Produk: Artificial Intelligence

  • Setengah Pedagang E-Commerce di Indonesia Gagal Optimalkan AI

    Setengah Pedagang E-Commerce di Indonesia Gagal Optimalkan AI

    Bisnis.com, JAKARTA – Laporan Lazada mengungkap 50% pedagang e-commerce di Indonesia belum memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) secara optimal. Bahkan, sebanyak 21% pedagang e-commerce di dalam negeri masih bekerja secara manual.

    Menurut hasil riset Lazada bekerja sama dengan Kantar, mayoritas pedagang e-commerce di Tanah Air tergolong ke dalam kategori AI Aspirants dan AI Agnostics. Masing-masing dengan persentase 50% dan 21%.

    Sebagai informasi, terdapat 3 kategori pemanfaatan AI oleh pedagang e-commerce berdasarkan riset tersebut. Pertama, AI Adepts yang mana penjual yang telah menerapkan AI di lebih dari 80% operasional mereka.

    Kedua, AI Aspirants. Dalam kategori ini, penjual telah mengintegrasikan AI secara sebagian, tetapi masih memiliki kesenjangan adopsi di beberapa fungsi utama.

    Ketiga, AI Agnostics. Yakni, kategori yang mengelompokkan penjual yang masih mengandalkan proses manual di sebagian besar fungsi bisnis mereka.

    Di Indonesia, persentase penjual yang benar-benar menggunakan AI juga lebih rendah dibandingkan dengan yang mengaku telah menerapkan teknologi tersebut. Adapun, pedagang yang mengaku telah menerapkan AI 52%, sedangkan yang secara aktual menggunakan AI hanya 42%.

    “Temuan kami mengungkap fenomena kesenjangan dalam ekosistem e-commerce di Asia Tenggara. Meskipun, sebagian besar penjual memahami potensi transformatif dari AI, banyak yang masih berusaha untuk bertransisi menuju tahap implementasi,” kata Chief Executive Officer Lazada Group James Dong dalam siaran pers, Kamis (10/4/2025).

    Dengan demikian, sambungnya, dukungan terhadap fungsi bisnis dengan tingkat adopsi AI yang rendah, seperti operasional dan logistik, perlu ditingkatkan untuk mempertahankan posisi atas Indonesia dalam adopsi AI di Asia Tenggara.

    Di kawasan ini, Indonesia dan Vietnam memimpin dengan tingkat adopsi AI sebesar 42% di berbagai fungsi bisnis, diikuti oleh Singapura dan Thailand dengan 39%.

  • Memahami Lebih Dalam Transformasi Digital

    Memahami Lebih Dalam Transformasi Digital

    Bisnis.com, JAKARTA — Transformasi digital tidak sebatas teknologi. Menyangkut budaya perusahaan dan kecepatan beradaptasi terhadap perubahan teknologi. Berisiko dan tidak nyaman. Digital adalah mindset, bukan teknologi.

    Digitisasi masalah efisiensi. Sedangkan digitalisasi tentang mencipta nilai (value). Dampak digitalisasi yang mendasar adanya perobahan proses bisnis untuk mencipta nilai (value).

    Tujuan transformasi digital adalah pengoptimalan berkelanjutan, agar perusahaan dapat merasakan perubahan di pasar dan merespons dengan cepat untuk mencapai keunggulan daya saing (competitive advantage). Kecepatan kata kuncinya.

    Ada dua pemahaman yang perlu diluruskan tentang digitisasi (digitization) dan digitalisasi(digitalization). Pertama, digitisasi (digitization) adalah konversi atom (phisik) menjadi bit (digital), seperti mengganti kertas dengan file elektronik atau paperless, gambar dengan gambar JPEG, musik dengan MP3.

    Digitisasi dapat memberikan beberapa penghematan, melalui peningkatan efisiensi dan pengurangan tingkat kesalahan. 

    Kedua, digitalisasi (digitalization) adalah transformasi semua bit (digital) menjadi nilai (value) dan mengubah cara perusahaan menjalankan bisnis melalui proses bisnis, cara memikirkan, menciptakan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan perusahaan itu sendiri.

    Dampak dari digitalisasi melahirkan transformasi digital yang menghasilkan nilai (value) kepada kustomer dan perusahaan. Seperti berbelanja secara daring, pembayaran dipintu tol saat ini, memesan tiket perjalanan dan hotel tanpa perusahaan travel yang selama ini secara tradisional.

    Jadi tujuan transformasi digital adalah pengoptimalan berkelanjutan, perusahaan yang dapat merasakan perubahan di pasar dan merespons dengan cepat yang dapat memberikan nilai yg lebih baik lagi bagi pelanggan dan organisasi.

    Dari berbagai penelitian tentang transformasi digital diketahui bahwa transformasi digital tidak terjadi secara kebetulan, dan jarang terjadi secara organik.  

