Produk: baterai kendaraan listrik

  • Erick Thohir Buka Peluang Gandeng Qatar hingga Amerika Serikat Investasi Proyek Baterai EV – Page 3

    Erick Thohir Buka Peluang Gandeng Qatar hingga Amerika Serikat Investasi Proyek Baterai EV – Page 3

    Sebelumnya, Presiden Indonesia Prabowo Subianto optimistis Indonesia tetap menjadi tujuan investasi yang menarik dan menjanjikan bagi banyak investor.

    Hal ini seiring kabar konsorsium asal Korea Selatan yang dipimpin oleh LG yang mundur dari proyek pembangunan rantai pasokan baterai kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) di Indonesia.

    “Ya, pasti ada kerja sama dengan perusahaan lain, tunggu saja,” kata Prabowo saat dimintai tanggapan terkait hal itu, usai menggelar pertemuan tertutup bersama Wakil Perdana Menteri Malaysia Dato’Seri Dr Ahmad Zahid bin Hamidi di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa, (22/4/2025), seperti dikutip dari Antara.

    Presiden Prabowo menekankan keyakinannya terhadap prospek ekonomi nasional.

    “Indonesia besar, Indonesia kuat, Indonesia cerah,” ujar dia.

    Sebelumnya, Konsorsium Korea Selatan yang dipimpin oleh LG telah memutuskan untuk menarik proyek senilai sekitar 11 triliun won (Rp130,7 triliun) untuk membangun rantai pasokan baterai kendaraan listrik (EV) di Indonesia, menurut sumber Yonhap pada Jumat (18/4).

    Konsorsium tersebut meliputi LG Energy Solution, LG Chem, LX International Corp, dan mitra lainnya, telah bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dan sejumlah perusahaan milik negara untuk membangun “rantai nilai menyeluruh” untuk baterai EV.

    Inisiatif tersebut berupaya untuk mencakup seluruh proses mulai dari pengadaan bahan baku hingga produksi prekursor, bahan katode dan pembuatan sel baterai.

    Indonesia adalah produsen nikel terbesar di dunia, bahan utama dalam baterai EV.

    Proyek Titan ini sebelumnya diharapkan dapat menggapai ambisi Indonesia menjadi hub dari baterai kendaraan listrik.

  • Pemerintah Pastikan Proyek Investasi EV Battery Tetap Berjalan

    Pemerintah Pastikan Proyek Investasi EV Battery Tetap Berjalan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan bahwa proyek investasi kendaraan listrik (EV) senilai USD 9,8 miliar yang telah disepakati antara Indonesia dan LG Energy Solution dari Korea Selatan pada 18 Desember 2020 tetap berjalan sesuai rencana, meskipun LG Energy Solution memutuskan mundur dari sebagian proyek yang tergabung dalam skema “Indonesia Grand Package”. Proyek ini mencakup pengembangan rantai pasok baterai EV secara terintegrasi, mulai dari penambangan hingga produksi baterai.

    Sebagai bagian dari komitmen investasi tersebut, pada 3 Juli 2024, Presiden ke-7 Joko Widodo meresmikan pabrik sel baterai EV pertama di Indonesia yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat. Pabrik ini adalah hasil kerja sama antara Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution melalui PT HLI Green Power dan telah beroperasi dengan kapasitas produksi tahunan sebesar 10 Gigawatt hour (GWh).

    Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia menegaskan, bahwa secara keseluruhan proyek tidak mengalami perubahan mendasar. Yang terjadi adalah penyesuaian mitra investasi dalam struktur joint venture (JV).

    “Secara konsep, pembangunan dari Grand Package ini tidak ada yang berubah. Infrastruktur dan rencana produksi tetap sesuai dengan peta jalan awal. Perubahan hanya terjadi pada level investor, di mana LG tidak lagi melanjutkan keterlibatannya pada JV 1, 2, dan 3 yang baru, dan telah digantikan oleh mitra strategis dari Tiongkok, yaitu Huayou, bersama BUMN kita,” ungkap menteri asal Papua ini alam keterangan resmi Selasa (22/4/2025).

