Produk: bawang putih

  • Harga cabai rawit Rp65.000/kg, bawang merah Rp50.000/kg

    Harga cabai rawit Rp65.000/kg, bawang merah Rp50.000/kg

    Pedagang menata cabai merah di lapak grosir Pasar Induk Gadang, Malang, Jawa Timur, Selasa (3/6/2025). ANTARA Jatim/Ari Bowo Sucipto

    Bapanas: Harga cabai rawit Rp65.000/kg, bawang merah Rp50.000/kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Selasa, 29 Juli 2025 – 09:43 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga cabai rawit merah tingkat konsumen Rp65.000 per kilogram (kg) dibandingkan sebelumnya Rp58.742 per kg, sedangkan bawang merah Rp50.000 per kg turun dari sebelumnya Rp50.663 per kg.

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas di Jakarta, Selasa pukul 06.40 WIB, harga pangan lainnya di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium di harga Rp15.417 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp16.147 per kg.

    Lalu, beras medium di harga Rp13.750 per kg turun dari hari sebelumnya Rp14.409 per kg.

    Komoditas jagung tingkat peternak tercatat Rp5.900 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp6.246 per kg; kedelai biji kering (impor) di harga Rp9.750 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp10.862 per kg.

    Berikutnya, bawang putih bonggol di harga Rp34.000 per kg turun dari hari sebelumnya Rp39.184 per kg.

    Selanjutnya, komoditas cabai merah keriting di harga Rp31.000 per kg turun dari sebelumnya Rp44.393 per kg; lalu cabai merah besar di harga Rp32.000 per kg turun dari sebelumnya Rp44.531 per kg.

    Lalu, daging sapi murni Rp128.333 per kg turun dari sebelumnya Rp135.178 per kg, daging ayam ras Rp33.000 per kg turun dari sebelumnya Rp35.560 per kg, lalu telur ayam ras Rp27.500 per kg turun dari sebelumnya 29.689 per kg.

    Gula konsumsi di harga Rp17.500 per kg turun dari sebelumnya tercatat Rp18.321 per kg.

    Kemudian, minyak goreng kemasan Rp18.600 per liter turun dari sebelumnya Rp20.862 per liter; minyak goreng curah Rp17.520 per liter turun dari sebelumnya Rp17.551 per liter; Minyakita Rp16.600 per liter turun dari sebelumnya Rp17.544 per liter.

    Selanjutnya, tepung terigu curah Rp9.750 per kg turun dari sebelumnya Rp9.771 per kg; lalu tepung terigu kemasan Rp12.750 per kg turun dari sebelumnya Rp12.969 per kg.

    Komoditas ikan kembung di harga Rp35.000 per kg turun dari sebelumnya Rp41.008 per kg; ikan tongkol Rp32.500 per kg turun dari sebelumnya Rp34.009 per kg; ikan bandeng Rp35.000 per kg naik dari sebelumnya Rp34.561 per kg.

    Selanjutnya, garam konsumsi di harga Rp10.000 per kg turun dari hari sebelumnya Rp11.723 per kg.

    Sumber : Antara

  • Intip Nikmatnya Tahu Gimbal Lumayan Pak Man, Kuliner Hits di Semarang

    Intip Nikmatnya Tahu Gimbal Lumayan Pak Man, Kuliner Hits di Semarang

    Liputan6.com, Bandung – Tahu gimbal merupakan salah satu sajian kuliner khas dari Kota Semarang, Jawa Tengah. Makanan ini dikenal dengan perpaduan rasa gurih, manis, dan sedikit pedas yang menggugah selera. Nama “gimbal” sendiri berasal dari udang goreng berbentuk bakwan yang menjadi salah satu komponen utama dalam hidangan ini. Hidangan tahu gimbal terdiri dari potongan tahu goreng, lontong, tauge, kol mentah, telur dadar, dan tentunya gimbal udang.

    Kemudian perpaduan dari isian tersebut semakin nikmat ketika disiram bumbu kacang kental bercita rasa khas. Salah satu hal yang membuat tahu gimbal begitu spesial adalah saus kacangnya yang menggunakan petis dan bawang putih mentah.

    Saus ini memberikan rasa yang konon unik dan berbeda dari saus kacang pada umumnya. Perpaduan antara tekstur renyah dari gimbal dan tahu goreng serta lembutnya lontong dan sayuran segar memberikan pengalaman makan yang seimbang dan memuaskan. Tak heran jika tahu gimbal menjadi kuliner yang selalu dirindukan para pencinta makanan tradisional Indonesia. Hidangannya juga bukan hanya sekadar makanan biasa tetapi juga bagian dari identitas kuliner Semarang.

    Keberadaan tahu gimbal sendiri sering ditemui di warung kaki lima hingga festival kuliner lokal. Bahkan, banyak wisatawan dari luar kota yang sengaja datang ke Semarang hanya untuk mencicipi kelezatan tahu gimbal asli dari daerah asalnya. Adapun salah satu destinasi di Semarang yang populer dengan sajian tahu gimbal nikmat adalah Tahu Gimbal Lumayan Pak Man.

