Produk: Aspirin

  • Plester di Tangan Trump Lagi-lagi Jadi Sorotan

    Plester di Tangan Trump Lagi-lagi Jadi Sorotan

    Jakarta

    Adanya plester luka di tangan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump lagi-lagi menjadi sorotan. Gedung Putih buka suara dan memberikan penjelasan.

    Dilansir AFP, Jumat (12/12/2025), dalam beberapa hari terakhir tangan kanan Donald Trump tampak dipasangi plester luka saat dia menghadiri berbagai acara publik. Pemandangan ini memicu pertanyaan soal kondisi pemimpin AS itu

    Gedung Putih untuk memberikan penjelasan kepada publik. Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan bahwa banyaknya jabat tangan yang dilakukan oleh Trump telah membuat dia harus memakai plester luka pada bagian punggung tangan sebelah kanan.

    Foto-foto yang dijepret wartawan menunjukkan punggung tangan kanan Trump dipasangi beberapa plester sekaligus. Plester itu terlihat jelas saat Trump tampil dalam sejumlah acara penting beberapa waktu terakhir.

    Dalam penjelasannya pada Kamis (11/12), Leavitt mengulangi tanggapan yang pernah disampaikannya beberapa bulan lalu setelah sang Presiden yang berusia 79 tahun itu muncul ke publik dengan memar-memar di tangan kanannya, yang pada saat itu tampak ditutupi lapisan riasan tebal.

    “Mengenai perban (plester) di tangan, kami juga telah memberikan penjelasan untuk itu,” kata Leavitt kepada wartawan setempat.

    “Di masa lalu, presiden sungguh terus-menerus melakukan jabat tangan,” ucapnya.

    “Dia juga mengonsumsi aspirin setiap hari, yang juga telah disebutkan dalam pemeriksaan fisiknya di masa lalu, yang dapat menyebabkan memar yang Anda lihat,” tutur Leavitt dalam penjelasannya.

    Sebagai presiden dengan usia paling tua yang pernah terpilih di AS, Trump dengan gigih membela kesehatan pribadinya. Dia bahkan membandingkan kondisinya dengan pendahulunya, mantan Presiden Joe Biden, yang dinilainya telah kehilangan kemampuan hingga tidak mampu memerintah pada akhir masa jabatannya.

    Trump memposting pesan panjang di platform media sosial Truth Social miliknya pada Selasa (9/12) malam, yang isinya membela kondisi kesehatannya. Dia menyebut investigasi oleh sejumlah media tentang kebugaran fisiknya setara dengan “pemberontakan, bahkan mungkin pengkhianatan”.

    Pada Oktober lalu, Trump menjalani serangkaian pemeriksaan medis, termasuk pemindaian MRI, dengan dokter kepresidenan melaporkan bahwa sang Presiden AS dalam kondisi kesehatan yang sangat baik.

    Tonton juga video “China-Jepang Memanas, AS Tegaskan Hubungan dengan Kedua Negara Baik”

    Halaman 2 dari 2

    (lir/rfs)

  • Tangan Trump Dipasangi Plester Luka, Gedung Putih Beri Penjelasan

    Tangan Trump Dipasangi Plester Luka, Gedung Putih Beri Penjelasan

    Washington DC

    Tangan kanan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tampak dipasangi plester luka saat dia menghadiri berbagai acara publik beberapa hari terakhir. Hal itu memicu pertanyaan soal kondisi pemimpin AS itu, yang mendorong Gedung Putih untuk memberikan penjelasan kepada publik.

    Dalam penjelasan kepada wartawan, seperti dilansir AFP, Jumat (12/12/2025), Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan bahwa banyaknya jabat tangan yang dilakukan oleh Trump telah membuat dia harus memakai plester luka pada bagian punggung tangan sebelah kanan.

    Foto-foto yang dijepret wartawan menunjukkan punggung tangan kanan Trump dipasangi beberapa plester sekaligus. Plester itu terlihat jelas saat Trump tampil dalam sejumlah acara penting beberapa waktu terakhir.

    Leavitt, dalam penjelasannya pada Kamis (11/12), mengulangi tanggapan yang pernah disampaikannya beberapa bulan lalu setelah sang Presiden yang berusia 79 tahun itu muncul ke publik dengan memar-memar di tangan kanannya, yang pada saat itu tampak ditutupi lapisan riasan tebal.

    “Mengenai perban (plester) di tangan, kami juga telah memberikan penjelasan untuk itu,” kata Leavitt kepada wartawan setempat.

    “Di masa lalu, presiden sungguh terus-menerus melakukan jabat tangan,” ucapnya.

    “Dia juga mengonsumsi aspirin setiap hari, yang juga telah disebutkan dalam pemeriksaan fisiknya di masa lalu, yang dapat menyebabkan memar yang Anda lihat,” tutur Leavitt dalam penjelasannya.

