Produk: Artificial Intelligence

  • Sandiaga Uno Klaim OK OCE Berhasil Ciptakan 1,65 Juta Lapangan Kerja – Halaman all

    Sandiaga Uno Klaim OK OCE Berhasil Ciptakan 1,65 Juta Lapangan Kerja – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kondisi ekonomi global yang masih dinamis sedikit banyak membawa dampak ke industri di Indonesia. Sebagian sektor industri sampai harus melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akibat kesulitan bertahan.

    Saat kabar PHK tengah melanda beberapa sektor industri, Mantan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, mengungkap keberhasilan OK OCE menciptakan lapangan kerja..

    “Saya bangga OK OCE terus berkembang. Kini, kami telah berhasil menciptakan 1,65 juta lapangan kerja, menggandeng lebih dari 200 komunitas penggerak, serta memiliki lebih dari 780.000 anggota penggerak di seluruh Indonesia,” kata Founder OK OCE tersebut di Jakarta, Selasa (12/3/2025).

    Sandiaga Uno menyebut, kunci keberhasilan OK OCE untuk bertahan hingga saat ini adalah istiqomah atau konsistensi.

    “Konsisten dalam menciptakan peluang usaha dan memperluas lapangan kerja demi kemajuan ekonomi masyarakat,” ucapnya.

    Ketua Umum OK OCE Indonesia Iim Rusyamsi, menambahkan pentingnya kolaborasi yang inklusif untuk membantu OK OCE tetap berada di jalur yang tepat sesuai misi menciptakan lapangan kerja.

    “Alhamdulillah, kita bisa bersilaturahmi dengan mitra dan komunitas penggerak OK OCE di bulan yang berkah. Jaringan OK OCE berasal dari berbagai wilayah, kami selalu terbuka untuk berkolaborasi dengan siapa pun. Tujuan utama kami tetap sama, yaitu menciptakan lapangan kerja melalui wirausaha,” kata Iim Rusyamsi.

    Guna mengembangkan bisnisnya, OK OCE mulai merambah penggunaan Artificial Intelligence (AI) atau Kecerdasan Buatan.

    AI memiliki potensi besar dalam mendukung perkembangan bisnis, terutama dalam mempercepat proses pengambilan keputusan yang lebih strategis. 

    “Para pengusaha muda perlu memahami bagaimana teknologi seperti AI ini bisa diadopsi tanpa mengesampingkan prinsip-prinsip syariah dan OK OCE mengembangkan bisnisnya sekaligus sudah bekerja sama dengan Motiolab, serta unit bisnis bersama Madinah Mineral melalui air mineral OK OCE dan OK OCE Xpress,” ungkap Sandi. 

    Untuk semakin memahami penggunaan AI untuk bisnis, OK OCE menyelenggarakan kegiatan “Penerapan AI dalam Perspektif Islam dan Penggunaannya untuk Bisnis”, dengan tujuan mengupas bagaimana kecerdasan buatan dapat dimanfaatkan secara optimal dalam dunia usaha dengan tetap berpegang pada nilai-nilai Islam.

    “Indonesia kini menjadi negara dengan kunjungan aplikasi AI terbesar ke tiga di dunia. Pemanfaatan AI dapat menjadi mesin penggerak untuk kemajuan UMKM dan membantu mereka bersaing di era digital,” ujar Sandiaga.

    Acara ini menjadi momentum bagi para pelaku usaha dan komunitas untuk lebih memahami pentingnya teknologi dalam bisnis, sekaligus mengingatkan bahwa dalam Islam, pemanfaatan teknologi harus tetap memperhatikan etika dan keamanan data pribadi.

    Melalui kegiatan ini, diharapkan para pelaku usaha dapat lebih memahami perkembangan teknologi serta mampu mengaplikasikannya secara bijak untuk menciptakan bisnis yang berkelanjutan dan sesuai prinsip etika Islam.

     

     

     

  • Oracle Pertimbangkan Bangun Pusat Data di Batam

    Oracle Pertimbangkan Bangun Pusat Data di Batam

    Bisnis.com, JAKARTA — Oracle Corp. sedang mempertimbangkan untuk membangun cloud service center atau pusat data di Batam, Kepulauan Riau.

    Dilansir dari Bloomberg, salah seorang sumber menjelaskan bahwa pihak Oracle sedang berdiskusi dengan pemerintah untuk membangun pusat layanan komputasi awan (cloud) di Batam. Alasannya, raksasa teknologi Amerika Serikat tersebut ingin memperluas portofolio pusat data di Asia Tenggara.

    Oracle yang berkantor pusat di Austin, Texas, mengincar Batam yang berada di lepas pantai selatan Singapura. Nongsa Digital Park di Batam menjadi dipertimbangkan sebagai lokasi mengingat ada beberapa pusat data lain di sana, kata sumber tersebut.

