Produk: Batu Bara

  • Pelabuhan Terbesar Terguncang, Israel Dituding Jadi Dalang

    Pelabuhan Terbesar Terguncang, Israel Dituding Jadi Dalang

    PIKIRAN RAKYAT – Ledakan besar mengguncang pelabuhan terbesar Iran, Bandar Abbas, pada Sabtu 26 April 2025, menewaskan sedikitnya 18 orang dan melukai lebih dari 700 lainnya. Insiden ini terjadi di area pelabuhan Shahid Rajaee, yang merupakan pusat peti kemas terbesar di Iran.

    Menurut laporan media pemerintah Iran, ledakan diduga berasal dari bahan kimia yang disimpan secara tidak aman di dalam kontainer. Juru bicara Organisasi Manajemen Krisis Iran, Hossein Zafari, mengungkapkan bahwa pihaknya sebelumnya sudah memperingatkan soal potensi bahaya ini.

    “Penyebab ledakan adalah bahan kimia di dalam wadah,” ucap Hossein Zafari kepada kantor berita ILNA.

    “Sebelumnya, Direktur Jenderal Manajemen Krisis telah memberikan peringatan kepada pelabuhan ini selama kunjungan mereka dan telah menunjukkan kemungkinan bahaya,” ujarnya menambahkan.

    Meskipun bahan kimia disebut sebagai pemicu utama, seorang juru bicara pemerintah Iran menyatakan penyebab pasti insiden belum dapat dipastikan. Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, langsung memerintahkan investigasi menyeluruh dan mengirim Menteri Dalam Negeri ke lokasi kejadian.

    Rekaman resmi yang disiarkan televisi Iran memperlihatkan awan asap hitam dan oranye mengepul di atas pelabuhan, diikuti kerusakan parah pada gedung-gedung sekitar. Ledakan juga menghancurkan jendela dalam radius beberapa kilometer, bahkan terdengar hingga ke Pulau Qeshm yang berjarak sekitar 26 kilometer dari lokasi.

    Sejumlah korban terluka terlihat tergeletak di jalan, sementara para petugas penyelamat berusaha memadamkan api dan mengevakuasi truk-truk dari area terdampak. Pejabat bea cukai menyebutkan bahwa area kontainer yang meledak kemungkinan menyimpan “barang berbahaya dan bahan kimia.”

    Akibat ledakan ini, seluruh aktivitas di pelabuhan Shahid Rajaee dihentikan sementara.

    Dugaan Keterlibatan Israel Penjajah

    Meski sejauh ini penyebab teknis menjadi fokus penyelidikan, tudingan terhadap Israel penjajah mencuat seiring rekam jejak ketegangan panjang kedua negara. Dalam beberapa tahun terakhir, Iran kerap mengalami serangkaian insiden mematikan di sektor energi dan industrinya, mulai dari kebakaran kilang, ledakan gas di tambang batu bara, hingga insiden perbaikan darurat di Bandar Abbas pada 2023 yang menewaskan seorang pekerja.

    Iran menuding sebagian insiden tersebut merupakan sabotase oleh Israel penjajah. Termasuk serangan terhadap fasilitas pertahanan udara Iran dan serangan siber terhadap jaringan pelabuhan Shahid Rajaee pada 2020.

    The Washington Post melaporkan bahwa insiden ledakan kali ini kemungkinan besar melibatkan Israel penjajah sebagai bentuk balasan atas serangan siber Iran sebelumnya. Israel penjajah sendiri disebut sangat khawatir terhadap hasil pembicaraan nuklir AS-Iran yang sedang berlangsung di Oman, sehingga diduga berupaya menghambat perkembangan program nuklir Iran.

    Teheran menegaskan program nuklirnya murni untuk tujuan damai, namun para pengamat internasional menilai Iran kian mendekati kemampuan untuk memproduksi bom nuklir.

    Hingga kini, tidak ada komentar resmi dari militer Israel penjajah maupun kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengenai dugaan keterlibatan Israel penjajah dalam ledakan tersebut.

    Fasilitas Minyak Tidak Terdampak

    Dalam keterangan terpisah, Perusahaan Pemurnian dan Distribusi Minyak Iran Nasional menegaskan bahwa fasilitas minyak di sekitar lokasi ledakan tidak terdampak.

    “Kami tidak memiliki hubungan dengan kilang, tangki bahan bakar, kompleks distribusi, dan pipa minyak di area tersebut,” ujar pernyataan resmi perusahaan, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Reuters.