    Tangan Trump terlihat dipasangi plester saat dia menghadiri acara publik di Pennsylvania, AS, pada 9 Desember Foto: Alex Wong/Getty Images/AFP

    Sebagai presiden dengan usia paling tua yang pernah terpilih di AS, Trump dengan gigih membela kesehatan pribadinya. Dia bahkan membandingkan kondisinya dengan pendahulunya, mantan Presiden Joe Biden, yang dinilainya telah kehilangan kemampuan hingga tidak mampu memerintah pada akhir masa jabatannya.

    Trump memposting pesan panjang di platform media sosial Truth Social miliknya pada Selasa (9/12) malam, yang isinya membela kondisi kesehatannya. Dia menyebut investigasi oleh sejumlah media tentang kebugaran fisiknya setara dengan “pemberontakan, bahkan mungkin pengkhianatan”.

    Pada Oktober lalu, Trump menjalani serangkaian pemeriksaan medis, termasuk pemindaian MRI, dengan dokter kepresidenan melaporkan bahwa sang Presiden AS dalam kondisi kesehatan yang sangat baik.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Ancaman Nyata Strok: Kenali Gejala, Penyebab, Risiko hingga Pengobatan

    Ancaman Nyata Strok: Kenali Gejala, Penyebab, Risiko hingga Pengobatan

    Jakarta, Beritasatu.com – Seperti diabetes, strok bisa dibilang menjadi “silent killer” atau penyakit yang membunuh diam-diam. Angka kasus kematian karena strok tak bisa dianggap remeh. Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono mengungkap, strok menjadi penyebab dari 350.000 kematian di Indonesia setiap tahunnya. 

    Begitu juga dengan di Amerika Serikat (AS), Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau Centers for Disease Control and Prevention (CDC) melaporkan strok merupakan penyebab utama kematian di Amerika Serikat. Setiap tahun, lebih dari 795.000 orang di AS mengalami strok.

    Secara medis, apakah yang dimaksud dengan strok? Strok adalah kondisi ketika pembuluh darah di otak pecah dan berdarah, atau ketika ada penyumbatan pada suplai darah ke otak. Pecahnya atau penyumbatan ini mencegah darah dan oksigen mencapai jaringan otak. Tanpa oksigen, sel dan jaringan otak akan rusak dan mulai mati dalam hitungan menit. 

    Ilustrasi kondisi otak saat terkena strok. – (fre/Brgfx)

    Maka dari itu penting untuk setiap orang bisa mengenali gejala strok dan segera mencari diagnosis serta pengobatan yang tepat. Melansir Healthline, Senin (8/12/2025) yang telah ditinjau secara medis oleh dokter Nancy Hammond, berikut penjelasan tentang strok mulai dari gejala, penyebab, faktor risiko, hingga pilihan pengobatan. 

    Gejala

    Hilangnya aliran darah ke otak merusak jaringan di dalam otak. Gejala strok muncul di bagian tubuh yang dikendalikan oleh area otak yang rusak.

    Semakin cepat seseorang yang mengalami strok mendapatkan penanganan yang tepat, maka semakin minim peluang komplikasinya. Gejala strok sendiri meliputi kelumpuhan,  mati rasa atau lengan, wajah, dan kaki terasa lemah terutama pada satu sisi tubuh (hemiparesis), sulit berbicara atau memahami orang lain, mendadak cadel. kebingungan, disorientasi, atau kurangnya respons, perubahan perilaku mendadak terutama peningkatan agitasi. 

    Selain itu, orang yang terkena strok juga umumnya mengalami gangguan daya penglihatan, seperti kesulitan melihat pada satu atau kedua mata dengan penglihatan menghitam atau kabur, atau penglihatan menjadi dobel, sulit berjalan, hilang keseimbangan atau koordinasi, pusing, sakit kepala yang parah dan tiba-tiba tanpa penyebab jelas, kejang, mual dan muntah. 

    Penyebab dan Faktor Risiko Strok

    Penyebab atau pemicu munculnya serangan strok bergantung pada jenisnya. Strok terbagi dalam tiga kategori utama yaitu strok iskemik, strok hemoragik, strok iskemik transien. Faktor risiko tertentu dapat memicu seseorang menjadi lebih rentan terkena strok, yaitu sebagai berikut:

    Pola makan tidak seimbang yang tinggi garam, lemak jenuh dan lemak trans, serta kolesterol.Kurang bergerak alias aktivitas fisik. Kebiasaan mengonsumsi alkohol. Merokok. Ada riwayat strok dalam keluarga.Bertambahnya usia. Terlahir dengan ras atau etnis, seperti Afrika-Amerika, penduduk asli Alaska, atau Indian Amerika. Ilustrasi kondisi otak saat terkena strok. – (Freepik.com/Brgfx)

    Selain itu, kondisi medis tertentu juga dapat meningkatkan risiko strok, contohnya sudah pernah mengalami strok, punya tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, kelebihan berat badan, memiliki gangguan jantung seperti penyakit arteri coroner atau cacat katup jantung, ada pembesaran ruang jantung dan detak jantung tidak teratur, dan gangguan pembekuan darah. 

