Produk: Batu Bara

  • Indonesia perkuat ekspor pulp dan kertas ke Australia

    Indonesia perkuat ekspor pulp dan kertas ke Australia

    Tangerang (ANTARA) – Menteri Perdagangan (Mendag) RI Budi Santoso dan Direktur Regional Australia dan Selandia Baru Sorbent Group Australia Steve Nicholson membahas penguatan peran Pemerintah Indonesia dalam menjaga keberlangsungan ekspor bubur kayu dan kertas (pulp and paper) ke Australia di sela-sela pelaksanaan Trade Expo Indonesia (TEI) 2025 di ICE BSD, Tangerang, Banten.

    Dalam hal ini, pembeli Australia meminta pemerintah Indonesia untuk mendorong Pemerintah Australia membuka dialog dengan pelaku usaha produk kertas Australia.

    “Buyer ini mengharapkan dukungan Pemerintah Indonesia untuk mendorong Pemerintah Australia agar dapat berdialog dengan mereka. Kami dukung berbagai upaya untuk semakin memperkuat ekspor produk Indonesia ke Australia,” kata Budi melalui keterangan di Tangerang, Banten, Kamis.

    Menurut Budi, Kementerian Perdagangan RI memiliki perwakilan perdagangan RI di Australia, yaitu Atdag RI di Canberra dan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) di Sydney.

    Keduanya siap memfasilitasi pembeli Australia yang ingin membeli produk-produk Indonesia. Para perwakilan perdagangan RI di Australia juga dapat membantu mendorong dialog antarpemerintah yang dibutuhkan pembeli Australia maupun pelaku usaha Indonesia yang ingin ekspor ke Australia.

    Sementara itu, Steve Nicholson berharap hubungan dagang dengan eksportir Indonesia terus berlanjut dan semakin diperkuat dengan dukungan Pemerintah Indonesia. Hal ini diperlukan untuk memastikan kesinambungan pembelian produk-produk dari Indonesia.

    “Kami harap hubungan kita akan terus berlanjut dan kami mengharapkan bantuan Pemerintah Indonesia agar dapat membantu membuka dialog dengan mitra di Australia. Hal ini juga untuk menjaga kesinambungan produksi kami di Australia menggunakan bahan-bahan dari Indonesia,” kata Steve.

    Tahun ini di TEI, Sorbent Group Australia menandatangani nota kesepahaman (MoU) pembelian produk Indonesia senilai 260 juta dolar Australia. Nilai ekspor ini merupakan yang terbesar selama beberapa tahun terakhir melalui fasilitasi Atase Perdagangan RI Canberra.

    Nilai ini meningkat 30 persen dibanding MoU pada 2024 yang sebesar 200 juta dolar Australia.

    Atdag RI Canberra Agung Haris Setiawan mengatakan, perwakilan perdagangan RI di Australia siap membantu memfasilitasi berbagai kebutuhan pembeli yang ingin membeli produk Indonesia.

    “Kami dapat dihubungi untuk membantu buyer mendapatkan produk-produk Indonesia dan kami juga siap memfasilitasi eksportir Indonesia yang ingin memasuki pasar Australia,” kata Haris.

    Pada Januari-Agustus 2025, total perdagangan Indonesia dengan Australia mencapai 8,60 miliar dolar AS. Sementara itu, pada 2024, total perdagangannya mencapai 15,41 miliar dolar AS.

    Ekspor utama Indonesia ke Australia meliputi struktur untuk bangunan, pipa, pupuk, hingga monitor dan proyektor. Sementara itu, impor utama Indonesia dari Australia meliputi batu bara, emas, bijih besi, hingga gandum.

    Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
    Editor: Evi Ratnawati
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Menkop akan siapkan permen terkait koperasi yang mengelola tambang

    Menkop akan siapkan permen terkait koperasi yang mengelola tambang

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Koperasi (Menkop) Ferry Juliantono akan menyiapkan peraturan menteri (permen) terkait koperasi yang mengelola tambang.

    “Nanti kami akan kaji kemungkinan untuk membuat peraturan menteri Koperasi,” ujar Ferry dalam acara 1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran di Jakarta, Kamis.

    Dia menambahkan bahwa Kementerian Koperasi (Kemenkop) nantinya akan mempersyaratkan koperasi yang mengajukan izin pengelolaan tambang adalah koperasi yang memiliki anggota yang berasal dari masyarakat di wilayah tambang mineral tersebut.

    “Dengan permen keluar langsung ajukan tambang ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), kalau itu koperasi ke Kementerian Koperasi. Syarat ada, tapi kita tidak boleh mempersulit lagi syaratnya, begitu syarat teknis yang ada di Kementerian ESDM ada, kita yang di Kementerian Koperasi permennya itu hanya sebatas dengan ranahnya koperasi,” katanya.

    Ferry mengungkapkan permen terkait koperasi yang mengelola tambang diharapkan dapat terbit pada pekan depan.

    “Justru kenapa koperasi harus dibuka kesempatan mengelola tambang, karena supaya anggota koperasinya bisa berasal dari masyarakat desa di sekitar tambang itu,” ujarnya.

    Sebelumnya Menteri Koperasi Ferry Juliantono menyatakan untuk pertama kalinya dalam sejarah koperasi diberikan kesempatan mengelola tambang dan mineral hingga 2.500 hektare guna memperkuat peran koperasi dalam sektor strategis nasional.

    Ia menjelaskan kebijakan tersebut sejalan dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2025 yang menjadi perubahan kedua atas PP Nomor 96 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Bara.

