Produk: Artificial Intelligence

  • Pendapatan Konsolidasi Sebesar Rp150 Triliun, Telkom Tutup Tahun 2024 dengan Kinerja Positif – Page 3

    Pendapatan Konsolidasi Sebesar Rp150 Triliun, Telkom Tutup Tahun 2024 dengan Kinerja Positif – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) berhasil menutup tahun 2024 dengan mencatat kinerja keuangan yang positif. Capaian ini didapatkan Telkom di tengah dinamika industri telekomunikasi global dan kondisi makroekonomi yang mengalami tekanan. Telkom membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp150,0 triliun atau tumbuh 0,5% dibandingkan tahun sebelumnya. EBITDA (Laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi) konsolidasi tercatat sebesar Rp75,0 triliun dengan margin EBITDA tetap terjaga pada 50,0%, meskipun terdampak oleh program Pensiun Dini (Early Retirement Program/ERP) yang dilaksanakan pada kuartal II 2024. Selain itu, Perseroan juga mencatat laba bersih sebesar Rp23,6 triliun dengan margin laba bersih pada 15,8%. Sedangkan untuk laba bersih operasional tercatat sebesar Rp24,1 triliun dengan margin laba bersih operasional 16,1%.

    Pada kuartal IV 2024, Telkom mencatat pertumbuhan pendapatan positif sebesar 2,2% QoQ menjadi Rp37,7 triliun. Sementara itu, pada periode ini laba bersih meningkat sebesar 1,0% QoQ menjadi Rp6,0 triliun, dengan margin laba bersih sebesar 15,8%.

    Pencapaian positif ini didorong oleh peningkatan bisnis Data, Internet & IT Services yang tumbuh 3,5% YoY menjadi Rp90,5 triliun di sepanjang tahun 2024. Bisnis ini terus menjadi salah satu pendorong utama bagi pertumbuhan kinerja Telkom sebagaimana ditunjukkan oleh peningkatan layanan teknologi informasi (TI) dan konten digital, serta peningkatan lalu lintas data (data payload) yang semakin mengonfirmasi tingginya permintaan data oleh pelanggan di Indonesia. Pendapatan interkoneksi pada tahun 2024 juga mengalami pertumbuhan sebesar 1,3% YoY menjadi Rp9,2 triliun yang didukung oleh meningkatnya peluang bisnis layanan suara wholesale internasional. Selain itu, pendapatan jaringan dan layanan telekomunikasi lainnya sepanjang tahun 2024 tumbuh double digit sebesar 17,4% YoY menjadi Rp13,4 triliun, di mana bisnis ini pada kuartal IV 2024 tumbuh sebesar 12,8% QoQ yang didorong oleh bisnis layanan satelit dan manage solutions.

    Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah mengatakan, “Tahun 2024 merupakan periode yang penuh tantangan bagi sektor telekomunikasi di Indonesia, dipengaruhi oleh kondisi makroekonomi yang melemah akibat ketidakstabilan global, serta persaingan industri yang semakin meningkat. Namun demikian Telkom dapat menutup tahun dengan kinerja dan capaian yang positif. Ini mencerminkan bahwa strategi transformasi perusahaan yang dijalankan sudah berada pada koridor yang benar. Melalui optimalisasi infrastruktur, inovasi layanan digital, serta penguatan kemitraan strategis, kami terus berupaya untuk menghadirkan solusi yang relevan bagi pelanggan dan mendorong pertumbuhan ekonomi digital Indonesia. Ke depan, kami akan terus mengakselerasi implementasi 5 Bold Moves guna meningkatkan daya saing, memperkuat ekosistem digital, dan menciptakan nilai tambah yang berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan.”

    Pada segmen Consumer (Mobile dan Fixed Broadband), Telkomsel selaku anak usaha Telkom mencatat kinerja yang solid dengan pendapatan sebesar Rp113,3 triliun atau tumbuh 10,7% YoY. Pertumbuhan positif ini didukung oleh Digital Business yang masih menjadi pendorong utama pada segmen ini, dengan pendapatan sebesar RP78,3 triliun. Telkomsel juga terus berfokus pada peningkatan penetrasi pasar dengan total pelanggan seluler sebanyak 159,4 juta dan 9,6 juta pelanggan IndiHome residensial (B2C) atau tumbuh 10,6%. Sedangkan total keseluruhan pelanggan IndiHome B2C dan B2B sebanyak 10,8 juta atau tumbuh 7,7% YoY.

    Telkomsel senantiasa memperluas cakupan dan meningkatkan kualitas layanan hingga ke pelosok nusantara. Hingga Desember 2024, Telkomsel mengoperasikan 271.040 BTS, mencakup 221.290 BTS 4G dan 975 BTS 5G, memastikan kesiapan kapasitas untuk memenuhi kebutuhan digital bagi seluruh masyarakat Indonesia yang semakin meningkat. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan lalu lintas data (data payload) sepanjang tahun 2024 yang naik double digit sebesar 13,9% YoY menjadi 20,386,475 TB.

    Transformasi FMC Buahkan Hasil PositifImplementasi Fixed-Mobile Convergence (FMC) semakin menunjukkan hasil yang positif. Telkomsel berhasil menyelesaikan integrasi One-Billing untuk mempermudah transaksi pelanggan sekaligus menjadi pencapaian operasional. Keberhasilan ini semakin memperkuat kapabilitas FMC, serta menjadi fondasi bagi pertumbuhan pendapatan perusahaan. Hingga Desember 2024, penetrasi konvergensi atau total pelanggan seluler dan fixed broadband yang kini terintegrasi meningkat menjadi 57% dari sebelumnya 53% pada kuartal III 2024. Hal ini menunjukkan efektivitas strategi Telkomsel dalam menghadirkan layanan digital terintegrasi melalui produk bundling.

    Kemudian untuk segmen Enterprise, perseroan mencatat pendapatan sebesar Rp20,6 triliun atau tumbuh 5,6% YoY yang didorong oleh bisnis Indibiz, layanan satelit, dan e-Payment. Enterprise Connectivity dan Digital IT Services menjadi kontributor terbesar pada segmen ini. Telkom terus memperkuat kapabilitasnya dalam bisnis Cloud, Digital IT Services, dan Cybersecurity, termasuk membangun kemitraan strategis dengan para pelaku teknologi global untuk menghadirkan solusi digital yang lebih inovatif.

    Telkom semakin menegaskan perannya dalam mengakselerasi transformasi digital di berbagai sektor bisnis, melalui pengembangan platform digital di segmen pemerintahan, penyediaan solusi vertikal dan ekosistem bagi segmen Enterprise, serta Indibiz untuk menjangkau pasar UKM melalui Telkom Regional di seluruh Indonesia. Dengan strategi ini, Telkom berkomitmen untuk mendukung transformasi digital bagi pelanggan B2B, mendorong inovasi, dan memperkuat daya saing bisnis.

