Produk: baterai kendaraan listrik

  • Realisasi Investasi Indonesia Capai Rp 1.714 Triliun, Serap 2,4 Juta Tenaga Kerja

    Realisasi Investasi Indonesia Capai Rp 1.714 Triliun, Serap 2,4 Juta Tenaga Kerja

    Jakarta

    Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani melaporkan, pada 2024 realisasi investasi Indonesia berhasil mencapai Rp 1.714,2 triliun atau tumbuh 20,8% dibandingkan tahun sebelumnya.

    Kemudian juga melampaui target sebesar 103,9% dari angka yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebesar Rp 1.650 triliun dengan serapan tenaga kerja sebanyak 2.456.130 orang.

    Rosan menyampaikan bahwa komposisi capaian realisasi investasi di tahun 2024 masih didominasi oleh Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp 900,2 triliun (52,5%), diikuti Penanaman Modal Dalam Negeri sebesar Rp 814 triliun (47,5%).

    Adapun serapan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) menunjukkan peningkatan cukup signifikan, naik 34,7% dari tahun sebelumnya, sebanyak 2.456.130 orang.

    Kemudian realisasi investasi di luar pulau Jawa masih lebih unggul di angka Rp 895,4 triliun (52,2%) dan realisasi di pulau Jawa sebesar Rp 818,8 triliun (47,8%).

    “Ini menunjukkan bahwa kebijakan dan pembangunan yang dilakukan pemerintah untuk mendorong pemerataan direspons positif oleh dunia usaha,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (2/2/2025).

    Capaian kinerja investasi pada periode Januari-Desember 2024 juga didukung oleh kontribusi sektor hilirisasi sebesar Rp 407,8 triliun atau 23,8% dari total realisasi investasi 2024.

    Lima sektor tersebut yaitu sektor mineral senilai Rp 245,2 triliun, terdiri dari nikel sebesar Rp 153,2 triliun, bauksit sebesar Rp 21,8 triliun, tembaga sebesar Rp 68,5 triliun, dan timah sebesar Rp 1,6 triliun, sektor pertanian berasal dari industri crude palm oil/oleochemical dengan nilai Rp 67,1 triliun, sektor kehutanan berasal dari industri pulp & paper senilai Rp 64,0 triliun, sektor minyak dan gas berasal dari industri petrokimia senilai Rp 23,1 triliun, serta ekosistem kendaraan listrik berasal dari industri pembuatan baterai kendaraan listrik senilai Rp 8,4 triliun.

    “Minat para investor terus meningkat di berbagai sektor, tidak hanya terkonsentrasi pada sektor yang kami tampilkan sebagai lima besar. Ke depannya akan muncul hilirisasi dari bidang-bidang lainnya dan kami yakin itu akan muncul. Kami yakin ke depan komoditasnya akan bertambah. Sektornya juga pasti akan bertambah,” ucap Rosan.

    Dalam kesempatan tersebut, Menteri Rosan juga menegaskan bahwa Indonesia masih memiliki ruang cukup besar untuk terus bertumbuh. Hal ini ditandai dengan besarnnya FDI (Foreign Direct Investment) yang masuk ke ASEAN yang mencapai US$ 240 miliar di tahun 2024.

    “Secara ekonomi kita berkontribusi pada 40% dari perekonomian ASEAN, tapi kalau melihat angka FDInya kita hanya 14-15%. Oleh karena itu, kita mempunyai keyakinan room to grow masih sangat besar dan signifikan,” ungkap Rosan.

    Peningkatan nilai tambah dalam negeri melalui hilirisasi dan reformasi regulasi untuk mendorong iklim investasi yang kondusif menjadi langkah jitu untuk mencapai target investasi tahun 2025 yang dicanangkan oleh pemerintah sebesar Rp 1.905,6 triliun.

    (kil/kil)

  • Penjualan Kendaraan Listrik (EV) Global Diramal Tembus 20 Juta Unit pada 2025

    Penjualan Kendaraan Listrik (EV) Global Diramal Tembus 20 Juta Unit pada 2025

    Bisnis.com, JAKARTA – Penjualan kendaraan listrik (electric vehicle/EV), baik full maupun plug-in hybrid, diperkirakan naik setidaknya 17% pada tahun ini menjadi lebih dari 20 juta unit.

    Dilansir dari Reuters pada Selasa (28/1/2025), perusahaan riset Rho Motion memperkirakan angka perkiraan tersebut didukung oleh perpanjangan subsidi trade-in dari Pemerintah China.

    Lalu, penjualan EV di Eropa, yang merupakan pasar kedua terbesar, diprediksi tumbuh seiring dengan target emisi CO2 mulai berdampak dan dirilisnya sejumlah model kendaraan yang lebih murah. Kepala Riset Rho Motion Iola Hughes mengatakan harga mobil listrik diperkirakan melambat ketimbang 2023.