    Risiko Komplikasi

    Komplikasi pascastrok dapat bervariasi karena tergantung pada bagian otak mana yang mengalami kerusakan parah. Umumnya, komplikasi strok mencakup kejang, kandung kemih dan usus kehilangan kendali, mengalami masalah bicara dan menelan, timbul gangguan kognitif termasuk demensia, menurunnya mobilitas, rentang gerak, atau kemampuan untuk mengendalikan gerakan otot tertentu, depresi, perubahan suasana hati, emosi, atau perilaku, nyeri bahu, luka baring hingga perubahan sensorik atau sensasi. Sebagai catatan, meski beberapa komplikasi bisa diatasi seiring waktu, beberapa komplikasi lainnya mungkin bersifat permanen.

    Pencegahan Strok

    Menurut National Heart, Lung, and Blood Institute, 82% hingga 90% kasus strok sebetulnya dapat dicegah. Meskipun perubahan gaya hidup yang jauh lebih sehat tidak dapat mencegah semua tipe strok, tetapi perubahan ini bisa memberikan perbedaan yang signifikan dalam menurunkan risiko strok.

    Ada empat hal utama yang bisa dilakukan untuk mencegah Anda terkena strok. Pertama cobalah berhenti merokok, selanjutnya Batasi konsumsi alkohol karena mengonsumsi alkohol yang berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah yang pada akhirnya meningkatkan risiko strok.

    Cara ketiga yakni jaga berat badan agar selalu pas alias ideal. Kegemukan dan obesitas meningkatkan risiko strok. Untuk membantu mengelola berat badan, konsumsilah makanan seimbang dan aktif bergerak. Kedua langkah sederhana ini juga sekaligus bisa menurunkan tekanan darah dan kadar kolesterol dalam darah. 

    Terakhir, biasakan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin. Konsultasikan kepada dokter seberapa sering Anda butuh memeriksakan tekanan darah, kolesterol, dan kondisi kesehatan lainnya. Dokter juga dapat membantu membuat panduan perubahan gaya hidup yang lebih sehat. 

    Pengobatan

    Metode pengobatan akan bergantung pada jenis strok yang dialami masing-masing orang. Untuk strok jenis strok dna strok iskemik transien karena sama-sama disebabkan karena gumpalan darah atau penyumbatan di otak, dokter biasanya menanganinya dengan treatment yang serupa. Teknik yang dapat digunakan antara lain:

    Obat trombolitik, yaitu aktivator plasminogen jaringan untuk memecah gumpalan darah di arteri otak dalam waktu 4,5 jam (golden period) setelah timbulnya gejala.Trombektomi mekanis untuk mengangkat gumpalan darah dalam waktu 24 jam setelah timbulnya gejala.Stent untuk menopang dinding arteri yang melemah.Operasi untuk mengangkat plak dari arteri. Konsumsi aspirin atau pengencer darah lainnya untuk mencegah pembekuan darah lebih lanjut. 

    Sementara itu, untuk strok hemoragik yang disebabkan oleh pendarahan atau kebocoran di otak memerlukan metode pengobatan yang berbeda. Perawatan untuk strok jenis ini ada tiga, yaitu konsumsi obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah, mencegah kejang, dan mencegah penyempitan pembuluh darah. 

    Kemudian bisa juga operasi untuk memperbaiki aneurisma otak pada pasien, biasanya dengan proses yang disebut coiling atau clipping dan terakhir metode raniotomi untuk mengurangi tekanan pada otak. 

  • Daftar 6 Kelompok Orang yang Tidak Boleh Donor Darah

    Daftar 6 Kelompok Orang yang Tidak Boleh Donor Darah

    Jakarta

    Donor darah merupakan salah satu tindakan sederhana yang bisa menyelamatkan banyak nyawa. Dengan menyumbangkan darah, seseorang bisa membantu pasien yang membutuhkan transfusi.

    Kendati demikian, tidak semua orang bisa menjad pendonor darah. Ada beberapa kondisi kesehatan dan faktor risiko yang membuat seseorang tidak diperbolehkan mendonorkan darah.