    Selanjutnya pada segmen Wholesale and International, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp18,0 triliun atau tumbuh 6,4% YoY yang didorong oleh bisnis infrastruktur digital dan pertumbuhan bisnis layanan suara wholesale international.

    Pada bisnis menara telekomunikasi, Mitratel sebagai anak usaha Telkom mencatat pendapatan sebesar Rp9,3 triliun atau tumbuh 7,2% YoY, didorong oleh peningkatan pendapatan dari bisnis penyewaan menara. EBITDA dan laba bersih masing-masing tumbuh 10,2% dan 4,8% YoY, dengan margin EBITDA meningkat menjadi 82,7% dan margin laba bersih mencapai 22,6%. Mitratel juga memperkuat posisinya sebagai pemimpin industri dengan menambah 1.390 menara sepanjang tahun 2024, sehingga total kepemilikan menara mencapai 39.404 unit. Pencapaian ini sejalan dengan ekspansi jaringan operator seluler yang didorong oleh meningkatnya permintaan layanan data di seluruh Indonesia. Selama periode tersebut, Mitratel juga berhasil meningkatkan tenancy ratio menjadi 1,52x dibandingkan 1,51x pada tahun sebelumnya. Selain itu, Mitratel memiliki diversifikasi lokasi menara dengan 59% berada di luar pulau Jawa dan 41% di pulau Jawa.

    Sebagai bagian dari strategi perusahaan dalam memperkuat portofolio bisnis, Mitratel terus memperluas bisnis Fiber-to-the-Tower (FTTT). Pada Desember 2024, Mitratel melakukan aksi korporasi dengan mengakuisisi PT Utra Mandiri Telekomunikasi (UMT) yang memiliki lebih dari 8.000 km jaringan fiber optic. Secara keseluruhan, pada tahun 2024, Mitratel menambah 18.518 km fiber optic, baik secara organik maupun anorganik, sehingga total panjang jaringan fiber optic yang dimiliki mencapai 51.039 km.

    Telkom terus mengakselerasi langkah transformasi perusahaan melalui strategi utama 5 Bold Moves guna memperkuat posisinya sebagai perusahaan telekomunikasi digital terdepan di Indonesia. Sebagai upaya untuk mewujudkan hal tersebut, Telkom memperkuat infrastruktur digital termasuk pengembangan kapasitas dan kapabilitas data center. Bisnis Data Center dan Cloud Telkom mencatat kinerja baik dengan pendapatan sebesar Rp2,3 triliun.

    Guna memenuhi kebutuhan infrastruktur digital yang semakin meningkat, pada tahun 2024, Telkom memiliki total kapasitas sekitar 38 MW dan 2.420 rack di 35 data center yang dikelola oleh NeutraDC, NeuCentrIX, dan Telin. 30 data center berlokasi di Indonesia dan 5 data center lainnya berlokasi di luar negeri, meliputi Singapura, Timor Leste, dan Hong Kong.

    Selain itu, Telkom tengah mengembangkan Hyperscale Data Center (HDC) di Batam dan melakukan ekspansi Hyperscale Data Center (HDC) di Cikarang untuk mendukung meningkatnya permintaan terhadap layanan Cloud dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI). Selain itu, Data center ini juga dirancang untuk memenuhi kebutuhan daya berskala besar, termasuk untuk teknologi AI, dengan tetap mengedepankan prinsip ESG melalui pemanfaatan energi terbarukan dari panel surya, serta kombinasi teknologi pendingin air-based dan liquid-based untuk meningkatkan efisiensi energi. Telkom juga terus menjajaki dan membuka peluang kemitraan strategis untuk mempercepat pertumbuhan dan pengembangan infrastruktur digital.

    Perseroan mendirikan PT Telkom Infrastruktur Indonesia (TIF) sebagai anak usaha baru untuk mengoptimalkan dan memanfaatkan aset infrastruktur jaringan Telkom. Setelah berhasil menyelesaikan transisi operasional jaringan end-to-end pada Agustus 2024 dengan baik, TIF kini memasuki fase komersialisasi guna mempercepat monetisasi aset, serta memperkuat posisinya sebagai penyedia konektivitas netral melalui kemitraan strategis.

    Pada November 2024, TIF berhasil memperoleh dua lisensi utama, yaitu JARTAPLOK (Jaringan Tetap Lokal) dan JARTUP (Jaringan Tetap Tertutup) Terrestrial. Kedua lisensi ini menjadi landasan bagi pengembangan kapabilitas layanan TIF, sekaligus memperkuat kemampuannya dalam menyediakan solusi konektivitas yang andal bagi pelaku industri. Kemudian pada Desember 2024, TIF menjalin kerja sama strategis dengan salah satu penyedia layanan internet (ISP) untuk meningkatkan layanan Fiber-to-The-Home (FTTH). Kolaborasi ini semakin menegaskan peran TIF sebagai katalis utama dalam mendorong pengembangan sektor telekomunikasi di Indonesia.

    Sepanjang tahun 2024, Telkom menginvestasikan belanja modal (Capex) sebesar Rp24,5 triliun atau 16,3% dari total pendapatan guna memperkuat infrastruktur jaringan dan meningkatkan pengalaman pelanggan. Realisasi Capex yang relatif lebih rendah pada tahun ini sejalan dengan inisiatif strategis Telkom dalam optimalisasi belanja modal. Mayoritas anggaran belanja modal dialokasikan untuk pengembangan konektivitas digital, termasuk perluasan jaringan fiber optic, menara telekomunikasi, satelit, dan kabel bawah laut. Sementara itu, investasi lainnya digunakan untuk mendukung pengembangan platform digital seperti pusat data dan cloud, serta layanan digital lainnya. Dengan berfokus pada penguatan infrastruktur dan inovasi berkelanjutan, Telkom terus mendorong transformasi digital dan meningkatkan pengalaman pelanggan di seluruh Indonesia.

    Telkom terus berupaya mengintegrasikan prinsip keberlanjutan atau ESG (Environmental, Social, and Governance) di seluruh lini bisnis dan entitas perusahaan. Pada November 2024, Telkom meluncurkan “GoZero – Sustainability Action by Telkom Indonesia” untuk semakin memperkuat komitmen perusahaan terhadap tanggung jawab lingkungan, inklusi sosial, dan tata kelola perusahaan yang baik.

