Produk: badik

  • Akhir Cerita Staf yang Rampok BLT Rp 600 Juta dan Bacok Kepala Kantor Pos Takalar

    Akhir Cerita Staf yang Rampok BLT Rp 600 Juta dan Bacok Kepala Kantor Pos Takalar

    Sebelumnya, Kepala Kantor Pos Cabang Takalar, Sulawesi Selatan, Suwanto Tahir, mengalami luka parah setelah menjadi korban penganiayaan berat yang diduga dilakukan oleh pegawainya sendiri. Peristiwa ini terjadi pada Jumat malam, sekitar pukul 19.30 Wita, di Kantor Pos Cabang Takalar, saat aktivitas pelayanan pencairan Bantuan Langsung Tunai (BLT) baru saja selesai dan kantor bersiap ditutup.

    Saat kejadian, korban tengah mengamankan uang BLT senilai ratusan juta rupiah ke dalam brankas kantor. Namun secara tiba-tiba, korban diserang dari belakang oleh Suprianto Gassing, yang diketahui merupakan staf Kantor Pos Cabang Takalar.

    Pelaku memukul kepala dan tubuh korban menggunakan tabung alat pemadam api ringan (APAR), lalu membacok korban dengan senjata tajam jenis badik hingga korban terjatuh bersimbah darah. Pelaku juga merampas telepon genggam milik korban sebelum melarikan diri.

    Meski dalam kondisi luka serius, korban masih sempat dipapah keluar oleh warga sekitar dan segera dilarikan ke RSUD Padjonga Dg Ngalle Takalar untuk mendapatkan perawatan intensif.

    “Saya dipukul dari belakang, lalu dibacok. Dia mau ambil uang BLT itu. Pelakunya Suprianto, staf kami sendiri,” ujar Suwanto Tahir.

    Kesaksian tersebut turut dibenarkan oleh salah satu pegawai kantor pos, Daeng Senga, yang melihat langsung kondisi lokasi kejadian usai insiden berdarah itu.

    “Betul, yang menikam itu teman sekantor. Waktu saya lihat, lantai kantor sudah penuh darah,” katanya.

    Sementara itu, Kepala Kantor Pos Indonesia Wilayah Makassar, Adi, yang mendatangi lokasi, menyampaikan keprihatinannya atas kejadian tersebut. Ia pun enggan berspekulasi ihwal dugaan perampokan itu, ia mengaku menyerahkan seluruhnya kepada pihak kepolisian.

    “Kami sangat prihatin. Korban dan pelaku sama-sama merupakan karyawan kami. Saat ini kami menunggu hasil penyelidikan dari Polres Takalar,” ujarnya.

    Mendapat laporan dari warga, tim Satreskrim bersama Inafis Polres Takalar langsung mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan olah tempat kejadian perkara. Dari lokasi, polisi mengamankan sejumlah barang bukti dan memastikan uang BLT ratusan juta rupiah masih tersimpan aman di dalam brankas.

    Hingga dini hari, Kantor Pos Cabang Takalar masih dijaga ketat aparat kepolisian untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Di sisi lain, tim Resmob Polres Takalar terus melakukan pencarian terhadap pelaku yang melarikan diri usai melakukan penganiayaan.

     

  • Polisi tangkap tiga anak yang diduga pelaku pembacokan di Jakut

    Polisi tangkap tiga anak yang diduga pelaku pembacokan di Jakut

    Jakarta (ANTARA) – Polsek Koja, Jakarta Utara menangkap tiga anak yang diduga sebagai pelaku pembacokan di sebuah toko minuman di Jalan Semangka Kelurahan Lagoa, Kecamatan Koja, pada Rabu (19/11) malam.

    “Kami sudah menangkap tiga pelaku yang sehari-hari jadi pengamen ondel-ondel,” kata Kapolsek Koja Kompol Andry Suharto di Jakarta, Kamis.

    Ketiga pelaku pembacokan berinisial LP (16), AAI (17), dan RA (17). Mereka melakukan aksinya pada Rabu (19/11) malam sekitar pukul 21.30 WIB di toko minuman.

