Produk: baterai kendaraan listrik

  • Bos Eramet Ungkap Progres Kerja Sama Proyek Nikel Bareng Danantara

    Bos Eramet Ungkap Progres Kerja Sama Proyek Nikel Bareng Danantara

    Bisnis.com, JAKARTA — Eramet Indonesia mengungkap progres rencana investasi bersama BPI Danantara dan Indonesia Investment Authority (INA) di sektor mineral, khususnya nikel. Proyek ini berfokus pada pengembangan ekosistem bahan baku baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV).

    CEO Eramet Indonesia Jerome Baudelet mengatakan, memorandum of understanding (MoU) dengan Danantara itu masih dalam pembahasan. Namun, dia menegaskan bahwa pihaknya masih terus membahas proyek-proyek yang dapat dikembangkan bersama. 

    Jerome pun menyebut, pihaknya ikut melibatkan PT Weda Bay Nickel (WBN) dalam pembahasan proyek yang dimaksud.

    “Maksud saya, partisipasi kami di WBN, tepatnya, dan kemudian proyek-proyek lain yang bisa kami kembangkan bersama, tapi saya tidak bisa mengatakan lebih banyak. Maksud saya, ini masih tahap awal diskusi,” ucap Jerome di Jakarta, Senin (25/8/2025).

    Asal tahu saja, saham WBN dimiliki 90% oleh Strand Minerals dan 10% oleh PT Antam Tbk. Adapun, Eramet Group (Prancis) menggenggam 43% saham dari Strand Minerals, sementara 57% sisanya dimiliki oleh Tsingshan Group (China).

    Jerome pun mengungkapkan, terdapat beberapa informasi yang masih belum bisa diungkapkan ke publik terkait kelanjutan kerja sama dengan Danantara. Namun, dia memastikan progres kerja sama itu telah mengalami kemajuan.

    Menurutnya, sejak didirikan beberapa bulan lalu, Danantara telah menunjukkan minat besar untuk berinvestasi di rantai nilai mineral kritis di Indonesia.

    “INA dan Danantara adalah mitra yang sangat baik. Jadi ya, maksud saya, kami mengalami kemajuan. Itulah yang bisa saya katakan,” kata Jerome.

    Sebelumnya, Danantara dan INA menjajaki pembentukan platform investasi strategis di sektor nikel dari operasi hulu hingga hilir dengan Eramet. 

    Penjajakan kemitraan tersebut dituangkan dalam penandatanganan MoU yang disaksikan secara langsung oleh Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Istana Negara, Jakarta, pada Rabu (28/5/2025) lalu.

    Kemitraan ini bertujuan untuk mengembangkan ekosistem bahan baku baterai EV yang berkelanjutan dan terintegrasi di Indonesia. 

    Para pihak akan melakukan penilaian awal guna mengidentifikasi proyek paling tepat untuk memaksimalkan potensi ekosistem EV nasional, sekaligus menyiapkan peta jalan untuk kolaborasi ke depan. 

    Dalam penerapan kerja sama ini, para pihak sepakat bahwa pengelolaan aset tidak hanya harus mengedepankan efisiensi dan nilai ekonomi, tetapi juga harus berlandaskan standar internasional yang ketat.

  • Nikel hingga Kobalt, Indonesia Pegang Peran Vital di Era Energi Bersih – Page 3

    Nikel hingga Kobalt, Indonesia Pegang Peran Vital di Era Energi Bersih – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Indonesia dinilai memiliki peran penting dalam mendukung transisi energi berkat kekayaan sumber daya mineral strategis yang dimilikinya. Executive Director Indonesian Mining Association (IMA), Hendra Sinadia, mengatakan critical minerals semakin menjadi perhatian global karena dibutuhkan untuk mendukung berbagai teknologi energi bersih.

    “Critical minerals, yang mana salah satunya adalah komponen nikel, ada lithium, ada cobalt, ini menjadi sangat penting di era transisi energi. Jadi dunia yang bertransformasi ke energi yang lebih bersih, itu akan mengkonsumsi lebih banyak material strategic critical minerals,” ujar Hendra dalam acara Eramet Journalist Class: Memahami Industri Nikel Indonesia – Perspektif Terkini dan Praktik Berkelanjutan, Senin (25/8/2025).

    Menurutnya, kebutuhan critical minerals akan meningkat tajam seiring berkembangnya teknologi energi baru. Hendra memaparkan transisi energi bisa dilihat dalam tiga gambaran besar, yaitu teknologi pembangkit (seperti tenaga surya, angin, dan nuklir), sistem penyimpanan energi (baterai kendaraan listrik dan hidrogen), serta jaringan transmisi dan distribusi.

    Dalam konteks itu, Hendra menyebut Indonesia memiliki posisi istimewa yaitu di tahun 2023 Pemerintah menetapkan ada 47 critical minerals dan sekitar 22 strategic minerals.

