Produk: Batu Bara

  • Kejar Target Pertumbuhan 5,2%, Ekonom Dorong Pemerintah Lebih Ekspansif

    Kejar Target Pertumbuhan 5,2%, Ekonom Dorong Pemerintah Lebih Ekspansif

    Bisnis.com, JAKARTA — Kepala Departemen Riset Makroekonomi dan Pasar Keuangan PT Bank Permata Tbk. (BNLI) Faisal Rachman mendorong pemerintah lebih ekspansif pada sisa akhir tahun, usai pertumbuhan ekonomi kuartal III/2025 hanya capai 5,03%.

    Sebelumnya, pertumbuhan ekonomi sebesar 4,87% pada kuartal I/2025 dan 5,12% pada kuartal II/2025. Pemerintah sendiri menargetkan pertumbuhan ekonomi capai 5,2% sepanjang tahun. Agar target tersebut bisa tercapai, ekonomi pada kuartal IV/2025 harus tumbuh minimal 5,77%.

    Faisal memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada 2025 tidak akan capai target. Kendati demikian, pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun masih bisa tetap berada di kisaran 5,0%—5,1% apabila pemerintah lebih ekspansif pada akhir tahun ini.

    “Penting mempertahankan kebijakan ekonomi yang bersifat ekspansif, terutama melalui percepatan belanja pemerintah, khususnya pada sektor-sektor produktif yang memiliki efek pengganda tinggi,” ujar Faisal dalam keterangannya, Rabu (5/11/2025) 

    Selain itu, prospek konsumsi rumah tangga diperkirakan membaik seiring perbaikan pasar tenaga kerja dan inflasi yang tetap terkendali. Dia melihat stabilitas harga dan meningkatnya pendapatan riil masyarakat akan memperkuat daya beli, terutama di segmen menengah.

    Dari sisi investasi, Faisal melihat prospek yang lebih positif dibandingkan paruh awal 2025. Penurunan suku bunga kebijakan global dan domestik diproyeksikan akan menurunkan biaya pendanaan dan meningkatkan kepercayaan investor untuk berekspansi.

    Meski demikian, Faisal mengingatkan bahwa kenaikan impor barang modal dapat meningkat kembali seiring pemulihan investasi.

    Lebih lanjut, dia menilai ekspor Indonesia masih akan menghadapi tantangan eksternal, terutama akibat perang dagang yang berlanjut dan perlambatan ekonomi China. Kendati demikian, tekanan terhadap ekspor diperkirakan mulai berkurang seiring pelonggaran sikap AS terhadap negosiasi dagang dan upaya diversifikasi pasar ekspor oleh pemerintah.

    Selain itu, upaya diversifikasi negara mitra dagang lewag perjanjian-perjanjian perdagangan baru dan pemulihan harga komoditas utama juga bisa membantu performa ekspor.

    Sementara pada tahun depan, risiko makroekonomi diperkirakan relatif sama dengan 2025: tekanan utama berasal dari faktor eksternal seperti geopolitik, perdagangan global, dan pemulihan ekonomi China yang lambat.

    Hanya saja, secara umum, kondisi global yang cenderung stagnan akan menekan inflasi dunia dan membuka ruang bagi penurunan suku bunga lanjutan, yang dapat mendorong arus modal masuk ke pasar berkembang termasuk Indonesia.

    Faisal pun melihat stabilitas politik dan makroekonomi akan menjadi kunci pada periode mendatang. Pemerintah dinilai masih memiliki ruang untuk memperluas kebijakan fiskal dan moneter, namun harus tetap berhati-hati.

    “Karena defisit transaksi berjalan berpotensi melebar di tengah friksi perdagangan dan defisit fiskal dapat meningkat akibat kebijakan yang berorientasi pada pertumbuhan,” ungkap Faisal.

    Perkembangan Kuartal III/2025

    Faisal turut merincikan perkembangan indikator-indikator pertumbuhan ekonomi kuartal III/2025, sepeti yang dirilis Badan Pusat Statistik pada hari ini, Rabu (5/11/2025).

    Dari sisi pengeluaran, pertama ada konsumsi rumah tangga, yang berkontribusi lebih dari separuh terhadap produk domestik bruto (PDB). Konsumsi rumah tangga tumbuh 4,89% secara tahunan (year on year/YoY), sedikit menurun dari 4,97% YoY pada kuartal sebelumnya.

    Menurutnya, normalisasi konsumsi terjadi setelah lonjakan musiman pada kuartal II akibat perayaan keagamaan dan musim libur. Secara kuartalan, perlambatan terutama terlihat pada komponen konsumsi yang terkait rekreasi dan mobilitas.

    Transportasi dan komunikasi tumbuh 6,41% YoY, melambat dari 6,48% YoY. Kemudian, restoran dan hotel tumbuh 6,32% YoY, turun dari 6,77% yoy.

    Peralatan rumah tangga juga melambat cukup signifikan menjadi 3,74% YoY dari 4,34% YoY, mencerminkan penurunan permintaan barang tahan lama.

    Sebaliknya, sebagian komponen menunjukkan perbaikan. Konsumsi pakaian meningkat menjadi 4,21% YoY dari 2,91% YoY, didorong oleh awal tahun ajaran baru dan meningkatnya aktivitas ritel daring.