    Sementara korban yang dibacok adalah SM dan MC. Korban MC merupakan pengamen yang saat ini belum ditemukan keberadaannya.

    Aksi pembacokan tersebut viral di media sosial setelah direkam oleh sejumlah masyarakat. Dalam video tersebut ada tiga orang yang membawa senjata tajam dan membacok ke korban yang berlindung di dalam toko.

    “Setelah video ini viral, Unit Reskrim langsung menuju tempat kejadian perkara dan berhasil mengamankan pelaku,” kata Andry.

    Ia mengatakan ketiga pelaku diamankan di Jalan Lorong 4 Kelurahan Lagoa, Jakarta Utara, Koja beberapa jam setelah kejadian.

    “Ketiga pelaku diamankan saat sedang nongkrong di lokasi dan langsung dibawa ke Polsek Koja untuk dilakukan pemeriksaan,” ujarnya.

    Petugas mengamankan tiga senjata tajam dari para pelaku yakni satu jenis celurit, satu jenis badik, dan satu jenis pisau belati. “Hingga saat ini belum ada korban yang membuat laporan polisi,” ucapnya.

    Petugas pun telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), meminta keterangan para saksi dan mengamankan para pelaku

    Berdasarkan keterangan pelaku, tambah Andry, mereka saat itu sedang mengamen ondel-ondel lalu tiba-tiba dicegat pengamen ukulele. Ketiga pelaku ini tidak senang dan mengeluarkan senjata tajam yang dibawa dan terjadi keributan di lokasi tersebut.

    “Lau terjadi keributan sampai masuk ke dalam toko seperti yang ada di video,” ujarnya.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kanit Provos Kena Bacok saat Tarung Lawan Pria Misterius Usai Salat Tahajud

    Kanit Provos Kena Bacok saat Tarung Lawan Pria Misterius Usai Salat Tahajud

    Liputan6.com, Jakarta Kepala Unit Provos Polsek Ujung Bulu, Polres Bulukumba bernama Aiptu Syamsuddin (48), terpaksa harus dilarikan ke rumah sakit setelah menjadi korban penganiayaan. Anggota Polisi ini terluka akibat senjata tajam oleh seorang pria misterius pada Selasa (18/11/2025) dini hari. Kasus ini kini dalam penyelidikan kepolisian.

    Kapolres Bulukumba, AKBP Restu Wijayanto menyebut kondisi Syamsuddin cukup parah sehingga harus dirujuk ke Rumah Sakit Bhayangkara Makassar untuk mendapatkan penanganan intensif. 

    “Korban adalah Kanit Provos. Saat ini masih dirawat dan rencananya akan dirujuk ke (Rumah Sakit) Bhayangkara,” kata Restu kepada Liputan6.com, Selasa (18/11/2025).

    Peristiwa itu bermula ketika Aiptu Syamsuddin baru selesai melaksanakan salat tahajud di rumahnya sekitar pukul 02.45 Wita. Dia mengintip dari jendela rumah, ada sebuah sepeda motor terparkir di samping rumahnya. Syamsuddin merasa curiga. 

    “Korban kemudian mengambil kunci rumah dan keluar mengikuti pelaku tersebut, sekitar 100 meter dari rumah korban,” jelas Restu. 

    Mengetahui dirinya diikuti, pelaku kemudian mengeluarkan sebilah badik yang dibawanya. Perkelahian tak terhindarkan. Syamsuddin hanya menggunakan tangan kosong.

    Informasi diterima Liputan6.com, Aiptu Syamsuddin mengalami sejumlah luka sabetan senjata tajam di beberapa bagian tubuh. Seperti paha kanan, punggung tangan kanan, siku kanan, tangan kiri, lutut kiri, dan betis kiri. 

    “Meski anggota kami mengalami luka yang cukup parah, kondisinya kini sudah mulai stabil,” ungkap Restu.