    Status zona perdagangan bebas Batam juga menarik, seperti juga kedekatannya dengan Singapura dan Malaysia—tempat Oracle telah memiliki rencana untuk bisnis layanan cloud serupa. Sumber tersebut menambahkan bahwa diskusi tersebut belum final dan dapat berubah.

    Oracle tidak menanggapi permintaan komentar dari Bloomberg. Pihak Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia juga tidak menanggapi permintaan komentar.

    Para pemimpin teknologi AS dari Meta Platforms Inc. hingga Google sedang membangun pusat data di seluruh Asia dengan cepat, menyiapkan infrastruktur untuk mendukung ledakan layanan kecerdasan buatan yang dibayangkan di seluruh dunia.

    Sebagian besar investasi itu telah diberikan kepada negara-negara dengan ekosistem dan jaringan teknologi yang lebih mapan seperti Malaysia dan Singapura. Salesforce Inc. baru-baru ini mengumumkan investasi sebesar US$1 miliar di Singapura.

    Oracle telah memiliki dua pusat komputasi awan di Singapura, dan tahun lalu mengumumkan rencana senilai US$6,5 miliar untuk membangun fasilitas serupa di Malaysia.

    Adapun, Bain & Co. memperkirakan bahwa pasar global untuk produk terkait kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dapat mencapai US$990 miliar pada 2027 karena adopsi teknologi tersebut mengubah cara perusahaan dan negara menjalankan bisnis.

  • Jejak Anak Usaha Indosat & Telkom di Proyek PDNS yang Kini Diusut Kejaksaan

    Jejak Anak Usaha Indosat & Telkom di Proyek PDNS yang Kini Diusut Kejaksaan

    Bisnis.com, JAKARTA — Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat atau Kejari Jakpus sedang mengusir dugaan tengah mengusut kasus dugaan korupsi pengadaan pusat data nasional sementara (PDNS).

    Proyek yang digarap sejak tahun 2020 lalu itu menelan anggaran senilai Rp958 miliar.

    Kepala Seksi Intel Kejari Jakarta Pusat, Bani Immanuel Ginting mengatakan tempus kasus ini terjadi pada periode 2020 sampai dengan 2024.

    “Pada tahun 2020-2024 Kemkominfo melakukan pengadaan barang/jasa dan PDNS dengan total pagu anggaran Rp958 Miliar,” ujar Bani dalam keterangan tertulis, Jumat (14/3/2025)

    Dia menjelaskan, kasus ini bermula terjadi pada 2020. Kala itu, pejabat Kominfo melakukan kerja sama dengan perusahaan swasta untuk memenangkan tender proyek terhadap PT AL dengan nilai Rp 60 miliar.

    Selang setahun, PT AL kembali memenangkan proyek tender terkait PDNS senilai Rp102,6 miliar. Kongkalingkong pejabat Kominfo dengan PT AL juga kembali terjadi pada 2022 dengan nilai Rp188,9 miliar.

    “Di tahun 2023 dan 2024 kembali perusahaan yang sama memenangkan pekerjaan komputasi awan dengan nilai kontrak tahun 2023 senilai Rp350 miliar dan tahun 2024 senilai Rp256,5 miliar,” tambah Bani.

    Bani menambahkan, pengerjaan proyek itu kemudian dilakukan dengan bermitra pada pihak yang tidak mampu memenuhi persyaratan pengakuan kepatuhan ISO 22301. 

    Akibatnya, pengadaan yang diduga tidak sesuai standar, serta tanpa pertimbangan kelaikan BSSN sebagai penawaran itu telah membuat beberapa serangan ransomware terhadap PDSN pada 2024.

    “Sehingga pada Juni 2024 terjadi serangan ransomware yang mengakibatkan beberapa layanan tidak layak pakai dan tereksposnya data diri penduduk Indonesia, meskipun anggaran pelaksanaan pengadaan PDSN ini telah menghabiskan total sebesar lebih dari Rp959.485.181.470,” jelasnya.

    Awal Mula PDNS

    Bisnis pernah menelusuri proses tender proyek PDNS pada tahun lalu. Penelusuran dilakukan ketika terjadi kasus infeksi ransomware Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2. 

    Adapun keberadaan proyek PDNS tidak lepas dari proyek Pusat Data Nasional (PDN). PDN dirancang akan mengikuti standar internasional Tier-4 dan memiliki kapasitas prosesor 25.000 core, storage 40 petabyte dan memori 200 TB.

    Selain Bekasi, PDN direncanakan akan dibangun di Batam, Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, dan Labuan Bajo. Pusat data ini nantinya akan mengintegrasikan data kementerian atau lembaga di seluruh Indonesia.

    Data center itu terkait dengan program integrasi layanan digital pemerintah yakni INA Digital. Nantinya, ketika INA Digital sudah diluncurkan, seluruh aplikasi pemerintah untuk layanan masyarakat bisa diakses melalui satu portal nasional.

    Namun demikian, karena proyek PDN belum selesai, pemerintah kemudian menyediakan terlebih dahulu Pusat Data Nasional Sementara atau PDNS yang pada Juni 2023 terinfeksi ransomware. 

