Produk: baterai kendaraan listrik

  • Dua Unit Tiba di Proyek HPAL PT Vale di Pomalaa, Apa Itu Autoclave?

    Dua Unit Tiba di Proyek HPAL PT Vale di Pomalaa, Apa Itu Autoclave?

    FAJAR.CO.ID, SULTRA — PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) menerima dua unit autoclave pertama untuk Proyek High-Pressure Acid Leaching (HPAL) Pomalaa, bagian dari Indonesia Growth Project (IGP) Pomalaa. Menandai kesiapan operasional fasilitas pengolahan nikel berteknologi tinggi di Indonesia.

    Apa itu autoclave?

    Autoclave dalam pertambangan nikel adalah sebuah reaktor tekan berukuran besar yang digunakan dalam proses HPAL.

    Teknologi ini memanfaatkan suhu sangat tinggi dan tekanan ekstrem untuk mengekstraksi nikel dan kobalt dari bijih laterit kadar rendah—jenis bijih yang tidak ekonomis jika diproses melalui metode pirometalurgi biasa.

    Autoclave menjadi inti dari proses tersebut karena ia memungkinkan reaksi kimia berlangsung cepat dan efisien dalam kondisi terkendali.

    Pada proses HPAL, bijih laterit yang sudah dihancurkan dicampur dengan larutan asam sulfat. Campuran ini kemudian dimasukkan ke dalam autoclave.

    Di dalamnya, tekanan bisa mencapai puluhan atmosfer dan temperatur bisa lebih dari 240°C. Kondisi ekstrem ini membuat logam yang terperangkap dalam mineral laterit larut dan terpisah dari unsur-unsur lainnya.

    Autoclave memastikan reaksi berlangsung stabil tanpa kebocoran atau kontaminasi lingkungan.

    Keberadaan autoclave memungkinkan perusahaan tambang memanfaatkan cadangan laterit rendah magnesium yang sebelumnya sulit diekstraksi. Secara ekonomi, hal ini meningkatkan nilai bijih laterit yang melimpah di Indonesia.

    Teknologi ini juga memberi alternatif selain peleburan tradisional, yang sangat intensif energi. Karena itu, autoclave makin populer pada proyek HPAL untuk menghasilkan bahan baku baterai kendaraan listrik.

  • CATL Pimpin Pasar Baterai China November, Penjualan Tembus 179,4 GWh

    CATL Pimpin Pasar Baterai China November, Penjualan Tembus 179,4 GWh

    Jakarta, Beritasatu.com – Industri baterai kendaraan listrik di China mencatatkan pertumbuhan kuat pada November 2025. Data terbaru dari Aliansi Inovasi Industri Baterai Daya Otomotif China menunjukkan lonjakan volume produksi dan penjualan, seiring meningkatnya permintaan domestik dan ekspor.

    Melansir Carnewschina, Sabtu (13/12/2025), sepanjang November, penjualan gabungan baterai daya dan baterai lainnya mencapai 179,4 GWh.

    Angka tersebut naik 8,1% dibandingkan bulan sebelumnya dan melonjak 52,2% secara tahunan. Dari total tersebut, baterai daya menyumbang porsi terbesar sebesar 134,0 GWh atau sekitar 74,7% dari keseluruhan penjualan, dengan pertumbuhan tahunan mencapai 52,7%.

    Sementara itu, kategori baterai non-daya mencatatkan penjualan 45,4 GWh, meningkat 8,9% secara bulanan dan 50,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

    Secara kumulatif, sepanjang Januari hingga November 2025, total penjualan baterai di China mencapai 1.412,5 GWh atau tumbuh 54,7% secara tahunan.

    Penjualan baterai daya mendominasi dengan volume 1.044,3 GWh, setara 73,9% dari total, sedangkan baterai lainnya menyumbang 368,2 GWh atau sekitar 26,1%. Pertumbuhan kategori baterai non-daya tercatat paling tinggi, dengan kenaikan 68,9% secara tahunan.

    Kinerja ekspor juga menunjukkan tren positif. Pada November, ekspor gabungan baterai mencapai 32,2 GWh, meningkat 14,1% dibandingkan Oktober dan naik 46,5% secara tahunan. Volume tersebut setara dengan 17,9% dari total penjualan bulanan.

    Ekspor baterai daya mencapai 21,2 GWh atau 66,0% dari total ekspor, melonjak 70,2% secara tahunan. Adapun ekspor baterai non-daya tercatat 10,9 GWh, naik 24,4% secara bulanan dan 15,3% dibandingkan tahun sebelumnya.

    Untuk periode Januari hingga November, total ekspor baterai China mencapai 260,3 GWh, tumbuh 44,2% dibandingkan tahun lalu. Dari jumlah tersebut, baterai daya menyumbang 169,8 GWh atau 65,2%, sementara baterai lainnya mencapai 90,5 GWh atau 34,8%.

