Produk: bawang putih

  • PIHPS: Harga cabai rawit Rp72.700/kg, telur ayam Rp32.350/kg

    PIHPS: Harga cabai rawit Rp72.700/kg, telur ayam Rp32.350/kg

    Jakarta (ANTARA) – Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional yang dikelola Bank Indonesia mencatat harga pangan komoditas cabai rawit merah mencapai Rp72.700 per kilogram (kg), sedangkan telur ayam ras Rp32.350 per kg.

    Berdasarkan data dari PIHPS yang dilansir di Jakarta, Sabtu, pukul 08.10 WIB, selain cabai rawit merah dan telur ayam ras, tercatat harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional lainnya, yakni bawang merah Rp49.250 per kg, lalu bawang putih di harga Rp39.700 per kg.

    Selain itu, beras kualitas bawah I di harga Rp14.350 per kg, beras kualitas bawah II Rp14.300 per kg. Sedangkan beras kualitas medium I Rp15.850 per kg, dan beras kualitas medium II di harga Rp15.700 per kg.

    Lalu, beras kualitas super I di harga Rp17.050 per kg, dan beras kualitas super II Rp16.600 per kg.

    Selanjutnya, PIHPS mencatat harga cabai merah besar mencapai Rp58.100 per kg, cabai merah keriting Rp62.900 per kg, dan cabai rawit hijau Rp54.050 per kg.

    Kemudian, daging ayam ras di harga Rp40.550 per kg, daging sapi kualitas I Rp141.050 per kg, daging sapi kualitas II di harga Rp132.950 per kg.

    Harga komoditas berikutnya yakni gula pasir kualitas premium tercatat Rp19.800 per kg, gula pasir lokal Rp18.100 per kg.

    Sementara itu, minyak goreng curah di harga Rp18.750 per liter, minyak goreng kemasan bermerek I di harga Rp22.450 per liter, serta minyak goreng kemasan bermerek II di harga Rp21.450 per liter.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • PIHPS: Harga cabai rawit Rp72.700/kg, telur ayam Rp32.350/kg

    PIHPS: Harga cabai rawit Rp72.700/kg, telur ayam Rp32.350/kg

    Jakarta (ANTARA) – Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional yang dikelola Bank Indonesia mencatat harga pangan komoditas cabai rawit merah mencapai Rp72.700 per kilogram (kg), sedangkan telur ayam ras Rp32.350 per kg.

    Berdasarkan data dari PIHPS yang dilansir di Jakarta, Sabtu, pukul 08.10 WIB, selain cabai rawit merah dan telur ayam ras, tercatat harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional lainnya, yakni bawang merah Rp49.250 per kg, lalu bawang putih di harga Rp39.700 per kg.

    Selain itu, beras kualitas bawah I di harga Rp14.350 per kg, beras kualitas bawah II Rp14.300 per kg. Sedangkan beras kualitas medium I Rp15.850 per kg, dan beras kualitas medium II di harga Rp15.700 per kg.

    Lalu, beras kualitas super I di harga Rp17.050 per kg, dan beras kualitas super II Rp16.600 per kg.

    Selanjutnya, PIHPS mencatat harga cabai merah besar mencapai Rp58.100 per kg, cabai merah keriting Rp62.900 per kg, dan cabai rawit hijau Rp54.050 per kg.

    Kemudian, daging ayam ras di harga Rp40.550 per kg, daging sapi kualitas I Rp141.050 per kg, daging sapi kualitas II di harga Rp132.950 per kg.

    Harga komoditas berikutnya yakni gula pasir kualitas premium tercatat Rp19.800 per kg, gula pasir lokal Rp18.100 per kg.

