Produk: Aspirin

  • Viral Tangan Trump Lebam Lagi, Sakit Apa? Ini Kata Gedung Putih

    Viral Tangan Trump Lebam Lagi, Sakit Apa? Ini Kata Gedung Putih

    Jakarta

    Viral foto Presiden Amerika Serikat Donald Trump dengan memar kehitaman di punggung tangan kanannya saat menandatangani perintah eksekutif di Ruang Oval pada Senin. Ia sempat terlihat mencoba menutupinya dengan tangan kiri saat berbicara dengan para wartawan.

    Memar tersebut merupakan memar yang telah berulang kali muncul di tangan kanan presiden berusia 79 tahun itu dalam beberapa bulan terakhir, dan terkadang ia menutupinya dengan riasan.

    Duduk di Resolute Desk, Trump tampak menutupi punggung tangan kanannya dengan meletakkan tangan kirinya di atasnya saat berbicara dengan para wartawan. Akhir pekan lalu, Trump terlihat menutupi tangannya dengan sedikit riasan, seolah-olah menutupi memar yang berulang.

    Diberitakan The Independent, Gedung Putih dan dokter pribadi Trump menegaskan bahwa Presiden berada dalam “kondisi kesehatan prima.” Menurut dokter Trump, Sean Barbabella, memar di tangan itu disebabkan oleh kebiasaan sering berjabat tangan dan penggunaan aspirin.

    “Ini konsisten dengan iritasi jaringan lunak minor akibat seringnya berjabat tangan dan penggunaan aspirin, yang diminum sebagai bagian dari regimen pencegahan kardiovaskular standar,” kata Barbabella. Ia menambahkan bahwa kondisi tersebut adalah efek samping yang umum dan tidak berbahaya dari terapi aspirin.

    Meskipun sudah ada penjelasan resmi, beberapa orang di media sosial berspekulasi bahwa memar itu mungkin berasal dari perawatan medis lain, seperti infus atau pengambilan sampel darah yang sering.

    Spekulasi ini muncul karena kesehatan fisik dan mental Trump telah menjadi subjek perbincangan selama bertahun-tahun. Sebelumnya, Trump sendiri telah mengungkapkan bahwa ia didiagnosis mengidap “insufisiensi vena kronis,” yaitu kondisi di mana pembuluh darah di kakinya tidak efektif memompa darah kembali ke jantung, menyebabkan pembengkakan.

    Namun, diagnosis tersebut tampaknya tidak berhubungan dengan memar di tangannya.

    Halaman 2 dari 2

    (kna/kna)

  • Tiga Bahan Aktif yang Kompak Usir Sakit Kepala

    Tiga Bahan Aktif yang Kompak Usir Sakit Kepala

    Jakarta

    Sakit kepala bisa datang kapan saja entah karena stres, kurang tidur, perubahan cuaca, atau faktor lain. Tak heran jika banyak orang mencari solusi cepat dan efektif untuk meredakannya.

    Saat sakit kepala, banyak orang mengandalkan obat pereda nyeri yang mudah ditemukan di pasaran. Namun, tahukah Anda bahwa ada kombinasi kandungan obat yang efektif untuk meredakan sakit kepala?

    Kombinasi Paracetamol, Asam Asetilsalisilat (Aspirin), dan Kafein kini banyak digunakan dalam pengobatan modern karena efek sinergisnya dalam mengatasi sakit kepala dari berbagai sisi. Melansir berbagai sumber, berikut cara masing-masing kandungan obat tersebut bekerja:

    1. Paracetamol

    Paracetamol sudah lama dikenal sebagai pereda nyeri (analgesik) dan penurun demam (antipiretik) yang cukup aman digunakan dalam jangka pendek. Obat ini bekerja di sistem saraf pusat dengan cara menghambat produksi prostaglandin-senyawa yang memicu rasa nyeri dan demam. Paracetamol efektif meredakan nyeri ringan hingga sedang, termasuk sakit kepala tipe tension (tegang).

    2. Asam Asetilsalisilat (Aspirin)

    Aspirin termasuk kelompok obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS). Selain meredakan nyeri, obat ini juga menurunkan peradangan dan memperlancar sirkulasi darah. Inilah mengapa aspirin bermanfaat untuk sakit kepala yang berkaitan dengan pembuluh darah, seperti migrain atau sakit kepala vaskular lainnya.

