Produk: baterai kendaraan listrik

  • Pabrik Baterai Sel Lithium Karawang Bakal Jadi Hub Produksi di Asia Tenggara

    Pabrik Baterai Sel Lithium Karawang Bakal Jadi Hub Produksi di Asia Tenggara

    Jakarta

    Indonesia bakal memiliki pabrik baterai lithium terbesar se-Asia Tenggara. PT Industri Baterai Indonesia (IBC) memastikan pembangunan pabrik sel baterai lithium di Karawang, Jawa Barat, akan menjadi hub pusat produksi baterai kendaraan listrik (EV) dan Battery Energy Storage System (BESS) untuk kawasan Asia Tenggara.

    Direktur Hubungan Kelembagaan IBC Reynaldi Istanto mengatakan pabrik yang dikembangkan IBC bersama Brunp dan Lygend (CBL), anak perusahaan Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL), baru saja diresmikan groundbreaking oleh Presiden Prabowo Subianto pada 29 Juni 2025.

    “Jadi ini diproduksi dalam negeri, tapi kapasitasnya akan meningkat sehingga bukan hanya melayani market Indonesia, tapi juga Asia Tenggara, bahkan akan menjangkau market Amerika, dan India” ujar Rey dalam keterangannya, Sabtu (5/7/2025)

    Rey menyampaikan kapasitas produksi pabrik tahap pertama ditargetkan sebesar 6,9 GWh untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik sekaligus ekspor regional. Nantinya, kapasitas akan terus diperluas hingga 15 GWh yang cukup memproduksi baterai untuk 200 ribu hingga 300 ribu kendaraan listrik.

    “Kapasitas ini dirancang untuk terus tumbuh agar mampu bersaing di pasar global,” kata Rey.

    Mulai Produksi 2027

    Rey memproyeksikan pembangunan fasilitas ini rampung pada kuartal ketiga 2026 dan dilanjutkan dengan uji coba produksi agar bisa segera beroperasi secara menyeluruh. Harapannya, pabrik tersebut mulai beroperasi penuh pada 2027 sehingga memberikan dampak ekonomi signifikan.

    “Kita targetkan uji coba produksi langsung berjalan usai konstruksi selesai agar percepatan operasional bisa dilakukan,” sambung Rey.

    Rey menjelaskan proyek ekosistem baterai kendaraan listrik terintegrasi ini menjadi bagian dari Proyek Strategis Nasional dengan total nilai investasi dari hulu ke hilir mencapai sekitar US$ 5,9 miliar ini mendapatkan perhatian besar dari pasar internasional. Beberapa negara di Asia disebut telah tertarik menjadi pembeli sel baterai yang akan diproduksi di Karawang.

    “Sudah ada off-taker, baik untuk Battery Electric Vehicle (BEV), Hybrid Electric Vehicle (HEV), atau Battery Energy Storage System (BESS),” lanjut Rey.

    Selain memproduksi sel baterai, sambung Rey, proyek di Karawang ini juga akan terintegrasi dengan enam sub-proyek lain mulai dari tambang nikel laterit, fasilitas peleburan RKEF, pabrik hidrometalurgi (HPAL), pabrik bahan katoda, hingga fasilitas daur ulang baterai. Seluruh rantai pasok ini dirancang untuk memperkuat hilirisasi industri dalam negeri dan mengurangi ketergantungan impor.

    “Hal ini menjadikan Indonesia tidak hanya sebagai pemasok bahan baku, tapi kini jadi pemain kunci di rantai pasok global kendaraan listrik,” kata Rey.

    (eds/eds)

  • Groundbreaking industri baterai terintegrasi komitmen bangun energi bersih 

    Groundbreaking industri baterai terintegrasi komitmen bangun energi bersih 

    Sumber foto: Efendi Murdiono/elshinta.com.