  • Digigit Tawon? Ini 7 Obat Alami yang Ampuh Redakan Nyeri dan Bengkak

    Digigit Tawon? Ini 7 Obat Alami yang Ampuh Redakan Nyeri dan Bengkak

    Jakarta

    Sengatan tawon mengandung racun yang masuk ke tubuh manusia saat hewan ini menyengat. Sengatan tersebut biasanya memicu rasa sakit dan iritasi yang cukup signifikan.

    Gejala umum yang muncul meliputi rasa sakit tajam, sensasi terbakar, perubahan warna kulit, pembengkakan, dan rasa gatal. Meskipun tampak ringan, kondisi ini tetap perlu diwaspadai.

    Sengatan tawon dan lebah memang menunjukkan gejala yang mirip, namun ada perbedaan penting di antara keduanya. Lebah hanya bisa menyengat sekali, karena sengatnya akan tertinggal di kulit dan menyebabkan lebah mati. Sebaliknya, tawon dapat menyengat berkali-kali, karena sengatnya tidak tertinggal dan tetap utuh.

    Pada umumnya, sengatan tawon atau lebah bisa diatasi secara mandiri di rumah, terutama jika gejalanya ringan. Namun, bagi orang yang memiliki reaksi alergi terhadap sengatan serangga, kondisi ini bisa berbahaya dan memerlukan penanganan medis segera.

    Obat Alami untuk Atasi Sengatan Tawon

    Beberapa jenis pengobatan alami mungkin tidak sepenuhnya didukung bukti ilmiah, tapi metode ini diwariskan secara turun-menurun dan masih digunakan hingga saat ini.

    Dikutip dari Healthline, berikut ini beberapa pengobatan alami yang bisa dilakukan.

    1. Madu

    Sebuah tinjauan riset tahun 2021 melaporkan madu kelas medis, seperti madu Manuka, terbukti dapat menurunkan peradangan dan memiliki sifat antimikroba yang kuat. Artinya, madu ini dapat melawan bakteri dan jamur. Belum jelas apakah madu biasa memiliki efek serupa.

    Madu juga diyakini melepaskan oksigen ke dalam luka untuk membantu proses penyembuhan dan membersihkan jaringan mati. Cara penggunaannya tinggal oleskan sedikit madu ke kulit yang tersengat, tutup dengan perban longgar, dan biarkan selama satu jam.

    2. Bawang Putih

    Bawang putih dipercaya membantu meredakan rasa sakit dan pembengkakan akibat sengatan tawon. Cara menggunakannya, cukup hancurkan satu siung bawang putih, lalu oleskan sarinya langsung ke area tersengat.

    Bawang putih disebut memiliki efek anti-inflamasi yang baik untuk meredakan gigitan tawon.

    3. Baking soda

    Pasta dari baking soda dan air bisa membantu mengatasi gigitan dan sengatan serangga. Baking soda diyakini dapat menetralkan racun tawon dan lebah, sehingga mengurangi rasa gatal dan pembengkakan.

    Centers for Disease Control and Prevention AS (CDC) menyebut pasta baking soda bisa digunakan untuk mengatasi sengatan tawon, lebah, dan bahkan gigitan nyamuk. Cara membuatnya dengan mencampurkan satu sendok teh air dengan baking soda secukupnya, untuk membentuk pasta kental.

    Oleskan pasta ke area sengatan, diamkan selama 10 menit, lalu bilas dengan air sampai bersih.

    4. Cuka apel

    Cuka sari apel digunakan untuk berbagai tujuan kesehatan. Beberapa di antaranya seperti perawatan kulit hingga membantu mengatur kadar gula darah. Meskipun belum semua manfaatnya terbukti, cuka apel diketahui dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu di laboratorium.

    Cara menggunakannya, rendam area sengatan dalam larutan cuka apel yang telah diencerkan selama beberapa menit. Cara lain bisa dengan membasahi kain atau perban dengan cuka lalu tempelkan ke area sengatan. Hentikan pemakaian jika menimbulkan iritasi.

    5. Lidah buaya

    Beberapa bahan alami seperti lidah buaya (aloe vera) terkenal dapat membantu penyembuhan luka dan meredakan gejala sengatan lebah. Lidah buaya sering digunakan untuk menenangkan kulit yang iritasi.

    Caranya, patahkan salah satu lidah buaya, lalu oleskan secara langsung gelnya ke area yang tersengat.

    6. Bunduk dukun

    Tanaman bunduk dukun, bunduk poyang, atau witch hazel (hamamelis) adalah astringent atau zat yang memicu kontraksi untuk mengurangi perdarahan ringan dan antiseptik alami. Bunduk dukun merupakan semak daun atau pohon kecil yang tumbuh setinggi 3-7,5 meter. Daunnya tersusun berselang-seling, lonjong, dengan panjang sampai 15 cm, lebar 2,5-10 cm, dengan tepi licin atau bergelombang.