    Dari sisi pembentukan modal tetap bruto atau investasi, pertumbuhan investasi melambat tajam menjadi 5,04% YoY dari 6,99% YoY pada kuartal II/2025.

    Investasi bangunan dan struktur tumbuh hanya 3,02% YoY, turun dari 4,89% YoY seiring penurunan konsumsi semen dan beralihnya fokus pemerintah dari pembangunan infrastruktur ke program peningkatan sumber daya manusia.

    Sementara itu, investasi mesin dan peralatan tetap menjadi segmen tercepat dengan pertumbuhan 17,00% YoY, menurun dari 24,58% YoY sejalan dengan penurunan impor barang modal.

    Kemudian Faisal menjelaskan komponen pengeluaran pemerintah menjadi sumber pertumbuhan baru pada periode ini. Konsumsi pemerintah tumbuh 5,49% YoY, berbalik dari kontraksi 0,33% YoY di kuartal sebelumnya.

    Menututnya, pemulihan ini mencerminkan pergeseran kebijakan fiskal ke arah ekspansif, setelah sebagian anggaran yang sebelumnya ditahan kembali dicairkan sejak pertengahan tahun. Hingga 22 September 2025, pemerintah telah merealisasikan pencairan Rp168,5 triliun dari total Rp256,1 triliun dana cadangan anggaran, mempercepat realisasi proyek dan belanja sosial.

    Sedangkan ekspor-impor juga mencatatkan surplus neraca perdagangan, meski keduanya sama-sama melambat. Ekspor tumbuh 9,91% YoY, turun dari 10,95% YoY; sedangkan impor turun tajam menjadi 1,18% YoY dari 11,65% YoY.

    Dia mencatat perlambatan ekspor mencerminkan normalisasi pasca percepatan pengiriman (front-loading) sebelum penerapan tarif timbal balik oleh Amerika Serikat pada Agustus 2025. Sementara itu, impor melemah karena penurunan investasi dan berakhirnya musim haji serta libur sekolah, yang menekan impor jasa perjalanan.

    Dari sisi lapangan usaha, hampir seluruh sektor mencatatkan pertumbuhan positif. Sektor pendidikan tumbuh paling tinggi 10,59% YoY, diikuti jasa perusahaan sebesar 9,94% YoY, ditopang awal tahun ajaran baru dan meningkatnya aktivitas wisata domestik.

    Manufaktur yang masih menjadi penopang utama ekonomi dengan pertumbuhan 5,54% YoY, sedikit menurun dari 5,68% YoY. Industri logam dasar tumbuh kuat 18,62% YoY, sedangkan makanan dan minuman meningkat ke 6,49% YoY, didukung oleh permintaan global atas CPO, baja, dan mesin listrik.

    Sebaliknya, subsektor tekstil dan produk kayu tertekan akibat penerapan tarif timbal balik oleh AS, masing-masing hanya tumbuh 0,93% YoY dan -9,60% yoy.

    Pertanian melonjak menjadi 4,93% YoY dari 1,65% YoY. Sementara pertambangan terkontraksi 1,98% YoY karena menurunnya produksi batu bara.

  • Harga Batu Bara Acuan Turun, Ini Rinciannya

    Harga Batu Bara Acuan Turun, Ini Rinciannya

    Jakarta

    Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk penjualan batu bara periode pertama bulan November 2025. Ketetapan ini tertuang dalam Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No.348.K/MB.01/MEM.B/2025.

    “Menetapkan Harga Batubara Acuan yang selanjutnya disebut HBA untuk Periode Pertama Bulan November Tahun 2025 dengan besaran tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini,” tulis diktum kedua aturan tersebut.

    Dalam aturan itu, tercatat harga acuan penjualan batu bara Indonesia ini sangat bervariasi tergantung pada besaran kalori yang bisa dihasilkan, dihitung dalam satuan ‘Kcal/kg GAR’ (kilo kalori per kilogram Gross Air Received). Dalam hal ini setidaknya ada empat kategori yang diatur dalam Kepmen tersebut.

    Pertama, HBA untuk harga batu bara kalori tinggi senilai 6.322 kcal/kg GAR pada periode pertama November 2025 ditetapkan sebesar US$ 103,75 per ton. Harga tersebut tercatat mengalami penurunan dibanding periode kedua bulan Oktober 2025 yang ditetapkan sebesar US$ 109,74 per ton.

    Kedua, HBA untuk harga batu bara dengan nilai kalori 5.300 kcal/kg GAR periode pertama November 2025 ditetapkan sebesar US$ 67,22 per ton. Angka ini turun dibandingkan periode kedua Oktober 2025 yakni US$ 67,76 per ton.

    Ketiga, HBA dengan kesetaraan nilai kalori 4.100 kcal/kg GAR (HBA II) untuk periode pertama November sebesar US$ 44,02 per ton. Angka ini naik tipis jika dibandingkan pada periode kedua Oktober 2025 yakni sebesar 43,71 per ton.

    Terakhir, harga batu bara dengan kesetaraan nilai kalor 3.400 kcal/kg GAR (HBA III) pada pertama November 2025 dipatok US$ 33,74 per ton. Angka itu turun dibandingkan periode kedua Oktober yang sebesar US$ 32,92 per ton.

