Produk: Batu Bara

  • Alasan Hakim Vonis Harvey Moeis dkk di Bawah Tuntutan Jaksa

    Alasan Hakim Vonis Harvey Moeis dkk di Bawah Tuntutan Jaksa

    Jakarta, CNN Indonesia

    Majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pada Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat menilai tuntutan pidana terhadap Harvey Moeis dkk terlalu berat apabila disandingkan dengan perbuatan yang telah dilakukan terdakwa.

    Atas dasar itu, Harvey dkk dijatuhi hukuman lebih rendah daripada tuntutan jaksa.

    “Menimbang bahwa tuntutan pidana penjara selama 12 tahun terhadap diri terdakwa Harvey Moeis, majelis hakim mempertimbangkan tuntutan pidana penjara tersebut terlalu berat jika dibandingkan dengan kesalahan terdakwa,” ujar ketua majelis hakim Eko Aryanto saat membacakan pertimbangan di ruang sidang Hatta Ali di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, Senin (23/12).

    Menurut hakim, PT Timah Tbk dan PT Refined Bangka Tin (RBT) tidak melakukan penambangan ilegal di Bangka Belitung karena memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan Izin Usaha Jasa Pertambangan (IUJP).

    Berikut kronologi yang mengungkap peran Harvey bersama Direktur Utama PT RBT sejak tahun 2018 Suparta dan Direktur Pengembangan Usaha PT RBT Reza Andriansyah yang disampaikan majelis hakim:

    Bahwa terdakwa Harvey Moeis pada mulanya terkait dalam usaha atau bisnis timah berawal dari ada kondisi pada PT Timah TBK selaku pemegang IUP, penambangan timah di wilayah Bangka Belitung sedang berusaha untuk meningkatkan produksi timah dan meningkatkan penjualan ekspor timah, di lain pihak ada perusahaan smelter swasta di Bangka Belitung juga sedang berusaha meningkatkan produksinya, salah satu smelter swasta tersebut adalah PT Refined Bangka Tin (RBT).

    Bahwa terdakwa apabila dikaitkan dengan PT RBT, jika ada pertemuan dengan PT Timah TBK, terdakwa tampil mewakili dan atas nama PT RBT, namun terdakwa tidak termasuk dalam struktur pengurus PT RBT, terdakwa tidak masuk komisaris, tidak masuk dalam direksi, serta bukan pemegang saham.

    Terdakwa beralasan hanya bermaksud membantu temannya yaitu Direktur Utama Suparta karena terdakwa memiliki pengalaman mengelola usaha tambang batu bara di Kalimantan.

    Bahwa terdakwa bukan pengurus perseroan PT RBT, sehingga terdakwa bukan pembuat keputusan kerja sama antara PT Timah TBK dan PT RBT. Begitu pula terdakwa tidak mengetahui administrasi dan keuangan baik pada PT RBT dan PT Timah TBK.

    Bahwa dengan keadaan tersebut terdakwa tidak berperan besar dalam hubungan kerja sama peleburan timah antara PT Timah TBK dengan PT RBT maupun dengan para pengusaha smelter, peleburan timah lainnya yang menjalin kerja sama dengan PT Timah TBK.

    Bahwa PT Timah TBK dan PT RBT bukan penambang ilegal, keduanya memiliki IUP dan IUJP. Pihak yang melakukan penambangan ilegal adalah masyarakat yang jumlahnya ribuan orang.

    Menimbang bahwa berdasarkan fakta tersebut, sehingga majelis hakim berpendapat tuntutan pidana penjara yang diajukan penuntut umum terhadap diri terdakwa Harvey Moeis, Suparta dan Reza Andriansyah terlalu tinggi dan harus dikurangi.

    Perkara ini diperiksa dan diadili oleh ketua majelis hakim Eko Aryanto dengan anggota Suparman Nyompa, Eri Usman, Jaini Basir dan Mulyono Dwi Purwanto.

    Harvey divonis dengan pidana penjara selama enam tahun dan enam bulan serta denda sebesar Rp1 miliar subsider enam bulan kurungan. Harvey juga dihukum membayar uang pengganti sejumlah Rp210 miliar dengan memperhitungkan aset yang telah disita subsider dua tahun penjara.

    Sementara itu, Suparta divonis dengan pidana delapan tahun penjara dan denda sebesar Rp1 miliar subsider enam bulan kurungan ditambah uang pengganti sejumlah Rp4.571.438.592.561,56 (Rp4,5 triliun) subsider enam tahun penjara.

    Sedangkan Reza Andriansyah divonis dengan pidana penjara selama lima tahun dan denda sebesar Rp750 juta subsider tiga bulan kurungan.

    Sebelumnya, dalam tuntutannya, jaksa ingin Harvey dihukum dengan pidana 12 tahun penjara dan denda sebesar Rp1 miliar subsider satu tahun kurungan ditambah uang pengganti sejumlah Rp210 miliar subsider enam tahun penjara.

    Sementara Suparta dituntut dengan pidana 14 tahun penjara dan denda sebesar Rp1 miliar subsider satu tahun kurungan plus uang pengganti Rp4.571.438.592.561,56 subsider delapan tahun penjara.

