina, melalui program bantuan keranjang sayuran. Foto/istimewa

    JAKARTA – Masyarakat Indonesia kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap warga di Gaza, Palestina , melalui program bantuan keranjang sayuran. Bantuan tersebut diberikan untuk memenuhi kebutuhan pangan di Ramadan 1446 Hijriah.

    Bantuan ini disalurkan oleh lembaga kemanusiaan Indonesia, International Networking for Humanitarian (INH) sebagai bentuk solidaritas dan dukungan kepada warga Gaza yang masih menghadapi tantangan ekonomi dan krisis pangan yang berkepanjangan.

    Bantuan tersebut didistribusikan di berbagai pusat pengungsian yang tersebar di seluruh provinsi utara Gaza. Sebanyak 1.700 penerima manfaat menerima keranjang sayuran dengan berat antara 9-10 Kg per keranjang. Setiap keranjang berisi berbagai jenis sayuran segar dan bergizi, seperti tomat, kentang, bawang bombay, mentimun, cabai, paprika, alpukat, wortel, lemon, dan bawang putih.

    Program ini merupakan hasil kolaborasi antara masyarakat Indonesia dan INH, serta dukungan dari berbagai lembaga amal dan philanthropy lainya. Bantuan ini diharapkan dapat meringankan beban warga Gaza, terutama di bulan Ramadan yang penuh berkah.

    “Kami berterima kasih kepada masyarakat Indonesia yang terus mendukung program-program kemanusiaan ini. Ini adalah bukti nyata bahwa solidaritas tidak mengenal batas,” ujar Founder INH Muhammad Husein, Selasa (4/3/2025).

    Menurutnya, krisis pangan dan bencana kelaparan akibat agresi dan genosida Israel di Gaza mengakibatkan banyak warga yang hidup hanya mengantungkan dari bantuan. Terlebih, saat ini pihak Israel telah mengumumkan secara resmi soal penutupan bantuan kemanusiaan yang akan masuk kedalam wilayah Gaza.

    “Kita nggak mau warga Gaza mengawali Ramadan dengan kelaparan dan kesulitan bagaimana mereka menyediakan makanan untuk berbuka dan sahur kita targetkan mengawali Ramadan tahun ini kita kirim sebanyak 12 kontainer dengan berisi 10.000 paket makanan untuk keluarga di Gaza,” jelasnya.

    Dia menambahkan, bantuan ini merupakan tahap awal Ramadan sebagai bukti nyata masyarakat Indonesia tidak hanya teriak untuk membantu saudara-saudaranya di gaza akan tetapi juga melakukan aksi nyata kepedulian kepada mereka.

  • RI Deflasi Lagi Gegara Diskon Tarif Listrik

    RI Deflasi Lagi Gegara Diskon Tarif Listrik

    Jakarta

    Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi deflasi 0,48% secara bulanan (month to month/mtm) dan deflasi 0,09% secara tahunan (year on year/yoy) pada Februari 2025. Deflasi ini utamanya dipengaruhi oleh kebijakan diskon tarif listrik 50% yang berlaku pada Januari-Februari 2025.

    “Kelompok pengeluaran penyumbang deflasi bulanan terbesar adalah perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga dengan deflasi sebesar 3,59% dan memberikan andil deflasi 0,52% karena komoditas yang dominan mendorong deflasi kelompok ini adalah diskon tarif listrik yang memberikan andil deflasi sebesar 0,67%,” kata Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Senin (3/3/2025).

    Wanita yang akrab disapa Winny itu melanjutkan, komoditas yang juga memberikan andil deflasi secara bulanan karena penurunan harga seperti daging ayam ras, bawang merah dan cabai.

    “Komoditas yang juga memberikan andil deflasi karena penurunan harga beberapa pangan bergejolak seperti daging ayam ras yang harganya turun sehingga memberikan andil deflasi sebesar 0,06%, bawang merah dan cabai merah juga mengalami penurunan harga sepanjang Februari sehingga memberikan andil deflasi masing-masing sebesar 0,05% dan 0,04%,” tutur Winny.