    Menurut Ferry, peraturan baru itu membuka jalan bagi koperasi untuk memiliki izin usaha pertambangan secara resmi, menandai era baru keterlibatan koperasi dalam pengelolaan sumber daya alam nasional.

    Ia menegaskan kebijakan tersebut juga menjadi bukti keseriusan pemerintah memperkuat posisi koperasi agar dapat bersaing dalam industri pertambangan yang selama ini didominasi korporasi besar.

    Lebih lanjut dikatakan Ferry, kebijakan itu akan membuka peluang pengelolaan tambang oleh berbagai entitas nasional, termasuk koperasi sebagai lembaga ekonomi kerakyatan.

    Pewarta: Aji Cakti
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Melihat Lebih Dekat Inovasi AI & Smart Manufacturing Pabrik AC TCL di Wuhan

    Melihat Lebih Dekat Inovasi AI & Smart Manufacturing Pabrik AC TCL di Wuhan

    Wuhan, China

    Di tengah pesatnya transformasi industri, TCL Technology (TCL) terus mendorong hadirnya produk elektronik berkualitas. Upaya ini salah satunya dibuktikan langsung melalui penerapan inovasi teknologi dan penerapan sistem smart manufacturing dalam proses produksi Air Conditioner (AC).

    Pada Selasa (23/9/2025) lalu, tim detikcom berkesempatan untuk mengunjungi langsung pabrik AC TCL di Wuhan, China. Selama kunjungan, tim detikcom menyaksikan langsung bagaimana AC TCL diproduksi dengan sistem manufaktur yang canggih dan terintegrasi.

    Dengan luas area 39 hektare, kawasan pabrik AC TCL di Wuhan dilengkapi dengan jalur perakitan otomatis, robot industri, hingga manajemen logistik digital secara real-time.

    “TCL Air Conditioner Wuhan Smart Manufacturing mencakup area seluas 39 hektar dengan total investasi sebesar CNY 3,42 miliar. Dengan memanfaatkan smart park system dan platform industri pintar 6+1 yang terhubung dengan teknologi digital twin yang canggih, pabrik ini menjadi salah satu contoh terbaik dalam penerapan smart manufacture di industri,” ujar General Manager TCL AC Factory, Xin’an Li pada saat Media Interview di TCL Wuhan AC Factory, Rabu (24/9/2025).

    “Di dalamnya terdapat gedung teknologi, pusat produksi pintar, dan pusat pengujian. Pabrik ini juga dilengkapi dengan 16 pabrik gelap, laboratorium canggih, serta 8 jalur produksi digital yang dikendalikan oleh sistem AI. Salah satu keunggulan utama dari pabrik ini adalah adanya lini produksi khusus pertama di dunia untuk AC dengan fitur udara segar bebas debu,” sambungnya.

    Wawancara eksklusif bersama General Manager TCL AC Factory, Xin’an Li dan Director Research & Development TCL AC Factory, Meng Wang Foto: TCL

    Penerapan Teknologi Canggih dalam Proses Produksi

    Selama proses produksi, AC TCL memanfaatkan platform Internet industri 5G+ dan teknologi Artificial Intelligence of Things (AI×IoT) untuk mencapai pengumpulan data mandiri, analisis mandiri, dan pengambilan keputusan mandiri. Selain itu, status produksi waktu nyata ditampilkan secara real-time melalui kokpit pintar pabrik.

    Penggunaan teknologi robot di pabrik AC TCL di Wuhan Foto: TCL

    Dalam mendukung sistem smart manufacturing, pabrik AC TCL di Wuhan juga mengadopsi teknologi AMR (Autonomous Mobile Robot) sebagai bagian dari proses otomatisasi logistik internal. Robot AMR dapat bergerak secara otomatis di jalur produksi, menggunakan sensor, kamera, dan teknologi pemetaan untuk mengangkut material. Teknologi ini beroperasi selama 24 jam sehari dimana seluruh prosesnya dikelola secara digital sehingga membantu proses produksi menjadi lebih efisien.

    Penggunaan teknologi robot di pabrik AC TCL di Wuhan Foto: TCL

    Uji Coba Menyeluruh di Setiap Tahap Produksi

    Tak hanya proses produksi, tim detikcom juga berkesempatan untuk melihat langsung quality control yang diterapkan TCL untuk menjaga standar setiap unit AC yang diproduksi. Berikut beberapa tahapan pengujian yang dilakukan di pabrik AC TCL Wuhan:

    1. Fast Cooling Test

    Fast Cooling Test bertujuan untuk mengevaluasi seberapa cepat AC TCL dapat menurunkan suhu ruangan dari kondisi awal ke suhu target dalam jangka waktu tertentu. Di pabrik AC TCL, uji ini dilakukan di ruangan tertutup dengan alat pengukur udara khusus.

    Hasilnya, AC TCL seri Gentel Pro mampu menurunkan suhu ruangan hingga 18°C hanya dalam waktu kurang dari 60 detik. Dengan teknologi ini, AC TCL mampu mengurangi konsumsi listrik hingga 37%, menghemat hingga 1.132 kWh per tahun.

    2. Noise Level Test

    AC TCL menjalani uji kebisingan di laboratorium semi-anechoic dengan kondisi pengoperasian yang dapat disesuaikan. Laboratorium ini memungkinkan analisis dan penelitian tekanan suara, daya suara, getaran pipa, tegangan pipa, dan karakteristik kebisingan AC, memastikan pengoperasian yang senyap dan kenyamanan pengguna.