    Inisiatif GoZero% berlandaskan pada tiga pilar utama, meliputi Save Our Planet, berfokus pada efisiensi energi, pengurangan jejak karbon sebesar 20% pada tahun 2030, serta pengelolaan limbah elektronik yang komprehensif. Kemudian Empower Our People, menargetkan peningkatan partisipasi tenaga kerja perempuan dan inklusi bagi penyandang disabilitas, serta memastikan keselamatan kerja sebagai prioritas utama. Selanjutnya Elevate Our Business, memperkuat transparansi pelaporan ESG, meningkatkan keamanan data, serta memastikan kepatuhan terhadap standar anti-penyuapan ISO 37001. Melalui GoZero%, Telkom semakin menegaskan perannya dalam menciptakan masa depan yang lebih hijau, inklusif, dan berkelanjutan.

  • Ditopang Tren Belanja Masyarakat dan Smartphone, Adopsi Perbankan Digital Makin Meluas di Indonesia – Halaman all

    Ditopang Tren Belanja Masyarakat dan Smartphone, Adopsi Perbankan Digital Makin Meluas di Indonesia – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Industri jasa keuangan terutama perbankan di Indonesia kini menyambut gegap gempita perkembangan ekonomi digital yang terakselerasi dengan cepat di Indonesia.

    Menurut Nailul Huda, Direktur Ekonomi Digital CELIOS, salah satu faktor pendorong kuatnya ekonomi digital di Indonesia adalah tren spending (belanja) masyarakat yang semakin meningkat.

    “Habit masyarakat sekarang berubah, sudah sangat jarang masyarakat yang pergi ke kantor cabang bank. Maayarakat cenderung menggunakan mobile banking, apps ketimbang ke kantor cabang untuk bertransaksi,” ungkap Nailul Huda di acara diskusi UOB Media Editors Circle: The Next Level of Digital Banking: How Tech Innovations and Digital Transactions Transforming Our Financial Service di Jakarta, Kamis, 17 Juni 2025.

    Nailul Huda menjelaskan, pembayaran digital telah menjadi pendorong ekonomi digital di Indonesia dengan proyeksi transaksi mencapai Rp2.908,59 triliun di 2025.

    Angka proyeksi ini naik tajam dari Rp2.491,68 triliun di 2024, sekaligus mengindikasikan transaksi digital non-tunai yang makin meningkat tajam.

    “Nilai pembayaran digital melonjak dari Rp 473,44 triliun di 2019 menjadi proyeksi Rp 2.908,59 triliun di 2025. Ini mencerminkan adopsi teknologi pembayaran yang semakin meluas,” kata Nailul.

    Ke depan persaingan layanan perbankan digital yang disediakan oleh bank maupun oleh perusahaan teknologi (digital bank by techno players) maupun layanan digital yang ditawarkan oleh perbankan digital sendiri akan semakin ketat.

    “Tantangan ke depan adalah literasi finansial dan literasi digital serta keamanan transaksi,” ujar Nailul saat membawakan materi paparan bertajuk Inovasi AI dan Tren Bank Digital.

    Dia memaparkan, Digital Security index Indonesia saat ini berada di peringkat 49, masih jauh di bawah Singapura dan Thailand serta hanya sedikit di atas Vietnam.

    Karena itu dalam memanfaatkan layanan keuangan digital masyarakat harus selalu berhati-hati dan waspada.  “Ke depan masih ada potensi fraud ke depannya di dunia perbankan maupun non-perbankan,” kata Nailul.

    Soal cepatnya adopsi layanan keuangan digital oleh masyarakat Indonesia saat ini, Sonny Hendra Sudaryana dari Direktorat Jenderal Pengembangan Ekosistem Digital Kementerian Komunikasi dan Informasi (Komdigi) menunjuk contoh meluasnya penggunaan QR Code untuk bertransaksi.

    “Penggunaan QR code tumbuh 170,1 persen secara tahunan,” ujar Sonny.

    Dia mengatakan, Kementerian Komdigi terus mengupayakan penguatan ekosistem digital melalui konektivitas dan keamanan.

    Inisiatif Komdigi dalam menjaga keamanan di ekosistem digital antara lain melalui integrasi teknologi keamanan pada level perangkat.

    BEDAH TREN EKONOMI DIGITAL – Direktur Ekonomi Digital CELIOS Nailul Huda di acara diskusi UOB Media Editors Circle: The Next Level of Digital Banking: How Tech Innovations and Digital Transactions Transforming Our Financial Service di Jakarta, Kamis, 17 Juni 2025.

    “Komdigi mendorong penggunaan eSIM dengan keunggulan sistem embedded ke device dengan biometrik,” ungkapnya.

    Penggunaan e-SIM ketimbang simcard biasa, menurut Sonny, bisa mengurangi risiko fraud, serta bisa membantu tracking atas setiap transaksi yang terjadi. 

    Selain itu juga berguna untuk mendeteksi dan menelusuri terjadinya kasus scamming dan phising. Penggunaan eSIM juga diklaim lebih aman dari sisi pemakai karena otentifikasi multi-faktor yang lebih kuat.

    Dia menyebutkan, verifikasi biometrik menggunakan basis data di Ditjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri untuk memastian keaslian identitas dan mencegah penyalahgunaan identitas.

    Pada pemakaian eSIM ini, ke depan satu nomor induk kependudukan (NIK) bisa digunakan maksimal 3 nomor per operator dan total 9 nomor pada 3 operator berbeda.

    “eSIM memungkinkan pengguna berpindah layanan seluler tanpa perlu mengganti kartu sim card fisik,” bebernya.

    Dia juga mengingatkan, tantangan pengembangan digital di Indonesia adalah tingkat maturity (melek digital) di setiap daerah di Indonesia yang berbeda-beda.

    Begitu juga dengan dukungan infrastrukturnya.

    Dari sisi perbankan, maraknya tren adopsi layanan keuangan digital direspon oleh Bank UOB Indonesia dengan peluncuran UOB TMRW di 2020.

    UOB TMRW merupakan bank digital UOB Indonesia. Untuk memacu adopsi layanan keuangan digital di UOB TMRW, UOB Indonesia mengoptimalkan pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan  atau artificial intelligence (AI) dalam pengembangan layanan. 

    Glenn Natamihardja, Head of UOB TMRW UOB Indonesia, di acara diskusi ini mengatakan, fokus pemanfaatan AI di UOB TMRW adalah meningkatkan layanan ke nasabah. AI membantu mempercepat  proses layanan.

    Agen UOB TMRW ke depan bisa memanfaatkan AI untuk menemukan referensi-referensi yang diperlukan ketika pelanggan menghubungi UOB TMRW melalui call center atau chatbox.