    3. Kafein

    Kafein bukan hanya dikenal sebagai ‘penjaga kantuk’ dari kopi, tetapi juga berfungsi penting dalam dunia farmasi. Obat ini bekerja sebagai adjuvan-zat tambahan yang memperkuat efek obat utama. Kafein membantu mempercepat penyerapan paracetamol dan aspirin ke dalam tubuh serta meningkatkan efektivitasnya. Dengan sifat vasokonstriktor ringan (mengecilkan pembuluh darah), kafein juga membantu meredakan sakit kepala akibat pelebaran pembuluh darah di otak.

    Ketika ketiga kandungan ini digabungkan, efeknya menjadi lebih kuat dan menyeluruh. Dalam hal ini, paracetamol meredakan nyeri, aspirin mengatasi peradangan dan sirkulasi, sementara kafein memperkuat serta mempercepat kinerja keduanya. Inilah alasan kombinasi ini banyak dipilih dalam terapi modern untuk sakit kepala.

    Artikel ini ditulis oleh PT Sanbe Farma (produsen POLDANMIG).

    (adv/adv)

  • 6 Kebiasaan yang Jarang Disadari Bisa Merusak Ginjal

    6 Kebiasaan yang Jarang Disadari Bisa Merusak Ginjal

    Jakarta

    Menjaga kesehatan ginjal sangat penting. Organ ini berperan dalam menyaring limbah, menyeimbangkan elektrolit, dan mengatur tekanan darah.

    Beberapa kebiasaan sehari-hari jarang disadari menjadi faktor utama kerusakan ginjal. Mewaspadai perilaku sehari-hari yang bisa membahayakan organ ini sangat penting. Dikutip dari laman Times of India, berikut sejumlah kebiasaan yang bisa merusak ginjal.

    1. Obat Pereda Nyeri Berlebihan

    Penggunaan obat pereda nyeri yang dijual bebas, seperti Nonsteroidal Anti-inflammatory Drugs (NSAID) dan analgesik secara sering dan tanpa pengawasan dokter, bisa merusak ginjal. Obat-obatan ini termasuk ibuprofen, aspirin, dan naproxen.

    Saat dikonsumsi, obat-obatan tersebut bisa mengurangi aliran darah ke ginjal dan seiring waktu menyebabkan penyakit ginjal kronis. Inilah mengapa dokter menyarankan untuk menggunakan obat pereda nyeri secara terbatas.

    2. Terlalu Banyak Konsumsi Garam

    Asupan natrium yang berlebihan bisa berdampak buruk bagi ginjal. Menambahkan terlalu banyak garam ke dalam makanan bisa meningkatkan tekanan darah yang merupakan salah satu penyebab utama kerusakan ginjal.

    Adapun cara terbaik untuk mengurangi asupan garam berlebih adalah dengan menambahkan herba dan rempah-rempah. Batasi juga asupan makanan ultra-olahan, camilan kemasan, dan makanan cepat saji. Makanan-makanan tersebut mengandung banyak garam dan zat aditif yang bisa membahayakan ginjal dan organ tubuh lainnya.

    3. Kurang Minum Air

    Ginjal tidak bisa berfungsi tanpa air yang cukup. Sebab, air membantu membuang racun dari tubuh. Dehidrasi bisa mempersulit ginjal, sebab membuatnya tidak mampu membersihkan limbah, yang seiring waktu bisa menyebabkan batu ginjal dan infeksi.

    4. Kurang Tidur

    Tidur malam yang nyenyak adalah salah satu rutinitas terbaik yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan. Kurang tidur bisa berdampak langsung pada ginjal. Sebab, ginjal berfungsi berdasarkan siklus tidur-bangun. Jadi, usahakan untuk tidur 7-9 jam setiap malam.

    5. Terlalu Banyak Konsumsi Gula

    Sama seperti terlalu banyak garam, gula juga memberikan efek yang buruk. Konsumsi gula berlebih dikaitkan dengan obesitas. Hal ini meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan diabetes, yang merupakan penyebab utama sakit ginjal.

    6. Minum Alkohol

    Konsumsi alkohol bisa merusak ginjal secara serius. Alkohol mengubah cara kerja ginjal. Selain menyaring limbah, ginjal juga menjaga keseimbangan air dalam tubuh.