    Bahlil juga menanggapi kekhawatiran publik terkait dampak ketegangan geopolitik dan kondisi ekonomi global terhadap kelangsungan proyek.

    “Perlu kami sampaikan bahwa proyek ini tidak terpengaruh oleh dinamika global seperti perang atau ketidakpastian ekonomi. Investasi senilai hampir USD 8 miliar untuk pengembangan tahap berikutnya tetap berjalan. Groundbreaking tahap lanjutan direncanakan dilakukan dalam tahun ini, sehingga tidak ada penghentian atau pembatalan investasi sebagaimana yang mungkin dikhawatirkan masyarakat,” jelas Bahlil.

    Secara keseluruhan, Pemerintah kembali menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjaga kesinambungan proyek hilirisasi baterai kendaraan listrik.

    “Pergantian investor adalah dinamika yang lazim dalam proyek berskala besar. Yang penting bagi kami adalah bahwa semua mitra tetap berkomitmen, dan pemerintah hadir untuk memastikan proses transisi berlangsung lancar. Proyek ini sudah berjalan, sebagian telah diresmikan dan mulai produksi, dan sisanya akan terus kami kawal hingga tuntas sesuai target. Tidak ada yang berubah dari tujuan awal yaitu menjadikan Indonesia sebagai pusat industri kendaraan listrik dunia,” tutup Bahlil.

    Pemerintah, melalui kerja sama lintas sektor antara Kementerian ESDM, Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), serta Satuan Tugas Hilirisasi terus berkomitmen memastikan seluruh proyek dalam Grand Package terealisasi tepat waktu dan sesuai standar. Langkah ini merupakan bagian integral dari strategi hilirisasi industri nikel dan transisi energi nasional menuju ekosistem kendaraan listrik yang berdaya saing global. 

    (bul/bul)

  • Investasi LG Sebesar Rp130 Triliun Batal di Indonesia, Presiden Prabowo Merespons Begini

    Investasi LG Sebesar Rp130 Triliun Batal di Indonesia, Presiden Prabowo Merespons Begini

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Investasi baterai untuk kendaraan listrik yang direncanakan pihak LG di Indonesia ternyata batal. Padahal, nilai investasi yang diwacanakan cukup besar yakni sekitar Rp130 triliun.

    Atas informasi batalnya investasi LG tersebut, Presiden Prabowo Subianto merespons batalnya investasi baterai kendaraan listrik (EV) senilai 11 triliun won atau setara Rp130 triliun (asumsi 1 won = Rp 11,826).

    Dia enggan berkomentar banyak soal hengkangnya LG dari proyek tersebut. Meski begitu, Prabowo yakin Indonesia akan mendapatkan investasi di bidang itu dari negara lain.

    “Ya, pasti ada (investasi dari negara lain), tunggu saja,” ucap Prabowo di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, pada Selasa (22/4).

    Eks Menteri Pertahanan itu pun optimistis bahwa Indonesia adalah negara besar dan kuat. “Indonesia besar, Indonesia kuat, Indonesia cerah,” kata dia.

    Sebelumnya, Konsorsium Korea Selatan (Korsel) yang dipimpin oleh LG telah memutuskan untuk menarik proyek senilai sekitar 11 triliun won atau Rp 130,7 triliun di Indonesia.

    Proyek yang dimaksud adalah pembangunan rantai pasokan baterai kendaraan listrik (EV).
    Konsorsium tersebut meliputi LG Energy Solution, LG Chem, LX International Corp, dan mitra lainnya. (fajar)

  • Moeldoko Sebut Batalnya Konsorsium Baterai LG Tidak Akan Berdampak ke Industri EV – Halaman all

    Moeldoko Sebut Batalnya Konsorsium Baterai LG Tidak Akan Berdampak ke Industri EV – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Keputusan konsorsium LG yang membatalkan proyek pembangunan rantai pasok baterai kendaraan listrik (EV) terintegrasi senilai 11 triliun won atau sekitar 7,7 miliar dolar AS di Indonesia diyakini tidak mempengaruhi investasi di industri EV di Indonesia.