    Selain itu, Kementerian ESDM juga menetapkan Harga Mineral Acuan (HMA) untuk periode pertama November 2025. Dimana HMA nikel dipatok US$ 15.075/dmt. Angka ini turun tipis dibandingkan periode kedua Oktober 2025 sebesar US$ 15.142/dmt.

    Kemudian HMA kobal dipatok US$ 42.283/dmt, timbal US$ 1.959/dmt, Seng US$ 3.148/dmt, Alumunium US$ 2.766/dmt, Tembaga US$ 10.662/dmt, Emas sebagai mineral ikutan US$ 4.110/dmt, Perak sebagai mineral ikutan US$ 50,37/dmt, Mangan US$ 3,32/dmt, Bijih Besi US$ 1,55/dmt, Bijih Krom US$ 6,37/dmt, dan Konsentrat Timah US$ 8,70/dmt.

    (ara/ara)

  • Tambang Bisa Menunggu, Pendidikan Tidak: Gubernur Sulbar Suhardi Duka Melawan Arus
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        3 November 2025

    Tambang Bisa Menunggu, Pendidikan Tidak: Gubernur Sulbar Suhardi Duka Melawan Arus Regional 3 November 2025

    Tambang Bisa Menunggu, Pendidikan Tidak: Gubernur Sulbar Suhardi Duka Melawan Arus
    Penulis
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Di saat banyak daerah berlomba-lomba menaikkan pendapatan daerahnya lewat mendatangkan investasi, tidak dengan Gubernur Sulawesi Barat Suhardi Duka.
    Ia memilih mendahulukan kepentingan ekonomi dan pendidikan masyarakat yang ia pimpin dibandingkan mendapatkan banyak pemasukan lewat “menjual” kekayaan alam daerahnya.
    “Saya mungkin beda dengan gubernur yang lain ya. Saya lebih suka bergerak perlahan tapi pasti plek plek (cepat) tapi tidak bermanfaat,” katanya saat berkunjung ke kantor
    Kompas.com
    di Palmerah Selatan, Senin (3/11/2025).
    Suhardi menyebutkan ada banyak potensi tambang di wilayahnya. Ia menyebutkan antara lain, emas, batubara, dan tambang LTJ (logam tanah jarang) yang cukup langka ditemukan di wilayah Indonesia.
    Namun, ia mengatakan, tidak mau berorientasi ke situ hanya demi meningkatkan angka di APBD.
    “Saya lebih orientasi ke sektor perkebunan, pertanian, karena ini ekonomi real masyarakat,” tuturnya.
    Ia mengakui, akibat pilihannya itu, pertumbuhan ekonomi provinsi Sulawesi Barat berjalan lambat. Namun, katanya, apa artinya pertumbuhan melejit cepat jika akhirnya ada deflasi yang mengikuti?
    Suhardi ingin semua hasil kekayaan alamnya kembali dinikmati rakyat. Kalaupun ada yang ingin masuk, katanya, ia mensyaratkan ketentuan yang tidak merugikan daerahnya.
    “Apa bagian daerah saya? Gimana cara untuk memitigasi lingkungan? Kalau tidak ada, ya nggak boleh (menambang),” katanya.
    “Sementara baru batu bara, dia mau lewat di jalan yang saya bikin. Tidak bisa, silakan bikin jalan sendiri. Jalan itu saya aspal untuk rayat saya, terus dia terus yang mau pakai, ya rusak. Sekarang sudah stop dia, karena saya tidak kasih jalan,” tuturnya menggebu-gebu.
    Mengimbangi keputusannya di bidang ekonomi, Suhardi meningkatkan juga kapasitas masyarakat Sulawesi Barat lewat program literasi: wajib membaca 20 buku sebagai syarat kelulusan SMA.
    Tidak hanya siswa, para guru juga diwajibkan dan bahkan menjadi salah satu komponen jam belajar
    (learning hours)
    guru.
    Kebijakan ini ia ambil setelah melihat data tentang kemiskinan, stunting, dan pendidikan yang menunjukkan kalau indeks literasi masyarakat Sulbar masih rendah.
    “Linear dengan peningkatan SDM kita, maka saya ambil kebijakan itu. Sudah diterapkan menjadi pergub (peraturan gubernur),” katanya.
    Kini, programnya tersebut banyak diminati penerbit-penerbit buku. Banyak buku hibah yang dikirimkan ke perpustakaan di wilayah Sulbar.
    “Mereka merasa, ‘oh kebijakan ini penting didukung’,” katanya.
    Dari puluhan buku, ada 2 buku yang ia wajibkan untuk dibaca murid dan guru: buku tentang pahlawan wanita Sulawesi Barat Andi Depu dan pendekar hukum asal Sulbar Baharuddin Lopa.
    Baharuddin Lopa, katanya, belum ada integritas sosok lain yang menyamainya kecuali Polisi Hoegeng.
    “Kalau di kejaksaan Lopa, kalau di polisi Hoegeng. Belum ada yang menyamakan integritasnya sampai saat ini,” katanya.
    “Artinya orang Sulbar jangan minder. Ada pejuang nasionalnya, ada pendekar hukumnya,” katanya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Harga Batu Bara Acuan (HBA) Awal November 2025 Keok, Tertinggi US3,75 per Ton

    Harga Batu Bara Acuan (HBA) Awal November 2025 Keok, Tertinggi US$103,75 per Ton

    Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara acuan (HBA) pada periode pertama November 2025 mayoritas melemah.

