Produk: baterai kendaraan listrik

  • Transisi Energi Jadi Prioritas, Indonesia Perkuat Kerja Sama Kendaraan Listrik dengan Korea Selatan – Halaman all

    Transisi Energi Jadi Prioritas, Indonesia Perkuat Kerja Sama Kendaraan Listrik dengan Korea Selatan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Transisi menuju energi bersih menjadi salah satu prioritas strategis Indonesia untuk mencapai target penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 31,89 persen pada 2030.

    Sebagai bagian dari upaya mendorong percepatan capaian target tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menerima kunjungan EVP & President of Advanced Materials Company LG Chem Dong Choon Kim beserta delegasi, di Kantor Kemenko Perekonomian, beberapa waktu lalu.

    Pertemuan ini membahas peluang dan tantangan di sektor kendaraan listrik serta potensi kerja sama dan investasi LG Chem di Indonesia.

    “Dukungan LG Group bagi pengembangan ekosistem kendaraan listrik dan secara luas untuk pengembangan energi bersih di Indonesia sangat kami butuhkan dan semoga dapat terus ditingkatkan,” ungkap Airlangga.

    Meskipun menghadapi tantangan berupa penurunan permintaan global terhadap kendaraan listrik, Airlangga dan Vice President Kim sepakat bahwa masih terdapat potensi besar untuk pengembangan kendaraan listrik di Indonesia.

    Dalam pertemuan tersebut, LG Chem menyampaikan apresiasi atas dukungan Pemerintah Indonesia terhadap LG Group, khususnya di industri manufaktur yang telah beroperasi di Indonesia sejak lama.

    “Bagi kami, Indonesia akan selalu menjadi mitra strategis bagi LG Chem, terutama di sektor industri hijau,” ujar Vice President Kim.

    LG Chem juga menyoroti peran mereka dalam rantai pasok kendaraan listrik global, termasuk kolaborasi melalui LG Energy Solution dan Hyundai yang telah membangun pabrik sel baterai kendaraan listrik di Karawang Jawa Barat.

    Pembangunan pabrik ini dilakukan dalam dua tahap.

    Tahap pertama dengan kapasitas 10 GWh telah rampung pada 2024, sementara tahap kedua dengan kapasitas 20 GWh saat ini sedang dalam proses pembangunan.

    LG Chem juga mengapresiasi dukungan Pemerintah dalam merealisasikan grand package plan yang mendorong percepatan investasi di sektor ini.

    Selain di sektor kendaraan listrik, LG Chem juga menawarkan potensi kerja sama di bidang biodegradable plastic dengan memanfaatkan teknologi yang dimilikinya.

    Tawaran ini disambut baik oleh Menko Airlangga, yang menegaskan komitmen Pemerintah dalam membuka peluang investasi di berbagai proyek energi bersih. Salah satu sektor yang menjadi perhatian adalah pengolahan kelapa sawit menjadi Sustainable Aviation Fuel (SAF), di mana Indonesia memiliki potensi besar untuk berkembang.

    Sejalan dengan itu, LG Chem yang baru-baru ini mengembangkan produksi SAF di Korea Selatan, menyatakan ketertarikannya untuk berkolaborasi dalam pengembangan SAF di Indonesia. Melalui pertemuan ini, Indonesia dan LG Chem semakin memperkuat kerja sama strategis di sektor energi bersih dan industri kendaraan listrik, sehingga akan membuka jalan bagi kolaborasi yang saling menguntungkan di masa depan.

    Turut hadir mendampingi dalam pertemuan tersebut yaitu di antaranya Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi dan Investasi Kemenko Perekonomian Edi Prio Pambudi, Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Ekonomi Digital Kemenko Perekonomian Ali Murtopo Simbolon, Staf Khusus Menko Perekonomian I Gusti Putu Suryawirawan, dan Tim Ahli Menko Perekonomian Boo Hyung Lee.

  • PLN sediakan 432 unit SPKLU di Pulau Sumatera saat arus mudik 2025

    PLN sediakan 432 unit SPKLU di Pulau Sumatera saat arus mudik 2025

    SPKLU di Pulau Sumatera ini tersebar 358 titik lokasi baik di jalan nasional maupun jalan tol yang ada di Pulau Sumatera,

    Palembang (ANTARA) – PT PLN (Persero) menyediakan sebanyak 432 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Pulau Sumatera saat arus mudik Lebaran 1446 Hijriah/2025.

    Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PT PLN Wiluyo Kusdwiharto saat diwawancarai di Palembang, Jumat mengatakan, pihaknya menyediakan sebanyak 432 unit SPKLU di Pulau Sumatera guna memudahkan masyarakat mengisi daya baterai kendaraan listrik saat arus mudik lebaran.

    “SPKLU di Pulau Sumatera ini tersebar 358 titik lokasi baik di jalan nasional maupun jalan tol yang ada di Pulau Sumatera,” katanya.

    Ia menjelaskan, jumlah petugas yang bersiaga pada SPKLU itu sebanyak 2.848 petugas selama 24 jam. Sehingga, masyarakat tidak akan menunggu lama untuk mengisi baterai dari kendaraan.

    Selain itu, pihaknya juga telah menyiapkan dua unit SPKLU mobile yang digunakan ketika terjadi kendala di salah satu SPKLU,

    “SPKLU mobile ini akan langsung mendatangi titik-titik yang terjadi kendala,” jelasnya.

    PLN berharap dengan berbagai fasilitas itu masyarakat dapat lebih merasa aman dan nyaman menggunakan kendaraan listrik saat arus mudik Lebaran 2025, kata Wiluyo.

    Pewarta: Ahmad Rafli Baiduri
    Editor: Abdul Hakim Muhiddin
    Copyright © ANTARA 2025

  • Moreno Soeprapto: Ekspor Baterai EV Tingkatkan Nilai Tambah Indonesia

    Moreno Soeprapto: Ekspor Baterai EV Tingkatkan Nilai Tambah Indonesia

    Jakarta, Beritasatu.com – Pembalap sekaligus politisi DPR, Moreno Soeprapto, menekankan pengembangan industri kendaraan listrik (EV) di Indonesia seharusnya tidak hanya sekadar mengikuti tren global, tetapi juga memperhatikan kebutuhan dalam negeri dan potensi pasar global.

    “Saya melihat pengembangan energi di Indonesia saat ini terlalu fokus pada industri baterai EV saja. Padahal, kita perlu memastikan pasokan listrik di rumah dan sekolah di daerah-daerah juga tercukupi,” ujar Moreno Soeprapto dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komisi XII dengan Dirut IBC, PLN, ANTAM, dan Pertamina di ruang rapat Komisi XII, Jakarta, beberapa waktu lalu.

    Adik kandung Ananda Mikola ini menyarankan agar Indonesia tidak hanya fokus pada pengembangan kendaraan listrik, khususnya mobil, tanpa mempertimbangkan teknologi lainnya.

    “Jika kita hanya berfokus pada kendaraan listrik, sementara industri global sudah mengembangkan teknologi hidrogen maka kita bisa ketinggalan,” ucapnya.

    “Jadi, jangan sampai kita sedang membangun pabrik kendaraan listrik, sementara dunia internasional sudah beralih ke teknologi lain. Akhirnya, kita hanya menjadi pengikut dan konsumen di negeri sendiri,” tambahnya.

    Moreno Soeprapto meminta agar pengembangan industri baterai kendaraan listrik tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga dapat memenuhi permintaan pasar global, termasuk sektor industri di luar otomotif.

    “Apabila strategi yang tepat diterapkan, ekspor baterai ke luar negeri dapat memberikan nilai tambah yang besar bagi Indonesia,” tutup Moreno Soeprapto yang meyakini ekspor baterai EV bisa meningkatkan Nilai Tambah Indonesia.

  • PLN Ungkap Titik Kepadatan SPKLU saat Mudik Lebaran Tahun Ini

    PLN Ungkap Titik Kepadatan SPKLU saat Mudik Lebaran Tahun Ini

    Bisnis.com, JAKARTA – PT PLN (Persero) mengungkapkan sejumlah titik stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) yang berpotensi padat selama masa mudik Lebaran tahun ini.