    Pihak berwenang Iran memastikan bahwa hingga saat ini upaya pemadaman api dan penanganan korban terus berlangsung, sambil menunggu hasil investigasi lebih lanjut.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Kontainer Bahan Kimia Meledak di Pelabuhan Iran, 4 Tewas-Ratusan Luka

    Kontainer Bahan Kimia Meledak di Pelabuhan Iran, 4 Tewas-Ratusan Luka

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ledakan besar mengguncang Pelabuhan Shahid Rajaee di Bandar Abbas, Iran, pada Sabtu (26/4/2025) waktu setempat, menewaskan sedikitnya empat orang dan melukai lebih dari 500 orang, menurut laporan media pemerintah Iran.

    Melansir Reuters, ledakan itu terjadi saat Iran memulai putaran ketiga perundingan nuklir dengan Amerika Serikat (AS) di Oman. Namun, sejauh ini belum ada indikasi bahwa kedua peristiwa tersebut saling berkaitan.

    Juru Bicara Organisasi Manajemen Krisis Iran Hossein Zafari menyebut ledakan itu kemungkinan besar dipicu oleh buruknya penyimpanan bahan kimia di dalam kontainer pelabuhan.

    “Penyebab ledakan itu adalah bahan kimia di dalam kontainer,” ujarnya kepada kantor berita ILNA, dikutip dari Reuters, Sabtu (26/4/2025).

    Ia juga menambahkan, “Sebelumnya, Direktur Jenderal Manajemen Krisis telah memberikan peringatan kepada pelabuhan ini selama kunjungan mereka dan telah menunjukkan kemungkinan bahaya.”

    Meski bahan kimia diduga kuat menjadi pemicu, juru bicara pemerintah Iran menegaskan, penyebab pasti ledakan masih dalam penyelidikan.

    Dari insiden ini, saluran berita resmi Iran menayangkan rekaman dramatis, asap hitam dan jingga pekat membubung di atas pelabuhan, gedung-gedung perkantoran hancur, dengan puing-puing berserakan di mana-mana.

    Pelabuhan Shahid Rajaee merupakan pelabuhan terbesar di Iran, menangani sebagian besar lalu lintas kontainer negara tersebut. Ledakan ini begitu kuat hingga memecahkan jendela dalam radius beberapa kilometer, bahkan suara dentumannya terdengar sampai ke Pulau Qeshm, sekitar 26 kilometer dari Bandar Abbas.

    Kantor berita Tasnim juga mengunggah video suasana kacau, memperlihatkan korban-korban yang terluka tergeletak dan tengah mendapatkan perawatan darurat.

    Sebelumnya, TV pemerintah melaporkan kelalaian dalam penanganan bahan mudah terbakar merupakan “faktor penyebab” ledakan. Seorang pejabat manajemen krisis menyebutkan ledakan bermula dari beberapa kontainer yang meledak.

    Dalam upaya penyelamatan, truk-truk dievakuasi dari pelabuhan, dan aktivitas di sana sementara dihentikan. Para pejabat memperingatkan area kontainer kemungkinan menyimpan “barang-barang berbahaya dan bahan kimia.”

    Serangkaian Insiden Mematikan

    Ledakan di pelabuhan ini menambah daftar panjang insiden mematikan yang terjadi di Iran dalam beberapa tahun terakhir. Sejumlah kecelakaan seperti kebakaran kilang minyak, ledakan gas di tambang batu bara, hingga insiden perbaikan darurat di Bandar Abbas pada 2023 lalu, yang merenggut nyawa seorang pekerja, sebagian besar disebabkan oleh kelalaian.

    Namun, tidak semua insiden murni kecelakaan. Iran juga menuduh Israel berada di balik beberapa serangan terhadap infrastruktur strategis mereka. Teheran menyalahkan Israel atas serangan terhadap jaringan pipa gas pada Februari 2024, serta serangan siber yang melumpuhkan sistem komputer di pelabuhan Shahid Rajaee pada tahun 2020 silam. Washington Post sebelumnya melaporkan, serangan siber itu merupakan balasan atas operasi siber Iran terhadap Israel.

    Meski begitu, hingga saat ini belum ada komentar resmi dari militer Israel maupun dari kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengenai dugaan keterlibatan mereka dalam ledakan Sabtu ini.