    Sementara itu, minyak goreng curah di harga Rp18.750 per liter, minyak goreng kemasan bermerek I di harga Rp22.450 per liter, serta minyak goreng kemasan bermerek II di harga Rp21.450 per liter.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Harga Pangan Hari Ini 5 Desember: Harga Beras Premium & Medium Kompak Turun

    Harga Pangan Hari Ini 5 Desember: Harga Beras Premium & Medium Kompak Turun

    Bisnis.com, JAKARTA — Harga rata-rata nasional komoditas pangan di Indonesia menunjukkan pergerakan beragam pada hari ini, Jumat (5/12/2025) dibandingkan dengan hari sebelumnya.

    Berdasarkan laman panel harga pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) pukul 08.30 WIB, harga rata-rata beras premium di Tanah Air turun 1,26% menjadi Rp15.329 per kilogram dibandingkan kemarin.

    Harga beras medium juga turun 1,83% ke Rp13.252 per kilogram, sedangkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Perum Bulog lebih murah 0,4/65% ke Rp12.366 per kilogram.

    Komoditas lainnya seperti jagung peternak turun 3,52% ke Rp6.632 per kilogram, serta kedelai biji kering impor turun 2,51% menjadi Rp10.457 per kilogram. Sementara itu, bawang merah turun 2,54% ke Rp44.158 per kilogram, sedangkan bawang putih bonggol juga lebih murah 2,96% ke Rp36.136 per kilogram.

    Harga aneka cabai juga menurun. Cabai merah keriting turun 2,82% ke Rp58.349 per kilogram, cabai merah besar turun 6,24% ke Rp51.980 per kilogram, dan cabai rawit merah turun 1,05% menjadi Rp62.778 per kilogram.

    Sementara itu, harga daging sapi murni turun 0,34% menjadi Rp134.558 per kilogram. Harga daging ayam ras naik 0,29% ke Rp39.306 per kilogram, sementara telur ayam ras naik 0,35% menjadi Rp30.964 per kilogram.

    Lebih lanjut, harga gula konsumsi terpantau turun 0,47% ke Rp17.893 per kilogram, garam konsumsi turun 4,54% ke Rp10.911 per kilogram, tepung terigu curah turun 2,56% ke Rp9.433 dan tepung terigu kemasan turun 4,75% ke Rp12.258.

    Untuk minyak goreng, harga kemasan dan curah masing-masing turun 2,10% dan turun 0,80% menjadi Rp20.428 dan Rp17.443 per liter. Sementara itu, Minyakita turun 2,94% menjadi Rp16.996 per liter.

    Perubahan harga juga terjadi pada daging kerbau segar lokal yang naik 1,68% ke Rp140.588 per kilogram, serta daging kerbau beku impor yang turun 5,83% ke Rp100.290 per kilogram.

    Adapun, harga komoditas ikan bergerak beragam. Ikan kembung naik 3,01% ke Rp43.901 per kilogram, ikan tongkol turun 0,20% ke Rp35.023 per kilogram, sedangkan ikan bandeng turun 2,58% menjadi Rp34.331 per kilogram.

  • PIHPS: Harga cabai rawit Rp70.500/kg, telur ayam Rp32.250/kg

    PIHPS: Harga cabai rawit Rp70.500/kg, telur ayam Rp32.250/kg

    Jakarta (ANTARA) – Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional yang dikelola Bank Indonesia mencatat harga pangan komoditas cabai rawit merah mencapai Rp70.500 per kilogram (kg), sedangkan telur ayam ras Rp32.250 per kg.

    Berdasarkan data dari PIHPS yang dilansir di Jakarta, Jumat pukul 07.58 WIB selain cabai rawit merah dan telur ayam ras, tercatat harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional lainnya, yakni bawang merah Rp48.400 per kg, lalu bawang putih di harga Rp39.050 per kg.

    Selain itu beras kualitas bawah I di harga Rp14.300 per kg, beras kualitas bawah II Rp14.150 per kg. Sedangkan beras kualitas medium I Rp15.800 per kg, dan beras kualitas medium II di harga Rp15.700 per kg.

    Lalu, beras kualitas super I di harga Rp17.000 per kg, dan beras kualitas super II Rp16.550 per kg.

