Produk: bawang putih

  • Wapres Gibran pantau harga bahan pokok di pasar tradisional NTB

    Wapres Gibran pantau harga bahan pokok di pasar tradisional NTB

    Sudah beli lombok, bawang merah, gula aren, dan masih banyak lagi.

    Mataram (ANTARA) – Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka didampingi Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Muhamad Iqbal memantau harga sejumlah bahan pokok di pasar tradisional Kebon Roek, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram, Sabtu pagi.

    Kegiatan itu merupakan bagian dari agenda kunjungan kerja Wapres Gibran Rakabuming Raka selama dua hari sejak Jumat (1/2) hingga Sabtu di Provinsi NTB.

    Dalam kunjungan tersebut, Wapres Gibran terlihat berbelanja berbagai kebutuhan dapur, seperti bawang merah, bawang putih, lombok, gula aren, tempe, dan sejumlah bahan pangan lainnya.

    “Sudah beli lombok, bawang merah, gula aren, dan masih banyak lagi,” ujar Gibran sambil tersenyum kepada para pedagang dan warga yang menyambutnya dengan hangat.

    Kunjungan Wapres ke pasar tradisional di Mataram tersebut juga untuk meninjau situasi pasar, stabilitas harga bahan pokok sekaligus berinteraksi secara langsung dengan pedagang dan masyarakat setempat.

    Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal mengungkapkan antusiasme Wapres Gibran dalam membeli produk lokal menunjukkan kepedulian terhadap para petani dan pelaku usaha kecil di daerah.

    “Banyak banget belanjanya, soalnya pakai pesawat khusus. Jadi bisa angkut banyak barang. Semua hasil komoditas yang ada di Lombok dibeli oleh Pak Wapres,” ujarnya lagi.

    Salah satu pedagang bawang di Pasar Kebon Roek Istikomah mengaku sangat bangga, karena barang dagangannya dibeli langsung oleh Wapres.

    “Terima kasih Pak Wapres sudah beli dagangan saya. Saya sangat bangga dan senang sekali,” katanya pula.

    Pewarta: Nur Imansyah
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Harga bawang merah Rp46.278/kg, cabai rawit Rp49.642 /kg

    Harga bawang merah Rp46.278/kg, cabai rawit Rp49.642 /kg

    Cabai rawit merah, cabai merah keritng, dan bawang merah dijual pedagang di Pasar Rumput, Jakarta, Selasa (15/4/2025). ANTARA/Harianto

    Bapanas: Harga bawang merah Rp46.278/kg, cabai rawit Rp49.642 /kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Sabtu, 02 Agustus 2025 – 10:45 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga bawang merah tingkat konsumen Rp46.278 per kilogram (kg) dibandingkan sebelumnya Rp52.150 per kg, sedangkan cabai rawit merah Rp49.642 per kg turun dari sebelumnya Rp54.267 per kg.

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas di Jakarta, Sabtu pukul 07.50 WIB, harga pangan lainnya di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium di harga Rp16.309 per kg naik tipis dari sebelumnya Rp16.182 per kg.

    Lalu, beras medium di harga Rp14.340 per kg turun dari hari sebelumnya Rp14.434 per kg; beras Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) Rp12.606 per kg naik dari sebelumnya Rp12.601 per kg.

    Komoditas jagung Tk peternak tercatat Rp5.605 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp6.286 per kg; kedelai biji kering (impor) di harga Rp10.793 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp10.814 per kg.

    Berikutnya, bawang putih bonggol di harga Rp38.274 per kg turun dari hari sebelumnya Rp38.693 per kg.

    Selanjutnya, komoditas cabai merah keriting di harga Rp40.307 per kg turun dari sebelumnya Rp43.203 per kg; lalu cabai merah besar di harga Rp38.150 per kg turun dari sebelumnya Rp44.293 per kg.

    Lalu, daging sapi murni Rp131.612 per kg turun dari sebelumnya Rp134.823 per kg, daging ayam ras Rp35.894 per kg naik dari sebelumnya Rp35.279 per kg, lalu telur ayam ras Rp29.537 per kg turun dari sebelumnya 29.607 per kg.

    Gula konsumsi di harga Rp18.261 per kg naik dari sebelumnya tercatat Rp18.254 per kg.

    Kemudian, minyak goreng kemasan Rp20.359 per liter turun dari sebelumnya Rp20.883 per liter; minyak goreng curah Rp17.135 per liter turun dari sebelumnya Rp17.505 per liter; Minyakita Rp17.277 per liter turun dari sebelumnya Rp17.842 per liter.