  • Sosok Bripka Abdul Salman, Polisi & Pelatih Paralayang Meninggal saat Bela Tante dari Amukan ASN

    Sosok Bripka Abdul Salman, Polisi & Pelatih Paralayang Meninggal saat Bela Tante dari Amukan ASN

    GELORA.CO  – Bripka Laode Abdul Salman (36) alias Bripka LAS meninggal dunia di tangan pamannya Junaido (43), Sabtu (15/11/2025) dinihari.

    Bripka Laode Abdul Salman menjadi korban saat berupaya menyelamatkan tantenya, HA (41) dan sepupunya, FI (20), dari amukan Junaido, sang paman.

    Dia ditemukan tertelungkup tak bernyawa berlumuran darah di lantai rumah J sekitar pukul 01.30 Wita.

    Ditemukan banyak luka tusuk dan sayatan di tubuhnya akibat senjata tajam jenis badik.

     

     

    Sosok Bripka Abdul Salman

    Bripka Abdul Salman lahir di Jayapura, 8 Desember 1988.

    Selain seorang anggota Polres Tolikara, Sulawesi Tenggara, Bripka Abdul Salman juga seorang pelatih paralayang.

     

    Paralayang adalah olahraga terbang bebas menggunakan kain parasut khusus (paraglider) yang diluncurkan dari ketinggian seperti bukit, gunung, atau tebing, dengan memanfaatkan angin dan arus udara untuk tetap terbang di udara.

    Kanit Resmob Subdit III Jatanras Dit Reskrimum Polda Sultra, AKP Gayuh Pambudhi Utomo mengatakan Bripka LAS datang ke Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, dalam rangka bertugas sebagai pelatih paralayang.

    Dia membawa para atlet bertanding di daerah ini.

    “Korban ini merupakan pelatih atlet paralayang dan kedatangannya mengawal anak didiknya untuk bertanding,” katanya.

    Selama berada di Kendari, Bripka LAS menginap di rumah paman dan tantenya, pasangan J dan HA.

    “Korban memiliki keluarga besar di Muna, namun lahir di Jayapura, saat ini bertugas di Polres Tolikara dengan pangkat Bripka,” jelasnya.

    Kronologis Kejadian

    Peristiwa berdarah itu terjadi di Lorong Merak, Jalan Budi Utomo, Kelurahan Mataiwoi, Kecamatan Wua-Wua, Kendari, ibu kota Provinsi Sultra.

    Dari keterangan HA, istri pelaku kepada kepolisian, saat kejadian dia sedang beristirahat dengan anaknya FI  di rumah tersebut, Sabtu sekitar pukul 00.00 dinihari.

    Suaminya J, ASN salah satu institusi pulang selepas dari piket jaga di markasnya.

    J yang saat itu di bawah pengaruh minuman beralkohol terlibat cekcok dengan HA dan anaknya FI di dalam rumah.

    J sempat ingin menikam anak dan istrinya HA.

    Bripka LAS, keponakan HA, yang juga berada di dalam rumah tersebut mendengar keributan itu.

    Korban sempat melerai pertengkaran tante dan pamannya.

    Dia lalu meminta HA dan FI keluar dari rumah untuk mengamankan diri.

    J malah berbalik menyerang Bripka LAS dengan menggunakan badik hingga korban tewas.

    HA dan FI kemudian lari keluar rumah untuk meminta pertolongan warga.

    Hal senada disampaikan FI (20).

    FI kepada polisi mengaku awalnya mereka tidur, namun tiba-tiba dibangunkan oleh adiknya.

    Dia melihat sang ayah J memukul ibunya HA, dan dia pun berupaya mencegahnya.

    Namun, pelaku mengambil pisau dan malah mengejar FI hingga sang anak langsung keluar rumah dan melarikan diri.

    Korban Bripka LAS yang sedang tertidur terbangun mendengar keributan.

    Bripka LAS mencoba hendak melerai dan mengamankan pelaku.

    Namun pelaku yang memegang pisau langsung melakukan penganiayaan terhadap korban hingga tidak bernyawa.

    FI kemudian meminta pertolongan kepada warga sekitar.