    Selanjutnya, PIHPS mencatat harga cabai merah besar mencapai Rp59.100 per kg, cabai merah keriting Rp63.150 per kg, dan cabai rawit hijau Rp53.450 per kg.

    Kemudian, daging ayam ras di harga Rp40.300 per kg, daging sapi kualitas I Rp140.800 per kg, daging sapi kualitas II di harga Rp132.900 per kg.

    Harga komoditas berikutnya yakni gula pasir kualitas premium tercatat Rp19.800 per kg, gula pasir lokal Rp18.050 per kg.

    Sementara itu, minyak goreng curah di harga Rp18.550 per liter, minyak goreng kemasan bermerek I di harga Rp22.400 per liter, serta minyak goreng kemasan bermerek II di harga Rp21.450 per liter.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • DPRD ingatkan DKI jaga stok pangan jelang Nataru

    DPRD ingatkan DKI jaga stok pangan jelang Nataru

    Jakarta (ANTARA) – Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Nova Harivan Paloh meminta Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (KPKP) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) bidang pangan untuk mengevaluasi kondisi stok menjelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.

    “Harus menjadi evaluasi, ke depannya perlu dipantau terus jangan sampai nanti harga pangan kita naik dan stok tersedia dengan aman,” kata Nova di Jakarta, Kamis.

    Menurut dia, Pemprov DKI perlu evaluasi menyeluruh terkait ketersediaan stok pangan jelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 sehingga kebutuhan pangan masyarakat Jakarta terpenuhi secara maksimal.

    Selain itu, Nova mengimbau Dinas KPKP dan BUMD untuk mengecek dan mengawasi pangan di pasar serta gudang secara berkala, mengingat perayaan Natal dan Tahun Baru tinggal menghitung hari.

    “Dinas KPKP dan BUMD harus melihat langsung operasi-operasi pasar terkait stabilitas harga dan kebutuhan stok pangan,” ujarnya.

    Bersamaan dengan itu, Nova memastikan Komisi B bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan meninjau langsung operasional stok pangan di pasar.

    “Nanti kita akan jadwalkan seperti biasanya bagaimana pengecekan terkait stok pangan ini,” ujarnya.

    Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo memastikan seluruh harga bahan pokok makanan, seperti beras dan sayur-sayuran di Jakarta saat ini masih stabil menjelang perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru).

    “Kita sudah memonitor hampir semua hal yang berkaitan dengan kebutuhan dasar, beras, sayur-mayur dan sebagainya, terutama cabai dan sebagainya, Jakarta relatif terkendalilah,” katanya.

    Selain itu, dia juga memastikan stok pangan di Jakarta masih terpenuhi dengan baik. “Mudah-mudahan sampai dengan akhir tahun juga akan terkendali,” kata Pramono.

    Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional yang dikelola oleh Bank Indonesia (BI) mencatat harga pangan komoditas cabai rawit merah mencapai Rp70.200 per kilogram (kg). Sedangkan telur ayam ras Rp32.450 per kg.

    Berdasarkan data PIHPS yang dilansir di Jakarta, Kamis pukul 09.15 WIB, selain cabai rawit merah dan telur ayam ras, harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional lainnya, yakni bawang merah Rp48.300 per kg dan bawang putih Rp39.650 per kg.

    Selain itu, beras kualitas bawah I pada harga Rp14.400, beras kualitas bawah II Rp14.300, beras kualitas medium I Rp15.850 dan beras kualitas medium II Rp15.700 per kg.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pramono sebut harga pangan di Jakarta stabil jelang Natal-Tahun Baru

    Pramono sebut harga pangan di Jakarta stabil jelang Natal-Tahun Baru

    Jakarta (ANTARA) – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo memastikan seluruh harga bahan pokok makanan, seperti beras dan sayur-sayuran di Jakarta saat ini masih stabil menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru.