    “Nah Indonesia kita praktis relatif kita tidak memiliki lithium dalam jumlah besar. Nah yang menarik untuk mengolah ini tentu membutuhkan energi yang kompetitif,” tuturnya.

    Meski tidak memiliki cadangan lithium signifikan, Hendra menekankan Indonesia tetap unggul karena memiliki hampir seluruh jenis mineral penting lainnya. Nikel, kobalt, bauksit, hingga tembaga menjadikan Indonesia salah satu negara kunci dalam rantai pasok global untuk energi terbarukan.

    Namun, ia mengingatkan pemanfaatan kekayaan mineral itu akan sangat bergantung pada daya saing energi di dalam negeri. Pengolahan mineral membutuhkan pasokan energi yang efisien dan kompetitif agar produk olahan bisa bersaing di pasar global.

  • Ekosistem Hilirisasi Mineral Indonesia Sudah Lengkap, Ini Buktinya – Page 3

    Ekosistem Hilirisasi Mineral Indonesia Sudah Lengkap, Ini Buktinya – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut ekosistem hilirisasi mineral di Indonesia sudah lengkap. Termasuk pemanfaatan tembaga hingga nikel yang diolah menjadi baterai kendaraan listrik.

    Airlangga Hartarto menuturkan, Indonesia sudah menjadi pemain utama dalam sektor mineral kritis sejak 1967. Misalnya, tembaga yang dibutuhkan oleh banyak industri, termasuk kendaraan listrik.

    “Tidak ada produksi elektronik, produksi semikonduktor, ekosistem EV termasuk baterai tanpa copper. Dan itu juga tidak ada electric vehicle dan tidak ada space technology tanpa copper. Sehingga kita salah satu yang sudah menjadi unggul di copper,” kata Airlangga dalam Indonesia Connect by Liputan6, ditulis Sabtu (23/8/2025).

    Tak berhenti di situ, Indonesia juga fokus dalam hilirisasi nikel sehingga menghasilkan nilai tambah tinggi. Beberapa industri yang menyerap adalah stainless steel hingga baterai kendaraan listrik.

    Airlangga memberikan bukti kalau hilirisasi nikel berhasil memberikan nilai tambah. Nilai ekspor nikel pada 2017-2018 lalu dihitung sebesar USD 4 miliar. Setelah hilirisasi nilainya naik berkali lipat jadi USD 30 miliar.

    “Jadi itu jelas-jelas merupakan nilai tambah dari segi nikel sendiri 2017-2018 eksportnya USD 4 miliar, sekarang sudah mendekati USD 30 milia,” ungkap dia.

     

  • RI Dikaruniai Logam Tanah Jarang, Bisa Untuk Alat Pertahanan Hingga EV

    RI Dikaruniai Logam Tanah Jarang, Bisa Untuk Alat Pertahanan Hingga EV

    Jakarta, CNBC Indonesia – Indonesia ternyata dikaruniai ‘harta karun langka’ berupa Logam Tanah Jarang. Komoditas pertambangan mineral kritis itu bahkan sempat disinggung dalam Pidato Kenegaraan Presiden Prabowo Subianto dalam RUU APBN 2026 dan Nota Keuangan dalam Rapat Paripurna DPR RI, Jumat (15/08/2025).

    “Alhamdulillah yang Maha Kuasa telah memberi karunia kita, kita memiliki mineral-mineral, yang disebut tanah jarang, rare earth kita punya semua rare earth di dunia kita miliki,” ujar Prabowo .

    Di samping itu. Prabowo menilai pengelolaan logam tanah harus diarahkan untuk memberdayakan industri strategis, dan meningkatkan kesejahteraan prajurit.

    Mengutip Booklet ESDM Tanah Jarang 2020, disebutkan bahwa kelompok mineral ini terdiri atas 17 unsur kimia, termasuk 15 unsur pada kelompok Lantanida yaitu Lantanum (La) cerium (Ce), praseodymium (Pr), neodymium (Nd), prometium (Pm), samarium (Sm), europium (Eu), gadolinium (Gd), terbium (Tb), disprosium (Dy), holmium (Ho), erbium (Er), tiulium (Tm), ytterbium (Yb) dan lutetium (Lu).

    Ditambah 2 unsur yakni scandium (Sc) dan yttrium (Y). Adapun, LTJ sendiri banyak dipakai pada industri mutakhir, mulai dari industri elektronik, industri otomotif, hingga industri pertahanan.

    Industri Elektronik

    Berdasarkan Road Map Industri 4.0, logam tanah jarang memiliki banyak kegunaan di sektor elektronik.

    – LTJ dipakai untuk membuat magnet permanen pada baterai alat-alat elektronik portabel.

    – Digunakan dalam baterai kendaraan listrik serta turbin penghasil energi ramah lingkungan (GLJn energy).