    Teruntuk Reza dituntut dengan pidana penjara selama delapan tahun dan denda sebesar Rp750 juta subsider enam bulan kurungan.

    (ryn/gil)

    [Gambas:Video CNN]

  • Bahlil Sebut Sektor Minerba Jadi Penyumbang Terbesar Investasi RI

    Bahlil Sebut Sektor Minerba Jadi Penyumbang Terbesar Investasi RI

    Jakarta

    Pemerintah terus mendorong hilirisasi komoditas mineral dan batu bara (minerba) sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto yang ingin mendorong laju pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas 8% dalam beberapa tahun mendatang.

    Terkait hal ini, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menekankan hilirisasi akan menjadi instrumen penting dalam mencapai tujuan tersebut.

    “Tidak ada cara lain yang harus kita lakukan untuk meningkatkan GDP dan pendapatan per kapita kita, selain dengan cara-cara terobosan baru. Hilirisasi adalah salah satu instrumen untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang kita inginkan,” ujar Bahlil dalam keterangan tertulis, Senin (23/12/2024).

    Pada Peta Jalan Hilirisasi Investasi Strategis, kata Bahlil, pemerintah memproyeksikan total investasi mencapai US$ 618 miliar, yang kemudian dialokasikan untuk 28 komoditas hilirisasi. Sekitar 91% dari besaran investasi tersebut terkonsentrasi di sektor ESDM, terutama untuk komoditas minerba serta minyak dan gas bumi.

    “Hilirisasi sebagai instrumen pertumbuhan ekonomi, terbanyak atau 91% dari 28 komoditas itu, total investasi sampai dengan 2035-2040 kita butuhkan US$ 618 miliar. Dari angka tersebut, sekitar 91% ada di Kementerian ESDM. Minerba yang paling banyak,” jelasnya.

    Lebih lanjut, Bahlil mengingatkan pentingnya pengelolaan sumber daya alam yang bijaksana. Menurutnya salah satu prinsip yang harus dijaga yaitu keseimbangan antara permintaan dan penawaran komoditas guna menjaga stabilitas harga komoditas di pasar global.

    Bahlil menilai RI menyimpan potensi sumber daya alam yang cukup besar. Cadangan nikel Indonesia termasuk yang terbesar, yakni 40-45 persen dari total cadangan nikel dunia.

    “Khusus untuk nikel, pada tahun 2022, data Badan Geologi Amerika masih mencantumkan bahwa nikel Indonesia itu total cadangan 22-23% yang ada di dunia itu adalah Indonesia. Tapi sejak 2023 akhir, data Badan Geologi Amerika mengatakan bahwa 40-45 persen total cadangan nikel di dunia itu ada di Indonesia, salah satu negara peringkat yang mempunyai cadangan nikel terbesar di dunia,” ujar Bahlil.

    Begitu pula dengan timah, batu bara, bauksit, dan pasir kuarsa. Pasir kuarsa, menurut Bahlil, saat ini menjadi komoditas penting, karena sebagai bahan baku solar panel. Adapun posisi potensi mineral dan batubara Indonesia, untuk nikel nomor 1 di dunia (42% dari cadangan global), bauksit nomor 4 dunia (9,8%), tembaga nomor 9 dunia (2%), emas nomor 4 dunia (5,8%), timah nomor 1 dunia (34,47%), dan batu bara nomor 6 dunia (3%).

    Bahlil juga menegaskan hilirisasi sektor minerba tidak hanya berdampak positif pada perekonomian nasional, tetapi juga mendorong roda perekonomian daerah. Menurutnya, dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh sektor ini sangat besar, terutama dalam menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan daerah.

    “Multiplier effect-nya di daerah itu tinggi sekali. Jadi Minerba adalah salah satu instrumen pendongkrak ekonomi daerah. Ini kenapa kita harus saling mendukung,” ujar Bahlil.

    Bahlil pun mengajak para pengusaha di sektor minerba untuk berperan aktif dalam memberikan masukan terkait perbaikan tata kelola industri pertambangan. Ia berharap, kolaborasi antara pemerintah dan dunia usaha dapat menciptakan iklim investasi yang lebih baik, sekaligus menumbuhkan industri pertambangan yang lebih berkelanjutan.

    “Kami mohon dukungan dari teman-teman pengusaha. Sampaikan jika ada hal-hal yang perlu kami bantu atau perbaiki. Kami selalu terbuka untuk melakukan perbaikan, dengan tujuan agar dunia usaha dapat tumbuh dan berkembang, menciptakan lapangan pekerjaan, serta menghasilkan pajak dan royalti. Pada saat yang sama, negara akan menata agar proses ini berjalan lebih adil,” ungkap Bahlil.

    (akd/ega)

  • Ditekan Uni Eropa, Qatar Gertak Balik: Ancam Setop Pasokan Gas Jika Paksakan UU Baru – Halaman all

    Ditekan Uni Eropa, Qatar Gertak Balik: Ancam Setop Pasokan Gas Jika Paksakan UU Baru – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM – Undang undang baru yang diberlakukan Uni Eropa (UE) berupa Pedoman Uji Tuntas Keberlanjutan Perusahaan (Corporate Sustainability Due Diligence Directive) yang disetujui tahun ini, bisa menjadi bumerang bagi negara-negara Uni Eropa sendiri.