    Selanjutnya, tepung terigu curah Rp9.495 per kg turun dari sebelumnya Rp9.763 per kg; lalu tepung terigu kemasan Rp12.883 per kg turun dari sebelumnya Rp12.959 per kg.

    Komoditas ikan kembung di harga Rp41.421 per kg turun dari sebelumnya Rp41.445 per kg; ikan tongkol Rp34.438 per kg naik dari sebelumnya Rp34.398 per kg; ikan bandeng Rp34.692 per kg naik dari sebelumnya Rp34.393 per kg.

    Selanjutnya, garam konsumsi di harga Rp11.376 per kg turun dari hari sebelumnya Rp11.581 per kg.

    Sementara itu, daging kerbau beku (impor) di harga Rp99.286 per kg turun dari sebelumnya Rp104.979 kg, daging kerbau segar lokal Rp140.000 per kg turun dari sebelumnya mencapai Rp141.744 per kg.

    Sumber : Antara

  • Bapanas: Harga bawang merah Rp46.278/kg, cabai rawit Rp49.642 /kg

    Bapanas: Harga bawang merah Rp46.278/kg, cabai rawit Rp49.642 /kg

    Jakarta (ANTARA) – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga bawang merah tingkat konsumen Rp46.278 per kilogram (kg) dibandingkan sebelumnya Rp52.150 per kg, sedangkan cabai rawit merah Rp49.642 per kg turun dari sebelumnya Rp54.267 per kg.

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas di Jakarta, Sabtu pukul 07.50 WIB, harga pangan lainnya di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium di harga Rp16.309 per kg naik tipis dari sebelumnya Rp16.182 per kg.

    Lalu, beras medium di harga Rp14.340 per kg turun dari hari sebelumnya Rp14.434 per kg; beras Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) Rp12.606 per kg naik dari sebelumnya Rp12.601 per kg.

    Komoditas jagung Tk peternak tercatat Rp5.605 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp6.286 per kg; kedelai biji kering (impor) di harga Rp10.793 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp10.814 per kg.

    Berikutnya, bawang putih bonggol di harga Rp38.274 per kg turun dari hari sebelumnya Rp38.693 per kg.

    Selanjutnya, komoditas cabai merah keriting di harga Rp40.307 per kg turun dari sebelumnya Rp43.203 per kg; lalu cabai merah besar di harga Rp38.150 per kg turun dari sebelumnya Rp44.293 per kg.

    Lalu, daging sapi murni Rp131.612 per kg turun dari sebelumnya Rp134.823 per kg, daging ayam ras Rp35.894 per kg naik dari sebelumnya Rp35.279 per kg, lalu telur ayam ras Rp29.537 per kg turun dari sebelumnya 29.607 per kg.

    Gula konsumsi di harga Rp18.261 per kg naik dari sebelumnya tercatat Rp18.254 per kg.

    Kemudian, minyak goreng kemasan Rp20.359 per liter turun dari sebelumnya Rp20.883 per liter; minyak goreng curah Rp17.135 per liter turun dari sebelumnya Rp17.505 per liter; Minyakita Rp17.277 per liter turun dari sebelumnya Rp17.842 per liter.

    Selanjutnya, tepung terigu curah Rp9.495 per kg turun dari sebelumnya Rp9.763 per kg; lalu tepung terigu kemasan Rp12.883 per kg turun dari sebelumnya Rp12.959 per kg.

    Komoditas ikan kembung di harga Rp41.421 per kg turun dari sebelumnya Rp41.445 per kg; ikan tongkol Rp34.438 per kg naik dari sebelumnya Rp34.398 per kg; ikan bandeng Rp34.692 per kg naik dari sebelumnya Rp34.393 per kg.

    Selanjutnya, garam konsumsi di harga Rp11.376 per kg turun dari hari sebelumnya Rp11.581 per kg.

    Sementara itu, daging kerbau beku (impor) di harga Rp99.286 per kg turun dari sebelumnya Rp104.979 kg, daging kerbau segar lokal Rp140.000 per kg turun dari sebelumnya mencapai Rp141.744 per kg.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Harga bawang merah Rp47.810/kg, cabai rawit Rp49.062/kg

    Harga bawang merah Rp47.810/kg, cabai rawit Rp49.062/kg

    Ilustrasi – Pedagang menunjukkan cabai rawit yang dijual di pasar. ANTARA FOTO/Abdan Syakura/Spt/aa

    Bapanas: Harga bawang merah Rp47.810/kg, cabai rawit Rp49.062/kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Jumat, 01 Agustus 2025 – 11:15 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga bawang merah tingkat konsumen Rp47.810 per kilogram (kg) dibandingkan sebelumnya Rp51.836 per kg, sedangkan cabai rawit merah Rp49.062 per kg turun dari sebelumnya Rp55.512 per kg.