    – Bermanfaat untuk katalis pemecah cairan pada penyulingan minyak mentah.

    – Dipakai dalam pembuatan layar televisi, chip silicon, monitor, lensa kamera, dan LED (light emitting diodes).

    – LTJ juga digunakan pada lampu CFL, scanner, serta bahan fosfor yang memberi warna.

    – Dimanfaatkan untuk lapisan pada lensa dan pembuatan mesin sinar-X portabel.

    – Digunakan pada tabung sinar-X, MRI (magnetic resonance imagery), hingga aplikasi perawatan kanker.

    Industri Otomotif

    Masih berdasarkan Road Map Industri 4.0, logam tanah jarang juga sangat penting dalam pengembangan kendaraan.

    – LTJ digunakan untuk mendukung mobil listrik dan mobil hibrid dalam industri kendaraan bermesin ramah lingkungan yang sedang direncanakan pemerintah.

    -Kelompok logam Nd dan Tb merupakan bahan penting dalam pembuatan motor listrik generator mobil hibrid.

    -Kelompok logam La, Nd dan Ce merupakan bahan penting dalam pembuatan baterai mobil hibrid NiMH.

    Industri Pertahanan

    Berdasarkan kesepakatan penetapan mineral strategis untuk mendukung pertahanan negara, LTJ memiliki peran penting.

    – Logam tanah jarang (LTJ) adalah kelompok 17 unsur terdiri dari 15 unsur lantanoid (dengan nomor atom 57 hingga 71) dengan tambahan scandium (Sc) dan Yttrium (Y) pada susun Tabel periodik Unsur Kimia.

    – LTJ sebagai unsur paduan yang sangat penting pada material maju.

    – Beberapa material alutsista menggunakan unsur LTJ sebagai unsur paduan antara lain material Terfenol-D, paduan tiga logam terdiri dari Terbium (Te), Iron (Fe), dan Dysprosium (Dy) sebgai material peredam gelombang sonar pada teropong bidik senapan malam (TBSM) untuk material optic Yttrium alumunium garnet (Y3Al5O12) – YAG dan yang lainnya.

    (pgr/pgr)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Meneropong Masa Depan EV dan Transformasi Industri Pertambangan

    Meneropong Masa Depan EV dan Transformasi Industri Pertambangan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Penggunaan kendaraan listrik diproyeksikan semakin meningkat seiring dengan kesadaran lingkungan yang semakin tinggi, serta perkembangan teknologi baterai yang semakin mumpuni. Untuk itu, dibutuhkan kolaborasi dari berbagai sektor industri dalam mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di tanah air, termasuk dari industri pertambangan.

    Sektor pertambangan memegang peranan penting terhadap masa depan industri kendaraan listrik, sebagai penyedia bahan baku baterai dan komponen lainnya. Dengan ekosistem kendaraan listrik, industri pertambangan bisa mendapatkan nilai tambah melalui hilirisasi dari nikel ore hingga baterai.

    Bahkan, nilai tambah ekonomi dari proyek ekosistem baterai kendaraan listrik terintegrasi di Indonesia bisa meningkat delapan kali lipat dan mencapai US$ 48 miliar setara Rp 481,55 triliun (asumsi kurs Rp 16.282 per US$).

    Besarnya dampak ekosistem kendaraan listrik juga menjadi kunci transformasi industri pertambangan yang lebih hijau dan efisien. Penggunaan kendaraan listrik juga penting dalam menurunkan emisi karbon dan mendukung target net zero industri tambang global.

    Banyak potensi membuat penggunaan truk listrik bagi kendaraan operasional di perusahaan pertambangan:

    Penghematan bahan bakar dan biaya operasional jangka panjang

    Mengurangi polusi udara di area tambang terpencil

    Sebagai komitmen pertambangan berkelanjutan dan akan mengurangi beban carbon tax

    Kendaraan listrik juga digadang-gadang mampu mengurangi tingkat kebisingan, panas, getaran di tempat kerja tambang sekaligus meningkatkan keselamatan pekerja dengan mengurangi paparan emisi diesel. Kehadiran ekosistem kendaraan listrik juga bisa berkontribusi pada pengurangan emisi karbon di sektor pertambangan.

    Untuk mengupas peran kendaraan listrik dengan masa depan industri pertambangan, CNBC Indonesia akan menghadirkan Sharing Session MAB dengan mengangkat tema “The Future EV In Mining Industry”. Dialog eksklusif ini akan diselenggarakan pada Selasa, 26 Agustus 2025.

    Diskusi ini akan menggali peran kendaraan listrik dalam transformasi industri pertambangan yang lebih ramah lingkungan dan efisien, termasuk masukan tantangan yang ada. Sejumlah tokoh penting dan pakar pun akan hadir untuk memberikan pandangannya terkait tantangan dan peluang adopsi kendaraan listrik di Indonesia, perannya dalam operasi tambang, hingga kesiapan teknologi dan infrastruktur. Para pembicara juga akan menyoroti peran kendaraan listrik dalam mengurangi emisi karbon dan pencapaian target net zero industri pertambangan.