    Direktur Distribusi PLN Adi Priyanto menuturkan, untuk arah Jakarta menuju area tengah dan timur Jawa, kepadatan SPKLU akan terjadi Cirebon, Batang, Semarang, hingga Ngawi.

    Sebab, pada area tersebut baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) dari Jakarta mulai menipis.

    “Kami melakukan experience itu dan di tempat-tempat tadi, sekitar Cirebon, kemudian Batang, Semarang, kemudian kalau di Jawa Timur itu di Ngawi, Madiun,” kata Adi dalam konferensi pers di Kantor Kementerian BUMN, Kamis (20/3/2025).

    Oleh karena itu, pihaknya akan memperbanyak jumlah SPKLU di wilayah-wilayah tersebut. Selain itu, sejumlah SPKLU di kantor PLN setempat pun akan dikerahkan.

    Selain di Jawa, Adi juga menyebut kepadatan pengisian SPKLU berpotensi terjadi di Bali. Sementara itu, untuk area Sumatra kepadatan SPKLU berpotensi terjadi Lampung, Palembang, sampai Medan. 

    “Medan juga termasuk banyak sehingga kami juga menyediakan sepanjang tol di Sumatra, kemudian kota-kota di tempat-tempat keramaian di kota-kota tersebut,” tutur Adi.

    PLN mencatat jumlah pemudik yang menggunakan kendaraan listrik diperkirakan melonjak hingga 5 kali lipat pada periode libur Idulfitri 1446 Hijriah. 

    Dalam hal ini, PLN telah menambah jumlah SPKLU hingga 7,5 kali lipat di titik-titik dengan okupansi tertinggi pada jalur mudik Trans Sumatra dan Jawa.

    Perinciannya, PLN telah menyediakan total 3.558 unit SPKLU yang tersebar di 2.412 titik strategis di seluruh Indonesia, sedangkan untuk jalur mudik Trans Sumatra dan Jawa, PLN menyediakan sebanyak 1.000 unit SPKLU di 615 lokasi. 

  • Airlangga Tawarkan Nikel RI ke Produsen Mobil Listrik Vietnam VinFast

    Airlangga Tawarkan Nikel RI ke Produsen Mobil Listrik Vietnam VinFast

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menawarkan kerja sama dengan produsen mobil listrik asal Vietnam, VinFast. Airlangga menyatakan Indonesia siap menyediakan nikel untuk bahan baku baterai mobil listrik dari VinFast.

    Penawaran tersebut disampaikan Airlangga dalam forum Vietnam-Indonesia High-Level Business Dialogue di Hotel Raffles, Jakarta Selatan pada Senin (10/3/2025). Turut hadir Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam (PKV) To Lam beserta jajaran pejabat Negeri Naga Biru itu.

    Airlangga menjelaskan bahwa pemerintah menyambut baik ekspansi VinFast ke pasar Indonesia. Kendati demikian, sambungnya, ekspansi tersebut juga bisa berlanjut ke kerja sama di level yang lebih tinggi.

    “Indonesia juga merupakan salah satu produsen nikel terbesar atau bahan baku baterai kendaraan listrik. [Kami] bersedia bekerja sama dengan VinFast,” ujar Airlangga ketika memberikan sambutan.

    Menurut politisi Partai Golkar itu, kerja sama tersebut akan saling menguntungkan kedua negara. Dia meyakini Indonesia dan Vietnam memiliki kemampuan ekonomi, sistem, dan rantai pasok yang saling melengkapi termasuk di bidang kendaraan listrik. “Sehingga, produk kita akan kompetitif di pasar global,” jelasnya.

    Dia menekankan bahwa mengindentifikasi dan mengeksekusi potensi kerja sama akan mengakselerasi meningkatkan pertumbuhan ekonomi kedua negara.

    Di samping itu, Airlangga menjelaskan notabenenya perdagangan antara Vietnam dan Indonesia sudah bebas tarif karena kesepakatan Asean Trade in Goods Agreement (ATIGA). Hanya saja, sambungnya, kedua negara masih mempunyai kebijakan non-tarif (non-tariff measures) yang berkaitan dengan pembatasan hingga sanksi perdagangan.