    “Kita sudah memonitor hampir semua hal yang berkaitan dengan kebutuhan dasar, beras, sayur-mayur, dan sebagainya, terutama cabe dan sebagainya, Jakarta relatif terkendalilah. Mudah-mudahan sampai dengan akhir tahun juga akan terkendali,” kata Pramono di kawasan Jakarta Pusat, Kamis.

    Selain itu, dia juga memastikan stok pangan di Jakarta masih terpenuhi dengan baik.

    Di sisi lain, Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional yang dikelola oleh Bank Indonesia mencatat harga pangan komoditas cabai rawit merah mencapai Rp70.200 per kilogram (kg), sedangkan telur ayam ras Rp32.450 per kg.

    Berdasarkan data PIHPS yang dilansir di Jakarta, Kamis pukul 09.15 WIB, selain cabai rawit merah dan telur ayam ras, harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional lainnya, yakni bawang merah Rp48.300 per kg dan bawang putih Rp39.650 per kg.

    Selain itu, beras kualitas bawah I pada harga Rp14.400 per kg, beras kualitas bawah II Rp14.300 per kg, beras kualitas medium I Rp15.850 per kg, dan beras kualitas medium II Rp15.700 per kg.

    Sementara itu, harga beras kualitas super I Rp17.100 per kg dan beras kualitas super II Rp16.600 per kg.

    Selanjutnya, PIHPS juga mencatat harga cabai merah besar mencapai Rp58.950 per kg, cabai merah keriting Rp64.400 per kg, dan cabai rawit hijau Rp52.750 per kg.

    Kemudian, harga daging ayam ras Rp40.450 per kg, daging sapi kualitas I Rp141.200 per kg, dan daging sapi kualitas II Rp133.650 per kg.

    Komoditas berikutnya, yakni gula pasir kualitas premium seharga Rp19.850 per kg dan gula pasir lokal Rp18.150 per kg.

    Sementara itu, harga minyak goreng curah Rp18.700 per liter, minyak goreng kemasan bermerek I Rp22.400 per liter, serta minyak goreng kemasan bermerek II Rp21.500 per liter.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Harga Emas dan Pangan Lebih Stabil, Laju Inflasi November 2025 Diprediksi Tertahan

    Harga Emas dan Pangan Lebih Stabil, Laju Inflasi November 2025 Diprediksi Tertahan

    Bisnis.com, JAKARTA — Penurunan harga alias deflasi pada komoditas pangan strategis serta normalisasi harga emas perhiasan diprediksi menjadi faktor utama yang meredam laju inflasi November 2025.

    Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk. (BNLI) Josua Pardede mengungkapkan bahwa tekanan harga emas yang sempat melonjak tajam pada Oktober 2025 mulai kehilangan tenaganya. Dia pun meyakini inflasi inti, komponen yang mencerminkan kecenderungan harga jangka menengah, akan turun signifikan.

    “Pelemahan tekanan inflasi bulanan terutama berasal dari normalisasi harga emas. Lonjakan inflasi inti pada Oktober banyak didorong oleh kenaikan harga emas, sehingga pada November [2025] efek dorongnya mulai menghilang,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (30/11/2025).

    Josua memproyeksikan inflasi inti bulanan bakal turun tajam dari kisaran 0,39% menjadi hanya 0,11% (month to month/MtM).

    Selain emas, Josua menyoroti peran beras sebagai penyeimbang di kelompok harga bergejolak (volatile food). Meskipun ada tekanan musiman dari daging ayam dan bawang merah, perbaikan pasokan dan program stabilisasi pemerintah sukses menekan harga beras.

    “Kondisi ini sebagian diimbangi oleh deflasi beras seiring perbaikan pasokan, sehingga tekanan kenaikan harga pangan tidak sekuat beberapa bulan lalu,” tambahnya.

    Secara tahunan, Josua memprediksi inflasi berada di level 2,70% (year on year/YoY), turun tipis dari posisi bulan sebelumnya sebesar 2,86% (YoY).

    Sementara itu, Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) Andry Asmoro mencatat daftar komoditas pangan yang mengalami koreksi harga cukup dalam sehingga menjaga inflasi tetap rendah.