    HBA terbaru ditetapkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia lewat Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 348.K/MB.01/MEM.B/2025 tentang Harga Mineral Logam Acuan dan Harga Batubara Acuan Untuk Periode Pertama Bulan November Tahun 2025.

    Berdasarkan keputusan tersebut, HBA untuk batu bara kalori tinggi dalam kesetaraan nilai kalori 6.322 kcal/kg GAR pada periode pertama November 2025 turun 5,77% menjadi US$103,75 per ton. Pada periode kedua Oktober 2025 HBA kalori ini berada di level US$109,74 per ton.

    HBA untuk batu bara nilai kalori 5.300 kcal/kg GAR juga tergelincir ke level US$67,22 per ton. HBA jenis batu bara ini turun tipis dibandingkan periode kedua Oktober 2025 senilai US$67,76 per ton.

    Untuk batu bara dengan kesetaraan nilai kalor 4.100 kcal/kg GAR, HBA dipatok sebesar US$44,02 per ton. Menguat tipis dibandingkan harga acuan akhir Oktober 2025 di angka US$43,71 per ton.

    Sementara itu, HBA batu bara dengan kesetaraan nilai kalor 3.400 kcal/kg GAR melemah ke level US$33,74 per ton. Harga acuan itu turun dari posisi periode kedua Oktober 2025 di angka US$33,92 per ton

    HBA November 2025 periode pertama juga digunakan sebagai dasar perhitungan harga patokan batu bara (HPB) bulan ini.

    Selain HBA, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia juga menetapkan harga mineral acuan (HMA) berbagai komoditas mineral periode pertama November 2025.

    HMA nikel dipatok US$15.075,33/dmt, turun dibandingkan periode kedua Oktober 2025 sebesar US$15.142/dmt.

    Sementara itu, HMA aluminium menguat ke US$2.776,33/dmt dari sebelumnya US$2.688/dmt.

    HMA tembaga juga terkerek naik menjadi US$10.662,07/dmt dari sebelumnya US$10.311,37/dmt.

    Melalui Kepmen ESDM Nomor 80.K/MB.01/MEM.B/2025 tentang Harga Mineral Logam Acuan dan Harga Batubara Acuan, HBA dan HMA akan terbit sebanyak dua kali dalam 1 bulan, yakni setiap tanggal 1 dan 15.

  • Kolaborasi RMKE Kelola MEDC, Tuntaskan Akses Hauling Road ke 2

    Kolaborasi RMKE Kelola MEDC, Tuntaskan Akses Hauling Road ke 2

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT RMK Energy Tbk (RMKE) melalui anak usahanya, PT Royaltama Mulia Kencana (RMUK), mengumumkan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) pemanfaatan lahan pada area kontraktor kerja sama PT Medco E&P Lematang. Kerja sama ini bertujuan optimalisasi pemanfaatan lahan seluas 500 meter2 di Desa Bangun Sari, Kecamatan Gunung Megang, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan.

    RMKE menyatakan siap tuntaskan pembangunan hauling road menuju dua tambang besar. Lahan tersebut digunakan untuk membangun fasilitas hauling road yang akan terintegrasi dengan stasiun muat Gunung Megang milik RMKE. Langkah ini sebagai bagian dari rencana finalisasi akses jalan menuju tambang potensial di wilayah Muara Enim-Tanjung Enim.

    Sinergi RMKE MEDC Bangun Infrastruktur di Sumatera Selatan

    Inisiatif ini juga akan mempercepat penyelesaian fasilitas hauling road, yang nantinya akan memperkuat konektivitas ke berbagai potensi tambang di wilayah Enim, Sumatera Selatan, yang saat ini masih dalam tahap pengembangan.

    Direktur Utama PT RMK Energy Tbk Vincent Saputra mengatakan dengan selesainya infrastruktur ini, proses pengangkutan batu bara diharapkan menjadi lebih efisien dan lancar, mendukung upaya pemerintah dalam pencapaian ketahanan energi nasional dan mengatasi hambatan infrastruktur yang selama ini menjadi bottleneck.

    “Dengan sinergi ini, kami dapat segera menyelesaikan akses dari tambang potensial menuju stasiun muat kami. Fasilitas ini akan mempercepat pencapaian target jangka panjang kami, yaitu mengangkut 20 juta ton batubara dengan konektivitas yang seamless ke tambang-tambang yang belum berproduksi, karena saat ini menghadapi hambatan logistik di Sumatera Selatan,” ujar Vincent, Senin (3/11/2025).

    Melalui kolaborasi strategis ini, RMKE berkomitmen mendukung pengembangan infrastruktur yang berkelanjutan dan meningkatkan daya saing industri pertambangan di wilayah Sumatera Selatan, sekaligus berkontribusi terhadap program Pemerintah dalam memperkuat ketahanan energi nasional.

    (rah/rah)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Meta Beli Hampir 1 GW Tenaga Surya untuk Pusat Data dan Pengembangan AI

    Meta Beli Hampir 1 GW Tenaga Surya untuk Pusat Data dan Pengembangan AI

    Bisnis.com, JAKARTA—  Raksasa teknologi Meta kembali memperluas investasi energinya dengan menandatangani tiga kesepakatan baru untuk membeli hampir 1 gigawatt (GW) tenaga surya dalam sepekan terakhir. 