    Groundbreaking industri baterai terintegrasi komitmen bangun energi bersih 
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Selasa, 01 Juli 2025 – 00:11 WIB

    Elshinta.com – Anggota Komisi XII DPR RI, Haji Jalal Abdul Nasir, Ak., turut menghadiri acara Groundbreaking Ekosistem Industri Baterai Kendaraan Listrik Terintegrasi di Kawasan Artha Industrial Hill, Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang. Acara ini dihadiri langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dan menandai dimulainya pembangunan konsorsium industri baterai listrik terintegrasi oleh ANTAM, IBI, dan CBL.

    Dalam keterangannya, legislator dari daerah pemilihan Jawa Barat VII dari fraksi PKS menyambut baik langkah strategis pemerintah pusat dalam mendorong hilirisasi sumber daya alam nasional, khususnya sektor nikel dan baterai kendaraan listrik. Menurutnya, pengembangan ekosistem industri baterai ini merupakan bagian penting dari transformasi energi dan kemandirian teknologi nasional.

    “Kehadiran langsung Presiden Prabowo menegaskan bahwa pemerintah serius membangun kedaulatan energi bersih berbasis sumber daya lokal. Ini sejalan dengan semangat transisi energi sekaligus memperkuat ketahanan ekonomi nasional,” ujar Haji Jalal, Senin (30/06).

    Haji Jalal juga menekankan pentingnya pengawasan ketat dalam implementasi proyek ini agar memberikan manfaat optimal bagi masyarakat, khususnya di daerah Karawang dan sekitarnya.

    “Komisi XII DPR RI akan terus mengawal proses ini agar industri yang dibangun tidak hanya mementingkan investasi, tetapi juga berpihak kepada rakyat dari kesempatan kerja lokal, pemberdayaan UMKM, hingga pelestarian lingkungan,” imbuhnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Efendi Murdiono.

    Dalam acara tersebut, Presiden Prabowo menyampaikan bahwa pembangunan ekosistem industri baterai kendaraan listrik merupakan salah satu prioritas nasional untuk mendukung pertumbuhan industri hijau dan ramah lingkungan. Industri ini menjadi bagian penting dari peta jalan Indonesia menuju negara maju berbasis teknologi.

    Haji Jalal juga menggarisbawahi bahwa arah kebijakan ini selaras dengan Pasal 33 UUD 1945, yakni pengelolaan sumber daya alam sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

    Sumber : Radio Elshinta

  • MPR apresiasi komitmen Prabowo percepat hilirisasi-energi terbarukan

    MPR apresiasi komitmen Prabowo percepat hilirisasi-energi terbarukan

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    MPR apresiasi komitmen Prabowo percepat hilirisasi-energi terbarukan
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Senin, 30 Juni 2025 – 19:47 WIB

    Elshinta.com – Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno mengapresiasi kehadiran Presiden RI Prabowo Subianto dalam sejumlah peresmian pembangkit energi terbarukan dalam sepekan terakhir ini.

    Eddy Soeparno menilai kehadiran Presiden Prabowo pada acara tersebut menunjukkan komitmen dalam mempercepat hilirisasi sekaligus memperbesar representasi energi terbarukan dalam bauran energi nasional.

    “Kehadiran dan sambutan beliau dalam agenda yang berkaitan dengan energi hijau ini menunjukkan komitmen kuat Presiden Prabowo untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen dengan terus memperbesar representasi energi terbarukan dalam bauran energi terbarukan,” kata Eddy dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin.

    Tak terkecuali, lanjut dia, kehadiran Presiden Prabowo dalam peresmian Groundbreaking Ekosistem Industri Baterai Listrik Terintegrasi Konsorsium ANTAM-IBC-CBL di kawasan Artha Industrial Hills (AIH) di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Minggu (29/6).

    Eddy lantas mendukung komitmen Presiden Prabowo dalam mempercepat dan mencapai target swasembada energi dalam jangka waktu 6 tahun.

    Sebagai pimpinan MPR, pihaknya mendukung komitmen Presiden Prabowo memperkuat ketahanan energi dengan mengembangkan sumber energi terbarukan seperti matahari, panas bumi, angin, dan sumber-sumber energi terbarukan lainnya secara lebih optimal dan berkelanjutan.