    Layanan PDNS meliputi penyediaan layanan Government Cloud Computing (ekosistem PDN yang disediakan oleh Kemkominfo), dan Integrasi dan konsolidasi pusat data Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah (IPPD) ke PDN.

    Layanan lainnya berupa penyediaan platform proprietary dan Open Source Software guna mendukung penyelenggaraan aplikasi umum atau khusus SPBE. Serta, penyediaan teknologi yang mendukung bigdata dan artificial intelligence bagi IPPD.

    Masih mengacu laman resmi Kemenkominfo, layanan PDN terintegrasi dengan 56 kementerian dan lembaga pengguna layanan PDN selama 2020–2021. 

    Jejak ISAT & TLKM

    Dalam penelusuran Bisnis, anggaran untuk proyek PDNS telah dialokasikan pemerintah sejak tahun 2021. Pada waktu itu, Direktorat Jenderal Aplikasi Kominfo bahkan telah mengadakan tender layanan komputasi awan (cloud) PDNS senilai Rp119 miliar. 

    Pemenang tender proyek pada waktu itu adalah PT Aplikanusa Lintasarta dengan harga kontrak senilai Rp102 miliar. Setahun kemudian (2022), PT Aplikanusa Lintasarta juga memenangkan tender dengan nilai pagu paket senilai Rp197,9 miliar. Namun harga kontrak yang disepakati senilai Rp188,9 miliar.

    Dokumen Tender PDNS KomdigiPerbesar

    Sekadar catatan PT Aplikanusa Lintasarta bergerak di bidang komunikasi data dan jasa teknologi informasi. Perusahaan ini berlokasi di sekitar jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Jika merujuk kepada profil perusahaan tercatat di laman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) mayoritas sahamnya dikuasai oleh PT Indosat Tbk. (ISAT) sebanyak 72,36%. 

    Pada saat pelaksanaan tender 2021-2022, entitas anak usaha ISAT itu berhasil menyisihkan sejumlah kompetitor, salah satunya PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. atau Telkom (TLKM).

    Steve Saerang, Head of Corporate Communication Indosat Ooredoo saat itu membenarkan bahwa entitas anak usaha Indosat, PT Aplikanusa Lintasarta, pernah terlibat dalam proyek PDNS 2021-2022. “Benar [memenangkan tender],” ujar Steve Juni 2024 lalu.

    Namun demikian, proyek layanan cloud PDNS mulai beralih ke Telkom (TLKM) pada tahun 2023. Telkom menyisihkan Aplikanusa yang dua tahun sebelumnya memenangkan proyek tersebut.

    Menariknya anggaran untuk proyek layanan cloud PDNS melonjak menjadi sebanyak Rp357,5 miliar atau hampir dua kali lipat dari proyek sebelumnya. Setelah proses tender berlangsung, harga kontrak proyek tersebut senilai Rp350,9 miliar.

    Telkom kembali memenangkan proyek layanan cloud PDNS tahun 2024. Pagu anggaran proyek tersebut senilai Rp287,6 miliar. Sementara itu, harga kontrak yang telah disepakati senilai Rp256,5 miliar.

    Kemitraan Telkom Cs

    Sementara itu, dari penjelasan resmi PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM), anak usaha mereka yakni PT TelkomSigma menjadi bagian dari kemitraan Telkom-Lintasarta-Sigma-NeutraDC.

    Kemitraan ini ditunjuk Kementerian Komunikasi dan Informatika sebagai penyedia layanan komputasi awan pusat data nasional sementara (PDNS) tahun 2024. TelkomSigma mengelola Pusat Data 2 di Surabaya yang menjadi bagian dari layanan PDNS. 

    Proyek PDNS KomdigiPerbesar

    TLKM melanjutkan pada 20 Juni 2024 pukul 04.15 WIB, terjadi gangguan pada layanan pusat data nasional sementara (PDNS) dan dilaporkan telah mengganggu sistem auto gate dan perlintasan bandara oleh Ditjen Imigrasi. 

    Setelah dilakukan analisis gangguan dan hasil koordinasi dan eskalasi ke principle cloud platform pada PDNS, ditemukan dan terkonfirmasi jika terjadi serangan ransomware Brain Chiper pada Pusat Data 2.

    “Serangan Ransomware tersebut telah mengakibatkan sistem failure dan data terenkripsi pada Pusat Data 2,” demikian bunyi penjelasan resmi resmi TLKM, Kamis (27/6/2024). 

    Bisnis telah mencoba mengonfirmas dugaan keterlibatan entitas anak usaha PT Indosat Tbk. (ISAT) dalam perkara tersebut. Steve Saerang, Head of Corporate Communication Indosat Ooredoo menyatakan bahwa pihaknya bakal mengonfirmasi info tersebut ke PT Aplikasinusa Lintasarta.

    “Nanri dijawab oleh juru bicara perusahaan Lintasarta ya,” ujarnya saat dikonfirmasi, Jumat (14/3/2025).