    Salah satu warga mencoba berdialog dan membujuk pelaku yang mengamuk memecahkan kaca belakang rumah.

    Setelah berdialog, warga masuk ke dalam rumah dan mendapati korban sudah telah tergeletak berlumuran darah.

    Warga langsung menghubungi pihak kepolisian.

    Berdasarkan keterangan FI, sang ayah telah sering melakukan penganiayaan terhadap ibunya saat dalam kondisi mabuk.

    Menerima laporan warga, unit Resmob Polda Sultra mendatangi tempat kejadian perkara (TKP).

    Sempat terjadi perlawanan dari pelaku yang masih memegang sajam terhadap polisi.

    Kemudian, tim melakukan pendekatan terhadap pelaku dan bernegosiasi.

    Hingga akhirnya pelaku berhasil diamankan.

    Tim kemudian mengecek ke dalam rumah dan menemukan korban yang sudah meninggal dunia.

    Selanjutnya, pelaku yang masih dalam kondisi penuh darah dibawa ke RS Bhayangkara Kendari untuk dilakukan pemeriksaan.

    Pada pukul 02.30 Wita, piket Ditreskrimum Polda Sultra tiba di  TKP.

    Tim Identifikasi Polresta Kendari selanjutnya tiba sekitar pukul 03.00 wita dan melakukan olah TKP.

    Sekitar pukul 03.40 wita, jasad korban dibawa ke RS Bhayangkara.

    Jarak lokasi kejadian di Lorong Merak, Jalan Budi Utomo, ke RS tersebut hanya berjarak sekitar 3 kilometer (km).

    Lokasi kejadian pun tak jauh dari Kantor Wali Kota Kendari, Jalan Abdullah Silondae, hanya sekitar 3,5-4 km atau 7 menit berkendara

  • Terganggu Musik dan Nyanyian Terlalu Keras, Pria Mabuk Tikam Tetangga Pakai Sangkur Hingga Tewas

    Terganggu Musik dan Nyanyian Terlalu Keras, Pria Mabuk Tikam Tetangga Pakai Sangkur Hingga Tewas

    Liputan6.com, Jakarta Suasana malam di Kelurahan Tetebatu, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, berubah mencekam pada Minggu (2/11/2025) malam. Penyebabnya, gara-gara suara musik dan nyanyian yang dianggap terlalu bising hingga berujung dua warga tewas setelah terlibat pertikaian berdarah. 

    Korban masing-masing bernama Rahim (43) dan mertuanya Amir (59). Keduanya meninggal dunia usai ditikam oleh pelaku Muh. Sabil (50), warga setempat yang diduga berada di bawah pengaruh minuman keras.

    Berdasarkan hasil penyelidikan awal, kejadian bermula ketika pelaku merasa terganggu oleh suara nyanyian dan keributan dari rumah Amir. Pelaku kemudian menegur korban. Namun teguran itu justru memicu adu mulut hingga berujung perkelahian.

    Situasi semakin memanas ketika Rahim datang untuk menengahi. Pelaku yang emosi kemudian mencabut senjata tajam jenis sangkur dan menikam Rahim di bagian dada hingga tewas di tempat. Melihat hal itu, Amir berusaha melawan menggunakan badik, tetapi justru kembali menjadi korban setelah diserang pelaku.

    Kapolres Gowa AKBP M. Aldy Sulaiman, yang turun langsung ke lokasi bersama Kasat Reskrim, Kasat Intelkam, Kasat Samapta, dan Kapolsek Pallangga, mengatakan pihaknya segera melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengamankan pelaku.

    “Kami langsung bergerak setelah menerima laporan. Tim melakukan olah TKP, mengamankan barang bukti, dan menangkap pelaku di sekitar wilayah Pallangga,” ujar AKBP Aldy Sulaiman, Senin (3/11/2025).