    Jadi tunggu apalagi? Pantau terus seputar informasi ekonomi terbaik hanya di live streaming CNBC Indonesia TV dan cnbcindonesia.com.

     

    (rah/rah)

    [Gambas:Video CNBC]

  • China Ciptakan Baterai Lithium Berdaya Simpan 2 Kali Lipat Lebih Kuat dari Tesla

    China Ciptakan Baterai Lithium Berdaya Simpan 2 Kali Lipat Lebih Kuat dari Tesla

    Bisnis.com, JAKARTA – Peneliti Universitas Tianjin China mengembangkan terobosan baterai logam litium yang mampu menyimpan energi dua kali lebih banyak dibandingkan dengan baterai kendaraan listrik milik Tesla.

    Sebagai informasi, sel baterai Tesla memiliki kepadatan energi sebesar 300 watt-jam per kilogram. Di bawahnya, ada Blade teknologi buatan BYD dengan tingkat kepadatan energi sebesar 150 watt-jam per kilogram.

    Mengutip Independent.co.uk, baterai temuan China ini memiliki kepadatan energi lebih dari 600 watt-jam per kilogram. 

    Dalam konteks industri kendaraan listrik, terobosan ini penting mengingat kepadatan energi menentukan besar daya yang dapat disimpan dalam perangkat; semakin tinggi kepadatan, semakin kecil dan ringan baterai yang dapat dibuat.

    Temuan mengenai ihwal tersebut – yang dipublikasikan dalam jurnal Nature – menunjukkan adanya peningkatan 200% – 300% dibandingkan dengan kepadatan energi dan daya tahan baterai logam litium saat ini.

    Adapun, keberhasilan ini tak lepas dari rancangan ulang terhadap lingkungan solvasi ion litium yang mengatasi keterbatasan desain elektrolit. Sementara di rancangan terdahulu, elektrolit baterai litium bergantung pada struktur solvasi sehingga menciptakan hambatan terhadap kinerja.

    Elektrolit baru yang dikembangkan bernama delocalised electrolyte dengan mikro lingkungan solvasi yang lebih tidak teratur dan terdelokalisasi. Kondisi ini disebut mengurangi hambatan transportasi ion sekaligus meningkatkan stabilitas – dua faktor penting dalam kinerja dan umur siklus baterai.

    Selain itu, dijelaskan juga desain elektrolit baru ini menciptakan lingkungan yang lebih heterogen, memungkinkan dinamika ion litium yang lebih cair.

    Saat para ilmuwan menguji elektrolit ini pada sel pouch baterai logam litium berkapasitas tinggi yang umum digunakan, hasilnya mampu memberikan kepadatan energi yang belum pernah dicapai sebelumnya.

    Yakni, 604,2 watt-jam per kilogram sembari mempertahankan siklus stabil lebih dari 100 kali pengisian ulang.

  • Apa Itu Logam Tanah Jarang? Ternyata Ini Keistimewaan dan Kegunaannya – Page 3

    Apa Itu Logam Tanah Jarang? Ternyata Ini Keistimewaan dan Kegunaannya – Page 3

    Presiden Prabowo Subianto mengingatkan jika Indonesia dianugerahkan potensi sumber daya logam tanah jarang (LTJ) atau rare earth elements (REE) besar yang sepatutnya bisa dimanfaatkan.

    Hal itu  Prabowo sampaikan dalam Rapat Paripurna DPR RI Ke-1 Tahun Sidang 2025/2026 dan Penyampaian RAPBN Tahun Anggaran 2026 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (15/8/2025).

    “Alhamdulillah yang Maha Kuasa telah memberi karunia kepada kita memiliki mineral-mineral yang disebut tanah jarang rare earth. Kita memiliki semua rare earth yang ada di dunia,” jelas dia.

    Saat ini, kata Prabowo, sumber daya logam tanah jarang ini sangat penting untuk menciptakan teknologi tinggi bagi kehidupan modern. 

    “Rare earth ini vital untuk teknologi tinggi untuk kehidupan modern dan pertahanan modern. Kita harus menciptakan manusia yang unggul agar semua sumber daya alam kita bisa kita manfaatkan secepatnya,”tegas dia.

    Sekadar informasi,logam tanah jarang merupakan kelompok 17 unsur kimia yang memiliki peran krusial dalam teknologi modern. Meskipun namanya mengandung kata “jarang”, sebenarnya unsur-unsur ini cukup melimpah di kerak bumi, namun jarang ditemukan dalam konsentrasi yang cukup tinggi untuk ditambang secara ekonomis.

    Kelompok ini terdiri dari 15 unsur lantanida ditambah skandium dan itrium, yang memiliki sifat-sifat unik yang membuatnya sangat berharga dalam berbagai aplikasi teknologi tinggi.