    Glenn menjelaskan, kuatnya adopsi layanan keuangan digital Indonesia ditopang oleh fakta bahwa
    99,5 persen pengguna internet di Indonesia memiliki smartphone. 

    “Penggunan transaksi QR di kita naik 115 persen di 2024, pengguna perangkat digital tumbuh 23 persen, sementara transaksi bill payments tumbuh 37 persen, dan transfer transaksi online tumbuh 19 persen,” kata Glenn.

    Terkait dengan layanan keuangan digital ini, Glenn menyatakan, nasabah umumnya menginginkan layanan mobile banking yang simpel dan praktis tanpa perlu mengisi form ke kantor cabang. 

    Terkait profil nasabah pemakai layanan perbankan digital UOB TMRW, Glenn menyatakan mayoritas user-nya saat ini adalah individu dengan rentang usia 30 hingga 35 tahun. Ini sedikit meleset dari proyeksi awal ketika UOB Indonesia menghadirkan UOB TMRW yang mengincar segmen pemakai anak muda.

    Glenn juga menyoroti tren meluasnya pemakaian transaksi digital di masyarakat Indonesia yang turut memacu meningkatnya permintaan talent digital setiap tahunnya oleh industri.

    “Berdasarkan riset, demand digital talent mencapai 600 ribu orang per tahun,” ungkap Glenn.

     

     

     

  • Mobil Otonom Bisa Jalan Sendiri, Kalau Kecelakaan Siapa yang Tanggung Jawab?

    Mobil Otonom Bisa Jalan Sendiri, Kalau Kecelakaan Siapa yang Tanggung Jawab?

    Hong Kong

    Mobil-mobil China sekarang semakin pintar. Bahkan, mobil listrik China kini sudah dibekali kecerdasan buatan alias AI (artificial intelligence) yang bikin mobil bisa berjalan sendiri.

    Salah satu mobil China yang sudah dilengkapi dengan AI adalah Xpeng. Mobil Xpeng kini sudah memiliki teknologi otonom Level 2 dan Level 2+. Artinya memang belum sepenuhnya bisa berjalan sendiri. Pada teknologi otonom Level 2 itu, pengemudi perlu memantau secara aktif dan harus siap mengambil kendali kapan saja.

    Meski begitu, fungsi otonomnya semakin canggih. Misalnya untuk parkir otomatis, melaju di jalan tol, melakukan putar balik atau U-turn, hingga melewati jalan bundaran (roundabout) dengan lalu lintas yang dinamis. Bahkan bisa diterapkan di jalanan urban dan jalan tol dengan lalu lintas penuh kendaraan.

    Saat fitur otonom pada mobil diaktifkan dan jika terjadi kecelakaan yang menyebabkan korban luka atau meninggal dunia, siapa yang bakal tanggung jawab? Apakah pabrikan mobil bisa disalahkan karena kemungkinan kegagalan fungsi teknologi?

    Senior Director of Autonomous Driving Products Xpeng, Yuan Tingting, mengatakan tanggung jawab tersebut terbagi berdasarkan level otonomnya. Untuk teknologi otonom level 2, peran pengemudi masih dibutuhkan.

    “Untuk regulasi di China, untuk Level 2 dan Level 2+, pengemudi sepenuhnya bertanggung jawab atas semua tugas mengemudi. Untuk Level 3, tanggung jawab bisa dibagi antara perusahaan asuransi dan perusahaan kendaraan. Untuk Level 4, tanggung jawab tidak lagi berada di tangan pengemudi,” kata Yuan Tingting menjawab pertanyaan detikOto di acara Xpeng Global Experience Day yang digelar di Hong Kong.

    Itu aturan di China. Yuan Tingting percaya, regulasi serupa bisa juga diterapkan secara global.

    “Menurut saya ini adalah pemahaman umum secara global. Kami mengikuti definisi tersebut. Saat ini, kemampuan yang diterapkan di China masih diklasifikasikan sebagai (otonom) Level 2, dan kami mematuhi semua regulasi yang relevan untuk level itu,” ujarnya.

    (rgr/riar)

  • Mobil China Sekarang Punya Teknologi Otonom, Cocok Dipakai di Indonesia?

    Mobil China Sekarang Punya Teknologi Otonom, Cocok Dipakai di Indonesia?

    Hong Kong

    Mobil China, Xpeng, sudah dibekali teknologi otonom alias pengemudian otomatis. Mobil pintar itu bisa berjalan sendiri meski tetap harus diawasi oleh pengemudinya.

    Senior Director of Autonomous Driving Products Xpeng, Yuan Tingting, mengatakan pihaknya telah mengembangkan teknologi otonom yang bisa membuat mobil melaju secara otomatis untuk berbagai rintangan.

    Teknologi otonom Xpeng memang masih berada di Level 2 dan Level 2+. Artinya memang belum sepenuhnya bisa berjalan sendiri. Pada teknologi otonom Level 2 itu, pengemudi perlu memantau secara aktif dan harus siap mengambil kendali kapan saja.

    Meski begitu, fungsi otonomnya semakin canggih. Misalnya untuk parkir otomatis, melaju di jalan tol, melakukan putar balik atau U-turn, hingga melewati jalan bundaran (roundabout) dengan lalu lintas yang dinamis. Bahkan bisa diterapkan di jalanan urban dan jalan tol dengan lalu lintas penuh kendaraan.

    Teknologi itu sudah diterapkan di produk massal Xpeng di China. Yuan Tingting bilang pihaknya sudah menguji coba fitur itu di beberapa negara Asia tenggara.

    “Saya percaya teknologi ini sudah mendapatkan pengakuan nasional. Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, teknologi mengemudi otonom kami akan diluncurkan di Eropa, Australia, dan juga Indonesia. Kami pasti akan melakukannya karena kami adalah perusahaan AI (artificial intelligence/kecerdasan buatan) kendaraan global. Yang paling penting adalah melakukan pendekatan lokal, memahami perilaku pelanggan lokal, mengumpulkan data lokal, dan tampil baik di pasar tersebut,” jelas Yuan Tingting di hadapan ratusan jurnalis otomotif dunia di acara Xpeng Global Experience Day yang digelar di Hong Kong.

    Xpeng juga sudah berjualan mobil pintarnya di Thailand. Salah satu konsumen Xpeng di Thailand membagikan videonya dan menunjukkan fitur parkir otomatis Xpeng X9 bekerja dengan lancar di rumahnya. Menurutnya, saat ini fitur adaptive cruise control (ACC) dan Lane Centering Control (LCC) di mobil Xpeng sudah bekerja dengan baik di luar China. Pihak Xpeng tidak menutup kemungkinan fitur-fitur tersebut tersedia juga untuk pasar Indonesia.