    Syarat Mendonorkan Darah

    Sebelum mengetahui siapa saja yang tidak dibolehkan untuk mendonorkan darah, ketahui apa saja persyaratan untuk donor darah. Dikutip dari laman PMI Kota Bandung dan PMI Jakarta Barat, berikut di antaranya:

    Sehat jasmani dan rohaniUsia 17-65 tahunBerat badan minimal 45 kgTekanan darah: Sistole 100-70 dan diastole 70-100Kadar hemoglobin 12,5% sampai dengan 17,0 g%Interval donor minimal 12 minggu atau 3 bulan sejak donor darah sebelumnya (maksimal 5 kali dalam 2 tahun).Suhu tubuh 36,5-37,5 CWanita tidak sedang hamil, menstruasi, dan menyusuiTidak bertato dan tindik, kecuali sudah lebih dari 6 bulanTidak pecandu alkohol dan narkotikTidur malam sebelum donasi minimal 5 jam dan tidak begadangSudah makan 3-4 jam sebelum donor darahKelompok Orang yang Tidak Boleh Mendonorkan Darah

    Berikut kelompok orang yang tidak boleh mendonorkan darah:

    1. Orang yang Sedang Flu-Penyakit Lainnya yang Menyebabkan Demam

    Orang yang sedang mengidap pilek atau flu saat ingin mendonorkan darah harus melakukan jadwal ulang donor selama 7 hari setelah gejala hilang. Meski pilek atau flu tidak memengaruhi darah, namun Unit Transfusi Darah (UTD) akan menolak donor darah dari orang sakit, sebagai upaya mengurangi penyebaran flu. Tak hanya flu, orang yang demam juga tidak akan diizinkan untuk mendonorkan darah.

    2. Hemoglobin Rendah

    Hemoglobin merupakan protein dalam sel darah merah yang berperan penting dalam mengangkut oksigen ke organ dan jaringan tubuh serta ke,bali ke paru-paru. Protein ini juga mengandung banyak zat besi.

    Apabila pernah kesulian dalam mendonorkan darah sebelumnya, sebab kadar zat besi/hemoglobin yang rendah, atasi kekurangan ini dengan mengonsumsi makanan kaya zat besi, terutama daging dan produk hewani. Untuk vegetarian, roti dan pasta, kacang-kacangan, kacang tanah, tahu, dan telur merupakan sumber zat besi yang baik.

    3. Orang yang Sedang Mengonsumsi Obat atau Antibiotik Tertentu

    Sebagai aturan umum, sebagian obat bebas yang dikonsumsi masih bisa membuat seseorang diterima untuk mendonorkan darah. Namun, untuk lebih jelasnya, doker akan menjelaskan kepada donor saat pemeriksaan tentang boleh atau tidaknya pendonoran saat mengonsumsi obat tertentu.

    Adapun obat-obaan yang paling sering dibicarakan dalam pembatasnnya yaitu:

    Aspirin, harus menunggu 3 hari penuhPengencer darah, tidak diizinkan mendonorkan darahInsulin, bisa mendonorkan darah selama diabetes terkendali dengan baik.

    4. Orang yang Baru Divaksinasi

    Orang yang baru menerima vaksinasi atau imunisasi mungkin diminta menunggu selama beberapa waktu sebelum memenuhi syarat donor darah. Misalnya, pada saat ini UTD PMI menyatakan bahwa donor darah bisa diterima jika seseorang divaksinasi dengan vaksin COVID-19 dengan ketentuan:

    Hari keempat setelah vaksin 1 tanpa ada gejala KIPIHari ke delapan setelah vaksin 2 atau vaksin 3 tanpa ada gejala KIPIJika terdapat KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi), donor darah sebaiknya ditunda dalam satu bulan.

    5. Bepergian ke Tempat Tertentu pada Waktu yang Salah

    Perjalanan bisa menghadapkan seseorang pada budaya, kebiasaan, dan penyakit yang berbeda. Beberapa penyakit tersebut bisa memengaruhi kemampuan seseorang untuk mendonokan darah.

    6. Orang yang Memiliki Masalah Kesehatan terkait Darah

    Orang dengan penyakit berkaitan dengan masalah darah dan pendarahan seringkali tidak dibolehkan untuk donor darah. Jadi, jika seseorang mengidap hemofilia, penyakit Von Willebrand, hemokromatosis heredier atau sickle cell trait, maka dia tidak bisa mendonorkan darah.

    (elk/up)

  • Bayi Ini Terlahir dengan Mata Satu dan Tanpa Hidung, Cuma Bertahan 6 Jam

    Bayi Ini Terlahir dengan Mata Satu dan Tanpa Hidung, Cuma Bertahan 6 Jam

    Jakarta

    Seorang bayi di Maroko lahir dengan kondisi langka yaitu mata satu dan tidak memiliki hidung. Awalnya, seorang ibu berusia 27 tahun di Rumah Sakit Universitas Ibn Rochd Casablanca hamil anak ketiga dengan kondisi prematur. Bayi yang dikandung tidak pernah diperiksa menggunakan ultrasonografi (USG) dan diperkirakan berusia 7 bulan.