    Menurut dia, swasembada energi akan menjadi pilar utama yang menunjang pertumbuhan ekonomi dengan berdasarkan pada platform berkelanjutan.

    Wakil rakyat ini juga menyambut baik komitmen Presiden Prabowo untuk melanjutkan serta memperluas hilirisasi sebagai upaya meningkatkan nilai tambah sebagai upaya mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen.

    Eddy menyebut hilirisasi lintas sektor mencakup mineral, pertanian, kelautan, hingga energi menjadi kunci untuk membuka jutaan lapangan kerja, memperkuat daya saing industri nasional, serta meningkatkan nilai tambah di dalam negeri.

    “Pernyataan Pak Prabowo mencerminkan kepemimpinan yang tegas dan berorientasi hasil,” katanya.

    Hilirisasi, kata dia, adalah jalan strategis untuk membawa Indonesia keluar dari ketergantungan ekspor bahan mentah dan melompat ke industrialisasi.

    “Jika dijalankan serius, ini menjadi fondasi menuju target ambisius pertumbuhan ekonomi 8 persen,” ujarnya.

    Presiden Prabowo saat ini terus memperkuat fondasi untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen. Oleh karena itu, pihaknya berharap komitmen ini diikuti oleh jajaran pemerintah dengan sinkronisasi pusat dan daerah serta memastikan kelancaran dan kemudahan investasi bagi pelaku usaha di bidang energi terbarukan.

    Selain itu, dia menekankan pula pentingnya pelibatan masyarakat lokal, petani, nelayan, dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) agar hilirisasi benar-benar berdampak pada kesejahteraan rakyat.

    Ia menilai keberhasilan hilirisasi tidak semata dari nilai ekspor, tetapi juga dari berapa banyak rumah tangga yang merasakan peningkatan pendapatan.

    “MPR RI siap mengawal agenda ini melalui harmonisasi regulasi, penguatan koordinasi lintas lembaga, dan fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan proyek-proyek strategis nasional,” kata anggota Komisi XII DPR RI itu.

    Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto meletakkan batu pertama (groundbreaking) pembangunan proyek Ekosistem Industri Baterai Kendaraan Listrik Terintegrasi Konsorsium ANTAM-IBC-CBL di kawasan Artha Industrial Hills (AIH), Karawang, Jawa Barat, Minggu (29/6).

    Dalam sambutannya, Presiden Prabowo menekankan pentingnya pengembangan industri energi baru sebagai salah satu langkah strategis menuju kemandirian dan ketahanan energi nasional.

    “Saya Prabowo Subianto, Presiden RI dengan penuh kebanggaan meresmikan ekosistem Industri Baterai Kendaraan Listrik Terintegrasi Konsorsium ANTAM-IBC-CBL. Dengan demikian, saya nyatakan dimulai,” ujar Presiden Prabowo dalam pidatonya.

    Sumber : Antara

  • Pabrik Baterai Lithium-ion Kerja Sama Indonesia-Tiongkok Beroperasi Akhir 2026 – Page 3

    Pabrik Baterai Lithium-ion Kerja Sama Indonesia-Tiongkok Beroperasi Akhir 2026 – Page 3

    Kemitraan antara perusahaan Indonesia dan Tiongkok ini mencakup penambangan dan pemrosesan nikel, produksi baterai kendaraan listrik, dan daur ulang baterai.

    Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia berbicara dalam peletakan batu pertama proyek tersebut, mengatakan bahwa pabrik itu mungkin juga akan memproduksi jenis baterai untuk menyempan energi dari panel surya.

    “Dengan baterai untuk panel surya, total kapasitas produksi baterai ini bisa mencapai 40 GWh,” katanya.

    Bahlil juga menambahkan saat ini diskusi dengan pemilik proyek masih berlanjut.