    “Kami sudah memiliki fitur bantuan mengemudi canggih dalam kendaraan kami yang bisa langsung dirasakan pelanggan. Saya sendiri mencoba fitur LCC dan parkir otomatis di Thailand dan Singapura bulan lalu, dan hasilnya memuaskan,” sebut Yuan Tingting.

    (rgr/din)

  • Mengenal Merek Mobil Xpeng yang Bakal Masuk RI: Bukan Produsen Mobil Biasa

    Mengenal Merek Mobil Xpeng yang Bakal Masuk RI: Bukan Produsen Mobil Biasa

    Wan Chai

    Pasar otomotif Indonesia bakal kedatangan pemain baru lagi nih. Namanya Xpeng, brand otomotif asal China yang bukan sekadar pabrikan mobil biasa. Lebih dari itu, Xpeng ternyata pengembang teknologi canggih untuk dunia otomotif.

    Xpeng mengklaim dirinya sebagai perusahaan mobilitas pintar berteknologi tinggi. Xpeng adalah perusahaan Smart EV terkemuka di China yang merancang, mengembangkan, memproduksi, dan memasarkan Smart EV yang menarik bagi konsumen.

    Misinya adalah mendorong transformasi Smart EV dengan teknologi yang membentuk pengalaman mobilitas masa depan. Untuk mengoptimalkan pengalaman mobilitas pelanggannya, Xpeng mengembangkan sendiri teknologi sistem bantuan pengemudi canggih dan sistem operasi cerdas di dalam mobil, serta sistem kendaraan inti termasuk sistem penggerak dan arsitektur listrik/elektronik.

    Chairman & CEO Xpeng, He Xiaopeng, mengatakan Xpeng telah menciptakan berbagai teknologi terkini untuk solusi mobilitas. Tak cuma mobil bertenaga listrik yang ramah lingkungan, Xpeng juga menciptakan artificial intelligence (AI) untuk industri otomotif yang lebih maju.

    “Xpeng tidak pernah melihat dirinya hanya sebagai integrator solusi siap pakai. Sejak hari pertama, misi kami adalah membangun perusahaan yang digerakkan oleh teknologi yang berfokus pada inovasi. Sama seperti ‘X’ di XPENG yang mewakili pengejaran tanpa henti kami terhadap masa depan, teknologi mutakhir, dan AI,” kata He dalam acara Xpeng Global Brand Night yang digelar di Kai Tak Cruise Terminal, Hong Kong, Selasa (15/4/2025) malam.

    Xpeng memulai perjalanannya di garasi pada 2014. Pada saat itu, kata He, hanya sedikit yang percaya bahwa pengusaha internet dapat berhasil dalam manufaktur otomotif, apalagi memprediksi bagaimana mobilitas cerdas akan mengubah dunia.

    “Satu dekade kemudian, tingkat penetrasi kendaraan energi baru (NEV) di China telah melampaui 50 persen, dengan pengemudian otonom Level 2 menjadi hal yang umum. Sebuah revolusi baru dalam industri otomotif sedang terbentuk di China. Dengan memimpin dalam elektrifikasi dan inovasi yang digerakkan oleh AI, NEV China membentuk kembali industri otomotif global yang telah berusia seabad. Xpeng bangga menjadi yang terdepan dalam transformasi bersejarah ini,” ujar He.

    Xpeng terus mendapatkan pengakuan global melalui inovasi yang tiada henti. Tahun 2023, Xpeng menjalin kemitraan teknologi strategis dengan Volkswagen. Saat itu, Xpeng menjadi produsen mobil China pertama yang melisensikan teknologi tingkat platform secara global.

    “Tahun 2024, dengan operasi di lebih dari 30 negara dan wilayah, Xpeng memimpin pasar EV premium Eropa (segmen di atas € 40.000) dalam penjualan dan menduduki peringkat pertama dalam ekspor di antara perusahaan rintisan EV China. Kuartal pertama 2025, Xpeng merebut kembali posisinya sebagai perusahaan rintisan EV terlaris di China, melampaui semua rekor penjualan sebelumnya,” beber He.

    XPENG X9. Foto: Dok. XpengChip AI Turing yang Bikin Mobil Makin Pintar

    Setiap mobil Xpeng telah dilengkapi dengan chip AI Turing sebagai otaknya. Bukan chip dari pihak ketiga, Turing AI Chip dikembangkan sendiri oleh Xpeng. Chip tersebut memiliki 40 prosesor inti yang mampu menjalankan model dengan 30 miliar parameter secara lokal, sehingga menghasilkan daya komputasi tiga kali lipat dari chip yang ada saat ini. Terobosan ini akan diterapkan di seluruh kendaraan bertenaga AI, mobil terbang, dan robotika, yang memungkinkan integrasi teknologi lintas domain. Chip AI Turing ini akan diproduksi massal di China pada kuartal kedua tahun 2025.

    “Mengatasi keterbatasan bahwa chip generik sering kali membuang sumber daya komputasi yang signifikan saat berjuang untuk memenuhi tuntutan model AI, Xpeng mengembangkan chip AI Turing untuk memaksimalkan efisiensi,” kata He.

    “Pada kendaraan AI masa depan, Xpeng akan menggunakan beberapa chip AI Turing, dengan produksi massal dan integrasi kendaraan di China yang maju pesat pada kuartal ini,” sebutnya.

    Terobosan Mobil Terbang sampai Robot ‘Manusia’

    Seperti disebut sebelumnya, Xpeng bukanlah produsen mobil biasa. Xpeng telah menciptakan kendaraan masa depan. Mobil terbang sampai robot berbentuk manusia bukanlah mimpi. Mereka akan memproduksi massal mobil terbang dan robot dalam waktu dekat.

    Mobil terbang Xpeng Foto: Dok. Xpeng

    Xpeng memiliki mobil terbang XPENG AEROHT Land Aircraft Carrier yang siap mengudara tahun depan. XPENG AEROHT Land Aircraft Carrier menjadi mobil terbang modular pertama di dunia yang akan diproduksi massal tahun 2026. Xpeng sudah menerima 4.000 pre-order untuk mobil terbang ini. Mobil terbang ini mengatasi tantangan lepas landas dan mendarat, membuka jalan bagi mobilitas udara yang mudah diakses.

    Robot XPENG Foto: Dok. Xpeng

    Xpeng juga meluncurkan robot humanoid “IRON” yang ditenagai oleh chip AI Turing, dengan 60 sendi, pergerakan 200 derajat, dan daya pemrosesan 3.000 TOPS. Robot ini dilengkapi sistem penglihatan AI 720° yang juga dapat ditemukan dalam teknologi mengemudi otonom Xpeng. Iron dirancang untuk melakukan tugas-tugas kompleks di pabrik pintar dan lingkungan ritel, menjembatani kesenjangan antara konsep AI dan aplikasi dunia nyata.