    Penggunaan logam tanah jarang sangat luas dan mencakup berbagai sektor industri yang penting. Dalam bidang elektronik, unsur-unsur ini digunakan dalam pembuatan smartphone, komputer, dan perangkat elektronik lainnya.

    Di sektor energi terbarukan, logam tanah jarang menjadi komponen penting dalam turbin angin dan panel surya. Bahkan dalam industri otomotif, unsur-unsur ini digunakan dalam produksi baterai kendaraan listrik dan magnet permanen untuk motor listrik.

  • Ini Daerah yang Kaya Logam Tanah Jarang di Indonesia, Diincar Banyak Negara – Page 3

    Ini Daerah yang Kaya Logam Tanah Jarang di Indonesia, Diincar Banyak Negara – Page 3

    Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto mengingatkan jika Indonesia dianugerahkan potensi sumber daya logam tanah jarang (LTJ) atau rare earth elements (REE) besar yang sepatutnya bisa dimanfaatkan.

    Hal itu  Prabowo sampaikan dalam Rapat Paripurna DPR RI Ke-1 Tahun Sidang 2025/2026 dan Penyampaian RAPBN Tahun Anggaran 2026 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (15/8/2025).

    “Alhamdulillah yang Maha Kuasa telah memberi karunia kepada kita memiliki mineral-mineral yang disebut tanah jarang rare earth. Kita memiliki semua rare earth yang ada di dunia,” jelas dia.

    Saat ini, kata Prabowo, sumber daya logam tanah jarang ini sangat penting untuk menciptakan teknologi tinggi bagi kehidupan modern. 

    “Rare earth ini vital untuk teknologi tinggi untuk kehidupan modern dan pertahanan modern. Kita harus menciptakan manusia yang unggul agar semua sumber daya alam kita bisa kita manfaatkan secepatnya,”tegas dia.

    Sekadar informasi,logam tanah jarang merupakan kelompok 17 unsur kimia yang memiliki peran krusial dalam teknologi modern. Meskipun namanya mengandung kata “jarang”, sebenarnya unsur-unsur ini cukup melimpah di kerak bumi, namun jarang ditemukan dalam konsentrasi yang cukup tinggi untuk ditambang secara ekonomis.

    Kelompok ini terdiri dari 15 unsur lantanida ditambah skandium dan itrium, yang memiliki sifat-sifat unik yang membuatnya sangat berharga dalam berbagai aplikasi teknologi tinggi.

    Penggunaan logam tanah jarang sangat luas dan mencakup berbagai sektor industri yang penting. Dalam bidang elektronik, unsur-unsur ini digunakan dalam pembuatan smartphone, komputer, dan perangkat elektronik lainnya.

    Di sektor energi terbarukan, logam tanah jarang menjadi komponen penting dalam turbin angin dan panel surya. Bahkan dalam industri otomotif, unsur-unsur ini digunakan dalam produksi baterai kendaraan listrik dan magnet permanen untuk motor listrik.

  • Detak Asta Cita dan Ketahanan Energi dari Jantung Sulawesi

    Detak Asta Cita dan Ketahanan Energi dari Jantung Sulawesi

    Bisnis.com, JAKARTAIndonesia tengah menghadapi tantangan yang semakin kompleks dalam menjaga ketahanan energi yang berkelanjutan. Ketergantungan yang tinggi pada energi fosil, khususnya batu bara dan minyak bumi, tidak hanya menimbulkan tekanan besar terhadap lingkungan melalui emisi karbon yang masif, tetapi juga menempatkan perekonomian nasional pada posisi rawan.

    Fluktuasi harga energi global dan potensi krisis pasokan kerap menjadi ancaman yang tidak bisa diabaikan. Dalam kondisi seperti ini, transisi menuju energi bersih tidak lagi sekadar idealisme, melainkan kebutuhan strategis yang menentukan masa depan ekonomi, keamanan pasokan dan kelestarian lingkungan hidup Indonesia.

    Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka telah merumuskan visi besar Bersama Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045 yang diuraikan dalam delapan misi utama, dikenal sebagai Asta Cita. Dari delapan misi tersebut, setidaknya tiga memiliki hubungan langsung dengan sektor energi. Asta Cita 1 menekankan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan berkeadilan. Asta Cita 3 mengusung kemandirian dan ketahanan nasional, termasuk pencapaian swasembada energi. Asta Cita 8 mengarahkan pada harmonisasi kehidupan manusia dengan lingkungan, alam dan budaya.

    Ketiga misi ini sejalan dengan arah kebijakan ketahanan energi nasional yang menuntut diversifikasi sumber energi, peningkatan efisiensi, dan penguatan pasokan domestik untuk mengurangi ketergantungan impor. Pendekatan ini hanya bisa berhasil jika sektor industri berperan aktif memastikan bahwa energi yang digunakan berasal dari sumber bersih, terbarukan dan berkelanjutan.