    Aturan ini mewajibkan perusahaan-perusahaan besar yang beroperasi di Uni Eropa untuk memeriksa apakah rantai pasok mereka menggunakan kerja paksa atau menyebabkan kerusakan lingkungan dan mengambil tindakan jika hal tersebut terjadi.

    Hukumannya termasuk denda hingga 5 persen dari omset global. Aturan ini direaksi keras oleh Qatar, salah satu negara eksportir gas terbesar ke Uni Eropa.

    Qatar mengancam balik akan menghentikan pasokan gas ke UE jika negara-negara anggota UE  secara ketat menerapkan undang-undang baru yang menindak kerja paksa dan kerusakan lingkungan.

    Ancaman balik itu dikemukakan Menteri Energi Qatar Saad al-Kaabi kepada Financial Times dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada hari Minggu, lapor Reuters.

    “Jika saya sampai kehilangan 5 persen pendapatan saya karena pergi ke Eropa, saya tidak akan pergi ke Eropa,” tegasnya.

    “Saya tidak menggertak, lima persen pendapatan yang dihasilkan QatarEnergy berarti 5 persen pendapatan yang dihasilkan negara Qatar,” ujarnya.

    “Ini adalah uang rakyat,  jadi saya tidak bisa kehilangan uang sebanyak itu – dan tidak ada seorang pun yang mau menerima kehilangan uang sebanyak itu,” lanjut Saad al-Kaabi.

    Kaabi merupakan kepala eksekutif QatarEnergy, BUMN milik Pemerintah Qatar. Dia menegaskan, UE harus meninjau ulang undang-undang uji tuntas secara menyeluruh.

    Dia juga mengatakan bahwa negaranya di Teluk tidak memiliki kekhawatiran terhadap janji Presiden terpilih AS Donald Trump untuk mencabut pembatasan ekspor gas alam cair.

    Qatar saat ini merupakan salah satu eksportir LNG terbesar di dunia, berupaya memainkan peran yang lebih besar di Asia dan Eropa seiring meningkatnya persaingan dari pemasok utama Amerika Serikat.

    Perusahaan berencana untuk meningkatkan kapasitas pencairannya menjadi 142 juta ton per tahun pada tahun 2027 dari 77 juta.

    Bapak gas alam cair (LNG), Michael Tusiani,  dalam bukunya berjudul From Black Gold to Frozen Gas, How Qatar Became an Energy Superpower, menulis, bahwa pasar energi dunia telah memasuki titik persimpangan di mana keberlanjutan, keamanan, dan keterjangkauan harus ditangani.

    Doha Forum 2024 di Kota Doha, Qatar.

    Qatar memainkan peran penting dalam proses ini. Posisi geografis dan cadangan gas yang sangat besar memberikan keunggulan di pasar Asia dan Eropa.

    Di Doha Forum 2024, terjadi perang diplomasi energi, geopolitik, dan kekuatan pasar yang menentukan wilayah mana (Asia atau Eropa) yang akan menjadi tulang punggung inisiatif LNG Qatar.

    Asia kini menjadi pasar terpenting bagi permintaan LNG secara global. Tiongkok, India, Korea Selatan, dan Jepang mendominasi impor LNG karena pertumbuhan ekonomi mereka, perkembangan industri, dan urbanisasi yang pesat.

    Ketika negara-negara di kawasan ini beralih dari batu bara ke sumber energi ramah lingkungan, LNG menjadi bahan bakar jembatan dekarbonisasi yang penting. Qatar memiliki keunikan dalam kapasitasnya untuk memenuhi permintaan ini.

    Menurut situs web Qatar Energy, proyek perluasan Lapangan Utara Qatar akan meningkatkan produksi LNG dari 77 juta ton per tahun (MTPA) menjadi 126 MTPA pada tahun 2027, sehingga menjaga pasokan konstan untuk memenuhi permintaan di Asia yang terus meningkat. 

    Selain itu, perjanjian multi-tahun dengan pembeli besar di Asia, seperti China National Petroleum Corporation (CNPC) dan Korea Gas Corporation (KOGAS), mencerminkan komitmen Qatar terhadap wilayah tersebut.

    Perjanjian semacam ini juga membawa ketertiban dan kepastian pada pasar yang tidak dapat diprediksi.

    Asia juga merupakan pasar yang terlindung dari ketidakpastian geopolitik yang menyertai hubungan Qatar dengan negara-negara Barat.

    Selama Asia tetap fokus pada pertumbuhan dan ketahanan energi, maka hubungan yang pragmatis dan saling menguntungkan dapat terjalin.

    Bagi Doha Qatar Energy, stabilitas tersebut memberikan pendapatan yang stabil dan memperkuat reputasinya sebagai mitra energi pilihan.

    Pasar energi Eropa mempunyai cerita yang berbeda. Meningkatnya tekanan terhadap keamanan energi di benua ini terjadi seiring dengan krisis geopolitik yang menghambat impor gas Rusia.