    Yang pasti, otoritas Iran memastikan fasilitas minyak di sekitar pelabuhan tetap aman. Dalam pernyataannya, Perusahaan Penyulingan dan Distribusi Minyak Nasional Iran menegaskan bahwa insiden ini “tidak ada kaitannya dengan kilang minyak, tangki bahan bakar, kompleks distribusi, maupun jaringan pipa minyak.”

    (dce)

  • Gibran Sebut Ada 28 Komoditas untuk Hilirisasi, Potensi Rp 13 Ribu Triliun
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        25 April 2025

    Gibran Sebut Ada 28 Komoditas untuk Hilirisasi, Potensi Rp 13 Ribu Triliun Nasional 25 April 2025

    Gibran Sebut Ada 28 Komoditas untuk Hilirisasi, Potensi Rp 13 Ribu Triliun
    Penulis
    JAKARTA, KOMPAS.com 
    – Wakil Presiden
    Gibran Rakabuming
    Raka menyampaikan pemerintah sudah memetakan komoditas unggulan untuk
    hilirisasi
    yang berpotensi menghasilkan belasan ribu triliun rupiah untuk masa depan Indonesia.
    “Pemerintah sudah memetakan 28 komoditas unggulan yang potensinya bisa mencapai lebih dari Rp 13.000 triliun di tahun 2040,” kata Gibran di video berjudul ”
    Hilirisasi
    dan Masa Depan Indonesia” dalam kanal
    YouTube
    -nya dengan thumbnail “Hilirisasi Part 1”, Jumat (25/4/2025).
    Dia menekankan pentingnya hilirisasi untuk kemakmuran rakyat karena kekayaan alam mentah saja tidak cukup untuk memajukan ekonomi bila tidak diolah menjadi produk akhir.
    Inventarisasi komoditas untuk hilirisasi merupakan perintah Presiden
    Prabowo
    Subianto.
    “Satgas percepatan hilirisasi juga dibentuk tahun ini. Investasi juga terus digencarkan,” kata Gibran.
    Hilirisasi, kata dia, sudah sesuai dengan UUD 1945 yang mengatakan bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
    Kata putra sulung Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) ini, hilirisasi bukan cuma untuk pengusaha elite tapi juga untuk keadilan ekonomi rakyat.
    Dilansir ANTARA dari pemberitaan 11 Desember 2024, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani menjelaskan saat itu bahwa 28 komoditas unggulan berasal dari delapan sektor utama meliputi mineral, batu bara, minyak bumi dan gas bumi, perkebunan, kelautan, perikanan dan kehutanan.
    28 Komoditas itu secara rinci terdiri dari komoditas mineral dan batu bara meliputi batu bara, nikel, timah, tembaga, bauksit, besi baja, emas perak, aspal buton, pasir silika, mangan, kobalt dan logam tanah jarang. Disusul sektor minyak dan gas bumi.
    Komoditas perkebunan berupa kelapa sawit, kelapa, karet, biofuel, cokelat dan pala. Sektor kehutanan meliputi kayu balok, getah pinus. Sektor perikanan meliputi udang, ikan tuna;cakalang dan tongkol (TCT), tilapia serta rajungan, sementara sektor kelautan yakni rumput laut dan garam.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Anak Usaha Astra Incar Tambang Mineral-Proyek Geothermal, Siapkan Rp 16,84 T

    Anak Usaha Astra Incar Tambang Mineral-Proyek Geothermal, Siapkan Rp 16,84 T

    Jakarta

    Emiten anak usaha PT Astra International Tbk (ASII), PT United Tractor Tbk (UNTR) merambah segmen non-batu bara. Dalam upaya tersebut, perseroan berencana menggelontorkan dana hingga US$ 1 miliar atau sekitar Rp 16,84 triliun (asumsi kurs Rp 16.841).

    Direktur UNTR Iwan Hadiantoro menerangkan, segmen non-batu bara itu mencakup nikel, perak, emas, tembaga, hingga bauksit. Ia juga menyebut tengah melakukan studi untuk komoditas lithium dalam upaya memperluas portofolionya.

    Sementara untuk sektor energi bersih, Iwan mengatakan perseroan juga akan memperkuat portofolio di sektor hydro, solar photovoltaic (PV), hingga geothermal. Ia mengatakan, perkuatan portofolio itu telah dilakukan sejak beberapa tahun terakhir.

