Produk: bawang putih

  • Ekonom Proyeksi Inflasi November 2025 Turun Moderat, Terpengaruh Harga Emas

    Ekonom Proyeksi Inflasi November 2025 Turun Moderat, Terpengaruh Harga Emas

    Bisnis.com, JAKARTA — Konsensus ekonom memproyeksikan inflasi turun moderat pada November 2025, baik secara bulanan maupun tahunan.

    Adapun, Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan Indeks Harga Konsumen (IHK) periode November 2025 pada Senin (1/12/2025) besok.

    Berdasarkan proyeksi 15 ekonom yang dihimpun Bloomberg, nilai tengah atau median IHK November 2025 mengalami inflasi sebesar 0,20% secara bulanan (month to month/MtM). Nilai tersebut turun dibandingkan realisasi inflasi sebesar 0,28% (MoM) pada bulan sebelumnya atau Oktober 2025.

    Adapun estimasi tertinggi diberikan oleh Ekonom PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN) Hosianna Evalita Situmorang sebesar 0,29% (MtM). Sementara estimasi terendah disampaikan oleh Ekonom Australia & New Zealand Banking Group Ltd Krystal Tan sebesar 0,10% (MtM).

    Sedangkan secara tahunan (year on year/YoY), 25 ekonom memproyeksi median IHK pada November 2025 berada di zona inflasi sebesar 2,74%. Nilai tersebut juga turun tipis dibandingkan realisasi inflasi sebesar 2,86% (YoY) pada Oktober 2025.

    Estimasi tertinggi terpantau berada di angka 2,9% yang dikeluarkan oleh Ekonom Oxford Economics Ltd Adam Ahmad Samdin. Sebaliknya, estimasi terendah di angka 2,60% oleh Goldman Sachs & Co LLC.

    Sementara itu, Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk. (BNLI) Josua Pardede memperkirakan IHK November 2025 mencatatkan inflasi sebesar 0,15% (MtM). Angka ini melambat dibandingkan realisasi Oktober 2025 yang mendekati 0,28% (MtM).

    Secara tahunan, Josua memprediksi inflasi berada di level 2,70% (YoY), turun tipis dari posisi bulan sebelumnya sebesar 2,86% (YoY).

    “Gambaran umumnya adalah inflasi tetap positif, tetapi dengan tekanan harga yang mulai mereda. Pelemahan tekanan inflasi bulanan ini terutama berasal dari normalisasi harga emas,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (30/11/2025).

    Josua menjelaskan, lonjakan inflasi inti pada Oktober 2025 lalu banyak didorong oleh kenaikan harga emas yang memuncak. Hanya saja pada November, efek dorong tersebut mulai menghilang, yang tecermin dari proyeksi inflasi inti bulanan yang diprediksi turun tajam dari kisaran 0,39% menjadi hanya 0,11%.

    Dari sisi harga bergejolak (volatile food), Josua melihat masih adanya tekanan inflasi ringan dari daging ayam ras, cabai, dan bawang merah akibat faktor musiman. Namun, kondisi ini diredam oleh deflasi beras seiring perbaikan pasokan dan program stabilisasi pemerintah.

    Senada, Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) Andry Asmoro memproyeksikan inflasi umum akan berada di level 0,2% MoM pada November 2025, melandai dari 0,3% (MtM) pada bulan sebelumnya. Secara tahunan, Asmo mematok angka inflasi di level 2,7% (YoY).

    Berbeda dengan Josua yang melihat kenaikan harga ayam, Asmo justru mencatat adanya deflasi pada sejumlah komoditas pangan utama.

    “Harga bergejolak diperkirakan semakin melunak, didukung oleh deflasi berkelanjutan pada komoditas pangan utama seperti beras [-1,2%], daging ayam [-0,9%], bawang putih [-0,8%], dan bawang merah [-1,2%],” jelas Asmo dalam keterangannya, dikutip Minggu (30/11/2025).

    Selain itu, dia menyoroti koreksi tajam pada harga cabai rawit sebesar -8,5% yang turut menjaga inflasi harga bergejolak tetap rendah.