    Berdasarkan catatannya, cabai rawit menjadi komoditas dengan penurunan harga paling tajam, yakni mencapai -8,5%. Penurunan ini diikuti oleh komoditas pokok lain yang pasokannya mulai melimpah.

    “Harga bergejolak diperkirakan semakin melunak didukung deflasi beras [-1,2%], daging ayam [-0,9%], bawang putih [-0,8%], dan bawang merah [-1,2%],” jelas Asmo dalam keterangannya, dikutip pada Minggu (30/11/2025).

    Kombinasi antara koreksi harga pangan (food deflation) dan melambatnya harga emas ini membuat Andry memproyeksikan inflasi umum November 2025 akan melandai ke level 0,2% (MtM), lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 0,3% (MtM). Secara tahunan, Asmo mematok angka inflasi di level 2,7% (YoY).

    Adapun, Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan IHK periode November 2025 pada Senin (1/12/2025) esok.

    Konsensus Ekonom

    Konsensus ekonom memproyeksikan inflasi turun moderat pada November 2025, baik secara bulanan maupun tahunan.

    15 ekonom yang dihimpun Bloomberg memproyeksikan median atau nilai tengah IHK pada November 2025 mengalami inflasi sebesar 0,20% secara bulanan (MtM). Nilai tersebut turun dibandingkan realisasi inflasi sebesar 0,28% (MtM) pada bulan sebelumnya atau Oktober 2025.

    Adapun estimasi tertinggi diberikan oleh Ekonom PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN) Hosianna Evalita Situmorang sebesar 0,29% (MtM). Sementara estimasi terendah disampaikan oleh Ekonom Australia & New Zealand Banking Group Ltd Krystal Tan sebesar 0,10% (MtM).

    Sedangkan secara tahunan (YoY), 25 ekonom memproyeksi median IHK pada November 2025 berada di zona inflasi sebesar 2,74%. Nilai tersebut juga turun tipis dibandingkan realisasi inflasi sebesar 2,86% YoY pada Oktober 2025.

    Estimasi tertinggi terpantau berada di angka 2,9% yang dikeluarkan oleh Ekonom Oxford Economics Ltd Adam Ahmad Samdin. Sebaliknya, estimasi terendah di angka 2,60% oleh Goldman Sachs & Co LLC.

  • Ekonom Proyeksi Inflasi November 2025 Turun Moderat, Terpengaruh Harga Emas

    Ekonom Proyeksi Inflasi November 2025 Turun Moderat, Terpengaruh Harga Emas

    Bisnis.com, JAKARTA — Konsensus ekonom memproyeksikan inflasi turun moderat pada November 2025, baik secara bulanan maupun tahunan.

    Adapun, Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan Indeks Harga Konsumen (IHK) periode November 2025 pada Senin (1/12/2025) besok.

    Berdasarkan proyeksi 15 ekonom yang dihimpun Bloomberg, nilai tengah atau median IHK November 2025 mengalami inflasi sebesar 0,20% secara bulanan (month to month/MtM). Nilai tersebut turun dibandingkan realisasi inflasi sebesar 0,28% (MoM) pada bulan sebelumnya atau Oktober 2025.

    Adapun estimasi tertinggi diberikan oleh Ekonom PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN) Hosianna Evalita Situmorang sebesar 0,29% (MtM). Sementara estimasi terendah disampaikan oleh Ekonom Australia & New Zealand Banking Group Ltd Krystal Tan sebesar 0,10% (MtM).

    Sedangkan secara tahunan (year on year/YoY), 25 ekonom memproyeksi median IHK pada November 2025 berada di zona inflasi sebesar 2,74%. Nilai tersebut juga turun tipis dibandingkan realisasi inflasi sebesar 2,86% (YoY) pada Oktober 2025.

    Estimasi tertinggi terpantau berada di angka 2,9% yang dikeluarkan oleh Ekonom Oxford Economics Ltd Adam Ahmad Samdin. Sebaliknya, estimasi terendah di angka 2,60% oleh Goldman Sachs & Co LLC.