    Sementara itu, AVP External Communication PT Telkom Indonesia Tbk. Sabri Rasyid  pihaknya belum mau merespons kasus pengadaan terkait PDNS ini. Dia menekankan, bahwa pihaknya masih menunggu proses penyidikan yang dilakukan aparat penegak hukum (APH).

    “Sekarang ini kan lagi ada penyidikan terkait PDNS oleh Kejari Pusat. Bagaimana kalau kita tunggu dulu proses yang ada. Jadi biar kita tidak mendahului APH,” tutur Sabri.

  • Kantar Integrasikan Dua Metode Penelitian Secara Bersamaan dengan AI

    Kantar Integrasikan Dua Metode Penelitian Secara Bersamaan dengan AI

    Bisnis.com, JAKARTA — Kantar, perusahaan global terdepan dalam bidang data, insight dan konsultan riset pasar, memperkenalkan solusi Kantar ART.AI di Indonesia. Solusi ini memberikan laporan akurat dengan menggabungkan dua metode penelitian lewat kecerdasan buatan (AI). 

    Solusi terbaru berbasis Artificial Intelligence (AI) dari Divisi Insights Kantar ini memungkinkan perusahaan berinteraksi langsung dengan lebih dari 100 responden secara bersamaan.

    CEO Kantar Insights APAC, Cheong Tai Leung menjelaskan Kantar ART.AI dirancang untuk dapat mengintegrasikan dua metodologi penelitian pada saat yang bersamaan, sehingga menghasilkan insight yang cepat dan komprehensif.

    “Kantar dapat memperkuat posisinya sebagai yang terdepan dalam bidang data, insight, dan juga konsultan riset pasar,” kata Cheong di kantornya, Kamis (13/3/2025).

    Kantar ART.AI memiliki format pertanyaan yang interaktif seperti teks, suara, dan video, serta fitur voting dan probing berbasis AI secara real-time. 

    Solusi ini juga menawarkan berbagai fitur canggih berbasis AI, termasuk pemberian instruksi kepada responden, dekoding gambar, terjemahan langsung dari berbagai bahasa, hingga perancangan panduan diskusi otomatis.

    Solusi berbasis AI ini memungkinkan pengguna untuk melakukan penyusunan pertanyaan penelitian, termasuk proses pengumpulan data dan analisis, hanya dalam waktu kurang dari 90 menit. 

    Sebagai solusi yang mampu memastikan efisiensi, kecepatan, dan insight yang komprehensif, Kantar ART.AI menjadi pilihan yang tepat dalam mendukung proses pengambilan keputusan secara real-time dan dapat diimplementasikan secara langsung ke dalam operasional bisnis.

    “Kami yakin solusi ini dapat menjadi alternatif untuk menjawab tantangan bisnis yang saat ini semakin dinamis dan mudah berubah. Kantar terus berkomitmen untuk bermitra, baik dengan perusahaan lokal maupun multinasional, untuk terus berkembang dan membangun masa depan merek usaha mereka,” ujar Cheong.

    Adapun, saat ini solusi Kantar ART.AI telah tersedia di 30 negara dimana salah satunya adalah Indonesia, yang juga telah mendukung 15 bahasa termasuk Bahasa Indonesia. 

    Hal ini menjadikan Kantar ART.AI solusi berskala global yang menawarkan efisiensi biaya khususnya dari segi pengeluaran terkait perjalanan pada tahap pengumpulan data. 

  • AI Bawa Lowongan Profesi Baru Buat Warga RI, Kerjanya Begini

    AI Bawa Lowongan Profesi Baru Buat Warga RI, Kerjanya Begini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perkembangan Artificial Intelligence (AI) terus terjadi dengan masif. Sejumlah negara bahkan saling berkompetisi untuk bisa jadi yang terdepan dalam perang AI.

    Lalu di mana posisi Indonesia? CEO Lintasarta, Bayu Hanantasena menjelaskan Indonesia memiliki potensi besar. Karena seperti diketahui Sebab negara ini memang menjadi salah satu pasar terbesar dunia.

    “Jadi, singkatnya, potensi di region, kita nomor 1. Potensi nomor 1. We have the largest market,” kata Bayu di Jakarta, Rabu (12/3/2025).

    Sementara di sisi kesiapan jadi hal yang berbeda. Dia mengatakan memang belum setinggi Singapura, yang disebutnya paling siap di bidang AI untuk wilayah ini.

    Meski begitu, kesiapan Indonesia masih berada di tengah, bukan terlalu belakang juga di kawasan Asia Tenggara. Namun peluang Indonesia jauh lebih besar dengan penduduk yang jauh lebih besar dari Singapura.

    “Tapi begitu kita maju dikit, itu efeknya significant,” ujar Bayu.

    Director and Chief Solutions Officer Lintasarta, Zulfi Hadi menjelaskan kesuksesan AI bisa didapatkan mereka yang sudah memulainya sekitar 5-6 tahun lalu. Hingga sekarang jumlahnya mencapai sekitar 10-20 perusahaan.