    Ketika minum alkohol, tubuh mengalami dehidrasi dan meningkatkan tekanan darah. Hal ini dapat membahayakan ginjal.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: CISDI Ungkap Anak Usia Sekolah Gemar Konsumsi Gula dan Garam”
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/kna)

  • 7 Kebiasaan yang Tak Disadari Bisa Merusak Ginjal

    7 Kebiasaan yang Tak Disadari Bisa Merusak Ginjal

    Jakarta

    Ginjal memiliki banyak fungsi penting dalam tubuh, termasuk ikut membantu mengatur tekanan darah, produksi sel darah merah yang membawa nutrisi penting, dan oksigen ke seluruh tubuh. Masalah pada ginjal biasanya ditandai dengan perubahan kuantitas dan warna urine, muntah, pusing, masalah pernapasan, anemia, kelelahan, bau mulut, sering merasa dingin, rasa sakit yang tiba-tiba muncul di dalam tubuh, dan kulit gatal.

    Salah satu pemicunya, adalah dehidrasi. Saat tubuh sering kekurangan air, darah akan terkonsentrasi sehingga hanya ada lebih sedikit aliran darah ke ginjal.

    Ini menghambat kemampuan ginjal untuk membuang racun dari tubuh dan semakin banyak menumpuk di dalam tubuh. Jumlah konsumsi air harian yang direkomendasikan yaitu 10 hingga 12 gelas. Dengan cara ini, tubuh akan terhidrasi dengan baik dan ginjal akan sehat.

    Ada sederet kebiasaan yang tidak disadari bisa merusak ginjal dan wajib diwaspadai seperti berikut, dikutip dari Web MD:

    Salah satu penyebab utama kerusakan ginjal adalah tidak mengosongkan kandung kemih tepat waktu. Dengan begini, urine akan tetap berada di kandung kemih untuk periode yang lebih lama, memungkinkan mengalikan pembiakan bakteri dalam urine.

    Bakteri dapat menyebabkan infeksi saluran kemih atau ginjal. Mempertahankan urine dapat menyebabkan inkontinensia urine dan gagal ginjal karena meningkatkan tekanan pada ginjal.

    Mengonsumsi Protein Berlebihan

    Protein sangat penting untuk pola makan yang sehat. Namun, jika ginjal tidak berfungsi normal, mengonsumsinya terlalu banyak dapat membebani ginjal. Konsultasikan dengan dokter Anda. Anda mungkin perlu mengonsumsi berbagai jenis protein dalam porsi kecil. Telur, ikan, kacang-kacangan, dan kacang-kacangan lainnya merupakan sumber yang baik.

    Mengonsumsi Terlalu Banyak Garam

    Pada sebagian orang, terlalu banyak garam dapat meningkatkan tekanan darah dan mempercepat kerusakan ginjal. Garam berlebihan juga bisa menyebabkan batu ginjal, yang pada tahap awal memicu gejala mual, nyeri hebat, dan kesulitan buang air kecil.

    Kebiasaan Merokok

    Tidak hanya dapat memperburuk tekanan darah tinggi dan diabetes tipe 2 sebagai dua penyebab utama penyakit ginjal, tetapi juga dapat mengganggu kerja obat-obatan yang digunakan untuk mengobatinya. Merokok juga memperlambat aliran darah ke ginjal dan bisa memicu masalah ginjal pada orang yang sudah memiliki penyakit ginjal.

    Kebiasaan Mengonsumsi Soda

    Semakin sering meminum soda, seseorang semakin rentan mengalami kerusakan ginjal. Dalam sebuah studi, wanita dengan kebiasaan meminum soda memiliki fungsi ginjal 30 persen lebih buruk setelah 20 tahun, dibandingkan dengan wanita yang jarang atau sama sekali tidak meminum soda.

    Minuman manis dan soda juga dikaitkan dengan insiden penyakit ginjal yang lebih tinggi.

    Minum Obat Pereda Nyeri

    Jika dikonsumsi secara teratur, obat pereda nyeri yang dijual bebas dalam jumlah besar, seperti asetaminofen, aspirin, naproxen, dan ibuprofen dapat merusak ginjal. Karenanya, lebih baik berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter terkait apa yang dikonsumsi dan berapa dosisnya yang tepat untuk menghindari kerusakan ginjal.

    Overtraining

    Berolahraga terlalu keras dalam waktu yang lama dapat menyebabkan rhabdomyolysis, suatu kondisi saat jaringan otot yang rusak dengan sangat cepat. Kondisi ini melepaskan zat-zat ke dalam darah yang merusak ginjal dan membuatnya gagal berfungsi. Kuncinya, jangan berlebihan.