    Sementara itu, Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk. (BNLI) Josua Pardede memperkirakan IHK November 2025 mencatatkan inflasi sebesar 0,15% (MtM). Angka ini melambat dibandingkan realisasi Oktober 2025 yang mendekati 0,28% (MtM).

    Secara tahunan, Josua memprediksi inflasi berada di level 2,70% (YoY), turun tipis dari posisi bulan sebelumnya sebesar 2,86% (YoY).

    “Gambaran umumnya adalah inflasi tetap positif, tetapi dengan tekanan harga yang mulai mereda. Pelemahan tekanan inflasi bulanan ini terutama berasal dari normalisasi harga emas,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (30/11/2025).

    Josua menjelaskan, lonjakan inflasi inti pada Oktober 2025 lalu banyak didorong oleh kenaikan harga emas yang memuncak. Hanya saja pada November, efek dorong tersebut mulai menghilang, yang tecermin dari proyeksi inflasi inti bulanan yang diprediksi turun tajam dari kisaran 0,39% menjadi hanya 0,11%.

    Dari sisi harga bergejolak (volatile food), Josua melihat masih adanya tekanan inflasi ringan dari daging ayam ras, cabai, dan bawang merah akibat faktor musiman. Namun, kondisi ini diredam oleh deflasi beras seiring perbaikan pasokan dan program stabilisasi pemerintah.

    Senada, Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) Andry Asmoro memproyeksikan inflasi umum akan berada di level 0,2% MoM pada November 2025, melandai dari 0,3% (MtM) pada bulan sebelumnya. Secara tahunan, Asmo mematok angka inflasi di level 2,7% (YoY).

    Berbeda dengan Josua yang melihat kenaikan harga ayam, Asmo justru mencatat adanya deflasi pada sejumlah komoditas pangan utama.

    “Harga bergejolak diperkirakan semakin melunak, didukung oleh deflasi berkelanjutan pada komoditas pangan utama seperti beras [-1,2%], daging ayam [-0,9%], bawang putih [-0,8%], dan bawang merah [-1,2%],” jelas Asmo dalam keterangannya, dikutip Minggu (30/11/2025).

    Selain itu, dia menyoroti koreksi tajam pada harga cabai rawit sebesar -8,5% yang turut menjaga inflasi harga bergejolak tetap rendah.

    Meski tekanan harga melandai, Asmo mencatat adanya sedikit tekanan dari sisi permintaan, yang tercermin dari Mandiri Spending Index (MSI) yang naik 6,2% (MtM) pada awal kuartal IV/2025.

    Selain itu, kelompok harga yang diatur pemerintah (administered prices) diproyeksikan meningkat tipis didorong oleh kenaikan tarif angkutan udara jelang akhir tahun dan kenaikan harga bahan bakar non-subsidi.

  • Taiwan Lanjutkan Pemberdayaan Petani di Indonesia, Dukung Swasembada Pangan

    Taiwan Lanjutkan Pemberdayaan Petani di Indonesia, Dukung Swasembada Pangan

    Bisnis.com, JAKARTA — Taiwan dan Indonesia memperkuat kerja sama berupa transfer pengetahuan bidang pertanian dalam rangka mendukung program swasembada pangan yang digencarkan oleh Presiden Prabowo Subianto.

    Bruce Hung, Representative Taipei Economic and Trade Office (TETO) mengatakan bahwa kerja sama pendampingan petani untuk mengembangkan sektor pertanian sudah berlangsung 49 tahun atau sejak dimulainya program Taiwan Technical Mission (TTM) pada 1976.

    Melalui program ini, ahli pertanian Taiwan didatangkan langsung ke Indonesia untuk memberikan pembelajaran dan pendampingan petani lokal, mulai dari cara pemilihan benih yang baik, peningkatan produksi, hingga membangun jaringan pemasaran.