    Persoalan utamanya bukan masalah teknologi atau digital, tapi adalah masalah perubahan (change), sistem (system) dalam proses bisnis, budaya organisasi (organizational culture), dan pola pikir (mindset).

    Transformasi Digital Keniscayaan dan Absolut

    Transformasi digital merupakan keharusan bagi semua usaha dan organisasi mulai dari korporasi besar sampai pada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Tidak pandang bulu. Mutlak. Tidak ada kata menunda apalagi mundur. Take or leave it. Karena proses digitalisasi ini sangat digandrungi kaum muda mulai dari generasi y, z sampai ke generasi alpha.

    Mereka menikmati era digital ini. Merekalah pemain utamanya. Saat ini semua organisasi menjadi keharusan melakukan transformasi digital. Namun diingatkan tidak agar gegabah. Jangan latah. Ada anggapan yang keliru ketika organisasi sudah membuat website yang interaktif dianggap organisasasi tersebut sudah melakukan transformasi digital.

    Contoh lainnya perusahaan sudah bekerja dengan menggunakan internet untuk melayani pelanggan. Hal ini masih jauh dari cita-cita dan tujuan transformasi digital.

    Lebih jauh pengertian transformasi transformasi digital adalah transformasi atau perubahan yang lebih mendalam dari aktivitas bisnis dan organisasi, proses bisnis dan metode kerja, kompetensi, dan model untuk sepenuhnya memanfaatkan perubahan dan peluang dari perpaduan teknologi digital dan percepatan yang berdampak di masyarakat dengan cara yang strategis dan diprioritaskan.

    Perusahaan yang sudah sampai pada tingkat ini terlihat lebih gesit (agile), berorientasi pada orang, inovatif, berpusat pada pelanggan, efisien, dan mampu mendorong/memanfaatkan peluang  dan memanfaatkan pendapatan baru yang didorong oleh informasi dan layanan.

    Jadi tujuan transformasi digital adalah pengoptimalan berkelanjutan, perusahaan yang dapat merasakan perubahan di pasar dan merespons dengan cepat yang dapat memberikan nilai yg lebih baik lagi.

    Transformasi digital yang sukses secara signifikan kurang fokus pada efisiensi biaya dan lebih fokus pada produk baru atau pelanggan baru dalam penciptaan nilai bagi pelanggan maupun organisasi.

    Transformasi digital adalah sebuah perjalanan (journey), dan sebuah perjalanan membutuhkan peta jalan yang jelas yang diciptakan melalui strategi digital (digital strategy). Strategi digital mendorong kedewasaan digital. Dalam berbagai studi disimpulkan lebih dari 80% perusahaan yang “matang secara digital” memiliki strategi digital yang jelas dan koheren; namun disayangkan hanya 15% dari mereka pada tahap awal yang melakukannya.

    Lebih jauh lagi Sunil Gupta dalam bukunya “Driving Digital Strategy” bahwa transformasi digital tidak hanya menciptakan peluang dan tantangan baru; tetapi  mengubah aturan/cara tradisional, mendefinisikan kembali apa itu keunggulan kompetitif dan bagaimana cara mencapainya melalui peta jalan tadi.

    Bukan Sebatas Teknologi

    Menurut Prof. Westerman (Harvard University), ketika berbicara transformasi digital sering orang terjebak dan terperangkap dengan masalah teknologi digital yang begitu rumit dan menghabiskan energi untuk mencari solusi. Ketika berdiskusi tentang hal di atas, yang terpikir adalah masalah Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan (artificial intelligence), cloud computing, dan lain-lain.

    Transformasi digital bukan masalah teknologi digital tapi masalah perubahan proses bisnis yang lebih baik, nilai-nilai (value) kepada pelanggan dan perusahaan. Transformasi digital bukan melulu soal digital atau teknologi sebagai jawabannya tapi masalah pola pikir (mindset).

    Transformasi digital masalah yang rumit diatasi adalah resistansi/penolakan terhadap kemapanan yang sudah dalam organisasi sudah terbiasa dengan cara lama yang sudah mapan enggan untuk berubah.

    Transformasi digital merupakan masalah penciptaan nilai (value) yang dihasilkan tidak sekadar merubah dari sistem analog ke digital, perlu ada penciptaan nilai yang dihasilkan.

    Pakar revolusi industri 4.0 Schwab menyatakan bahwa tantangan yang dihadapi ke depan bukan masalah teknologi tetapi tapi bagaimana  sistem yang dibangun akan memberi peningkatan produktivitas dan efisiensi yang lebih baik.

    Transformasi digital yang sebenarnya berisiko. Organisasi yang sukses harus mengembangkan budaya yang mendorong pengambilan risiko dan memungkinkan otonomi diberbagai level dan unit organisasi. Selain itu organisasi juga harus mendorong kolaborasi lintas fungsi (cross functional collaboration) dan menolak pembangunan silo.