    Dengan demikian, total pembelian tenaga surya Meta dilaporkan telah mencapai 3 GW sepanjang tahun ini. 

    Melansir laman TechCrunch pada Minggu (2/11/2025) langkah tersebut menjadi bagian dari upaya perusahaan untuk memenuhi kebutuhan energi masif yang muncul akibat pertumbuhan pesat pusat data (data center) dan pengembangan kecerdasan buatan (AI). 

    Energi surya menjadi pilihan utama perusahaan teknologi karena biayanya yang relatif murah serta waktu pembangunan proyek yang lebih singkat dibandingkan sumber energi lain.

    Adapun, dua dari tiga kesepakatan terbaru Meta ditandatangani di Louisiana, di mana perusahaan akan membeli atribut lingkungan (environmental attributes) setara dengan total kapasitas 385 megawatt (MW). Kedua proyek tersebut diperkirakan rampung dalam dua tahun mendatang.

    Sebelumnya, Meta juga mengumumkan pembelian 600 MW dari proyek pembangkit listrik tenaga surya berskala besar di dekat Lubbock, Texas, yang dijadwalkan mulai beroperasi secara komersial pada 2027. 

    Meskipun pembangkit di Texas tersebut tidak terhubung langsung dengan pusat data Meta, listrik yang dihasilkan akan disalurkan ke jaringan listrik setempat untuk mengimbangi konsumsi energi fasilitas Meta di wilayah tersebut.

    Berbeda dengan proyek di Texas, dua proyek di Louisiana melibatkan pembelian sertifikat atribut lingkungan (Environmental Attribute Certificates/EACs). Melalui sertifikat ini, Meta disebut dapat mengimbangi penggunaan energi dari sumber yang lebih intensif karbon. 

    Namun, praktik ini menuai kritik karena dianggap menutupi jejak karbon sebenarnya dari operasi perusahaan, terutama di tengah lonjakan penggunaan listrik akibat AI. Sertifikat EAC sendiri diperkenalkan beberapa tahun lalu ketika energi terbarukan masih jauh lebih mahal dibandingkan bahan bakar fosil. 

    Skema ini memungkinkan pembeli listrik membayar tambahan biaya untuk menutupi selisih harga tersebut, sekaligus membantu mendorong pembangunan proyek energi hijau baru.

    Namun kini, dengan biaya pembangunan tenaga surya dan angin yang jauh lebih murah bahkan mampu bersaing dengan pembangkit batu bara dan gas alam banyak pakar menilai efektivitas EAC mulai berkurang. 

    Mereka menilai sertifikat tersebut tidak lagi memberikan insentif yang kuat untuk menambah kapasitas energi terbarukan baru. Menurut para ahli, jika perusahaan seperti Meta benar-benar ingin menyeimbangkan lonjakan konsumsi energi akibat AI, mereka seharusnya berfokus pada pendanaan proyek energi terbarukan baru secara langsung, bukan hanya mengandalkan pembelian sertifikat kompensasi karbon.

  • Mandiri Institute Proyeksi Konsumsi Kuartal IV/2025 Melaju Lebih Tinggi

    Mandiri Institute Proyeksi Konsumsi Kuartal IV/2025 Melaju Lebih Tinggi

    Bisnis.com, JAKARTA — Aktivitas belanja masyarakat diproyeksikan tumbuh lebih kuat pada kuartal IV/2025.

    Laporan Mandiri Spending Index (MSI) per 19 Oktober 2025 menunjukkan konsumsi domestik terus menguat pada awal kuartal terakhir tahun ini, ditopang peningkatan kepercayaan masyarakat dan membaiknya belanja barang tahan lama.

    Berdasarkan laporan yang disusun Office of Chief Economist Bank Mandiri itu, indeks MSI mencapai 290,5, naik 2,3% secara mingguan (week-on-week/WoW), melanjutkan pertumbuhan minggu sebelumnya yang sebesar 2,9%.

    Secara tahunan, pertumbuhan belanja selama tiga minggu pertama Oktober tercatat rata-rata 34,5% (year-on-year/YoY), jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata kuartal III/2025 sebesar 28,7% YoY.

    “Kami perkirakan kombinasi antara meningkatnya konfiden masyarakat, berbagai program diskon akhir tahun yang dilakukan oleh peritel, dan dukungan stimulus pemerintah, akan mendorong belanja masyarakat tumbuh lebih tinggi pada Kuartal IV/2025,” tulis Mandiri Institute dalam laporan tersebut, dikutip Minggu (2/11/2025).

    Laporan MSI menilai tren kenaikan pertumbuhan konsumsi pada Oktober menandai awal pemulihan belanja rumah tangga.

    Mandiri Institute mencatat pertumbuhan MSI per bulan terhadap posisi awal tahun sempat melambat selama kuartal III/2025 dari 23% (Juli), menjadi 17% (Agustus), kemudian 14% (September). Kendati demikian, kini pertumbuhan MSI mencapai 29%. 

    Adapun kenaikan konsumsi pada Oktober mulai didorong oleh kelompok barang tahan lama (durable goods), yang meningkat 1,5 poin persentase dibandingkan dengan September 2025. Sementara itu, kelompok barang esensial yang memiliki proporsi belanja tertinggi (17,6%) masih tumbuh stabil 1,4% WoW.