    3. Voice Control Test

    Kemudian, TCL juga melakukan uji kontrol suara untuk menilai kemampuan AC dalam merespons perintah suara (voice commands) untuk memastikan fitur interaksi suara bekerja dengan akurat. Berdasarkan tinjauan, AC TCL mampu merespons perintah suara dengan cepat hanya dalam beberapa detik.

    Dengan Voice Control AI, pengguna hanya cukup menyebut “Hai TCL”, kemudian melanjutkan instruksi seperti, “lower the temperature”, nantinya AC akan menyesuaikan udara sesuai perintah yang diminta. Fungsi ini bahkan dapat beroperasi tanpa koneksi internet.

    4. Environmental Test

    Uji coba lingkungan di pabrik AC TCL Foto: Inkana Putri

    Selanjutnya, ada uji coba lingkungan, dimana AC TCL diuji dalam ruangan simulasi lingkungan ekstrem dengan suhu yang bervariasi dari -15°C hingga 60°C. Hasilnya, AC TCL masih dapat beroperasi dengan stabil, termasuk dalam kondisi hujan maupun panas sekalipun.

    Usung Inovasi AI untuk Hasilkan AC Berkualitas

    Produk AC TCL dirancang bukan hanya untuk mendinginkan ruangan, tetapi menambahkan kenyamanan pengguna dengan menyematkan berbagai inovasi AI. Pada seri Little Blue Wing C7 Fresh Air Conditioner misalnya, produk unggulan TCL ini mampu mengintegrasikan teknologi AI Sleep Fresh Air, AI Voice Control, dan AI Energy-Saving Technology untuk menciptakan lingkungan tidur yang sehat dan nyaman.

    1. AI Deep Sleep Smart Fresh Air Technology

    AI Deep Sleep Smart Fresh Air Technology memanfaatkan teknologi penginderaan radar gelombang milimeter perintis di dunia untuk mendeteksi gerakan tubuh manusia selama tahapan tidur. Dengan algoritma genetik AI, teknologi ini meningkatkan durasi tidur nyenyak hingga 25%.

    “Dan juga teknologi pada produk ini mampu mengurangi kebisingan empat kali lipat. Dengan ini, kami dapat mencapai 16 desibel pengoperasian udara segar yang senyap. Jadi, kami dapat menawarkan lingkungan tidur yang sempurna bagi pengguna,” jelas Director Research & Development TCL AC Factory, Meng Wang.

    2. AI Voice Control Technology

    TCL juga berfokus pada AI Voice Control Technology yang didukung oleh Fuxi Voice Large Model yang dikembangkan oleh TCL. Teknologi ini memiliki basis data terintegrasi yang berisi lebih dari 1 juta frasa, yang didukung secara online dan offline.

    3. AI Energy-Saving Technology

    Produk-produk TCL juga dilengkapi dengan AI Energi-Saving Technology yang dilengkapi dengan Algoritma Model Big Data AI 2.0. Dengan teknologi ini, AC TCL dapat mencapai penghematan energi maksimum sebesar 40% bahkan tanpa koneksi internet.

    Dukung Keberlanjutan Lingkungan Lewat Green Production

    TCL tidak hanya fokus pada hasil akhir produk, tetapi juga mendorong keberlanjutan lingkungan melalui Wuhan Air Conditioner Smart Park. Taman ini dikelola dengan memanfaatkan tenaga surya, dipantau oleh EMS (sistem manajemen energi), dan dialiri oleh sistem hidrasi untuk memastikan konsumsi energi dan emisi karbon tetap berkelanjutan.

    “Taman ini sepenuhnya memanfaatkan pembangkit listrik tenaga fotovoltaik, dengan total luas instalasi 94.800 meter persegi. Rata-rata pembangkitan listrik tahunan mencapai 9 juta kWh, setara dengan penghematan 2.583 ton batu bara standar dan pengurangan emisi karbon dioksida sebesar 7.804 ton,” papar Xin’an Li.

    Kemudian, melihat tingginya curah hujan di Wuhan, TCL melakukan daur ulang air dengan membuat sponge city, sebuah ruangan di bawah tanah. Melalui sponge citu, TCL menampung, dan memurnikan air hujan untuk digunakan dalam penataan taman.

    “Ketiga, kami memiliki pengolahan gas buang dan sistem pembuangan air limbah. Jadi dengan seluruh sistem ini, kita bisa mencapai nol emisi karbon, nol limbah industri, nol emisi gas dan nol limbah air,” jelas Xin’an Li.

    General Manager TCL AC Factory, Xin’an Li Foto: Inkana Putri

    Gaet Pasar Indonesia

    Saat ini, TCL berfokus pada peluncuran AC yang dilengkapi AI + Voice-enabled. TCL juga berencana untuk memperkenalkan AC Split Gentle Breeze untuk memenuhi beragam kebutuhan rumah tangga.

    “Pada bulan Agustus tahun ini, kami meluncurkan produk unggulan kami di pasar Indonesia, yakni Gentle Pro yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan para pengguna lokal. AC ini mengintegrasikan berbagai fitur inti yang berbeda, (27:12) termasuk Wi-Fi, konektivitas, AI, inverter, teknologi hemat energi, dan aliran udara yang lembut, serta seperti filter 6-in-1,” pungkas Meng Wang.

    (anl/ega)

  • Alamak, Ada 2.380-an Tambang Mineral Ilegal Tersebar di NKRI

    Alamak, Ada 2.380-an Tambang Mineral Ilegal Tersebar di NKRI

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan saat ini terdapat praktik Pertambangan Tanpa Izin (PETI) alias ilegal di 29 provinsi. Adapun mayoritas dari tambang ilegal tersebut merupakan komoditas mineral.

    Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengatakan berdasarkan laporan yang ia terima kegiatan tersebut tersebar di 93 lokasi untuk komoditas batu bara dan sekitar 2.380 lokasi lainnya untuk komoditas mineral.

    “Dari sini kita juga melihat berdasarkan komoditas, itu ada 93 lokasi pertambangan batu bara, kemudian itu ada sekitar 2380-an ini kegiatan pertambangan ilegal untuk mineral,” kata Yuliot dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia Special Road to Hari Tambang dan Energi 2025, dikutip Kamis (16/10/2025).

    Yuliot mengatakan pemerintah telah melakukan sejumlah langkah penindakan terhadap aktivitas pertambangan ilegal yang umumnya dilakukan oleh masyarakat.

    Menurut dia, pemerintah kini tengah mengkaji kemungkinan untuk melegalkan sebagian kegiatan tersebut melalui skema izin pertambangan rakyat (IPR).

    “Jadi masyarakat yang ada di daerah ya kemudian mereka melaksanakan kegiatan pertambangan di daerahnya sendiri, ya sepanjang bisa kita legalkan melalui izin pertambangan rakyat, ini akan kita lakukan,” katanya.

    Selain penegakan hukum, pemerintah juga melakukan pembinaan terhadap kegiatan pertambangan rakyat. Adapun, setelah proses penertiban dilakukan dan izin pertambangan rakyat diterbitkan sesuai ketentuan perundang-undangan, pemerintah akan melanjutkan dengan pembinaan lebih lanjut.

    “Jadi nanti pada saat itu pertambangan rakyat ini kita sudah tertibkan, ya kemudian dengan kewajiban-kewajiban yang ada, itu sesuai dengan peraturan perundang-undangan, ya kan kita ada pembinaan lebih lanjut, ya misalnya yang menjadi kewenangan daerah, itu kan ada dinas pertambangan yang ada di daerah,” katanya.

    (ven)

    [Gambas:Video CNBC]

  • UKM Bisa Kelola Tambang, Menteri Maman Siapkan Aturan Turunan

    UKM Bisa Kelola Tambang, Menteri Maman Siapkan Aturan Turunan

    Bisnis.com, TANGERANG — Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Kementerian UMKM) tengah menyiapkan aturan turunan melalui peraturan menteri (Permen) terkait pengelolaan tambang mineral dan batu bara bagi pelaku usaha kecil dan menengah (UKM).

    Seperti diketahui, pemerintah membuka peluang bagi para UKM untuk mengelola wilayah tambang mineral dan batu bara melalui Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2025 (PP 39/2025) sebagai perubahan kedua atas PP Nomor 96 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Minerba).

    Dalam beleid itu, disebutkan bahwa UKM mendapatkan kesempatan untuk mengelola wilayah izin usaha pertambangan (WIUP) mineral logam maupun WIUP batu bara paling luas masing-masing sebesar 2.500 hektare.

    Menteri UMKM Maman Abdurrahman menyampaikan bahwa pihaknya akan segera membuat aturan turunan dari PP 39/2025.

    “Pasti ada [aturan turunan dari Kementerian UMKM terkait UKM bisa mengelola tambang]. Kan kita harus buat tindak lanjut aturan teknisnya di kementerian masing-masing,” kata Maman saat ditemui di sela-sela acara Trade Expo Indonesia (TEI) ke-40 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu (15/10/2025).

    Meski PP 39/2025 telah resmi berlaku, mekanisme teknis di masing-masing kementerian masih dalam tahap penyusunan. Maman menargetkan aturan teknis dari Kementerian UMKM sebagai turunan dari PP tersebut rampung dalam waktu 2–3 bulan ke depan.

    “2–3 bulan lah, kali ya. Yang penting prinsip kehati-hatian juga tidak kita tinggalkan,” terangnya.

    Adapun, hingga saat ini, belum ada pengajuan dari UKM yang ingin mengelola tambang. Dia memperkirakan, proses para UKM dapat mengelola tambang baru akan berjalan 2–3 bulan ke depan, setelah seluruh kementerian terkait merampungkan aturan teknis.

    “Belum, belum, belum [belum ada UKM yang mengajukan mengelola tambang]. Itu kan masih PP-nya kan baru keluar,” imbuhnya.

    Seiring meluncurnya PP 39/2025, Maman menuturkan bahwa Kementerian UMKM mendapat mandat untuk melakukan verifikasi awal terhadap badan usaha menengah yang mengajukan pengelolaan blok tambang ke Kementerian ESDM. Nantinya, proses penunjukan langsung hanya bisa dilakukan jika perusahaan tersebut lolos verifikasi.

    Dalam proses verifikasi tersebut, perusahaan menengah yang ditunjuk wajib menjalankan corporate business responsibility.

    “Ini adalah kewajiban kepada si perusahaan menengah yang mendapatkan pengelolaan tambang melalui mekanisme penunjukan langsung untuk melakukan kerja sama bisnis dengan usaha mikro dan kecil yang ada di daerah itu,” pungkasnya.

  • Waswas Dejavu Booming Nikel, Hilirisasi Bauksit Perlu Strategi Pengendalian

    Waswas Dejavu Booming Nikel, Hilirisasi Bauksit Perlu Strategi Pengendalian

    Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku usaha menilai pemerintah perlu menjaga keseimbangan antara produksi bauksit dan alumina serta memastikan konsistensi regulasi untuk memperkuat daya saing industri alumina nasional di tengah upaya hilirisasi mineral.