    “Oleh karena itu, kami meminta semua menteri dari kedua belah pihak untuk bekerja sama dan mengatasi masalah ini. Diharapkan dengan mengatasi masalah ini, perdagangan kita akan meningkat secara eksponensial,” ucap Airlangga.

    Dia pun menekankan bahwa hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Vietnam sudah terjadi selama 70 tahun. Oleh sebab itu, dia meyakini kedua negara harus memperkuat kerja sama pada level yang lebih tinggi.

    Apalagi, lanjutnya, jumlah populasi Indonesia dan Vietnam hampir mencapai 400 juta. Airlangga pun meyakini kerja sama tidak hanya menguntungkan kedua negara, tetapi juga dunia.

    Airlangga mencatat bahwa nilai perdagangan bilateral antara Vietnam dan Indonesia sudah mencapai US$15 miliar pada 2024. Pada 2028, nilai perdagangan bilateral kedua negara ditargetkan mencapai US$18 miliar.

    Sementara itu, To Lam mengapresiasi semakin eratnya kerja sama investasi dan perdagangan antara Vietnam dan Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Dia berharap persahabatan kedua negara bisa terus berlanjut di masa mendatang.

    Orang nomor satu di partai penguasa Vietnam itu turut berharap agar para pelaku usaha di kedua negara bisa lebih jauh mengeksplorasi peluang dan memperluas investasi di bidang sains dan teknologi, inovasi, penelitian dan pengembangan; semikonduktor, manufaktur chip, AI, IOT; energi baru seperti hidrogen, energi terbarukan; keuangan, pusat keuangan; hingga perawatan kesehatan, dan bioteknologi.

    Menurutnya, sektor-sektor tersebut memiliki potensi besar baik di Vietnam maupun Indonesia. Apalagi, lanjutnya, sektor-sektor tersebut membutuhkan dukungan investasi.

  • Maroef Sjamsoeddin Diangkat Jadi Dirut MIND ID, Gantikan Hendi Prio

    Maroef Sjamsoeddin Diangkat Jadi Dirut MIND ID, Gantikan Hendi Prio

    Jakarta, CNBC Indonesia – Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Holding Industri Pertambangan MIND ID pada hari ini, Senin (03/03/2025) telah memutuskan untuk merombak petinggi MIND ID.

    Berdasarkan sumber CNBC Indonesia, RUPS menunjuk Maroef Sjamsoeddin sebagai Direktur Utama MIND ID, menggantikan Hendi Prio Santoso yang telah menjabat sebagai Direktur Utama MIND ID sejak 29 Oktober 2021.

    Terpantau, profil Hendi Prio Santoso sebagai Direktur Utama MIND ID sudah tidak dipublikasikan lagi di situs resmi MIND ID pada Senin (03/03/2025) siang pada pukul 15.30 WIB ini.

    Perlu diketahui, Maroef Sjamsoeddin sebelumnya juga pernah menjabat sebagai pemimpin di perusahaan pertambangan di Tanah Air. Maroef pernah menjabat sebagai Presiden Direktur PT Freeport Indonesia pada 2015-2016.

    Adik dari Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin ini merupakan purnawirawan TNI Angkatan Udara. Lulus dari Akademi Angkatan Udara pada 1980, Maroef pernah menjabat sebagai Komandan Skadron 465 Paskhas, Atase Pertahanan RI untuk Brasil, Direktur Kontra Separatis BIN, Sahli Hankam BIN dan Wakil Kepala BIN selama periode 2011-2014.

    Kinerja Hendi

    Selama empat tahun memimpin MIND ID, Hendi telah melakukan beberapa terobosan, baik dalam proyek pertambangan maupun hilirisasi di sejumlah perusahaan tambang di bawahnya. Sejumlah megaproyek hilirisasi besar tuntas dilakukan di bawah kepemimpinannya, seperti tuntasnya pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) tembaga bernilai Rp 58 triliun yang dioperasikan PT Freeport Indonesia, lalu Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) bernilai investasi hingga Rp 16 triliun di Mempawah, Kalimantan Barat.

    Beberapa proyek strategis ke depan lainnya meliputi implementasi Proyek Dragon di PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dimana telah memasuki tahap joint venture dengan perusahaan baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) terbesar asal China, yakni Cotemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL).