    Dari pemeriksaan awal, tidak ditemukan riwayat perkawinan sedarah, penggunaan obat-obatan, maupun riwayat kelainan bawaan dalam keluarga. Kondisi tekanan darah dan kadar gula darah pasien juga normal.

    Pemeriksaan USG yang dilakukan saat masuk rumah sakit menunjukkan adanya satu janin dengan detak jantung normal dan posisi kepala di bawah. Namun, ditemukan kondisi mikrosefali atau ukuran kepala kecil dan hidramnion atau kelebihan air ketuban.

    Ukuran kepala janin jauh lebih kecil dari ukuran normal usia kehamilan, menandakan adanya gangguan perkembangan otak.

    Empat jam setelah dirawat, pasien melahirkan bayi perempuan seberat 1.100 gram. Saat lahir, terlihat satu mata besar di tengah dahi dengan tonjolan probosis sepanjang sekitar 4 cm di atasnya, tanpa adanya hidung.

    Kondisi ini sangat khas untuk cyclopia, bentuk paling berat dari kelainan otak depan holoprosensefali, ketika otak gagal membelah menjadi dua belahan pada massa awal kehamilan.

    “Cyclopia sebenarnya bisa didiagnosis melalui USG prenatal saat janin masih di dalam kandungan. Kelainan ini muncul pada minggu ke-3 hingga ke-4 kehamilan, dan pemeriksaan ultrasonografi setelah periode tersebut biasanya sudah dapat memperlihatkan tanda-tanda jelas dari cyclopia maupun bentuk holoprosensefali lainnya,” dikutip dari International Journal of Surgery Case Reports, Senin (6/10/2025).

    Bayi tersebut akhirnya meninggal dunia 6 jam setelah dilahirkan. Pihak orang tua menolak untuk proses autopsi lebih langsung.

    Secara medis, cyclopia terjadi akibat fusi dua alur optik yang disebabkan gangguan perkembangan pada diensefalon ventral, bagian otak yang berperan dalam pembentukan wajah dan sistem penglihatan. Akibatnya, struktur wajah menjadi tidak sempurna.

    Hidung biasanya tidak berkembang sama sekali dan digantikan probosis. Dalam beberapa kasus, probosis bisa muncul di bagian belakang kepala, atau disebut dengan rhinensefalon.

    Penyebab pasti cyclopia hingga saat ini belum diketahui. Namun, berbagai penelitian menyebutkan ada banyak faktor risiko, baik genetik maupun teratotogenik (paparan zat yang memicu cacat janin).

    “Dalam penelitian pada hewan, peningkatan risiko terlihat akibat penggunaan aspirin jangka panjang, statin, metotreksat, kadar gula darah tinggi (hiperglikemia), serta konsumsi alkohol berlebih, meski temuan ini belum terbukti pada manusia. Dalam kasus ini, tidak ditemukan faktor risiko apapun,” tandasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/kna)

  • Apakah BAB Warna Hitam Berbahaya? Kenali 6 Faktor yang Jadi Pemicunya

    Apakah BAB Warna Hitam Berbahaya? Kenali 6 Faktor yang Jadi Pemicunya

    YOGYAKARTA – Apakah BAB warna hitam berbahaya? BAB (buang air besar) merupakan proses mengeluarkan sisa makanan yang tidak dapat dicerna (tinja atau Feses) dari tubuh melalui rektum.

    Ketika BAB, sering kali kita mendapati feses berwarna hitam. Padahal normalnya feses berwarna berwarna kuning kecokelatan.  

    Lantas, Apakah hal tersebut berbahsya bagi kesehatan? Untuk mengetahuinya, Anda perlu menggali penyebabnya terlebih dahulu.

    Kenapa BAB Berwarna Hitam?

    Dikutip dari WebMD, BAB yang berwarna hitam bisa disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain:

    Asupan Suplemen Zat Besi

    BAB berwarna hitam atau hijau tua dapat menjadi efek samping dari suplemen zat besi yang dikonsumsi untuk mengatasi anemia, yaitu kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah merah untuk membawa oksigen.

    BAB yang berwarna hitam akibat zat besi umumnya tidak bebahaya. Akan tetapi, segera periksakan diri ke dokter jika muncul gejala berikut:

    Feses tampak sangat lengketAda bercak darah merah pada feses.

    Efek samping lain dari suplemen zat besi antara lain:

    SembelitDiareGigi bernodaMualRasa panas di dada (heartburn)

    Untuk mengurangi risiko efek samping, selalu ikuti anjuran dokter saat mengonsumsi suplemen zat besi. Jika efek samping terasa mengganggu, konsultasikan dengan dokter. Mereka mungkin akan menyarankan jenis suplemen lain yang lebih cocok.