    Dari sisi pemasangan, instalasi baterai daya domestik pada November tercatat sebesar 93,5 GWh. Angka ini naik 11,2% dibandingkan bulan sebelumnya dan meningkat 39,2% secara tahunan.

    Instalasi baterai lithium besi fosfat masih mendominasi dengan volume 75,3 GWh, sedangkan baterai ternary mencapai 18,2 GWh. Secara kumulatif, total instalasi sepanjang sebelas bulan pertama 2025 mencapai 671,5 GWh.

    Dalam persaingan produsen, Contemporary Amperex Technology (CATL) kembali memimpin penjualan baterai gabungan pada November, disusul BYD dan CALB. Untuk kategori baterai daya, CATL berada di posisi teratas, diikuti BYD dan Gotion High Tech.

  • Litium Jadi Pemicu Kebakaran Terra Drone, Awas Kejadian Juga di Mobil Listrik

    Litium Jadi Pemicu Kebakaran Terra Drone, Awas Kejadian Juga di Mobil Listrik

    Jakarta

    Gedung Terra Drone di Jakarta Pusat mengalami kebakaran yang menewaskan 22 orang. Pemicu kebakaran diduga dari baterai litium pada drone.

    Dari hasil pemeriksaan saksi, dugaan sementara penyebab kebakaran bersumber dari baterai drone. “Kalau dari keterangan tadi, memang sementara baru karena baterai ya, baterai dari drone yang terbakar. Namun sebabnya terbakar, saat ini tim Labfor masih bekerja. Mohon waktunya agar tim Labfor bisa segera menangani dan mengetahui titik sumber api pertama dari kebakaran ini,” kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo Condro dikutip detikNews.

    Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta, Bayu Megantara, mengatakan api sudah dicoba dipadamkan oleh karyawan dengan menggunakan lima alat pemadam api ringan (APAR). Namun upaya tersebut tidak berhasil dan asap semakin tebal.

    “Informasi yang kami terima, sudah berupaya dipadamkan dengan APAR. Itu sekitar lima unit APAR berupaya untuk memadamkan,” jelas Bayu.

    Baterai Litium Dipakai Juga di Mobil Listrik

    Baterai litium juga banyak digunakan di kendaraan listrik saat ini. Baterai litium-ion dinilai cocok untuk kendaraan listrik karena memiliki kepadatan energi yang lebih tinggi sehingga memungkinkan desain yang ringkas dan ringan pada kendaraan listrik. Ini merupakan keuntungan yang signifikan ketika keterbatasan ruang dan berat menjadi perhatian.

    Sebenarnya dari pabriknya baterai kendaraan listrik sudah dipastikan aman. Baterai tersebut telah melalui serangkaian pengetesan, bahkan dalam kondisi ekstrem.

    Salah satu pengujian baterai kendaraan listrik adalah nail penetration test. Dalam pengetesan ini, sel baterai ditusuk menggunakan semacam paku dalam kondisi baterai terisi 100 persen State of Charge (SOC). Dalam pengujian itu, baterai tidak boleh terbakar atau meledak.

    Lebih lanjut, ada juga pengujian cycler test pada kondisi suhu ekstrem dan kondisi fast CDC (charging-discharging). Dalam pengetesan itu, baterai dicas secara berulang-ulang dari 0-100 persen kemudian discharging dari 100 ke 0 persen dengan kondisi ekstrem. Pengetesan itu membuktikan bahwa baterai tidak mengalami panas berlebih saat dipakai dalam kondisi ekstrem.

    Kasus Kebakaran Mobil Listrik yang Sulit Dipadamkan

    Meski begitu, ternyata masih ada risiko mobil listrik terbakar. Di luar negeri, sudah ada beberapa kejadian mobil listrik terbakar.

    Baterai mobil listrik yang berbahan litium bisa mengalami kerusakan karena beberapa faktor, di antaranya penyalahgunaan mekanis, kimia, atau termal. Masalah ini kemudian bisa menyebabkan fenomena yang disebut sebagai thermal runaway. Ketika thermal runaway berlangsung, prosesnya hampir mustahil dihentikan. Inilah yang kemudian kerap memicu kebakaran atau bahkan ledakan.

    Tahun lalu, ada kasus kebakaran mobil listrik di Malaysia. Mobil itu disebut tengah dicas dengan menggunakan arus DC. Direktur Jenderal Pemadam Kebakaran Malaysia, Nor Hisham Mohammad berkata, insiden itu terjadi karena adanya kerusakan pada komponen baterai yang kemudian menyebabkan hubungan listrik arus pendek alias korsleting.

    “Hasil investigasi dengan produsen mobil dan tim ahli kami menemukan bahwa kebakaran tersebut tidak disebabkan oleh catu daya atau stasiun pengisian daya. Melainkan karena kerusakan yang sudah ada sebelumnya di dalam kapsul baterai, yang menyebabkan korsleting antarsel,” kata Nor Hisham.

