Produk: bawang putih

  • Hari Dongeng Sedunia, Ini 5 Dongeng Indonesia Terpopuler

    Hari Dongeng Sedunia, Ini 5 Dongeng Indonesia Terpopuler

    Liputan6.com, Yogyakarta – Hari Dongeng Sedunia atau World Storytelling Day diperingati setiap 20 Maret. Peringatan ini bertujuan untuk mengapresiasi manfaat mendongeng dalam pendidikan anak, termasuk membentuk karakter anak.

    Dongeng di Indonesia telah menjadi bagian budaya dan tradisi lisan yang telah diwariskan secara turun-temurun. Bahkan, di Indonesia juga ada peringatan Hari Dongeng Nasional setiap 28 November. Tanggal tersebut bertepatan dengan hari lahir legenda dongeng Indonesia, Drs. Suyadi atau Pak Raden.

    Mengutip dari berbagai sumber, berikut lima dongeng Indonesia terpopuler:

    1. Bawang Merah dan Bawang Putih

    Kisah Bawang Merah dan Bawang Putih menjadi salah satu cerita dongeng yang paling populer di Indonesia. Mengisahkan seorang janda dengan dua anak perempuan, Bawang Merah dan Bawang Putih.

    Bawang Merah digambarkan sebagai orang yang sangat malas, sombong, dan suka iri hati. Sementara Bawang Putih adalah sosok yang baik hati, rajin, dan selalu sabar. Bawang Merah dan ibunya kerap memperlakukan Bawang Putih dengan buruk, tetapi ia tetap sabar.

    Awalnya Bawang Putih hidup bahagia bersama ayah dan ibunya. Namun, setelah ibunya meninggal dunia karena sakit, ayahnya menikah lagi dengan seorang janda, yakni ibu dari Bawang Merah. Tak lama, ayahnya juga meninggal dunia, menyisakan dirinya yang harus tinggal bersama ibu dan saudara tirinya.

    Suatu hari, Bawang Putih mendapat hadiah labu kecil dari seorang perempuan tua yang telah ia tolong. Sesampainya di rumah, ibu dan Bawang Merah sangat marah dan memecahkan labu kecil tersebut yang ternyata berisi banyak perhiasan.

    Bawang Merah yang serakah pun mencari perempuan tua tersebut dan meminta labu besar. Namun, karena Bawang Merah tidak menolong perempuan tua itu, ia diberi labu besar yang ternyata berisi ular berbisa.

    2. Malin Kundang

    Kisah Malin Kundang juga mejadi dongeng populer di Indonesia yang mengangkat kisah seorang anak durhaka. Mengisahkan seorang ibu tua bersama anaknya, Malin Kundang, yang hidup di sebuah desa pesisir di Sumatra Barat.

    Malin yang ingin mengubah nasib, memutuskan merantau ke kota besar. Malin Kundang berhasil menjadi seorang pedagang sukses yang kaya raya di perantauan.

    Ia kemudian menikah dengan seorang putri bangsawan yang memiliki status sosial tinggi. Malin pun berjanji untuk kembali ke kampung halamannya dan mengunjungi ibunya.

    Setibanya di desa, Malin bersama istrinya berjalan di pantai. Ibu Malin yang sudah lama tidak bertemu dengan anaknya pun mendekat dengan penuh kebahagiaan.

    Namun, saat ibu Malin menyapa dan memanggil nama anaknya, Malin yang sudah kaya pun merasa malu dengan kondisi ibunya. Ia menolak mengakui ibunya di depan sang istri.

    Ibu Malin yang sedih dan kecewa pun menangis. Ia kemudian mengutuk Malin Kundang menjadi batu.

  • Dokter Ungkap Penyebab Bau Mulut Saat Puasa dan Cara Mengatasinya

    Dokter Ungkap Penyebab Bau Mulut Saat Puasa dan Cara Mengatasinya

    Jakarta

    Tidak sedikit yang mengeluhkan bau mulut di bulan Ramadan. Beberapa orang mengaitkan penyebabnya dengan makanan tertentu di waktu sahur, padahal tidak selalu demikian.

    Bau mulut saat puasa umumnya disebabkan mulut kering. Nihilnya asupan makanan dan minuman dalam waktu yang lama menyebabkan produksi air liur menurun.