    “Sejak berdirinya Taiwan Technical Mission di Indonesia pada 1976, kami telah terlibat dalam pembelajaran bersama, dan berbagi kebahagiaan atas kemajuan dengan para petani di seluruh Indonesia,” ujarnya dalam sambutan kegiatan “Showcase of the Taiwan Technical Mission Achievements” yang digelar di Energy Building, Jakarta, Kamis (27/11/2025).

    Salah satu program TTM adalah pendampingan petani di Karawang untuk meningkatkan produksi beras serta pengembangan produk sayuran. Pendampingan serupa juga dilakukan di Sumatra Utara untuk peningkatan produksi bawang putih dan bawang merah.

    Menurut Bruce Hang, seiring dengan tantangan ketahanan pangan yang makin besar, Presiden Prabowo telah secara aktif mempromosikan kebijakan nasional Indonesia tentang swasembada pangan.

    Sejalan dengan arah ini, Taiwan akan meluncurkan dua proyek baru dengan Indonesia tahun 2026 di Sulawesi Selatan dan Jawa Barat. “Proyek-proyek ini akan berfokus pada produksi benih jagung dan sayuran untuk memperkuat sistem pemasaran,” jelas Bruce.

    Di sisi lain, menurut Bruce, sebanyak 400.000 warga negara Indonesia kini tinggal, belajar, dan bekerja di Taiwan sebagai bagian dari hubungan kerja sama yang baik antar-pemerintah. Ke depannya, Taiwan berkomitmen untuk menjadi mitra yang andal dalam pembangunan Indonesia.

    “Kami antusias untuk menjajaki peluang kerja sama di bidang pertanian, teknologi, pendidikan, pengembangan bakat, dan bidang lainnya. Sebagai anggota komunitas global yang aktif dan bertanggung jawab, Taiwan dapat membantu, dan saya yakin Indonesia dapat memimpin,” jelas Bruce.

    Hanafi Chaniago, Staf Ahli DPR sekaligus mantan Kepala Dinas Pertanian Karawang mengatakan program TTM awalnya bertujuan untuk meningkatkan produksi beras di daerah yang dikenal sebagai lumbung padi nasional tersebut. Produktivitas beras pun berhasil meningkat hingga mencapai 850.000 ton per tahun dari kebutuhan Karawang sebanyak 350.000 sehingga Karawang mengalami surplus beras sebanyak 500.000 ton.

    “Ketika program itu sudah selesai, TTM menanyakan kepada petani apa yang bisa dibantu. Petani berharap selanjutnya ada pelatihan menanam sayuran karena saat itu sayuran harus mendatangkan dari luar daerah,” ujarnya.

    Pemda Karawang kemudian menyediakan lahan seluas 2 hektare untuk proyek pengembangan sayuran dan buah-buahan sekaligus pendampingan kepada petani. Tidak hanya itu, TTM juga membangun green house, cold storage, serta menginisiasi pasar untuk menyerap produk sayuran.

    “TTM memperkenalkan sayuran yang belum pernah dikenal petani yaitu okra. Untuk pemasarannya ke supermarket seperti Papaya dan sejumlah supermarket di Jakarta,” ujar Hanafi.

    Isu Pangan Menjadi Penting

    Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Daniel Johan mengatakan bahwa isu pangan menjadi isu penting seiring dengan adanya perubahan iklim serta tantangan global. Jika persoalan pangan tidak menjadi perhatian serius untuk diantisipasi, menurut dia, dikhawatirkan tidak ada lagi petani di masa depan.

    Oleh karena itu, kerja sama Taiwan dengan Indonesia melalui pengiriman anak magang selama 2 tahun sangat membantu petani terutama di Kalimantan Barat dan Kebumen. “Peran Taiwan sangat penting di mana negara lain hanya bisa panen sekali, Indonesia menjadi tiga kali panen. Indonesia akan menjadi lumbung pangan dunia. Di sana ada peran strategis Taiwan,” katanya.