    Ada juga kebakaran kapal kargo di tengah laut yang membawa lebih dari 3.000 mobil dari China, beberapa di antaranya mobil listrik. Kapal tersebut terbakar selama berminggu-minggu dan akhirnya tenggelam. Laporan awal menyebutkan asap besar terlihat dari dek yang memuat kendaraan listrik. Seluruhnya disebut sebagai unit baru.

    Di Amerika Serikat, tepatnya di Pine Level, Carolina Utara, juga pernah ada kejadian kebakaran mobil listrik Tesla Model Y yang sulit dipadamkan. Departemen Pemadam Kebakaran Pine Level memerlukan waktu sejam dan 36 ribu galon berisi air untuk menuntaskan misi pemadaman tersebut. Padahal, untuk mematikan api di mobil konvensional, pemadam hanya perlu 300 sampai 1.000 galon air. Departemen Pemadam Kebakaran Pine Level juga menegaskan, kendaraan elektrik yang terbakar di suhu 2.500 derajat celcius, apinya berpotensi muncul lagi beberapa jam setelah dipadamkan.

    Meskipun kasus ini jarang terjadi, hal ini patut menjadi perhatian bagi semua produsen mobil untuk bersiap menghadapi insiden semacam itu dan mempertimbangkan buat memperkenalkan perlindungan tambahan untuk memperingatkan pengguna.

    Penanganan Kebakaran Mobil Listrik

    Untuk menangani kebakaran mobil listrik dengan baterai litium, dibutuhkan fire blanket khusus kendaraan listrik yang mampu menahan suhu tinggi. Ada juga teknik pemadaman menggunakan cairan AF31 Lithium Fire Killer (LFK) yang efektif menghentikan reaksi berantai pada baterai, sesuai standar keselamatan internasional.

    Fire blanket khusus untuk mengatasi kebakaran mobil listrik Foto: Pool

    Diberitakan detikOto sebelumnya, APAR konvensional saja tidak mempan untuk memadamkan api yang dikeluarkan dari baterai litium. Soalnya APAR konvensional biasanya dibuat berbahan dasar bubuk.

    Disarankan para pemilik kendaraan listrik menyediakan APAR yang mengandung water based chemical dan mengandung senyawa Potassium yang mampu memadamkan api dari baterai litium yang memiliki temperatur lebih dari 1.200 derajat celcius.

    “Karena APAR jenis powder based didesain untuk memadamkan api dengan temperatur 600 derajat celcius ke bawah. Sedangkan api pada baterai lithium memiliki temperatur dari 1.200 derajat celcius,” kata Willy Hadiwijaya selaku CEO PT FAST waktu itu.

    (rgr/dry)

  • Gulkarmat diminta siapkan personel tangani kebakaran transportasi umum

    Gulkarmat diminta siapkan personel tangani kebakaran transportasi umum

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno menginstruksikan Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Guklarmat) DKI untuk menyiapkan personel khusus yang menangani kebakaran di transportasi umum, termasuk Moda Raya Terpadu (MRT).

    “Insya Allah, pada tahun 2029 MRT sampai di Kota Tua. Pak Bayu (Meghantara, Kepala Dinas Gulkarmat DKI Jakarta), kita berharap tidak terjadi kebakaran di bawah (MRT dan stasiun). Apabila terjadi, siapkan pasukan khusus,” kata Rano dalam kegiatan sarasrehan dan pameran terkait “Keselamatan Kebakaran Kendaraan Listrik” yang diadakan Dinas Gulkarmat DKI di Jakarta, Selasa.

    Dia mengatakan transportasi publik di Jakarta seperti bus Transjakarta saat ini perlahan menggunakan teknologi listrik yang bersumber dari baterai. Ini menjadi bagian dari sekitar hampir 4.000 kendaraan listrik di Jakarta.

    Hal tersebut lantaran Indonesia dalam beberapa tahun terakhir bergerak cepat dalam pengembangan teknologi baterai kendaraan listrik.

    Namun di sisi lain, penggunaan kendaraan listrik dan sistem penyimpanan energi memunculkan tantangan baru yakni kebakaran baterai lithium memiliki karakteristik panas yang ekstrem.

    Karena itu, menurut Rano perlu ada upaya antisipasi dan penanggulangan kejadian kebakaran kendaraan listrik.

    “Memang dengan baterai ini lebih bersih dan berkelanjutan, tapi ternyata apabila terjadi kebakaran, kerusakannya jauh lebih hebat daripada api yang biasa kita hadapi,” kata Rano.

    Dia pun meminta jajaran agar membantu untuk menemukan cara mengantisipasi sekaligus menanggulangi saat terjadi kebakaran pada kendaraan listrik, salah satunya melalui seminar yang diadakan Dinas Gulkarmat DKI Jakarta sejak 1 Desember lalu hingga hari ini.