  • Antam & IBC Jabarkan Peran dalam Proyek Ekosistem Baterai dengan CATL

    Antam & IBC Jabarkan Peran dalam Proyek Ekosistem Baterai dengan CATL

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Aneka Tambang Tbk atau Antam dan Indonesia Battery Corporation (IBC) menjabarkan peran dalam kerja sama di proyek baterai kendaraan listrik (EV) bersama dengan Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co. Ltd (CBL), joint venture (JV) Contemporary Amperex Technology Co. Ltd (CATL), Brunp, dan Lygend.

    Adapun, proyek baterai di sisi hulu tambang hingga pabrik pemurnian dengan teknologi rotary kiln electric furnace (RKEF) dan high pressure acid leaching (HPAL) akan dikembangkan di Kawasan Industri PT Feni Haltim (FTH), Kabupaten Halmahera Timur, Provinsi Maluku Utara, untuk hulu. FTH merupakan perusahaan patungan antara cucu usaha CATL, Hong Kong CBL Limited (HKCBL) dan Antam.

    Sementara itu, di sisi hilir berupa pabrik sel baterai akan dibangun di kawasan Artha Industrial Hill (AIH) dan Karawang New Industry City (KNIC), Jawa Barat.

    Direktur Utama Antam Achmad Ardianto mengatakan, pabrik RKEF yang dibangun mengadopsi teknologi pemurnian atomasi feronikel pertama di dunia yang dikembangkan Brunp. Pabrik berkapasitas 88.000 ton nikel per tahun ini menciptakan model peleburan hijau baru dengan konsumsi energi yang rendah.

    “Sejalan dengan praktik ESG, kami bersama mitra strategis bertekad menghadirkan ekosistem baterai listrik yang ramah lingkungan guna mendukung transisi energi nasional yang berkelanjutan,” katanya melalui keterangan resmi, Senin (30/6/2025).

    Sementara untuk pabrik HPAL, dibangun dengan kapasitas 55.000 ton nikel per tahun. Pabrik itu juga menggunakan teknologi generasi ketiga yang terdepan, dengan tata letak inovatif bertingkat yang memanfaatkan gravitasi alami untuk aliran material.  

    “Kami merencanakan proyek terintegrasi yang akan memasok energi hijau ini dapat memperkuat posisi Indonesia di sektor energi global yang berkelanjutan,” imbuh Ardianto.

    Sementara itu di Karawang, IBC dan CBL membangun pabrik sel baterai lithium. Pabrik ini merupakan bagian dari proyek terintegrasi meliputi pembangunan pabrik material aktif baterai yakni prekursor dan katoda, dan fasilitas daur ulang baterai.

    Direktur Utama IBC Toto Nugroho menjelaskan, di Kawasan Industri Buli (KIB) Halmahera, IBC bersama mitra global menyiapkan lini produksi material aktif baterai berkualitas tinggi. Pabrik tersebut dirancang memproses 16.000 ton nikel sulfat per tahun, sekaligus memproduksi 30.000 ton prekursor, dan 30.000 ton material aktif katoda.

    “Fasilitas hulu ini diharapkan menutup ketergantungan impor bahan baku katoda—komponen dengan kontribusi paling signifikan dalam sel baterai—sekaligus meningkatkan nilai tambah nikel di dalam negeri,” ujar Toto.

    Dia menjelaskan, dari Halmahera Timur, aliran bahan setengah jadi akan bergerak ke barat menuju Karawang. Di kawasan industri strategis ini, IBC bersama CBL sedang membangun pabrik sel baterai berkapasitas awal 6,9 GWh (fase 1) dan akan berkembang menjadi 15 GWh dalam 5 tahun. 

    Menurut Toto, lini produksi berteknologi mutakhir itu ditargetkan beroperasi pada 2026, memproduksi sel untuk kendaraan listrik dan sistem penyimpanan energi (battery energy storage system/BESS), baik untuk pasar domestik maupun ekspor.