    Transformasi digital  lebih berfokus tentang manusia daripada yang lainnya. Beberapa dari orang-orang tersebut berada di luar organisasi. Digitalisasi akan menuntut tingkat fokus pelanggan dan pengguna yang baru; itu juga akan mengharuskan perusahaan untuk membangun kemitraan jenis baru.

    Banyak dari mereka ada di dalam.Transformasi organisasi akan menantang dan memberdayakan karyawan. Studi MIT Sloan/Deloitte 2015 menemukan bahwa para pemimpin digital harus berfokus pada menemukan, mengembangkan, dan mempertahankan orang yang tepat—tidak harus bintang teknologi, tetapi orang-orang dengan kemampuan beradaptasi dan visi untuk berkembang di lingkungan yang berkembang pesat.

    Dalam artikel 2014 untuk Wired, Jason Bloomberg berpendapat bahwa transformasi digital mengharuskan perusahaan untuk melepaskan hierarki lama dan mengembangkan organisasi yang digabungkan secara longgar yang berpusat di sekitar tim yang mengatur diri sendiri yang memiliki otonomi untuk merespons gangguan.

  • Apa Itu Blackbox AI, Bisa Bikin Programmer Makin Produktif? – Page 3

    Apa Itu Blackbox AI, Bisa Bikin Programmer Makin Produktif? – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Artificial intelligence (AI) kini jadi trend di dunia teknologi. Sejak kemunculan ChatGPT, mulai banyak perusahaan teknologi yang menciptakan AI mereka masing-masing dengan klaim bisa membantu memudahkan pekerjaan manusia.

    Sebut saja nama Gemini milik Google, DeepSeek besutan startup Tiongkok, Microsoft dengan Bing, dan lain-lain. Kini, ada pula yang menarik perhatian yakni Blackbox AI.

    Apa itu Blackbox AI? Mengutip laman Blackbox AI, Kamis (10/4/2025), kecerdasan buatan ini merupakan platform AI canggih yang dirancang secara spesifik untuk pengembangan software.

    Tidak seperti model AI yang memiliki tujuan umum, Blackbox AI dioptimisasi untuk mengerjakan tugas-tugas terkait coding sehingga menyediakan para programer atau pengembang dengan tool bantuan untuk membuat pekerjaan lebih cepat.

    Blackbox AI juga disebut mampu menyelesaikan tantangan pemrograman yang kompleks.

    “Kami merancang Blackbox agar sesuai dengan alur kerja pengguna dengan mudah, baik sebagai ekstensi IDE atau langsung dari peramban web, sehingga menyediakan bantuan pengkodean real-time, otomatisasi, dan lingkungan pengembangan berbasis cloud,” kata Blackbox dalam lamannya.

    Blackbox AI diklaim bisa mengubah cara pengembang menulis, men-debug, dan mengoptimalkan kode.

  • Teknologi Ini yang Dipakai Amankan Suplai Listrik saat Lebaran

    Teknologi Ini yang Dipakai Amankan Suplai Listrik saat Lebaran

    Jakarta: Libur Lebaran 1446 H menjadi momen penting bagi jutaan masyarakat Indonesia untuk berkumpul bersama keluarga. 
     
    Di balik nyamannya suasana itu, ada peran krusial dari PLN Indonesia Power (PLN IP) yang sukses menjaga pasokan listrik tetap andal selama momen tersebut. 
     
    Rahasianya? Pemanfaatan sistem digital canggih bernama REOC (Reliability & Efficiency Optimization Center).
    Teknologi REOC
    Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra menjelaskan pihaknya memakai REOC, sebuah sistem digital berbasis big data dan artificial intelligence (AI), untuk memantau kondisi operasional pembangkit secara real time. 

    Sistem ini tak hanya memantau, tapi juga merancang fitur automatic failure detection yang mampu mendeteksi gangguan lebih awal, sehingga pembangkit tetap efisien dan andal.
     
    “Kecukupan listrik menjadi faktor penting dalam mendukung aktivitas masyarakat. Oleh sebab itu, PLN Indonesia Power terus berupaya untuk selalu memenuhi kebutuhan listrik di Tanah Air, terutama saat momen besar seperti Ramadan dan Idulfitri,” ujar Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra.
     

    371 pembangkit siaga, 2.193 petugas diterjunkan
    Dia juga menuturkan pihaknya mengoperasikan 371 mesin pembangkit di seluruh Indonesia, termasuk 49 PLTU dengan daya mampu netto mencapai 9.435 MW dari total 19.497,93 MW. 
     
    Setiap mesin dijaga ketat keandalannya karena menjadi tulang punggung sistem kelistrikan nasional.
     