    “Secara keseluruhan di Indonesia enggak. Mungkin justru malah ada yang senang begitu ya. Ini kan berkaitan dengan persaingan bisnis,” kata Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) Moeldoko usai konferensi pers penyelenggaraan pameran kendaraan listrik PEVS 2025 di Kemayoran, Jakarta, Selasa (22/4/2025).

    Menurut dia, batalnya konsorsium LG di investasi tersebut membuka peluang investasi baru pemain EV lainnya untuk masuk.

    “Mungkin ada pabrikan yang senang karena (LG) nggak jadi ke sini, akhirnya mengurangi persaingan dan sebagainya. Tapi bagi Indonesia, saya pikir tetap menciptakan iklim investasi yang sebaik-baiknya,” kata Moeldoko.

    Dia membantah, batalnya investasi konsorsium LG karena buruknya iklim investasi di Indonesia.

    “Enggak, belum bisa dikatakan lampu kuning, karena itu baru satu perusahaan. Tapi kalau masif itu mungkin muncul pertanyaan ada apa, kan begitu. Tapi satu perusahaan di tengah-tengah lingkungan global seperti ini, sulit untuk disimpulkan,” kata dia.

    Moeldoko berpendapat, industri EV di Indonesia tetap melaju, tercermin dari semakin banyaknya peserta pameran EV yang akan digelar akhir April mendatang.

    “Apapun situasinya, kita lihat sendiri bahwa penyelenggaraan Periklindo (PEVS) itu gegap gempita sekarang. Ini juga menunjukkan bahwa semangat berinvestasi di Indonesia tidak kendor.”

    “Ini terindikasi dari penyelenggaraan pameran Periklindo. Itu pesertanya semuanya semangat dan semakin banyak,” ujar Moeldoko.

    Konsorsium LG membatakan investasi di industri baterai EV terintegrasi di Indonesia senilai 11 triliun Won atau setara Rp 129,8 triliun.

    Kabar tersebut diungkap oleh kantor berita Yonhap News Agency, Jumat (18/4/2025). Konsorsium LG mencakup LG Energy Solution, LG Chem, LX International Corp., serta sejumlah mitra lainnya.

    Sejak awal, untuk proyek ini konsorsium LG menggandeng pemerintah Indonesia dan BUMN untuk membangun ekosistem baterai EV dari hulu ke hilir, mulai dari pengadaan bahan baku, produksi prekursor katoda, hingga pembuatan sel baterai.

    Namun, proyek ambisius tersebut dibatalkan menyusul perubahan lanskap industri kendaraan listrik secara global.

    Fenomena “EV chasm” atau tren perlambatan permintaan kendaraan listrik di pasar dunia, menjadi salah satu pemicu utama.

    “Melihat kondisi pasar dan lingkungan investasi saat ini, kami memutuskan untuk keluar dari proyek tersebut,” sebut seorang eksekutif LG Energy Solution kepada Yonhap.

    Meski proyek tersebut batal, LG tetap melanjutkan bisnis yang sudah berjalan di Indonesia. Misalnya tetap melanjutkan pabrik baterai EV milik PT HLI Green Power di Karawang, Jawa Barat, hasil kerja sama antara LG dan Hyundai Motor Group.

     

  • LG Batal Investasi di Indonesia, Prabowo Pastikan Gandeng Investor Baru – Halaman all

    LG Batal Investasi di Indonesia, Prabowo Pastikan Gandeng Investor Baru – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto memastikan Indonesia akan menjalin kerjasama dengan investor baru menyusul batalnya investasi konsorsium LG dalam industri baterai kendaraan listrik di Indonesia.