    Qatar telah memainkan peran penting dalam hal ini, menawarkan alternatif pengganti gas Rusia dan cara untuk mendiversifikasi bauran energi Eropa.

    Namun, seperti yang disampaikan oleh Yang Mulia Menteri Saad Sherida Al-Kaabi di Forum Doha, peraturan dan kebijakan ekonomi Eropa merupakan tantangan yang serius.

    Sistem penyesuaian batas karbon Uni Eropa dan kebijakan perubahan iklim lainnya dapat secara tidak sengaja memperlambat impor LNG, yang mana hal ini memberikan dukungan penting terhadap ketahanan energi.

     

     

  • Beri Pengaruh Positif pada Sosial dan Lingkungan, Berau Coal Sabet Tamasya Award 2024

    Beri Pengaruh Positif pada Sosial dan Lingkungan, Berau Coal Sabet Tamasya Award 2024

    Liputan6.com, Jakarta – PT Berau Coal berhasil meraih penghargaan bergengsi dalam ajang Tamasya Award 2024 yang digelar oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Penghargaan tersebut diberikan langsung oleh Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung, kepada Direktur Operasional dan HSE PT Berau Coal, Arief Wiedhartono, pada acara puncak yang berlangsung di Kartika Expo Center, Jakarta, Selasa (26/11/2024).

    Dalam ajang ini, PT Berau Coal berhasil membawa penghargaan di kategori Badan Usaha Pertambangan Batu Bara Skala Besar dengan kapasitas produksi lebih dari 10 juta metrik ton.

    Penghargaan ini merupakan pengakuan atas keberhasilan perusahaan dalam menjalankan program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) yang berdampak signifikan bagi wilayah operasionalnya, khususnya dalam bidang pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi, dan pelestarian lingkungan.

    Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada seluruh badan usaha pertambangan yang telah menunjukkan komitmen luar biasa dalam pemberdayaan masyarakat. Ia menegaskan bahwa sektor pertambangan tidak hanya berkontribusi terhadap ekonomi nasional, tetapi juga memberikan dampak positif pada pemerataan perekonomian di daerah, terutama di luar Pulau Jawa.

    “Penghargaan ini mencerminkan kerja keras dan semangat dari badan usaha untuk terus berkontribusi bagi pembangunan bangsa. Semoga dapat menjadi motivasi untuk terus meningkatkan komitmen dalam pengelolaan sumber daya mineral dan batubara yang berkelanjutan,” ujar Yuliot.

    Direktur Jenderal Mineral dan Batubara, Tri Winarno, juga menekankan pentingnya program PPM sebagai langkah strategis dalam menciptakan manfaat berkelanjutan bagi masyarakat sekitar tambang. Program ini, lanjutnya, merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mendorong transisi energi menuju Net Zero Emission.

    Penghargaan ini menegaskan posisi PT Berau Coal sebagai salah satu perusahaan tambang terkemuka yang tidak hanya berorientasi pada kinerja operasional, tetapi juga berkomitmen terhadap pembangunan masyarakat dan lingkungan secara berkelanjutan.

  • Polda Lampung Tangkap 13 Pelaku Pungli Truk Batu Bara di Jalinsum

    Polda Lampung Tangkap 13 Pelaku Pungli Truk Batu Bara di Jalinsum

    Bandar Lampung, Beritasatu.com – Sebanyak 13 pelaku pungutan liar (pungli) di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum), Kabupaten Lampung Utara, ditangkap oleh tim gabungan Polda Lampung dan Polres Lampung Utara. Para pelaku diduga memeras sopir truk, terutama truk bermuatan batu bara, dengan dalih uang keamanan.

    Aksi pungli yang dilakukan oleh kelompok ini telah meresahkan para sopir truk yang melintasi wilayah tersebut. Mereka memungut uang sebesar Rp 50.000 per truk dan mengatasnamakan Forum Masyarakat Desa.

    Kelompok pelaku terbagi dalam dua tim. Tim pertama bertugas mengarahkan kendaraan untuk berhenti dari jarak satu kilometer sebelum lokasi pungli. Tim kedua bertindak di lokasi untuk memastikan sopir tidak melawan. Apabila ada sopir yang menolak, kendaraan mereka diberhentikan secara paksa.

    Dari hasil operasi gabungan untuk menindak aksi pungli truk batu bara di Jalinsum, Lampung Utara, polisi menyita sejumlah barang bukti, termasuk uang tunai Rp 820.000, buku catatan kendaraan yang melintas beserta nominal pembayaran, bantalan stempel, kuitansi, dan seragam Forum Komunikasi Masyarakat enam desa.

    Berdasarkan hasil penyelidikan, komplotan ini telah menjalankan cukup lama dan terorganisir dengan rapi. Dalam sehari, mereka bisa mendapatkan uang hingga Rp 8 juta dari pungli kepada para sopir truk.

    Kasubdit III Jatanras Dit Reskrimum Polda Lampung AKBP Zaldy mengungkapkan, titik utama aksi pungli berada di RM Obara, Desa Bandar Kagungan Raya, dan Pos PT Jasa Oetama Blambangan (PT JOB), Desa Blambangan, Lampung Utara.