    Tingkatkan intensitas latihan atau berolahraga secara bertahap, jangan tiba-tiba melakukan olahraga berat. Jika memungkinkan, hindari berolahraga di tempat yang panas dan lembap. Temui dokter jika mengalami nyeri otot dan urine berwarna gelap tak berkesudahan.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Video: Hati-hati! Inilah Gejala Awal Penderita Batu Ginjal”
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/naf)

  • Mengatasi Bengkak Gigitan Tawon dengan Bahan Alami, Ini Daftarnya

    Mengatasi Bengkak Gigitan Tawon dengan Bahan Alami, Ini Daftarnya

    Jakarta

    Dalam banyak kasus, gigitan atau sengatan tawon tidak menimbulkan bahaya serius. Kondisi ini biasanya dapat ditangani dengan pengobatan rumahan.

    Sengatan tawon atau lebah dapat menyebabkan reaksi yang bervariasi. Alat penyengat tawon dan lebah sendiri memiliki kantung racun yang menempel pada sengat. Ketika sengatan terjadi, kantung racun berkontraksi, dan memompa racun ke dalam jaringan tubuh.

    Gejala Sengatan Tawon

    Dikutip dari Medical News Today, racun dalam sengatan tawon memicu reaksi toksik lokal di area yang tersengat. Reaksi lokal yang umum akibat serangan tawon dapat menimbulkan gejala sebagai berikut:

    Nyeri

    Nyeri biasanya muncul langsung saat sengatan pertama kali terjadi. Rasanya tajam, terbakar, dan biasanya berlangsung selama beberapa detik.

    Dalam kasus sengatan ganda yang parah, dapat gejala muncul ruam, demam, mual, dan bahkan sakit kepala.

    Bengkak

    Gejala umum lainnya adalah bengkak. Kondisi ini biasanya disertai perubahan warna pada area kulit yang disengat, serta rasa gatal, terbakar, dan sedikit nyeri.

    Pada kondisi parah perubahan warna bisa memengaruhi area kulit hingga 10 cm, pembengkakan di seluruh anggota gerak dapat berlangsung beberapa hari.

    Bentol

    Bentol atau bilur bengkak mencapai puncaknya sekitar 48 jam setelah sengatan. Kondisi ini dapat bertahan hingga satu pekan.

    Pada kasus yang parah dan jarang, bengkak pada persendian bisa muncul beberapa hari setelah sengatan.

    Bahan Alami Atasi Bengkak Sengatan Tawon

    Kebanyakan sengatan tawon dapat ditangani tanpa bantuan medis. Namun, berikut ini beberapa obat yang bisa digunakan untuk mengurangi rasa tidak nyaman:

    Aspirin atau asetaminofen sebagai analgesik untuk mengurangi rasa sakit dan nyeri.Semprotan atau krim yang mengandung anestesi untuk mematikan rasa nyeri area sengatan agar perih berkurang.Krim antihistamin atau antihistamin oral mengurangi reaksi alergi lokal seperti gatal, kemerahan, dan bengkak.Hidrokortison 0 persen untuk mengurangi peradangan dan gatal.

    Jika kulit pada area sengatan membengkak, beberapa perawatan alami yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut:

    Madu

    Madu mengandung senyawa yang melawan peradangan, sehingga dapat membantu mengurangi pembengkakan. Zat antibakteri alami dalam madu juga dapat membantu mencegah infeksi dan mempercepat penyembuhan.

    Ini membuat beberapa tenaga medis biasanya menggunakan ekstrak madu dalam perban luka.

    Gel Lidah Buaya

    Gel lidah buaya dipercaya secara alami dapat menenangkan dan melembapkan kulit. Menurut tinjauan tahun 2021, lidah buaya telah digunakan selama bertahun-tahun pada kulit untuk membantu berbagai kondisi berkat sifat anti-inflamasi dan anti-bakterinya.

    Mengoleskan sedikit gel lidah buaya pada sengatan lebah dapat mengurangi pembengkakan dan membantu mencegah infeksi di area tersebut.

    Cuka Apel

    Beberapa orang mengklaim bahwa cuka apel dapat membantu mengurangi pembengkakan akibat sengatan lebah. Meski belum ada penelitian klinis yang memastikan manfaatnya spesifik pada sengatan, beberapa penelitian lain mengungkapkan cuka apel memiliki sifat anti-mikroba dan anti-inflamasi.

    Pasta Gigi

    Salah satu pengobatan rumahan yang tidak konvensional melibatkan pengolesan pasta gigi yang bersifat basa pada area sengatan untuk menetralkan racun.

    Jika ingin mencobanya, oleskan sedikit pasta gigi pada lokasi sengatan, tetapi lakukan dengan hati-hati. Kulit dapat bereaksi terhadap pasta gigi, terutama jika dibiarkan terlalu lama. Jika muncul tanda reaksi, segera bilas pasta gigi tersebut.