    Dia mengatakan jumlah itu bisa bertambah lebih banyak dengan program Lintasarta bernama Laskar AI. Inisiatif itu untuk bisa mencetak talenta digital yang siap saat Indonesia Emas 2045.

    Dalam program Laskar AI, para talenta akan dikembangkan kemampuan khusus untuk machine learning dan data science. Keduanya diketahui sebagai dasar untuk mengembangkan AI.

    Sudah ada 600 peserta dalam program yang diumumkan bulan lalu. Menurutnya dengan tambahan itu Indonesia sudah bisa membangun teknologi AI di dalam negeri.

    “Kita membangun AI dari bangsa kita,” ujar Zulfi.

    Diskusi soal Artificial Intelligence (AI) terus bergulir apakah bisa menggantikan manusia atau tidak. Sejumlah orang mengatakan manusia bisa digantikan AI, tapi ada juga yang berkata sebaliknya.

    Zulfi menjelaskan orang yang tergantikan adalah mereka yang tidak menggunakan AI. Mereka, dari industri apapun, harus bisa naik kelas agar bisa membimbing AI atau ‘guru’ bagi teknologi tersebut.

    “Istilahnya itu naik jadi Prompt Engineer. Jadi gurunya AI, jadi pembimbingnya AI,” ucap dia.

    Sebab dia menjelaskan AI harus diajarkan terus menerus oleh manusia. Ini menjadi tantangan bagi semua orang agar bisa meningkatkan diri dan bisa memanfaatkan AI.

    “Nah, disitulah tantangan buat teman-teman yang ada di semua industri, itu harus meningkatkan diri kemampuannya bagaimana saya memanfaatkan AI. Gimana saya harus menjadi pelatihnya AI,” tutur Zulfi.

    (dem/dem)

  • Momen Tegang Elon Musk Ketemu Jack Ma, Awk…ward…

    Momen Tegang Elon Musk Ketemu Jack Ma, Awk…ward…

    Jakarta

    Elon Musk pernah bertemu dengan Jack Ma pada World Artificial Intelligence di Shanghai, China, 2019. Ada beberapa momen tegang dan awkward antara keduanya ketika mereka duduk bersama membahas berbagai hal.

    Misalnya ketika mereka membahas soal AI, bos Alibaba mengaku benci menggunakan kata ‘artificial intelligence’.

    “Saya menyebutnya Alibaba Intelligence,” ujar Ma yang langsung membuat Musk kelihatan terkejut. Kemudian, pendiri SpaceX itu langsung menjawab singkat.

    “Ya, bisa jadi nyata. Anda tidak akan pernah tahu,” balas Musk.

    Ma kemudian beralih ke topik yang sangat digilai oleh Musk, yakni Mars. Sang miliarder itu telah membicarakannya sejak lama, dan itu juga merupakan salah satu tujuan akhir dari perusahaan rintisan antariksanya.

    “Sebenarnya, saya tidak tertarik dengan Mars. Saya baru saja kembali dari sana,” kata Ma. Musk nampaknya tidak terkesan.

    Ma lebih memperkeruh suasana dan mengatakan Mars adalah perjalanan satu arah, yang membuatnya penasaran tentang mengapa Musk ingin pergi ke Mars sejak awal. Namun, Musk itu hanya menjawab, “Bukan begitu cara kerjanya”.

    Meskipun Musk telah menjadi salah satu penggemar awal AI — ia adalah salah satu pendiri OpenAI dan sekarang telah mendirikan xAI — Musk dikenal sangat ambisius tentang dunia antariksa. SpaceX, yang didirikan Musk pada tahun 2022 dan Roket Falcon 9 miliknya juga dapat digunakan kembali. Itu merupakan salah satu pencapaian terbesar perusahaan SpaceX.

    Lebih lanjut, itu masih segelintir dari momen tegang antara Jack Ma dan Elon Musk di World Artificial Intelligence. Merekanya juga berdebat soal apakah AI lebih pintar dari manusia atau sebaliknya. Ma mengatakan mesin tidak lebih cerdas dari manusia, sementara Musk mengaku tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Demikian melansir Benzinga.

    (ask/afr)

  • Indonesia Cloud Region Dijadwalkan Meluncur Kuartal Kedua 2025

    Indonesia Cloud Region Dijadwalkan Meluncur Kuartal Kedua 2025

    Bisnis.com, JAKARTA — Microsoft menargetkan Indonesia Central Cloud Region bakal beroperasi pada kuartal kedua 2025. Adapun, cloud region ini merupakan komitmen Microsoft yang sudah dibangun sejak 2021.

    Perlu diketahui, cloud region adalah wilayah geografis tertentu yang berisi sekumpulan data center dari penyedia layanan cloud publik. Dengan adanya Cloud Region, pengguna dapat mengelola dan memproses data lebih dekat dengan pengguna akhir.