    “2 tahun yang lalu kita akuisisi tambang nikel 2, lalu kita akuisisi geothermal proyek renewable energy. Nah sekarang ini ada beberapa proyek terutama di mineral mining yang kita jajaki, tapi namanya belum bisa saya sebut. Tapi kita konsisten sediakan budget kurang lebih US$ 500 juta sampai US$ 1 billion setiap tahun,” kata Iwan dalam konferensi persnya di Catur Dharma Hall, Menara Astra, Jumat (25/4/2025).

    Ia mengatakan, pihaknya juga kembali membuka kemungkinan melakukan akuisisi. Namun begitu, Ia tak menyebut rinci proyek yang hendak diakuisisi perseroan tahun ini. Iwan menambahkan, perkuatan portofolio dilakukan untuk mengimbangi pendapatan, baik di segmen batu bara dan non-batu bara.

    “Sehingga nanti di 2030 kami bisa seimbangkan kontribusi pendapatan batu bara dan non batu bara. Kalau ada akuisisi lagi, kami akan lakukan keterbukaan informasinya,” jelasnya.

    Ditemui terpisah, Corporate Secretary UNTR Sara K Loebis mengatakan biaya modal atau Capital Expenditure (Capex) untuk akuisisi dialokasikan dari dua sumber pendanaan, yakni cas internal dan pinjaman. Namun begitu, ia tak menyebut pasti rincian nilai yang digelontorkan.

    “Jadi kalau yang kapeks kami keluarkan untuk operasional itu memang dari internal cash, namun untuk akuisisi, karena kita juga belum bisa menebak besarnya berapa. Pasti ada dari internal cash, tapi mungkin juga dari pinjaman dari fasilitas pinjaman,” ujarnya.

    Sementara untuk tahun ini, Sara menjelaskan perseroan mengalokasikan belanja modal sekitar US$ 900 juta hingga US$ 1 miliar untuk operasional sepanjang tahun 2025 atau sekitar Rp 16,82 triliun (asumsi kurs Rp 16,824). Adapun modal belanja perseroan menurun sekitar 9,09% jika dibandingkan tahun sebelumnya sebesar US$ 1,1 miliar.

    Sara menjelaskan, alokasi modal sebesar US$ 130 juta dialokasikan untuk membangun smelter Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) yang dimulai sejak tahun 2024 dengan total modal sebesar US$ 160 juta. Sara menambahkan, perseroan akan menggunakan dana belanja modal untuk proyek RKEF dan meningkatkan produksi nikel.

    “Investasi atau belanja modal yang kami siapkan adalah untuk yang bisnis yang sudah ada misalnya kita perlu perbaikan infrastruktur itu pasti sudah kita anggarkan,” tutupnya.

    (hns/hns)

  • Rekor! Kapasitas Pembangkit Surya-Angin China Lampaui PLTU Batu Bara

    Rekor! Kapasitas Pembangkit Surya-Angin China Lampaui PLTU Batu Bara

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Energi Nasional China mengumumkan, untuk pertama kalinya bahwa kapasitas pembangkit listrik berbasis energi terbarukan yakni angin dan surya di China telah melampaui kapasitas energi termal, yang sebagian besar berasal dari batu bara.

    Hal ini menjadi capaian yang cukup penting dalam transisi energi yang dilakukan oleh Negeri Panda. Terlebih, China selama ini dikenal sebagai penghasil emisi gas rumah kaca terbesar di dunia.

    Adapun, China sendiri telah berkomitmen untuk mencapai puncak emisi karbon pada tahun 2030 dan mencapai netralitas karbon pada tahun 2060.

    Berdasarkan penelitian yang diterbitkan tahun lalu, meski sekitar 60% energi negara tersebut berasal dari batu bara, China juga merupakan pusat energi terbarukan, dengan membangun hampir dua kali lipat kapasitas angin dan surya dibandingkan dengan semua negara lain jika digabungkan.

    “Pada kuartal pertama tahun 2025, kapasitas tenaga angin dan fotovoltaik China yang baru dipasang berjumlah total 74,33 juta kilo Watt, sehingga kapasitas terpasang kumulatif menjadi 1,482 miliar kilo Watt,” kata Badan Energi Nasional China, dikutip dari AFP, Jumat (25/4/2025).

    Hal itu melampaui kapasitas terpasang tenaga termal (1,451 miliar kilo Watt) untuk pertama kalinya.

    Pada Rabu (23/4/2025), Presiden Xi Jinping mengatakan bahwa “tidak peduli bagaimana situasi internasional berubah”, upaya negaranya untuk memerangi perubahan iklim tidak akan kendor.