    Tingginya minat investor asal China untuk masuk ke rantai hilirisasi bauksit dalam negeri membuat pelaku usaha waswas. Di satu sisi, meningkatnya investasi dapat menggairahkan hilirisasi bauksit yang selama ini masih stagnan. Namun, di sisi lain, semarak investasi smelter tanpa pengendalian berpotensi membuat harga bauksit dan produk olahannya, seperti alumina dan aluminium bisa jatuh di pasar global sebagaimana yang terjadi pada komoditas nikel. 

    Ketua Umum Asosiasi Bauksit Indonesia (ABI) Ronald Sulistyanto mengatakan, langkah pemerintah mendorong hilirisasi bauksit menjadi alumina harus diikuti dengan pengaturan produksi yang seimbang agar tidak menimbulkan kelebihan pasokan di pasar.

    “Jangan terlalu banyak produksi alumina. Produksi alumina itu harus mengejawantahkan produksi bauksitnya. Kalau alumina oversupply, harga pasar dunia bisa turun,” ujar Ronald kepada Bisnis, Rabu (15/10/2025).

    Menurutnya, keseimbangan antara ketersediaan bauksit dan kapasitas produksi alumina menjadi faktor penting untuk menjaga stabilitas harga dan keberlanjutan industri.

    “Kalau alumina banyak, otomatis kebutuhan bauksit juga meningkat. Jadi harus seimbang antara output alumina dengan supply bauksitnya,” tambahnya.

    Ronald pun menilai pemerintah perlu berhati-hati dalam menentukan volume produksi bauksit agar tidak menciptakan ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran di pasar.

    Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memastikan harga alumina tidak akan jatuh meski banyak investor berencana membangun smelter di Tanah Air.

    Menurut Bahlil, kebutuhan produk turunan bauksit di dalam negeri masih jauh lebih tinggi dibandingkan kapasitas industri yang ada saat ini. Kebutuhan tersebut masih dipenuhi dari impor sehingga kekhawatiran oversupply alumina belum akan terjadi. 

    “Sekarang kita masih banyak impor untuk produk turunan dari bauksit, seperti aluminium. Jadi antara kebutuhan dalam negeri dan kapasitas industri, kebutuhannya masih lebih besar. Jadi tidak ada masalah,” kata Bahlil di Jakarta, Rabu (15/10/2025).

    Dia pun menegaskan komoditas bauksit menjadi salah satu fokus utama pemerintah dalam mendorong agenda hilirisasi mineral dan batu bara (minerba) nasional. Pemerintah telah menghentikan ekspor bahan mentah bauksit sejak 2023 untuk mempercepat tumbuhnya industri pengolahan di dalam negeri.

    “Bauksit ini salah satu komoditas yang akan kita dorong untuk hilirisasi. Sekarang ekspor bahan mentahnya sudah dilarang. Ini bagian dari upaya untuk meningkatkan investasi,” kata Bahlil.

    Menurutnya, pemerintah menargetkan investasi di sektor hilirisasi minerba tahun ini mencapai sekitar US$7 miliar hingga US$8 miliar. Adapun, hingga Agustus 2025, realisasi investasi tercatat telah mencapai kisaran US$3 miliar hingga US$4 miliar.

    “Realisasinya sampai Agustus sekitar US$3 miliar sampai US$4 miliar. Ini bagian dari langkah pemerintah untuk terus mendorong hilirisasi bauksit,” ujarnya.

    Potensi Serbuan Investasi China

    Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) Melati Sarnita mengungkapkan bahwa Indonesia berpotensi kebanjiran pasokan aluminium seiring investasi perusahaan-perusahaan China yang mulai membangun smelter aluminium di Tanah Air. 

    Langkah perusahaan China membangun smelter di Indonesia bukan tanpa alasan. Melani menjelaskan, para perusahaan asal Negeri Tirai Bambu itu sudah tak bisa membangun smelter baru di negara asal mereka. Pasalnya, pemerintah China hanya mengizinkan smelter aluminium untuk memproduksi maksimal 45 juta ton per tahun.

    “Di atas itu dia sudah tidak boleh membangun di China. Makanya banyak pemain-pemain China akhirnya membangun smelter di Indonesia untuk aluminium,” ucap Melati dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI, Senin (29/9/2025).

    Selain itu, perusahaan China memlilih membangun smelter di Indonesia juga karena RI telah melarang ekspor bauksit mentah sebagai bahan baku utama alumina.

    “Jadi di alumina refinery sekarang kita lihat peningkatan pemakaian bauksitnya cukup tinggi,” kata Melati.

    Sementara itu, Inalum saat ini juga tengah menyiapkan smelter aluminium baru di Mempawah, Kalimantan Barat dengan kapasitas produksi hingga 600.000 ton per tahun yang ditargetkan rampung pada 2029. Pembangunan smelter baru ini akan meningkatkan kapasitas produksi aluminium perseroan menjadi 900.000 ton per tahun. 

    Dengan potensi pasokan berlebih aluminium ke depan, Melati menuturkan, 30% dari total produksi aluminium perseroan pada 2029 akan dialokasikan untuk ekspor. 

    “Jadi dalam proyeksi kita sendiri ketika kita mencapai di 900.000 itu ada sekitar 30% yang kita alokasikan untuk ekspor. Jadi tidak hanya untuk dalam negeri,” ujarnya.

    Sejalan dengan upaya peningkatan produksi aluminium, anak usaha MIND ID itu juga telah mempercepat penyelesaian pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Fase I berkapasitas 1 juta ton alumina per tahun di Mempawah, Kalimantan Barat pada tahun ini.