    “Di check point tersebut, para pelaku memaksa sopir menyerahkan jatah preman dengan modus uang keamanan dengan nominal mulai dari Rp 50.000,” jelas Zaldy, Sabtu (21/12/2024).

    Polda Lampung juga mengimbau masyarakat dan korban aksi pungli serupa untuk segera melaporkan kejadian ke kantor polisi terdekat.

    “Kami tegaskan, tidak ada tempat bagi para pelaku premanisme. Kami juga meminta peran aktif masyarakat untuk melaporkan kejadian-kejadian semacam ini agar bisa cepat ditindaklanjuti,” imbuh Zaldy terkait maraknya aksi pungli truk batu bara di Jalinsum Lampung Utara.

  • Rupiah Anjlok? 5 Peluang Bisnis yang Tetap Menguntungkan

    Rupiah Anjlok? 5 Peluang Bisnis yang Tetap Menguntungkan

    Jakarta: Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) memang menjadi momok menakutkan bagi sebagian pelaku bisnis.
     
    Namun, di balik situasi ini, tersimpan peluang bisnis yang bisa dimanfaatkan dengan cermat.
     
    Dilansir laman Modalku, menyoroti lima peluang bisnis yang tetap menguntungkan saat rupiah melemah.

    1. Bisnis ekspor
    Saat rupiah melemah, produk ekspor menjadi lebih murah di mata pembeli internasional. Hal ini membuka peluang bagi para pengusaha untuk meningkatkan ekspor dan meraih keuntungan lebih besar.  
     
    Bisnis ekspor komoditas seperti minyak sawit, batu bara, dan produk pertanian memiliki potensi besar untuk berkembang di tengah kondisi ini.  
     

    2. Bisnis pengganti impor
    Ketika rupiah melemah, harga barang impor cenderung meningkat. Hal ini membuka peluang bagi para pengusaha untuk mengembangkan bisnis pengganti impor.  
     
    Misalnya, menawarkan produk lokal sebagai alternatif produk impor yang sejenis. Bisnis ini tidak hanya menguntungkan, tetapi juga membantu meningkatkan perekonomian dalam negeri.  
    3. Bisnis jasa
    Bisnis jasa cenderung lebih tahan terhadap fluktuasi nilai tukar. Hal ini karena bisnis jasa tidak terlalu bergantung pada impor bahan baku atau komponen.  
     
    Beberapa contoh bisnis jasa yang dapat dipertimbangkan adalah jasa konsultasi, jasa desain, jasa pelatihan, dan jasa reparasi.  
    4. Bisnis online
    Bisnis online semakin berkembang pesat dan memiliki potensi besar untuk tumbuh di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu.  
    Bisnis online memungkinkan para pengusaha untuk menjangkau pasar yang lebih luas tanpa terpengaruh oleh fluktuasi nilai tukar.  
     
    Beberapa contoh bisnis online yang menjanjikan adalah e-commerce, marketplace, dan jasa digital.  
     

    5. Bisnis makanan dan minuman
    Bisnis makanan dan minuman merupakan kebutuhan pokok yang selalu ada permintaannya. Meskipun rupiah melemah, permintaan terhadap makanan dan minuman tetap tinggi.  
     
    Para pengusaha dapat memanfaatkan peluang ini dengan menawarkan produk makanan dan minuman yang berkualitas dan terjangkau.  
     
    Pelemahan rupiah memang menjadi tantangan bagi para pelaku bisnis, namun juga membuka peluang baru.  
     
    Dengan strategi yang tepat dan kejelian dalam melihat peluang, para pengusaha dapat memanfaatkan kondisi ini untuk mengembangkan bisnis yang sukses dan menguntungkan. (Laura Oktaviani Sibarani)
     
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Strategi Pelaku Industri Semen Menggenjot Pembangunan Infrastruktur Rendah Karbon

    Strategi Pelaku Industri Semen Menggenjot Pembangunan Infrastruktur Rendah Karbon

    Jakarta: Dalam sejarah dunia modern pembangunan identik dengan kerusakan lingkungan. Ketika jalan tol dibangun ribuan hutan ditebang. Begitu juga dengan pembangunan gedung-gedung beton dari semen yang menghasilkan emisi karbon.
     
    Dikutip dari weforum.irg, ada anekdot jika industri semen adalah sebuah negara, maka industri tersebut akan menjadi penghasil karbon dioksida (CO2) terbesar ketiga atau keempat di dunia .
     
    Faktanya Industri semen global menghasilkan 1,6 miliar metrik ton CO2 pada 2022, tahun terakhir yang memiliki data, yaitu sekitar 8 persen dari total emisi CO2 dunia. Semen merupakan bahan alami beton. Jadi solusi nyata untuk memangkas emisi adalah dengan mengurangi jumlah beton.
     

    Namun, beton merupakan bahan kedua yang paling banyak digunakan setelah air, dan produksi tahunan globalnya diperkirakan akan tumbuh dari 14 miliar m³ saat ini menjadi 20 miliar m³ pada pertengahan abad ini.
    Bagi negara berkembang seperti Indonesia, hal ini menjadi dilema karena pembangunan indfrastruktur yang identik dengan semen, harus sejalan dengan pengurangan emisi gas rumah kaca.
     