    He menjelaskan, robot humanoid itu berbentuk seperti manusia dengan memiliki tinggi 178 cm dan berat 70 kg. “Sementara sebagian besar robot masih dikendalikan dari jarak jauh dengan kecerdasan semu, Xpeng telah mencapai uji coba di pabrik Guangzhou dan siap untuk produksi massal pada tahun 2026,” ungkap He.

    (rgr/din)

  • Roy Suryo Ungkap Foto Ijazah Jokowi Janggal Melalui AI, Lukman Simandjuntak: Mengikuti Anjuran Gibran Soal AI

    Roy Suryo Ungkap Foto Ijazah Jokowi Janggal Melalui AI, Lukman Simandjuntak: Mengikuti Anjuran Gibran Soal AI

    FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Pakar Telematika, Roy Suryo mengungkap foto ijazah sarjana Presiden ke-7 Jokowi janggal. Melalui alat Artificial Intelligence (AI).

    Hal itu, dianggap mengikuti anjuran Wakil Presiden Gibran Rakabuming, yang mendorong penggunaan AI.

    “Mengikuti anjuran Gibran soal AI, dengan algoritma pengenalan wajah berbasis AI,” kata Pegiat Media Sosial Lukman Simandjuntak dikutip dari unggahannya di X, Kamis ((17/4/2025).

    Roy sendiri, mengungkapkan hal itu di YouTube Abraha Samad SpeakUp. Roy mengatakan menggunakan AI bernama Error Level Analysiis (ELA).

    Program tersebut, diklaim Roy bisa mendeteksi jika ada gambar atau foto yang pernah direkayasa. Bahkan jika itu dokumen fotokopi yang bentuknya sudah buram.

    Saat fotokopi ijazah Jokowi dimasukkan ke program tersebut, Roy mengatakan terdapat banyak bercak yang dinilainya seperti kotoran burung. Padahal, jika itu asli, mestinya hasilnya bersih.

    “Kalau ijazah yang benar atau gambar yang benar, kalau dia tidak pernah disentuh, pernah kena retouching namanya, itu gambar masih terbaca. Bahkan masih terbaca ijazah meskipun sudah bentuknya blur,” jelasnya.

    Lukman mengatakan, hal tersebut membuktikan Roy telah menunjukkan bahwa ijazah Jokowi terdapat keganjilan.

    “Roy Suryo berhasil membuktikan foto Ngaciro di ijazah dan foto saat ini, bukan orang yang sama,” ucap Lukman.

    Di sisi lain, menggunakan program yang sala, ELA. Roy menggunakan ijazahnya dan menemukan tak ada bercak.

    “Sebagai sampel, Roy juga menguji fotonya sendiri, dan sesuai,” pungkas Lukman.
    (Arya/Fajar)

  • Melawat ke Malaysia, Xi Jinping Bahas Kerja Sama di Bidang Kereta Api hingga AI

    Melawat ke Malaysia, Xi Jinping Bahas Kerja Sama di Bidang Kereta Api hingga AI

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Xi Jinping mendorong perusahaan-perusahaan China untuk berinvestasi dan memulai bisnis di Malaysia. Hal tersebut merupakan upayanya untuk mempererat hubungan di Asia Tenggara di tengah tekanan perang dagang dari AS. 

    Melansir Kantor Berita Xinhua pada Rabu (16/4/2025), Xi Jinping bertemu dengan Raja Malaysia, Sultan Ibrahim Iskandar dan mengatakan Beijing menyambut lebih banyak produk pertanian Malaysia.

    Xi juga meminta kedua negara untuk memajukan proyek-proyek besar seperti East Coast Rail Link pada sektor perkeretaapian dan program Two Countries, Twin Parks. Selain itu, Xi juga menyoroti pentingnya memperkuat kerja sama di bidang-bidang seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), ekonomi digital, dan pembangunan hijau.

    “China dan Malaysia harus memperdalam sinergi strategi pembangunan, memanfaatkan kekuatan masing-masing untuk saling menguntungkan dan mencapai hasil yang saling menguntungkan, serta bersama-sama mengejar modernisasi,” jelas Xi.

    Dia melanjutkan, China juga mendukung Malaysia dalam perannya sebagai ketua Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara atau Asean.

    Xi menuturkan, China siap bekerja sama dengan Malaysia untuk melaksanakan Prakarsa Pembangunan Global (Global Development Initiative), Prakarsa Keamanan Global (Global Security Initiative), dan Prakarsa Peradaban Global (Global Civilization Initiative).

    China juga siap mendorong upaya negara-negara Selatan untuk mencapai kemajuan kolektif yang didorong oleh solidaritas dan pembangunan bersama.

    Sementara itu, melansir Bloomberg, Kunjungan Xi ke Malaysia menandai persinggahan keduanya di kawasan tersebut saat Beijing berupaya memperkuat hubungan dengan negara-negara Asia Tenggara yang bergantung pada ekspor yang terguncang oleh perang dagang Presiden Donald Trump yang semakin memanas. 

    Perjalanan tersebut dilakukan saat negara-negara berupaya mencapai kesepakatan mereka sendiri dengan Washington setelah Trump memukul mitra dagang dengan tarif timbal balik. Trump kemudian mengumumkan jeda selama 90 hari. Malaysia, khususnya, berupaya menurunkan tarif 24% dan mengamankan beberapa pengecualian ekspor.

    Dalam unggahan di laman Facebook resminya, Sultan Ibrahim mengatakan dia yakin Malaysia dan China akan terus memperkuat kerja sama meskipun terdapat berbagai kesenjangan geopolitik di seluruh dunia.

    “Ada potensi besar bagi perusahaan dan investor China untuk mengeksplorasi peluang di Malaysia karena sejalan dengan pentingnya konektivitas regional dan pembangunan berkualitas tinggi di bawah program Belt and Road China,” katanya.

    Adapun, Xi mendarat di Malaysia pada Selasa (15/4/2025) malam setelah mengakhiri kunjungan dua hari ke Vietnam dan disambut oleh Perdana Menteri Anwar Ibrahim. Menjelang kedatangannya, pemimpin China tersebut mengatakan dirinya melihat perjalanannya sebagai kesempatan untuk lebih mempererat hubungan bilateral dan memperkuat rasa saling percaya politik. 

    Setelah dari Malaysia, Xi akan singgah ke Kamboja yang menjadi tujuan terakhirnya dalam kunjungan kali ini mulai Kamis (17/6/2025) besok.