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas di Jakarta, Jumat pukul 07.50 WIB, harga pangan lainnya di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium di harga Rp16.151 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp16.160 per kg.

    Lalu, beras medium di harga Rp14.346 per kg turun dari hari sebelumnya Rp14.413 per kg; beras Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) Rp12.647 per kg naik dari sebelumnya Rp12.610 per kg.

    Komoditas jagung tk peternak tercatat Rp5.691 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp6.487 per kg; kedelai biji kering (impor) di harga Rp10.605 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp10.792 per kg.

    Berikutnya, bawang putih bonggol di harga Rp37.506 per kg turun dari hari sebelumnya Rp38.766 per kg.

    Selanjutnya, komoditas cabai merah keriting di harga Rp39.046 per kg turun dari sebelumnya Rp43.452 per kg; lalu cabai merah besar di harga Rp36.812 per kg turun dari sebelumnya Rp44.047 per kg.

    Lalu, daging sapi murni Rp130.593 per kg turun dari sebelumnya Rp134.769 per kg, daging ayam ras Rp34.408 per kg turun dari sebelumnya Rp35.384 per kg, lalu telur ayam ras Rp29.311 per kg turun dari sebelumnya 29.608 per kg.

    Gula konsumsi di harga Rp18.224 per kg turun dari sebelumnya tercatat Rp18.251 per kg.

    Kemudian, minyak goreng kemasan Rp20.526 per liter turun dari sebelumnya Rp20.849 per liter; minyak goreng curah Rp17.035 per liter turun dari sebelumnya Rp17.527 per liter; Minyakita Rp17.173 per liter turun dari sebelumnya Rp17.482 per liter.

    Selanjutnya, tepung terigu curah Rp9.501 per kg turun dari sebelumnya Rp9.761 per kg; lalu tepung terigu kemasan Rp12.260 per kg turun dari sebelumnya Rp12.951 per kg.

    Komoditas ikan kembung di harga Rp39.722 per kg turun dari sebelumnya Rp41.472 per kg; ikan tongkol Rp33.718 per kg turun dari sebelumnya Rp34.499 per kg; ikan bandeng Rp34.068 per kg turun dari sebelumnya Rp34.853 per kg.

    Selanjutnya, garam konsumsi di harga Rp11.121 per kg turun dari hari sebelumnya Rp11.654 per kg.

    Sementara itu, daging kerbau beku (impor) di harga Rp98.750 per kg turun dari sebelumnya Rp105.632 kg, daging kerbau segar lokal Rp136.500 per kg turun dari sebelumnya mencapai Rp141.628 per kg.

    Sumber : Antara

  • Bapanas: Harga bawang merah Rp47.810/kg, cabai rawit Rp49.062/kg

    Bapanas: Harga bawang merah Rp47.810/kg, cabai rawit Rp49.062/kg

    Jakarta (ANTARA) – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga bawang merah tingkat konsumen Rp47.810 per kilogram (kg) dibandingkan sebelumnya Rp51.836 per kg, sedangkan cabai rawit merah Rp49.062 per kg turun dari sebelumnya Rp55.512 per kg.

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas di Jakarta, Jumat pukul 07.50 WIB, harga pangan lainnya di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium di harga Rp16.151 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp16.160 per kg.

    Lalu, beras medium di harga Rp14.346 per kg turun dari hari sebelumnya Rp14.413 per kg; beras Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) Rp12.647 per kg naik dari sebelumnya Rp12.610 per kg.

    Komoditas jagung tk peternak tercatat Rp5.691 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp6.487 per kg; kedelai biji kering (impor) di harga Rp10.605 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp10.792 per kg.

    Berikutnya, bawang putih bonggol di harga Rp37.506 per kg turun dari hari sebelumnya Rp38.766 per kg.

    Selanjutnya, komoditas cabai merah keriting di harga Rp39.046 per kg turun dari sebelumnya Rp43.452 per kg; lalu cabai merah besar di harga Rp36.812 per kg turun dari sebelumnya Rp44.047 per kg.

    Lalu, daging sapi murni Rp130.593 per kg turun dari sebelumnya Rp134.769 per kg, daging ayam ras Rp34.408 per kg turun dari sebelumnya Rp35.384 per kg, lalu telur ayam ras Rp29.311 per kg turun dari sebelumnya 29.608 per kg.

    Gula konsumsi di harga Rp18.224 per kg turun dari sebelumnya tercatat Rp18.251 per kg.

    Kemudian, minyak goreng kemasan Rp20.526 per liter turun dari sebelumnya Rp20.849 per liter; minyak goreng curah Rp17.035 per liter turun dari sebelumnya Rp17.527 per liter; Minyakita Rp17.173 per liter turun dari sebelumnya Rp17.482 per liter.