    Proses monitoring pembibitan tanaman di fasilitas Nursery PT Vale Indonesia yang nantinya akan ditanam untuk merehabilitasi lahan bekas tambang. Di fasilitas pembibitan modern ini mampu menampung 700.000 bibit per tahun.

    Realisasi bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) nasional pada 2024 tercatat hanya 14,68%, jauh di bawah target awal 23% yang ditetapkan untuk tahun tersebut. Memasuki 2025, pemerintah merevisi target menjadi 17–20% guna menyesuaikan dengan kondisi di lapangan. Angka ini menunjukkan bahwa percepatan transisi energi masih menjadi pekerjaan besar, sehingga setiap kontribusi nyata dari sektor industri memiliki bobot strategis terhadap pencapaian target nasional.

    Dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034, pemerintah menargetkan penambahan kapasitas pembangkit sebesar 69,5 GW, dengan 76% berasal dari EBT, termasuk 17,1 GW tenaga surya, 11,7 GW tenaga air, 5,2 GW panas bumi, 0,9 GW bioenergi, dan 0,5 GW nuklir, serta penyimpanan energi (storage) sebesar 10,3 GW. 

    Kombinasi ketiga misi ini menjadi fondasi strategis untuk mengarahkan industri nasional, terutama yang berintensitas energi tinggi, agar mampu memperkuat swasembada energi sekaligus menjaga keberlanjutan ekologi. Dalam konteks ini, sektor pertambangan nikel memiliki peran strategis yang tidak dapat diabaikan. Nikel merupakan bahan baku utama untuk baterai kendaraan listrik dan sistem penyimpanan energi, dua teknologi penting yang memungkinkan pengurangan ketergantungan terhadap pembangkit listrik berbahan bakar fosil.

    Namun, produksi nikel juga sering menuai kritik. Industri ini dikenal memiliki konsumsi energi yang besar dan potensi dampak lingkungan yang signifikan, mulai dari pengelolaan tailing, konservasi lahan, hingga keterlibatan masyarakat sekitar. Oleh karena itu, pendekatan operasional menjadi faktor penentu reputasi dan daya saing di pasar global yang semakin sadar lingkungan.

    Salah satu contoh yang menonjol dalam penerapan energi bersih di sektor ini adalah PT Vale Indonesia Tbk. (PT Vale). Beroperasi di Sorowako, Luwu Timur-Sulawesi Selatan, sebuah kawasan yang menjadi jantung industri nikel Sulawesi, perusahaan ini sejak awal memilih untuk tidak menggunakan pembangkit listrik berbahan bakar fosil sebagai sumber energi utama. Tiga Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Larona, Balambano dan Karebbe, dengan total kapasitas terpasang sekitar 365 megawatt (MW) menjadi tulang punggung pasokan energi untuk seluruh operasi penambangan dan pemurnian nikel perusahaan. Keputusan ini diambil jauh sebelum konsep dekarbonisasi menjadi tren global, bahkan sebelum pemerintah menetapkan target penurunan emisi.

    Pemanfaatan PLTA ini tidak hanya memastikan pasokan energi yang stabil bagi operasi perusahaan, tetapi juga secara langsung memperkuat pilar ketahanan energi nasional yang mencakup ketersediaan, keterjangkauan dan keberlanjutan. Dengan mengandalkan sumber daya air lokal, ketergantungan pada impor BBM fosil berkurang signifikan, membantu menjaga cadangan devisa dan mengurangi risiko pasokan di tengah gejolak pasar global.

    “Energi bersih adalah fondasi operasional kami. Komitmen ini sudah kami jalankan sejak 5 dekade lalu, bukan karena tuntutan regulasi, tetapi karena keyakinan bahwa ini adalah cara yang benar,” tegas Bernardus Irmanto, Presiden Direktur PT Vale Indonesia, dalam sebuah kesempatan belum lama ini.

    Langkah strategis tersebut diperkuat dengan inovasi bernama ROJALI (Hydropower Plant Supply Alternative Route Program for Auxiliary Grid), yang lahir dari kajian Life Cycle Assessment (LCA) pada 2022. Program ini dirancang untuk memastikan pasokan listrik dari PLTA tetap dapat mengalir ke jaringan auxiliary grid saat jaringan utama mengalami pemeliharaan. Sebelum ROJALI, kebutuhan ini dipenuhi oleh PLTD berbahan bakar HSD (High Speed Diesel). Hasilnya nyata, pada semester pertama 2023 saja, ROJALI berhasil menghemat 42,2 juta liter HSD dan menurunkan emisi hingga 77.978 ton CO₂e.