  • Polisi imbau masyarakat pasang GPS tracker cegah pencurian kendaraan

    Polisi imbau masyarakat pasang GPS tracker cegah pencurian kendaraan

    “Masyarakat agar lebih berhati – hati dalam memarkirkan kendaraannya terutama di tempat sepi dan lebih amannya agar ditambahkan kunci tambahan atau dipasang alat GPS,”

    Tangerang (ANTARA) – Kapolres Metro Tangerang Kota Kombespol Raden Muhammad Jauhari mengimbau masyarakat melakukan pemasangan alat GPS tracker atau kunci tambahan mencegah terjadinya pencurian kendaraan yang marak terjadi.

    “Masyarakat agar lebih berhati – hati dalam memarkirkan kendaraannya terutama di tempat sepi dan lebih amannya agar ditambahkan kunci tambahan atau dipasang alat GPS,” kata Kombespol Raden Muhammad Jauhari di Tangerang Rabu.

    Pernyataan Kapolres Kombespol Raden ini terkait pengungkapan peristiwa pencurian kendaraan bermotor oleh jajaran Polsek Jatiuwung dan menangkap pelaku di Pandegelang.

    “Kami mengapresiasi tugas jajaran Polsek Jatiuwung atas kerja keras dan dedikasinya mengungkap pelaku curanmor roda dua. Kepada masyarakat, apabila melihat mengetahui adanya gangguan kamtibmas dapat menghubungi call center bebas pulsa 110,” katanya.

    Kapolsek Jatiuwung Kompol Rabiin mengatakan dari pengungkapan kasus tindak pidana pencurian kendaraan bermotor, dua orang pelaku berhasil ditangkap petugas setelah dilakukan pengejaran lintas wilayah hingga Kabupaten Pandeglang.

    Ia menjelaskan pengungkapan ini berawal dari laporan warga atas kehilangan sepeda motor di Jalan Gatot Subroto Km. 1, Kelurahan Cibodas, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang pada Selasa (28/10/2025) sekitar pukul 01.15 WIB.

    Korban atas nama Tri Hartawan (32) melaporkan sepeda motor miliknya hilang. Karena telah dilengkapi alat pelacak GPS, tim opsnal segera melakukan pelacakan dan pengejaran berdasarkan sinyal yang terpantau

    Dipimpin oleh Kanit Reskrim AKP Derry, tim bergerak cepat menelusuri arah pergerakan kendaraan hingga akhirnya sekitar pukul 02.30 WIB, berhasil mengamankan dua orang pelaku di Jl. Mandalawangi, Kabupaten Pandeglang, Banten.

    Kedua pelaku yang diamankan adalah Samsul Mualif alias Samsul bin Misra (21) berperan sebagai joki dan Muhamad Rijal alias Rijal (33) sebagai eksekutor atau pemetik.

    Dari tangan para pelaku, petugas berhasil menyita sejumlah barang bukti antara lain dua buah pegangan kunci leter T dan sembilan mata kunci leter T, tiga mata kunci magnet, dua kunci leter L, satu unit sepeda motor Suzuki Satria sebagai sarana kejahatan, satu unit sepeda motor hasil curian, dua unit handphone, satu bilah pisau badik, satu pucuk pistol korek api serta beberapa perlengkapan pribadi pelaku.

    Hasil pemeriksaan awal mengungkap bahwa kedua pelaku telah berulang kali melakukan aksi pencurian kendaraan bermotor di wilayah Kota dan Kabupaten Tangerang.

    “Pelaku mengaku sudah beraksi sebanyak sepuluh kali, menggunakan alat khusus berupa kunci leter T,” kata AKP Derry.

    Pewarta: Achmad Irfan
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pemuda Mabuk di Mamuju Tikam Ibu dengan Badik, Mengamuk Hanya Gara-Gara Minyak Rambut Hilang

    Pemuda Mabuk di Mamuju Tikam Ibu dengan Badik, Mengamuk Hanya Gara-Gara Minyak Rambut Hilang

    Liputan6.com, Jakarta – Seorang pemuda di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, berinisial MC (21) ditangkap polisi setelah menikam ibu kandungnya sendiri menggunakan sebilah badik. Peristiwa itu terjadi di wilayah Tasiu, Kecamatan Kalukku, pada Selasa (28/10/2025) sore.