    Para produsen mobil memandang 2025 sebagai tahun transformatif karena Eropa memperkenalkan target baru untuk mendorong adopsi kendaraan listrik. Kemudian, China memperluas subsidi, sementara AS mengurangi target elektrifikasinya di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump.

    Penjualan kendaraan listrik di China kemungkinan meningkat lebih dari perkiraan sebelumnya sebesar 17% pada tahun ini dan meningkatkan dominasi pasarnya berkat perluasan subsidi, menurut estimasi Rho Motion. Pada 2024, penjualan mobil listrik buatan China melonjak hingga 40% menjadi 11 juta unit.

    Penjualan kendaraan listrik buatan China akan mengonfirmasi tren 2024 di Amerika Latin, di mana kendaraan tersebut mencapai pangsa pasar lebih dari 80%, dan akan terus meningkat di kawasan Asia-Pasifik dan negara berkembang, menurut perkiraan perusahaan tersebut.

    Untuk Eropa, Rho Motion memperkirakan pertumbuhan penjualan keseluruhan sebesar 15% dari 3 juta kendaraan listrik yang terjual tahun lalu.

    Rho Motion juga memperkirakan pertumbuhan penjualan kendaraan listrik sebesar 16% di AS pada tahun 2025 dengan dampak terbatas dari perubahan kebijakan Trump.

    Namun, hal itu diprediksi berdampak jangka panjang termasuk skenario terburuk penurunan permintaan baterai kendaraan listrik sebesar 47% pada tahun 2040.

    “Di pasar AS, banyak ketidakpastian yang jelas melanda pasar dalam satu tahun terakhir, dan kami memperkirakan perkiraan kendaraan listrik akan berkurang,” kata Hughes kepada Reuters.

  • Pemerintah Tetapkan Target 6,6 GW Energi Bersih untuk Klaster Industri di Indonesia

    Pemerintah Tetapkan Target 6,6 GW Energi Bersih untuk Klaster Industri di Indonesia

    Jakarta, Beritasatu.com – Pemerintah menargetkan pengembangan klaster industri dengan kapasitas energi bersih mencapai 6,6 gigawatt (GW). Saat ini, beberapa klaster industri di Indonesia telah terintegrasi, dengan konsumsi energi sebesar 4,5 GW. 

    Dalam rencana pengembangan, kapasitas ini akan ditambah sebesar 2,5 GW, sepenuhnya menggunakan energi bersih.

    “Tujuan kami adalah memastikan seluruh kebutuhan energi sebesar 6,6 GW di klaster ini dipenuhi melalui sumber energi bersih,” kata Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Kepala BKPM, Rosan Perkasa Roeslani, dalam pernyataan resmi pada Minggu (26/1/2025).

    Rosan menekankan pentingnya pendekatan berbasis klaster untuk membangun ekosistem industri yang berkelanjutan. Ia mengungkapkan Indonesia telah meluncurkan klaster industri dengan target emisi nol (net zero emission), yang pertama di kawasan ASEAN. Salah satu contoh nyata adalah klaster industri nikel, di mana seluruh rantai pasok, mulai dari produksi hingga daur ulang baterai kendaraan listrik, berada dalam satu lokasi terpadu.

    Menurutnya, potensi energi terbarukan di Indonesia sangat besar, termasuk energi surya, angin, air, panas bumi, dan gelombang laut, dengan total potensi mencapai 3.700 GW. Namun, kapasitas terpasang saat ini masih sangat minim, terutama untuk panas bumi, yang baru dimanfaatkan kurang dari 1% dari total cadangan terbesar di dunia, khususnya di Jawa dan Sumatra.

    “Ini adalah peluang besar yang harus kita manfaatkan,” ujar Rosan.

    Meskipun memiliki sumber daya melimpah, ia menekankan pentingnya kolaborasi dalam aspek pendanaan, teknologi, dan pengembangan sumber daya manusia. Rosan pun mengundang mitra internasional untuk bekerja sama mewujudkan target emisi nol bersih.

    “Dengan teknologi baru, komitmen politik yang kuat dari pemerintah, dan dukungan penuh dari masyarakat Indonesia, saya optimistis target ini dapat tercapai, bahkan lebih cepat dari target 2060 seperti yang dicanangkan Presiden Prabowo,” tambahnya.

    Ia juga menekankan setiap proyek di kawasan industri baru harus dirancang untuk mencapai emisi nol bersih sejak awal operasinya. Pemerintah terus mendorong perusahaan lokal dan asing untuk menggunakan energi bersih dan menjadikan keberlanjutan sebagai prioritas utama dalam setiap proyek mereka.

  • Bahlil Ajak Pemerintah India Garap Hilirisasi Mineral, Perkuat Rantai Pasok

    Bahlil Ajak Pemerintah India Garap Hilirisasi Mineral, Perkuat Rantai Pasok

    Bisnis.com, JAKARTA —  Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengajak pemerintah India untuk bekerja dalam mendorong hilirisasi mineral dan batu bara di Indonesia.