    (avk/kna)

  • Kaki Bengkak-Memar di Tangan Jadi Awal Masalah Pembuluh Darah Trump Terungkap

    Kaki Bengkak-Memar di Tangan Jadi Awal Masalah Pembuluh Darah Trump Terungkap

    Washington

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menderita masalah pembuluh darah kronis. Hal itu diumumkan Gedung Putih setelah foto-foto yang menunjukkan memar di tangan Trump beredar dan menimbulkan spekulasi selama berhari-hari.

    Dilansir BBC, Minggu (20/7/2025), Trump baru-baru ini juga mengalami pembengkakan di kakinya. Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan Trump telah menjalani pemeriksaan komprehensif, termasuk tes vaskular.

    Leavitt mengatakan tangan Trump yang memar sesuai dengan ‘kerusakan jaringan akibat sering berjabat tangan’ serta konsumsi aspirin, yang menurutnya merupakan bagian dari rejimen pencegahan kardiovaskular standar. Trump yang berusia 79 tahun sering menyebut kesehatannya baik dan pernah menggambarkan dirinya sebagai ‘presiden tersehat yang pernah hidup’.

    Leavitt menyebut pemeriksaan medis menunjukkan Trump mengalami masalah pembuluh darah yang disebut insufisiensi vena kronis. Kondisi itu terjadi ketika vena kaki gagal memompa darah ke jantung dan menyebabkannya mengumpul di tungkai bawah hingga dapat menjadi bengkak.

    Leavitt mengatakan tidak ada bukti trombosis vena dalam atau penyakit arteri. Dia juga menyebut semua hasil tes dalam batas normal.

    Menurut catatan dari dokter Gedung Putih, Sean Barbabella, kondisi yang dialami Trump disebut jinak dan umum terutama pada orang di atas usia 70 tahun. Pemeriksaan tambahan, katanya, menunjukkan tidak ada tanda-tanda gagal jantung, gangguan ginjal, atau penyakit sistemik pada Trump. Secara keseluruhan, Trump disebut berada dalam ‘kondisi kesehatan yang sangat baik’.

    Asisten profesor bedah vaskular di University of Texas, Meryl Logan, mengatakan vena dan katup mendorong darah ke atas dan keluar dari kaki kembali ke jantung. Dia menyebut darah yang mengalir dari kaki ke jantung bergerak melawan gravitasi yang dapat mempersulit proses tersebut.

    Memar di Tangan yang Jadi Sorotan

    Kondisi kesehatan Trump menjadi sorotan usai para fotografer mengabadikan apa yang tampak seperti kaki Trump bengkak saat final Piala Dunia Antarklub FIFA di New Jersey pada 13 Juli lalu. Selain itu, ada juga foto-foto yang menunjukkan tangan Trump memar saat bertemu dengan Perdana Menteri Bahrain Salman bin Hamad bin Isa Al Khalifa di Gedung Putih.

    Memar di tangan Trump sebelumnya telah difoto saat bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada bulan Februari. Kakinya yang bengkak dan memar itu kemudian memicu spekulasi dan rumor daring bahwa Trump mungkin mengalami penyakit yang belum dipublikasikan.

    Setelah pemeriksaan fisik tahunan pada bulan April, Barbabella menulis bahwa Trump menunjukkan kesehatan kognitif dan fisik. Trump berusia 78 tahun tujuh bulan ketika ia dilantik untuk masa jabatan keduanya pada bulan Januari, menjadikannya presiden tertua yang pernah dilantik sebagai pemimpin AS.

    Para dokter mengatakan kepada BBC mereka setuju dengan penilaian Barbabella tentang insufisiensi vena kronis. Para ahli mengatakan risiko lain termasuk kelebihan berat badan, memiliki riwayat pembekuan darah, dan pekerjaan yang mengharuskan pasien berdiri dalam waktu lama juga dapat memicu masalah tersebut.

    Mengenakan stoking kompresi medis yang dibuat khusus dapat membantu mengatasi kondisi ini dan para ahli juga menyarankan pasien untuk meninggikan kaki mereka di malam hari. Insufisiensi vena kronis disebut hanya mempengaruhi bagian bawah tubuh, sehingga kondisi ini tidak terkait dengan memar yang terlihat di tangan presiden, yang memicu spekulasi dalam beberapa hari terakhir.

    Dokter presiden mengatakan memar tersebut merupakan akibat dari berjabat tangan dan efek samping dari penggunaan aspirin, obat yang dapat membantu mencegah serangan jantung, pembekuan darah, dan stroke.