    Diskon tarif listrik 50% telah membuat deflasi bulanan terjadi selama dua bulan berturut-turut sejak Januari 2025, di mana saat itu terjadi deflasi sebesar 0,76%. Khusus tarif listrik mengalami deflasi 32,03% dan memberikan andil terhadap deflasi 1,47% pada Januari 2025.

    Diskon Tarif Listrik Bikin Fenomena 25 Tahun Lalu Terulang

    Deflasi secara tahunan merupakan fenomena cukup langka di Indonesia. Terakhir kali deflasi tahunan seperti saat ini pernah terjadi pada Maret tahun 2000.

    “Menurut catatan BPS, deflasi year on year pernah terjadi pada Maret 2000 di mana pada saat itu deflasi sebesar 1,10%, di mana deflasi itu disumbang, didominasi oleh kelompok bahan makanan,” kata Winny.

    Winny membantah jika deflasi tahunan ini terjadi karena penurunan daya beli. Hal ini disebut tejadi karena pengaruh dari kebijakan diskon tarif listrik 50% yang berlaku pada Januari-Februari 2025.

    “Ini bukan karena penurunan daya beli, tetapi karena pengaruh dari diskon tarif listrik. Ini yang memberikan andil deflasi 2 bulan berturut-turut karena ini kebijakan pemerintah melalui diskon tarif listrik 50%,” jelas Winny.

    Menurutnya, penurunan daya beli biasanya dikaitkan dengan komponen inti, namun pada Februari 2025 komponen inti masih mengalami inflasi tahunan sebesar 2,48%. Komponen ini memberikan andil inflasi terbesar dengan andil inflasi 1,58%, di mana komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah emas perhiasan, minyak goreng, kopi bubuk dan nasi dengan lauk.

    “Komponen inti masih mengalami inflasi tahunan sebesar 2,48%. Biasanya daya beli itu dikaitkannya dengan komponen inti. Komponen inti ini memberikan andil inflasi terbesar dengan andil inflasi sebesar 1,58%,” tegas Winny.

    Komponen harga bergejolak juga masih mengalami inflasi sebesar 0,56% dengan andil inflasi sebesar 0,10%. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi secara tahunan pada komponen ini adalah cabai rawit, bawang putih, kangkung dan bawang merah.

    “Untuk komponen harga bergejolak sebagian komoditas mengalami deflasi, tetapi juga ada sebagian komoditas yang masih mengalami inflasi secara yoy seperti cabai rawit, bawang putih, kangkung dan bawang merah. Oleh karena itu komponen harga bergejolak ini kalau sudah digabungkan semuanya mengalami inflasi 0,56%,” beber Winny.

    Sementara itu, komponen harga diatur pemerintah mengalami deflasi sebesar 9,02% dan komponen ini memberikan andil deflasi sebesar 1,77%. Komoditas yang dominan memberikan andil deflasi pada komponen ini karena adanya diskon tarif listrik.

    (aid/ara)

  • Komisi VI DPR Minta Mendag Responsif terhadap Gejolak Harga Pangan

    Komisi VI DPR Minta Mendag Responsif terhadap Gejolak Harga Pangan

    Jakarta, Beritasatu.com – Komisi VI DPR  menggelar rapat kerja dengan Menteri Perdagangan Budi Santoso dan Direktur Utama Perum Bulog Mayjen TNI Novi Helmi di Jakarta pada Senin (3/3/2025). Raker tersebut membahas soal kenaikan sejumlah bahan pangan yang terjadi sejak sebelum Ramadan 2025.

    Anggota Komisi VI DPR Firnando Hadityo Ganinduto dalam raker tersebut meminta agar Kemendag memiliki program yang lebih terstruktur dan mampu menjaga kestabilan harga pangan sepanjang tahun, terutama saat bulan suci Ramadan.

    “Saya berkomunikasi dengan masyarakat dan juga menghubungi beberapa pasar di kecamatan. Hasilnya, beberapa bahan pangan mengalami kenaikan harga, seperti minyak goreng yang naik hingga Rp 20.000 per liter dan gula pasir yang mencapai Rp 19.000,” ujar Firnando saat raker.

    Dia berharap Mendag Budi Santoso lebih responsif terhadap gejolak harga pangan yang sudah mulai terlihat jauh sebelum Ramadan.