    Meski tekanan harga melandai, Asmo mencatat adanya sedikit tekanan dari sisi permintaan, yang tercermin dari Mandiri Spending Index (MSI) yang naik 6,2% (MtM) pada awal kuartal IV/2025.

    Selain itu, kelompok harga yang diatur pemerintah (administered prices) diproyeksikan meningkat tipis didorong oleh kenaikan tarif angkutan udara jelang akhir tahun dan kenaikan harga bahan bakar non-subsidi.

  • Taiwan Lanjutkan Pemberdayaan Petani di Indonesia, Dukung Swasembada Pangan

    Taiwan Lanjutkan Pemberdayaan Petani di Indonesia, Dukung Swasembada Pangan

    Bisnis.com, JAKARTA — Taiwan dan Indonesia memperkuat kerja sama berupa transfer pengetahuan bidang pertanian dalam rangka mendukung program swasembada pangan yang digencarkan oleh Presiden Prabowo Subianto.

    Bruce Hung, Representative Taipei Economic and Trade Office (TETO) mengatakan bahwa kerja sama pendampingan petani untuk mengembangkan sektor pertanian sudah berlangsung 49 tahun atau sejak dimulainya program Taiwan Technical Mission (TTM) pada 1976.

    Melalui program ini, ahli pertanian Taiwan didatangkan langsung ke Indonesia untuk memberikan pembelajaran dan pendampingan petani lokal, mulai dari cara pemilihan benih yang baik, peningkatan produksi, hingga membangun jaringan pemasaran.

    “Sejak berdirinya Taiwan Technical Mission di Indonesia pada 1976, kami telah terlibat dalam pembelajaran bersama, dan berbagi kebahagiaan atas kemajuan dengan para petani di seluruh Indonesia,” ujarnya dalam sambutan kegiatan “Showcase of the Taiwan Technical Mission Achievements” yang digelar di Energy Building, Jakarta, Kamis (27/11/2025).

    Salah satu program TTM adalah pendampingan petani di Karawang untuk meningkatkan produksi beras serta pengembangan produk sayuran. Pendampingan serupa juga dilakukan di Sumatra Utara untuk peningkatan produksi bawang putih dan bawang merah.

    Menurut Bruce Hang, seiring dengan tantangan ketahanan pangan yang makin besar, Presiden Prabowo telah secara aktif mempromosikan kebijakan nasional Indonesia tentang swasembada pangan.

    Sejalan dengan arah ini, Taiwan akan meluncurkan dua proyek baru dengan Indonesia tahun 2026 di Sulawesi Selatan dan Jawa Barat. “Proyek-proyek ini akan berfokus pada produksi benih jagung dan sayuran untuk memperkuat sistem pemasaran,” jelas Bruce.

    Di sisi lain, menurut Bruce, sebanyak 400.000 warga negara Indonesia kini tinggal, belajar, dan bekerja di Taiwan sebagai bagian dari hubungan kerja sama yang baik antar-pemerintah. Ke depannya, Taiwan berkomitmen untuk menjadi mitra yang andal dalam pembangunan Indonesia.

    “Kami antusias untuk menjajaki peluang kerja sama di bidang pertanian, teknologi, pendidikan, pengembangan bakat, dan bidang lainnya. Sebagai anggota komunitas global yang aktif dan bertanggung jawab, Taiwan dapat membantu, dan saya yakin Indonesia dapat memimpin,” jelas Bruce.

    Hanafi Chaniago, Staf Ahli DPR sekaligus mantan Kepala Dinas Pertanian Karawang mengatakan program TTM awalnya bertujuan untuk meningkatkan produksi beras di daerah yang dikenal sebagai lumbung padi nasional tersebut. Produktivitas beras pun berhasil meningkat hingga mencapai 850.000 ton per tahun dari kebutuhan Karawang sebanyak 350.000 sehingga Karawang mengalami surplus beras sebanyak 500.000 ton.

    “Ketika program itu sudah selesai, TTM menanyakan kepada petani apa yang bisa dibantu. Petani berharap selanjutnya ada pelatihan menanam sayuran karena saat itu sayuran harus mendatangkan dari luar daerah,” ujarnya.