    Perdarahan pada Saluran Pencernaan

    BAB berwarna hitam sering kali menandakan adanya perdarahan pada saluran pencernaan dengan karakteristik. Kondisi ini bisa disebabkan oleh:

    Cedera atau robekan pada lapisan saluran pencernaanRobekan pada kerongkongan (esofagus), yaitu saluran yang menghubungkan mulut dengan lambung, akibat muntah hebatTukak lambung berdarahPeradangan serius pada lapisan lambung (gastritis) atau kerongkongan (esofagitis)Pembuluh darah yang membengkak dan berliku (varises) di lambung atau kerongkonganErosi lapisan lambung yang dapat dipicu oleh konsumsi alkohol berlebihan, penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) seperti aspirin atau ibuprofen dalam dosis tinggi, atau terapi kanker seperti kemoterapiKanker pada kerongkongan, pankreas, atau lambung.

    BAB berwarna hitam akibat perdarahan pada saluran pencernaan memiliki karakteristik lembek, dan berbau tidak sedap.

    Konsumsi Arang Aktif

    Arang aktif merupakan bubuk hitam halus yang terbuat dari pembakaran bahan-bahan kaya karbon. Arang aktif berfungsi sebagai bahan penyerap racu yang mengikat dan mengeluarkan zat berbahaya dari tubuh melalui saluran pencernaan.

    Nah, ketika Anda mengonsumsi arang aktif, salah satu efek yang mungkin timbul adalah perubahan warna feses, dari kuning kecokelatan menjadi hitam pekat.

    Dengan kata lain, arang aktif juga termasuk salah satu penyebab BAB berwarna hitam.

    Konsumsi Makanan Tertentu

    Beberapa makanan atau minuman berwarna gelap dapat membuat feses berubah menjadi hitam, di antaranya:

    BlueberryJus anggurBitMakanan atau minuman dengan pewarna buatanSayuran berdaun hijau tuaBir hitam

    Warna feses biasanya akan kembali normal setelah berhenti mengonsumsi makanan atau minuman penyebabnya.

    Penggunaan Obat-obatan Tertentu

    Obat-obatan tertentu seperti bismuth subsalicylate juga bisa membuat BAB berwarna hitam. Bismuth subsalicylate merupakan bahan aktif dalam obat diare, sakit maag, dan gangguan pencernaan lainnya. bahan ini beekrja dengan mengurangi peradangan di usus serta menurunkan aliran cairan ke dalamnnya.

    Bismuth akan bereaksi dengan sulfur dalam air liur dan saluran pencernaan, membentuk zat berwarna hitam yang disebut bismuth sulfide. Zat inilah yang keluar bersama feses saat BAB dan membuat warnanya menjadi hitam.

    Feses akan kembali normal setelah Anda berhenti mengonsumsi obat yang mengandung bahan ini, meskipun mungkin butuh beberapa hari.

    Perdarahan Internal

    BAB warna hitam pekat, lengket, dan berbau sangat menyengat sering menjadi tanda adanya perdarahan pada kerongkongan, lambung, atau bagian atas usus halus. Darah berubah menjadi hitam dan lengket setelah dicerna dalam saluran pencernaan. Sementara itu, jika perdarahan terjadi di bagian bawah saluran pencernaan, feses cenderung berwarna merah.

    Apakah BAB Warna Hitam Berbahaya?

    Jawabannya bisa beragam, tergantung penyebabnya. Jika perubahan warna disebabkan oleh makanan atau obat tertentu, kondisi ini umumnya tidak berbahaya. Namun, jika BAB warna hitam disertai gejala lain, seperti tekstur feses yang lembek serta berbau menyengat, hal ini mungkin saja menandakan masalah kesehatan yang lebih serius.

    Oleh sebab itu, penting untuk memperhatikan perubahan warna pada feses setiap kali buang air besar, sebab hal ini bisa menggambarkan masalah kesehatan, terutama pada sistem saluran pencernaan.

    Demikian ulasan tentang apakah feses warna hitam berbahaya. Dapatkan update berita pilihan lainnya hanya di VOI.ID.

  • 5 Kebiasaan yang Diam-diam Bisa Merusak Kesehatan Usus

    5 Kebiasaan yang Diam-diam Bisa Merusak Kesehatan Usus

    Jakarta

    Usus berperan dalam membantu mencerna makanan, mengurangi peradangan, dan meningkatkan energi. Menurut ahli diet, Janelle Connell, RDN, kesehatan usus yang optimal mencakup mikrobioma yang beragam dan stabil, gejala pencernaan yang minimal, dan ketahanan pada peradangan.

    “Namun, secara lebih praktis, saya tahu usus saya sehat ketika saya bisa mengonsumsi beragam makanan utuh dengan nyaman dan tanpa gejala, motilitas pencernaan saya teratur, dan tubuh saya terasa berenergi,” katanya.