    Selanjutnya, tepung terigu curah Rp9.501 per kg turun dari sebelumnya Rp9.761 per kg; lalu tepung terigu kemasan Rp12.260 per kg turun dari sebelumnya Rp12.951 per kg.

    Komoditas ikan kembung di harga Rp39.722 per kg turun dari sebelumnya Rp41.472 per kg; ikan tongkol Rp33.718 per kg turun dari sebelumnya Rp34.499 per kg; ikan bandeng Rp34.068 per kg turun dari sebelumnya Rp34.853 per kg.

    Selanjutnya, garam konsumsi di harga Rp11.121 per kg turun dari hari sebelumnya Rp11.654 per kg.

    Sementara itu, daging kerbau beku (impor) di harga Rp98.750 per kg turun dari sebelumnya Rp105.632 kg, daging kerbau segar lokal Rp136.500 per kg turun dari sebelumnya mencapai Rp141.628 per kg.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Cabai rawit Rp53.432 per kg, bawang merah Rp47.238 per kg

    Cabai rawit Rp53.432 per kg, bawang merah Rp47.238 per kg

    Ilustrasi – Cabai merah keriting di daerah Tangerang Selatan, Banten, Selasa (29/7/2025). ANTARA/Harianto

    Bapanas: Cabai rawit Rp53.432 per kg, bawang merah Rp47.238 per kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Rabu, 30 Juli 2025 – 13:19 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga cabai rawit merah tingkat konsumen Rp53.432 per kilogram (kg) dibandingkan sebelumnya Rp57.077 per kg, sedangkan bawang merah Rp47.238 per kg turun dari sebelumnya Rp51.113 per kg. Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas di Jakarta, Rabu, pukul 08.53 WIB, harga pangan lainnya di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium di harga Rp15.989 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp16.140 per kg.

    Lalu, beras medium di harga Rp14.170 per kg turun dari hari sebelumnya Rp14.410 per kg, beras Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) Rp12.605 per kg naik tipis dari sebelumnya Rp12.586 per kg. Komoditas jagung Tk peternak tercatat Rp5.818 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp6.500 per kg, kedelai biji kering (impor) di harga Rp10.579 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp10.849 per kg.

    Berikutnya bawang putih bonggol di harga Rp38.122 per kg turun dari hari sebelumnya Rp38.907 per kg. Selanjutnya, komoditas cabai merah keriting di harga Rp42.511 per kg turun dari sebelumnya Rp43.555 per kg, lalu cabai merah besar di harga Rp40.077 per kg turun dari sebelumnya Rp43.798 per kg.

    Lalu daging sapi murni Rp134.738 per kg turun dari sebelumnya Rp135.166 per kg, daging ayam ras Rp35.140 per kg turun dari sebelumnya Rp35.424 per kg, lalu telur ayam ras Rp29.512 per kg turun dari sebelumnya 29.597 per kg. Gula konsumsi di harga Rp18.220 per kg turun dari sebelumnya tercatat Rp18.312 per kg.

    Kemudian, minyak goreng kemasan Rp20.577 per liter turun dari sebelumnya Rp20.832 per liter; minyak goreng curah Rp17.078 per liter turun dari sebelumnya Rp17.540 per liter, MinyaKita Rp17.250 per liter turun dari sebelumnya Rp17.497 per liter. Selanjutnya, tepung terigu curah Rp9.580 per kg turun dari sebelumnya Rp9.758 per kg, lalu tepung terigu kemasan Rp12.656 per kg turun dari sebelumnya Rp13.005 per kg.

    Komoditas ikan kembung di harga Rp40.438 per kg turun dari sebelumnya Rp41.362 per kg, ikan tongkol Rp33.683 per kg turun dari sebelumnya Rp34.398 per kg; ikan bandeng Rp34.263 per kg turun dari sebelumnya Rp34.993 per kg.

    Selanjutnya, garam konsumsi di harga Rp11.310 per kg turun dari hari sebelumnya Rp11.629 per kg. Sementara itu, daging kerbau beku (impor) di harga Rp103.155 per kg turun dari sebelumnya Rp104.629 kg, daging kerbau segar lokal Rp135.357 per kg turun dari sebelumnya mencapai Rp141.216 per kg.