    Toto menuturkan, IBC yang terdiri atas PT Pertamina (Persero), MIND ID, dan PT PLN (Persero) bersama CBL, berkomitmen menjadikan pabrik sel baterai di Karawang sebagai Asean Regional Hub. Ini khususnya untuk memenuhi kebutuhan baterai EV dan BESS di kawasan. 

    Dia menyebut, komitmen ini telah ditegaskan melalui perjanjian perusahaan patungan yang telah disepakati. Menurut Toto, inisiatif ini mencerminkan peran strategis Indonesia dalam mendorong pertumbuhan ekosistem EV di Asean.

    Di samping itu, proyek ini menjadi bukti nyata bahwa Indonesia tidak hanya mampu menyediakan bahan baku, tetapi juga memiliki kapasitas untuk mengolahnya menjadi produk bernilai tambah tinggi dalam rantai pasok baterai global.

    Ke depannya, rantai siklus baterai IBC dan CBL ditutup oleh pabrik daur ulang baterai dengan kapasitas 20.000 ton baterai bekas per tahun untuk menjadi input material baterai kembali. Teknologi yang digunakan nantinya diklaim mampu memulihkan lebih dari 95% logam berharga sehingga emisi karbon dapat ditekan dan prinsip ekonomi sirkular terjaga.

    “Daur ulang adalah kunci keberlanjutan. Baterai yang selesai tugasnya hari ini harus kembali menjadi sumber daya esok hari,” kata Toto. 

  • 4
                    
                        Mengapa Prabowo Terkejut Ada Tomy Winata di Peresmian Industri Baterai Listrik?
                        Nasional

    4 Mengapa Prabowo Terkejut Ada Tomy Winata di Peresmian Industri Baterai Listrik? Nasional

    Mengapa Prabowo Terkejut Ada Tomy Winata di Peresmian Industri Baterai Listrik?
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kehadiran pemilik Artha Graha Group
    Tomy Winata
    (TW) di acara peresmian groundbreaking Ekosistem Industri Baterai Listrik Terintegrasi Konsorsium ANTAM-IBC-CBL, membuat Presiden
    Prabowo
    Subianto terkejut.
    Diketahui,
    Presiden Prabowo
    meresmikan ekosistem industri baterai tersebut di Kawasan Artha Industrial Hills (AIH) di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Minggu (29/6/2025).
    Saat berpidato, Prabowo awalnya tidak menyapa Tomy Winata. Kepala Negara hanya menyapa sejumlah menteri, pihak swasta, dan kepala daerah yang hadir.
    Mereka di antaranya adalah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, Menteri Perumahan Rakyat Maruarar Sirait, Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi, hingga jajaran Danantara.
    Setelah itu, Prabowo sempat bertanya siapa lagi yang belum disapanya.
    “Siapa lagi? Absen yang tidak hadir, siapa lagi? Hehe. Seskab nanti dicatat ya, siapa yang tidak hadir. Biasanya memang saya tidak terlalu mau hadir groundbreaking, tetapi kali ini saya hadir,” kata Prabowo, Minggu.
    Lantas, saat berpidato, Prabowo tiba-tiba berhenti berbicara karena melihat Tomy Winata.
    Prabowo menyebut wajah Tomy Winata sangat familiar, sehingga harus disapa olehnya.
    “Peresmian Groundbreaking Ekosistem Industri Baterai Kendaraan Listrik Terintegrasi Konsorsium ANTAM, IBC, dan CBL. Saudara-saudara sekalian, saya menyambut dengan sangat bahagia dan sangat bangga acara ini,” ujar Prabowo.
    “Memang biasanya saya tidak mau ada… TW ada di sini… Muka familiar, jadi, saya, harus saya sapa juga,” katanya seraya menunjuk Tomy Winata.
    Tomy Winata pun berdiri ketika disapa Prabowo. Dia juga tampak menelungkupkan tangannya sebelum duduk kembali.
    Setelah itu, Prabowo kembali mengecek siapa-siapa saja yang belum dia absen.
    Kemudian, dalam pidatonya, Prabowo mengungkapkan bahwa Indonesia sudah lama bercita-cita untuk melakukan
    hilirisasi
    .
    Bahkan, Prabowo mengeklaim bahwa Presiden pertama RI, Soekarno (Bung Karno) sudah bercita-cita mengenai hilirisasi sejak lama.
    “Cita-cita hilirisasi sudah sangat lama, sudah sangat lama. Dari sebenarnya Presiden Republik Indonesia yang pertama, dari Bung Karno sudah bercita-cita hilirisasi, dan presiden-presiden kita selanjutnya juga bercita-cita dan melaksanakan hilirisasi. Melaksanakan,” ujar Prabowo.
    Kemudian, Kepala Negara menyebut bahwa Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) yang secara nyata memulai program hilirisasi.
    “Tadi disampaikan oleh Menteri ESDM sebagai Ketua Satgas Hilirisasi yang saya tunjuk, bahwa program ini, proyek ini mulai empat tahun yang lalu. Dengan demikian kita lihat peran dari pada Presiden Joko Widodo,” kata Prabowo.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Momen Prabowo Kaget Lihat Tomy Winata saat Resmikan Ekosistem Baterai Mobil Listrik Karawang – Page 3