    Selain itu, pengembangan SGAR Fase II juga tengah dipersiapkan dan akan menambah kapasitas produksi alumina sebesar 1 juta ton per tahun pada 2028.

    Aturan HPM

    Di sisi lain, pelaku usaha juga menekankan pentingnya konsistensi kebijakan agar iklim investasi di sektor pertambangan bauksit tetap kondusif. Ketua Umum Asosiasi Bauksit Indonesia (ABI) Ronald Sulistyanto menyoroti seringnya perubahan aturan, mulai dari harga patokan mineral (HPM) hingga jangka waktu rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB), yang dinilai membuat investor ragu menanamkan modal di Indonesia.

    “Peraturan jangan sampai berubah-ubah. Baru tanda tangan belum kering tintanya, sudah diubah lagi. Investor pasti bertanya, jaminan saya apa? Dalam masa izin usaha saya, berapa kali aturan berubah?” katanya.

    Dia berharap pemerintah dapat memperkuat kepastian hukum dan arah kebijakan jangka panjang sektor bauksit dan alumina. Dengan demikian, hilirisasi mineral yang sedang digencarkan pemerintah tidak hanya meningkatkan nilai tambah di dalam negeri, tetapi juga menarik investasi baru ke sektor pengolahan mineral.

    “Kunci daya saing industri alumina bukan hanya pada produksi, tapi juga pada kepastian berusaha. Kalau regulasinya stabil dan terprediksi, investor pasti datang,” tutup Ronald.

    Sementara itu, Direktur Eksekutif Indonesian Mining Association (IMA) Hendra Sinadia menilai pemerintah perlu meninjau kembali kebijakan HPM untuk komoditas bauksit guna memperkuat daya saing hilirisasi alumina di dalam negeri.

    Dia mengatakan, saat ini industri bauksit masih menghadapi sejumlah hambatan dalam mengembangkan proyek hilirisasi. Salah satunya adalah ketentuan HPM yang dinilai belum sepenuhnya mendukung keekonomian rantai pasok dari tambang hingga smelter.

    “Menurut informasi dari pengusaha bauksit, masih terkendala di HPM. Pasokannya berlebih, harga turun. Jadi, hal itu cukup memengaruhi kelanjutan proyek hilirisasi,” ujar Hendra.

    Asal tahu saja, pemerintah kini memperbolehkan transaksi antara penambang dengan smelter dengan mengacu tarif di bawah HPM. Namun, pengenaan royalti, perpajakan, hingga iuran produksi tetap mengacu pada HPM.

    Hal itu sebagaimana diatur dalam Kepmen ESDM Nomor 268.K/MB.01/MEM.B/2025 tentang Pedoman Penetapan Harga Patokan untuk Penjualan Komoditas Mineral Logam dan Batu Bara yang diteken pada 8 Agustus 2025.

    Adapun, aturan itu dibuat demi menjaga harga mineral dan batu bara agar tak turun ketika ekspor melemah, serta mengoptimalkan penerimaan negara. Di sisi lain, aturan itu malah merugikan penambang bauksit lantaran saat ini bauksit dilarang untuk diekspor.

    Aturan tersebut dinilai dapat membunuh penambang bauksit. Adapun, sejumlah kerugian dari aturan itu seperti kesulitan penambang untuk mendapat harga jual bauksit yang ekonomis, mengganggu kemampuan pendanaan untuk melaksanakan good mining practice, hingga menciptakan ketidakadilan dalam tata niaga mineral bauksit.

    Hendra pun menjelaskan, beberapa fasilitas pemurnian (smelter) yang dibangun perusahaan tambang bersifat terintegrasi dengan tambangnya. Namun, apabila harga jual bauksit di tingkat tambang terlalu rendah, maka kelayakan finansial proyek smelter turut tertekan.

    “Kalau tambangnya mereka produksi, tapi harganya rendah dan tidak ekonomis, kelanjutan pembangunan smelternya juga bisa terpengaruh,” tambahnya.

    Hendra menilai, agar hilirisasi bauksit dapat berjalan berkelanjutan dan menarik investasi baru, pemerintah perlu memastikan kebijakan harga patokan mineral mencerminkan kondisi pasar dan biaya produksi yang wajar.

    “Kalau dari pengusaha bauksit seperti itu, ya, yang harus diluruskan dulu memang soal HPM,” ujarnya.

  • Adaro Buka Lowongan Kerja Terbaru, Fresh Graduate segera Daftar! – Page 3

    Adaro Buka Lowongan Kerja Terbaru, Fresh Graduate segera Daftar! – Page 3

    Tax Audit Officer

    Pendaftaran untuk posisi ini ditutup tanggal 31 Oktober 2025.

    Kualifikasi:

    1. Minimal pendidikan S1 Administrasi Fiskal, Perpajakan, Akuntansi, atau jurusan lain yang relevan;

    2. Fresh graduate dipersilakan untuk melamar;

    3. Mampu mengoperasikan Microsoft Office dengan baik;

    4. Memiliki sertifikat Brevet Pajak akan menjadi nilai tambah;

    5. Memiliki kemampuan komunikasi yang baik, mampu bekerja sama dalam tim, teliti, proaktif, dan memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi;

    6. Bersedia ditempatkan di Jakarta Selatan dan bekerja berbasis kantor (WFO).

    Deakripsi Pekerjaan:

    1. Membantu Koordinator Audit Pajak dalam menangani dan mengoordinasikan proses audit pajak untuk seluruh unit bisnis;

    2. Mengumpulkan serta menyiapkan data dan informasi yang diperlukan dalam proses audit;

    3. Menjalin komunikasi dan koordinasi dengan setiap unit bisnis guna memastikan kelengkapan dan ketepatan data terkait audit pajak.