    Sumber : Antara

  • Harga cabai rawit Rp65.000/kg, bawang merah Rp50.000/kg

    Harga cabai rawit Rp65.000/kg, bawang merah Rp50.000/kg

    Pedagang menata cabai merah di lapak grosir Pasar Induk Gadang, Malang, Jawa Timur, Selasa (3/6/2025). ANTARA Jatim/Ari Bowo Sucipto

    Bapanas: Harga cabai rawit Rp65.000/kg, bawang merah Rp50.000/kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Selasa, 29 Juli 2025 – 09:43 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga cabai rawit merah tingkat konsumen Rp65.000 per kilogram (kg) dibandingkan sebelumnya Rp58.742 per kg, sedangkan bawang merah Rp50.000 per kg turun dari sebelumnya Rp50.663 per kg.

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas di Jakarta, Selasa pukul 06.40 WIB, harga pangan lainnya di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium di harga Rp15.417 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp16.147 per kg.

    Lalu, beras medium di harga Rp13.750 per kg turun dari hari sebelumnya Rp14.409 per kg.

    Komoditas jagung tingkat peternak tercatat Rp5.900 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp6.246 per kg; kedelai biji kering (impor) di harga Rp9.750 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp10.862 per kg.

    Berikutnya, bawang putih bonggol di harga Rp34.000 per kg turun dari hari sebelumnya Rp39.184 per kg.

    Selanjutnya, komoditas cabai merah keriting di harga Rp31.000 per kg turun dari sebelumnya Rp44.393 per kg; lalu cabai merah besar di harga Rp32.000 per kg turun dari sebelumnya Rp44.531 per kg.

    Lalu, daging sapi murni Rp128.333 per kg turun dari sebelumnya Rp135.178 per kg, daging ayam ras Rp33.000 per kg turun dari sebelumnya Rp35.560 per kg, lalu telur ayam ras Rp27.500 per kg turun dari sebelumnya 29.689 per kg.

    Gula konsumsi di harga Rp17.500 per kg turun dari sebelumnya tercatat Rp18.321 per kg.

    Kemudian, minyak goreng kemasan Rp18.600 per liter turun dari sebelumnya Rp20.862 per liter; minyak goreng curah Rp17.520 per liter turun dari sebelumnya Rp17.551 per liter; Minyakita Rp16.600 per liter turun dari sebelumnya Rp17.544 per liter.

    Selanjutnya, tepung terigu curah Rp9.750 per kg turun dari sebelumnya Rp9.771 per kg; lalu tepung terigu kemasan Rp12.750 per kg turun dari sebelumnya Rp12.969 per kg.

    Komoditas ikan kembung di harga Rp35.000 per kg turun dari sebelumnya Rp41.008 per kg; ikan tongkol Rp32.500 per kg turun dari sebelumnya Rp34.009 per kg; ikan bandeng Rp35.000 per kg naik dari sebelumnya Rp34.561 per kg.

    Selanjutnya, garam konsumsi di harga Rp10.000 per kg turun dari hari sebelumnya Rp11.723 per kg.

    Sumber : Antara

  • Intip Nikmatnya Tahu Gimbal Lumayan Pak Man, Kuliner Hits di Semarang

    Intip Nikmatnya Tahu Gimbal Lumayan Pak Man, Kuliner Hits di Semarang

    Liputan6.com, Bandung – Tahu gimbal merupakan salah satu sajian kuliner khas dari Kota Semarang, Jawa Tengah. Makanan ini dikenal dengan perpaduan rasa gurih, manis, dan sedikit pedas yang menggugah selera. Nama “gimbal” sendiri berasal dari udang goreng berbentuk bakwan yang menjadi salah satu komponen utama dalam hidangan ini. Hidangan tahu gimbal terdiri dari potongan tahu goreng, lontong, tauge, kol mentah, telur dadar, dan tentunya gimbal udang.

    Kemudian perpaduan dari isian tersebut semakin nikmat ketika disiram bumbu kacang kental bercita rasa khas. Salah satu hal yang membuat tahu gimbal begitu spesial adalah saus kacangnya yang menggunakan petis dan bawang putih mentah.

    Saus ini memberikan rasa yang konon unik dan berbeda dari saus kacang pada umumnya. Perpaduan antara tekstur renyah dari gimbal dan tahu goreng serta lembutnya lontong dan sayuran segar memberikan pengalaman makan yang seimbang dan memuaskan. Tak heran jika tahu gimbal menjadi kuliner yang selalu dirindukan para pencinta makanan tradisional Indonesia. Hidangannya juga bukan hanya sekadar makanan biasa tetapi juga bagian dari identitas kuliner Semarang.

    Keberadaan tahu gimbal sendiri sering ditemui di warung kaki lima hingga festival kuliner lokal. Bahkan, banyak wisatawan dari luar kota yang sengaja datang ke Semarang hanya untuk mencicipi kelezatan tahu gimbal asli dari daerah asalnya. Adapun salah satu destinasi di Semarang yang populer dengan sajian tahu gimbal nikmat adalah Tahu Gimbal Lumayan Pak Man.