    (haf/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Gedung Putih Jelaskan Masalah Pembuluh Darah Kronis yang Dialami Trump

    Gedung Putih Jelaskan Masalah Pembuluh Darah Kronis yang Dialami Trump

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump didiagnosis menderita insufisiensi vena kronis. Gedung Putih mengumumkan hal itu setelah Trump menjalani pemeriksaan komprehensif.

    Dilansir CNN, Minggu (20/7/2025), Sekretaris Pers Karoline Leavitt mengatakan Trump yang berusia 79 tahun menjalani pemeriksaan komprehensif, termasuk studi vaskular diagnostik dengan Unit Medis Gedung Putih. Leavitt juga membacakan catatan dari dokter presiden, Kapten Sean Barbabella.

    Hasil pemeriksaan Barbabella, yang kemudian dirilis oleh Gedung Putih, menyatakan bahwa ‘USG Doppler vena ekstremitas bawah bilateral telah dilakukan dan menunjukkan insufisiensi vena kronis, suatu kondisi yang jinak dan umum, terutama pada individu di atas usia 70 tahun’.

    Pemeriksaan tersebut dilakukan setelah Trump merasakan sedikit pembengkakan di kaki bagian bawahnya selama beberapa minggu terakhir. Surat itu menjelaskan tidak ada masalah jantung, ginjal dan penyakit lain yang terdeteksi pada Trump.

    “Yang penting, tidak ada bukti trombosis vena dalam (DVT) atau penyakit arteri dan hasil tes laboratorium Trump semuanya dalam batas normal,” menurut surat tersebut.

    “Tidak ada tanda-tanda gagal jantung, gangguan ginjal, atau penyakit sistemik yang teridentifikasi,” tulis Barbabella.

    Insufisiensi vena kronis adalah kondisi di mana katup di dalam pembuluh vena tertentu tidak berfungsi sebagaimana mestinya yang dapat menyebabkan darah mengumpul di dalam vena. Sekitar 150.000 orang didiagnosis dengan kondisi ini setiap tahun dan risikonya meningkat seiring bertambahnya usia.

    Leavitt kemudian menyebut Trump tidak mengalami ‘rasa tidak nyaman’. Dia juga membahas memar yang muncul di punggung tangan presiden, yang viral beberapa waktu lalu. Dia mengaitkannya dengan ‘seringnya Trump berjabat tangan’ ditambah penggunaan aspirin.

    “Hal ini sesuai dengan iritasi jaringan lunak ringan akibat seringnya berjabat tangan dan penggunaan aspirin, yang dikonsumsi sebagai bagian dari rejimen pencegahan kardiovaskular standar,” demikian penjelasan Leavitt mengutip hasil pemeriksaan dari dokter.

    Surat tersebut menyimpulkan bahwa ‘Presiden Trump tetap dalam kondisi kesehatan yang sangat baik’. Trump akan menjadi presiden tertua di negara ini pada masa jabatan keduanya.

    “Pada dasarnya ini bukan informasi yang mengkhawatirkan, dan tidak mengejutkan. Ini adalah bagian yang cukup normal dari penuaan, terutama bagi seseorang yang berada dalam kategori kelebihan berat badan hingga obesitas, yang selalu dialami oleh presiden. Namun, kekhawatiran yang lebih besar adalah gejala seperti ini perlu dievaluasi untuk kondisi yang lebih serius, dan itulah yang terjadi,” ujar asisten profesor kedokteran darurat di Harvard Medical School, Jeremy Faust.

    Insufisiensi vena kronis dapat berkaitan dengan kondisi seperti peningkatan tekanan dari jantung atau sleep apnea.

    (haf/imk)

  • Donald Trump Sakit Chronic Venous Insufficiency, Ketahuan gegara Kaki Bengkak

    Donald Trump Sakit Chronic Venous Insufficiency, Ketahuan gegara Kaki Bengkak

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump sakit chronic venous insufficiency atau insufisiensi vena kronis. Penyakitnya ini ketahuan setelah dia menjalani pemeriksaan imbas kakinya yang bengkak.

    Sekretaris pers Karoline Leavitt juga membahas memar di punggung tangan Trump, yang terlihat dalam foto-foto terbaru yang ditutupi riasan yang tidak sama persis dengan warna kulitnya. Ia mengatakan memar tersebut “konsisten” dengan iritasi akibat “sering berjabat tangan dan penggunaan aspirin.” Trump mengonsumsi aspirin untuk mengurangi risiko serangan jantung dan stroke.