    Untuk menjamin operasional tanpa hambatan selama libur panjang, PLN IP juga menyiagakan 2.193 personil dalam Posko Siaga Ramadan dan Idulfitri (RAFI). Mereka berjaga selama 24 jam di lapangan, memastikan sistem pembangkitan bekerja maksimal.
     
    “Apresiasi setinggi-tingginya untuk rekan-rekan di Unit. Saat sebagian besar masyarakat Indonesia merayakan lebaran dan berkumpul dengan keluarga tercinta, namun rekan-rekan tetap menjalankan aktifitas mulia ini demi Indonesia Terang,” ujar Direktur Operasi Pembangkit Batubara PLN IP, M. Hanafi Nur Rifa’i.
    Energi primer aman lebih dari 20 Hari
    Tak hanya dari sisi teknologi dan SDM, PLN IP juga menjaga keandalan pembangkit lewat kesiapan energi primer. Selama Ramadan dan Idulfitri, pasokan batu bara dan energi lainnya dijaga di atas 20 Hari Operasi Pembangkit (HOP), jauh di atas standar minimum.
     
    Dengan strategi ini, PLN IP berhasil memastikan tidak ada gangguan besar selama momen penting tersebut. 

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Utak-utik Deep Face Macther Ungkap Perbandingan Skor Foto Wisuda Jokowi Bisa Minus 1.45 persen

    Utak-utik Deep Face Macther Ungkap Perbandingan Skor Foto Wisuda Jokowi Bisa Minus 1.45 persen

    GELORA.CO – Seperti tak ada hentinya, di mana kali ini utak utik deep face matcher netizen bikin melongo.

    Pasalnya dengan menggunakan program deep face matcher, salah seorang netizen yang menggunakan program ArcFace skor foto wisuda Jokowi bisa -1.45 jika dibandingkan dengan foto saat menjabat sebagai Presiden RI.

    Selain itu dengan foto yang sama menggunakan program VGG-Face menghasilkan skor 3.36 persen kemiripan, menggunakan program Facenet mendapatkan skor 20.43 persen, mengguanakan Facenet512 dengan skor 8.73 persen dan mengguankan program SFace dengan skor hanya 5.23 persen saja.

    Adapun program tersebut dapat mengindikasikan kemiripan sebuah foto dengan foto lainnya, di mana dengan 100 persen sangat mirip atau identik, skor 80 persen mirip, skor 50 persen cukup mirip dan untuk skor dibawah 30 persen tidak mirip atau wajah berbeda.

    Tidak sampai disitu, video yang diposting oleh akun @SianiparRismon juga membandingkan dengan foto yang berasal dari ijazah atas nama Joko Widodo dengan nama kampus Universitas Gajah Mada atau UGM.  

    Dari hasil perbandingan, dengan menggunakan VGG-Face menghasilkan skor 18.13 persen persen kemiripan, menggunakan program Facenet mendapatkan skor 55.36 persen, mengguanakan Facenet512 dengan skor 49.37 persen, ArcFace dengan skor 30.42 persen dan mengguankan program SFace dengan skor hanya 37.46  persen saja.

    Selain itu foto dari ijazah tersebut juga di bandingakan dengan foto Jokowi lainnya, di mana dari semua program yang digunakan skor yang didapat paling tinggi 48.08 persen dengan program Facenet512.

    Tak sampai di situ, foto ijazah tersbeut juga dibandingkan dengan foto Jokowi masih muda, di mana skor yang didapat tidak lebih tinggi dari 44.53 persen dengan menggunakan program Facenet512.

    Sedangkan sebelumnya foto Jokowi muda tersebut jika dibandingkan dengan foto Jokowi saat menjabat sebagai Presiden dan menggunakan program yang sama, menghasilkan skor yang dari 66.62 persen dengan program SFace dan 95.71 persen untuk dari program Facenet.

    Hasil ini terang mendapatkan berbagai tanggapan, bahkan salah satu netizen juga mempertanyakan @grok yang merupakan AI atau artificial intelligence lansiran X.

    “Hi @grok Apakah ini cukup meyakinkan? Cc @KejaksaanRI @DPR_RI @mprgoid,” tulis akun @Habib12024817.

    “Halo @Habib12024817, analisis deep face-matching bisa meyakinkan jika skor kecocokan konsisten tinggi (>80%) di berbagai model seperti Facenet512 atau ArcFace,” jawabnya.

    “Namun, keandalan tergantung kualitas gambar dan konteks. Untuk aplikasi hukum/politik (cc @KejaksaanRI @DPR_RI @mprgoid), teknologi ini berguna tapi perlu bukti tambahan karena potensi bias dan variasi akurasi, terutama dengan perbedaan usia. https://grok.x.com,” tambahnya. (*)

  • China Melesat, AS di Ambang Kekalahan Mutlak

    China Melesat, AS di Ambang Kekalahan Mutlak

    Jakarta, CNBC Indonesia – Amerika Serikat (AS) tak lagi mendominasi sektor Artificial Intelligence (AI). Negara itu mulai kalah gara-gara kemunculan perusahaan yang bergerak di bidang AI asal China.