    Momen Prabowo Kaget Lihat Tomy Winata saat Resmikan Ekosistem Baterai Mobil Listrik Karawang – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Presiden Prabowo Subianto nampak sempat menghentikan sambutannya dalam peresmian Groundbreaking Ekosistem Industri Baterai Kendaraan Listrik Terintegrasi di Karawang, Jawa Barat. Hal itu, lantaran dia melihat sosok yang familiar, yakni konglomerat Tomy Winata.

    Mulanya, Prabowo membacakan sejumlah nama-nama pejabat yang hadir pada kesempatan itu. Kalimat sambutan awalnya tidak begitu berbeda dsri biasanya.

    Dia nampak ingin mengungkapkan alasannya jarang menghadiri peresmian peletakan batu pertama sebuah proyek. Baru memulai, sambutannya terhenti karena melihat Tomy Winata di tengah audiens.

    “Saudara-saudara sekalian, saya menyambut dengan sangat bahagia dan sangat bangga acara ini memang biasanya saya tidak mau … ada, TW (Tomy Winata) ada di sini ya, muka familiar, jadi saya, harus saya sapa juga,” kata Prabowo seraya menunjuk lokasi Tomy Winata, di Artha Industrial Hill, Karawang, Jawa Barat, dikutip Senin (30/6/2025).

    Tomy Winata yang duduk diantara tamu undangan itu pun bergegas berdiri dan terlihat menyambut sapaan Kepala Negara. Sejurus kemudian, Prabowo berkelakar dan meminta Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya untuk mencatat orang-orang yang tak hadir di acara tersebut.

    “Siapa lagi, di absen yang tidak hadir siapa ini? Seskab nanti di catat ya, yang tidak hadir,” kata Prabowo.

     

  • yang Tidak Bisa Kerja Cepat, Tinggalkan di Pinggir Jalan!

    yang Tidak Bisa Kerja Cepat, Tinggalkan di Pinggir Jalan!

    PIKIRAN RAKYAT – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto kembali menegaskan komitmennya untuk mempercepat pembangunan bangsa dengan menekankan pentingnya ritme kerja cepat di jajaran pemerintahan.

    Pesan tegas itu disampaikan Prabowo saat meresmikan peletakan batu pertama pembangunan proyek Ekosistem Industri Baterai Kendaraan Listrik Terintegrasi Konsorsium ANTAM–IBC–CBL di Kawasan Artha Industrial Hills (AIH), Karawang, Jawa Barat, Minggu 29 Juni 2025.

    Dalam sambutannya, Presiden Prabowo mengapresiasi kinerja para menteri dan pejabat yang telah mendukung program hilirisasi dengan penuh dedikasi. Namun, ia juga tidak segan mengingatkan bahwa siapa pun yang tidak sanggup bekerja cepat akan ditinggalkan.