    Kendati demikian, dikutip dari laman Real Simple, terdapat beberapa kebiasaan sehari-hari yang diam-diam bisa merusak kesehatan usus. Penting untuk mengetahuinya agar usus tetap sehat.

    1. Stres Kronis

    Menurut Janelle, usus dan otak sangatlah berkatan. Hormon stres seperti kortisol secara langsung memengaruhi sumbu usus-otak ini, memperlambat pencernaan dan mengubah motilitas usus, yang bisa mengubah komposisi bakteri di usus.

    Jika dibiarkan, stres kronis bisa meningkatkan permeabilitas usus (usus bocor) yang memicu peningkatan peradangan di usus, bahkan seluruh tubuh.

    2. Kurang Tidur

    Kualitas tidur dapat memengaruhi kesehatan usus. Mikroba usus mengikuti ritme sirkadian. Tidur yang tidak konsisten atau kurang tidur bisa mengganggu skus ini dan berdampak negatif pada kesehatan usus, dengan mengurangi keragaman mikroba, mengurangi bakteri baik, dan meningkatkan bakteri berbahaya.

    “Pola-pola ini bisa mengganggu proses perbaikan tubuh yang terjadi di malam hari, membuat lapisan usus lebih rentan,” kata Janelle.

    3. Makan Makanan yang Sama secara Berulang

    Kurangnya keragaman pola makan bisa merusak usus. Meski sehat, mengonsumsi makanan berulang kali berarti membatasi keragaman nutrisi yang masuk ke tubuh.

    Mikrobioma tumbuh dan berkembang lebih baik ketika diberi lebih banyak variasi nabati yang sehat” kata ahli diet Maggie Moon, MS, RD.

    4. Menghindari Karbohidrat

    Seringkali, karbohidrat dianggap buruk, tapi sebenarnya sangat penting untuk usus. Menghindari karbohidrat berarti tubuh tidak mendapat karbohidrat kompleks yang mendorong pertumbuhan bakteri usus bermanfaat. Jadi, jangan ragu untuk menambahkan karbohidrat ke dalam makanan.

    5. Penggunaan Obat Berlebihan

    Penggunaan obat yang berlebihan bisa merusak kesehatan usus secara permanen.

    “Obat antiinflamasi non steroid (OAINS), seperti ibuprofen, naproxen, dan aspirin sering digunakan untuk mengatasi nyeri, sakit kepala, atau peradangan,” kata Janelle.

    Menurutnya, meski aman digunakan sesekali dan sesuai petunjuk, mengonsumsinya terlalu sering bisa merusak lapisan usus, sehingga asam dan enzim pencernaan lebih mudah menyebabkan iritasi. Seiring waktu, penggunan obat yang sering bisa meningkatkan risiko usus bocor, pendarahan, atau peradangan di saluran pencernaan dan menggeser komposisi mikrobioma usus ke arah mikroba yang lebih berbahaya.

    (elk/naf)

  • Bantahan Trump Tepis Spekulasi Liar terkait Kesehatan

    Bantahan Trump Tepis Spekulasi Liar terkait Kesehatan

    Jakarta

    Beredar spekulasi liar soal kondisi kesehatan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Trump langsung menepis isu liar tersebut.

    Dirangkum detikcom dilansir kantor berita AFP, Rabu (3/9/2025), Donald Trump buka suara soal berbagai spekulasi liar yang beredar di media sosial tentang kondisi kesehatannya. Bahkan ada rumor yang menyebut Trump telah meninggal dunia, dan Gedung Putih menutupinya.

    Ditegaskan Trump dalam konferensi pers terbaru di Gedung Putih, rumor-rumor yang beredar soal kesehatan dirinya itu hanyalah “fake news” atau “berita palsu”.

    Berbagai rumor beredar saat Trump tidak muncul ke publik dan tidak menggelar konferensi pers apa pun selama beberapa hari sepanjang pekan lalu. Hal semacam itu tergolong langka bagi sang presiden berusia 79 tahun yang sangat gemar publisitas ini.

    Sebagai orang tertua yang pernah terpilih sebagai Presiden AS, ditambah foto-foto terbaru Trump yang menunjukkan salah satu tangannya memar dan pergelangan kakinya yang bengkak, keheningan dari Gedung Putih memicu spekulasi luas bahwa ada sesuatu yang salah dengan kesehatan Trump.

    Banyak pengguna media sosial bahkan menduga Presiden ke-47 AS itu mungkin telah meninggal dunia, dan Gedung Putih menutupi hal tersebut.

    Saat reporter Fox News, Peter Doocy, bertanya kepadanya dengan nada bercanda soal rumor kematiannya, Trump menjawab: “Saya tidak melihatnya.”