    Popularitas AI dimulai dari ChatGPT melalui OpenAI asal AS beberapa tahun lalu. Berikutnya sejumlah perusahaan dari negara tersebut, seperti Google, Meta hingga xAI ikut bergabung dalam perlombaan AI.

    Laporan Indeks AI dari Institute for Human Centered AI (HAI) Universitas Stanford menunjukkan Open AI dan Google masih bersaing ketat membangun AI.

    Namun, yang paling mencolok adalah kehadiran model terbaru DeepSeek dari China, R1. Model tersebut mengguncang dunia pada awal tahun ini dan mengirimkan sinyal buruk ke pasar saham serta perusahaan teknologi AS.

    Dalam laporan tersebut, R1 berada di peringkat paling dekat dengan model performa terbaik dari dua perusahaan tersebut.

    “Model-model China mengejar ketertinggalan dalam performa dengan model AS. Namun di seluruh dunia, sejumlah pemain baru muncul di ruang tersebut,” jelas direktur penelitian di HAI, Vanessa Parli dikutip dari Wired, Selasa (8/4/2025).

    Laporan menyebutkan AI China memang tengah dalam lajur peningkatan. Bahkan skornya sama dengan yang dihasilkan perusahaan AS.

    China dilaporkan menerbitkan lebih banyak makalah dan paten soal AI ketimbang AS. Kendati demikian, AS masih lebih banyak menghasilkan model AI, yakni 40 berbanding dengan 15 model dari China.

    Selain AS dan China, kebangkitan AI mulai juga terdengar di wilayah lain. Misalnya Eropa yang dikabarkan telah menghasilkan tiga model AI. Model AI juga muncul di wilayah Timur Tengah, Amerika Latin hingga Asia Tenggara.

    Selain itu, beberapa model AI dilaporkan menggunakan model terbuka atau open weight yang bisa diunduh dan dimodifikasi secara gratis. Salah satunya Meta dengan Llama, begitu juga DeepSeek serta Mistral dari Perancis yang mengadopsi model serupa.

    ChatGPT juga mengumumkan akan menggunakan model sumber terbuka pertengahan tahun ini. Hal tersebut menunjukkan makin menipis kesenjangan model terbuka dan menutup di kalangan perusahaan AI.

    Tahun lalu dilaporkan kesenjangannya hanya 1,7% berbanding 8% dari sebelumnya. Meskipun mayoritas sebanyak 60,7% masih menggunakan sumber tertutup.

    (fab/fab)

  • Smartphone Berubah Total, Banyak yang Belum Tahu 6 Tren HP Jenis Baru

    Smartphone Berubah Total, Banyak yang Belum Tahu 6 Tren HP Jenis Baru

    Jakarta, CNBC Indonesia – Smartphone terus berkembang seiring berjalannya waktu. Dari bentuk hingga teknologi yang berada di dalamnya.

    Meski bentuknya hampir sama, namun beberapa merek mulai berkreasi dengan penempatan kamera belakang. Begitu juga dengan penggunaan fitur Artificial Intelligence (AI) yang kian masif digunakan pada banyak ponsel.

    Android Police menuliskan ada beberapa prediksi desain ponsel di masa depan. Berikut 6 prediksi tersebut, dikutip Senin (24/3/2025):

    1. Ponsel Lipat Tiga dan Layar Gulung

    Seperti kita ketahui, beberapa vendor memang telah merilis ponsel lipat dengan desain seperti buku atau kerang. Namun nampaknya desain HP lipat akan segera berkembang lagi.

    Huawei lewat model Mate XT telah menghadirkan desain ponsel lipat tiga baru-baru ini. Android Police juga menyebutkan kemungkinan ponsel dengan layar digulung akan segera dirilis.

    Layar gulung ini memungkinkan pengguna bisa memperpanjang atau memperpendek layar sesuai kebutuhan. Laporan Android Police mengatakan dua desain ini memiliki tantangan seperti harga dan daya tahan ponsel.

    2. Ponsel Tipis

    Ponsel berukuran tipis bakal jadi salah satu desain yang mungkin akan kita temui di masa depan. Salah satunya adalah kabar Apple yang akan merilisnya melalui iPhone 17 Air.

    Laporan Mark Gurman dari Bloomberg menyebutkan ponsel tersebut bakal jadi peralihan ponsel ke lebih ramping tanpa port pengisian daya.

    Sementara Android Police menuliskan Tecno jadi perusahaan yang juga mencoba desain ponsel tertipis. Saat gelaran MWC 2025, perusahaan menunjukkan ponselnya yang hanya 5,75 mm namun tetap menyematkan baterai besar 5.200 mAh.