    Ini adalah salah satu obat alami yang bisa digunakan untuk berbagai jenis gigitan atau sengatan serangga. Penggunaan bunduk dukun dianggap mencegah infeksi, mengurangi bengkak, dan nyeri.

    7. Es batu

    Es batu adalah salah satu bahan yang bisa digunakan sebagai pertolongan pertama sengatan tawon atau lebah. Setelah sengat sudah dikeluarkan dari kulit, kompres area kulit itu dengan es selama 20 menit dan ulangi tiap satu jam sesuai kebutuhan.

    Caranya, bungkus es dengan handuk atau beri kain antara es dan kulit agar tidak mengalami radang dingin.

    (avk/suc)

  • Pangan kuat, negara berdaulat

    Pangan kuat, negara berdaulat

    Petani memilah jerami hasil giling padi saat panen di kawasan Baki, Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa (24/6/2025). Menurut data Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah pertumbuhan ekonomi Jateng tercatat pada triwulan satu 2025 sebesar 4,96 persen year on year (yoy) lebih tinggi dari pertumbuhan nasional sebesar 4,87 persen (yoy). Pertumbuhan tersebut didorong panen raya padi pada bulan Maret dan April. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/nz.

    Pangan kuat, negara berdaulat
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Senin, 28 Juli 2025 – 07:28 WIB

    Elshinta.com – Ketika Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo menutup sambutannya dalam acara penganugerahan inovasi benih dan bibit beberapa waktu lalu, satu kalimat sederhana namun menggugah dilontarkannya bahwa “Pangan kuat, negara berdaulat.”

    Pernyataan ini bukan sekadar slogan. Namun mencerminkan visi besar tentang betapa pentingnya kemandirian pangan dalam menjamin kedaulatan dan stabilitas sebuah negara.

    Pangan yang kuat berarti kemampuan bangsa untuk memproduksi dan memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya sendiri, tanpa ketergantungan berlebih terhadap impor.

    Ketika ketahanan ini dibangun secara sistematis dan berkelanjutan, negara tidak hanya mampu menjaga kestabilan harga, tetapi juga mampu mengantisipasi krisis global dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.

    Kemandirian pangan memungkinkan negara menjaga kendali atas kebijakan pangannya sekaligus menjadi fondasi bagi tercapainya kedaulatan pangan.

    Ini sebuah kondisi ketika negara mampu secara mandiri mengatur sistem pangannya, menjamin hak rakyat atas pangan, serta memberi ruang bagi masyarakat untuk mengembangkan sistem pangan berbasis kearifan lokal.

    Peringatan ini sesungguhnya telah disuarakan jauh sebelumnya oleh Bung Karno. Sang Proklamator pernah menyatakan bahwa urusan pangan adalah soal hidup dan matinya sebuah bangsa. Hari ini, bangsa ini melihat betapa relevan dan visionernya peringatan itu.

    Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) bahkan telah berulang kali mengingatkan dunia akan ancaman krisis pangan global, terutama pascapandemi COVID-19 yang mengguncang sistem produksi dan distribusi pangan dunia.

    Faktor-faktor seperti perubahan iklim ekstrem, ledakan jumlah penduduk, hingga konflik sosial dan bencana kemanusiaan semakin memperkuat urgensi kita untuk bersiap dan berbenah.

    Sebagai negara dengan jumlah penduduk keempat terbanyak di dunia, Indonesia tidak boleh lengah. Ambisi untuk menjadi Lumbung Pangan Dunia 2045 tidak akan tercapai bila cadangan pangan nasional tidak diperkuat.

    Salah satu strategi krusial adalah memastikan cadangan pangan pemerintah tetap aman dan dikelola secara profesional.

    Indonesia patut belajar dari pengalaman dua tahun lalu, ketika cadangan beras pemerintah menipis drastis. Situasi itu menunjukkan ada yang tidak beres dalam tata kelola cadangan pangan.

    Perum Bulog sebagai operator pun dipertanyakan kapasitasnya dalam merespons kebutuhan negara akan cadangan pangan strategis.

    Apakah persoalannya hanya soal manajemen? Ataukah ada beban keuangan yang mengganggu fokus institusi ini dalam menjalankan fungsinya?

    Masalah seperti ini tidak boleh dianggap remeh. Ketika tata kelola cadangan beras saja belum optimal, belum lagi tantangan produksi dalam negeri yang mulai melemah, serta daya beli petani yang belum sepenuhnya pulih pascapandemi, maka sudah saatnya semua pihak bersinergi mencari solusi sistemik, bukan sekadar tambal sulam.

    Di sinilah peran Badan Pangan Nasional menjadi sangat strategis. Sesuai amanat Perpres Nomor 66 Tahun 2021, lembaga ini mengemban tanggung jawab besar dalam urusan pangan nasional.