    “Meskipun Pak Mendag sudah menindaklanjuti masalah harga melalui Rakortas pada 26 Februari 2025, program yang disiapkan terlalu dekat dengan bulan Ramadan, yang dimulai pada 1 Maret 2025,” ujarnya.

    Selain itu, Firnando menyoroti kesiapan Kemendag dalam mengatur harga komoditas dan memastikan pasokan barang kebutuhan pokok menjelang Ramadan dan Idulfitri 2025.

    “Program yang ada saat ini tidak cukup efektif dalam meredam lonjakan harga. Kami berharap ada program yang lebih cepat dan dapat memastikan kestabilan harga bahan pokok selama bulan Ramadan, mulai dari hari pertama hingga akhir bulan,” tambah Firnando.

    Sementara itu, Mendag Budi Santoso mengeklaim menjelang Ramadan dan Lebaran Idulfitri 2025, harga barang kebutuhan pokok di seluruh Indonesia cenderung relatif stabil. Pemerintah, kata Budi, tetap mewaspadai beberapa komoditas yang secara historis mengalami lonjakan harga menjelang hari besar keagamaan atau puasa Ramadan, seperti beras, daging sapi, daging ayam, telur ayam, dan bawang putih.

    “Kami akan terus memantau pasokan dan harga pangan khususnya beras, daging sapi, daging ayam, telur ayam, dan bawang putih, kerap mengalami inflasi saat bulan puasa dan Lebaran,” ujar Budi.

  • Kapolres Bondowoso Sidak Harga Bahan Pokok di Pasar Induk, Imbau Warga Lapor Bila Ada Penjual Nakal

    Kapolres Bondowoso Sidak Harga Bahan Pokok di Pasar Induk, Imbau Warga Lapor Bila Ada Penjual Nakal

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sinca Ari Pangestu

    TRIBUNJATIM.COM, BONDOWOSO –  Hari ke tiga ramadan 1446 hijriah, Polres Bondowoso bersama Dikoperindag setempat meninjau harga sejumlah bahan pokok.

    Kapolres Bondowoso, AKBP Harto Agung Cahyono didampingi oleh seluruh jajarannya mendatangi sejumlah pedagang. Menanyakan kenaikan harga-harga.

    Ia menuturkan, setelah cek semua harga masih di bawah tabel.

    “Untuk masyarakat Bondowoso kategorinya masih normal,” jelasnya pada awak media Senin (3/3/2025).

    Menurut pria asal Pamekasan ini, pihaknya menghimbau kepada masyarakat jika membeli harga-harga kebutuhan pakok dari harga ecerean tertinggi (HET) di salah satu penjual. 

    Hendaknya melaporkan kepada tim Satgas pangan, di antaranya yakni Polres.

    “Kami akan berpatokan pada aturan pemerintah. Bila melebihi dari harga tersebut, silahkan melaporkan ke Satgas kami,” terangnya.

    Pantauan di https://siskaperbapo.jatimprov.go.id/ harga beras medium yakni Rp 12.500 per kilogram, minyak goreng kemasan harganya  Rp 20.750, minyak goreng curah harganua Rp 19.250.

    Kemudian, bawang merah Rp 34.250, bawang putih Rp 37 ribu.

    Sementara itu harga cabai rawit merah di Pasar Induk Bondowoso meroket hingga Rp 150 ribu per kilogram. Kenaikan sudah terjadi sejak 2 hari terakhir, dari harga sebelumnya Rp 60 ribuan.

    Termasuk juga cabai merah besar, yang naik menjadi Rp 80 ribu per kilogram. Dari harga sebelumnya Rp 16 ribuan.

    Menurut Sitti, kenaikan ini disebut terjadi karena panen cabai rawit merah di Bondowoso yang sedikit. Karena, cuaca yang ikut mempengaruhi. Bahkan, cabai yang dijualnya hari ini merupakan cabai kiriman Kabupaten Situbondo.

    “Rusak disini, pohon cabainya ker-ker, (keriting, red),” ujarnya dalam bahasa Madura.