    “Saya terima kasih kepada tim saya, kabinet saya semuanya kerja dengan baik, kerja dengan cepat, yang tidak bisa ikut cepat, kita tinggalkan di pinggir jalan saja,” kata Prabowo, disambut tepuk tangan hadirin.

    Percepatan Hilirisasi: Bukti Keseriusan Pemerintah

    Proyek ekosistem industri baterai kendaraan listrik ini menjadi salah satu simbol konkret dari upaya percepatan hilirisasi yang diusung pemerintah.

    Dengan investasi senilai 5,9 miliar dolar AS atau sekitar Rp95 triliun, proyek raksasa ini mencakup area seluas 3.023 hektare dan akan membuka lapangan kerja bagi sekitar 8.000 orang.

    Proyek yang dikembangkan dari hulu ke hilir ini mencakup enam subproyek, dengan lima di antaranya berada di Halmahera Timur dan satu di Karawang. Infrastruktur pendukung pun dipersiapkan, termasuk pembangunan 18 proyek pendukung, seperti dermaga multifungsi.

    Selain itu, proyek ini juga didesain untuk mendukung pengurangan emisi melalui pemanfaatan energi ramah lingkungan, yaitu kombinasi pembangkit listrik tenaga uap, tenaga gas, limbah panas, dan tenaga surya dengan kapasitas total lebih dari 450 MW.

    Kerja Sama Internasional di Tengah Dinamika Global

    Dalam kesempatan yang sama, Prabowo juga menekankan pentingnya kerja sama internasional, terutama di tengah tantangan global yang penuh dinamika.

    “Indonesia selalu memilih kerja sama, selalu memilih kolaborasi, selalu memilih jalan tengah, selalu memilih persahabatan di atas permusuhan. Seribu kawan terlalu sedikit, satu lawan terlalu banyak. Ini filosofi Tiongkoknya saya ambil alih,” tutur Prabowo.

    Prabowo menilai kerja sama strategis dengan mitra luar negeri, termasuk China melalui CATL, Brunp, dan Lygend (CBL), sangat penting dalam mewujudkan cita-cita Indonesia sebagai pusat industri baterai kendaraan listrik dan pionir energi terbarukan di kawasan.

    Pesan Tegas bagi Aparatur Negara

    Pesan keras Prabowo bagi jajaran pemerintahannya menjadi penegasan bahwa birokrasi lamban tidak punya tempat di era pembangunan cepat. Presiden ingin setiap kementerian dan lembaga bergerak dinamis, adaptif, dan berorientasi hasil.

    Baginya, pembangunan bangsa bukan sekadar wacana, melainkan langkah nyata yang membutuhkan kecepatan eksekusi.

    “Kita harus pandai menggunakan karunia yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa. Kita bersyukur atas kekayaan bangsa, tapi kita juga wajib mengelola dengan cepat dan cerdas,” ucapnya.***

  • Diresmikan Prabowo, Pabrik Baterai di Karawang Bisa Suplai 300 Ribu Mobil per Tahun – Page 3

    Diresmikan Prabowo, Pabrik Baterai di Karawang Bisa Suplai 300 Ribu Mobil per Tahun – Page 3

    Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan rencana pembangunan ekosistem baterai mobil listrik sempat berjalan alot. Bahkan, sempat mengambang dalam waktu 3 tahun.

    Hal ini disampaikan Bahlil di hadapan Presiden Prabowo Subianto. Proyeknya merujuk pada ekosistem baterai kendaraan listrik dari hulu ke hilir, bertempat di Halmahera Timur, Maluku Utara dan Karawang, Jawa Barat.

    “Bapak Presiden, perlu kami laporkan, proyek ini, Pak, kami dikerjakan sudah 4 tahun, saya sama Pak Erick, sama Pak Tiko, kemudian Danantara. Ini negosiasinya, Pak, alot,” ungkap Bahlil dalam Peresmian Groundbreaking Ekosistem Industri Baterai Kendaraan Listrik Terintegrasi Konsorsium Antam, IBC dan CBL, di Artha Industrial Hill, Karawang, Jawa Barat, Minggu (29/6/2025).