    “Saya minta setelah ini, hasil ini akan dibawa ratas ke gubernur. Karena kita akan menghadapi era listrik. Pertukaran keilmuan lintas negara dan riset teknis dalam negeri seperti ini penting untuk memastikan inovasi teknologi selalu diimbangi pemahaman risiko yang komprehensif,” katanya.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Ekspor Bahan Mentah Dilarang, Investasi Hilirisasi Melonjak jadi Rp431,4 Triliun

    Ekspor Bahan Mentah Dilarang, Investasi Hilirisasi Melonjak jadi Rp431,4 Triliun

    Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah mencatat realisasi investasi hilirisasi mencapai Rp431,4 triliun sepanjang Januari–September 2025, meningkat 58,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Lonjakan ini terjadi seiring diperketatnya kebijakan pemerintah yang tidak lagi mengizinkan ekspor bahan mentah dan mewajibkan proses pengolahan dilakukan di dalam negeri.

    ‎Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu menegaskan bahwa hilirisasi kini menjadi fondasi utama transformasi ekonomi Indonesia.

    “Kita sudah masuk ke kebijakan yang tidak lagi mengizinkan sumber daya alam diekspor dalam bentuk raw material. Setidaknya proses tier pertama harus dilakukan di dalam negeri,” ujarnya, dikutip dari siaran pers, Senin (24/11/2025).

    Dia menjelaskan bahwa hilirisasi telah menjadi kerangka kebijakan nasional yang dirancang secara strategis oleh Kementerian Investasi dan Hilirisasi. Pemerintah membangun peta jalan yang memuat 28 komoditas prioritas dalam delapan kelompok besar, dengan tujuan menarik investasi berorientasi ekspor dan menciptakan nilai tambah yang lebih besar bagi ekonomi nasional.

    ‎Menurut Todotua, kenaikan realisasi investasi yang mencapai Rp431,4 triliun didorong terutama oleh sektor mineral, diikuti perkebunan dan kehutanan, migas, serta perikanan. Ia menyebut, capaian tersebut menandai perubahan struktural dalam komposisi investasi Indonesia.

    “Tahun lalu totalnya hanya sekitar Rp42,9 triliun. Kenaikan tahun ini membuktikan bahwa hilirisasi memberikan impak langsung pada peningkatan investasi nasional,” katanya.

    ‎Dalam paparannya, Todotua menegaskan bahwa kekayaan sumber daya alam Indonesia merupakan modal besar yang tidak dimiliki banyak negara. Dengan populasi lebih dari 280 juta jiwa dan posisi geopolitik yang berada pada tulang punggung jalur perdagangan global, Indonesia menurutnya memiliki peluang strategis untuk mempercepat industrialisasi.

    “Indonesia ini luar biasa. Apa yang dicari ada di sini. Kita berada pada backbone geopolitik timur–barat dan utara–selatan, dengan ALKI II [alur laut kepulauan Indonesia] sebagai penggerak ekonomi internasional,” ujarnya.

    ‎Ia mengatakan bahwa sektor nikel menjadi salah satu rantai industri yang struktur hilirnya sudah hampir lengkap, mulai dari smelter hingga industri baterai. Pemerintah kini tengah menata hilirisasi bauksit, tembaga, dan timah agar rantai pasok domestik lebih kuat dan tidak bergantung pada pasar luar.

    Namun, Todotua juga mengingatkan bahwa pembangunan smelter yang tidak terkendali berisiko memunculkan overcapacity dan menekan daya saing produk dalam jangka panjang.

    ‎Di sektor energi, pemerintah mempercepat proyek gasifikasi batu bara. Todotua menyebut, proyek coal to synthetic gas yang dijalankan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) bersama PDN dan Pusri akan diarahkan untuk produksi amonia dan metanol, sekaligus mengurangi impor yang selama ini masih tinggi.

    “Impor metanol kita masih 2,2 juta sampai 3 juta ton, padahal gas dan batu bara kita punya. Permintaan meningkat karena program B40 yang membutuhkan campuran metanol dengan CPO. Kita harus mengejar negara seperti China yang 40% batu baranya dipakai untuk produk turunan,” katanya.

    ‎Percepatan hilirisasi juga terlihat pada ekosistem yang dikembangkan oleh MIND ID. Di sektor aluminium, proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Fase 1 telah resmi beroperasi. Ke depan fasilitas yang berada di Mempawah, Kalimantan Barat ini akan semakin kuat dengan hadirnya SGAR Fase II dan smelter aluminium baru yang saat ini tengah dibangun. Langkah ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan alumina dalam negeri dan mengurangi ketergantungan impor.

    Di sektor timah, PT Timah Tbk. tengah mematangkan hilirisasi produk turunan mulai dari solder hingga tin chemicals untuk masuk ke pasar elektronik, otomotif, dan kimia global.