    Pemda Karawang kemudian menyediakan lahan seluas 2 hektare untuk proyek pengembangan sayuran dan buah-buahan sekaligus pendampingan kepada petani. Tidak hanya itu, TTM juga membangun green house, cold storage, serta menginisiasi pasar untuk menyerap produk sayuran.

    “TTM memperkenalkan sayuran yang belum pernah dikenal petani yaitu okra. Untuk pemasarannya ke supermarket seperti Papaya dan sejumlah supermarket di Jakarta,” ujar Hanafi.

    Isu Pangan Menjadi Penting

    Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Daniel Johan mengatakan bahwa isu pangan menjadi isu penting seiring dengan adanya perubahan iklim serta tantangan global. Jika persoalan pangan tidak menjadi perhatian serius untuk diantisipasi, menurut dia, dikhawatirkan tidak ada lagi petani di masa depan.

    Oleh karena itu, kerja sama Taiwan dengan Indonesia melalui pengiriman anak magang selama 2 tahun sangat membantu petani terutama di Kalimantan Barat dan Kebumen. “Peran Taiwan sangat penting di mana negara lain hanya bisa panen sekali, Indonesia menjadi tiga kali panen. Indonesia akan menjadi lumbung pangan dunia. Di sana ada peran strategis Taiwan,” katanya.

    Adapun, beberapa pencapaian dari proyek TTM ditampilkan dalam kegiatan tersebut. Program yang sudah berjalan di antaranya peningkatan sistem sayur dan buah-buahan di Kawarang pada 2019—2025 berhasil meningkatkan pendapatan petani hingga 240%, memperluas hingga 31 pasar, produksi sayur mendekati 80 ton per tahun, mengembangkan 50 hektare lahan dan mendampingi 108 petani.

    Kemudian proyek di Sumatra Utara mengembangkan produksi serta pemasaran bawang putih dan bawang merah pada 2023—2025. TTM berhasil mengembangkan 120 hektare lahan pertanian serta meningkatkan pendapatan petani sebesar 93%. Produksi bawang merah meningkat dari 1,6 ton per ha menjadi 10 ton per ha. Begitu juga dengan hasil bawang putih meningkat dari 3,5 ton per ha menjadi 5 ton per ha.

    Proyek di Sulawesi Selatan berlangsung pada 2021—2023 melalui program perluasan benih padi berkualitas. Program ini berhasil menyumbang 32% produksi benih padi berkualitas di daerah tersebut, memproduksi 4.765 ton benih padi pada 2023 serta meningkatkan pendapatan petani sebesar 24%. TTM berhasil mengembangkan 400 ha lahan dan membina sebanyak 300 petani.

    Proyek di Bali diselenggarakan melalui one village one project yang berlangsung pada 2011—2014 di dua lokasi yakni Kabupaten Badung berupa pengembangan asparagus dan Kabupaten Bangli mengembangkan buah jeruk. TTM berhasil membudidayakan 1.271.570 bibit asparagus dengan total produksi mencapai 128.472 kg dan berhasil memproduksi jeruk mencapai 79.129 kg. Total produksi kombinasi asparagus dan sayuran mencapai 170.527 kg.

  • Mendag Pastikan Harga Pangan Tak Naik Jelang Nataru

    Mendag Pastikan Harga Pangan Tak Naik Jelang Nataru

    Bisnis.com, JAKARTA —  Kementerian Perdagangan (Kemendag) memastikan harga bahan pangan menjelang perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru) tetap stabil.

    Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengatakan saat ini harga pangan masih normal dan tidak ada indikasi kenaikan signifikan.

    “Kan normal semua [harga pangan jelang Nataru], besok saya mau ke Solo mau ngecek harga [pangan]. Sementara sih normal semua,” kata Budi di Kantor Kemendag, Jakarta, Jumat (28/11/2025).

    Budi juga menegaskan ketersediaan bahan pangan tidak menjadi masalah menjelang momentum Nataru. Adapun, Budi menuturkan pemerintah sudah berkoordinasi dengan pemerintah daerah terkait stok dan harga pangan.

    Ke depan, pemerintah juga akan melakukan rapat koordinasi pada 8 Desember 2025 dengan para distributor dan pemasok untuk memastikan pasokan pangan cukup menjelang Nataru.