    Karena kenaikan harga cabai ini, Sitti mengurangi kulakan cabainya. Dari biasanya sehari mengulak untuk dijual sebanyak 10 kilogram. Kini dikurangi jadi 50 persen.

  • BPS Sebut Deflasi Tahunan Sentuh 0,09 Persen pada Februari 2025

    BPS Sebut Deflasi Tahunan Sentuh 0,09 Persen pada Februari 2025

    Jakarta, Beritasatu.com – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa pada Februari 2025 terjadi deflasi tahunan sebesar 0,09%. Penyumbang utama deflasi Februari 2025 secara tahunan adalah kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga dengan andil deflasi 1,92%. Komoditas penyumbang utama deflasi pada kelompok ini adalah tarif listrik.

    “Secara tahunan terjadi deflasi 0,09% atau terjadi penurunan indeks harga konsumen dari 105,58 pada Februari 2024 menjadi 105,48 pada Februari 2025,” ucap Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers di kantor BPS pada Senin (3/3/2025).

    Kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, dan bahan bakar  rumah tangga mengalami deflasi 12,08% dan memberikan deflasi sebesar 1,92%. Komoditas yang memberikan andil  tahunan terbesar adalah tarif listrik mengalami deflasi 46,45%  dan memberikan andil deflasi 2,16%.

    Sedangkan komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah tarif air minum PAM yang mengalami inflasi 9,42% dan memberikan andil inflasi 0,14%; biaya sewa rumah mengalami inflasi 1,27% dan memberikan andil inflasi 0,04%, bahan bakar rumah tangga mengalami inflasi 1,57% dan memberikan andil inflasi 0,03% lalu biaya kontrak rumah mengalami inflasi 0,58% dan memberikan  andil inflasi 0,02%.

    Kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau mengalami inflasi sebesar 2,25% dan memberikan andil inflasi terbesar yaitu 0,66%. Inflasi secara tahunan didorong oleh komoditas minyak goreng, sigaret kretek mesin, cabai rawit, kopi bubuk dan ikan segar.

    Inflasi kelompok ini didorong oleh minyak goreng mengalami inflasi 10,97% dan memberikan andil 0,13%,sigaret kretek mesin mengalami inflasi 5,58% dan memberikan andil 0,12%, cabai rawit mengalami inflasi 37,07% dan memberikan andil inflasi 0,11%.

    “Sedangkan komoditas yang mengalami deflasi, yakni tomat sebesar 32,93% dan memberikan andil deflasi 0,11% dan beras mengalami deflasi 2,63% dan memberikan andil deflasi 0,11%,” tutur dia.

    Kelompok pengeluaran perawatan pribadi dan jasa lainnya mengalami inflasi  sebesar 8,43% dan memberikan andil inflasi 0,52% pada Februari 2025. 

    Komoditas yang memberikan andil adalah emas perhiasan mengalami inflasi 41,49% dan memberikan andil inflasi 0,42%, pasta gigi mengalami inflasi sebesar 2,91% dan memberikan andil inflasi sebesar 0,01%, shampo mengalami inflasi sebesar 1,74% dan memberikan andil inflasi sebesar 0,01%.

    “Menurut catatan BPS emas perhiasan terus mengalami inflasi year on year sejak Februari 2025 karena meningkatnya harga emas di pasar internasional,” kata Amalia.

    Apabila dilihat menurut komponen deflasi tahuna pada Februari 2025 disebutkan bahwa  deflasi terjadi karena komponen harga pemerintah  sementara komponen lainnya mengalami inflasi.

    Komponen inti mengalami inflasi tahunan sebesar 2,48%, komponen ini memberikan andil inflasi  sebesar 1,58% pada Februari 2025. Komoditas yang memberikan andil inflasi pada kelompok ini, yaitu emas perhiasan, minyak goreng, kopi bubuk, dan nasi dengan lauk.

    Komponen harga diatur pemerintah mengalami deflasi tahunan sebesar 9,02%  dan memberikan andil 1,77% komoditas yang dominan adalah tarif listrik dan bensin. Komponen  harga bergejolak mengalami inflasi 0,56% dengan andil inflasi 0,1%.