    Tur regionalnya menggarisbawahi posisi sulit yang dialami negara-negara Asia Tenggara. Sejak Trump mengenakan tarif tinggi pada China selama masa jabatan pertamanya, banyak dari negara-negara ini telah menjadi rute utama bagi ekspor China untuk mencapai AS. 

    Kini, AS menekan mereka untuk memutus jalur bisnis yang menguntungkan itu dengan mitra dagang terbesar mereka atau menghadapi tarif AS yang melumpuhkan.

    Malaysia menganggap China dan AS sebagai salah satu mitra dagang terbesarnya, dan telah mempertahankan hubungan terbuka dengan kedua negara tersebut. 

    Namun, sebagai negara yang bergantung pada perdagangan, negara ini merasakan tekanan. Pemerintah sedang meninjau perkiraan pertumbuhannya untuk tahun ini karena perang dagang yang meningkat.

    Kunjungan kenegaraan terakhir Xi ke Malaysia adalah pada 2013, ketika kedua negara meningkatkan hubungan mereka menjadi Kemitraan Strategis Komprehensif. Tahun lalu, mereka merayakan ulang tahun ke-50 pembentukan hubungan diplomatik, yang menyoroti kerja sama yang berkembang selama beberapa dekade.

  • Pengusaha Sebut Jawa Tengah Potensial untuk Wilayah Data Center RI

    Pengusaha Sebut Jawa Tengah Potensial untuk Wilayah Data Center RI

    Bisnis.com, JAKARTA — Ketua Asosiasi Asian Trade, Tourism, and Economic Council (ATTEC) Budihardjo Iduansjah menyebut Jawa Tengah menjadi provinsi yang memiliki potensi untuk menjadi industri pusat data (data center).

    Sebab, Budihardjo mengungkap Jawa Tengah memiliki tanah yang luas, sehingga cocok untuk industri teknologi.

    “Pak Gubernur [Ahmad Luthfi], ini sangat tepat Pak Luthfi, izin Pak Gubernur, Jawa Tengah itu mempunyai tanah yang sangat luas,” kata Budihardjo dalam acara Indonesia Investment Summit, Jakarta, Selasa (15/4/2025).

    Menurut Budihardjo, pemindahan berbagai jenis industri, termasuk teknologi, ke Jawa Tengah dianggap sebagai langkah yang tepat. Bahkan, lanjutnya, Jawa Tengah juga bisa didorong untuk pengembangan kecerdasan buatan alias Artificial Intelligence (AI).

    “Jadi sangat tepat untuk industri pindah ke Jawa Tengah, industri apa saja, dan termasuk tadi ada diskusi juga data center, itu kan adalah hal-hal Artificial Intelligence, itu semua juga momentum yang tepat,” ujarnya.

    Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menekankan bahwa salah satu jaminan investor adalah terkait keamanan dan ketertiban, termasuk jaminan hukum.

    Dia menyampaikan bahwa tidak ada investor dari negara mana pun yang ingin diganggu oleh premanisme. Eks Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Tengah itu pun mengeklaim wilayahnya tidak terjadi aksi premanisme.

    “Indikasinya tidak ada kawasan industri kita yang terjadi malpraktik terkait dengan upeti, premanisme, minta-minta. Nggak ada, semuanya rule of law, sesuai dengan aturan hukum yang berlaku,” ujar Luthfi.

    Bahkan, Luthfi menyatakan jika terjadi aksi premanisme di Jawa Tengah, pintu rumahnya terbuka lebar untuk para pelapor.

    “Langsung, boleh [melapor], jadi rumah Gubernur rumah rakyat,” imbuhnya.

    Luthfi menambahkan bahwa Jawa Tengah terbuka untuk setiap investor, baik dari China hingga Hong Kong. Sebab, dia mengeklaim Jawa Tengah memiliki infrastrukutur, tempat wisata, sumber daya manusia (SDM), hingga biaya yang murah untuk SDM.

    “Jadi apa yang kurang? Itu sangat menarik, makanya datang, kalau nggak datang, rugi,” pungkasnya.

    Sebalumnya, Perusahaan infrastruktur digital, Equinix, mengungkap kebutuhan industri pusat data (data center) Indonesia terhadap sumber daya manusia (SDM) meningkat hingga 36% pada 2025 dibandingkan tahun sebelumnya. 

    Managing Director, Equinix Indonesia Haris Izmee mengatakan ekonomi digital saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, dengan mengutamakan tiga aspek utama, yakni kecepatan, skalabilitas, dan kecerdasan. 

    Kemajuan dalam teknologi seperti AI generatif, analitik real-time, dan hiper-konektivitas menjadikan pusat data menjadi primadona, yang membuat kebutuhan terhadap talenta yang memahami industri ini terus meningkat. 

    Haris menuturkan pusat data berperan sebagai mesin utama yang mendukung pemrosesan, penyimpanan, dan pengamanan data yang mendorong kemajuan teknologi global. 

    Haris menyebut, pada 2024 dan 2025, 20 perusahaan pusat data terkemuka mengumumkan investasi senilai US$734 miliar atau sekitar Rp12.100 triliun untuk memperluas dan memperkuat infrastruktur mereka.

    “Inilah alasan industri pusat data mengalami peningkatan pertumbuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Haris dalam keteranganya dikutip, Rabu (26/3/2025).

  • Optimalisasi Peluang Ekonomi Digital Asean

    Optimalisasi Peluang Ekonomi Digital Asean

    Bisnis.com, JAKARTA – Ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara telah berkembang amat pesat dari tahun ke tahun lantaran adanya percepatan adopsi digital dan investasi yang didukung pemerintah di negara-negara di kawasan ini.

    Hal ini menjadikan proyeksi nilai barang dagang bruto (gross merchandise value/GMV) Asia Tenggara mampu menembus US$1 triliun pada 2030 oleh World Economic Forum (WEF) makin realistis. Oleh karena itu, ajang GITEX Asia x Ai Everything Singapore digelar perdana guna memperkuat potensi ini sehingga dapat memicu era baru kemajuan digital regional. 

    Rencananya, ajang tersebut bakal diselenggarakan di Marina Bay Sands, Singapura pada 23-25 April 2025. Gelaran itu diselenggarakan oleh Dubai World Trade Centre (DWIC) dan KAOUN International yang berafiliasi dengan GITEX Global.

    Ajang GITEX Asia x Ai Everything Singapore bakal mengumpulkan ekosistem teknologi internasional, menyambut lebih dari 700 perusahaan dan startup teknologi global, dengan lebih dari 70% peserta pameran yang baru pertama kali hadir di Singapura, bersama dengan lebih dari 250 investor global dari lebih dari 70 negara.