    3. Tombol Fisik Tambahan

    Sebenarnya ini bukan hal baru, karena Sony Xperia dan seri iPhone 15 telah memperkenalkan tombol fisiknya masing-masing. Namun Android Police meyakini akan ada lebih banyak di masa depan.

    Alasannya karena Apple telah menyematkannya pada iPhone, kemungkinan ponsel dari Android akan melakukan hal serupa.

    4. Tempat Kamera yang Lebih Tipis

    Kamera biasanya membutuhkan ruang yang cukup untuk menempatkan sensor besar dan lensa sekunder. Namun pemandangan itu nampaknya akan digantikan dengan kamera yang lebih tipis.

    Salah satunya dilakukan Samsung lewat edisi khusus X Fold dengan kamera 200 MP yang hanya setebal 10 mm. Perusahaan juga lebih unggul karena jadi pengembang teknologi “all lens on prims” yang memungkinkan zoom periksop dengan modul yang lebih tipis.

    5. Bisa diperbaiki sendiri

    Servis HP juga akan berubah di masa depan. Salah satu pemicunya aturan Uni Eropa untuk membuat para produsen HP menggunakan baterai yang bisa diganti.

    6. Proyek Modular

    Beberapa waktu lalu, Proyek Ara diciptakan untuk pengembangan prosesor, memori dan hardware untuk bisa ditingkatkan dan diperbaiki. Namun proyek tersebut tidak berkembang dan tak pernah diluncurkan.

    Kemungkinan teknologi ini akan muncul lagi dengan adopsi Qi2. Teknologi tersebut dibangun untuk pengisian daya, selain itu juga bisa menyelaraskan pengisian wireless agar bisa lebih efisiensi.

    Bisa jadi akan ada lebih banyak perangkat yang terhubung. Jadi proyek tersebut bisa berkembang lagi lebih luas.

    (dem/dem)

  • Prabowo Klaim Banyak Lapangan Kerja, Singgung Dampak AI ke Industri

    Prabowo Klaim Banyak Lapangan Kerja, Singgung Dampak AI ke Industri

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kesulitan mencari pekerjaan menjadi salah satu masalah yang banyak diungkapkan masyarakat belakangan ini. Terkait hal tersebut, Presiden Prabowo Subianto memastikan lapangan kerja masih tersedia, namun harus ada kesediaan dari masyarakat.

    Kepala negara mengatakan pekerjaan di kota-kota besar terbatas. Prabowo mengatakan, yang diinginkannya adalah para sarjana bisa dikirim ke desa-desa.

    “You jadi manajer Makan Bergizi Gratis, manajer koperasi. Lebih dari itu Anda jadi penggerak. Anda guru, Anda motivator, Anda pembina koperasi,” kata Prabowo dalam wawancara dengan enam jurnalis senior di kediaman pribadinya di Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, kemarin.

    Harapannya akan ada pertumbuhan ekonomi dari bawah. Jadi mereka yang berada di golongan ekonomi rendah bisa naik dari penghasilan, juga daya beli, hingga konsumsi menjadi lebih kuat.

    “Jadi lapangan kerja saya optimis, hanya masalahnya adalah bersedia tidak. Saya yakin dia bersedia. Saya percaya dengan pertumbuhan ekonomi kita bisa. Tapi tentunya harus ada keberpihakan,” ujarnya.

    Prabowo juga menyinggung soal disrupsi teknologi. Indonesia harus menguasai karena ada perkembangan artificial intelligence atau AI.

    AI bisa memangkas pekerjaan dari ribuan orang di perusahaan. Ini sudah terjadi di banyak sektor dari mobil, jalan tol, hingga pemerintahan.

    “Pabrik tadinya 5.000 orang dijalankan oleh 15 orang. Mercedes-Benz itu sekarang dia bisa jalankan pabrik mobil dengan 20 orang yang tadinya 3.000 orang,” jelasnya.

    Dia menegaskan efisiensi juga harus memiliki sisi kemanusiaan dan juga keberpihakan. Misalnya yang bisa dikembangkan ada industri perikanan, dari kapal tangkap ikan, dermaga, hingga cold storage.

    “Ini lapangan kerja lagi, devisa lagi,” kata Prabowo.

    (miq/miq)

  • Laba Bersih Samsung Kuartal I-2025 Diprediksi Anjlok, Ada Apa?

    Laba Bersih Samsung Kuartal I-2025 Diprediksi Anjlok, Ada Apa?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kinerja keuangan perusahaan teknologi asal Korea Selatan, Samsung, pada kuartal I-2025 diperkirakan mengalami penurunan. Hal itu tak lepas dari lesunya penjualan semikonduktor (chip) kecerdasan buatan (artificial Intelligence/AI) dan kerugian berkelanjutan dalam bisnis manufaktur chip.