    Proyek strategis lainnya yakni proyek PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang berfokus pada upaya mengatasi kendala angkutan logistik. PTBA proaktif mengembangkan solusi untuk mengatasi kendala ini dengan melakukan pengembangan kapasitas angkutan lainnya.

    Selanjutnya, MIND ID melalui ANTM berupa Commodity Monetizing. Di antaranya, proyek EV Battery, Proyek Dragon dan proyek Titan yang bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan komoditas mineral dalam produksi baterai kendaraan listrik.

    MIND ID merupakan BUMN holding industri pertambangan yang beranggotakan PT ANTAM Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT INALUM, PT Timah Tbk, dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO).

    Dalam kurun lima tahun terakhir, total aset MIND ID mengalami pertumbuhan hingga 57,22% dari Rp164,84 triliun pada 2019 menjadi Rp259,18 triliun pada 2023.

    Sementara itu, compound annual growth rate (CAGR) atau tingkat pertumbuhan total aset grup MIND ID pada periode 2019 hingga 2023 tercatat sebesar 9,47%.

    (wia)

  • Eropa Punya Terobosan Baterai, Dunia Setop Bergantung ke RI & China?

    Eropa Punya Terobosan Baterai, Dunia Setop Bergantung ke RI & China?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Dua perusahaan rintisan (startup) asal Eropa mengumumkan terobosan dalam pengembangan baterai listrik daur ulang yang bisa memutus ketergantungan dunia atas China.

    Baterai daur ulang yang dikembangkan oleh Altilium asal Inggris dan Tozero asal Jerman adalah upaya untuk memenuhi syarat kendaraan listrik yang berlaku di Eropa mulai Agustus 2030. Sebanyak 6 persen lithium dan nikel serta 16 persen kobalt yang digunakan dalam baterai mobil listrik di Eropa harus didapatkan dari proses daur ulang. Kandungan minimum tersebut akan terus dinaikkan setiap 5 tahun.

    Terobosan dua startup asal Eropa, menurut Reuters, merupakan kompetisi bagi China yang kini memiliki teknologi terdepan dalam hal daur ulang baterai.

    Altilium menyatakan penelitian dari Imperial College menunjukkan bahwa baterai kecil yang dibuat dari katoda daur ulang memiliki kinerja sama baiknya dengan baterai yang dibuat dari material baru. Katoda baterai kendaraan listrik biasanya menggunakan material lithium, kobalt, nikel, dan mangan.

    Indonesia adalah salah satu produsen terbesar nikel, yang salah satunya digunakan untuk pembuatan baterai mobil listrik.

    CEO Altilium Christian Marston menyatakan bahwa material daur ulang mengurangi emisi CO2 sebesar 70 persen dan lebih murah 20 persen, dibanding material baru.

    “Terobosan teknis nyata ini membuat penggunaan material daur ulang tak berisiko bagi pabrikan mobil,” kata Marston kepada Reuters, Kamis (13/2/2025).

    Altilium kini bekerja sama dengan Tata Motors asal India untuk membuat sel baterai menggunakan material yang didaur ulang dari Jaguar i-Pace.

    Tozero asal Jerman yang didukung oleh Honda tengah mengembangkan pabrik grafit daur ulang. Mereka mengklaim proses hidrometalurgi yang dikembangkan tidak menghasilkan emisi (net zero) jika didukung oleh energi terbarukan. Grafit saat ini berkontribusi hingga 40 persen dari jejak karbon baterai liithium ion.

    Rencananya pabrik Tozero mulai berproduksi pada 2027 dengan kapasitas mencapai 2.000 ton grafit daur ulang per tahun yang diperkirakan cukup untuk memproduksi 50.000 mobil listrik.

    (fsd/fsd)

  • Komponen Baterai Mobil Listrik dari RI: Diproses di China, Dikirim ke Amerika-Eropa

    Komponen Baterai Mobil Listrik dari RI: Diproses di China, Dikirim ke Amerika-Eropa

    Jakarta

    Bahan baku komponen baterai mobil listrik di dunia berasal dari Indonesia. Setelah itu diproses di China baru selanjutnya dikirim ke Amerika dan Eropa.