    President Director Microsoft Indonesia Dharma Simorangkir cloud region Microsoft di Indonesia yang dinamakan Indonesia Central, akan menjadi bagian dari jaringan global Microsoft yang memiliki lebih dari 60 cloud region

    “Kami ingin mengumumkan bahwa Indonesia Central, yaitu Indonesia Cloud Region, akan kami lucurkan pada kuartal 2 tahun 2025,” kata Dharma dalam iftar gathering di Jakarta, Rabu (12/3/2025) malam.

    Dharma menyampaikan, dengan adanya cloud region ini bakal membantu percepatan adopsi cloud di perusahaan Indonesia.

    Pihaknya bersama dengan IDC menemukan adanya cloud region ini bakal menaikan nilai ekonomi US$2,5 miliar. 

    Angka ini sekitar 16,5% dari total nilai ekonomi baru yang diproyeksikan akan dihasilkan oleh Microsoft selama 2025–2028 yakni US$ 15,2 miliar.

    “Tidak hanya itu juga, kita juga menghitung community impact, yaitu new jobs yang akan tergenerate dari adanya Indonesia Central Region ini. Kita menghitung akan menambah sekitar 106.225 pekerjaan baru dari berbagai industri,” ucap Dharma.

    Lebih lanjut, Dharma menuturkan dibangunnya cloud region di Indonesia merupakan langkah krusial dalam memperkuat ekonomi digital. 

    Lebih dari sekadar data center, cloud region ini akan menjadi landasan inovasi berbasis artificial intelligence, menyediakan daya komputasi yang aman dan scalable bagi Indonesia.

    “Komitmen ini diperkuat pada April 2024 ketika Microsoft CEO & Chairman, Satya Nadella, mengumumkan investasi sebesar US$1,7 miliar untuk mendukung ambisi cloud dan AI Indonesia,” ucap Dharma.

  • Nubia mendukung “Ramadhan Jazz Festival 2025”

    Nubia mendukung “Ramadhan Jazz Festival 2025”

    Jakarta (ANTARA) – Ponsel pintar nubia menjadi pendukung kegiatan “Ramadhan Jazz Festival 2025” yang diselenggarakan di Masjid Cut Meutia, Menteng, Jakarta Pusat, pada 14-15 Maret 2025 untuk membangkitkan semangat berbagi.

    Marketing Manager nubia Indonesia, Bernardus Agung menjelaskan, pihaknya hadir di ajang ini bukan sekedar menyajikan hiburan tetapi juga ingin memberikan kontribusi positif terhadap masyarakat.

    “Sebagian hasil penjualan tiket akan dipakai untuk merenovasi masjid. Hal ini untuk menujukan semangat berbagi dan saling memperhatikan,” kata Agung dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

    Menurut dia, melalui musik, keterlibatan sosial, dan aksi berbagi, nubia ingin menginspirasi setiap orang bahwa kebaikan bisa diwujudkan dalam berbagai bentuk.

    Tak hanya itu, untuk menyambut bulan Ramadhan dan Idul Fitri 1446 Hijriah, perusahaan juga mengajak pengguna nubia untuk menceritakan pengalamannya selama mudik dengan cara kreatif dan menarik.

    Agung juga menjelaskan seiring dengan kemajuan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), nubia juga menyematkan teknologi tersebut di perangkat ponsel produksinya.

    AI tersebut disematkan untuk gim, fotografi dan interaksi untuk memudahkan aktivitas bagi penggunanya.

    Sedangkan Telecom Solution Architect& Business Consultant of ZTE Indonesia, Iman Hirawadi menjelaskan, operator telekomunikasi yang memanfaatkan AI akan mendapatkan keunggulan kompetitif, mengurangi biaya, meningkatkan kualitas layanan dan membuka model bisnis baru di luar konektivitas tradisional.

    AI akan memberikan dampak yang signifikan terhadap industri telekomunikasi Indonesia dalam hal mendorong efisiensi, meningkatkan pengalaman pelanggan dan menghasilkan model-model bisnis baru.

    “ZTE secara aktif mengintegrasikan AI di seluruh lini produk dan layanannya, dengan fokus pada konektivitas, komputasi, kapabilitas, dan untuk menciptakan inovasi-inovasi yang cerdas,” katanya.

    ZTE merupakan perusahaan asal Tiongkok yang bergerak di bidang teknologi komunikasi dan jaringan komunikasi yang memproduksi telepon seluler (ponsel) pintar nubia.

    Pewarta: Ganet Dirgantara
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • AI Bisa Jadi Penggerak Mesin Pertumbuhan Ekonomi RI

    AI Bisa Jadi Penggerak Mesin Pertumbuhan Ekonomi RI

    Jakarta

    Perkembangan kecerdasan artifisial (Artificial Intelligence/AI) diperkirakan akan menjadi salah satu game-changer dalam bisnis berbasis teknologi, dan mesin penggerak pertumbuhan ekonomi Indonesia.