  • Digigit Tawon? Ini 7 Obat Alami yang Ampuh Redakan Nyeri dan Bengkak

    Digigit Tawon? Ini 7 Obat Alami yang Ampuh Redakan Nyeri dan Bengkak

    Jakarta

    Sengatan tawon mengandung racun yang masuk ke tubuh manusia saat hewan ini menyengat. Sengatan tersebut biasanya memicu rasa sakit dan iritasi yang cukup signifikan.

    Gejala umum yang muncul meliputi rasa sakit tajam, sensasi terbakar, perubahan warna kulit, pembengkakan, dan rasa gatal. Meskipun tampak ringan, kondisi ini tetap perlu diwaspadai.

    Sengatan tawon dan lebah memang menunjukkan gejala yang mirip, namun ada perbedaan penting di antara keduanya. Lebah hanya bisa menyengat sekali, karena sengatnya akan tertinggal di kulit dan menyebabkan lebah mati. Sebaliknya, tawon dapat menyengat berkali-kali, karena sengatnya tidak tertinggal dan tetap utuh.

    Pada umumnya, sengatan tawon atau lebah bisa diatasi secara mandiri di rumah, terutama jika gejalanya ringan. Namun, bagi orang yang memiliki reaksi alergi terhadap sengatan serangga, kondisi ini bisa berbahaya dan memerlukan penanganan medis segera.

    Obat Alami untuk Atasi Sengatan Tawon

    Beberapa jenis pengobatan alami mungkin tidak sepenuhnya didukung bukti ilmiah, tapi metode ini diwariskan secara turun-menurun dan masih digunakan hingga saat ini.

    Dikutip dari Healthline, berikut ini beberapa pengobatan alami yang bisa dilakukan.

    1. Madu

    Sebuah tinjauan riset tahun 2021 melaporkan madu kelas medis, seperti madu Manuka, terbukti dapat menurunkan peradangan dan memiliki sifat antimikroba yang kuat. Artinya, madu ini dapat melawan bakteri dan jamur. Belum jelas apakah madu biasa memiliki efek serupa.

    Madu juga diyakini melepaskan oksigen ke dalam luka untuk membantu proses penyembuhan dan membersihkan jaringan mati. Cara penggunaannya tinggal oleskan sedikit madu ke kulit yang tersengat, tutup dengan perban longgar, dan biarkan selama satu jam.

    2. Bawang Putih

    Bawang putih dipercaya membantu meredakan rasa sakit dan pembengkakan akibat sengatan tawon. Cara menggunakannya, cukup hancurkan satu siung bawang putih, lalu oleskan sarinya langsung ke area tersengat.

    Bawang putih disebut memiliki efek anti-inflamasi yang baik untuk meredakan gigitan tawon.

    3. Baking soda

    Pasta dari baking soda dan air bisa membantu mengatasi gigitan dan sengatan serangga. Baking soda diyakini dapat menetralkan racun tawon dan lebah, sehingga mengurangi rasa gatal dan pembengkakan.

    Centers for Disease Control and Prevention AS (CDC) menyebut pasta baking soda bisa digunakan untuk mengatasi sengatan tawon, lebah, dan bahkan gigitan nyamuk. Cara membuatnya dengan mencampurkan satu sendok teh air dengan baking soda secukupnya, untuk membentuk pasta kental.

    Oleskan pasta ke area sengatan, diamkan selama 10 menit, lalu bilas dengan air sampai bersih.

    4. Cuka apel

    Cuka sari apel digunakan untuk berbagai tujuan kesehatan. Beberapa di antaranya seperti perawatan kulit hingga membantu mengatur kadar gula darah. Meskipun belum semua manfaatnya terbukti, cuka apel diketahui dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu di laboratorium.

    Cara menggunakannya, rendam area sengatan dalam larutan cuka apel yang telah diencerkan selama beberapa menit. Cara lain bisa dengan membasahi kain atau perban dengan cuka lalu tempelkan ke area sengatan. Hentikan pemakaian jika menimbulkan iritasi.

    5. Lidah buaya

    Beberapa bahan alami seperti lidah buaya (aloe vera) terkenal dapat membantu penyembuhan luka dan meredakan gejala sengatan lebah. Lidah buaya sering digunakan untuk menenangkan kulit yang iritasi.

    Caranya, patahkan salah satu lidah buaya, lalu oleskan secara langsung gelnya ke area yang tersengat.