     

    Radio Operator Staff

    Pendaftaran untuk posisi ini ditutup tanggal 14 November 2025.

    Kualifikasi:

    1. Pendidikan minimal Diploma (D3) Studi Nautika, dengan sertifikat ORU sebagai syarat wajib;

    2. Memiliki pengalaman kerja minimal 1 tahun di posisi yang sama atau bidang terkait;

    3. Fresh graduate dipersilakan untuk melamar;

    4. Memahami operasional radar dan radio di lingkungan pelabuhan;

    5. Bersedia ditempatkan di North Kelanis, Kalimantan Tengah. 

    Deskripsi Pekerjaan:

    1. Melaksanakan kegiatan komunikasi melalui radio serta mencatat informasi untuk disampaikan kepada pihak internal yang terlibat dalam kegiatan transfer batu bara antar tongkang (barge-to-barge);

    2. Memastikan seluruh kegiatan operasional pelabuhan berjalan lancar dan aman, sesuai dengan prosedur dan aspek manajemen pelabuhan yang berlaku.

  • Bahlil Pastikan Semarak Hilirisasi Bauksit Tak Buat Harga Jatuh

    Bahlil Pastikan Semarak Hilirisasi Bauksit Tak Buat Harga Jatuh

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memastikan harga alumina tidak akan jatuh meski banyak investor berencana membangun smelter di Tanah Air.

    Hal ini menanggapi pengusaha dalam negeri yang mengingatkan agar pemerintah tidak membangun terlalu banyak smelter alumina. Pengusaha khawatir banyaknya smelter membuat harga bauksit atau olahannya, seperti alumina, anjlok, sebagaimana yang terjadi pada nikel. 

    Menurut Bahlil, kebutuhan produk turunan bauksit di dalam negeri masih jauh lebih tinggi dibandingkan kapasitas industri yang ada saat ini. Kebutuhan tersebut masih dipenuhi dari impor sehingga kekhawatiran oversupply alumina belum akan terjadi. 

    “Sekarang kita masih banyak impor untuk produk turunan dari bauksit, seperti aluminium. Jadi antara kebutuhan dalam negeri dan kapasitas industri, kebutuhannya masih lebih besar. Jadi tidak ada masalah,” kata Bahlil di Jakarta, Rabu (15/10/2025).

    Dia pun menegaskan komoditas bauksit menjadi salah satu fokus utama pemerintah dalam mendorong agenda hilirisasi mineral dan batu bara (minerba) nasional. Pemerintah telah menghentikan ekspor bahan mentah bauksit sejak 2023 untuk mempercepat tumbuhnya industri pengolahan di dalam negeri.

    “Bauksit ini salah satu komoditas yang akan kita dorong untuk hilirisasi. Sekarang ekspor bahan mentahnya sudah dilarang. Ini bagian dari upaya untuk meningkatkan investasi,” kata Bahlil.

    Menurutnya, pemerintah menargetkan investasi di sektor hilirisasi minerba tahun ini mencapai sekitar US$7 miliar hingga US$8 miliar. Adapun, hingga Agustus 2025, realisasi investasi tercatat telah mencapai kisaran US$3 miliar hingga US$4 miliar.

    “Realisasinya sampai Agustus sekitar US$3 miliar sampai US$4 miliar. Ini bagian dari langkah pemerintah untuk terus mendorong hilirisasi bauksit,” ujarnya.

    Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Bauksit Indonesia (ABI) Ronald Sulisyanto mengingatkan pemerintah tidak membangun terlalu banyak smelter alumina. 
    Dia menyebut, pemerintah harus belajar dari kasus nikel. Banyaknya smelter malah membuat harga nikel jatuh. Di sisi lain, hal ini juga malah membuat beberapa smelter berhenti beroperasi. 

    “[Investor] smelter diundang boleh, tapi juga jangan banyak-banyak, maksimum tujuh atau delapan, nanti kalau terlalu banyak kayak nikel. Nikel sudah sampai moratorium enggak boleh bikin lagi smelter, bahan bakunya enggak ada. Kalau di sini [bauksit] bahan bakunya melimpah, tapi penambangnya dibuat mati,” tutur Ronald kepada Bisnis, beberapa waktu lalu.

    Sementara itu, Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) Melati Sarnita mengungkapkan bahwa Indonesia berpotensi kebanjiran pasokan aluminium seiring investasi perusahaan-perusahaan China yang mulai membangun smelter aluminium di Tanah Air. 

    Langkah perusahaan China membangun smelter di Indonesia bukan tanpa alasan. Melani menjelaskan, para perusahaan asal Negeri Tirai Bambu itu sudah tak bisa membangun smelter baru di negara asal mereka. 

    Pasalnya, pemerintah China hanya mengizinkan smelter aluminium untuk memproduksi maksimal 45 juta ton per tahun. 

    “Di atas itu dia sudah tidak boleh membangun di China. Makanya banyak pemain-pemain China akhirnya membangun smelter di Indonesia untuk aluminium,” ucap Melati dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI, Senin (29/9/2025).

    Selain itu, perusahaan China memilih membangun smelter di Indonesia juga karena RI telah melarang ekspor bauksit mentah sebagai bahan baku utama alumina. 

    “Jadi di alumina refinery sekarang kita lihat peningkatan pemakaian bauksitnya cukup tinggi,” kata Melati.