    Ia juga mengatakan bahwa Tiongkok akan mengumumkan komitmen pengurangan gas rumah kaca 2035, yang dikenal sebagai Kontribusi yang Ditentukan Secara Nasional atau Nationally Determined Contribution (NDC), sebelum COP30 pada November dan akan mencakup semua gas rumah kaca, bukan hanya karbon dioksida.

    Di sisi lain, Presiden Donald Trump telah menarik Amerika Serikat, penghasil emisi karbon terbesar kedua di dunia, keluar dari Perjanjian Iklim Paris sambil menjanjikan perluasan besar-besaran dalam eksploitasi bahan bakar fosil.

    Sebagaimana diketahui, tonggak sejarah baru Tiongkok muncul saat negara tersebut mengalami pertumbuhan eksplosif dalam energi terbarukan. Tahun lalu, China menambahkan rekor 357 Giga Watt tenaga angin dan surya, 10 kali lipat dari penambahan AS.

    Negara tersebut memenuhi target 2030 untuk memasang kapasitas tenaga surya dan angin sebesar 1.200 GW hampir enam tahun lebih awal.

    Pengumuman hari Jumat menyatakan bahwa penambahan tenaga angin dan tenaga surya pada kuartal pertama telah “jauh melampaui” peningkatan total konsumsi listrik di Tiongkok.

    “Tren ini kemungkinan besar akan terus berlanjut pada bulan-bulan dan kuartal berikutnya di tahun 2025,” kata Yao Zhe, penasihat Kebijakan Global di Greenpeace Asia Timur, kepada AFP.

    Itu menunjukkan sektor listrik Tiongkok sedang mengalami “perubahan struktural dan emisi karbon sektor tersebut tinggal selangkah lagi menuju puncaknya”.

    Namun demikian, tak dapat dipungkiri bahwa batu bara terus memainkan peran penting dalam bauran energi Tiongkok. Meskipun terjadi lonjakan energi terbarukan, Tiongkok juga memulai pembangunan proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara sebesar 94,5 G ga Watt pada tahun 2024.

    Menurut laporan dari Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih (CREA) yang berbasis di Finlandia dan Pemantau Energi Global (GEM) di Amerika Serikat, kapasitas tersebut 93 persen dari total global.

    (wia)

  • ESDM Siap Fasilitasi Investor Masuk Proyek Baterai Usai LG Didepak

    ESDM Siap Fasilitasi Investor Masuk Proyek Baterai Usai LG Didepak

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kementerian ESDM) buka suara soal penunjukan Zhejiang Huayou Cobalt Co. menggantikan LG Energy Solution (LG) dalam konsorsium proyek Titan senilai US$9,8 miliar atau Rp142 triliun.

    LG sebelumnya disebut didepak dari proyek rantai pasok baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) itu lantaran negosiasi antara LG dan konsorsium Indonesia Battery Corporation (IBC) telah berlangsung terlalu lama, yakni hampir 5 tahun.

    Dirjen Mineral dan Batu bara (Minerba) ESDM Tri Winarno mengatakan, pihaknya pasti mendukung investor manapun untuk masuk ke Proyek Titan, termasuk investor asal China, Huayou.

    “Intinya setiap yang investasi di Indonesia kita welcome. Intinya poinnya seperti itu. Kita welcome. Memfasilitasi, apa yang jadi kendala kita fasilitasi, apa yang jadi permasalahan kita fasilitasi,” kata Tri di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (25/4/2025).

    Dia juga menyebut, pemerintah bakal terus menjaring investor dan memfasilitasi kebutuhan mereka. Hal ini dilakukan demi menjadikan Indonesia sebagai magnet investasi, khususnya di sektor pengolahan mineral.

    “Pemerintah berusaha untuk mendekat bagaimana cara investasi bisa masuk, apa kendala lainnya itu selalu pemerintah ini,” ujar Tri.

    Dia pun mengatakan pihaknya belum mengetahui apakah akan ada mitra lain yang bekerja sama dengan Huayo. Menurutnya, hal itu adalah kewenangan pelaku usaha. Kendati, pemerintah siap membantu jika ada kendala.

    “Kalau misalnya B2B [business to business] pemerintah kan enggak bisa ngatur ya. Ya silahkan saja kalau misalnya [ada kerja sama]. Yang jelas kalau ada kendala, permasalahan, disampaikan ke kami, kami fasilitasi,” ucap Tri.