    Sementara itu, PT Vale Indonesia Tbk. terus memperluas investasi dalam memperkuat produksi nikel matte dan produk turunan berstandar rendah karbon sebagai bagian dari ekosistem baterai kendaraan listrik melalui pengembangan tiga proyek strategis yakni Indonesia Growth Project (IGP) Pomalaa, Morowali, dan Sorowako.

    Proyek-proyek ini menjadi tonggak penting dalam memperkuat kapasitas produksi nikel sekaligus membangun fondasi bagi ekosistem industri kendaraan listrik di Indonesia.

    Di sisi lain, PT Freeport Indonesia menyiapkan penguatan hilirisasi tembaga dari smelter Gresik dan precious metals refinery (PMR), yang menjadi fondasi penting bagi industri listrik, energi terbarukan, dan teknologi global.

    ‎Todotua mengatakan bahwa proyek-proyek hilirisasi MIND ID menjadi tulang punggung upaya pemerintah dalam membangun rantai pasok mineral strategis yang menyeluruh, dari hulu hingga hilir. Pemerintah memperkirakan hilirisasi akan memberikan dampak ekonomi hingga 2040 dengan nilai investasi mencapai US$618 miliar dan nilai tambah US$235,9 miliar, serta potensi ekspor kumulatif mencapai US$857 miliar dan penciptaan lebih dari 3 juta lapangan kerja.

    ‎“Hilirisasi adalah strategi agar Indonesia tidak lagi berada pada posisi sebagai negara pengekspor bahan mentah, tetapi menjadi pemain utama dalam rantai nilai global,” ujar Todotua.

  • Deretan Investasi Baru Rp133 Triliun di IWIP: Ada Baterai hingga Aluminium

    Deretan Investasi Baru Rp133 Triliun di IWIP: Ada Baterai hingga Aluminium

    Bisnis.com, WEDA – Sejumlah proyek hilirisasi dan energi bersih tengah dikembangkan di Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP), Halmahera Tengah, Maluku Utara.

    Total nilai investasi baru yang berada di kawasan industri tersebut mencapai sekitar US$8 miliar atau Rp133,76 triliun (asumsi kurs Rp16.720 per US$). Kehadiran investasi baru ini makin melengkapi rantai pasok, terutama hilirisasi nikel, di kawasan industri IWIP.

    Secara terperinci, investasi itu terdiri atas tiga proyek. Pertama, proyek ekosistem baterai (battery ecosystem) dan hilirisasi nikel dengan nilai investasi kurang lebih US$5 miliar.

    Proyek ini memproduksi mixed hydroxide precipitate, nickel sulfate, cobalt sulfate, dan nickel precursor, dengan pengembangan mencakup baterai kendaraan listrik (EV battery), truk listrik, serta alat berat bertenaga listrik. Produksi awal ditargetkan pada awal 2026.

    Kedua, proyek energi hijau senilai US$2 miliar yang meliputi pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) berkapasitas 2 gigawatt (GW) dan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) sebesar 500 MW. Pengembangan pembangkit berbasis energi terbarukan ini tengah berjalan dan akan dilakukan secara bertahap.

    Selain itu, proyek energi hijau juga mencakup pengembangan industri pembuatan panel surya (solar panel manufacturing) dengan rencana produksi pada 2027–2028.

    Ketiga, proyek Smelter Electrolytic Aluminium Fase 1 yang investasinya sekitar US$1 miliar. Smelter ini akan menghasilkan produk electrolytic aluminium. Produksi awalnya ditargetkan pada akhir 2025.

    Selain ketiga proyek strategis tersebut, IWIP juga tengah menyiapkan pengembangan Zona Energi Hijau dan transformasi menuju sustainable industrial park, dengan fokus pada digitalisasi, efisiensi energi, dan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT).

    Adapun, pengembangan kawasan industri Weda Bay turut mendorong meningkatnya arus investasi ke Maluku Utara. Pada triwulan II/2025, realisasi investasi di provinsi ini mencapai Rp19 triliun. Sebagian besar investasi tersebut berasal dari penanaman modal asing (PMA) di sektor industri logam dasar dan fasilitas pengolahan yang berada di dalam kawasan IWIP.

    “Tingginya minat investor global menjadi indikasi atas prospek jangka panjang hilirisasi nikel di Indonesia, sekaligus menunjukkan bahwa keberadaan IWIP dan WBN [PT Weda Bay Nickel] memberikan kontribusi dalam memperkuat iklim investasi, memperluas industri pengolahan, serta mendorong pertumbuhan ekonomi daerah,” ujar General Manager External Relations IWIP Yudhi Santoso, Minggu (16/11/2025).