    Peningkatan konsumsi barang tahan lama juga terlihat dari lonjakan belanja handphone atau gawai yang tumbuh 7,8% WoW, diikuti peralatan elektronik 7,6% WoW, dan peralatan rumah tangga 5,9% WoW.

    Belanja Gawai Gen Z dan Milenial

    Mandiri Institute mencatat, peningkatan belanja gawai paling besar terjadi pada Generasi Z dan Milenial, masing-masing dengan pertumbuhan 339% YoY dan 210% YoY pada September–Oktober 2025. Kenaikan ini sejalan dengan peluncuran sejumlah tipe handphone kelas menengah hingga atas, seperti iPhone 17 dan Vivo X300.

    Secara spasial, peningkatan belanja terjadi di seluruh wilayah Indonesia. Sulawesi mencatat pertumbuhan mingguan tertinggi sebesar 4,2%, diikuti Bali–Nusa Tenggara (2,6%), Kalimantan (2,5%), Jawa (2,3%), Sumatra (1,7%), dan Maluku–Papua (1,4%).

    Mandiri Institute mencatat bahwa belanja di Kalimantan meningkat seiring dengan kenaikan harga batu bara sejak awal September 2025, sementara di Balnusra (Bali-Nusa Tenggara), pengeluaran masyarakat tetap kuat sejalan dengan periode puncak wisata.

    Laporan juga menunjukkan adanya perbedaan perilaku konsumsi antar kelompok pendapatan. Kelompok bawah masih mempertahankan pola belanja defensif dengan porsi besar pada kebutuhan pokok.

    Kelas menengah menunjukkan kombinasi antara belanja esensial dan gaya hidup, mencerminkan perilaku impulsive spending. Sementara kelompok atas mulai meningkatkan pengeluaran untuk barang tahan lama, menunjukkan kepercayaan diri yang membaik dalam konsumsi.

    Perubahan pola ini juga sejalan dengan pergerakan tabungan. Per 30 September 2025, indeks tabungan kelompok bawah tercatat 72,8, kelompok menengah 101,1, dan kelompok atas 94,4.

  • Pola Konsumsi per Oktober 2025: Kelas Menengah Impulsif, Masyarakat Bawah Belum Pulih

    Pola Konsumsi per Oktober 2025: Kelas Menengah Impulsif, Masyarakat Bawah Belum Pulih

    Bisnis.com, JAKARTA — Pola konsumsi masyarakat menunjukkan perubahan menarik pada awal Kuartal IV/2025.

    Laporan Mandiri Spending Index (MSI) per 19 Oktober 2025 yang dirilis Office of Chief Economist Bank Mandiri mencatat adanya decoupling behavior atau pola perilaku yang berbeda arah, di mana masing-masing kelompok masyarakat menunjukkan respons konsumsi yang berbeda terhadap kondisi ekonomi terkini.

    Berdasarkan laporan, kelas menengah mulai menunjukkan perilaku impulsif, kelompok atas kembali percaya diri dalam berbelanja, sedangkan kelompok bawah belum menunjukkan pemulihan.

    Kelompok bawah tercatat masih memprioritaskan barang-barang esensial seperti kebutuhan rumah tangga dan supermarket. Laporan menunjukkan kelompok ini mempertahankan porsi belanja tertinggi untuk kebutuhan dasar, sementara belanja hiburan menjadi yang terendah sejak November 2024.

    Perilaku ini sejalan dengan penurunan indeks tabungan kelompok bawah yang mencapai 72,8 per September 2025, terendah dalam dua tahun terakhir. Kelompok bawah masih berhati-hati terhadap pengeluaran.

    Berbeda dengan kelompok bawah, kelas menengah mulai memperlihatkan pola belanja impulsif. Mandiri Institute mencatat kelompok ini melakukan kombinasi antara belanja esensial dan gaya hidup, dengan peningkatan pada kategori handphone, fashion, dan restoran.

    Perubahan ini berjalan seiring dengan meningkatnya indeks tabungan kelompok menengah menjadi 101,1 per September 2025, naik dari 100,9 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan tabungan ini mencerminkan semakin besarnya ruang bagi kelompok menengah untuk meningkatkan konsumsi non-esensial.

    Sementara itu, kelompok atas menunjukkan tanda-tanda pemulihan kepercayaan diri dalam konsumsi. Laporan mencatat peningkatan proporsi belanja pada barang tahan lama, terutama peralatan rumah tangga dan handphone, diikuti oleh aktivitas makan di luar (restoran) yang mulai meningkat.

    Konsumen di kelompok ini juga memperlihatkan pola belanja yang lebih seimbang antara kebutuhan primer dan sekunder, dengan indeks tabungan relatif stabil di 94,4.

    “Kelompok bawah masih defensif ditunjukkan dengan belanja esensial yang stabil tinggi. Sementara itu, kelompok menengah menunjukkan pola impulsif ditandai dengan masih tingginya belanja esensial diiringi belanja gaya hidup. Adapun kelompok atas mulai menunjukkan kepercayaan diri dalam konsumsi, prioritas belanja untuk barang tahan lama paling terlihat di kelompok ini,” simpul laporan tersebut, dikutip Minggu (2/11/2025).