    Anggota Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) drg Paulus Januar merinci beberapa jenis bau mulut berdasarkan pemicunya. Pertama, bau mulut patologis, hal ini terjadi karena adanya bakteri anaerob gram negatif yang memproduksi gas VSCs (Volatile Sulfur Compunds) VSCs, sehingga menimbulkan bau tidak sedap.

    “Bau mulut patologis merupakan yang paling banyak terjadi dan dikeluhkan. Sekitar 85 persen hingga 90 persen kasus bau mulut merupakan jenis ini,” beber dia kepada detikcom, ditulis Selasa (11/2/2025).

    Bakteri penyebab bau mulut patologis berada di pangkal lidah, pada gigi berlubang, karang gigi, sampai radang gusi. Bau mulut semacam ini terjadi karena berkurangnya dan mengendapnya air liur sewaktu tidur.

    Meski begitu, bau mulut jenis ini bisa hilang hanya dengan kumur-kumur.

    Kedua, bau mulut yang terjadi karena mengonsumsi bahan makanan berbau menyengat.

    “Misalnya petai, jengkol, bawang putih, serta kebiasaan merokok. Bila tidak lagi mengkonsumsi bahan-bahan tersebut maka bau mulut tidak akan timbul,” tandas drg Paulus.

    Adapula bau mulut semu atau pseudohalitosis. Dalam kasus ini, seseorang merasa dirinya bau mulut, padahal tidak sedang mengalaminya.

    Kondisi ini bisa terjadi karena halitofobia atau merasa cemas dan yakin bahwa mulutnya berbau.

    “Pada pseudohalitosis dan halitofobia bila dilakukan pemeriksaan secara obyektif tidak ditemukan adanya bau mulut. Faktor psikologis seperti rasa cemas, depresi, dan stres merupakan faktor risiko timbulnya keluhan bau mulut yang bersifat subyektif ini,” pungkas dia.

    Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi bau mulut. Dokter gigi dapat mendeteksi bau mulut antara lain dengan metode organoleptik, analisis kromatografi gas, serta menggunakan peralatan halimeter.

    Bagaimana Bila saat Berpuasa?

    Berpuasa membuat mulut menjadi kering dan aliran air liur yang berperan membersihkan mulut serta menghambat pertumbuhan bakteri berkurang. Walhasil, bakteri di rongga mulut meluas dan berkembang biak, serta menghasilkan gas VSCs, pemicu bau mulut.

    “Banyak minum terutama pada waktu sahur untuk menstimulasi produksi air liur ketika sedang melaksanakan puasa. Hal ini mengingat air liur dapat menghambat pertumbuhan bakteri penyebab bau mulut. Bila mulut terasa kering mungkin dapat pula diatasi dengan sering berkumur-kumur,” kata dia.

    “Kemudian perlu pula menghindari atau paling tidak membatasi konsumsi bahan yang dapat menimbulkan bau mulut seperti petai, jengkol, bawang putih, serta sebaiknya tidak merokok. Namun bila telah dilakukan upaya menjaga kebersihan mulut, tapi masih terdapat bau mulut, sebaiknya perlu konsultasi ke dokter gigi untuk dirawat lebih lanjut,” pungkasnya.

    (naf/suc)

  • Harga Cabai Masih Mahal Jelang Lebaran, Mendag Bongkar Biang Keroknya – Page 3

    Harga Cabai Masih Mahal Jelang Lebaran, Mendag Bongkar Biang Keroknya – Page 3

    Sementara itu, terjadi sedikit kenaikan pada harga beras medium.

    “Tadi ada kenaikan sedikit, tetapi kan ada SPHB. SPHB kan ini untuk intervensi pasar yang harganya standar Rp12.500 per kilo ya, jadi bisa kita atasi untuk harganya,” Budi merinci.

     

    Harga Cabai Rawit Merah Tembus Hampir Rp 150 ribu per kg saat Ramadan 2025

    Harga komoditas pangan saat Ramadan sebagian masih mengalami kenaikan, misalnya untuk beras, bawang putih, hingga komoditas cabai yang tembus di atas Rp 100.000 per kg.

    Dikutip dari Panel Harga Badan Pangan, Kamis (6/3/2025), harga beras di sejumlah daerah mengalami kenaikan di atas Harga Acuan Penjualan (HAP), misalnya di Papua Barat di kisaran Rp 18.556 per kg, Papua Tengah Rp 18.417 per kg.