    Pertumbuhan ekonomi Maluku Utara menunjukkan perkembangan pesat dalam beberapa tahun terakhir. Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan ekonomi Maluku Utara tumbuh sebesar 32,09% (year-on-year) pada triwulan II/2025, menjadikannya provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia.

    BI turut mencatat bahwa akselerasi ini didorong terutama oleh aktivitas hilirisasi dan pengolahan nikel di kawasan Weda Bay, yang melibatkan WBN pada sektor pertambangan dan IWIP sebagai pusat industri pengolahan.
     
    Transformasi ekonomi ini juga tercermin dari struktur produk domestik regional bruto (PDRB) provinsi. Sektor industri pengolahan kini berkontribusi 40,11% terhadap perekonomian Maluku Utara, disusul oleh sektor pertambangan sebesar 20,79%.
     
    “IWIP dan WBN akan terus mendukung pembangunan berkelanjutan Maluku Utara, tidak hanya melalui kontribusi terhadap ekonomi daerah, tetapi juga dengan menyediakan peluang kerja bagi masyarakat,” kata Yudhi.

    Hingga awal 2025, WBN dan IWIP telah menyerap lebih dari 81.000 tenaga kerja langsung dan 80% di antaranya berasal dari Maluku Utara.

  • IWIP Geber Transisi Energi, Bangun PLTB hingga Pakai Truk Listrik

    IWIP Geber Transisi Energi, Bangun PLTB hingga Pakai Truk Listrik

    Bisnis.com, WEDA – PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) gencar mengembangkan proyek energi bersih untuk bertransformasi menjadi kawasan industri hijau dan berkelanjutan.

    Pusat pengolahan nikel terintegrasi yang berlokasi di Weda Bay, Halmahera Tengah, Maluku Utara itu tengah mengembangkan sejumlah proyek energi hijau senilai total US$2 miliar atau sekitar 33,38 triliun (asumsi kurs Rp16.690 per US$). 

    Proyek tersebut mencakup pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) berkapasitas 2 gigawatt (GW) dan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) sebesar 500 megawatt (MW). Kedua pembangkit ini akan menyuplai energi bersih untuk mendukung kebutuhan industri di kawasan Weda Bay.

    Direktur IWIP Scott Ye menyampaikan bahwa transisi energi hijau kini menjadi salah satu strategi operasional kawasan industri.

    “Transisi energi hijau menjadi prioritas kami untuk menciptakan kawasan industri yang lebih efisien dan rendah emisi. Penggunaan energi baru dan terbarukan [EBT] di Kawasan Industri IWIP merupakan wujud komitmen kami untuk menurunkan emisi gas rumah kaca dan mencapai net zero emission,” ujarnya, Sabtu (15/11/2025).

    PLTB di Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP)/Dok. IWIP

    Selain mengembangkan pembangkit EBT, IWIP juga secara bertahap menerapkan penggunaan kendaraan listrik ramah lingkungan dalam operasional dan logistik, termasuk alat berat dan truk listrik.

    Scott menuturkan, penggunaan kendaraan berbasis listrik ini diharapkan dapat mengurangi emisi karbon secara signifikan dari aktivitas transportasi di dalam kawasan industri.

    “Melalui berbagai inisiatif yang tengah dijalankan, IWIP berkomitmen untuk terus menurunkan emisi karbon, sejalan dengan visi jangka panjang menjadikan kawasan industri Weda Bay sebagai ekosistem industri hijau yang terintegrasi dan berkelanjutan,” kata Scott.

    Dia mengimbuhkan, upaya dekarbonisasi IWIP tidak hanya berkontribusi terhadap penurunan emisi nasional, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia di rantai pasok global energi terbarukan.

    Hilirisasi di kawasan Weda Bay mengembangkan ekosistem pengolahan nikel dari bahan baku hingga produk akhir berupa baterai kendaraan listrik (EV).
    Nikel, sebagai salah satu bahan baterai dan baja tahan karat, menjadikan Indonesia pemain strategis dalam transisi energi global.

    Melalui langkah-langkah tersebut, kata Scott, IWIP menjadi contoh nyata implementasi semangat transisi energi pemerintah di tingkat industri.

    “Dengan mengombinasikan investasi teknologi hijau, elektrifikasi operasional, dan hilirisasi berkelanjutan, IWIP bertekad menjadikan kawasan industri Weda Bay sebagai pusat industri hijau terintegrasi yang mendukung masa depan energi bersih Indonesia,” tutur Scott.

    Adapun, IWIP adalah kawasan industri terintegrasi pertama di Indonesia yang berfokus pada pengolahan nikel dan hilirisasi industri berbasis nikel, termasuk produksi bahan baku baterai kendaraan listrik.

    Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029, IWIP termasuk dalam prioritas nasional 5, yang menitikberatkan pada hilirisasi sumber daya alam, industri padat karya terampil, serta inovasi teknologi industri.