    Leavitt tidak menyebutkan kapan Trump pertama kali menyadari pembengkakan di kaki bagian bawahnya. Sebagai bagian dari perawatan medis rutin presiden dan sebagai “tindakan pencegahan yang sangat hati-hati”, ia mengatakan Trump menjalani “pemeriksaan komprehensif” yang mencakup pemeriksaan pembuluh darah, ekstremitas bawah, dan ultrasonografi.

    Selain itu hasil pemeriksaan juga menunjukkan tidak ada bukti adanya trombosis vena dalam, sejenis bekuan darah atau penyakit arteri, yang dapat mencakup penyumbatan.

    Foto-foto Trump di final Piala Dunia Antarklub di New Jersey selama akhir pekan menunjukkan dia dengan pergelangan kaki yang terlihat bengkak, memicu spekulasi tentang penyebabnya.

    Kata pakar soal chronic venous insufficiency

    Perhimpunan Bedah Vaskular yang berbasis di AS mengatakan chronic venous insufficiency dapat menyebabkan rasa berat pada anggota tubuh yang terkena, serta pembengkakan dan nyeri. Dalam beberapa kasus, insufisiensi vena kronis juga dapat menyebabkan kram, kejang, dan ulkus kaki yang menyakitkan.

    “Insufisiensi vena kronis dapat berdampak signifikan pada kualitas hidup, tetapi deteksi dan pengobatan dini dapat membuat perbedaan yang substansial,” ujar Joshua A. Beckman, MD, FAHA, mantan ketua Komite Penasihat Kesehatan Vaskular dan Dewan Ilmiah Penyakit Vaskular Perifer dari American Heart Association.

    Mengenakan stoking kompresi medis yang dibuat khusus dapat membantu mengatasi kondisi ini, dan para ahli juga menyarankan pasien untuk meninggikan kaki mereka di malam hari dan menggunakan losion.

    (kna/kna)

  • Kronologi Donald Trump Alami Gangguan Pembuluh Darah, Keluhkan Ini di Kakinya

    Kronologi Donald Trump Alami Gangguan Pembuluh Darah, Keluhkan Ini di Kakinya

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah didiagnosis gangguan pembuluh darah yang dikenal sebagai insufisiensi vena kronis atau chronic venous insufficiency. Kondisi tersebut diketahui setelah ia menyadari ada pembengkakan di kakinya menurut laporan Gedung Putih pada Kamis (17/7/2025).

    Dokter kepresidenan, Sean Barbabella, menyatakan dalam sebuah memo bahwa presiden telah menjalani pemeriksaan kesehatan menyeluruh setelah ia melihat adanya sedikit pembengkakan di bagian kaki. Hasil pemeriksaan tidak menunjukkan adanya kondisi serius seperti trombosis vena dalam atau penyakit arteri.

    Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, membacakan isi memo tersebut dalam konferensi pers pada Kamis, sebelum akhirnya memo itu dirilis secara resmi oleh Gedung Putih.

    Barbabella menyatakan Trump, yang kini berusia 79 tahun, tetap berada dalam kondisi kesehatan yang ‘sangat baik’.

    Sebelumnya, Donald Trump terlihat menghadiri final Piala Dunia Antarklub di New Jersey akhir pekan lalu dengan pergelangan kaki yang tampak bengkak, sehingga memicu spekulasi mengenai penyebabnya.

    Dokter presiden mengatakan dia dievaluasi secara menyeluruh oleh unit medis Gedung Putih sebagai tindakan pencegahan yang sangat ketat setelah menyadari adanya pembengkakan dalam beberapa minggu terakhir.

    “Presiden menjalani pemeriksaan komprehensif, termasuk pemeriksaan vaskular diagnostik. USG Doppler vena bilateral pada ekstremitas bawah dilakukan dan menunjukkan insufisiensi vena kronis, suatu kondisi jinak dan umum, terutama pada individu di atas usia 70 tahun,” demikian bunyi memo tersebut.

    Barbarella mengatakan tidak ada bukti adanya pembekuan darah atau penyakit arteri. Donald Trump juga telah menjalani sejumlah tes, termasuk hitung darah lengkap, panel metabolik komprehensif, dan profil koagulasi.

    “Semua hasilnya dalam batas normal,” demikian bunyi memo tersebut.

    “Ekokardiogram juga dilakukan dan memastikan struktur dan fungsi jantung normal. Tidak ada tanda-tanda fungsi jantung, gangguan ginjal, atau penyakit sistemik yang teridentifikasi.”