    Sukses pelaksanaan

    Badan Pangan Nasional harus menjadi penggerak utama, merancang Grand Desain Pencapaian Kedaulatan Pangan yang dilengkapi roadmap dan tahapan teknokratik partisipatif.

    Namun desain yang baik tidak cukup tanpa pelaksanaan yang kuat. Karena itu, prinsip “Sukses Perencanaan sama dengan Sukses Pelaksanaan” harus menjadi mantra dalam setiap tahapan kerja.

    Untuk itu, dibutuhkan kepemimpinan dengan komitmen tinggi dan kompetensi mumpuni, bukan sekadar mengulang retorika lama yang belum menyentuh akar persoalan.

    Menariknya, saat ini juga sedang berkembang wacana strategis dari Presiden Prabowo mengenai transformasi kelembagaan Perum Bulog, dari Badan Usaha Milik Negara menjadi lembaga otonom pemerintah.

    Gagasan ini menunjukkan keseriusan pemerintah untuk mengembalikan Bulog ke marwah aslinya: sebagai alat negara dalam menjaga stabilitas pangan, bukan sekadar entitas bisnis.

    Selama 36 tahun, Bulog pernah berfungsi sebagai lembaga pemerintah non-departemen. Ketika status itu hendak dikembalikan, artinya negara tengah merajut kembali kepercayaan pada mekanisme negara dalam urusan pangan.

    Namun, perubahan ini harus segera dirumuskan secara tepat melalui regulasi yang jelas agar Bulog dapat langsung melaksanakan fungsi-fungsi strategisnya di lapangan.

    Jika ditelisik lebih dalam, kedaulatan pangan sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 memiliki tiga elemen penting mencakup hak negara dalam menentukan kebijakan pangan secara mandiri, jaminan hak rakyat atas pangan, serta hak masyarakat menentukan sistem pangan sesuai potensi lokal. Ketiganya adalah satu kesatuan. Tidak bisa dipisahkan.

    Sayangnya, hingga kini Indonesia belum mampu mewujudkan swasembada pangan secara utuh. Yang ada baru swasembada beras, itu pun fluktuatif, tergantung pada musim dan cuaca.

    Jagung, kedelai, gula, bawang putih, hingga daging sapi masih kita impor. Sementara pengertian pangan menurut UU sangat luas mencakup seluruh produk pertanian, kehutanan, perikanan, peternakan, baik olahan maupun segar, termasuk air dan bahan tambahan pangan.

    Ketahanan pangan di negeri ini juga sedang diuji. Ketersediaan mengalami penurunan, sementara harga di pasar melonjak tanpa kendali. Pemerintah tampak kesulitan menstabilkan harga.

    Padahal, ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan dalam jumlah, mutu, dan akses yang aman, bergizi, terjangkau, serta tidak bertentangan dengan budaya dan agama masyarakat. Ini bukan perkara sederhana.

    Begitu pula dengan kemandirian pangan, yang diartikan sebagai kemampuan negara memproduksi pangan dari dalam negeri dengan memanfaatkan potensi sumber daya secara bermartabat.

    Sayangnya, hingga kini, kemandirian pangan masih terasa sebagai wacana yang lebih sering menjadi hiasan pidato, ketimbang realitas yang bisa dibuktikan di lapangan.

    Jika swasembada, ketahanan, dan kemandirian pangan masih belum dicapai, tentu terlalu jauh membicarakan kedaulatan pangan sebagai tujuan akhir.

    Maka langkah terbaik adalah menjadikan ketiga fondasi tersebut sebagai pijakan menuju cita-cita besar itu.

    Dengan memperkuat sinergi antarinstansi, merombak sistem kelembagaan seperti Bulog, dan menyusun kebijakan pangan berbasis data dan kearifan lokal, bukan tidak mungkin Indonesia akan berdiri tegak sebagai negara yang benar-benar berdaulat secara pangan.

    Kedaulatan pangan bukan sekadar target pembangunan, tetapi hak hidup seluruh rakyat Indonesia. Dan dalam semangat itulah, kita perlu bergerak bersama. Karena pangan kuat, berarti negara berdaulat.

    Sumber : Antara

  • Akhir Pekan, Harga Cabai Rawit Merah dan Bawang Kompak Turun

    Akhir Pekan, Harga Cabai Rawit Merah dan Bawang Kompak Turun

    JAKARTA – Harga cabai rawit merah tingkat konsumen Rp58.568 per kilogram (kg) dibandingkan sebelumnya Rp58.705 per kg, sedangkan bawang merah Rp47.253 per kg turun dari sebelumnya Rp49.028 per kg.

    Berdasarkan Badan Pangan Nasional (Bapanas), Minggu pukul 10.54 WIB, harga pangan lainnya di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium di harga Rp16.149 per kg naik tipis dari sebelumnya Rp16.132 per kg.