    Indonesia menargetkan pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 31,89 persen dengan kemampuan sendiri dan 43,20 persen dengan dukungan internasional hingga 2030. Net Zero Carbon merupakan salah satu program pemerintah sesuai dengan Kesepakan Negara-Negara yang tertuang dalam
     
    Perjanjian Paris (Paris Agreement) Semen Baturaja telah menunjukkan kontirbusi dan keseriusan dalam penerapan Net Zero Emission (NZE) dengan melakukan penurunan emisi CO2 penyebab Gas Rumah Kaca.
     
    Senior Manager of Secretarial & Stakeholder Management SMBR Pramaja Gusnady menuturkan perusahaan menggenjot penjualan semen rendah karbon, yakni Semen PCC (Portland Composite Cement) yang mampu mengurangi emisi karbon hingga 38 persen, dibandingkan dengan semen konvensional (Ordinary Portland Cement/OPC).  
     
    Semen PCC juga telah mengantongi sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI) dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mencapai 89,34 persen, jauh melampaui batas minimum 40 persen yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri PUPR Nomor 21 Tahun 2021.  
     
    Dia mengatakan sampai dengan saat ini semen PCC telah memberikan kontribusi signikan terhadap pendapatan perseroan, yakni hampir 75 persen dari total penjualan hingga kuartal III 2024.
     
    Pengunaan PCC juga sejalan dengan kinerja perusahaan yang berhasil meraih pertumbuhan pendapatan selama tiga tahun terakhir dari capaian 2021 di Rp1,75 triliun ke Rp2,04 triliun di 2023.
     
    Selain memaksimalkan produk ramah lingkungan, SMBR juga menurunkan indeks penggunaan klinker pada pembuatan semen. Klinker merupakan komponen utama dalam semen dan sangat menghasilkan karbon, menyumbang 90 persen dari keseluruhan emisi semen.
     
    SMBR menurunkan indeks penggunaan klinker pada pembuatan semen. Clinker factor turun dari 68,6 persen pada kuartal III tahun lalu menjadi 59,7 persen pada kuartal III 2024.
     
    Mengganti klinker dengan bahan semen tambahan (SCM) yang kurang intensif karbon secara langsung mengatasi emisi yang terkait dengan proses. Namun belum ada solusi untuk menguranginya secara drastis.
     
    SMBR berhasil melakukan sejumlah langkah menurunkan emisi karbon dengan mencapai 567,4 kgCO2/ton Cem atau turun sebesar 1,7 persen dari tahun lalu kuartal yang sama.
     
    Penjualan ini juga diimbangi dengan usaha perusahaan menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) secara efisien dengan mengoptimalkan alat produksi dan kendaraan operasional yang berbasis BBM.
     
    “Selain itu, kami juga berencana memperluas pembangunan PLTS sebagai bagian dari dukungan terhadap transisi energi terbarukan,” tegas dia.

    Penggunaan PLTS untuk turunkan emisi

    Langkah penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebagai peralihan bahan bakar dan elektrifikasi sangat penting untuk menurunkan emisi terkait energi.
     
    Pemanasan sebagian tungku yang digunakan untuk membuat klinker dengan sumber listrik yang didekarbonisasi atau dengan alternatif bahan bakar rendah karbon dapat membantu mengurangi konsumsi batu bara.
     
    Untuk merealisasikan ini SMBR telah mengimplementasikan PLTS di beberapa lokasi, seperti atap Rumah Dinas Direksi, Mess Palembang, Mess Panjang, dan Wisma Ganesha Baturaja.
     
    Selain fokus menggunakan semen rendah karbon, SMBR juga mendorong perkembangan white clay dan limestone sebagai produk non semen untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan.
     
    White clay Perseroan telah digunakan sebagai bahan baku pembuatan pupuk NPK, mendukung program ketahanan pangan nasional yang dicanangkan pemerintah saat ini. SMBR secara aktif mensuplai kebutuhan ini ke PT Pupuk Sriwidjaja Palembang.
     
    Sementara itu, limestone dimanfaatkan dalam proses Flue Gas Desulfurization (FGD) melalui kerja sama dengan PT Huadian Bukit Asam Power, yang bertujuan mengurangi emisi gas buang di sektor energi dari PLTU Sumsel – 8.
     
    Selain fokus kepada dekarbonisasi, Vice President of Corporate Secretary PT Semen Baturaja (SMBR) Hari Liandu mengatakan perusahaan berhasil melakukan transformasi digital selama empat tahun atau dimulai dari 2019. Transformasi digital untuk mengintegrasikan proses bisnis perusahaan yang semakin kompleks.
     
    Digitalisasi mencakup sejumlah bidang, termasuk produksi, distribusi, sistem keuangan, sistem pengadaan, pelayanan kepada pelanggan serta sistem pengembangan dan pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM).
     
    Dia mengatakan proses bisnis menjadi lebih cepat, lalu sistem keuangan dan sistem pengadaan menjadi lebih esien serta keandalan operasi pabrik semakin meningkat dengan teknologi berbasis AI.
     