    Keunggulan ini membuat operasional PT Vale memiliki jejak karbon yang relatif rendah dibandingkan banyak tambang nikel lainnya di Indonesia yang masih mengandalkan energi berbasis fosil. Pada 2024, tercatat 30,6% konsumsi energi PT Vale berasal dari sumber terbarukan. Selain PLTA, perusahaan juga melakukan diversifikasi energi melalui penggunaan biodiesel B35 sebesar 8,12% dan uji coba HVO (Hydrotreated Vegetable Oil) untuk menggantikan bahan bakar fosil. Target jangka panjangnya jelas, yakni pengurangan emisi CO₂ sebesar 33% pada 2030 dan pencapaian Net Zero Emission pada 2050.

    Dampak positif ini tidak hanya dirasakan dalam operasional internal. Pemanfaatan PLTA di Sorowako juga berkontribusi menyuplai listrik bersih sebesar 10,7 MW untuk masyarakat Luwu Timur, memperkuat ketahanan energi sekaligus mengurangi beban jaringan listrik nasional.

    Komitmen energi bersih tersebut berjalan seiring dengan perhatian pada aspek lingkungan dan sosial. PT Vale menjalankan program rehabilitasi lahan bekas tambang secara progresif, di mana pada 2024 saja, seluas 178,9 hektare telah direhabilitasi, menjadi bagian dari total 21.055 hektare yang direstorasi sejak awal operasi. Dalam program Matano Iniaku, rehabilitasi hutan di kawasan Danau Matano dipadukan dengan pengembangan ekowisata, pertanian polikultur dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Hingga akhir tahun lalu saja, perusahaan telah menanam lebih dari 5 juta pohon di dalam konsesi dan 12 juta pohon di luar konsesi, termasuk 80.000 pohon ebony endemik.

    Upaya konservasi ini diperkuat dengan pengembangan Taman Keanekaragaman Hayati Sawerigading Wallacea serta fasilitas pembibitan modern berkapasitas 700.000 bibit per tahun. Seluruh kegiatan ini dijalankan dengan mengacu pada standar global, termasuk audit independen IRMA (Initiative for Responsible Mining Assurance) untuk memastikan praktik pertambangan yang bertanggung jawab.

    Pengakuan pun datang dari pemerintah. Dalam kunjungan kerja ke Sorowako pada Juni 2025, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Raja Juli Antoni menyampaikan apresiasinya.

    “Pembangunan tidak boleh berhenti. Namun, hutan juga tak boleh punah. PT Vale menunjukkan bahwa industri dapat bergerak maju tanpa mengorbankan kelestarian ekosistem.”

    Pandangan serupa datang dari kalangan ekonom. Hendra Sinadia, Direktur Eksekutif Indonesian Mining Association (IMA), menilai bahwa hilirisasi nikel, termasuk yang digarap PT Vale, memiliki prospek jangka panjang yang solid, asalkan didukung kepastian regulasi dan efisiensi operasional di seluruh rantai pasok.

    “Kalau kita bicara Asta Cita, ini bukan sekadar target jangka panjang. Ini adalah navigasi strategis yang mengarahkan industri untuk tumbuh tanpa merusak, dan yang lebih penting lagi, memberi manfaat nyata bagi masyarakat,” tutup Hendra.

    Hal ini memperlihatkan sinergi antara visi pemerintah dan praktik industri yang mengedepankan keberlanjutan. Model seperti yang diterapkan oleh PT Vale menunjukkan bahwa kemandirian energi tidak hanya ditentukan oleh jumlah pasokan, tetapi juga oleh sumber energi yang digunakan dan dampak ekologisnya.

    Model ini sekaligus menegaskan bahwa kontribusi industri terhadap ketahanan energi nasional bukan hanya persoalan volume produksi, tetapi juga kualitas dan keberlanjutan sumber energi yang menopang operasinya.

    Tantangan ke depan adalah bagaimana memperluas model ini ke lebih banyak pelaku industri di berbagai sektor. Pemerintah dapat memainkan peran melalui pemberian insentif untuk penggunaan energi terbarukan, penguatan pengawasan terhadap dampak lingkungan, serta integrasi praktik keberlanjutan dalam peta jalan dekarbonisasi nasional. Bagi dunia usaha, keberhasilan PT Vale menjadi bukti bahwa keberlanjutan dan daya saing dapat berjalan beriringan, sekaligus mendukung pencapaian Asta Cita dalam mewujudkan Indonesia yang mandiri energi, ramah lingkungan dan berdaya saing global.

    Jika praktik seperti ini direplikasi secara luas, maka detak Asta Cita akan semakin kuat terasa dari jantung Sulawesi, mengalir ke seluruh penjuru negeri, mendorong Indonesia bukan hanya memenuhi target nasional, tetapi juga tampil sebagai salah satu pemain kunci dalam rantai pasok energi bersih dunia, bahkan penentu arah transisi energi di tingkat global.