    Dengan mengusung tema Advancing Bold Partnerships in Asia, para pemangku kepentingan pada ajang tersebut diharapkan akan menjajaki peluang kolaborasi, memasuki pasar baru, dan mengakses modal baru, termasuk menjalin aliansi yang berdampak untuk menciptakan keunggulan bersama dan membuka kemungkinan besar ekonomi digital Asean.

    Executive Vice President of DWIC Trixie LohMirmand mengatakan bahwa GITEX Asia x Ai Everything Singapore tidak hanya akan menjadi acara teknologi biasa. Dia mengungkapkan bahwa acara ini akan menjadi barometer kolektif vital dari evolusi ekonomi digital dan kecedasan buatan (artificial intelligence/AI) global, menjalin hubungan internasional yang berharga, dan kemitraan baru yang berdampak.

    “Memanfaatkan budaya inovasi dan semangat petualangan digital di kawasan ini, kami akan mempercepat kolaborasi, membangun pasar baru dan beragam peluang bersama para pemimpin teknologi global,” katanya yang juga CEO KAOUN International, dalam keterangan resminya yang diterima Bisnis.com, Selasa (15/4/2025).

    Rencananya, dalam Digital Economy Summit GITEX Asia x Ai Everything Singapore akan menampilkan jajaran pembicara internasional terbanyak di Asia. Sebanyak lebih dari 330 pembicara ahli internasional bakal membahas kompleksitas dan kasus pemanfaatan AI yang muncul.

    Selain AI, pembahasan lainnya adalah keamanan siber, komputasi awan, konektivitas, komputasi kuantum, hingga perawatan kesehatan, bioteknologi, teknologi hijau, dan kota pintar. Digital Economy Summit GITEX Asia x Ai Everything Singapore bakal menampilkan perdebatan paing kuat dan perspektif yang menggugah pikiran seputar perubahan global dan lintasan teknologi Asean yang terus berkembang.

    Tak hanya itu, negara-negara digital yang berkembang pesat juga akan memamerkan kemajuan teknologi, layanan, dan solusi terbaru mereka dalam ajang ini. Negara-negara tersebut seperti Belanda, Prancis, Korea Selatan, Hong Kong, China, India, Pakistan, dan Uni Emirat Arab (UEA).

    Khusus untuk Vietnam dan Serbia akan menjadi negara debutan pada ajang di Singapura ini lewat dukungan Vietnam National Innovation Center (NIC) dan Kamar Dagang Serbia.

    General Director NIC Vietnam Vu Quoc Huy mengatakan bahwa seiring dengan makin dalamnya kehadiran lanskap teknologi regional Vietnam, NIC sangat antusias untuk terlibat pada GITEX Asia. Dia memandang bahwa ajang perdana ini akan menjadi katalisator inovasi, menyatukan para pemangku kepentingan ekosistem, perusahaan visioner, startup disruptif, dan investor yang berpikiran maju.

    “Kami berharap dapat menjalin kemitraan dan mendorong gelombang terobosan teknologi berikutnya di Asia dan sekitarnya,” ujarnya.

    GITEX Asia x Ai Everything Singapore didukung oleh Singapore Tourism Board, SGTech, dan Action Community for Entrepreneurship (ACE). Penyenggaraan event ini merupakan kemitraan strategis dengan entitas pemerintah internasional, regulator, dan badan digital terkemuka dari Asean dan Asia yang lebih luas.

    JTC Corporation Singapura, Dewan Keamanan Siber UEA, Departemen Ekonomi & Pariwisata Dubai (Dubai DET), Kamar Ekonomi Digital Dubai, Dewan Promosi Ekspor Perangkat Seluler & Elektronik India (MEDEPC), CyberSecurity Malaysia, Departemen Teknologi Informasi & Komunikasi Filipina (DICT), dan Badan Keamanan Siber Nasional Thailand (NCSA) termasuk di antara mitra ajang tersebut.

    Senior Director, Chapters & Strategic Programmes di SGTech Zhihan Yeo mengatakan bahwa ajang ini menghadirkan potensi besar untuk menghubungkan berbagai pemangku kepentingan dari seluruh dunia ke ekosistem teknologi Singapura yang dinamis.

    “Ini adalah perluasan yang kami yakini akan membuka peluang pengembangan teknologi baru dan mempercepat pertumbuhan digital transformatif di tingkat regional dan global,” katanya.

  • Perang Dagang AS-China Buka Potensi Relokasi Industri

    Perang Dagang AS-China Buka Potensi Relokasi Industri

    Bekasi, Beritasatu.com – Guru Besar Universitas Bina Nusantara (Binus) Bekasi Gatot Soepriyanto menilai perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China bisa membawa dampak positif bagi Indonesia.

    Disampaikan Gatot, situasi global yang penuh ketidakpastian akibat konflik dagang dua kekuatan ekonomi besar dunia tersebut, membuka celah strategis bagi Indonesia untuk mengambil peran penting dalam rantai pasok global.

    “Perang dagang AS-China ini sebenarnya menciptakan peluang. Ketika dua kekuatan besar bertarung dan tak mencapai kesepakatan, maka mereka akan mencari pasar alternatif. Indonesia memiliki sumber daya manusia, pasar yang kuat, dekat juga secara logistik,” kata Gatot di kampus Binus Bekasi, Selasa (15/4/2025).

    Gatot menilai, salah satu dampak positif dari konflik ini adalah potensi relokasi industri dari China ke negara-negara lain, termasuk Indonesia. Namun, peluang ini hanya bisa dimanfaatkan apabila Indonesia siap secara infrastruktur dan kualitas tenaga kerja.

    Ia juga menyinggung peluang kerja ke luar negeri seperti Jepang, yang saat ini menghadapi kekurangan tenaga kerja akibat industrialisasi yang masif. Binus juga menyesuaikan kurikulum dan metode pembelajaran agar relevan dengan kebutuhan industri global.

    Guru Besar sekaligus Direktur Kampus Binus Bekasi, Gatot Soepriyanto – (Beritasatu.com/Rino Fajar Setiawan)

    “Misalnya dalam mata kuliah ekonomi makro, kita sekarang tidak hanya bicara WTO, sekarang case-nya sudah diubah ya, seperti trade war dan perang tarif,” kata Gatot.

    Sebagai bagian dari transformasi pendidikan, mata kuliah Foundation of Artificial Intelligence (AI) juga penting untuk mempersiapkan lulusan menghadapi disrupsi teknologi, termasuk pengaruh AI di dunia kerja. Dengan terus meng-update diri, diharapkan mahasiswa tidak ketinggalan perkembangan global, termasuk dinamika perang dagang AS-China.