    Meski begitu, menurutnya, masyarakat tidak perlu khawatir akan kenaikan harga pangan. “Normal [harga pangan],” terangnya.

    Jika menengok Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) pada Jumat (28/11/2025) pukul 15.17 WIB, rata-rata harga aneka beras mengalami penurunan secara nasional di tingkat konsumen.

    Secara terperinci, rata-rata harga beras medium mencapai Rp13.506 per kilogram, beras premium dibanderol Rp15.555 per kilogram, dan beras SPHP senilai Rp12.467 per kilogram.

    Untuk komoditas lainnya, seperti bawang merah secara nasional harga rata-ratanya dibanderol Rp42.080 per kilogram, sedangkan rata-rata harga bawang putih bonggol adalah sebesar Rp37.183 per kilogram.

    Sementara itu, rata-rata harga cabai rawit merah dibanderol Rp49.155 per kilogram, cabai merah keriting Rp58.389 per kilogram, dan cabai merah besar sebesar Rp55.049 per kilogram.

  • PIHPS: Harga cabai rawit Rp27.500/kg, telur ayam Rp28.000/kg

    PIHPS: Harga cabai rawit Rp27.500/kg, telur ayam Rp28.000/kg

    Jakarta (ANTARA) – Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional yang dikelola Bank Indonesia mencatat harga pangan komoditas cabai rawit merah mencapai Rp27.500 per kilogram (kg), sedangkan telur ayam ras Rp28.000 per kg.

    Berdasarkan data dari PIHPS yang dilansir di Jakarta, Selasa pukul 07.44 WIB selain cabai rawit merah dan telur ayam ras, tercatat harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional lainnya, yakni bawang merah Rp38.750 per kg, begitu pun bawang putih di harga Rp38.750 per kg.

    Selain itu beras kualitas bawah I di harga Rp12.000 per kg, begitu pun beras kualitas bawah II Rp12.500 per kg. Sedangkan beras kualitas medium I Rp15.500 per kg, dan beras kualitas medium II di harga Rp14.750 per kg.

    Lalu, beras kualitas super I di harga Rp16.000 per kg, dan beras kualitas super II Rp16.500 per kg.

    Selanjutnya, PIHPS mencatat harga cabai merah besar mencapai Rp42.500 per kg, cabai merah keriting Rp43.750 per kg, dan cabai rawit hijau Rp41.950 per kg.

    Kemudian, daging ayam ras di harga Rp29.750 per kg, daging sapi kualitas I Rp135.000 per kg, begitu pun daging sapi kualitas II di harga Rp135.000 per kg.

    Harga komoditas berikutnya yakni gula pasir kualitas premium tercatat Rp15.500 per kg, gula pasir lokal Rp18.500 per kg.

    Sementara itu, minyak goreng curah di harga Rp18.000 per liter, minyak goreng kemasan bermerek I di harga Rp21.500 per liter, serta minyak goreng kemasan bermerek II di harga Rp20.500 per liter.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Abdul Hakim Muhiddin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pecinta Mi Wajib Tahu! Ini Dia Jenis-Jenis Ramen Terpopuler di Jepang

    Pecinta Mi Wajib Tahu! Ini Dia Jenis-Jenis Ramen Terpopuler di Jepang

    YOGYAKARTA – Ramen bukan sekadar mi dalam kuah, tetapi sebuah seni kuliner yang kompleks. Memiliki banyak variasi dan gaya, memahami jenis-jenis ramen adalah langkah awal untuk menikmati hidangan ikonik Jepang ini secara maksimal.

    Jangan sampai pengalaman bersantap Anda terbatas pada menu yang itu-itu saja. Mari kita selami lebih dalam perbedaan antara kuah legendaris, mulai dari Tonkotsu yang creamy hingga Shoyu yang savory.

    Jenis-Jenis Ramen Terpopuler di Jepang

    Ramen yang dikenal sebagai comfort food utama Jepang, telah menjadi sensasi kuliner global dengan ciri khas mi kenyal, topping yang menggugah selera, dan kuah yang mengepul.