    Dokter Gedung Putih itu juga memperhatikan foto-foto terbaru yang menunjukkan memar kecil di punggung tangan Trump.

    “Hal ini sesuai dengan iritasi jaringan lunak ringan akibat sering berjabat tangan dan penggunaan aspirin, yang dikonsumsi sebagai bagian dari program pencegahan kardiovaskular standar,” kata memo tersebut.

    Insufisiensi vena kronis (chronic venous insufficiency atau CVI) adalah gangguan pada pembuluh darah vena yang terjadi ketika vena di kaki mengalami kerusakan, sehingga tidak mampu mengalirkan darah kembali ke jantung secara optimal.

    Spesialis jantung dan pembuluh darah, dr Vito A Damay, SpJP(K), menjelaskan kondisi ini biasanya dipicu oleh sejumlah faktor, termasuk:

    Banyak berdiriKebanyakan dudukJarang jalan kakiPernah sumbatan pembekuan darah kakiPernah bedrest lamaUsia lanjut

    “Hal ini sering mirip dengan kondisi kaki bengkak pada lemah jantung,” ucapnya saat dihubungi detikcom, Jumat (18/7/2025).

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Trump Nggak Mau Hubungannya dengan Elon Musk Makin Memanas”
    [Gambas:Video 20detik]
    (suc/suc)

  • Ada Pembengkakan di Kaki, Trump Disebut Alami Masalah di Pembuluh Darah

    Ada Pembengkakan di Kaki, Trump Disebut Alami Masalah di Pembuluh Darah

    Jakarta

    Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, 79 tahun, didiagnosis mengalami chronic venous insufficiency atau gangguan aliran darah vena kronis setelah mengeluh pembengkakan ringan di kakinya dalam beberapa minggu terakhir.

    Juru Bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt pada Kamis (17/7/2025), dalam konferensi pers di Washington membacakan pernyataan dari dokter kepresidenan, Kapten Sean Barbabella.

    Ia menyebut Trump telah menjalani pemeriksaan menyeluruh, termasuk pemeriksaan pembuluh darah dengan ultrasound doppler di kedua kakinya.

    “Hasilnya menunjukkan adanya chronic venous insufficiency. Ini kondisi umum dan tidak berbahaya, terutama pada individu usia 70 tahun ke atas,” kata Barbabella.

    Lebih lanjut, hasil tes menunjukkan tidak ada tanda-tanda penggumpalan darah dalam vena dalam maupun penyakit arteri. Pemeriksaan jantung Trump juga dinyatakan normal. Tidak ditemukan gejala gagal jantung, gangguan ginjal, atau penyakit sistemik lainnya.

    Apa Itu Chronic Venous Insufficiency?

    Gangguan ini terjadi saat katup di pembuluh darah vena tidak bekerja dengan baik, menyebabkan darah berkumpul di kaki. Umumnya ditandai dengan pembengkakan, nyeri, kram, atau perubahan warna kulit pada tungkai. Meski tak mengancam nyawa, kondisi ini bisa mengganggu aktivitas.

    “Ini cukup normal seiring bertambahnya usia, apalagi jika pasien berada dalam kategori kelebihan berat badan,” kata dr Jeremy Faust dari Harvard Medical School, dikutip dari CNN.

    dr Bernard Ashby, ahli jantung, menambahkan kondisi ini bisa berhubungan dengan tekanan darah tinggi dari jantung atau masalah tidur seperti sleep apnea.

    Leavitt juga menanggapi munculnya memar di punggung tangan Trump, yang disebut akibat sering berjabat tangan dan konsumsi aspirin sebagai bagian dari perawatan kardiovaskular rutin.

    “Itu hanya iritasi jaringan ringan. Presiden Trump tetap dalam kondisi kesehatan yang sangat baik,” tulis Barbabella dalam surat resmi.

    Meski disebut jinak, beberapa dokter menyarankan untuk tetap mengevaluasi kemungkinan penyebab lain, seperti tekanan jantung atau paru-paru yang meningkat.

    “Chronic venous insufficiency memang umum, tapi tetap perlu dicari tahu apa penyebab utamanya,” ujar Faust.

    Penyebab kondisi ini bisa beragam, mulai dari usia lanjut, obesitas, kurang olahraga, hingga terlalu lama duduk atau berdiri.

    Trump bakal mencetak sejarah sebagai presiden tertua AS jika kembali menjabat di periode keduanya. Meski mengalami masalah pembuluh darah ringan, tim medis Gedung Putih memastikan kondisinya tetap stabil dan tidak mengganggu aktivitas.

    (naf/kna)