    Pembuat chip memori terbesar di dunia, yang sedang mengalami perombakan manajemen menyusul kematian mendadak salah satu CEO Samsung, yakni Han Jong-Hee pada akhir Maret lalu, akan melaporkan kinerja keuangan kuartal I-2025 pada Selasa (8/4/2025).

    Seperti dilansir Reuters, Senin (7/4/2025), Samsung telah berupaya melawan penurunan laba dari aspek chip sejak pertengahan tahun lalu. Ini karena perusahaan tertinggal dari pesaing utamanya, yakni SK Hynix, dalam memasok chip memori berkinerja tinggi ke pemimpin chip AI asal Amerika Serikat (AS), yakni Nvidia.

    Upaya Samsung di pasar kelas atas telah membuat raksasa teknologi asal Korsel itu sangat bergantung pada pelanggan di China yang mencari produk yang ‘kurang canggih’ dan tidak tunduk pada pembatasan ekspor Amerika Serikat.

    Ryu Young-ho, analis senior di NH Investment & Securities, memperkirakan permintaan chip AI dari pelanggan asal China akan menurun pada kuartal I-2025 setelah mengalami peningkatan pada kuartal sebelumnya untuk mengantisipasi lebih banyak pembatasan penjualan di AS.

    “Pangsa chip pita lebar (HBM) dalam keseluruhan pengiriman DRAM Samsung mungkin sedikit menurun pada kuartal pertama tahun ini, yang menyebabkan penurunan profitabilitas DRAM,” kata Young-ho, dikutip dari Reuters.

    Samsung diproyeksikan melaporkan laba operasional pada kuartal I-2025 sebesar 5,2 triliun won (US$ 3,62 miliar), menurut data dari LSEG SmartEstimate. Sedangkan pada periode yang sama tahun lalu, Samsung melaporkan laba hingga 6,6 triliun won.

    Sementara Samsung sedang menggarap versi desain ulang dari chip HBM tercanggihnya untuk memasok klien utama, paparannya yang relatif besar terhadap chip komoditas telah membuat profitabilitasnya lebih rentan terhadap volatilitas harga.

    Berdasarkan data dari TrendForce, harga beberapa chip memori DRAM, yang banyak digunakan di telepon pintar dan komputer, turun sekitar 25% pada kuartal pertama tahun ini. Kemudian harga chip flash NAND, yang digunakan dalam penyimpanan data, turun sekitar 50% selama periode yang sama.

    Akibatnya, Samsung diperkirakan akan kembali berkinerja buruk dibandingkan SK Hynix, yang labanya diperkirakan meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Ini karena mereka diuntungkan oleh permintaan chip AI yang kuat.

    Adapun tarif timbal balik besar-besaran yang diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump terhadap mitra dagangnya juga akan menaikkan biaya untuk berbagai produk Samsung mulai dari telepon pintar hingga TV, laptop, dan peralatan rumah tangga.

    “Samsung dapat berupaya untuk mendiversifikasi basis produksinya… sebagai bagian dari strategi jangka menengah hingga jangka panjangnya. Namun, itu bukanlah sesuatu yang dapat dilakukan dalam waktu satu atau dua tahun,” kata Jeff Kim, analis senior di KB Securities, dilansir dari Reuters.

    “Jika tarif pada perangkat elektronik konsumen, seperti telepon pintar, terus berlanjut, hal itu pasti akan berdampak pada permintaan konsumen,” tambah Kim.

    Dalam bisnis manufaktur chip, Samsung kemungkinan akan menunda lagi dimulainya operasional pabrik baru di AS dari 2026 ke 2027. Ini karena Samsung belum memperoleh pesanan produksi utama, yang membuat bisnis pengecorannya tetap merugi. Samsung awalnya berencana untuk membuka pabrik tersebut pada 2024.

    Adapun menurut data dari LSEG, perkiraan laba operasi kuartal I-2025 di divisi chip Samsung mencapai 1,7 triliun won, dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 1,9 triliun won. Bisnis seluler dan jaringan Samsung kemungkinan melaporkan laba sebesar 3,7 triliun won, naik dari 3,5 triliun won dibandungkan tahun sebelumnya, dibantu oleh peningkatan pengiriman telepon pintar dan anjloknya mata uang lokal yang berdampak pada peningkatan pendapatan.

    (miq/miq)

  • Smartphone Diramal Bakal Punah, Tanda-Tandanya Sudah Muncul

    Smartphone Diramal Bakal Punah, Tanda-Tandanya Sudah Muncul

    Jakarta, CNBC Indonesia – CEO Nokia, Pekka Lundmark meramal bahwa smartphone akan tergantikan teknologi baru pada 2030. Hal itu Meskipun saat ini, Smartphone telah menjadi bagian dari kebutuhan hidup masyarakat dunia.