    Konsumsi Mulai Membaik

    Mandiri Institute mencatat indeks belanja masyarakat mencapai 290,5 atau tumbuh 2,3% secara mingguan (week-on-week/WoW). Kinerja ini melanjutkan tren positif dari minggu sebelumnya yang tumbuh 2,9% WoW.

    Secara tahunan, pertumbuhan konsumsi selama tiga minggu pertama Oktober 2025 tercatat rata-rata 34,5% year-on-year (YoY), jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan mingguan di kuartal III/2025 yang sebesar 28,7% YoY.

    “Kombinasi antara meningkatnya konfiden masyarakat, berbagai program diskon akhir tahun yang dilakukan oleh peritel, dan dukungan stimulus pemerintah, akan mendorong belanja masyarakat tumbuh lebih tinggi pada Kuartal IV/2025,” tulis laporan tersebut.

    Adapun kenaikan konsumsi pada Oktober mulai didorong oleh kelompok barang tahan lama (durable goods), yang meningkat 1,5 poin persentase dibandingkan dengan September 2025. Sementara itu, kelompok barang esensial yang memiliki proporsi belanja tertinggi (17,6%) masih tumbuh stabil 1,4% WoW.

    Peningkatan konsumsi barang tahan lama juga terlihat dari lonjakan belanja handphone atau gawai yang tumbuh 7,8% WoW, diikuti peralatan elektronik 7,6% WoW, dan peralatan rumah tangga 5,9% WoW.

    Mandiri Institute mencatat, peningkatan belanja gawai paling besar terjadi pada Generasi Z dan Milenial, masing-masing dengan pertumbuhan 339% YoY dan 210% YoY pada September–Oktober 2025. Kenaikan ini sejalan dengan peluncuran sejumlah tipe handphone kelas menengah hingga atas, seperti iPhone 17 dan Vivo X300.

    Secara spasial, peningkatan belanja terjadi di seluruh wilayah Indonesia. Sulawesi mencatat pertumbuhan mingguan tertinggi sebesar 4,2%, diikuti Bali–Nusa Tenggara (2,6%), Kalimantan (2,5%), Jawa (2,3%), Sumatra (1,7%), dan Maluku–Papua (1,4%).

    Mandiri Institute mencatat bahwa belanja di Kalimantan meningkat seiring dengan kenaikan harga batu bara sejak awal September 2025, sementara di Balnusra (Bali-Nusa Tenggara), pengeluaran masyarakat tetap kuat sejalan dengan periode puncak wisata.

  • Gaya Hidup Gen Z dan Milenial Dorong Belanja Masyarakat Oktober 2025

    Gaya Hidup Gen Z dan Milenial Dorong Belanja Masyarakat Oktober 2025

    Bisnis.com, JAKARTA — Aktivitas konsumsi masyarakat menunjukkan perbaikan pada Oktober 2025. Berdasarkan generasi, Gen Z dan Milenial menjadi pendorong peningkatan konsumsi pada awal kuartal IV/2025.

    Dalam laporan Mandiri Spending Index (MSI) per 19 Oktober 2025 yang dirilis Office of Chief Economist Bank Mandiri, indeks belanja masyarakat mencapai 290,5 atau tumbuh 2,3% secara mingguan (week-on-week/WoW). Kinerja ini melanjutkan tren positif dari minggu sebelumnya yang tumbuh 2,9% WoW.

    Secara tahunan, pertumbuhan konsumsi selama 3 minggu pertama Oktober 2025 tercatat rata-rata 34,5% year on year (YoY), jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan mingguan di kuartal III/2025 yang sebesar 28,7% YoY.

    “Kombinasi antara meningkatnya confidence masyarakat, berbagai program diskon akhir tahun yang dilakukan oleh peritel, dan dukungan stimulus pemerintah, akan mendorong belanja masyarakat tumbuh lebih tinggi pada Kuartal IV/2025,” tulis laporan tersebut, dikutip Minggu (Minggu (2/11/2025).

    Adapun, kenaikan konsumsi pada Oktober mulai didorong oleh kelompok barang tahan lama (durable goods), yang meningkat 1,5 poin persentase dibandingkan dengan September 2025. Sementara itu, kelompok barang esensial yang memiliki proporsi belanja tertinggi (17,6%) masih tumbuh stabil 1,4% WoW.

    Peningkatan konsumsi barang tahan lama juga terlihat dari lonjakan belanja ponsel atau gawai yang tumbuh 7,8% WoW, diikuti peralatan elektronik 7,6% WoW, dan peralatan rumah tangga 5,9% WoW.

    Mandiri Institute mencatat, peningkatan belanja gawai paling besar terjadi pada Generasi Z dan Milenial, masing-masing dengan pertumbuhan 339% YoY dan 210% YoY pada September–Oktober 2025. Kenaikan ini sejalan dengan peluncuran sejumlah tipe handphone kelas menengah hingga atas, seperti iPhone 17 dan Vivo X300.

    Secara spasial, peningkatan belanja terjadi di seluruh wilayah Indonesia. Sulawesi mencatat pertumbuhan mingguan tertinggi sebesar 4,2%, diikuti Bali–Nusa Tenggara (2,6%), Kalimantan (2,5%), Jawa (2,3%), Sumatra (1,7%), dan Maluku–Papua (1,4%).