    Sebagai informasi, semula konsorsium LG bersama konsorsium BUMN IBC tergabung dalam Proyek Titan dengan total komitmen investasi senilai US$9,8 miliar atau sekitar Rp142 triliun. 

    Komitmen investasi itu terdiri atas investasi di hulu tambang senilai US$850 juta, smelter HPAL US$4 miliar, pabrik prekursor/katoda senilai US$1,8 miliar, dan pabrik sel baterai senilai US$3,2 miliar.

    IBC sendiri bakal membuka kesempatan untuk investor bergabung dalam proyek itu setelah LG didepak. Amerika Serikat (AS) menjadi salah satu yang diincar.

    VP Commercial and Marketing IBC Bayu Hermawan mengatakan, pihaknya telah menjajaki berbagai potensi investasi dari berbagai negara selama 2-3 tahun terakhir untuk berpartisipasi dalam ekosistem ini. 

    “Memang ada beberapa item yang kita masih coba menjajaki ya. Value proposition apa yang bisa kita bawa dan value proposition apa yang mereka bawa,” kata Bayu kepada wartawan, Kamis (24/4/2025). 

    Menurut keterangan Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM), Huayou sendiri akan memiliki kontribusi besar di Proyek Titan.

    “Huayou saya belum bisa diskusi lebih banyak ya, karena informasinya juga baru kemarin gitu ya. Mungkin nanti spesifik dari teman-teman dari kementerian, BKPM, dan ESDM, apalagi sekarang juga ada satgas hilirisasi, itu juga kita akan coba untuk berkoordinasi dengan mereka ya,” jelasnya.  

    Lebih lanjut, Bayu menuturkan bahwa pihaknya tak hanya menawarkan proyek tersebut ke China dan AS, tetapi juga ke Eropa, Australia, Korea, hingga Jepang yang memberikan minat positif.  

    Bayu menerangkan bahwa proyek tersebut memiliki nilai rantai pasok yang panjang dan terintegrasi dari tambang, prekursor, hingga ke sel baterai. Untuk mengintegrasikan hulu ke hilir, kapasitas dari setiap segmen harus terhubung.  

    “Memang ada hal-hal yang memang kemarin itu tidak mencapai kesepakatan dan juga key challenge juga dari mereka yang seperti apa yang mereka bilang bahwa memang market mereka itu kan memang NMC [lithium nickel manganese cobalt oxide] itu ya pasti market-nya Eropa, Amerika dan lain sebagainya gitu ya,” tuturnya. 

  • ESDM Seleksi 5 Calon Dirjen Migas, Ini Daftar Namanya

    ESDM Seleksi 5 Calon Dirjen Migas, Ini Daftar Namanya

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah menyeleksi lima kandidat Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi atau Dirjen Migas. 

    Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menuturkan, semua kandidat telah lolos seleksi administrasi dan wawancara. Menurutnya, kelima kandidat merupakan pejabat Kementerian ESDM.

    Dia merinci, Kementerian ESDM baru saja menyelesaikan proses wawancara terhadap lima kandidat tersebut pada hari ini. Wawancara seleksi sendiri berlangsung mulai dari pukul 08.00 hingga 10.30 WIB.

    “Jadi kami wawancara masing-masing setengah jam. Sudah, nanti kita lihat kan hasilnya kombinasi ya. Antara wawancara makalah sama asesmen. Itu saja sih update-nya,” ujar Dadan di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (25/4/2025).

    Kendati, Dadan belum dapat memastikan kapan proses seleksi ini tuntas sepenuhnya. Dia hanya menyebut pelantikan Dirjen Migas masih harus menunggu terbitnya Keputusan Presiden (Keppres).

    Saat disinggung apakah ada isu-isu khusus yang ditanyakan dalam sesi wawancara, Dadan menuturkan berbagai topik penting dibahas oleh lima anggota panitia seleksi (pansel) yang hadir sebagai pewawancara.

    “Masing-masing kalau dari PLT Dirjen Migas bertanya bagaimana memastikan target-target Pak Menteri [Bahlil Lahadalia], target-target Presiden itu bisa terlaksana. Kan ada pansel [panitia seleksi]-nya,” ucapnya.

    Posisi dirjen migas sendiri saat ini memang kosong. Adapun jabatan itu sementara diisi oleh Pelaksana Tugas Harian (PLH) yakni Tri Winarno. 