    Pada akhirnya, seluruh inisiatif keberlanjutan tersebut bukan hanya berkontribusi pada lingkungan dan masyarakat, tetapi juga menjadi fondasi ketahanan operasional perusahaan. Strategi berbasis energi bersih dan efisiensi ini memberikan dampak langsung terhadap stabilitas produksi, daya saing biaya dan ketahanan jangka panjang, bahkan di tengah fluktuasi harga nikel global.

    Sejalan dengan komitmen tersebut, kinerja operasional dan keuangan PT Vale pada paruh pertama 2025 mencatatkan sejumlah capaian penting. Volume produksi nikel matte pada kuartal II/2025 meningkat 12% menjadi 18.557 metrik ton dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, sementara secara akumulasi semester I/2025 mencapai 35.584 metrik ton, naik 2% secara tahunan. Pengiriman juga tumbuh, dari 17.096 ton pada kuartal I menjadi 18.023 ton pada kuartal II/2025.

    Berdasarkan laporan keuangan, pendapatan semester I/2025 tercatat US$426,73 juta atau Rp6,00 triliun, turun 10,86% secara tahunan dari US$478,75 juta pada semester I/2024, seiring penurunan harga nikel global. Beban pokok pendapatan berkurang 4,93% yoy menjadi US$396,58 juta. Laba bruto tertekan hingga 51,03% yoy menjadi US$30,15 juta, sementara laba usaha merosot 81,54% yoy menjadi US$9,02 juta.

    Meski begitu, perseroan tetap membukukan EBITDA sehat sebesar US$40 juta pada kuartal II/2025, dengan laba bersih positif US$3,5 juta. Harga realisasi rata-rata nikel matte pada kuartal II/2025 mencapai US$12.091 per ton, naik dari US$11.932 per ton pada kuartal sebelumnya, didukung efisiensi produksi dan peningkatan volume pengiriman. Wakil Presiden Direktur dan Chief Operation and Infrastructure Officer, Abu Ashar, menyatakan bahwa target produksi 2025 dipatok di 71.234 ton, meningkat dari tahun lalu.

    Dari sisi likuiditas, kas dan setara kas per Juni 2025 tercatat US$506,7 juta, sedikit turun dari kuartal sebelumnya, terutama akibat belanja modal sebesar US$96,4 juta pada kuartal II/2025 yang difokuskan untuk proyek pertumbuhan strategis dan penguatan infrastruktur energi bersih.

  • Kemenkop kaji peran Kopdes Merah Putih bangun PLTS 100 GW

    Kemenkop kaji peran Kopdes Merah Putih bangun PLTS 100 GW

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Kemenkop kaji peran Kopdes Merah Putih bangun PLTS 100 GW
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Jumat, 15 Agustus 2025 – 14:47 WIB

    Elshinta.com – Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mengatakan, pihaknya tengah mengkaji peran Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih dalam pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) berkapasitas 100 gigawatt (GW).

    “Itu sedang digodok. Nanti kalau sudah waktunya akan dibicarakan,” ujar Budi Arie saat ditemui usai menghadiri Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR-DPD RI Tahun 2025, di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat.

    Ia menambahkan, pembangunan PLTS 100 GW merupakan hal yang penting untuk ketahanan energi tanah air.

    Maka dari itu, dirinya berharap hal ini bisa membantu Kopdes Merah Putih dalam memanfaatkan energi baru terbarukan sekaligus berkontribusi dalam ketahanan energi nasional.

    “Diharapkan desa kan jadi pusat ketahanan energi, terutama renewable energy. Terutama energi matahari atau solar panel,” ujarnya pula.

    Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan pihaknya sedang membangun desain besar PLTS 100 gigawatt (GW) yang mendorong ketersediaan listrik bagi Kopdes Merah Putih.

    “Ini akan mendorong untuk bagaimana ketersediaan listrik bagi Koperasi Desa Merah Putih,” kata Bahlil.

    Bahlil mengatakan, PLTS tersebut akan dibangun untuk semua desa, sehingga turut menjadi peluang baru bagi pengusaha baterai listrik di tanah air untuk memanfaatkan pasar yang masif.

    “Karena PLTS itu cuma 4 jam pada saat siang hari. Selebihnya harus disimpan lewat baterai. Pada saat malam, baterai yang main. Ini saya lihat bahwa peluang pasar di Indonesia itu cukup besar,” katanya lagi.

    Lebih lanjut, menurut dia, industri baterai memiliki potensi besar di pasar domestik maupun internasional, dengan kebutuhan baterai dalam negeri hingga 2034 mencapai 392 gigawatt hour (GWh) yang mencakup kebutuhan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034, mobil dan motor listrik, peluang ekspor listrik dan program membangun 100 GW PLTS.

    Sedangkan potensi pasar internasional mencakup 3.500 GWh pada 2030, dan 500 miliar dolar Amerika Serikat (AS) potensi pasar baterai kendaraan listrik global pada periode yang sama.

    Sumber : Antara