    Kemudian, untuk Maluku Utara, Kalimantan Tengah, Papua Barat Daya, Sumatera Barat, Kalimantan Timur, Papua, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Maluku, Bali, Riau, Kalimantan Selatan, Kepulauan Riau, harga beras dijual di kisaran Rp 16.200 – Rp 17.940 per kg.

     

  • Harga Pangan Hari Ini (18/3): Telur, Cabai, hingga Bawang Putih Naik

    Harga Pangan Hari Ini (18/3): Telur, Cabai, hingga Bawang Putih Naik

    Bisnis.com, JAKARTA – Mayoritas harga pangan hari ini mengalami kenaikan secara rata-rata nasional. Kenaikan harga terjadi pada komoditas beras premium dan medium, bawang putih bonggol, telur ayam ras, cabai rawit merah, Minyakita hingga gula konsumsi. 

    Berdasarkan data panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), Selasa (18/3/2025) pukul 08.53 WIB, harga beras premium berada di kisaran Rp15.553 atau naik 0,5% hari ini dibandingkan hari sebelumnya. 

    Harga beras secara nasional juga mengalami kenaikan 0,07% menjadi Rp13.716 per kg hari ini. Di sisi lain, harga beras SPHP turun -0,93% menjadi Rp12.603 per kg. 

    Tak hanya beras, harga bawang putih bonggol juga naik untuk Indonesia non-Timur sebesar 0,16% menjadi Rp43.345 per kg dari hari sebelumnya dan harga bawang merah turun 0,17% menjadi Rp42.215 per kg. 

    Komoditas daging sapi murni juga mengalami kenaikan 0,06% menjadi Rp136.278 per kg. Harga daging ayam ras turun 0,26% menjadi Rp36.078 per kg dan telur ayam ras turun 1,54% menjadi Rp29.538 per kg.

    Tak hanya itu, harga kedelai biji kering (impor) naik 0,09% menjadi Rp10.603 per kg, sedangkan harga gula konsumsi naik 0,12% menjadi Rp18.422 per kg. 

    Lebih lanjut, harga minyak goreng kemasan turun 0,17% menjadi Rp20.610 per kg. Sementara itu, harga minyak goreng curah turun 0,18% menjadi Rp17.955 per kg. 

    Komoditas pangan lainnya yang naik yaitu harga tepung terigu curah Rp9.814 per kg dan harga tepung terigu non curah turun 0,42% menjadi Rp12.901 per kg. Harga jagung tingkat peternak turun 0,21% menjadi Rp6.168 per kg. 

    Di sisi lain, harga cabai rawit merah naik 0,06% menjadi Rp83.784 per kg, sementara harga cabai merah keriting turun 0,05% menjadi Rp49.304 per kg. 

    Di samping itu, harga pangan ikan hari ini bervariasi. Adapun, harga ikan kembung naik 0,78% menjadi Rp41.004 per kg dan ikan tongkol naik 1,14% menjadi Rp34.064 per kg, sementara ikan bandeng naik 1,2% menjadi Rp34.392 per kg. 

  • Harga cabai rawit Senin Rp87.500/kg, telur ayam Rp35.450/kg

    Harga cabai rawit Senin Rp87.500/kg, telur ayam Rp35.450/kg

    Sejumlah komoditas pangan cabai rawit merah dan cabai merah keriting yang dijual pedagang di Pasar Ciracas, Jakarta Timur, Sabtu (15/3/2025). ANTARA/Harianto

    PIHPS: Harga cabai rawit Senin Rp87.500/kg, telur ayam Rp35.450/kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Senin, 17 Maret 2025 – 13:23 WIB

    Elshinta.com – Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional yang dikelola Bank Indonesia mencatat, harga cabai rawit merah pada Senin pagi, di tingkat pedagang eceran mencapai  Rp87.500 per kilogram dan telur ayam ras di harga Rp35.450 per kg.

    Berdasarkan data dari PIHPS yang dilansir di Jakarta pada pukul 09.30 WIB menunjukkan harga bawang merah Rp48.700 per kg dan bawang putih Rp50.000 per kg.

    Selain itu beras kualitas bawah I di harga Rp14.000 per kg; beras kualitas bawah II Rp13.850 per kg; beras kualitas medium I Rp14.450 per kg; begitu pun beras kualitas medium II di harga Rp15.200 per kg. Lalu, beras kualitas super I di harga Rp15.000 per kg; dan beras kualitas super II Rp16.150 per kg.