    Hal itu disampaikan Presiden usai menerima kunjungan Wakil Perdana Menteri Malaysia Dato’ Seri Dr. Ahmad Zahid bin Hamidi di Istana Merdeka, Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (22/4/2025).

    “Ya pasti ada, tunggu aja,” kata Presiden Prabowo.

    Presiden menekankan bahwa bangsa Indonesia harus optimis dalam menghadapi sejumlah tantangan di masa depan.

    Menurutnya Indonesia merupakan negara yang besar.

    “Indonesia besar, Indonesia kuat, Indonesia cerah,” kata Prabowo.

    Sebelumnya Konsorsium Korea Selatan yang dipimpin oleh LG resmi membatalkan proyek pembangunan rantai pasok baterai kendaraan listrik (EV) terintegrasi senilai 11 triliun won atau sekitar 7,7 miliar dolar AS atau sekitar Rp 129,8 triliun (asumsi kurs Rp 16.862 per dollar AS) di Indonesia.

    Batalnya investasi tersebut dilaporkan oleh kantor berita Yonhap News Agency pada Jumat (18/4/2025).

    Konsorsium ini mencakup LG Energy Solution, LG Chem, LX International Corp., serta sejumlah mitra lainnya.

    Sejak awal mereka menggandeng pemerintah Indonesia dan BUMN untuk membangun ekosistem baterai EV dari hulu ke hilir, mulai dari pengadaan bahan baku, produksi prekursor katoda, hingga pembuatan sel baterai.

    Namun proyek ambisius tersebut kini dibatalkan menyusul perubahan lanskap industri kendaraan listrik secara global.

    Fenomena “EV chasm” yakni perlambatan permintaan kendaraan listrik di pasar dunia, menjadi salah satu pemicu utama.

    Meski membatalkan proyek tersebut, LG memastikan tetap melanjutkan bisnis yang sudah berjalan di Indonesia.

    Salah satunya adalah pabrik baterai EV milik PT HLI Green Power di Karawang, Jawa Barat, hasil kerja sama antara LG dan Hyundai Motor Group.

  • LG Batal Investasi Rp 129 T di RI, Prabowo: Tenang Saja, Indonesia Kuat

    LG Batal Investasi Rp 129 T di RI, Prabowo: Tenang Saja, Indonesia Kuat

    Jakarta

    Presiden Prabowo Subianto buka suara soal hengkangnya raksasa elektronik Korea Selatan, LG, dari proyek besar pengembangan baterai kendaraan listrik di Indonesia.

    Prabowo nampak percaya diri hengkangnya LG tidak akan jadi masalah besar untuk industri Indonesia. Dia juga bilang meski LG hengkang, nantinya akan ada lagi mitra investor dari negara lain yang masuk ke proyek baterai kendaraan listrik.

    Dia mengatakan Indonesia adalah negara besar dan memiliki kondisi yang kuat. Prabowo juga menekankan prospek Indonesia ke depannya akan cerah terang benderang.

    “Pasti ada lah (pengganti LG). Tenang saja, Indonesia besar, Indonesia kuat ya, Indonesia cerah,” beber Prabowo kepada awak media di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Selasa (22/4/2025).

    Dalam catatan detikcom, LG dilaporkan mundur dari proyek investasi senilai 11 triliun won atau US$ 7,7 miliar setara Rp 129 triliun (kurs Rp 16.800) di Indonesia. Investasi itu terkait proyek rantai pasok baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).

    Semula, konsorsium yang meliputi LG Energy Solution, LG Chem, LX International Corp dan mitra lainnya akan bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dan BUMN dalam proyek baterai EV mencakup pengadaan bahan baku, produksi prekursor, bahan katode, hingga pembuatan sel baterai.