    6. Bunduk dukun

    Tanaman bunduk dukun, bunduk poyang, atau witch hazel (hamamelis) adalah astringent atau zat yang memicu kontraksi untuk mengurangi perdarahan ringan dan antiseptik alami. Bunduk dukun merupakan semak daun atau pohon kecil yang tumbuh setinggi 3-7,5 meter. Daunnya tersusun berselang-seling, lonjong, dengan panjang sampai 15 cm, lebar 2,5-10 cm, dengan tepi licin atau bergelombang.

    Ini adalah salah satu obat alami yang bisa digunakan untuk berbagai jenis gigitan atau sengatan serangga. Penggunaan bunduk dukun dianggap mencegah infeksi, mengurangi bengkak, dan nyeri.

    7. Es batu

    Es batu adalah salah satu bahan yang bisa digunakan sebagai pertolongan pertama sengatan tawon atau lebah. Setelah sengat sudah dikeluarkan dari kulit, kompres area kulit itu dengan es selama 20 menit dan ulangi tiap satu jam sesuai kebutuhan.

    Caranya, bungkus es dengan handuk atau beri kain antara es dan kulit agar tidak mengalami radang dingin.

    (avk/suc)

  • Pangan kuat, negara berdaulat

    Pangan kuat, negara berdaulat

    Petani memilah jerami hasil giling padi saat panen di kawasan Baki, Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa (24/6/2025). Menurut data Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah pertumbuhan ekonomi Jateng tercatat pada triwulan satu 2025 sebesar 4,96 persen year on year (yoy) lebih tinggi dari pertumbuhan nasional sebesar 4,87 persen (yoy). Pertumbuhan tersebut didorong panen raya padi pada bulan Maret dan April. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/nz.

    Pangan kuat, negara berdaulat
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Senin, 28 Juli 2025 – 07:28 WIB

    Elshinta.com – Ketika Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo menutup sambutannya dalam acara penganugerahan inovasi benih dan bibit beberapa waktu lalu, satu kalimat sederhana namun menggugah dilontarkannya bahwa “Pangan kuat, negara berdaulat.”

    Pernyataan ini bukan sekadar slogan. Namun mencerminkan visi besar tentang betapa pentingnya kemandirian pangan dalam menjamin kedaulatan dan stabilitas sebuah negara.

    Pangan yang kuat berarti kemampuan bangsa untuk memproduksi dan memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya sendiri, tanpa ketergantungan berlebih terhadap impor.

    Ketika ketahanan ini dibangun secara sistematis dan berkelanjutan, negara tidak hanya mampu menjaga kestabilan harga, tetapi juga mampu mengantisipasi krisis global dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.

    Kemandirian pangan memungkinkan negara menjaga kendali atas kebijakan pangannya sekaligus menjadi fondasi bagi tercapainya kedaulatan pangan.

    Ini sebuah kondisi ketika negara mampu secara mandiri mengatur sistem pangannya, menjamin hak rakyat atas pangan, serta memberi ruang bagi masyarakat untuk mengembangkan sistem pangan berbasis kearifan lokal.

    Peringatan ini sesungguhnya telah disuarakan jauh sebelumnya oleh Bung Karno. Sang Proklamator pernah menyatakan bahwa urusan pangan adalah soal hidup dan matinya sebuah bangsa. Hari ini, bangsa ini melihat betapa relevan dan visionernya peringatan itu.

    Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) bahkan telah berulang kali mengingatkan dunia akan ancaman krisis pangan global, terutama pascapandemi COVID-19 yang mengguncang sistem produksi dan distribusi pangan dunia.

    Faktor-faktor seperti perubahan iklim ekstrem, ledakan jumlah penduduk, hingga konflik sosial dan bencana kemanusiaan semakin memperkuat urgensi kita untuk bersiap dan berbenah.

    Sebagai negara dengan jumlah penduduk keempat terbanyak di dunia, Indonesia tidak boleh lengah. Ambisi untuk menjadi Lumbung Pangan Dunia 2045 tidak akan tercapai bila cadangan pangan nasional tidak diperkuat.

    Salah satu strategi krusial adalah memastikan cadangan pangan pemerintah tetap aman dan dikelola secara profesional.

    Indonesia patut belajar dari pengalaman dua tahun lalu, ketika cadangan beras pemerintah menipis drastis. Situasi itu menunjukkan ada yang tidak beres dalam tata kelola cadangan pangan.

    Perum Bulog sebagai operator pun dipertanyakan kapasitasnya dalam merespons kebutuhan negara akan cadangan pangan strategis.

    Apakah persoalannya hanya soal manajemen? Ataukah ada beban keuangan yang mengganggu fokus institusi ini dalam menjalankan fungsinya?