    Lalu, beras medium di harga Rp14.299 per kg turun dari hari sebelumnya Rp14.369 per kg, beras Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) Rp12.592 per kg naik tipis dari sebelumnya Rp12.583 per kg.

    Komoditas jagung Tk peternak tercatat Rp6.208 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp6.275 per kg; kedelai biji kering (impor) di harga Rp10.767 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp10.841 per kg.

    Berikutnya bawang putih bonggol di harga Rp38.337 per kg turun dari hari sebelumnya Rp38.699 per kg.

    Selanjutnya, komoditas cabai merah keriting di harga Rp42.232 per kg turun dari sebelumnya Rp43.752 per kg; lalu cabai merah besar di harga Rp42.950 per kg turun dari sebelumnya Rp43.664 per kg.

    Lalu daging sapi murni Rp135.634 per kg naik dari sebelumnya Rp134.775 per kg, daging ayam ras Rp35.465 per kg naik dari sebelumnya Rp35.302 per kg, lalu telur ayam ras Rp29.452 per kg turun dari sebelumnya 29.511 per kg.

    Gula konsumsi di harga Rp18.275 per kg turun dari sebelumnya tercatat Rp18.249 per kg.

    Kemudian, minyak goreng kemasan Rp20.827 per liter naik dari sebelumnya Rp20.749 per liter; minyak goreng curah Rp17.381 per liter turun dari sebelumnya Rp17.507 per liter; Minyakita Rp17.451 per liter turun dari sebelumnya Rp17.513 per liter.

    Selanjutnya, tepung terigu curah Rp9.772 per kg naik dari sebelumnya Rp9.718 per kg; lalu tepung terigu kemasan Rp12.920 per kg naik dari sebelumnya Rp12.900 per kg.

    Komoditas ikan kembung di harga Rp41.234 per kg naik dari sebelumnya Rp41.211 per kg; ikan tongkol Rp34.323 per kg naik dari sebelumnya Rp34.249 per kg; ikan bandeng Rp33.883 per kg turun dari sebelumnya Rp34.589 per kg.

    Selanjutnya, garam konsumsi di harga Rp11.628 per kg naik dari hari sebelumnya Rp11.591 per kg.

    Sementara itu, daging kerbau beku (impor) di harga Rp105.245 per kg naik dari sebelumnya Rp104.979 kg, daging kerbau segar lokal Rp141.774 per kg naik dari sebelumnya mencapai Rp141.250 per kg.

  • Harga Pangan Minggu (27/7): Beras Premium-Medium Masih Mahal di Semua Wilayah

    Harga Pangan Minggu (27/7): Beras Premium-Medium Masih Mahal di Semua Wilayah

    Bisnis.com, JAKARTA — Harga rata-rata beras premium dan beras medium di tingkat konsumen masih mengalami kenaikan di semua wilayah dan kembali melampaui harga eceran tertinggi (HET) pada Minggu (27/7/2025).

    Merujuk Panel Harga Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) pukul 08.15 WIB, harga rata-rata beras premium di tingkat konsumen mencapai Rp16.120 per kilogram secara nasional. Harganya naik 8,19% dari HET nasional beras premium sebesar Rp14.900 per kilogram.

    Jika ditinjau lebih jauh, kenaikan harga beras premium terjadi di semua wilayah, yakni di zona 1 senilai Rp15.602 per kilogram, zona 2 senilai Rp16.560 per kilogram, dan zona 3 senilai Rp18.250 per kilogram.

    Sebagai informasi, HET beras premium di zona 1 ditetapkan sebesar Rp14.900 per kilogram, zona 2 senilai Rp15.400 per kilogram, dan zona 3 adalah Rp15.800 per kilogram.

    Kondisi serupa terjadi pada harga beras medium yang secara rata-rata nasional naik menjadi Rp14.465 per kilogram. Secara nasional, harga beras medium melonjak 14,92% dari HET nasional yang semestinya di level Rp12.500 per kilogram.

    Adapun, harga rata-rata beras medium di semua wilayah kompak naik dan melampaui HET. Perinciannya, harga rata-rata beras medium di zona 1 dibanderol Rp14.213 per kilogram, zona 2 senilai Rp14.373 per kilogram, dan zona 3 senilai Rp16.375 per kilogram.

    Untuk diketahui, HET beras medium di zona 1 dipatok Rp12.500 per kilogram, zona 2 senilai Rp13.100 per kilogram, dan zona 3 adalah Rp13.500 per kilogram.

    Sementara itu, harga rata-rata beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog naik tipis dari HET nasional Rp12.500 per kilogram menjadi Rp12.585 per kilogram di tingkat konsumen pada pagi ini.

    Berdasarkan wilayah, harga rata-rata beras SPHP kompak berada di bawah HET, yakni zona 1 adalah Rp12.337 per kilogram, zona 2 senilai Rp12.909 per kilogram, dan zona 3 senilai Rp13.200 per kilogram.