  • DLH DKI Kirim Sampah Besar ke TB Simatupang untuk Diolah Jadi Bahan Bakar Alternatif
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        15 Oktober 2025

    DLH DKI Kirim Sampah Besar ke TB Simatupang untuk Diolah Jadi Bahan Bakar Alternatif Megapolitan 15 Oktober 2025

    DLH DKI Kirim Sampah Besar ke TB Simatupang untuk Diolah Jadi Bahan Bakar Alternatif
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com —
    Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta memastikan seluruh sampah besar atau
    bulky waste
    yang diangkut dari warga akan dibawa ke Saringan Sampah TB Simatupang, Jakarta Selatan, untuk diolah menjadi Refuse Derived Fuel (RDF) atau bahan bakar alternatif pengganti batu bara.
    Humas DLH DKI Jakarta, Yogi Ikhwan, menjelaskan seluruh sampah besar yang dikumpulkan akan terlebih dahulu dicacah menggunakan mesin crusher berkapasitas besar sebelum dikirim ke fasilitas pengolahan RDF.
    “Iya, dicacah di Saringan Sampah TB Simatupang, ada mesin
    crusher
    besar,” ujar Yogi saat dikonfirmasi, Rabu (15/10/2025).
    Menurut Yogi, hasil cacahan tersebut nantinya akan dikirim ke RDF Plant untuk diolah menjadi bahan bakar alternatif.
    “Cacahannya kami bawa ke RDF Plant untuk diolah menjadi RDF,” lanjutnya.
    Sebelumnya, DLH DKI telah meluncurkan layanan pengangkutan sampah besar (
    bulky waste
    ) yang dapat diajukan secara daring oleh masyarakat.
    Kepala DLH DKI Jakarta, Asep Kuswanto, mengatakan layanan ini dibuat agar warga tidak lagi membuang barang-barang berukuran besar seperti kasur, sofa, meja, dan lemari secara sembarangan.
    “Layanan ini hadir untuk mencegah pembuangan sembarangan bulky waste yang berpotensi mencemari lingkungan, menyumbat saluran air, dan menumpuk di sungai,” ujar Asep dalam keterangan resminya, Selasa (14/10/2025).
    Masyarakat yang ingin menggunakan layanan ini cukup mengisi formulir daring melalui situs
    lingkunganhidup.jakarta.go.id
    dengan memilih menu “Layanan” dan klik “Bulky Waste.”
    Setelah formulir dan data diri diisi, permohonan akan diverifikasi oleh petugas DLH. Jika disetujui, petugas dari Sudin LH atau Satpel LH akan datang langsung ke lokasi untuk menjemput sampah besar milik warga.
    “Alternatif lainnya, warga juga dapat mengantarkan sendiri sampah besar ke titik pengumpulan yang telah ditentukan,” kata Asep.
    Untuk menjamin transparansi, DLH menyediakan fitur “Lacak” di laman
    lingkunganhidup.jakarta.go.id/bulky/lacak
    . Melalui fitur ini, warga dapat memantau status penjemputan secara real time, mulai dari validasi hingga proses pengangkutan selesai.
    Selain layanan
    bulky waste,
    DLH DKI juga menyediakan layanan penjemputan sampah elektronik, dan seluruh layanan tersebut tidak dipungut biaya.
    “Semua layanan bebas biaya atau gratis,” kata Asep.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bahlil Ungkap Pesan Prabowo soal SDA RI: Jangan Dihabiskan Sekaligus

    Bahlil Ungkap Pesan Prabowo soal SDA RI: Jangan Dihabiskan Sekaligus

    Jakarta

    Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai kekayaan sumber daya alam (SDA) terbesar di dunia, terutama di sektor mineral dan batu bara (minerba). Misalnya nikel, ia mengatakan komoditas ini yang terbesar di dunia.

    “Kemudian batu bara kita 5 sampai nomor 6 di dunia. Timah kita itu terbesar nomor 2 di dunia setelah China. Timah kita. Panas bumi kita juga salah satu terbesar. Kita hanya bersaing dengan Amerika. Ekspor kita timah terbesar di dunia. Belum yang lain. Bauksit, tembaga, kemudian logam tanah jarang. Ini juga yang sedang kita dorong sebagai bagian daripada aset negara kita,” kata Bahlil di Minerba Convex di Jakarta International Convention Center (JICC) Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (15/10/2025).

    Dengan melimpahnya sumber daya Indonesia, Bahlil mendapatkan arahan dari Presiden Prabowo Subianto terkait pengelolaan SDA harus dimanfaatkan untuk kemakmuran rakyat Indonesia.

    “Artinya, apa bapak-ibu semua, sumber daya alam kita yang begini besar, kita harus kelola sebaik-baiknya untuk kepentingan rakyat bangsa dan negara dan untuk kesejahteraan rakyat kita. Ini terkait dengan Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945,” katanya.

    Selain itu, Bahlil mengatakan dirinya juga diminta Prabowo agar kekayaan alam Indonesia tidak dihabiskan sekaligus. Dalam artian pengelolaan sumber daya tersebut harus memikirkan generasi berikutnya.

    “Saya ingin menyampaikan sedikit apa yang selalu menjadi arahan bapak presiden. Bahwa sumber daya alam kita, tambang kita dalam pengelolaannya jangan kita pikir kita habiskan sekaligus. Kita harus ingat bahwa ada generasi kita berikutnya yang kita harus lakukan dengan baik, dengan lingkungan yang baik, dengan proses-proses yang memenuhi kaidah aturan yang berlaku,” katanya.

    Tonton juga Video: RK-Bahlil Raih detikcom Awards ‘Pengelolaan SDA Berkelanjutan’

    (ara/ara)