    Namun, esensi sejati hidangan tercinta ini terletak pada keragaman kaldu kuahnya. Jauh berbeda dari bubuk rasa ayam instan, kuah ramen tradisional Jepang menawarkan spektrum rasa yang penuh, tergantung pilihan Anda dari menu.

    Untuk itu, mari kita kupas tuntas perbedaan mendasar dari empat kuah ramen utama yang menjadi fondasi kuliner ini. Dilansir dari laman Institute of Culinary Education, berikut ini beberapa di antaranya:

    Berasal dari kota metropolitan Tokyo yang ramai, Shoyu ramen melambangkan perpaduan antara kesederhanaan dan kecanggihan. Kuah yang jernih dan kaya umami ini dibumbui dengan kecap asin, menciptakan perpaduan rasa yang harmonis.

    Kuah ramen ini dibuat dengan merebus tulang ayam dan babi, kemudian ditambahkan kecap asin untuk profil rasa yang gurih dan aromatik. Shoyu ramen sering disajikan dengan irisan chashu (daging babi rebus), menma (rebung fermentasi), daun bawang, dan nori (rumput laut).

    Di jantung Hokkaido, Shio ramen berdiri sebagai bukti lain dari seni kehalusan. Varietas ramen yang menyegarkan ini menawarkan kuah bening yang dibumbui dengan garam, memungkinkan esensi rasa kaldu alami bersinar dengan kejernihan maksimal.

    Baca juga artikel yang membahas Mengenal Omakase, Seni Kuliner yang Mempertaruhkan Skill Koki

    Kaldu shio ramen biasanya dibuat dari tulang ayam atau babi. Kemudian garam laut berkualitas tinggi ditambahkan dengan hati-hati, memungkinkan rasa asin alami mendominasi tanpa berlebihan. Karena kuahnya yang ringan, topping yang dipilih pun minimalis, seperti tauge renyah, wakame, dan irisan kamaboko (kue ikan).

    Menjadi ramen terkenal yang juga berasal dari Hokkaido, Miso ramen menawarkan pergeseran dari kuah transparan, terjun ke dunia umami yang tebal dan kaya.

    Profil rasa yang kuat dari miso ramen dibuat menggunakan pasta kedelai fermentasi, atau miso, yang memberikan kedalaman rasa yang khas pada kaldu.

    Sementara itu, kuah dibuat dengan merebus tulang babi atau ayam, kemudian pasta miso dibumbui ditambahkan untuk menciptakan dasar yang kental dan beraroma.

    Miso ramen sering dilengkapi dengan jagung mentega, irisan chashu, dan mayu (minyak bawang putih hitam), yang menyatu indah dengan kuah kaya rasa ini.

    Di Fukuoka, Tonkotsu ramen memiliki ciri khas kuah putih susu yang kental dan creamy. Rahasia di balik konsistensinya yang mewah adalah proses merebus tulang babi selama berjam-jam (bisa mencapai 16 jam atau lebih).

    Proses pembuatan kaldu tonkotsu dengan mengekstrak semua kolagen dan lemak, sehingga menghasilkan kaldu yang kaya, mengenyangkan, dan bertekstur beludru. Karena kekayaan rasanya, kuah ini sering dipasangkan dengan topping tradisional seperti irisan chashu, minyak bawang putih hitam, jahe acar, dan daun bawang cincang halus.

    Selain pembahasan mengenai jenis-jenis ramen, ikuti artikel-artikel menarik lainnya di  VOI, untuk mendapatkan kabar terupdate jangan lupa follow dan pantau terus semua akun sosial media kami! 

  • PIHPS: Harga bawang merah Rp42.550/kg, cabai rawit Rp49.800/kg

    PIHPS: Harga bawang merah Rp42.550/kg, cabai rawit Rp49.800/kg

    Jakarta (ANTARA) – Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional yang dikelola Bank Indonesia mencatat harga pangan komoditas bawang merah mencapai Rp42.550 per kilogram (kg), sedangkan cabai rawit merah Rp49.800 per kg.

    Berdasarkan data dari PIHPS yang dilansir di Jakarta, Sabtu pukul 10.30 WIB, menunjukkan selain bawang merah dan cabai rawit merah, tercatat harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional lainnya, yakni bawang putih di harga Rp38.900 per kg.