    Dari sisi keuangan PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menaikan peringkat PT Semen Baturaja Tbk (SMBR), selaku anak usaha PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG), dari sebelumnya IdA menjadi idA+ dengan outlook stabil.

    Sinergi BUMN untuk capai Net Zero Emission

    SMBR berkomitmen untuk mendukung pencapaian target net zero emission 2060 melalui berbagai langkah sinergi dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lainnya.
     
    Saat ini, SMBR telah menjalin kerja sama dengan beberapa anak usaha BUMN PT Pupuk Sriwidjaja Palembang dan PT PLN Nusantara Power UP Bukit Asam & Tarahan. Pemanfaatan limbah FABA (Fly Ash and Bottom Ash) sebagai bahan baku alternatif dalam proses produksi semen.
     
    SMBR menjalin kerja sama dengan PT Pertamina Hulu Energi OSES dengan emanfaatan limbah sludge oil sebagai bahan subsitusi bahan bakar batu bara.
     
    “Langkah ini tidak hanya mendukung pengelolaan limbah yang lebih ramah lingkungan, tetapi juga menjadi bentuk nyata kolaborasi antar-BUMN dalam mendorong tercapainya target pembangunan berkelanjutan,” tegas dia.
     
    Hal ini sesuai dengan sejarah integrasi Semen Baturaja ke SIG merupakan langkah besar untuk memperkuat posisi BUMN sub klaster semen, dalam menghadapi tantangan pasar yang kompetitif.
     
    BUMN Sub Klaster Semen sebagai penggerak industri semen yang berkelanjutan melalui optimalisasi distribusi, pemasaran, dan esiensi produksi yang terkoordinasi secara regional dan nasional. Industri semen juga diharapkan mendorong pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) serta berkontribusi pada pemulihan ekonomi.
     
    SMBR juga telah menyiapkan berbagai langkah strategis untuk mengoptimalkan kinerja pada 2025 dalam menghadapi perubahan tarif PPN menjadi 12 persen.
     
    “Kami fokus pada peningkatan esiensi di seluruh aspek operasional,” tegas dia.
     
    Di sisi lain, kebijakan perpanjangan PPN Ditanggung Pemerintah (DTP) untuk pembelian properti hingga 2025 berpotensi memberikan dampak positif.
     
    SMBR yakin hal ini akan berdampak positif kepada perusahaan karena properti merupakan salah satu sektor yang memanfaatkan semen secara signikan, sehingga kebijakan ini dapat mendorong permintaan semen.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (SAW)

  • Bos MIND ID Klaim Sudah Lakukan Upaya Hilirisasi di Seluruh Sektor

    Bos MIND ID Klaim Sudah Lakukan Upaya Hilirisasi di Seluruh Sektor

    Jakarta, CNN Indonesia

    Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso mengklaim sudah melakukan upaya hilirisasi hampir di semua sektor komoditas mineral dan batu bara. Hal ini dalam rangka mewujudkan target pertumbuhan ekonomi Indonesia 8 persen.

    Hendi mengatakan dalam kurun waktu kurang lebih lima tahun terakhir, MIND ID sudah bisa melakukan integrasi hulu-hilir untuk komoditas bauksit, di mana pihaknya sudah membangun smelter alumina.

    “Smelter aluminanya sudah bisa memberikan supply kepada smelter aluminium. Sehingga dari hulu ke hilir itu kita sudah komplit di dalam negeri,” ujar Hendi dalam acara CNN Indonesia Business Summit di Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Jumat (20/12).

    Selain itu untuk sektor tembaga, Hendi mengatakan di masa lalu sebagian konsentratnya diekspor. Namun kini dengan terbangunnya smelter tembaga di Gresik, kegiatan ekspor konsentrat sudah dihentikan.

    Sehingga, menurutnya, Indonesia kini sudah memiliki kemampuan untuk membuat bahan baku berupa katoda tembaga.

    “Katoda tembaga ini nanti akan dikembangkan oleh industri lebih hilir lagi untuk bisa menjadi kabel listrik, menjadi lapisan tembaga yang tentunya bisa diolah menjadi bahan baku industri,” jelas Hendi.

    Kemudian di sektor timah, Hendi menyebut MIND ID telah membangun industri tin solder, tin chemical dan tin powder. Hal ini membuka kemungkinan nantinya industri elektronik yang berteknologi tinggi bisa membangun pabrik di Indonesia menggunakan bahan baku yang pihaknya siapkan.

    Hendi juga mengungkap telah mengembangkan hilirisasi synthetic graphite. Di mana graphite dibutuhkan dalam industri baterai kendaraan listrik.

    “Kemudian di tembaga sudah ada pabrik copper foil yang memanfaatkan bahan baku yang kita produksi dari smelter tembaga yang di Gresik,” ucapnya.

    “Kemudian juga yang luar biasa, ternyata by product dari proses pemurnian tembaga, itu ada namanya anoda slime. Anoda slime-nya sendiri sudah bisa dipakai sebagai bahan baku untuk mengekstraksi mineral lainnya, jadi produksi emas. Emas Insya Allah kita akan mencapai 50 ton,” ujar Hendi.