    Selain itu, IWIP juga masuk dalam daftar proyek strategis nasional (PSN) berdasarkan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 12 Tahun 2024.

  • MIND ID Pacu Hilirisasi Bauksit, Smelter SGAR Fase II Diperluas

    MIND ID Pacu Hilirisasi Bauksit, Smelter SGAR Fase II Diperluas

    Bisnis.com, JAKARTA — Holding Industri Pertambangan Indonesia, MIND ID memperkuat hilirisasi bauksit sebagai bahan baku aluminium untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain kunci dalam rantai pasok industri energi bersih dunia.

    Salah satu proyek hilirisasi bauksit yang akan diperluas yakni Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat yang merupakan kerja sama antara PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) dan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum). 

    Fasilitas pemurnian tersebut memiliki kapasitas produksi 1 juta ton alumina per tahun dari hasil pemanfaatan cadangan bauksit dalam negeri. Produk alumina yang dihasilkan SGAR menjadi bahan utama untuk memproduksi aluminium oleh Inalum di Kuala Tanjung. 

    MIND ID juga disebut akan memperluas proyek SGAR Fase II dengan kemampuan produksi tambahan 1 juta ton alumina per tahun, dan fasilitas Smelter Aluminium Baru di Mempawah dengan kapasitas 600.000 ton per tahun.

    Corporate Secretary MIND ID Pria Utama mengatakan pihaknya terus berkomitmen menjadi penggerak utama hilirisasi bauksit yang tidak hanya memperkuat industri nasional, tetapi juga mendukung pencapaian target transisi energi Indonesia.

    Sebagai pengelola mineral strategis nasional, dari total cadangan bauksit sebesar 198,43 juta ton, Grup MIND ID memproduksi 1,33 juta ton pada 2024.

    “Kami berupaya konsisten untuk mendukung terwujudnya kemajuan peradaban masa depan yang lebih baik. Hilirisasi bauksit yang dijalankan secara terintegrasi ini menjadi salah satu kunci percepatan transisi energi di Indonesia,” kata Pria dalam keterangan resminya, Minggu (16/11/2025).

    Apalagi, aluminium merupakan material kunci dalam teknologi transisi energi berkat sifatnya yang ringan, tahan korosi, dan dapat didaur ulang. Dalam satu fasilitas panel surya berkapasitas 1 MW dibutuhkan sekitar 21 ton aluminium untuk rangka dan sistem pemasangan.

    Selain itu, aluminium juga berperan penting dalam produksi turbin angin, membentuk struktur bilah dan kerangka utama, serta menyusun hingga 30% dari total bobot baterai kendaraan listrik (EV) dan komponen bodi mobil listrik.

    “MIND ID berkomitmen tidak hanya mengeksplorasi sumber daya alam, tetapi juga memastikan peningkatan nilai tambahnya hingga menjadi produk bernilai strategis. Kami percaya, industrialisasi yang berkelanjutan akan menjadi fondasi kemajuan peradaban masa depan Indonesia,” pungkasnya. 

  • Harga Mobil Listrik di Indonesia Masih Bisa Turun Lagi

    Harga Mobil Listrik di Indonesia Masih Bisa Turun Lagi

    Jakarta

    Tren harga mobil listrik makin murah diperkirakan masih terus berlanjut dalam beberapa tahun ke depan, termasuk di Indonesia. Jika Indonesia punya mobil listrik yang makin kompetitif, adopsi mobil tanpa asap knalpot ini makin cepat.

    Potensi perubahan peta persaingan mobil listrik makin komptetitif. Baterai adalah komponen termahal dari kendaraan listrik, namun diperkirakan bakal terjadi penurunan biaya dalam pembuatan baterai. Hal ini secara langsung memungkinkan produsen menjual mobil listrik dengan harga yang lebih terjangkau.

    “Diperhitungkan sekitar 4-5 tahun lagi, which is mendekati 2030, dia (biaya produksi baterai) akan sliding lagi menjadi sekitar 67 USD (per Kwh). Saat mencapai itu, sepertinya semua industri kendaraan fossil fuel, kecuali untuk hobbies yang petrol head, kayaknya harus pindah usaha, karena biaya produksinya jadi lebih murah, karena baterai ini harganya 20 sampai 40 persen dari harga kendaraan,” kata Pengamat Otomotif Yannes Pasaribu saat memberikan paparan di detikcom Leaders Forum, Jakarta Selatan, Rabu (12/11/2025).

    Sebagai negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia, Indonesia berada dalam posisi penting untuk menguasai rantai pasok baterai kendaraan listrik, komponen vital dalam ekosistem ini. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat cadangan bijih nikel sebesar 5,9 miliar ton dan logam nikel 62,02 juta ton pada 2024, disertai produksi 173,6 juta ton bijih nikel sepanjang tahun tersebut.