    Saat ini, berdasarkan data dari Oliver Wyman 2023, hanya 13% bisnis di Indonesia yang telah berada pada tahap adopsi AI advanced, lebih dari 80% bisnis telah mulai berinvestasi atau menggunakan AI dalam operasional mereka.

    Menurut laporan McKinsey Global Institute (2023), AI diprediksi akan berkontribusi hingga USD 13 triliun terhadap ekonomi dunia pada 2030, setara dengan kenaikan rata-rata Produk Domestik Bruto (PDB) global sebesar 1,2% per tahun. Laporan PwC bahkan menyebutkan bahwa AI dapat memberikan dampak hingga USD 15,7 triliun di tahun yang sama.

    Dari kedua prediksi tersebut, World Economic Forum (WEF) menyoroti AI sebagai kekuatan utama di era Revolusi Industri 4.0 yang mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan pekerjaan baru. Bank Dunia juga menilai AI bermanfaat bagi negara berkembang, karena berpotensi mengurangi kesenjangan digital dan mendorong inovasi di sektor vital seperti pertanian, kesehatan, dan pendidikan.

    Nailul Huda, Direktur Ekonomi Digital CELIOS mengatakan bahwa adopsi AI yang tumbuh pesat di sektor finansial dan ekonomi digital menunjukkan bahwa teknologi ini telah menjadi tulang punggung transformasi ekonomi.

    “Dengan dukungan strategi pemerintah, kolaborasi industri, serta peningkatan keterampilan tenaga kerja, AI dapat memberdayakan Indonesia menuju pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” ujar Nailul dalam diskusi Forum Wartawan Teknologi (Forwat) di Jakarta.

    Nvidia sebagai pelaku industri di bidang AI mengatakan bahwa kedaulatan AI bukan lagi wacana. Disampaikannya, teknologi AI yang cepat, aman, dan mandiri adalah fondasi kedaulatan digital Indonesia.

    “Kedaulatan AI artinya kontrol penuh atas data, efisiensi dan akselerasi digital,” kata Adrian Lesmono, Country Lead Business Nvidia.

    Penerapan AI di Indonesia perlu disesuaikan dengan prioritas pembangunan nasional. Upaya ini mulai dilakukan, salah satunya melalui pembentukan Kolaborasi Riset & Inovasi Industri Kecerdasan Artifisial (Korika) yang bertujuan menjembatani kesenjangan kolaborasi antara pemerintah, industri, akademisi, dan komunitas publik.

    Mengungkapkan potensi AI sebagai mesin penggerak pertumbuhan ekonomi Indonesia Foto: Agus Tri Haryanto/detikINET

    Sri Safitri, Sekjen Partnership Korika, menuturkan meski berpotensi mendorong transformasi besar, pengembangan AI di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan.

    Salah satu tantangan utama adalah ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang masih terbatas. Hingga saat ini, jumlah individu yang memiliki keahlian dalam bidang AI masih sangat sedikit. Bahkan, program studi khusus AI di Indonesia baru dimulai.

    “Selain itu, keterbatasan infrastruktur digital juga menjadi hambatan besar. Kemudian, kurangnya pendanaan dan riset & pengembangan (R&D). Dari sisi regulasi, Indonesia juga menghadapi tantangan dalam pengelolaan data dan kebijakan terkait AI. Terakhir, keterbatasan akses terhadap teknologi,” ungkap dia.

    Pemerintah berperan strategis dalam mendorong pengembangan AI di tingkat nasional, melalui regulasi yang mengatur AI dan tata kelolanya guna memaksimalkan manfaat besar AI sekaligus meminimalkan risikonya.

    Insaf Albert Tarigan, Tenaga Ahli Utama Kantor Komunikasi Kepresidenan menegaskan, diperlukan penyempurnaan strategi pemanfaatan AI nasional yang dapat berfungsi sebagai blueprint panduan bagi pemerintah dan sektor swasta dalam mengadopsi, mengembangkan, serta mengimplementasikan AI.

    “Dengan kebijakan yang tepat, pemerintah dapat memaksimalkan potensi kerja sama dengan mitra global, mencakup transfer teknologi, investasi, dan penelitian bersama. Kolaborasi semacam ini akan mempercepat adopsi teknologi canggih, membuka akses ke sumber daya global, dan memperkuat kedaulatan teknologi Indonesia,” pungkasnya.

    (agt/fay)

  • AI Membuka Peluang Baru bagi Operator Seluler

    AI Membuka Peluang Baru bagi Operator Seluler

    Jakarta

    Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) telah menjelma menjadi teknologi yang meresap ke berbagai sektor, termasuk telekomunikasi. Kemampuan komputer untuk belajar, menganalisis, dan mengambil keputusan layaknya manusia kini menjadi kunci bagi operator seluler untuk meningkatkan efisiensi, memperkaya pengalaman pelanggan, hingga membuka model bisnis baru.

    Menurut Iman Hirawadi, Telecom Solutions Architech and Business Consultant ZTE Indonesia, AI membawa transformasi signifikan di industri ini. ZTE, yang fokus pada Connectivity, Computing, Capability, dan Intelligence, melihat AI sebagai pilar utama untuk membantu operator bersaing di pasar.