    Beranjak ke pangan lainnya, yakni harga rata-rata minyak goreng kemasan dan minyak goreng curah masing-masing dibanderol Rp21.096 per liter dan Rp17.241 per liter secara nasional.

    Harga rata-rata nasional Minyakita masih tetap berada di atas HET Rp15.700 per liter. Secara nasional, harga Minyakita naik 10,68% dari HET atau dibanderol Rp17.377 per liter.

    Beralih ke aneka cabai, harga rata-rata cabai rawit merah di tingkat konsumen mencapai Rp56.390 per kilogram, atau berada berada di rentang harga acuan penjualan (HAP) nasional Rp40.000–Rp57.000 per kilogram.

    Untuk harga rata-rata cabai merah keriting juga terpantau masih berada di dalam rentang HAP Rp37.000–Rp55.000 per kilogram, yakni mencapai Rp40.602 per kilogram. Di sisi lain, harga rata-rata cabai merah besar secara nasional dibanderol Rp37.623 kilogram di tingkat konsumen.

    Kemudian, harga rata-rata bawang merah di tingkat konsumen dibanderol Rp46.392 per kilogram, atau berada di atas HAP Rp36.500–Rp41.500 per kilogram. Sementara itu, rata-rata bawang putih bonggol adalah Rp37.936 per kilogram secara nasional, atau di bawah HAP nasional Rp38.000–Rp40.000 per kilogram.

    Untuk komoditas pangan yang bersumber dari protein hewani, seperti daging ayam ras dibanderol Rp35.168 per kilogram secara rata-rata nasional atau masih di bawah HAP nasional Rp40.000 per kilogram.

    Selanjutnya, harga rata-rata telur ayam ras dibanderol Rp29.172 per kilogram di tingkat konsumen, atau hampir mendekati batas HAP nasional yang berada di level Rp30.000 per kilogram.

    Untuk harga rata-rata daging sapi murni mencapai Rp134.584 per kilogram, atau berada di bawah HAP nasional Rp140.000 per kilogram. Untuk harga rata-rata daging kerbau segar lokal dan daging kerbau beku impor masing-masing adalah Rp145.000 per kilogram dan Rp109.000 per kilogram.

    Panel Harga Bapanas juga menunjukkan, harga rata-rata ikan kembung, ikan tongkol, dan ikan bandeng masing-masing dibanderol Rp42.235 per kilogram, Rp34.102 per kilogram, dan Rp34.178 per kilogram secara nasional.

    Lalu, harga rata-rata kedelai biji kering impor di tingkat konsumen dibanderol Rp10.698 per kilogram dan harga rata-rata jagung pakan tingkat peternak adalah Rp6.026 per kilogram secara nasional.

    Berikutnya, harga rata-rata tepung terigu kemasan dan tepung terigu curah masing-masing adalah Rp12.910 per kilogram dan Rp9.701 per kilogram. Serta, harga rata-rata nasional, untuk gula konsumsi dan garam konsumsi masing-masing adalah Rp18.300 per kilogram dan Rp11.675 per kilogram.

  • Harga cabai rawit Rp58.936/kg, bawang merah Rp48.255/kg

    Harga cabai rawit Rp58.936/kg, bawang merah Rp48.255/kg

    Cabai rawit merah dan komoditas pangan lainnya yang dijual pedagang di Pasar Minggu, Jakarta. ANTARA/Harianto

    Bapanas: Harga cabai rawit Rp58.936/kg, bawang merah Rp48.255/kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Sabtu, 26 Juli 2025 – 14:07 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga cabai rawit merah tingkat konsumen Rp58.936 per kilogram (kg) dibandingkan sebelumnya Rp60.504 per kg, sedangkan bawang merah Rp48.255 per kg turun dari sebelumnya Rp48.842 per kg. Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas di Jakarta, Sabtu pukul 10.50 WIB, harga pangan lainnya di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium di harga Rp16.131 per kg naik tipis dari sebelumnya Rp16.119 per kg.

    Lalu, beras medium di harga Rp14.301 per kg turun dari hari sebelumnya Rp14.357 per kg, beras Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) Rp12.574 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp12.582 per kg. Komoditas jagung tingkat peternak tercatat Rp6.252 per kg naik tipis dari sebelumnya Rp6.251 per kg; kedelai biji kering (impor) di harga Rp10.801 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp10.860 per kg.

    Berikutnya, bawang putih bonggol di harga Rp38.384 per kg turun dari hari sebelumnya Rp38.981 per kg. Selanjutnya, komoditas cabai merah keriting di harga Rp43.843 per kg turun dari sebelumnya Rp44.676 per kg; lalu cabai merah besar di harga Rp43.551 per kg turun dari sebelumnya Rp44.185 per kg.