    Selain itu, beras kualitas bawah I di harga Rp14.400 per kg, begitu pun beras kualitas bawah II Rp14.300 per kg.

    Sedangkan, beras kualitas medium I Rp15.850 per kg, dan beras kualitas medium II di harga Rp15.700 per kg.

    Lalu, beras kualitas super I di harga Rp17.050 per kg, dan beras kualitas super II Rp16.550 per kg.

    Selanjutnya, PIHPS mencatat harga cabai merah besar mencapai Rp57.350 per kg, cabai merah keriting Rp56.650 per kg, dan cabai rawit hijau Rp40.200 per kg.

    Kemudian, daging ayam ras di harga Rp39.550 per kg, daging sapi kualitas I Rp141.400 per kg, begitu pun daging sapi kualitas II di harga Rp133.050 per kg.

    Harga komoditas berikutnya yakni gula pasir kualitas premium tercatat Rp19.800 per kg, gula pasir lokal Rp18.050 per kg.

    Sementara itu, minyak goreng curah di harga Rp18.650 per liter, minyak goreng kemasan bermerek I di harga Rp22.400 per liter, serta minyak goreng kemasan bermerek II di harga Rp21.400 per liter.

    PIHPS juga mencatat harga telur ayam ras di harga Rp31.600 per kilogram.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Harga Pangan Hari Ini (20/11): Beras hingga Minyak Goreng Kompak Turun

    Harga Pangan Hari Ini (20/11): Beras hingga Minyak Goreng Kompak Turun

    Bisnis.com, JAKARTA — Mayoritas harga rata-rata nasional komoditas pangan kompak mengalami penurunan pada hari ini, (20/11/2025). Mulai dari beras, cabai, hingga minyak goreng mencatatkan tren penurunan.

    Mengacu pada data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional pada pukul 08.10 WIB, harga beras kualitas bawah I tercatat turun 6,57% menjadi Rp13.500 per kilogram (kg), sedangkan beras kualitas bawah II turun 9,52% menjadi Rp12.850 per kg.

    Selanjutnya, beras kualitas medium I turun 5,68% menjadi Rp14.950 per kg, serta beras kualitas medium II turun 8,6% menjadi Rp14.350 per kg.

    Kemudian, beras kualitas super I turun 8,5% menjadi Rp15.600 per kg dan beras kualitas super II turun 7,85% menjadi Rp15.250 per kg.

    Aneka bumbu dapur seperti bawang merah ukuran sedang turun 5,91% menjadi Rp39.000 per kg, bersamaan dengan bawang putih ukuran sedang turun 14,03% menjadi Rp33.100 per kg.

    Cabai merah besar turun cukup signifikan 22,32% menjadi Rp44.050 per kg, cabai keriting turun 34,07% menjadi Rp36.000 per kg, cabai rawit hijau turun 41,54% menjadi Rp21.950 per kg, dan cabai rawit merah turun 36,79% menjadi Rp26.800 per kg.

    Kemudian, komoditas pangan sumber protein hewani seperti daging ayam ras segar turun 10,51% menjadi Rp33.650 per kg, diikuti harga telur ayam ras segar turun 10,83% menjadi Rp28.000 per kg.

    Daging sapi kualitas 1 tercatat turun 12,14% menjadi Rp123.750 per kg, dan daging sapi kualitas 2 turun 10,41% menjadi Rp118.750 per kg.

    Minyak goreng curah turun tipis 0,8% menjadi Rp18.500 per kg, minyak goreng kemasan bermerek 1 turun 3,12% menjadi Rp21.750 per kg, dan minyak goreng kemasan bermerek 2 turun 7,26% menjadi Rp19.800 per kg.

    Terakhir, gula pasir kualitas premium turun 8,86% menjadi Rp18.000 per kg, sedangkan gula pasir lokal turun 6,65% menjadi Rp16.850 per kg.