    Selanjutnya, PIHPS mencatat harga cabai merah besar mencapai Rp56.100 per kg; cabai merah keriting Rp45.000 per kg; dan cabai rawit hijau Rp61.550 per kg.

    Kemudian, daging ayam ras di harga Rp31.350 per kg, daging sapi kualitas I Rp135.000 per kg, daging sapi kualitas II di harga Rp135.000 per kg.

    Harga komoditas berikutnya yakni gula pasir kualitas premium tercatat Rp20.000 per kg; gula pasir lokal Rp19.950 per kg.

    Sementara itu, minyak goreng curah di harga Rp20.600 per liter, minyak goreng kemasan bermerek I di harga Rp28.150 per liter, serta minyak goreng kemasan bermerek II di harga Rp28.800 per liter.

    Sumber : Antara

  • Fluktuasi Harga Cabai Rawit Sentuh Rp100 Ribu, Dinas Perdagangan Jamin Stok Pangan Aman Hingga Lebaran

    Fluktuasi Harga Cabai Rawit Sentuh Rp100 Ribu, Dinas Perdagangan Jamin Stok Pangan Aman Hingga Lebaran

    JABAR EKSPRES – Harga Cabai Rawit kembali mengalami fluktuasi di Kota Bandung. Di Pasar Induk Gedebage misalnya, komoditas pangan tersebut kembali naik dari sebelumnya Rp90 ribu perkilo, kini menjadi Rp100 ribu perkilo.

    Salah satu pedagang pasar Gedebage, Mastur (38) mengaku, kenaikan harga cabai rawit tersebut didasari oleh dua faktor.

    Selain imbas cuaca ekstrim yang tengah melanda beberapa wilayah produsen, hal lain didasari oleh jumlah permintaan yang tak diimbangi dengan stok ketersediaan bahan pangan tersebut.

    “Kemarin iseng nanya sama yang suka pasok ke saya, asa naik terus kata saya tuh. Katanya karena cuaca ngaruh pisan ke panen, imbasnya ngirim ke kita juga jadi berkurang, alhasil ya naik si harganya,” katanya saat dikonfirmasi Jabarekspres, Senin (17/3).

    Tak hanya itu, bawang putih jadi salah satu komoditas lain yang juga mengalami kenaikan harga.

    Diakuinya, perkilo bawang putih kini berada di hargaRp 46 ribu.

    BACA JUGA: Antisipasi Peredaran Telur Infertil, Polda Jabar Sidak Beberapa Pasar

    “Seminggu ini lumayan naiknya. Kemarin Rp 44 ribu, sekarang udah Rp 46 ribu perkilonya,” ungkapnya.

    Dirinya menilai, kenaikan bahan pokok masyarakat akan terus terjadi menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah.

    Di tempat lain, Plt Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung, Ronny Ahmad Nurudin, tak menampik bahwa beberapa komoditas alami kenaikan di pasar Kota Bandung.

    “Memang ada beberapa yang naik, kaya cabai rawit, bawang merah, bawang putih, dan kentang. Kenaikan pun bervariatif rangenya mulai dari Rp 2 ribu hingga Rp 8 ribu,” katanya.

    Kendati demikian, pihaknya mengklaim bahwa fluktuasi harga masih dalam koridor aman.

    Ia pun memastikan bahwa stok ketersediaan pangan di Kota Bandung aman hingga perayaan Lebaran 1446 Hijriah.

    BACA JUGA: Bupati Ciamis Tekankan Penataan Pasar Pasca Kebakaran, Kios Baru Diharapkan Tuntas Sebelum Lebaran

    “Untuk stok dipastikan aman. Kemarin juga pak Wali Kota memastikan bahwa jalur distribusi daerah pemasok tak akan terganggu ke Kota Bandung,” ujarnya

    “Harapannya masyarakat tak panic buying. Kita pastikan bahwa stok memenuhi hingga lebaran nanti,” pungkasnya. (Dam).

  • Jelang Lebaran, Harga Kebutuhan Pokok di Lampung Selatan Melambung

    Jelang Lebaran, Harga Kebutuhan Pokok di Lampung Selatan Melambung

    Lampung Selatan, Beritasatu.com – Meskipun Lebaran masih dua pekan lagi, harga sejumlah kebutuhan pokok di pasar tradisional di Lampung Selatan, Lampung mulai merangkak naik. Harga sejumlah komoditas yang mulai merangkak naik di antaranya, ayam potong, telur ayam, dan cabai merah.