    Lalu, daging sapi murni Rp135.517 per kg naik dari sebelumnya Rp134.973 per kg, daging ayam ras Rp35.277 per kg turun dari sebelumnya Rp35.572 per kg, lalu telur ayam ras Rp29.475 per kg turun dari sebelumnya 29.577 per kg. Gula konsumsi di harga Rp18.232 per kg turun dari sebelumnya tercatat Rp18.292 per kg.

    Kemudian, minyak goreng kemasan Rp20.652 per liter turun dari sebelumnya Rp20.889 per liter; minyak goreng curah Rp17.434 per liter turun dari sebelumnya Rp17.525 per liter; Minyakita Rp17.435 per liter turun dari sebelumnya Rp17.529 per liter. Selanjutnya, tepung terigu curah Rp9.691 per kg turun dari sebelumnya Rp9.755 per kg; lalu tepung terigu kemasan Rp12.869 per kg turun dari sebelumnya Rp12.934 per kg.

    Komoditas ikan kembung di harga Rp41.051 per kg turun dari sebelumnya Rp41.342 per kg; ikan tongkol Rp34.333 per kg turun dari sebelumnya Rp34.442 per kg; ikan bandeng Rp34.029 per kg turun dari sebelumnya Rp34.709 per kg. Selanjutnya, garam konsumsi di harga Rp11.497 per kg turun dari hari sebelumnya Rp11.604 per kg.

    Sementara itu, daging kerbau beku (impor) di harga Rp103.083 per kg turun dari sebelumnya Rp104.979 kg, daging kerbau segar lokal Rp138.654 per kg turun dari sebelumnya mencapai Rp141.310 per kg.

    Sumber : Antara

  • Wawali Palu Sidak Pasar, Harga Beras Naik Rp 2.000 Per Kilogram

    Wawali Palu Sidak Pasar, Harga Beras Naik Rp 2.000 Per Kilogram

    Palu, Beritasatu.com – Wakil Wali Kota (Wawali) Palu Imelda Liliana Muhidin bersama Tim Satgas Pangan melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Tradisional Masomba, Kota Palu, pada Jumat (25/7/2025).

    Sidak dilakukan untuk memantau ketersediaan pasokan dan perkembangan harga sejumlah komoditas pangan strategis yang menjadi kebutuhan utama masyarakat.

    Dalam kesempatan tersebut, Imelda menyampaikan bahwa sidak ini menindaklanjuti laporan terkait kenaikan harga beberapa bahan pokok, khususnya beras.

    “Tadi kita fokuskan ke beras, hari ini kita tidak mendapatkan beras oplosan. Namun memang ada kenaikan harga sekitar Rp 2.000 dari harga normal Rp 14.000 menjadi Rp 16.000 per kilogram,” jelas Imelda.

    Meski harga naik, ia menilai daya beli masyarakat masih terjaga, meskipun sebagian warga mulai mengeluhkan kenaikan tersebut.

    “Kenaikan Rp 2.000 per kilogram ini cukup signifikan dirasakan masyarakat,” ujarnya.

    Sebagai bentuk intervensi, pihaknya telah meminta Perum Bulog untuk menyalurkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) seharga Rp 62.500 per 5 kilogram.

    “Kita harap dengan turunnya harga beras SPHP ini dapat menekan harga beras lainnya di pasar,” tambah Imelda.

    Selain beras, rombongan juga meninjau harga cabai keriting dan tomat.

    “Dua hari lalu, harga cabai keriting sempat melonjak hingga Rp 35.000 per kilogram, alhamdulillah hari ini sudah turun ke kisaran Rp 16.000-Rp 18.000,” ujarnya.

    Penurunan harga tersebut berdampak pada pola belanja masyarakat yang cenderung membeli dalam jumlah lebih sedikit dibandingkan biasanya.

    Harga bawang merah dan bawang putih juga mengalami penurunan sekitar Rp 1.000 hingga Rp 2.000 per kilogram.

    “Harga bawang memang masih bervariasi, ada yang Rp 50.000, Rp 55.000, bahkan Rp 60.000 per kilogram. Kita harapkan dalam 10 hari ke depan harga ini bisa stabil, apalagi jika cuaca mendukung,” pungkasnya.

    Melalui sidak ini, Pemerintah Kota Palu berharap stabilitas harga pangan di pasar-pasar tradisional tetap terjaga guna mendukung daya beli dan kesejahteraan masyarakat.

  • Makin Banyak Pria Nganggur, Penyebab Kemiskinan Perkotaan Meningkat

    Makin Banyak Pria Nganggur, Penyebab Kemiskinan Perkotaan Meningkat

    Jakarta, Beritasatu.com– Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan tingkat kemiskinan di perkotaan meningkat dari 6,66% atau setara 11,05 juta jiwa pada September 2024 menjadi 6,73% atau setara 11,27 juta jiwa pada Maret 2025. 

    Deputi Bidang Statistik Sosial BPS Ateng Hartono mengatakan, Kondisi itu disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya tingkat pengangguran pada laki-laki perkotaan meningkat. 