    Tri sendiri saat juga sekaligus menjabat sebagai dirjen mineral dan batu bara (minerba). Adapun posisi dirjen migas terlahir kali diisi oleh Achmad Muchtasyar.

    Berikut nama-nama calon Dirjen Migas:

    1. Alimuddin Baso

    2. Julian Ambassadur Shiddiq

    3. Laode Sulaeman

    4. Mirza Mahendra

    5. Noor Arifin Muhammad

  • Kementerian ESDM Wawancara 5 Calon Dirjen Migas Baru, Siapa Saja? – Page 3

    Kementerian ESDM Wawancara 5 Calon Dirjen Migas Baru, Siapa Saja? – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kementerian ESDM) tengah melakukan seleksi Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, alias Dirjen Migas baru. Sebanyak 5 kandidat telah menjalani proses penyeleksian dalam bentuk wawancara.

    Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menyampaikan, dirinya bersama Plt Dirjen Migas Tri Winarno telah melakukan tahap wawancara kepada masing-masing kandidat baru tersebut. 

    “Jadi kita wawancara masing-masing setengah jam. Nanti kita lihat hasil kombinasinya, antara wawancara, makalah sama asesmen,” kata Dadan di Kantor Pusat Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (25/4/2025).

    Tahap wawancara tersebut turut melibatkan lima anggota panitia seleksi (pansel) dari berbagai instansi. Kelima anggota tersebut lantas menanyakan akan dibawa ke mana nasib Ditjen Migas ke depannya. 

    “Ada lima anggota pansel, lima pewawancara. Kalau dari Plt Dirjen Migas bertanya bagaimana memastikan target pak Menteri, Presiden bisa terlaksana. Dari PANRB ditanya bagaimana reformasi, tata kelola,” beber Dadan. 

    Adapun kelima kandidat Ditjen Migas terbaru ini seluruhnya berasal dari internal Kementerian ESDM. Sebanyak tiga di antaranya merupakan sosok yang kini berkiprah di lingkup Ditjen Migas, sementara dua lainnya berasal dari bagian Ditjen Mineral dan Batu Bara (Minerba) dan Sekretariat Jenderal Kementerian ESDM. 

    Berikut daftar 5 calon Dirjen Migas Kementerian ESDM terbaru:

    1. Inspektur II di Inspektorat Jenderal Kementerian ESDM, Alimuddin Baso

    2. Direktur Pembinaan Program Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Julian Ambassadur Shiddiq

    3. Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas ESDM, Laode Sulaeman

    4. Direktur Pembinaan Program Minyak dan Gas Bumi, Mirza Mahendra

    5. Direktur Teknik dan Lingkungan Minyak dan Gas Bumi, Noor Arifin Muhammad

    Sebelumnya, posisi Ditjen Migas diisi oleh Tri Winarno selama dua bulan sebagai Pelaksana Tugas (Plt). Menggantikan Achmad Muchtasyar yang mundur setelah adanya kasus korupsi besar-besaran yang menimpa PT Pertamina Patra Niaga. 

     

  • PLTA Batang Toru Bakal Pasok Listrik Jaringan Sumatera, Beroperasi Akhir 2025 – Page 3

    PLTA Batang Toru Bakal Pasok Listrik Jaringan Sumatera, Beroperasi Akhir 2025 – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – PT North Sumatera Hydro Energy (NSHE) menargetkan mulai uji coba Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) atau PLTA Batang Toru di Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara pada Juli 2025.

    PLTA yang masuk proyek strategis nasional senilai Rp 21 triliun tersebut akan mulai berakhir akhir 2025, untuk memasok listrik ke jaringan interkoneksi Sumatera.

    Expert Sipil Bangunan Air PT NSHE Hadi Susilo menuturkan, PLTA Batang Toru akan menjadi sumber energi baru dan pekerjaan konstruksi sudah mencapai 96%. PLTA yang dikelola NSHE tersebut berkapasitas terpasang total 510 MegaWatt (MW), dan pengoperasian tahap awal mencakup satu unit turbin berkapasitas 127,5 MW.

    “Tiga unit turbin lainnya akan menyusul beroperasi secara bertahap,” kata Hadi seperti dikutip dari Antara, Jumat (25/4/2025).

    Hadi menuturkan, untuk unit pertama, NSHE menargetkan mulai uji coba Juli 2025. Dibangun di atas lahan genangan seluas hanya 101 hektare, PLTA Batang Toru diklaim sebagai salah satu PLTA paling efisien dalam memanfaatkan ruang di Indonesia.