    Hal itu dia sampaikan saat mendampingi Presiden Prabowo Subianto dalam kunjungan ke New Delhi, India pada Sabtu (25/1).

    Menurut Bahlil, hilirisasi membuka peluang besar bagi kerja sama internasional, salah satunya dengan India.

    Dia pun menekankan bahwa hilirisasi bukan sekadar meningkatkan nilai tambah komoditas dalam negeri, tetapi juga menciptakan lapangan kerja dan mempercepat pertumbuhan industri manufaktur berbasis sumber daya alam.

    Terkait peluang kerja sama dengan India, Bahlil menyoroti peran penting Indonesia sebagai salah satu produsen utama mineral strategis dunia.

    Sementara, India memiliki peluang untuk mendukung hilirisasi sektor batu bara serta berinvestasi pada mineral kritis seperti nikel yang penting untuk pengembangan baterai kendaraan listrik.

    “Kerja sama di sektor hilirisasi nikel sangat strategis bagi kedua negara. Indonesia dapat menjadi pusat produksi baterai kendaraan listrik, sementara India berperan sebagai mitra utama dalam rantai pasok global,” ujar Bahlil melalui keterangan resmi.

    Mantan ketua umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) itu pun menekankan bahwa kerja sama dengan India merupakan peluang emas untuk mempercepat pengembangan industri berbasis mineral dan energi di Indonesia.

    “Kolaborasi ini tidak hanya membawa manfaat ekonomi, tetapi juga membuka ruang bagi penguatan industri dalam negeri melalui transfer teknologi dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia,” imbuhnya.

    Melalui kerja sama yang baik dengan India, Bahlil optimistis Indonesia mampu mempercepat transformasi ekonominya, sekaligus memperkuat posisinya sebagai pemain utama dalam rantai pasok global.

    Dia menyebut kebijakan hilirisasi yang konsisten akan membawa dampak positif dalam jangka panjang bagi perekonomian nasional serta hubungan bilateral antara kedua negara.

    Bahlil menilai hilirisasi bukan sekadar meningkatkan nilai tambah komoditas dalam negeri, tetapi juga menciptakan lapangan kerja dan mempercepat pertumbuhan industri manufaktur berbasis sumber daya alam.

    “Dengan hilirisasi, kita tidak hanya mengekspor bahan mentah, tetapi juga mengekspor produk bernilai tambah yang mampu memberikan manfaat lebih besar bagi ekonomi nasional,” katanya.

  • Menteri Rosan: Indonesia akan Miliki Klaster Industri dengan Energi Bersih Hingga 6,6 GW – Halaman all

    Menteri Rosan: Indonesia akan Miliki Klaster Industri dengan Energi Bersih Hingga 6,6 GW – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani menyatakan, Indonesia tengah mendorong pengembangan klaster industri yang berbasis energi bersih dan keberlanjutan ditandai dengan keberadaan klaster industri dengan kapasitas energi bersih hingga 6,6 GW. 
     
    Bahkan menurutnya, Indonesia akan memiliki beberapa klaster industri yang terintegrasi serta dapat mengonsumsi sekitar 4,5 GW energi. Rencananya pemerintah akan menambahkan 2,5 GW lagi dan semuanya menggunakan energi bersih. 

    Hal tersebut dia sampaikan dalam sesi panel di World Economic Forum (WEF) bertajuk “Industrial Clusters as Energy Pioneers” di Davos, Swiss.

    “Target kami adalah memastikan seluruh kebutuhan energi sebesar 6,6 GW di klaster ini menggunakan energi bersih,” ujar Rosan dalam keterangannya, Minggu (26/1/2025).

    Lebih lanjut, Menteri Rosan menyoroti pentingnya pendekatan berbasis klaster industri untuk membangun ekosistem industri yang berkelanjutan. Ia menyampaikan bahwa Indonesia telah meluncurkan klaster industri dengan target emisi nol (net zero emission) yang pertama di ASEAN. 

    Salah satu contohnya adalah klaster industri terkait nikel, di mana seluruh rantai pasok mulai dari produksi nikel hingga daur ulang baterai kendaraan listrik terintegrasi dalam satu lokasi.
     
    Menteri Rosan juga menyoroti besarnya potensi Indonesia dalam energi terbarukan, termasuk tenaga surya, angin, air, panas bumi, dan gelombang laut, dengan total potensi mencapai 3.700 GW. 

    “Indonesia memiliki cadangan panas bumi terbesar di dunia, khususnya di Jawa dan Sumatra, namun yang telah terpasang saat ini baru kurang dari 1 persen. Ini menunjukkan peluang besar yang masih bisa digarap,” jelasnya.

    Meski memiliki sumber daya yang melimpah, Rosan menegaskan bahwa Indonesia membutuhkan kolaborasi dalam hal pendanaan, teknologi, dan sumber daya manusia. Oleh karena itu, ia mengundang mitra internasional untuk berkolaborasi dalam mewujudkan target emisi nol. 