    Indonesia merupakan produsen nikel terbesar di dunia yang dibutuhkan dalam industri baterai EV. Sumber yang mengetahui kabar ini menyebut keputusan LG dilakukan usai berkonsultasi dengan pemerintah Indonesia.

    Menurutnya batalnya realisasi investasi disebabkan karena adanya pergeseran dalam lanskap industri, yaitu ada perlambatan sementara dalam permintaan EV global.

    “Mempertimbangkan kondisi pasar dan lingkungan investasi, kami telah memutuskan untuk keluar dari proyek tersebut,” kata seorang pejabat dari LG Energy Solution, dikutip dari Yonhap News Agency, Senin (21/4/2025).

    LG menyebut akan tetap melanjutkan investasi lainnya yang ada di Indonesia, termasuk proyek baterai Hyundai LG Indonesia Green Power yang dikerjasamakan dengan Hyundai.

    “Namun, kami akan melanjutkan bisnis kami yang ada di Indonesia, seperti pabrik baterai Hyundai LG Indonesia Green Power (HLI Green Power), usaha patungan kami dengan Hyundai Motor Group,” tutup pejabat tersebut.

    (acd/acd)

  • Ferdinand Hutahaean Sindir Pembatalan Investasi Konsorsium Korea: Saya Nggak Heran

    Ferdinand Hutahaean Sindir Pembatalan Investasi Konsorsium Korea: Saya Nggak Heran

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Politikus PDI Perjuangan, Ferdinand Hutahaean, menanggapi kabar soal batalnya investasi konsorsium Korea Selatan yang dipimpin oleh LG Energy Solution dalam proyek baterai listrik di Indonesia.

    Menurut Ferdinand, keputusan tersebut bukanlah sesuatu yang mengejutkan. Ia bahkan menyampaikan sindiran terkait posisi Indonesia dalam rantai pasok bahan baku.

    “Korea batalkan investasi battery? Saya ngga heran,” ujar Ferdinand di X @ferdinand_mpu (22/4/2025).

    Ia kemudian menyinggung soal kepemilikan nikel yang selama ini menjadi komoditas andalan dalam ekosistem baterai kendaraan listrik.

    Ferdinand mengklaim, kendati nikel diambil dari tanah Indonesia, namun penguasaan pasarnya disebut bukan berada di tangan bangsa sendiri.

    “Nikel ya bukan punya kita, belinya dari China,” tandasnya.

    Sebelumnya, Konsorsium asal Korea Selatan yang dipimpin oleh LG Energy Solution akhirnya membatalkan keterlibatannya dalam proyek rantai pasok baterai kendaraan listrik (EV) di Indonesia, dengan nilai mencapai sekitar 11 triliun won atau setara USD 7,7 miliar, atau sekitar Rp129,9 triliun jika mengacu pada kurs Rp16.876 per dolar AS.

    Menurut laporan dari Yonhap News Agency, konsorsium tersebut terdiri dari LG Energy Solution, LG Chem, LX International Corp, serta sejumlah mitra lainnya.

    Diketahui mereka telah menjalin kerja sama dengan pemerintah Indonesia dan beberapa perusahaan BUMN untuk membangun ekosistem baterai EV yang terintegrasi, mulai dari hulu hingga hilir.

    Proyek ini dirancang untuk mencakup seluruh tahapan rantai pasok dari penyediaan bahan mentah, pembuatan prekursor, bahan katode, hingga produksi sel baterai.

  • Menakar Nasib Megaproyek Baterai RI Usai Ditinggal LG

    Menakar Nasib Megaproyek Baterai RI Usai Ditinggal LG

    Bisnis.com, JAKARTA — Keberlanjutan nasib proyek baterai berbasis nikel terintegrasi dari hulu ke hilir Indonesia saat ini masih menggantung usai hengkangnya investor asal Korea Selatan yakni LG Energy Solution.