    Lundmark menganggap tanda-tanda tergantikannya ponsel pintar mulai bermunculan, di antaranya kehadiran teknologi chip yang tertanam di tubuh manusia. Selain itu, perangkat seperti AR/VR pada masa depan juga akan lebih signifikan.

    Ia juga memperkirakan perangkat pengganti smartphone akan ditunjang oleh konektivitas super cepat 5G hingga 6G. Walau jaringan 5G baru dirilis di beberapa negara, 6G berpotensi hadir pada 2030.

    Adapula sejumlah tanda-tanda lainnya yang menjadi pertanda akan punahnya ponsel pintar, berikut ini rinciannya:

    1. Tato Elektronik

    Teknologi ini dirancang sebuah perusahaan bioteknologi bernama Chaotic Moon. Menurut Marca, Tato Elektronik akan menganalisa dan mengumpulkan informasi dari tubuh manusia. Tujuannya adalah mengolah dan menampilkan informasi media serta olahraga.

    Selain itu data akan berguna untuk mencegah dan mengendalikan penyakit dalam tubuh. Tato Elektronik juga diharapkan dapat meningkatkan kinerja fisik serta olahraga lewat tanda-tanda awal.

    Tato diletakkan pada kulit dan memiliki sensor kecil serta pelacak. Informasi akan dikirimkan dan diterima melalui tinta khusus yang bisa mengantarkan listrik.

    2. Augmented Reality (AR)

    AR diketahui memang telah tersedia dalam beberapa produk smartphone untuk mendukung kinerja perangkat. Namun akhirnya teknologi itu punya perangkat sendiri dengan membuat pengalaman yang dipercaya dan efisien.

    Sejumlah raksasa teknologi seperti Samsung, Facebook, dan Amazon berinvestasi pada teknologi ini lebih lanjut. Diprediksi akan ada 50% tampilan yang dipasang di kepala pada 2024 mendatang.

    Bukan lagi melalui ponsel, namun AR akan merambah pada perangkat lain seperti googles, glasses, dan mungkin melalui implan.

    3. Virtual Reality (VR)

    VR juga sudah ada didukung pada sejumlah smartphone dengan menghubungkan pada headset dan mengunduh sebuah aplikasi. Sejumlah perusahaan termasuk Samsung, Microsoft, Nokia, dan Intel juga tertarik dengan teknologi itu dan melakukan investasi besar.

    Di masa depan smartphone tak diperlukan lagi untuk masuk ke dunia VR. Sudah ada perangkat seperti HTC Vive Pre dan Playstation VR yang jadi pintu masuk ke sana.

    4. Artificial Intelligence Voice Assistants

    Voice Assistants sudah bisa digunakan dengan perangkat terpisah dari smartphone. Alexa, Siri, hingga Cortana sudah bisa membantu kehidupan sehari-hari dari memesan makanan, memberitahu informasi cuaca serta membantu navigasi.

    Di masa depan diperkirakan kontrol suara AI jadi cara menjawab pertanyaan di Google. Sebuah penelitian 2019, Gartner menyatakan 20% seluruh interaksi dengan smartphone melalui asisten virtual, jumlah itu akan terus tumbuh seiring kemajuannya di masa depan.

    5. Pin AI

    Baru-baru ini, The Verge mengungkapkan adanya perangkat bernama AI Pin Wearable. Perangkat ini baru saja dirilis sebuah startup bernama Humane. Ukurannya jauh lebih kecil dibandingkan HP dan harus ditancapkan pada baju penggunanya.

    Setelah itu, informasi dalam perangkat akan bisa diakses langsung di telapak tangan. Bagian tangan maupun tubuh lain akan menjadi semacam layar proyektor.

    Adapun, cara penggunaannya pun sama dengan smartphone. Kontrol AI Pin bisa diakses melalui kombinasi seperti gestur maupun suara pengguna, seperti dikutip The Verge.

    Perangkat ini memang jauh lebih kecil dibandingkan dengan ponsel saat ini. Bentuknya persegi empat kecil mirip dengan bobot AI Pin hanya 34 gram dan total dengan baterai menjadi 54 gram. Menurut The Verge, Humane melengkapi perangkatnya dengan kamera 13 MP. Lensa ini bertugas untuk memotret maupun merekam video.

    Untuk merekam video, pengguna hanya tinggal mengetuk atau ‘tapping’ pada touchpad perangkat. Berikutnya perangkat akan mengeluarkan cahaya kecil yang menjadi pertanda mode perekaman telah diaktifkan.

    Lebih lanjut, kinerja perangkat canggih ini ditopang oleh chip Snapdragon, meski tidak diungkapkan jenis. Sementara itu, teknologi AI nya menggunakan GPT-4 yang dikembangkan perusahaan pembuat ChatGPT, OpenAI.

    (pgr/pgr)