     

  • Investasi Jumbo Pabrik Baterai Mobil Listrik Indonesia-China

    Investasi Jumbo Pabrik Baterai Mobil Listrik Indonesia-China

    Jakarta

    Presiden Prabowo Subianto melakukan seremoni peletakan batu pertama di Kawasan Artha Industrial Hills (AIH), Kab. Karawang, Jawa Barat, Minggu (29/6/2025). Ini merupakan pabrik baterai kendaraan listrik terintegrasi dengan menghabiskan investasi jumbo.

    Proyek Ekosistem Industri Baterai Listrik Terintegrasi Konsorsium ANTAM-IBC-CBL merupakan pengembangan industri dari hulu ke hilir yang terdiri atas enam proyek secara terintegrasi yang dikembangkan bersama antara PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM), Indonesia Battery Corporation (IBC), dan Konsorsium CATL, Brunp, Lygend (CBL).

    Sebanyak lima proyek dikembangkan di Kawasan FHT Halmahera Timur dan satu proyek dikembangkan di Karawang.

    “Secara keseluruhan, investasi pabrik ini kurang lebih sekitar 5,9-6 miliar dolar. Ini kurang lebih sekitar Rp 100 triliun,” ucap Menteri ESDM Bahlil dalam Groundbreaking Proyek Ekosistem Industri Baterai Kendaraan Listrik Terintegrasi Konsorsium ANTAM-IBC-CBL di Kawasan Artha Industrial Hills (AIH), di Karawang, Jawa Barat, Minggu dikutip Antara.

    Apabila dirinci berdasarkan wilayahnya, investasi di Karawang, Jawa Barat, sebesar 1,2 miliar dolar AS, dan senilai 4,7 miliar dolar AS diinvestasikan di Maluku Utara.

    “Proyek ini menyerap 8 ribu tenaga kerja secara langsung,” kata dia.

    Secara tidak langsung, lanjut Bahlil, proyek tersebut menciptakan lapangan pekerjaan kepada 35 ribu orang.

    Proyek Ekosistem Industri Baterai Kendaraan Listrik Terintegrasi ini merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan area seluas 3.023 hektare. Proyek ini disebut mampu menyerap 8.000 tenaga kerja langsung, meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal, dan menciptakan 18 proyek infrastruktur dermaga multifungsi.

    PT Contemporary Amperex Technology Indonesia Battery (CATIB) nantinya akan memasok kebutuhan baterai untuk produsen kendaraan bermotor listrik berbasis baterai dan Battery Energy Storage, yang merupakan bagian dari Proyek Ekosistem Industri Baterai Kendaraan Listrik Terintegrasi (ANTAM)-IBC-CBL), (Grand Package PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM)-IBC-CBL).

    Pabrik ini ditargetkan memiliki kapasitas awal 6,9 GWh pada fase pertama dan meningkat hingga 15 GWh pada fase kedua. Operasi komersial dijadwalkan dimulai akhir 2026.

    Di Halmahera Timur, ANTAM dan Hong Kong CBL Limited (HK CBL) telah membentuk PT Feni Haltim (PT FHT) untuk mengembangkan kawasan industri energi baru yang terdiri atas proyek pertambangan nikel, smelter pirometalurgi dengan kapasitas 88.000 ton refined nickel alloy per tahun (2027).

    Selain itu, juga memproduksi smelter hidrometalurgi menghasilkan 55.000 ton Mixed Hydroxide Precipitate per tahun (2028), pabrik bahan katoda Nickel Cobalt Manganese (NCM) sebesar 30.000 ton per tahun (2028), serta fasilitas daur ulang baterai menghasilkan logam sulfat dan lithium karbonat sebanyak 20.000 ton per tahun (2031).

    (riar/rgr)