  • Wamendag Tinjau Pasar Besar Madiun, Pastikan Harga Pangan Stabil Jelang Nataru

    Wamendag Tinjau Pasar Besar Madiun, Pastikan Harga Pangan Stabil Jelang Nataru

    Madiun (beritajatim.com) – Wakil Menteri Perdagangan RI Dyah Roro Putri meninjau langsung stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok di Pasar Besar Kota Madiun, Senin (17/11/2025). Kunjungan ini dilakukan bersama Wakil Wali Kota Madiun, jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD), serta rombongan Kementerian Perdagangan untuk memastikan kesiapan pasokan jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru).

    Dalam kunjungannya, Dyah Roro menegaskan bahwa pemerintah pusat terus memantau pergerakan harga di berbagai daerah sebagai langkah mitigasi gejolak pasar. Ia menyampaikan bahwa setiap komoditas yang ditemukan dijual di atas harga acuan atau harga eceran tertinggi (HET) akan dicatat dan dipetakan untuk perbaikan distribusi ke depannya.

    “Salah satu langkah kami adalah memastikan harga aman dan stabil. Kalau ada harga di atas acuan atau HET, kita akan catat dan mapping bagaimana memperbaiki distribusinya,” jelasnya di sela-sela pemantauan.

    Wamendag juga mengapresiasi inovasi Pemerintah Kota Madiun melalui keberadaan Warung Tekan Inflasi yang berada di depan Pasar Besar. Ia menyebut inovasi ini tidak dimiliki semua daerah dan berfungsi menjaga harga tetap stabil ketika stok pasar menipis.

    “Ini inovasi yang patut diapresiasi. Ketika stok di pasar habis, masih ada pasokan dari warung ini. Stok terjaga, harga tidak naik,” ujarnya.

    Sejumlah komoditas strategis seperti minyak goreng, beras, bawang merah, bawang putih, dan buah-buahan dilaporkan dalam kondisi stabil. Dyah Roro memastikan kebutuhan masyarakat menjelang Nataru terpenuhi.

    “Tadi minyak stabil, beras stabil, bawang-bawangan juga stabil. Menjelang Nataru semuanya aman sehingga kebutuhan masyarakat terpenuhi,” katanya.

    Terkait kenaikan harga telur di beberapa wilayah, Wamendag menjelaskan kenaikan tersebut berkaitan dengan meningkatnya kebutuhan untuk program prioritas pemerintah, termasuk bantuan pangan MBG. Program ini disebut memberi dampak positif bagi pedagang karena memastikan permintaan rutin.

    “Program MBG ini prioritas Pak Presiden. Pedagang sekarang punya langganan tetap, salah satunya SPPG. Tantangannya menjaga keseimbangan antara kebutuhan lintas daerah dan pasokan untuk masyarakat luas,” terangnya.

    Dyah Roro menegaskan bahwa pemerintah akan memperkuat koordinasi lintas kementerian apabila ke depan ditemukan kendala ketersediaan maupun distribusi. Kerja sama dengan Badan Pangan Nasional juga akan dioptimalkan untuk memantau komoditas non-minyak goreng demi menjaga stabilitas harga di seluruh daerah.

    “Sinergi lintas kementerian adalah kunci, dan itu yang diharapkan Bapak Presiden kepada kami,” pungkasnya. [rbr/beq]

  • Mayoritas Harga Pangan Turun Pekan Ini, dari Beras, Bawang hingga Telur Ayam

    Mayoritas Harga Pangan Turun Pekan Ini, dari Beras, Bawang hingga Telur Ayam

    Bisnis.com, JAKARTA – Harga pangan sebagian besar mengalami penurunan secara rata-rata nasional pada pekan kedua November 2025. Adapun, harga pangan yang turun yaitu beras, bawang, hingga telur. 

    Menurut data Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), periode Senin (10/11/2025) hingga Minggu (12/10/2025) pukul 09.00 WIB, harga beras medium turun 0,43% menjadi Rp13.555 per kg dibandingkan pekan lalu.

    Hal yang sama terjadi pada harga beras premium yang turun sebesar 0,33% menjadi Rp15.560 per kg, dan harga beras SPHP turun 0,1% menjadi Rp12.470 per kg.

    Komoditas pangan yang harganya juga turun yaitu bawang putih bonggol turun 0,14% menjadi Rp36.783 per kg sedangkan bawang merah naik 0,03% menjadi Rp39.307 per kg.