    “Dengan teknologi baru, kemauan politik yang kuat dari pemerintah, serta dukungan penuh rakyat Indonesia, kami yakin dapat mencapai target ini, bahkan mungkin lebih awal dari 2060, seperti yang dicanangkan Presiden Prabowo,” katanya.

     
    Rosan juga menekankan bahwa setiap proyek yang diluncurkan di kawasan industri baru harus dirancang untuk mencapai emisi nol bersih sejak hari pertama. 

    “Kami terus mendorong perusahaan, baik lokal maupun asing, untuk menjadikan keberlanjutan sebagai prioritas utama dalam setiap proyek yang mereka jalankan,” tegasnya.

    Selain itu, berbagai langkah strategis yang diambil Indonesia untuk bersaing dengan negara-negara tetangga dalam menarik investasi. Menurutnya, Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM selalu konsisten dalam memberikan kemudahan bagi investor.
     
    “Kami terus mereformasi kebijakan dan regulasi. Proses perizinan kini semakin sederhana dan terintegrasi di bawah Kementerian Investasi, termasuk pemberian insentif fiskal. Semuanya dapat kami proses langsung,” ungkap Rosan.

     

  • Apa Kabar Pabrik Ford di Indonesia?

    Apa Kabar Pabrik Ford di Indonesia?

    Jakarta

    Mobil-mobil Ford yang dijual di Indonesia saat ini masih berstatus impor utuh atau completely built up (CBU) dari Thailand. Kapan perusahaan asal Amerika Serikat (AS) tersebut mulai membangun pabrik di Tanah Air?

    RMA Indonesia selaku agen pemegang merek (APM) Ford di Tanah Air mengatakan, membangun pabrik harus mempertimbangkan banyak faktor. Kini, mereka masih mempelajari berbagai kemungkinan.

    “RMA Indonesia dan Ford berkomitmen untuk terus bertumbuh sesuai dengan perkembangan industri otomotif dan kami akan selalu mencari solusi terhadap apapun yang menjadi opportunity kami di Indonesia,” ujar Country Manager RMA Indonesia, Toto Suharto di Cilandak, Jakarta Selatan.

    Ford Ranger XL. Foto: Septian Farhan Nurhuda/detik.com

    Sayangnya, saat ditanya kapan tahun pastinya, Toto belum mau bicara. Dia masih menutup seluruh informasinya rapat-rapat.

    “Untuk saat ini, (rencana pembangunan pabrik Ford di Indonesia) belum bisa disampaikan,” ungkapnya.

    Sebelumnya, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) telah meminta Ford membangun pabrik perakitan di Tanah Air. Bahkan, permintaan itu sudah disampaikan ketika pabrikan tersebut baru mengumumkan comeback dua-tiga tahun lalu.

    “Mereka datang lagi ke sini, kami tanya, rencananya bagaimana? Mau bikin pabrik atau enggak? Kalau enggak bikin pabrik, ya percuma, nanti kalau volume (permintaan)-nya naik yang kelabakan mereka,” kata Sekretariat Umum Gaikindo, Kukuh Kumara pada November 2024, dikutip dari laman resmi Gaikindo.

    Kukuh menegaskan, pemerintah akan membatasi kuota impor setiap merek mobil, termasuk Ford. Sebab, saat ini Indonesia sudah swasembada otomotif.

    “Itu nanti (impornya) kan terbatas, kuotanya bisa dibatasi oleh pemerintah. Karena kan kita swasembada, apa spesifiknya harus mendatangkan dari luar?” ungkapnya.

    Ford Ranger XL. Foto: Septian Farhan Nurhuda/detik.com

    Kemungkinan Ford berinvestasi di Indonesia sebenarnya sudah digaungkan sejak Juli 2024. Ketika itu, Menteri BUMN, Erick Thohir bicara mengenai Indonesia sebagai pemain nikel terbesar di dunia dan terdepan dalam investasi baterai kendaraan listrik.

    “Kita patut berbangga bagaimana Indonesia menjadi salah satu pemain nikel terbesar di dunia. Kita berbangga sekarang investasi untuk ekosistem EV battery kita saya rasa salah satu terdepan. Di sini ada investasi dari China, dari Korea, ada juga nantinya dari Volkswagen dan Ford Motor Company. Artinya kita luar biasa,” kata Erick.

    (sfn/din)

  • Hanya Indonesia yang Mampu Mengendalikan Harga Nikel

    Hanya Indonesia yang Mampu Mengendalikan Harga Nikel

    Jakarta, FORTUNE – Harga Nikel global mengalami penurunan tajam pada akhir tahun 2024 atau mencapai level terendah dalam empat tahun terakhir. Kondisi ini berbeda dengan 2022, ketika harga nikel hampir mencatat rekor di London Metal Exchange (LME).