    “Kami ingin jaringan lebih pintar, efisien, dan mampu menciptakan layanan inovatif,” kata Iman.

    Namun, peluang ini tak lepas dari tantangan. Infrastruktur 5G yang mumpuni dan investasi besar di bidang riset AI menjadi syarat mutlak. Meski begitu, dengan perkembangan pesat kemampuan komputasi dan minat global pada AI, masa depan telekomunikasi tampak cerah.

    “Operator yang mampu mengadopsi teknologi ini tak hanya akan bertahan, tetapi juga memimpin revolusi layanan digital,” tegas Iman.

    Landasan AI ZTE Foto: Adi Fida Rahman/detikINET
    Efisiensi dan Optimasi Jaringan Lebih Cerdas dengan AI

    Iman menegaskan motivasi utama penggunaan AI adalah efisiensi. “Efisiensi ini terlihat jelas pada pengelolaan jaringan yang menjadi tulang punggung layanan seluler,” ujarnya.

    Selain itu adanya AI mengoptimalkan jaringan. Perubahan situasi seperti penambahan frekuensi baru, pembangunan Base Transceiver Station (BTS) tambahan, hingga perubahan pola penggunaan pelanggan menuntut penyesuaian parameter jaringan secara berkala.

    Dulu, proses ini membutuhkan sumber daya manusia yang besar dan waktu yang lama. Kini, AI mengubahnya menjadi lebih otomatis.

    “AI memungkinkan network optimization dilakukan secara real-time dan otomatis. Ini mengurangi kebutuhan sumber daya, memangkas biaya operasional, dan menjaga kualitas layanan tetap optimal,” jelas Iman.

    Contohnya, AI kini mampu mengatur penggunaan energi di BTS agar lebih hemat, sekaligus memastikan sinyal tetap kuat meski ada gangguan seperti interferensi antar-BTS. Bahkan, BTS modern yang dikembangkan ZTE kini dilengkapi kemampuan AI bawaan.

    “Base station ini bisa mengidentifikasi pola trafik dan memprioritaskan layanan tertentu,” tambahnya. Misalnya, jika TikTok menjadi aplikasi paling populer di suatu wilayah, BTS dapat mengalokasikan bandwidth lebih besar untuk memastikan pengalaman pengguna tetap lancar. Hasilnya? Produktivitas BTS meningkat, dan pelanggan pun puas,” papar Iman.

    Iman Hirawadi, Telecom Solutions Architech and Business Consultant ZTE Indonesia Foto: Adi Fida Rahman/detikINETMeningkatkan Pengalaman Pelanggan

    AI tak hanya bekerja di balik layar jaringan, tetapi juga langsung menyentuh pelanggan. Salah satu contohnya adalah personalisasi layanan. Dengan menganalisis kebiasaan pengguna-misalnya, sering bermain game online-AI dapat menyarankan paket data khusus yang meningkatkan performa gaming.

    “Operator bisa mem-push penawaran secara cepat dan akurat, sehingga pengalaman pelanggan jadi lebih baik,” ungkap Iman.

    Di sisi lain, layanan pelanggan juga bertransformasi. Customer service berbasis AI, seperti chatbot, kini menjadi hal biasa. Ke depannya, kita mungkin akan berinteraksi dengan avatar digital melalui video call untuk menyelesaikan masalah teknis atau bahkan memandu teknisi lapangan saat maintenance jaringan.

    Opurtuniti Penerapan AI Foto: Adi Fida Rahman/detikINETModel Bisnis Baru Berbasis AI

    Lebih jauh lagi, AI membuka peluang baru bagi operator seluler untuk berinovasi di luar layanan konvensional seperti panggilan dan data. Salah satu yang menarik adalah konsep “5G New Calling”.

    Dengan memanfaatkan jaringan 5G dan AI, panggilan suara atau video bisa diperkaya fitur cerdas. Misalnya, saat video call, pengguna bisa mengganti wajahnya dengan avatar yang meniru gerakan mulut dan ekspresi secara real-time berkat teknologi computer vision.

    Tak hanya itu, AI juga memungkinkan terjemahan bahasa secara instan. “Bayangkan Anda berbicara bahasa Indonesia dengan teman di China yang mendengarnya dalam bahasa Mandarin, dan sebaliknya. Ini akan mengubah cara kita berkomunikasi lintas negara,” papar Iman.

    Untuk konsumen, operator bisa menawarkan layanan seperti kamera pintar berbasis AI yang terintegrasi dengan jaringan broadband. Kamera ini tak hanya merekam, tetapi juga menganalisis gambar untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan, seperti seseorang melompati pagar.

    Sementara untuk sektor industri, AI mendukung otomatisasi proses produksi melalui video analytics dan predictive maintenance-memprediksi kerusakan perangkat sebelum terjadi.

    (afr/afr)