    Adapun, beberapa pencapaian dari proyek TTM ditampilkan dalam kegiatan tersebut. Program yang sudah berjalan di antaranya peningkatan sistem sayur dan buah-buahan di Kawarang pada 2019—2025 berhasil meningkatkan pendapatan petani hingga 240%, memperluas hingga 31 pasar, produksi sayur mendekati 80 ton per tahun, mengembangkan 50 hektare lahan dan mendampingi 108 petani.

    Kemudian proyek di Sumatra Utara mengembangkan produksi serta pemasaran bawang putih dan bawang merah pada 2023—2025. TTM berhasil mengembangkan 120 hektare lahan pertanian serta meningkatkan pendapatan petani sebesar 93%. Produksi bawang merah meningkat dari 1,6 ton per ha menjadi 10 ton per ha. Begitu juga dengan hasil bawang putih meningkat dari 3,5 ton per ha menjadi 5 ton per ha.

    Proyek di Sulawesi Selatan berlangsung pada 2021—2023 melalui program perluasan benih padi berkualitas. Program ini berhasil menyumbang 32% produksi benih padi berkualitas di daerah tersebut, memproduksi 4.765 ton benih padi pada 2023 serta meningkatkan pendapatan petani sebesar 24%. TTM berhasil mengembangkan 400 ha lahan dan membina sebanyak 300 petani.

    Proyek di Bali diselenggarakan melalui one village one project yang berlangsung pada 2011—2014 di dua lokasi yakni Kabupaten Badung berupa pengembangan asparagus dan Kabupaten Bangli mengembangkan buah jeruk. TTM berhasil membudidayakan 1.271.570 bibit asparagus dengan total produksi mencapai 128.472 kg dan berhasil memproduksi jeruk mencapai 79.129 kg. Total produksi kombinasi asparagus dan sayuran mencapai 170.527 kg.

  • Mendag Pastikan Harga Pangan Tak Naik Jelang Nataru

    Mendag Pastikan Harga Pangan Tak Naik Jelang Nataru

    Bisnis.com, JAKARTA —  Kementerian Perdagangan (Kemendag) memastikan harga bahan pangan menjelang perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru) tetap stabil.

    Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengatakan saat ini harga pangan masih normal dan tidak ada indikasi kenaikan signifikan.

    “Kan normal semua [harga pangan jelang Nataru], besok saya mau ke Solo mau ngecek harga [pangan]. Sementara sih normal semua,” kata Budi di Kantor Kemendag, Jakarta, Jumat (28/11/2025).

    Budi juga menegaskan ketersediaan bahan pangan tidak menjadi masalah menjelang momentum Nataru. Adapun, Budi menuturkan pemerintah sudah berkoordinasi dengan pemerintah daerah terkait stok dan harga pangan.

    Ke depan, pemerintah juga akan melakukan rapat koordinasi pada 8 Desember 2025 dengan para distributor dan pemasok untuk memastikan pasokan pangan cukup menjelang Nataru.

    Meski begitu, menurutnya, masyarakat tidak perlu khawatir akan kenaikan harga pangan. “Normal [harga pangan],” terangnya.

    Jika menengok Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) pada Jumat (28/11/2025) pukul 15.17 WIB, rata-rata harga aneka beras mengalami penurunan secara nasional di tingkat konsumen.

    Secara terperinci, rata-rata harga beras medium mencapai Rp13.506 per kilogram, beras premium dibanderol Rp15.555 per kilogram, dan beras SPHP senilai Rp12.467 per kilogram.

    Untuk komoditas lainnya, seperti bawang merah secara nasional harga rata-ratanya dibanderol Rp42.080 per kilogram, sedangkan rata-rata harga bawang putih bonggol adalah sebesar Rp37.183 per kilogram.

    Sementara itu, rata-rata harga cabai rawit merah dibanderol Rp49.155 per kilogram, cabai merah keriting Rp58.389 per kilogram, dan cabai merah besar sebesar Rp55.049 per kilogram.