    Penurunan ini sebagian besar dipengaruhi oleh kelebihan pasokan yang dihasilkan oleh Indonesia, yang telah memproduksi nikel dalam jumlah jauh lebih besar dibandingkan dengan permintaan pasar. Hal ini menyebabkan harga logam tersebut terpuruk, dan kini masa depan pasar nikel pada 2025 sangat bergantung pada kebijakan pemerintah Indonesia dalam mengelola kelebihan produksi ini.

    Untuk mendongkrak harga nikel, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bahkan berencana mengurangi kuota produksi bijih nikel menjadi 200 juta metrik ton pada 2025, lebih rendah dibandingkan rencana sebelumnya sebesar 240 juta metrik ton.

    Langkah ini, menurut laporan Reuters, telah memicu peningkatan harga di awal tahun 2025, dengan nikel LME-3 bulan naik sebesar 3 persen. Namun, dampak jangka panjangnya terhadap pemulihan pasar masih perlu dicermati lebih lanjut.
     

    Dominasi Produksi Nikel oleh Indonesia

    Dalam satu dekade terakhir, Indonesia telah menjadi pemain utama dalam produksi nikel global. Data dari Biro Statistik Logam Dunia menunjukkan bahwa produksi nikel Indonesia meningkat pesat, dari 358.000 ton pada 2017 menjadi 2,2 juta ton pada 2023. Angka ini setara dengan lebih dari setengah permintaan global pada periode tersebut. 

    Awalnya, kelebihan pasokan ini mengarah pada pasar kelas II, yaitu bahan mentah yang digunakan untuk baja tahan karat seperti besi kasar nikel. Namun, dalam dua tahun terakhir, terjadi perubahan signifikan. 

    Dengan bantuan teknologi dari Tiongkok, sumber daya nikel berkualitas rendah di Indonesia kini dapat diolah menjadi produk Kelas I, seperti sulfat nikel dan logam olahan dengan tingkat kemurnian tinggi. Transformasi ini memindahkan surplus pasokan dari pasar Kelas II ke pasar perdagangan utama yang lebih terpantau.
     

    Peningkatan Stok Nikel di LME

    Seiring perubahan tersebut, sejumlah merek nikel Tiongkok dan Indonesia mulai terdaftar di LME sejak 2022. Peningkatan jumlah inventaris di LME menjadi salah satu faktor penurunan harga. 

    Stok LME yang semula rendah pada Maret 2022, yakni di bawah 40.000 ton untuk pertama kalinya sejak 2007, melonjak menjadi 172.206 ton pada akhir 2024 terdorong oleh pengiriman dari Tiongkok dan Indonesia.

    Tidak hanya itu, stok nikel di bursa lainnya juga mengalami peningkatan. Misalnya, Shanghai Futures Exchange mencatat level tertinggi dalam lima tahun terakhir sebesar 35.327 ton pada akhir 2023. Secara keseluruhan, total stok nikel di bursa global mencapai hampir 230.000 ton pada November 2023, level tertinggi sejak 2021. 

    Kondisi ini menguntungkan pasar bursa, karena peningkatan stok fisik membantu meningkatkan kepercayaan dan aktivitas perdagangan. Namun, bagi produsen nikel di luar Indonesia dan Tiongkok, lonjakan stok ini justru menekan harga lebih rendah.

    Permintaan Baterai yang Belum Optimal

    Sementara itu, sektor baja tahan karat yang masih menjadi konsumen terbesar nikel mencatat kinerja positif pada 2024. Produksi baja global naik 6,3 persen year-on-year (yoy) pada paruh pertama tahun tersebut, menurut asosiasi industri worldstainless. Namun, penggunaan nikel untuk baterai kendaraan listrik (EV) tidak memenuhi ekspektasi.

    Meskipun penjualan kendaraan listrik global tumbuh 25 persen pada 2025, sebagian besar pertumbuhan ini berasal dari Tiongkok, di mana produsen kendaraan semakin beralih ke baterai berbasis litium-besi-fosfat yang tidak memerlukan nikel.

    Di pasar Barat, produsen mobil tetap menggunakan nikel untuk baterai, tetapi pertumbuhan penjualan kendaraan listrik hanya mencapai 9 persen di Amerika Utara dan bahkan turun 3 persen di Eropa pada 2024.

    Kecenderungan konsumen untuk memilih mobil hibrida, yang membutuhkan baterai lebih kecil dibandingkan kendaraan listrik penuh, turut memengaruhi permintaan nikel. Menurut laporan Adamas Intelligence, jumlah rata-rata nikel yang digunakan per baterai kendaraan penumpang pada November 2024 turun 16 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

    Meski demikian, ada harapan bahwa penjualan kendaraan listrik di Eropa akan kembali meningkat pada 2025, seiring diberlakukannya aturan emisi yang lebih ketat. Namun, di Amerika Utara, kebijakan terkait subsidi kendaraan listrik masih menghadapi ketidakpastian.
     