    (del/agt)

  • Keterbatasan Teknologi Jadi Tantangan Pengembangan Industri Nikel Indonesia – Page 3

    Keterbatasan Teknologi Jadi Tantangan Pengembangan Industri Nikel Indonesia – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Industri nikel dalam negeri masih menghadapi berbagai tantangan, salah satunya dalam penguasaan teknologi untuk menghasilkan nilai tambah bagi sumber mineral tersebut.

    Hal itu diungkapkan oleh Sekretaris Kementerian Investasi dan Hilirisasi, serta Badan Koordinasi Penanaman Modal, Heldy Satrya Putera.

    “Saat kita ingin memproses kekayaan alam ini, ada beberapa hal yang saat ini masih terkendala atau punya masalah. Pertama adalah teknologi, jadi walaupun kekayaan alam kita banyak, tetapi penguasaan teknologi kita masih kurang atau masih sangat sedikit,” ujar Heldy dalam Executive Forum yang digelar di The Tribrata Hotel & Convention Center, Jakarta Selatan, Jumat (20/12/2024).

    Ia melanjutkan, hal ini yang menyulitkan sumber kekayaan alam Indonesia, termasuk bahan mineral, mempunyai nilai tambah.

    “Maka dari itu yang kita usahakan saat ini adalah mengundang para pengusaha, investor, hingga juara yang memiliki teknologi untuk mengembangkannya di Indonesia,” beber Heldy.

    Ia pun mengakui teknologi tersebut sebagian besar dapat diperoleh dari hasil investasi asing, mengingat besarnya biaya yang diperlukan.

    “Untuk hilirisasi hasil tambang mineral-batu bara investasinya besar sekali. Bayangkan satu contoh: Freeport yang ada di Gresik investasinya mencapai Rp.80 triliun. Butuh investasinya, sementara pemain lokal kita sangat terbatas yang bisa melakukan,” jelas dia.

    “Perbankan kita pun belum ada yang berani untuk memberikan support financial,” ia menambahkan.

    Untuk pengadaan teknologi, Heldy menyampaikan, Pemerintah membuat kebijakan yang mendorong agar para pelaku usaha memberikan pelatihan kepada tenaga kerja Indonesia untuk bisa menguasai teknologi itu. 

    “Maka sewaktu mereka membangun infustrinya, anak-anak terbaik bangsa kita sudah terlatih. Sehingga begitu pabriknya sudah selesai, yang menjalankan industrinya termasuk tenaga-tenaga Indonesia. Harapannya mereka bisa menjadi cikal bakal untuk industri,” imbuhnya.

  • Pengembangan Pembangkit EBT Bisa Percepat Pertumbuhan Ekonomi Nasional – Page 3

    Pengembangan Pembangkit EBT Bisa Percepat Pertumbuhan Ekonomi Nasional – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Pengembangan pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) dinilai bisa menjadi faktor pendukung dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Untuk itu pemerintah harus mengambil tindakan untuk bisa mempercepat terjadinya penambahan kapasitas energi hijau yang masih melimpah di Indonesia.

    Hal ini menjadi salah satu pandangan yang mengemuka pada diskusi bertajuk “Energi Baru & Terbarukan: Pendorong atau Penghambat Pertumbuhan Ekonomi?” yang digelar oleh Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia di Jakarta.

    Dalam diskusi ini tampil sebagai pembicara adalah Direktur Eksekutif CORE Indonesia, Mohammad Faisal; Strategic and Operation Team Green Business of IDSurvey, Risky Aulia Ulfa; dan Sekretaris Jenderal Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Sekjen Himpi) sekaligus Tenaga Ahli Menteri ESDM, Anggawira.

    Faisal mengatakan kehadiran pembangkit EBT sangat diperlukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8% yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto.

    Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang stabil tersebut, Indonesia memerlukan energi yang cukup dan stabil pertumbuhannya setiap tahun.

    “Energi fosil yang menopang pembangkit di Indonesia tidak akan cukup jika tidak diiringi dengan peningkatan pembangkit EBT,” katanya.

    Berdasarkan perhitungan dengan metode konservatif yang dilakukan CORE Indonesia, Faisal mengatakan, ketersediaan bahan bakar fosil ini diprediksi akan segera habis.

    Ia menyebut ketersediaan batu bara di Indonesia ini akan habis dalam 28 tahun ke depan. Lalu minyak bumi dan gas, masing-masing ketersediaannya hanya mampu bertahan hingga 21 tahun serta 19 tahun ke depan saja.

    “Sementara jika menggunakan skenario agresif, bahan bakar fosil akan habis sebelum 20 tahun. Kondisi ini tentunya tidak akan mampu dalam menopang kebutuhan energi menuju Indonesia Emas 2045,” ujarnya.

    Kondisi tersebut, Faisal menilai pengembangan pembangkit EBT itu menjadi sangat penting buat Indonesia demi mencapai target menjadi negara maju pada 2045. Sayangnya, ia melihat, proses transisi energi di Indonesia masih belum banyak memberikan percepatan.