    Mandiri Institute mencatat bahwa belanja di Kalimantan meningkat seiring dengan kenaikan harga batu bara sejak awal September 2025, sementara di Balnusra (Bali-Nusa Tenggara), pengeluaran masyarakat tetap kuat sejalan dengan periode puncak wisata.

    Laporan juga menunjukkan adanya perbedaan perilaku konsumsi antar kelompok pendapatan. Kelompok bawah masih mempertahankan pola belanja defensif dengan porsi besar pada kebutuhan pokok seperti supermarket.

    Kelompok menengah menunjukkan kombinasi antara belanja esensial dan gaya hidup, yang mencerminkan perilaku impulsive spending. Sementara kelompok atas mulai meningkatkan pengeluaran untuk barang tahan lama, yang menunjukkan kepercayaan diri yang membaik dalam konsumsi.

    Perubahan pola ini juga sejalan dengan pergerakan tabungan. Per 30 September 2025, indeks tabungan kelompok bawah tercatat 72,8, kelompok menengah 101,1, dan kelompok atas 94,4.

  • Genjot Perdagangan, Mendag Dorong Indonesia-EAEU FTA dan Aksesi Hong Kong ke RCEP

    Genjot Perdagangan, Mendag Dorong Indonesia-EAEU FTA dan Aksesi Hong Kong ke RCEP

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan pemerintah terus mengakselerasi perluasan pasar ekspor dan peningkatan hubungan perdagangan internasional, termasuk dengan Rusia dan Hong Kong.

    Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengatakan pemerintah tengah memfinalisasi perjanjian Indonesia–Eurasian Economic Union Free Trade Agreement (Indonesia–EAEU FTA) dan dukungan terhadap aksesi Hong Kong ke Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).

    Menurut Budi, pembahasan Indonesia–EAEU FTA telah menunjukkan progres signifikan. Adapun, perjanjian tersebut ditargetkan dapat ditandatangani pada Desember 2025, bertepatan dengan pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi EAEU Summit di St. Petersburg, Rusia.

    “Indonesia menyambut baik penyelesaian perundingan dan telah tuntasnya proses telah hukum naskah perjanjian Indonesia—EAEU FTA. Indonesia saat ini menantikan pelaksanaan penandatanganan perjanjian yang ditargetkan pada Desember 2025,” kata Budi dalam keterangan tertulis, dikutip pada Minggu (2/11/2025).

    Sebagai informasi, perundingan Indonesia–EAEU FTA diluncurkan pada 5 Desember 2022 dan telah melalui lima putaran, dengan perundingan terakhir berlangsung di Malang, Jawa Timur, pada 22–24 Juli 2024.

    Sementara itu, Wakil Menteri Pembangunan Ekonomi Rusia Vladimir Ilyichev menuturkan, Rusia ingin menggali lebih banyak kebijakan tentang pupuk, terutama terkait dengan standar pupuk di Indonesia dan penentuan pelabuhan untuk impor pupuk.

    Di samping itu, Ilyichev menambahkan Rusia juga membuka peluang kerja sama sertifikasi halal agar kedua negara dapat menyamakan standar halal, memperluas akses produk di pasar masing-masing.

    Dari sisi perdagangan, hubungan ekonomi Indonesia–Rusia menunjukkan tren positif. Pada Januari—Agustus 2025, total perdagangan kedua negara tercatat US$3,29 miliar, terdiri atas ekspor Indonesia senilai US$1,26 miliar dan impor US$2,03 miliar.

    Pada 2024, total perdagangan mencapai US$3,98 miliar. Di sisi lain, komoditas ekspor utama Indonesia ke Rusia meliputi minyak kelapa sawit, logam korundum buatan, minyak kelapa, kopi, dan lemak kakao. Sementara itu, impor utama Indonesia dari Rusia meliputi batu bara, gandum dan mesin, pupuk kalium, produk setengah jadi besi atau baja, serta minyak bumi.

    Lebih lanjut, Budi juga menyatakan Indonesia dan Hong Kong membahas rencana aksesi Hong Kong ke RCEP dengan Sekretaris Perdagangan dan Pembangunan Ekonomi Hong Kong Algernon Yau.

    “Indonesia menyambut baik rencana Hong Kong untuk bergabung dalam perjanjian RCEP. Kami percaya RCEP memiliki prinsip regionalisme terbuka yang mendukung sistem perdagangan multilateral berbasis aturan, inklusif, dan terbuka,” ujarnya.

    Sekretaris Yau mengapresiasi dukungan Indonesia terhadap proses aksesi tersebut dan menyampaikan komitmen Hong Kong untuk memperkuat investasi serta pariwisata ke Indonesia.

    Pada Januari—Agustus 2025, total perdagangan Indonesia dan Hong Kong mencapai US$3,50 miliar, dengan ekspor Indonesia sebesar US$1,43 miliar. Pada 2024, total perdagangan kedua pihak tercatat US$5,74 miliar, dengan ekspor Indonesia mencapai US$2,62 miliar.

    Kemendag mencatat, produk ekspor unggulan Indonesia ke Hong Kong antara lain batu bara, gas petroleum, pupuk mineral atau kimia, akumulator listrik, serta monitor dan proyektor. Adapun, impor utama Indonesia dari Hong Kong meliputi sirkuit elektronik terpadu, minyak petroleum, telepon, karet sintetis, dan polimer propilena.