    Harga cabai merah keriting yang naik 1,06% menjadi Rp52.936 per kg, dan harga cabai rawit merah naik 2,18% menjadi Rp38.555 per kg.

    Di sisi lain, kedelai biji kering impor naik harganya 0,09% menjadi Rp10.695 per kg dan harga jagung tingkat peternak naik 0,13% menjadi Rp6.835 per kg.

    Di samping itu, harga telur ayam ras turun 0,01% menjadi Rp30.450 per kg. Sementara, harga daging ayam ras turun 0,39% menjadi Rp37.006 per kg.

    Selanjutnya, harga daging sapi murni turun 0,03% menjadi sebesar Rp135.127 per kg. Di sisi lain, harga gula konsumsi naik 0,5% menjadi Rp17.996 per kg.

    Sementara itu, harga minyak goreng kemasan sederhana berada di angka Rp20.937 per liter atau turun 0,09% dari hari sebelumnya.

    Di sisi lain, harga tepung terigu curah turun 0,02% menjadi Rp9.753 per kg. Sedangkan, minyak goreng curah naik 0,06% menjadi Rp17.501 per liter.

    Berbagai jenis ikan seperti ikan kembung, ikan tongkol, dan ikan bandeng memiliki harga bervariasi. Harga ikan kembung hari ini yaitu Rp42.914 per kg atau naik 1,8% dari pekan sebelumnya.

    Sementara itu, harga ikan tongkol naik 1,7% menjadi Rp35.238 per kg dan ikan bandeng naik 0,98% menjadi Rp35.619 per kg.

  • Harga Pangan Hari Ini 15 November 2025: Bawang, Beras, dan Telur Kompak Turun

    Harga Pangan Hari Ini 15 November 2025: Bawang, Beras, dan Telur Kompak Turun

    Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah harga pangan hari ini mengalami penurunan secara rata-rata nasional. Penurunan harga pangan terjadi pada komoditas beras, bawang, minyak goreng hingga telur ayam. 

    Berdasarkan data Panel Harga Pangan Bapanas, Sabtu (15/11/2025) pukul 11.00 WIB harga beras premium turun 1,08% menjadi Rp15.460 per kg, dan beras medium turun 1,12% menjadi Rp13.478 per kg hari ini.

    Hal serupa juga terjadi pada harga beras SPHP yang turun berada dikisaran Rp12.434 per kg atau naik tipis 0,3% dibandingkan hari sebelumnya. 

    Harga cabai merah keriting turun 0,3% menjadi Rp52.523 per kg. Harga cabai merah besar turun 3,28% menjadi Rp51.318 per kg dan harga cabai rawit merah turun 3,41% menjadi Rp38.267 per kg. 

    Di sisi lain, harga bawang putih bonggol turun secara nasional sebesar 1,39% menjadi Rp36.450 per kg dari hari sebelumnya dan harga bawang merah turun 1,59% menjadi Rp38.875 per kg. 

    Komoditas daging sapi murni naik 0,01% menjadi Rp135.331 per kg. Harga daging ayam ras turun 0,11% menjadi Rp37.182 per kg dan harga telur ayam ras turun 0,73% menjadi Rp30.286 per kg.

    Sementara itu, harga kedelai biji kering (impor) turun 0,21% menjadi Rp10.706 per kg sedangkan harga gula konsumsi turun 0,8% menjadi Rp17.936 per kg. 

    Lebih lanjut, harga minyak goreng kemasan turun 0,92% Rp20.853 per kg dan harga minyak goreng curah naik 0,71% menjadi Rp17.433 per kg. 

    Komoditas pangan lainnya yaitu harga tepung terigu curah turun 1,21% menjadi Rp9.707 per kg dan harga tepung terigu kemasan turun 1,07% menjadi Rp12.983 per kg. Harga jagung tingkat peternak turun 1,78% menjadi Rp6.733 per kg. 

    Di samping itu, harga pangan ikan hari ini bervariasi. Adapun, harga ikan kembung naik 0,62% menjadi Rp43.451 per kg dan ikan tongkol turun 0,18% menjadi Rp35.250 per kg, sementara ikan bandeng turun 0,64% menjadi Rp35.481 per kg.