    Masalah seperti ini tidak boleh dianggap remeh. Ketika tata kelola cadangan beras saja belum optimal, belum lagi tantangan produksi dalam negeri yang mulai melemah, serta daya beli petani yang belum sepenuhnya pulih pascapandemi, maka sudah saatnya semua pihak bersinergi mencari solusi sistemik, bukan sekadar tambal sulam.

    Di sinilah peran Badan Pangan Nasional menjadi sangat strategis. Sesuai amanat Perpres Nomor 66 Tahun 2021, lembaga ini mengemban tanggung jawab besar dalam urusan pangan nasional.

    Sukses pelaksanaan

    Badan Pangan Nasional harus menjadi penggerak utama, merancang Grand Desain Pencapaian Kedaulatan Pangan yang dilengkapi roadmap dan tahapan teknokratik partisipatif.

    Namun desain yang baik tidak cukup tanpa pelaksanaan yang kuat. Karena itu, prinsip “Sukses Perencanaan sama dengan Sukses Pelaksanaan” harus menjadi mantra dalam setiap tahapan kerja.

    Untuk itu, dibutuhkan kepemimpinan dengan komitmen tinggi dan kompetensi mumpuni, bukan sekadar mengulang retorika lama yang belum menyentuh akar persoalan.

    Menariknya, saat ini juga sedang berkembang wacana strategis dari Presiden Prabowo mengenai transformasi kelembagaan Perum Bulog, dari Badan Usaha Milik Negara menjadi lembaga otonom pemerintah.

    Gagasan ini menunjukkan keseriusan pemerintah untuk mengembalikan Bulog ke marwah aslinya: sebagai alat negara dalam menjaga stabilitas pangan, bukan sekadar entitas bisnis.

    Selama 36 tahun, Bulog pernah berfungsi sebagai lembaga pemerintah non-departemen. Ketika status itu hendak dikembalikan, artinya negara tengah merajut kembali kepercayaan pada mekanisme negara dalam urusan pangan.

    Namun, perubahan ini harus segera dirumuskan secara tepat melalui regulasi yang jelas agar Bulog dapat langsung melaksanakan fungsi-fungsi strategisnya di lapangan.

    Jika ditelisik lebih dalam, kedaulatan pangan sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 memiliki tiga elemen penting mencakup hak negara dalam menentukan kebijakan pangan secara mandiri, jaminan hak rakyat atas pangan, serta hak masyarakat menentukan sistem pangan sesuai potensi lokal. Ketiganya adalah satu kesatuan. Tidak bisa dipisahkan.

    Sayangnya, hingga kini Indonesia belum mampu mewujudkan swasembada pangan secara utuh. Yang ada baru swasembada beras, itu pun fluktuatif, tergantung pada musim dan cuaca.

    Jagung, kedelai, gula, bawang putih, hingga daging sapi masih kita impor. Sementara pengertian pangan menurut UU sangat luas mencakup seluruh produk pertanian, kehutanan, perikanan, peternakan, baik olahan maupun segar, termasuk air dan bahan tambahan pangan.

    Ketahanan pangan di negeri ini juga sedang diuji. Ketersediaan mengalami penurunan, sementara harga di pasar melonjak tanpa kendali. Pemerintah tampak kesulitan menstabilkan harga.

    Padahal, ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan dalam jumlah, mutu, dan akses yang aman, bergizi, terjangkau, serta tidak bertentangan dengan budaya dan agama masyarakat. Ini bukan perkara sederhana.

    Begitu pula dengan kemandirian pangan, yang diartikan sebagai kemampuan negara memproduksi pangan dari dalam negeri dengan memanfaatkan potensi sumber daya secara bermartabat.

    Sayangnya, hingga kini, kemandirian pangan masih terasa sebagai wacana yang lebih sering menjadi hiasan pidato, ketimbang realitas yang bisa dibuktikan di lapangan.

    Jika swasembada, ketahanan, dan kemandirian pangan masih belum dicapai, tentu terlalu jauh membicarakan kedaulatan pangan sebagai tujuan akhir.

    Maka langkah terbaik adalah menjadikan ketiga fondasi tersebut sebagai pijakan menuju cita-cita besar itu.

    Dengan memperkuat sinergi antarinstansi, merombak sistem kelembagaan seperti Bulog, dan menyusun kebijakan pangan berbasis data dan kearifan lokal, bukan tidak mungkin Indonesia akan berdiri tegak sebagai negara yang benar-benar berdaulat secara pangan.

    Kedaulatan pangan bukan sekadar target pembangunan, tetapi hak hidup seluruh rakyat Indonesia. Dan dalam semangat itulah, kita perlu bergerak bersama. Karena pangan kuat, berarti negara berdaulat.

    Sumber : Antara