    “Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi secara tahunan pada komponen harga bergejolak adalah cabai rawit, bawang putih, kangkung dan bawang merah,” tutur Amalia.

    Secara tahunan 16 provinsi mengalami inflasi dan 22 provinsi mengalami deflasi. Dengan inflasi tertinggi di Provinsi Papua Pegunungan (7,99%) dan deflasi terdalam di Papua Barat (-1,98%).

     

  • Presiden Prabowo Diminta Berantas Mafia Impor Bawang Putih

    Presiden Prabowo Diminta Berantas Mafia Impor Bawang Putih

    loading…

    Presiden Prabowo Subianto diminta turun tangan memberantas dugaan mafia impor bawang putih. Foto/SindoNews

    JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto diminta turun tangan memberantas dugaan mafia impor bawang putih. Sebab dugaan kecurangan dalam impor komoditas ini sudah lama terjadi.

    Direktur Center for Budget Analysis Uchok Sky Khadafi mengatakan, Prabowo perlu turun langsung lantaran impor bawang putih ini sudah lama terjadi dan harus ditindak tegas oleh kepala negara.

    “Iya harus turun tangan. Kalau enggak, kerugian negara semakin meningkat, akibat impor bawang putih ini,” tegas Uchok Sky Khadafi, Senin, (3/3/2025).

    Uchok menambahkan kasus impor bawang putih ini sudah lama terjadi. Oleh sebab itu, Uchok meminta agar Prabowo turun tangan memberantas mafia impor bawang putih di kementerian. “Itu sudah dari dulu, pokoknya yang namanya impor itu bawang putih apa semuanya soal pamgan itu harus dibasmi,” tutupnya.

    Kasus dugaan mafia impor bawang putih kembali mencuat ke permukaan, kali ini dengan isu yang lebih mengejutkan. Kuota impor bawang putih yang seharusnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik, ternyata telah dijadikan alat jual beli dengan harga yang sangat tinggi.

    Mafia impor bawang putih ini melibatkan sejumlah oknum yang memiliki akses untuk mengendalikan kuota impor. Dengan memanipulasi alokasi kuota impor, mereka menjadikan kuota tersebut sebagai komoditas yang diperdagangkan dengan harga yang sangat tinggi.

    Diduga, mereka menjual kuota tersebut kepada importir atau pengusaha dengan harga Rp7.000 per kilogram, jauh lebih tinggi dibandingkan harga yang seharusnya, sehingga memengaruhi harga pasar bawang putih yang melambung.

    Adanya keterlibatan perusahaan dalam proses impor bawang putih diduga melibatkan pihak di Kementerian Pertanian (Kementan) untuk menciptakan kondisi bahwa impor tersebut dilakukan demi kepentingan umum.

  • Nasi Tutug Oncom, Menu Sahur Praktis Khas Tasikmalaya

    Nasi Tutug Oncom, Menu Sahur Praktis Khas Tasikmalaya

    Liputan6.com, Tasikmalaya – Nasi tutug oncom, hidangan khas Tasikmalaya, Jawa Barat, menjadi salah satu pilihan menu sahur yang praktis dan kaya rasa. Hidangan ini terbuat dari perpaduan nasi hangat dan oncom yang diolah dengan bumbu yang sederhana.

    Proses pembuatannya yang mudah dan bahan-bahan yang terjangkau membuat nasi tutug oncom cocok disajikan untuk keluarga saat sahur. Oncom, bahan utama hidangan ini, merupakan produk fermentasi yang mirip dengan tempe.

    Mengutip dari berbagai sumber, untuk membuat nasi tutug oncom, oncom terlebih dahulu dibakar atau dipanggang hingga harum dan kering. Setelah itu, oncom yang sudah dibakar ditumbuk hingga halus dan disisihkan.

    Proses pembakaran ini memberikan aroma khas yang menggugah selera. Bumbu yang digunakan dalam nasi tutug oncom cukup sederhana.

    Bumbunya terdiri dari bawang merah, bawang putih, kencur, dan cabe keriting. Bumbu-bumbu ini diulek hingga halus, kemudian ditumis dengan minyak goreng hingga harum.