    “Itu berita palsu,” tambah Trump ketika Doocy menceritakan rumor liar yang beredar.

    Pada Juli lalu, Gedung Putih mengatakan bahwa perubahan warna pada tangan kanan Trump merupakan “iritasi jaringan akibat sering berjabat tangan” dan penggunaan aspirin sebagai bagian dari perawatan kardiovaskular standar.

    Disebutkan juga oleh Gedung Putih bahwa kaki Trump yang bengkak disebabkan oleh insufisiensi pembuluh vena kronis — suatu kondisi pembuluh vena jinak yang tergolong umum. Kondisi tersebut diwarnai dengan pembuluh darah pada kaki yang rusak sehingga tidak dapat menjaga aliran darah dengan baik.

    Dokter kepresidenan AS, Sean Barbabella, dalam surat yang dirilis Gedung Putih pada saat itu mengatakan bahwa Trump “tetap dalam kondisi kesehatan yang sangat baik” meskipun mengalami kondisi tersebut.

    Trump sering membanggakan kesehatannya dan tingkat energinya yang baik, sementara pemerintah AS bahkan mengunggah gambar yang menggambarkannya sebagai “Superman”.

    Halaman 2 dari 3

    (whn/isa)

  • Banyak Rumor Liar Soal Kesehatannya, Trump Bilang Gini

    Banyak Rumor Liar Soal Kesehatannya, Trump Bilang Gini

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump buka suara soal berbagai rumor liar yang beredar di media sosial tentang kondisi kesehatannya. Bahkan ada rumor yang menyebut Trump telah meninggal dunia, dan Gedung Putih menutupinya.

    Ditegaskan Trump dalam konferensi pers terbaru di Gedung Putih, seperti dilansir AFP, Rabu (3/9/2025), rumor-rumor yang beredar soal kesehatan dirinya itu hanyalah “fake news” atau “berita palsu”.

    Berbagai rumor beredar saat Trump tidak muncul ke publik dan tidak menggelar konferensi pers apa pun selama beberapa hari sepanjang pekan lalu. Hal semacam itu tergolong langka bagi sang presiden berusia 79 tahun yang sangat gemar publisitas ini.

    Sebagai orang tertua yang pernah terpilih sebagai Presiden AS, ditambah foto-foto terbaru Trump yang menunjukkan salah satu tangannya memar dan pergelangan kakinya yang bengkak, keheningan dari Gedung Putih memicu spekulasi luas bahwa ada sesuatu yang salah dengan kesehatan Trump.

    Banyak pengguna media sosial bahkan menduga Presiden ke-47 AS itu mungkin telah meninggal dunia, dan Gedung Putih menutupi hal tersebut.

    Saat reporter Fox News, Peter Doocy, bertanya kepadanya dengan nada bercanda soal rumor kematiannya, Trump menjawab: “Saya tidak melihatnya.”

    “Itu berita palsu,” tambah Trump ketika Doocy menceritakan rumor liar yang beredar.

    Pada Juli lalu, Gedung Putih mengatakan bahwa perubahan warna pada tangan kanan Trump merupakan “iritasi jaringan akibat sering berjabat tangan” dan penggunaan aspirin sebagai bagian dari perawatan kardiovaskular standar.

    Disebutkan juga oleh Gedung Putih bahwa kaki Trump yang bengkak disebabkan oleh insufisiensi pembuluh vena kronis — suatu kondisi pembuluh vena jinak yang tergolong umum. Kondisi tersebut diwarnai dengan pembuluh darah pada kaki yang rusak sehingga tidak dapat menjaga aliran darah dengan baik.

    Dokter kepresidenan AS, Sean Barbabella, dalam surat yang dirilis Gedung Putih pada saat itu mengatakan bahwa Trump “tetap dalam kondisi kesehatan yang sangat baik” meskipun mengalami kondisi tersebut.

    Trump sering membanggakan kesehatannya dan tingkat energinya yang baik, sementara pemerintah AS bahkan mengunggah gambar yang menggambarkannya sebagai “Superman”.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Trump Bantah Sakit Keras Usai 2 Hari ‘Hilang’, Ngaku Sibuk Golf

    Trump Bantah Sakit Keras Usai 2 Hari ‘Hilang’, Ngaku Sibuk Golf

    Presiden AS Donald Trump diisukan sakit keras hingga meninggal buntut menghilang dari publik dalam beberapa hari terakhir. Trump juga sempat disorot buntut tangannya lebam.

    Namun, Dokter pribadi Trump, Sean Barbarella menyebut lebam di tangan Trump akibat terlalu sering berjabat tangan dan penggunaan aspirin. Trump kemudian menepis isu dirinya sakit keras dan menyebut sibuk mengunjungi klub golf dalam beberapa hari terakhir.

    Tonton video lainnya disini ya!