    Indonesia bakal memiliki pabrik baterai lithium terbesar se-Asia Tenggara. Pabrik itu digarap oleh PT Industri Baterai Indonesia (IBC) bekerja sama dengan Brunp dan Lygend (CBL), anak perusahaan Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL).

    Pabrik yang dibangun di Karawang dengan nilai investasi hingga US$ 5,9 miliar atau sekitar Rp 95,5 triliun (kurs Rp 16.192) baru saja diresmikan groundbreaking oleh Presiden Prabowo Subianto pada 29 Juni 2025 yang lalu.

    “Jangan lupa di Indonesia ini, mudah-mudahan IBC cepat produksi,” kata Yannes.

    “Kalau baterai yang harganya 20-40 persen ini bisa mulai diproduksi (lokal) ini akan mempercepat turunnya harga baterai, dan mempercepat turunnya harga mobil listrik. Jangan lupa di Indonesia akan menjadi hub untuk kawasan ASEAN,” tambah dia.

    Soal penurunan biaya produksi baterai yang makin turun dari tahun ke tahun juga tercermin dari data Department of Energy (DOE) Amerika Serikat. Biaya tersebut telah turun dari sekitar $1.415 per kilowatt-hour (kWh) pada tahun 2008 menjadi hanya $139 per kWh pada tahun 2023. Terjadi penurunan sekitar 90% dalam kurun waktu 15 tahun. Laporan tersebut sudah disesuaikan dengan laju inflasi.

    (riar/dry)

  • PLN Dorong Swasta-Pemda Ikut Bangun SPKLU, Begini Cara Daftarnya

    PLN Dorong Swasta-Pemda Ikut Bangun SPKLU, Begini Cara Daftarnya

    Jakarta

    PT PLN (Persero) terus mendorong pihak swasta hingga Pemerintah Daerah (Pemda) untuk ikut serta membangun Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Langkah ini diperlukan dalam memajukan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) nasional.

    EVP Penjualan dan Pelayanan Pelanggan Retail PLN, Joni, mengatakan saat ini di seluruh wilayah Indonesia sudah tersedia sebanyak 4.377 SPKLU di 2.862 lokasi. Dari jumlah itu, 2.646 SPKLU merupakan milik PLN murni dan sisanya milik mitra.

    Bersamaan dengan itu, PLN terus berupaya untuk terus membangun SPKLU secara mandiri. Walau tentu menurut Joni upaya ini memiliki keterbatasan dan memerlukan kolaborasi dari pihak swasta dan Pemda.

    “Tentu keterlibatan swasta sangat kita harapkan. Karena itu kami mempunyai skema-skema kerjasama yang memberikan insentif bagi swasta yang ingin ikut bermain di bisnis SPKLU ini,” paparnya dalam acara detikcom Leaders Forum: Masa Depan Kendaraan Listrik, di Jakarta, ditayangkan Jumat (14/11/2025).

    Sementara bagi mereka yang ingin memiliki SPKLU-nya sendiri atau ingin berinvestasi di bisnis pengisian daya kendaraan listrik ini, Joni mengatakan proses pendaftaran dapat dilakukan secara online.

    Namun ia menyarankan kepada para calon investor pemilik SPKLU ini untuk mendatangi langsung unit pelayanan PLN terdekat. Sebab di unit-unit pelayanan itu, PLN juga telah menyiapkan tim khusus melalui Priority Account Executive (PAE) yang akan berfokus membantu proses pendaftaran.

    “Ada PAE khusus itu mereka akan jelaskan. Karena kadang-kadang kan kita kasih informasi sekarang, ternyata begitu coba daftar sendiri kan agak sulit atau mungkin nggak familiar dengan website-nya. Kita siap bantu,” katanya.

    “Jadi pada saat datang syarat apa yang diminta pun kita akan bilang, ini bentuknya seperti ini, ini apa, kayak gitu. Semua kita bantu,” tegasnya.

    Selain SPKLU, PLN juga membuka kemintraan untuk pembangunan fasilitas pengisian daya motor listrik yakni Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) dan Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU).

    “SPBKLU, kita swap baterai, sudah mulai jalan. Bahkan di kantor-kantor PLN itu bisa swap. Kita juga kerja sama dengan pabrikan-pabrikan motor untuk membuat standarisasi karena kan baterai motor itu beda-beda, susah kalau baterainya beda mau swap kan,” terangnya.

    Karena itu, ia kembali menekankan bagaimana pihak swasta dan pemangku kepentingan lainnya memiliki peran yang sangat strategis dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik nasional.

    “PLN itu identik dengan listrik. Kendaraan listrik identik dengan PLN. Namun ada hal yang harus kita garisbawahi bahwa PLN tidak bisa maju sendiri untuk membangun itu. PLN butuh bantuan dari semua pihak, pemerintah, swasta, bahkan pengusaha-pengusaha yang ingin ikut,” pungkasnya.

    (igo/hns)