    Dari pantauan di Pasar Karang Anyar, Jati Agung, Lampung Selatan, Minggu (16/3/2025), harga ayam potong mengalami kenaikan hingg Rp 2.000 per ekor. Kenaikan harga ayam putong secara bertahap. Pada awal Ramadan, harga ayam potong naik Rp 1.000 per ekor, kemudian memasuki minggu kedua Ramadan harga ayam potong kembali naik Rp 1.000.

    Dengan kenaikan harga tersebut, saat ini para pedagang menjual ayam potong ukuran besar dengan harga Rp 40.000 per ekor, ukuran sedang Rp 35.000, dan untuk ukuran kecil Rp 30.000 per ekor.

    Meskipun tidak terlalu signifikan, kenaikan harga ayam potong berdampak pada omzet penjualan para pedagang. Hal tersebut terjadi karena dengan adanya kenaikan harga, daya beli masyarkat menurun.

    Ade (35), pedagang ayam potong di Pasar Karang Anyar mengakui kenaikan harga ayam potong menurunkan daya beli masyarakat hingga berdampak pada omzet penjualan ayam potongnya.

    “Ya ada penurunan meskipun sedikit mas. Pelanggan banyak yang mengurangi pembelian ayam karena ini bulan suci Ramadan dan mendekati Lebaran, jadi mereka banyak kebutuhan,” kata Ade sembari tersenyum.

    Ade menuturkan, meski pengiriman ayam potong dari agen berjalan normal, harga ayam potong diprediksi akan kembali naik mendekati Lebaran 2025 nanti.

    “Stok pengiriman dari agen aman dan normal, tetapi dimungkinkan harga ayam potong akan naik lagi saat mendekati Lebaran,” ucap Ade.

    Komoditas lain yang mengalami kenaikan harga adalah telur ayam, cabai merah, cabai seblak, bawang merah, dan bawang putih. Untuk harga telur ayam mengalami kenaikan Rp 2.000 per kilogram sejak satu pekan terakhir. Saat ini harga telur ayam Rp 28.000 per kilogram.

    Harga cabai cablak mengalami kenaikan sangat signifikan hingga Rp 20.000 per kilogram sejak dua pekan terakhir. Saat ini harga cabai cablak Rp 80.000 per kilogram.

    Cabai merah mengalami kenaikan harga Rp 15.000 kilogram sejak satu pekan terakhir. Saat ini para  pedagang menjual cabai merah dengan harga Rp 40.000 per kilogram. Harga bawang merah naik Rp 15.000 per kilogram sejak satu pekan terakhir. Saat harga bawang merah Rp 50.000 per kilogram.

    Bawang putih mengalami kenaikan Rp 4.000 per kilogram, saat ini harga putih Rp 44.000 per kilogram. Sebelum mengalami kenaikan, para pedagang menjual bawang putih Rp 40.000 per kilogram.

    Hani (40), pedagang sembako di Karang Anyar mengatakan, kenaikan harga sejumlah kebutuhan mulai merangkak naik sejak satu pekan terakhir.

    Hingga dua pekan sebelum Lebaran, harga komoditas sayuran di Lampung Selatan terpantau stabil, tidak mengalami kenaikan harga. Para pedagang memperkirakan harga sejumlah kebutuhan pokok akan kembali mengalami kenaikan mendekati Natal dan Tahun Baru mendatang.

  • Pemkot Bandung awasi distribusi bahan pangan cegah lonjakan harga

    Pemkot Bandung awasi distribusi bahan pangan cegah lonjakan harga

    Wali Kota Bandung Muhammad Farhan saat meninjau Pasar Ciroyom, Kota Bandung, Jawa Barat, Minggu (16/3/2025). (ANTARA/Rubby Jovan)

    Pemkot Bandung awasi distribusi bahan pangan cegah lonjakan harga
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Minggu, 16 Maret 2025 – 10:43 WIB

    Elshinta.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, Jawa Barat, terus mengawasi distribusi sejumlah komoditas bahan pangan agar stok mencukupi untuk mengantisipasi lonjakan harga menjelang Lebaran 2025. Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan memastikan distribusi bahan pokok tetap lancar agar masyarakat tidak terdampak kenaikan harga yang signifikan di tengah beberapa kota produsen mengalami dampak bencana banjir.