    Keputusan LG pun mendapat kritik keras dari pemerintah Indonesia. Direktur Jenderal Mineral dan Batu bara (Minerba) Kementerian ESDM Tri Winarno menilai perusahaan asal Korsel ini tidak serius berinvestasi pada proyek baterai kendaraan listrik (EV) di Tanah Air.

    “Dia [LG] sebetulnya niat enggak sih mau investasi di sini? Bukan, kalau misalnya dia enggak niat ya sudah. Ya memang dari awal enggak ada niat berarti,” kata Tri di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (21/4/2025).

    Dalam proyek baterai RI, konsorsium LG terdiri atas produsen dan manufaktur yang mayoritas berbasis di Korea Selatan, seperti LG Energy Solution, LG Chem, LG Internasional, dan Posco. Sedangkan, satu mitra mereka berasal dari China yakni Huayou Holding.

    Adapun, konsorsium LG bersama konsorsium BUMN Indonesia Battery Corporation (IBC) tergabung dalam Proyek Titan dengan total komitmen investasi senilai US$9,8 miliar atau sekitar Rp142 triliun. 

    Komitmen investasi itu terdiri atas investasi di hulu tambang senilai US$850 juta, smelter HPAL US$4 miliar, pabrik prekursor/katoda senilai US$1,8 miliar, dan pabrik sel baterai senilai US$3,2 miliar. 

    Progres Mandek

    Pada Februari 2025, IBC (anak usaha anak MIND ID, PLN, Pertamina, dan Antam) melaporkan bahwa kerja sama dengan konsorsium LG masih dalam status sedang berlangsung (on progress) untuk fase pembahasan studi kelayakan (feasibility study).

    Proyek baterai nikel LG ini sebenarnya telah dicetuskan sejak 2019 lalu. Namun, progresnya mandek selama 6 tahun dan LG justru mengumumkan batal investasi di Indonesia pada April 2025.

    Tri pun menilai LG sejak awal selalu tidak tepat waktu dalam mengejar target investasi di RI. Alhasil, proyek pun jalan ditempat.

    Dia mengibaratakan jika seseorang berkomitmen membangun rumah, seharusnya dia segera melakukan pembangunan secepat mungkin.

    “Kan selalu enggak tepat waktu mereka, sudah berapa tahun. Kamu mau bangun rumah, terus habis itu kamu harusnya sudah groundbreaking. [LG] enggak juga. Kan ya sudah, berarti dari mereka memang enggak anu [enggak niat] kan,” jelasnya.

    Kendati demikian, Tri mengatakan, mundurnya LG dari Proyek Titan tidak akan menghambat Indonesia untuk melakukan hilirisasi nikel menjadi baterai. Dia juga optimistis pemerintah segera menemukan pengganti LG.

    “Pasti ada nanti [pengganti LG],” ucap Tri.

    Alasan Hengkang

    LG pun membenarkan kabar mundur dari Proyek Titan. Perusahaan beralasan mundur lantaran ada pergeseran dalam lanskap industri, khususnya EV, yang merujuk pada perlambatan sementara permintaan global.

    “Mempertimbangkan kondisi pasar dan lingkungan investasi, kami telah memutuskan untuk keluar dari proyek tersebut. Namun, kami akan melanjutkan bisnis kami yang ada di Indonesia, seperti pabrik baterai Hyundai LG Indonesia Green Power [HLI Green Power], usaha patungan kami dengan Hyundai Motor Group,” kata seorang pejabat dari LG Energy Solution, dilansir dari Antara, Sabtu (19/4/2025).

    Ini bukan pertama kalinya isu LG hengkang dari proyek baterai RI mencuat. Pada awal 2023 lalu, negosiasi dengan perusahaan asal Korea Selatan itu sempat mandek lantaran implementasi kebijakan Inflation Reduction Act (IRA) di Amerika Serikat (AS) yang mendiskreditkan produksi baterai yang didominasi investasi perusahaan China. 