    Kasat Reskrim Polresta Mamuju AKP Agustinus Pigay membenarkan penangkapan tersebut. Dia memastikan bahwa saat ini MC tengah diperiksa oleh penyidik.

    “Benar, terjadi kasus penganiayaan yang melibatkan hubungan antara anak dan ibu kandungnya,” ujar AKP Agustinus, Rabu (29/10/2025).

    Dari hasil penyelidikan awal, kejadian berawal ketika pelaku pulang ke rumah dalam kondisi mabuk setelah menenggak minuman keras. Setibanya di rumah, pelaku mencari minyak rambut miliknya namun tidak menemukannya.

    “Hal sepele itu memicu kemarahan pelaku. Ia kemudian mengamuk dan merusak sejumlah barang di dalam rumah,” jelasnya.

    Sang ibu pun berusaha menenangkan dan menahan amukan anaknya, namun justru mendapat serangan. Pelaku yang tersulut emosi akhirnya mengambil sebilah badik dan menusuk ibunya hingga menyebabkan luka di bagian tangan.

    “Korban mengalami luka akibat tusukan badik. Beruntung nyawanya dapat diselamatkan,” tambah Agustinus.

  • Polisi selidiki pemicu tawuran antarpemuda di Makassar

    Polisi selidiki pemicu tawuran antarpemuda di Makassar

    “Masalah ini masih kita selidiki. Informasi yang berkembang, itu persoalan anak-anak, lalu dimasuk-masuki oleh kelompok orang dewasa,”

    Makassar (ANTARA) – Jajaran Kepolisian masih menyelidiki pemicu tawuran antarpemuda yang mengakibatkan satu orang korban mengalami luka serius terkena anak panah pada bagian kepalanya ketika terjadi bentrokan di Jalan Veteran, Makassar, Sulawesi Selatan.

    “Masalah ini masih kita selidiki. Informasi yang berkembang, itu persoalan anak-anak, lalu dimasuk-masuki oleh kelompok orang dewasa,” ujar Kepala Unit Jatanras Polrestabes Makassar AKP Hamka kepada wartawan, Rabu.

    Tawuran tersebut terjadi dua kali pada Selasa (21/10) malam sekitar pukul 23.00 WITA, dan berlanjut pada Rabu (22/10) sekira pukul 01.00 WITA dini hari tadi. Dua kelompok pemuda itu saling serang di depan toko elektronik, jalan raya setempat.

    Para pelaku menggunakan batu, petasan, hingga senjata tajam serta ketapel beserta anak panahnya membuat situasi semakin mencekam mengakibatkan akses jalan tersebut tidak dapat dilalui pengendara.

    Bentrokan mereda setelah personil gabungan dikerahkan ke lokasi untuk membubarkan tawuran. Meski sudah dibubarkan, bentrokan kembali pecah di lokasi kejadian yang masuk wilayah Kecamatan Makassar.

    Akibat dari kejadian itu, satu orang terluka. Anak panah bersarang di kepalanya dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit Khusus Dadi, namun karena kondisi memburuk lalu di rujuk ke Rumah Sakit Bayangkara untuk penanganan operasi.

    Sebelumnya, jajaran Polsek Makassar membekuk dua orang diduga dari kelompok geng motor dengan inisial MSA (18) dan MA (17). Keduanya diamankan polisi karena membawa badik dan busur panah saat nongkrong di pinggir jalanan.

    Mereka diamankan di Jalan Harimau, Kecamatan Makassar pada Minggu, 19 Oktober 2025 saat tim patroli menggeledahnya dan menemukan barang bukti senjata tajam. Diduga keduanya hendak bersiap melakukan penyerangan kepada kelompok geng motor lainnya.

    Kapolrestabes Makassar Komisaris Besar Arya Perdana pada beberapa kesempatan menegaskan, telah mengeluarkan ultimatum dan instruksi ‘eksekusi’ atau tembak di tempat bagi kelompok geng motor pelaku teror yang menyerang dan meresahkan warga. Ini dilakukan untuk memberikan efek jera.