    “Hari ini kami melakukan tinjauan ke Pasar Ciroyom untuk melihat langsung dan mengawasi distribusi dan stok bahan pangan. Karena ini pasar paling sibuk di Kota Bandung,” kata Farhan kepada ANTARA di Bandung, Minggu.

    Dalam tinjauan ke Pasar Ciroyom, dia menegaskan bahwa harga beberapa komoditas mengalami kenaikan, tetapi masih dalam batas wajar.

    “Harga cabai rawit mendekati Rp100 ribu per kilogram, bawang merah masih di kisaran Rp47 hingga 48 ribu, daging sapi bervariasi antara Rp120 hingga 150 ribu per kilogram tergantung kualitas, sementara harga ayam relatif stabil di angka Rp30 ribuan,” ujarnya.

    Farhan menambahkan bahwa Kota Bandung bukanlah daerah produsen, melainkan konsumen yang bergantung pada pasokan dari luar daerah.

    Oleh karena itu, kata dia, perlu koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk kepolisian dan Dishub dalam menjaga kestabilan harga dan ketersediaan bahan pokok yang masuk ke Kota Bandung.

    “Jalur distribusi harus terjaga dengan baik. Jika ada kendala seperti banjir, petugas Dishub harus siap melakukan rekayasa lalu lintas. Jangan menunggu banjir baru bertindak, tapi harus diantisipasi sejak awal agar tidak menimbulkan kemacetan,” kata dia.

    Dengan langkah-langkah ini, Farhan berharap masyarakat dapat menjalani Ramadhan dan Lebaran dengan tenang tanpa kekhawatiran lonjakan harga atau gangguan distribusi pangan.

    Berdasarkan hasil pengawasan harga kebutuhan bahan pokok di Pasar Ciroyom untuk harga cabai rawit per kilogram pada kisaran Rp100 ribu, bawang merah per kilogram Rp50 ribu, bawang putih per kilogram Rp44 ribu, telur ayam per kilogram Rp29 ribu, daging sapi per kilogram Rp140-150 ribu, dan daging ayam per kilogram Rp30 ribu.

    Sumber : Antara

  • Harga Pangan Sepekan: Beras, Bawang, dan Minyak Goreng Kompak Naik

    Harga Pangan Sepekan: Beras, Bawang, dan Minyak Goreng Kompak Naik

    Bisnis.com, JAKARTA — Mayoritas harga pangan sepekan di tingkat pedagang eceran secara rata-rata nasional mengalami kenaikan pada momentum Ramadan dan Idulfitri 2025. 

    Berdasarkan data Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), Minggu (16/3/2025) pukul 11.23 WIB harga beras premium naik 0,01% menjadi Rp15.537 per kilogram (kg). 

    Tak hanya itu, beras medium ikut meningkat 0,15% menjadi Rp13.702 per kg, sedangkan harga beras SPHP turun 0,45% menjadi Rp12.672 per kg. 

    Selain beras, harga bawang merah dan bawang putih juga mengalami kenaikan, masing-masing naik 5,15% menjadi Rp41.688 per kg dan naik 0,98% menjadi Rp52.431 per kg. 

    Sementara itu, harga cabai rawit merah turun sebesar 7,35% menjadi Rp57.000 per kg. Sedangkan, harga cabai merah keriting turun 12,94% menjadi Rp55.000 per kg.

    Harga daging ayam ras juga turun 1,41% menjadi Rp36.363 per kg. Sedangkan harga daging sapi murni naik 0,04% menjadi Rp135.984 per kg dan harga telur ayam ras turun 0,68% menjadi Rp29.715 per kg.

    Selanjutnya, harga kedelai biji kering (impor) naik 0,25% menjadi Rp10.620 per kg dan harga gula konsumsi naik 0,2% menjadi Rp18.414 per kg. 

    Harga minyak goreng kemasan sederhana juga naik 0,39% menjadi Rp20.616 per liter, sementara itu harga minyak goreng curah turun 0,14% menjadi Rp17.944 per liter. 