    Indonesia berpeluang menjadi pemain besar di pasar kendaraan listrik global. Sebab, Indonesia memiliki cadangan nikel yang besar. Terlebih lagi, hampir separuh bahan baku untuk baterai kendaraan listrik ternyata berasal dari Indonesia. Direktur Utama Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho mengatakan, proses hilirisasi dari bahan baku baterai seperti nikel masih banyak dilakukan di China. Barulah dari sana, hasil dari pengolahannya didistribusikan ke negara-negara produsen mobil listrik lainnya.

    “Kemungkinan hampir 40-45% kendaraan EV, mobil EV ada di dunia, asalnya (bahan baku) baterainya sebenarnya dari Indonesia. Dari Indonesia dibawa ke China, diproses, terus dikirim ke Amerika, dan Eropa,” kata Toto dikutip detikFinance.

    Berkaca pada hal itu, Toto menyebut Indonesia punya posisi strategis dan potensi besar untuk berkembang di sektor kendaraan listrik global. Di sisi lain, untuk mengelola baterai memang bukan hal mudah. Proses yang harus dilalui antara lain, mining, smelting, dan penyiapan secara kimia. Smelting dan refining itu akan dilakukan di Antam. Selanjutnya calon baterai itu akan diolah menjadi katoda baru selanjutnya membuat sel baterai.

    Tak cuma itu, dibutuhkan juga investasi besar dalam pembuatan sel baterai. Tak kalah penting, daur ulang baterai kendaraan listrik juga harus disiapkan. Toto menjelaskan, nantinya nikel yang sudah digunakan sebagai baterai untuk mobil itu bisa didaur ulang kembali, sehingga nikelnya bisa digunakan kembali.

    Toto menambahkan, hasil dari daur ulang baterai ini menghasilkan hampir 99%, sehingga keberlanjutan akan terjaga. Menurutnya, hal ini menjadi solusi dari kekhawatiran bahwa nikel akan hilang begitu saja usai diolah menjadi baterai.

    “Jadi sustainability itu akan selalu ada. Jadi ketakutan bahwa nikel kita untuk baterai EV itu langsung hilang, ini dengan ini ada solusi sebenarnya,” jelas Toto.

    (dry/din)

  • Sebut Paling Efisien di Dunia, Airlangga Ungkap Keunggulan Kawasan Industri Weda Bay di Maluku Utara – Halaman all

    Sebut Paling Efisien di Dunia, Airlangga Ungkap Keunggulan Kawasan Industri Weda Bay di Maluku Utara – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut Kawasan Industri Weda Bay di Maluku Utara menjadi kawasan industri paling efisien di dunia.

    Hal itu diungkapkan Airlangga saat berbicara di Indonesia Economic Summit (IES) 2025 di Jakarta, Selasa(18/2/2025).

    “Saya telah melihat di mana-mana, tidak ada fasilitas yang semodern, seefisien, dan seproduktif Weda Bay,” ujar Airlangga.

    Kawasan Industri Weda Bay atau Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) merupakan kawasan industri terpadu yang menjadi tempat pengolahan logam berat, termasuk nikel, baterai kendaraan listrik, dan aluminium.

    Produksi bijih nikel dari PT Weda Bay Nickel sendiri berperan penting dalam rantai pasok baja nirkarat global.

    Airlangga menyoroti bahwa keunggulan efisiensi Weda Bay bisa menyaingi negara lain, khususnya China.

    “Itulah sebabnya China sangat khawatir dengan produk baja asal Indonesia,” katanya.

    Airlangga menjelaskan, salah satu faktor utama yang membuat Weda Bay lebih kompetitif adalah biaya transportasi yang lebih murah dibandingkan ke China utara.

    Dengan lokasi yang lebih strategis, pengiriman bahan baku seperti lithium dan bijih besi dari Australia ke Indonesia lebih efisien.

    Meskipun banyak industri di kawasan ini berasal dari China, Weda Bay juga menarik investasi dari perusahaan global lainnya. Perusahaan asal Prancis, Eramet, berinvestasi melalui PT Weda Bay Nickel (WBN), sementara grup bisnis Korea Selatan, Pohang Iron and Steel Company (Posco), turut berperan dalam pengembangan kawasan tersebut.