    Dengan efisiensi penggunaan lahan yang tinggi, proyek ini disebut mampu menghasilkan dampak lingkungan yang minimal dibandingkan proyek sejenis.

    “Dari sisi kelayakan, nilai ekonomi proyek ini sangat positif. Energi yang dihasilkan akan masuk ke jaringan tegangan tinggi PLN dan menggantikan sebagian pembangkit diesel dan batu bara yang kurang ramah lingkungan,” kata Hadi.

    Selain berfungsi sebagai penyedia energi bersih, PLTA Batang Toru dirancang untuk merespons beban puncak secara cepat, menjadikannya solusi strategis untuk ketahanan energi wilayah Sumatera.

    Proyek itu sebelumnya sempat menghadapi berbagai tantangan, termasuk isu lingkungan dan akses lokasi yang sulit. Namun, dengan kemajuan saat ini, PLTA Batang Toru menunjukkan pembangunan infrastruktur energi terbarukan yang berkelanjutan tetap dapat tercapai.

    “Dengan dimulainya operasi unit pertama pada akhir 2025, PLTA Batang Toru diharapkan menjadi tonggak penting dalam transisi energi hijau Indonesia,” kata Hadi.

  • Mendag: Impor Bawang Putih-Mobil Listrik Naik Signifikan Maret 2025

    Mendag: Impor Bawang Putih-Mobil Listrik Naik Signifikan Maret 2025

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengungkap impor barang konsumsi seperti bawang putih, apel, hingga mobil listrik mengalami kenaikan signifkan pada Maret 2025.

    Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengatakan impor barang konsumsi naik 18,73% dibandingkan bulan sebelumnya (month-over-month/MoM) pada Maret 2025. Begitu pula dengan impor barang modal yang naik sebesar 7,28% MoM.

    “Barang konsumsi yang impornya naik signifikan antara lain, bawang putih, apel, jeruk, monitor berwarna, dan mobil listrik,” kata Budi dalam keterangan tertulis, Rabu (23/4/2025).

    Sementara itu, Budi menuturkan impor barang modal yang naik signifikan adalah mesin sortir, mesin pemanas, komputer, pesawat terbang, dan kapal tanker.

    Di sisi lain, impor bahan baku dan penolong tercatat mengalami penurunan sebesar 3,27% MoM. Adapun, impor bahan baku dan penolong yang turun di antaranya gandum, kedelai, tebu, batu bara bitumen, dan pipa.

    Alhasil, kinerja impor Maret 2025 masih didominasi bahan baku dan penolong dengan pangsa 71,23%, diikuti barang modal 19,56%, dan barang konsumsi 9,21%.

    Secara keseluruhan, impor Indonesia tercatat sebesar US$18,92 miliar. Nilainya naik 0,38% dibandingkan Februari 2025 dan naik 5,34% dibandingkan Maret 2024.

    Jika dibandingkan dengan Februari 2025, kenaikan impor Maret 2025 hanya terjadi pada sektor migas sebesar 9,07%, sementara impor nonmigas turun sebesar 1,18% MoM.

    Adapun, beberapa produk impor nonmigas dengan kenaikan tertinggi pada Maret 2025 di antaranya buah-buahan (HS 08) naik 56,63% dan pupuk (HS 31) naik 46,06%.

    Kemudian, kertas, karton, dan barang daripadanya (HS 48) yang naik 29,12%. Kain rajutan (HS 60) naik 23,69%, serta ampas dan sisa industri makanan (HS 23) naik 14,60% dibandingkan bulan lalu.

    Berdasarkan negara asal, impor nonmigas Indonesia didominasi dari China, Jepang, dan Thailand dengan total pangsa 52,21% dari total impor nonmigas Maret 2025.

    Selain itu, beberapa negara asal impor nonmigas dengan kenaikan tertinggi, di antaranya adalah Pantai Gading yang naik 357,70%, Afrika Selatan 206,68%, Swedia 76,13%, Prancis 68,29%, dan Inggris 40,35% (MoM).

    Secara kumulatif untuk periode Januari—Maret 2025, total impor mencapai US$55,71 miliar, atau naik 1,47% (CtC). Peningkatan impor ini dipicu impor nonmigas yang naik sebesar 2,91%, namun impor migas turun sebesar 5,85% (CtC).