    Tantangan dan Peluang bagi Indonesia

    Sebagai produsen nikel terbesar di dunia, Indonesia memiliki peluang besar untuk mengontrol harga nikel global. Namun, kemampuan ini memerlukan pendekatan yang hati-hati. Pemotongan kuota bijih nikel yang direncanakan pada 2025 menunjukkan bahwa pemerintah sadar akan risiko harga yang terlalu rendah, bahkan bagi produsen di dalam negeri.

    Langkah berikutnya adalah menyesuaikan tingkat produksi dengan permintaan pasar yang dinamis, terutama dalam sektor baterai kendaraan listrik yang terus berkembang. Disiplin pasokan menjadi kunci keberhasilan. Tanpa upaya kolektif untuk mengendalikan produksi, pemulihan harga nikel secara berkelanjutan akan sulit tercapai.

    Dengan dominasi pasar yang dimilikinya, Indonesia berada pada posisi unik untuk memengaruhi harga nikel global. Namun, tantangannya adalah bagaimana memanfaatkan posisi tersebut tanpa merugikan stabilitas pasar dan sektor industrinya sendiri. Kebijakan yang tepat tidak hanya akan mendukung pemulihan harga nikel, tetapi juga memastikan keberlanjutan sektor ini di masa depan.

  • Anindya Bakrie: Indonesia Ingin Jadi Acuan Standar Pengolahan Material Baterai Kendaraan Listrik – Halaman all

    Anindya Bakrie: Indonesia Ingin Jadi Acuan Standar Pengolahan Material Baterai Kendaraan Listrik – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Muhammad Zulfikar

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Novyan Bakrie mengungkapkan ambisi Indonesia untuk menjadi negara acuan standar pengolahan material baterai kendaraan listrik di dunia. 

    Menurut Anin, sapaan akrabnya, kepatuhan pada standar internasional ini sejalan dengan konstitusi Indonesia dan tentunya menguntungkan dari sisi bisnis.

    “Dalam konteks rantai pasok global, ambisi kami tidak hanya sebatas memproduksi material baterai untuk kendaraan listrik, tapi juga bagaimana cara memproduksinya. Indonesia memiliki potensi unik. Bayangkan, kami bisa memproduksi material baterai menggunakan energi hijau dengan tetap memperhatikan emisi karbon,” kata Anin, saat menjadi salah satu panelis diskusi di Forum Ekonomi Dunia yang diselenggarakan di Davos, Swiss, Selasa (21/1/2025).

    “Dan ini bukan sekadar wacana. Indonesia sudah membuktikannya. Banyak perusahaan Indonesia yang sudah memasok tidak hanya ke China dengan teknologi canggihnya, tapi juga ke Eropa melalui Eramet dan Volkswagen, serta ke Amerika Serikat melalui Ford. Kami optimis pada September nanti Indonesia secara keseluruhan bisa memenuhi standar besar seperti EMA (Exponential Moving Average) 50,” jelas Anin.

    Menurut Anin, Indonesia terbuka untuk bekerja sama bisnis dengan semua pihak. “Kami memosisikan diri sebagai mitra yang memberikan kesempatan setara bagi semua,” tuturnya.

    Saat ditanya kemungkinan arah kerja sama akan lebih banyak ke China, Anin menegaskan bahwa Indonesia saat ini sedang berusaha menciptakan keseimbangan kerja sama dengan negara-negara Barat.

    Anin mencontohkan, perusahaan miliknya PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk memiliki Indo-pacific Net-zero Battery-materials Corsortium (INBC) yang fokus pada kerja sama dengan negara-negara Barat.

    “Kami memahami bahwa Eropa (termasuk) Inggris, dan Amerika Serikat (AS) membutuhkan material baterai berbasis nikel,“ ucap Anin.

    Berbicara mengenai AS yang sedang berinvestasi dalam industri EV, Anin menilai hal itu bisa menjadi peluang baik khususnya bagi Indonesia. Menurutnya, Indonesia bisa menjadi pemasok perangkat keras untuk industri EV di AS yang tentu memerlukan rantai pasokan yang berkelanjutan, tangguh, dan juga terjangkau serta efisien.

    “Kita belum tahu bagaimana bentuknya nanti, apakah akan lebih mengarah ke kesepakatan bilateral, tetapi bagi Indonesia yang memulai dari posisi yang lebih rendah dan mengingat kita belum memiliki perjanjian perdagangan bebas (FTA) dengan AS, saya rasa ini bisa menjadi suatu potensi keuntungan dan kerja sama yang saling menguntungkan,“ tutur Anin.

    Sejumlah pengunjung mengamati mobil listrik yang dipamerkan dalam Indonesia International Motor Show (IIMS) 2024 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (22/2/2024). (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

    Anin menjelaskan, Indonesia memang sangat berkeinginan dan membutuhkan peran dalam ekosistem rantai pasokan kendaraan listrik. Indonesia memiliki tekad kuat dan sumber daya yang diperlukan untuk berkontribusi pada dunia.