    Lebih lanjut, harga pangan jagung tingkat peternak turun 0,11% menjadi Rp6.163 per kg dan harga tepung terigu curah turun 0,40% menjadi Rp10.030 per kg. Sedangkan tepung terigu kemasan turun 0,18% menjadi Rp9.779 per kg.

    Untuk harga pangan ikan bervariasi. Harga ikan kembung turun 0,16% menjadi Rp40.689 per kg, harga ikan tongkol turun 0,3% menjadi Rp33.598 per kg, dan ikan bandeng turun 0,19% menjadi Rp33.970 per kg. 

  • Harga Pangan Minggu (16/3): Rerata Minyakita di Atas HET, Tembus Rp20.000 di Papua Tengah

    Harga Pangan Minggu (16/3): Rerata Minyakita di Atas HET, Tembus Rp20.000 di Papua Tengah

    Bisnis.com, JAKARTA — Harga rata-rata minyak goreng kemasan sederhana merek Minyakita secara nasional masih melambung di atas harga eceran tertinggi (HET). Lonjakan harga Minyakita terpantau berada di wilayah Indonesia Timur yang tembus Rp20.000 per liter.

    Melansir data yang tersaji di laman resmi Panel Harga Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), Minggu (16/3/2025) pukul 10.04 WIB, harga rata-rata Minyakita dibanderol Rp17.627 per liter di tingkat konsumen.

    Artinya, harga rata-rata Minyakita secara nasional masih melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET) yang semestinya dipatok Rp15.700 per liter. Panel Bapanas menunjukkan rata-rata Minyakita mengalami disparitas harga hingga 12,27% dari HET.

    Harga Minyakita termahal tembus Rp20.000 per liter di Papua Tengah atau dengan disparitas harga mencapai 27,39% dari HET Rp15.700 per liter. Sementara itu, harga Minyakita termurah dipatok Rp16.800 per liter di Jawa Timur, meski harganya masih di atas HET.

    Di sisi lain, harga rata-rata untuk minyak goreng kemasan dan minyak goreng curah masing-masing adalah Rp20.530 per liter dan Rp17.793 per liter di tingkat konsumen.

    Kemudian, harga rata-rata beras premium dan medium secara nasional masing-masing dibanderol Rp15.556 per kilogram dan Rp13.696 per kilogram di tingkat konsumen. Harga rata-rata beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog adalah Rp12.646 per kilogram.

    Berikutnya, harga rata-rata cabai merah keriting terpantau berada dalam rentang harga acuan penjualan (HAP) Rp37.000–Rp55.000 per kilogram. Rata-rata harganya adalah Rp49.711 per kilogram.

    Beda halnya dengan cabai rawit merah yang rata-rata harganya tembus Rp81.958 per kilogram. Padahal, HAP nasional cabai rawit merah adalah di kisaran Rp40.000–Rp57.000 per kilogram di tingkat konsumen.

    Sementara itu, harga rata-rata cabai merah besar di tingkat konsumen dibanderol Rp49.578 per kilogram.

    Panel Harga Bapanas juga menujukkan harga rata-rata bawang merah dibanderol Rp41.343 per kilogram dan bawang putih bonggol adalah Rp43.806 per kilogram.

    Secara nasional, harga rata-rata telur ayam ras mulai melandai menjadi Rp29.373 per kilogram di tingkat konsumen. Untuk daging ayam ras, harga rata-ratanya adalah Rp36.085 per kilogram.

    Selanjutnya, harga rata-rata daging sapi murni di tingkat konsumen tembus Rp137.459 per kilogram, harga daging kerbau segar lokal Rp143.000 per kilogram, dan harga daging impor kerbau beku Rp107.200 per kilogram.

    Untuk ikan, harga rata-rata ikan kembung dipatok Rp41.490 per kilogram, ikan tongkol Rp34.206 per kilogram, sedangkan ikan bandeng seharga Rp33.408 per kilogram.

    Adapun, harga rata-rata gula konsumsi secara nasional adalah Rp18.548 per kilogram dan garam konsumsi Rp18.548 per kilogram.

    Lebih lanjut, harga rata-rata tepung terigu kemasan dan tepung terigu curah masing-masing pada level Rp12.865 per kilogram dan Rp9.754 per kilogram.

    Terakhir, harga rata-rata jagung pakan tingkat peternak adalah Rp6.015 per kilogram, sedangkan harga kedelai biji kering impor secara nasional adalah Rp10.504 per kilogram.