    Mencari Mitra Baru

    Kabar mundurnya LG dari Proyek Titan pertama kali diungkapkan oleh Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID Dilo Seno Widagdo di Jakarta, Kamis (17/4/2025).

    Dilo tak secara spesifik menjelaskan alasan LG tidak melanjutkan rencana investasinya. Dia hanya menyebut, terdapat banyak faktor yang membuat negosiasi dengan LG tidak mencapai kesepakatan.

  • Video: LG Batalkan Proyek Baterai EV di RI – China Warning

    Video: LG Batalkan Proyek Baterai EV di RI – China Warning

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perusahaan baterai kendaraan listrik asal Korea Selatan yakni lg batal bangun ekosistem baterai electric vehicle atau EV di Indonesia. LG bersama konsorsium perusahaannya menarik investasi 7,7 Miliar setara Rp 128,84 Triliun di Indonesia.

    Sementara itu, China tiba-tiba memperingatkan negara-negara yang tengah melakukan negosiasi tarif dagang dengan Amerika Serikat

    Selengkapnya saksikan di Program Evening Up CNBC Indonesia, Senin (21/04/2025).

  • LG Mundur dari Proyek Ekosistem Baterai Kendaraan Listrik di Indonesia, Apa Sebabnya?

    LG Mundur dari Proyek Ekosistem Baterai Kendaraan Listrik di Indonesia, Apa Sebabnya?

    Jakarta

    LG memutuskan mundur dari proyek konsorsium ekosistem baterai kendaraan listrik di Indonesia. Apa sebabnya?

    LG menarik diri dari proyek senilai 11 triliun won untuk membangun rantai pasok baterai kendaraan listrik di Indonesia. Konsorsium yang terdiri dari LG Energy Solution, LG Chem, LX International Corp. dan beberapa mitra lainnya itu telah bekerja sama dengan pemerintah Indonesia serta beberapa perusahaan BUMN untuk membangun rantai pasok dari awal hingga akhir baterai kendaraan listrik.

    Pembangunan rantai pasok tersebut dimulai dari mencari bahan baku, memproduksi prekursor, bahan katoda, hingga pembuatan sel baterai demikian diberitakan Yonhap News Agency.

    Beberapa sumber menyebut, penarikan diri LG dari konsorsium tersebut dilakukan setelah berkonsultasi dengan pemerintah Indonesia sebab adanya pergeseran lanskap industri. Belakangan juga permintaan kendaraan listrik di dunia mengalami penurunan.

    “Mempertimbangkan kondisi pasar dan lingkungan investasi, kami memutuskan untuk keluar dari proyek ini,” begitu kata seorang pejabat LG Energy Solution.

    “Namun kami akan melanjutkan bisnis kami yang sudah ada di Indonesia, seperti pabrik baterai Hyundai LG Indonesia Green Power (HLI Green Power), perusahaan patungan kami dengan Hyundai Motor Group,” demikian pernyataannya.

    PT HLI Green Power merupakan perusahaan joint venture antara Hyundai Motor Company, LG Energy Solution, dan PT Indonesia Battery Corporation (IBC). Investasi PT HLI Green Power merupakan tindak lanjut dari penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Kementerian Investasi/BKPM dan Konsorsium Hyundai, LG, dan IBC pada 28 Juli 2021.

    Selanjutnya, pada September 2023, Presiden ketujuh Joko Widodo melakukan kunjungan ke PT HLI Green Power untuk melakukan peninjauan langsung atas proses dan hasil produksi sel baterai kendaraan listrik.

    Pabrik sel baterai itu resmi beroperasi berdiri di atas lahan seluas 330.000 meter persegi dengan dana investasi fase pertama mencapai USD 1,2 miliar. Fasilitas ini bisa menghasilkan sel baterai lithium-ion dengan total kapasitas 10 GWh per tahun untuk memenuhi kebutuhan lebih dari 150.000 unit Battery Electric Vehicle (BEV).

    (dry/rgr)