    Menurut Anin, Dari sisi sumber daya alam, Indonesia memiliki cadangan mineral strategis yaitu 22 persen cadangan nikel dunia ada di Indonesia. Belum lagi ditambah dengan timah, tembaga, dan bauksit yang masuk dalam lima besar dunia. Dari sisi energi, kami memiliki potensi energi terbarukan yang luar biasa, mulai dari panas bumi, hidro, tenaga surya, hingga angin.

    “Pemerintah bahkan menargetkan pembangunan pembangkit listrik sebesar 100 gigawatt dalam 15 tahun ke depan, dengan 75 persen di antaranya dari energi terbarukan. Angka 75 gigawatt ini setara dengan total kapasitas pembangkit yang sudah terpasang di Indonesia saat ini,” kata Anin.

    Tak hanya itu, Anin menuturkan bahwa Indonesia juga dianugerahi kekayaan biodiversitas yang luar biasa, mulai dari hutan, lahan gambut, mangrove, hingga terumbu karang, dengan potensi penyerapan karbon mencapai 500 gigaton.

    “Potensi ini bisa menjadi sumber pendanaan untuk berbagai inisiatif hilirisasi kami. Selain itu, dengan populasi 285 juta jiwa, dan jika melihat Asia Tenggara secara keseluruhan yang mencapai 800 juta jiwa, kami memiliki pasar yang sangat menjanjikan,“ kata Anin.

    Selain Anin, dalam Sesi Diskusi “Industri di Era Cerdas“ yang bertema “Mendapatkan Rantai Pasokan EV yang Tepat” itu juga hadir sebagai panelis Menteri Sains, Teknologi, dan Inovasi, Departemen Sains, Teknologi, dan Inovasi Afrika Selatan Bonginkosi Emmanuel Nzimande, Co-Chairman Contemporary Amperex Technology Co., Limited, Pan Jian, Presiden Federasi Buruh AS dan Kongres Organisasi Industri Elizabeth Shuler, Pemimpin Eksekutif Rio Tinto Jakob Stausholm, dan dimoderatori oleh Pemimpin Redaksi Business Insider Jamie Heller. (*)

     

  • Trump Cabut Mandat Kendaraan Listrik, Bagaimana Nasib Hilirisasi Nikel RI?

    Trump Cabut Mandat Kendaraan Listrik, Bagaimana Nasib Hilirisasi Nikel RI?

    Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menilai langkah Presiden AS Donald Trump yang mengakhiri mandat kendaraan listrik tidak akan berdampak terhadap perkembangan hilirisasi nikel Indonesia.

    Trump sendiri resmi mengakhiri mandat adaptasi kendaraan berbasis energi hijau yang diinisiasi Mantan Presiden Joe Biden, usai dilantik Senin (21/1/2025).

    Menurutnya, mandat kendaraan listrik tidak mendukung industri otomotif AS yang memproduksi kendaraan-kendaraan berbasis bahan bakar minyak (BBM). Di satu sisi, Indonesia sedang menggenjot hilirisasi nikel untuk produksi bahan baku baterai EV.

    Fabby pun berpendapat hilirisasi nikel di Tanah Air untuk bahan baku baterai kendaraan listrik tak akan terganggu. Pasalnya, pasarnya akan tetap ada.

    Apalagi, Trump hanya mencabut mandat adaptasi kendaraan listrik, bukan meminta menarik peredarannya. Artinya, masyarakat AS tetap berhak untuk membeli kendaraan berbasis setrum tersebut.

    “Jadi saya kira pasarnya akan tetap ada, walaupun tidak tumbuh secepat atau sebesar seperti yang dibayangkan sebelumnya,” kata Fabby kepada Bisnis, Selasa (21/1/2025).

    Dia juga menambahkan bahwa saat ini harga kendaraan listrik cukup kompetitif dibanding konvensional. Oleh karena itu, masyarakat bakal tetap memilih kendaraan listrik.

    Di satu sisi, Fabby mengatakan pangsa pasar utama nikel RI untuk bahan baku baterai kendaraan listrik bukan AS. Dia menyebut saat ini pangsa pasar nikel RI adalag China dan Korea Selatan.

    Hal ini juga ditunjukan oleh pembangunan industri baterai dalam negeri yang diprakarsai China dan Korea. Karenanya, Fabby menilai pertumbuhan pasar kendaraan listrik dalam negeri pun masih cukup tinggi.

    “Jadi kalau kita lihat sebenarnya, Indonesia bisa saja mungkin dalam 5 tahun ke depan bisa memproduksi 300.000-500.000 kendaraan listrik per tahun, untuk memenuhi pasar dalam negeri dan untuk ekspor,” tutur Fabby.

    Fabby pun mengingatkan Indonesia tidak perlu khawatir terhadap dampak kebijakan Trump pada hilirisasi nikel. Pasarnya, nikel RI masih bisa dijual ke negara lain, seperti China, Korea Selatan, hingga Eropa.