    Dia menjelaskan, di tengah tren peningkatan jumlah kemiskinan di perkotaan, jumlah kemiskinan di perdesaan justru menurun dari 11,34% atau setara 13,01 juta jiwa pada September 2024, menjadi 11,03% atau setara 12,58 juta jiwa pada Maret 2025.

    Ateng mengatakan, ada beberapa faktor yang memengaruhi meningkatnya kemiskinan di perkotaan. Pertama yaitu meningkatnya jumlah setengah pengangguran di perkotaan. Setengah pengangguran adalah mereka yang bekerja kurang dari 35 jam dan masih mencari pekerjaan.

    “Jumlah setengah pengangguran di perkotaan pada Februari 2025 meningkat 0,46 juta jiwa dibandingkan dengan Agustus 2024,” ucap Ateng dalam konferensi pers, Jumat (25/7/2025). 

    Kedua, disebabkan faktor naiknya harga komoditas pangan seperti minyak goreng, cabai rawit, dan bawang putih. Dia menjelaskan, sebagian besar penduduk kota bergantung pada harga pasar karena tidak memproduksi pangan sendiri. Kenaikan harga ini akhirnya memengaruhi daya beli masyarakat, terutama kelompok miskin dan rentan miskin.

    Sementara faktor ketiga, kenaikan tingkat pengangguran terbuka untuk pekerja laki-laki di perkotaan. Dia menyebut, tingkat pengangguran terbuka pada Februari 2025 menurun menjadi 4,76% dari yang sebelumnya 4,91% pada Agustus 2024. 

  • Harga cabai rawit Rp58.772/kg, bawang merah Rp45.537/kg

    Harga cabai rawit Rp58.772/kg, bawang merah Rp45.537/kg

    Cabai rawit merah dan komoditas pangan lainnya yang dijual pedagang di Pasar Minggu, Jakarta. ANTARA/Harianto

    Bapanas: Harga cabai rawit Rp58.772/kg, bawang merah Rp45.537/kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Kamis, 24 Juli 2025 – 10:25 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga cabai rawit merah tingkat konsumen mencapai Rp58.772 per kilogram (kg) dibandingkan sebelumnya Rp62.734 per kg, sedangkan bawang merah Rp45.537 per kg turun dari sebelumnya Rp47.464 per kg. Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas di Jakarta, Kamis pukul 08.30 WIB, harga pangan lainnya di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium di harga Rp15.902 per kg turun dari sebelumnya Rp16.137 per kg.

    Lalu, beras medium di harga Rp14.016 per kg turun dari hari sebelumnya Rp14.417 per kg, beras Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) Rp12.583 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp12.586 per kg.

    Komoditas jagung Tk peternak tercatat Rp5.868 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp6.252 per kg; kedelai biji kering (impor) di harga Rp10.652 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp10.884 per kg. Berikutnya bawang putih bonggol di harga Rp37.304 per kg turun dari hari sebelumnya Rp39.124 per kg.

    Selanjutnya, komoditas cabai merah keriting di harga Rp43.586 per kg turun dari sebelumnya Rp45.264 per kg; lalu cabai merah besar di harga Rp42.253 per kg turun dari sebelumnya Rp44.349 per kg. Lalu daging sapi murni Rp135.036 per kg turun dari sebelumnya Rp135.169 per kg, daging ayam ras Rp35.387 per kg turun dari sebelumnya Rp35.633 per kg, lalu telur ayam ras Rp29.130 per kg turun dari sebelumnya 29.572 per kg.

    Gula konsumsi di harga Rp18.052 per kg turun dari sebelumnya tercatat Rp18.362 per kg. Kemudian, minyak goreng kemasan Rp20.164 per liter turun dari sebelumnya Rp20.816 per liter; minyak goreng curah Rp17.141 per liter turun dari sebelumnya Rp17.533 per liter; Minyakita Rp17.102 per liter turun dari sebelumnya Rp17.522 per liter.

    Selanjutnya, tepung terigu curah Rp9.440 per kg turun dari sebelumnya Rp9.753 per kg; lalu tepung terigu kemasan Rp12.586 per kg turun dari sebelumnya Rp13.016 per kg.

    Komoditas ikan kembung di harga Rp41.688 per kg naik dari sebelumnya Rp41.513 per kg; ikan tongkol Rp34.400 per kg naik dari sebelumnya Rp34.379 per kg; ikan bandeng Rp34.747 per kg turun dari sebelumnya Rp34.799 per kg. Selanjutnya, garam konsumsi di harga Rp11.131 per kg turun dari hari sebelumnya Rp11.677 per kg.

    Sementara itu, daging kerbau beku (impor) di harga Rp97.778 per kg turun dari sebelumnya Rp104.383 kg, daging kerbau segar lokal Rp143.889 per kg turun dari sebelumnya mencapai Rp141.512 per kg.

    Sumber : Antara