    “Tindakan tegas tembakan di tempat ini kami akan tetap berlakukan. Kalau pada saat mereka melakukan tindakan itu, akan kami tembak di tempat karena membahayakan jiwa dari petugas, dan kebanyakan jiwa dari masyarakat yang ada di sekitar,” tuturnya menegaskan.

    Sebab, dalam beberapa bulan terakhir, rentetan kejadian tawuran antarkelompok pemuda sampai terlibat bentrokan terus terjadi di beberapa titik rawan. Hal ini menjadi fokus utama pihak kepolisian untuk melakukan penindakan tegas. Karena, dampaknya masyarakat menjadi korban salah sasaran.

    Pewarta: M Darwin Fatir
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Jukir di Maros Tikam Teman Pakai Badik gegara Rebutan Lahan Parkir

    Jukir di Maros Tikam Teman Pakai Badik gegara Rebutan Lahan Parkir

    Juru parkir liar bernama Markus di Maros menikam teman sesama profesinya. Penikaman dilakukan gegara perebutan lahan parkir di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.

    Polisi turut mengamankan barang bukti kejahatan berupa badik yang digunakan untuk menikam korban.

  • Rebutan Lahan Parkir, Pria di Maros Tusuk Mata Saingan Pakai Badik hingga Buta Permanen

    Rebutan Lahan Parkir, Pria di Maros Tusuk Mata Saingan Pakai Badik hingga Buta Permanen

    Liputan6.com, Maros – Persaingan lahan parkir liar di Maros berujung tragis. Seorang pria berinisial IDA harus kehilangan penglihatan mata kirinya setelah ditusuk menggunakan badik oleh MFA (37). Pelaku penganiayaan, MFA, pun kini telah ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka.

    Peristiwa itu terjadi pada malam akhir September, Selasa (30/9/2025) sekitar pukul 23.40 Wita. Kala itu, IDA bersama dua rekannya tengah menawarkan jasa penyeberangan kendaraan di perempatan Jalan Poros Maros–Makassar di Desa Marumpa, Kecamatan Marusu, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.

    Suasana yang awalnya biasa saja mendadak berubah tegang ketika MFA datang dan menanyakan siapa yang berteriak di lokasi. Tidak mendapat jawaban yang memuaskan, emosi MFA justru tersulut.

    Dari balik pinggangnya, ia menarik sebilah badik berwarna hitam sepanjang 30 sentimeter. Niat korban untuk melerai malah berujung malapetaka. Satu tikaman tepat mengenai mata kirinya hingga membuat penglihatan IDA hilang permanen.

    Kasus ini kemudian dilaporkan ke pihak kepolisian. Unit Jatanras Satreskrim Polres Maros langsung bergerak cepat. Setelah melakukan penyelidikan, tim berhasil mengidentifikasi keberadaan pelaku. Penangkapan dilakukan pada Selasa malam (7/10/2025) di Jalan Panser, Kelurahan Hasanuddin, Kecamatan Mandai.

    “Setelah dilakukan penyelidikan, tim Jatanras berhasil mengidentifikasi dan menangkap pelaku tanpa perlawanan,” jelas Kasat Reskrim Polres Maros IPTU Ridwan, Rabu (8/10/2025).

    Dalam interogasi, MFA mengakui perbuatannya. Ia berdalih sakit hati karena merasa tersaingi soal lahan parkir liar atau yang dikenal masyarakat sebagai ‘pak ogah’. Polisi juga menyita barang bukti berupa sebilah badik hitam yang digunakan saat kejadian.

    “Saat ini pelaku sudah diamankan di Mapolres Maros untuk proses hukum lebih lanjut,” terang Ridwan.

    Kini, di balik dinginnya jeruji besi, MFA harus mempertanggungjawabkan perbuatannya, sementara IDA menjalani hari-hari dengan kehilangan yang tidak bisa tergantikan: penglihatan mata kirinya.

    “Tersangka dijerat Pasal 351 KUHP tentang penganiayaan berat dengan ancaman maksimal lima tahun penjara,” ungkap Ridwan menambahkan.