    Menurutnya, kawasan ini telah menarik investasi sebesar 16 miliar dolar AS dan menghasilkan ekspor senilai 8 miliar dolar AS.

    Dengan angka tersebut, dirinya menilai Weda Bay sebagai salah satu kawasan industri terbesar dan paling efisien di dunia.

    “Jadi saya rasa kita juga diberkahi dengan pasar yang kompetitif, dan untuk kendaraan listrik, saya rasa kita adalah salah satu negara yang memiliki keunggulan kompetitif karena ekosistem kendaraan listrik melalui ekonomi baterai, hal itu dibutuhkan tidak hanya untuk kendaraan listrik, tetapi juga untuk energi terbarukan,” kata Airlangga.

  • Aturan Baru ESDM Wajibkan Badan Usaha Bangun 1 SPKLU di Daerah Non-Padat

    Aturan Baru ESDM Wajibkan Badan Usaha Bangun 1 SPKLU di Daerah Non-Padat

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menerapkan rasio pembangunan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) bagi badan usaha yang mengajukan perizinan dalam rangka pemerataan sebaran charging station. 

    Direktur Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan Havidh Nazif mengatakan, apabila badan usaha membangun lima SPKLU di wilayah padat Jabodetabek, maka badan usaha tersebut wajib membangun satu SPKLU di wilayah non-padat di luar ibu kota provinsi. 

    Sementara itu, di wilayah padat non-Jabodetabek, setiap pembangunan 12 SPKLU wajib membangun satu SPKLU di wilayah non-padat.

    “Tujuan awal dan salah satu trigger kita menyiapkan rencana ini agar distribusi lebih merata jadi tidak bertumpuk, di situ akan memberikan dampak positif tidak hanya ke pelanggan yang membutuhkan charging, tapi bagi badan usaha sendiri untuk bisa dengan badan usaha lainnya dengan sehat berkompetisi,” kata Havidh dalam Coffee Morning Ditjen Gatrik, Selasa (18/2/2025). 

    Pihaknya juga memberikan pilihan untuk wilayah nonpadat bagi badan usaha yang mengajukan izin bangun SPKLU. Adapun, ketentuan tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri ESDM No 24/2025 tentang Rencana Pengembangan SPKLU 2025-2030.

    Dia menerangkan, apabila badan usaha telah membangun lima unit SPKLU dengan teknologi fast charger atau ultra fast charger, maka 1 unit SPKLU di luar wilayah padat diizinkan menggunakan tipe medium charger yang nilai investasinya lebih rendah. 

    “Kita tahu investasi di sini diawal untuk ultra fast charging itu memang sedikit lebih, tapi kita ada tambahan biaya insentif untuk dia bisa survive, keekonomiannya ketemu. Kalau dia pasang medium kan lebih rendah Rp50-Rp60 juta,” jelasnya. 

    Selain itu, dalam aturan tersebut juga mendorong jumlah SPKLU setiap provinsi yang berlokasi di pusat perbelanjaan, perkantoran, industri, rest area tol, stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), pariwisata, rumah sakit, stasiun kereta api, terminal, hotel, pelabuhan dan tempat lainnya. 

    Lebih lanjut, Kepmen tersebut juga mengatur agar PT PLN (Persero) wajib memprioritaskan pengembangan SPKLU di luar pulau Jawa dan Bali, serta badan usaha menyampaikan laporan realisasi SPKLU setiap 6 bulan sekali kepada Menteri ESDM.

    Berdasarkan catatan Kementerian ESDM, hingga Desember 2024, telah dibangun SPKLU & charging station sebanyak 3.202 unit di 2.180 lokasi. Untuk stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU), hingga Desember 2024, telah dibangun 1.902 unit di 1.902 lokasi.

    Sementara itu, dalam proyeksi 2025 total SPKLU mencapai 5.810 unit dan proyeksi 2030 mencapai 62.918 unit yang mencakup Jawa sebanyak 50.620 unit SPKLU, Sumatra 4.826 unit SPKLU, Kalimantan 1.957 unit SPKLU, Bali dan Nusa Tenggara 3.143 unit SPKLU, serta Sulawesi, Maluku, dan Papua 2.373 unit.