    Setelah bumbu matang, oncom yang sudah ditumbuk dimasukkan ke dalam tumisan. Campuran ini kemudian diberi garam, gula, dan micin secukupnya.

    Proses selanjutnya adalah mengaduk campuran oncom dan bumbu hingga benar-benar kering dan berwarna gelap. Oncom yang sudah matang ini kemudian dicampur dengan nasi hangat.

    Untuk menambah cita rasa, nasi tutug oncom bisa disajikan dengan sambal goang. Sambal ini terbuat dari cabe rawit, garam, dan minyak.

    Nasi tutug oncom memiliki ciri khas tersendiri. Hidangan ini biasanya dibungkus dengan daun pisang, yang memberikan aroma alami dan menambah kenikmatan saat disantap.

    Nasi tutug oncom juga sering disajikan dengan berbagai lauk pendamping, seperti ayam goreng, tempe, atau kerupuk. Hidangan ini cocok untuk sahur karena memiliki rasa gurih, asin, dan pulen yang dapat membangkitkan selera makan.

    Selain itu, proses pembuatannya yang cepat dan bahan-bahan yang mudah ditemukan membuat nasi tutug oncom menjadi pilihan praktis untuk menu sahur. Nasi tutug oncom memiliki sejarah panjang sebagai makanan masyarakat jelata di Tasikmalaya.

    Dulunya, hidangan ini merupakan hasil kreativitas masyarakat dalam memanfaatkan bahan seadanya untuk membuat makanan yang mengenyangkan. Kata tutug sendiri dalam bahasa setempat berarti ditumbuk.

    Hal ini merujuk pada proses pembuatan oncom yang ditumbuk sebelum dicampur dengan nasi. Salah satu hal yang penting dalam menyajikan nasi tutug oncom adalah memastikan hidangan ini disajikan dalam kondisi hangat. Hal ini akan memaksimalkan cita rasa dan kelezatannya.

    Penulis: Ade Yofi Faidzun

  • Harga cabai rawit pada Minggu Rp91.100/kg, bawang merah Rp39.550/kg

    Harga cabai rawit pada Minggu Rp91.100/kg, bawang merah Rp39.550/kg

    Ilustrasi – Seorang pedagang menyortir cabai rawit di Pasar Mardika, Kota Ambon, Provinsi Maluku. ANTARA FOTO/FB Anggoro/aww.

    Harga cabai rawit pada Minggu Rp91.100/kg, bawang merah Rp39.550/kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Minggu, 02 Maret 2025 – 09:23 WIB

    Elshinta.com – Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional yang dikelola Bank Indonesia mencatat pada Minggu pagi, harga cabai rawit merah di tingkat pedagang eceran Rp91.100 per kilogram (kg) dan bawang merah Rp39.550 per kg. Data dari PIHPS  di Jakarta, pukul 10.00 WIB menunjukkan, harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional lainnya, yakni bawang putih Rp45.350 per kg. 

    Selain itu, beras kualitas bawah I di harga Rp13.950 per kg; beras kualitas bawah II Rp13.650 per kg; beras kualitas medium I Rp15.300 per kg; begitu pun beras kualitas medium II di harga Rp15.100 per kg. Lalu, beras kualitas super I di harga Rp16.600 per kg; dan beras kualitas super II Rp16.150 per kg.

    Selanjutnya, harga cabai merah besar mencapai Rp61.050 per kg; cabai merah keriting Rp61.600 per kg; dan cabai rawit hijau Rp62.350 per kg. Kemudian, daging ayam ras di harga Rp37.350 per kg, daging sapi kualitas I Rp141.700 per kg, daging sapi kualitas II di harga Rp132.700 per kg.

    Harga komoditas berikutnya yakni gula pasir kualitas premium tercatat Rp19.650 per kg; gula pasir lokal Rp18.600 per kg. Sementara itu, minyak goreng curah di harga Rp18.600 per liter, minyak goreng kemasan bermerek I di harga Rp22.100 per liter, serta minyak goreng kemasan bermerek II di harga Rp21.00 per liter.

    Selanjutnya, PIHPS juga mencatat harga komoditas telur ayam ras di harga Rp30.600 per kg.

    Sumber : Antara