    “Justru menurut saya, Amerika yang rugi, kalau nggak beli nikelnya dari Indonesia. Karena mereka sangat bergantung pada teknologi baterai itu,” kata Fabby.

    Sebelumnya, Trump menyatakan akan menghentikan kewajiban adaptasi kendaraan listrik dan mengakhiri perjanjian hijau, menandakan sikap AS untuk keluar dari Perjanjian Paris (Paris Agreement). 

    “Dengan tindakan saya hari ini, kita akan mengakhiri kesepakatan baru yang ramah lingkungan dan kita akan mencabut mandat kendaraan listrik, menyelamatkan industri kita sendiri dan menepati janji suci saya kepada para pekerja industri otomotif Amerika yang hebat,” ujar Trump dalam pidatonya, Senin (21/1/2025).

    Trump berpendapat pencabutan mandat tersebut akan berpengaruh positif bagi industri, tenaga kerja, dan perekonomian AS. 

    Pada Maret 2024, pemerintahan Joe Biden mengesahkan Mandat Kendaraan Listrik (EV Mandate), yang pertama kali diusulkan oleh Badan Perlindungan Lingkungan atau Environmental Protection Agency (EPA). Aturan itu mendorong penggunaan dan adaptasi kendaraan listrik oleh masyarakat. 

    Terdapat insentif pajak konsumen hingga US$7.500 untuk pembelian kendaraan listrik. Targetnya, pada 2032 nanti setidaknya 35% produksi otomotif akan beralih ke kendaraan listrik. Pencabutan mandat kendaraan listrik akan memengaruhi industri maupun konsumen. 

    “Dengan kata lain, anda akan dapat membeli mobil pilihan anda [atau tidak harus kendaraan listrik],” ujar Trump. 

  • Baterai CATL Kena Black List AS, Dituduh Punya Hubungan dengan Militer China

    Baterai CATL Kena Black List AS, Dituduh Punya Hubungan dengan Militer China

    Jakarta

    Produsen baterai kendaraan listrik asal China, CATL, masuk daftar hitam Amerika Serikat karena diduga memiliki hubungan dengan militer China. Selain CATL, perusahaan teknologi terbesar di China, Tencent, juga masuk dalam daftar hitam tersebut, yang artinya tidak akan dapat bekerja sama dengan Departemen Pertahanan AS serta bisnis lokal AS yang memiliki kontrak militer.

    Dikutip dari Carscoops, kini ada 134 perusahaan yang masuk daftar hitam, di mana semuanya mempunyai beberapa operasi bisnis di AS. Sejak beberapa tahun belakangan, AS memang gencar melakukan black list terhadap perusahaan asal China. Salah satunya adalah merek smartphone China, Xiaomi.

    Setelah perusahaan teknologi, kini CATL juga dikabarkan masuk daftar hitam tersebut. CATL telah menyangkal sebagai perusahaan militer China dan mengatakan berencana untuk membantah pencantumannya dalam daftar hitam.

    CATL juga dapat melakukan tindakan hukum setelah tindakan tersebut menyebabkan penurunan harga sahamnya sebesar 2,8%, yang memangkas nilai pasarnya sebesar USD 4,4 miliar atau setara Rp 71,3 triliun.

    Berbicara kepada The New York Times, juru bicara CATL mengatakan perusahaan tersebut ‘tidak pernah terlibat dalam bisnis atau aktivitas yang berhubungan dengan militer’ dan bahwa penambahan perusahaan tersebut ke dalam daftar 1260H Departemen Pertahanan’ tidak membatasi CATL untuk melakukan bisnis dengan entitas lain. Masuknya CATL dalam daftar hitam AS diperkirakan tidak akan berdampak buruk secara substansial pada bisnis mereka.

    Banyak kendaraan listrik terpopuler di dunia menggunakan baterai yang bersumber dari CATL, bahkan beberapa model Tesla yang dijual memakai baterai CATL. Perusahaan ini juga melisensikan teknologi baterainya kepada Ford, yang akan menggunakan teknologi tersebut untuk membangun paket baterai di pabrik senilai USD 3,5 miliar (Rp 56,7 triliun) di Michigan.

    Menurut peneliti senior China di Foundation for the Defense of Democracies, Craig Singleton, kendali CATL atas data yang dikumpulkan oleh stasiun pengisian daya kendaraan listrik dan sistem manajemen baterai dapat dimata-matai oleh pemerintah Tiongkok. Ia mengatakan kepada The Washington Post bahwa hukum China mengharuskan CATL untuk memberikan akses kepada pemerintah atas semua data kepemilikan dan data pelanggannya.

    Daftar terbaru ini diterbitkan tak lama setelah Kementerian Perdagangan China menambahkan 10 perusahaan AS ke dalam ‘daftar entitas tidak dapat diandalkan’. Pada tahun 2021, Xiaomi ditambahkan ke daftar 1260H tetapi berhasil menggugat Pentagon dan dihapus, dengan alasan perusahaan itu tidak memiliki hubungan dengan militer China.

    (lua/riar)