Produk: Artificial Intelligence

  • Bertemu Eks PM Inggris, Eddy Soeparno Bahas Potensi Energi Terbarukan RI

    Bertemu Eks PM Inggris, Eddy Soeparno Bahas Potensi Energi Terbarukan RI

    Jakarta

    Wakil Ketua MPR dari Fraksi PAN Eddy Soeparno bersama Utusan Khusus Presiden Bidang Energi dan Iklim Hashim Djojohadikusumo bertemu mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair di Jakarta, hari ini.

    Eddy mengatakan pertemuan ini membahas mengenai potensi energi terbarukan di Indonesia serta teknologi apa yang bisa diterapkan untuk percepatan pengembangan energi terbarukan di Indonesia.

    “Saya bersama Pak Hashim bertemu Tony Blair untuk berdialog, berdiskusi tentang hal-hal yang menyangkut isu-isu kekinian, pertama transisi energi, teknologi terkini dalam energi terbarukan, termasuk pembahasan tentang Artificial Intelligence (AI),” ujar Eddy dalam keterangannya, Selasa (22/4/2025).

    “Pembahasan diantaranya adalah mengenai transisi energi dan teknologi terkini dalam energi terbarukan,” imbuh Eddy.

    Dalam pertemuan itu, Eddy dan Hashim juga memaparkan rencana pembangunan energi baru dan terbarukan (EBT) Indonesia untuk 15 tahun mendatang. Adapun salah satu poin penting terkait wacana pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).

    “Dari hasil penelaahan yang sudah dilakukan selama ini, ada dua lokasi yang memang menjadi lokasi preferensi untuk pembangunan pembangkit nuklir, yaitu satu di Kalimantan Barat, satu lagi di Bangka Belitung,” jelas Eddy.

    “Di Inggris sudah dikembangkan teknologi dimana sekarang bisa dibangun pembangkit nuklir yang modular, yang relatif kecil, 300-500 MW,” lanjutnya.

    Eddy yang juga Doktor Ilmu Politik UI ini menambahkan, pertemuan ini juga membahas isu perubahan iklim dan potensi partisipasi Indonesia dalam KTT Perubahan Iklim COP30 yang akan digelar di Brasil pada akhir 2025.

    (akn/ega)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Teknologi AI Mulai Diadaptasi untuk Industri Pertahanan, BRIN Ungkap Fakta Ini

    Teknologi AI Mulai Diadaptasi untuk Industri Pertahanan, BRIN Ungkap Fakta Ini

    Jakarta: Teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) menjadi salah satu teknologi kunci yang mulai diadposi di berbagai sektor industri, termasuk industri pertahanan.

    Maka dari itu, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) ikut mengembangkan (AI) dalam mendorong industri strategis pertahanan nasional.

    Kepala BRIN Laksana Tri Handoko menyebutkan saat ini pihaknya sudah memulai tahap pemanfaatan AI.

    “AI memang menjadi salah satu fokus kami, dan salah satu aplikasinya di industri strategis. Untuk industri strategis itu biasanya membutuhkan instrumen yang mahal. Nah kami mengembangkan instrumen yang lebih murah tetapi bisa di-improve melalui pemakaian teknologi AI,” kata Tri Handoko dalam acara Temu Bisnis industri strategis pertahanan berbasis riset dan inovasi, Senin, 21 April 2025 di Graha Widya Bhakti, Serpong, Tangerang Selatan. 
     
    Potensi AI untuk sistem pertahanan negara

    Tri Handoko menambahkan pengembangan AI dalam industri pertahanan saat ini untuk kebutuhan teknologi telekomunikasi, pemetaaan, pemotretan, radar, dan sebagainya, termasuk teknologi penerbangan nirawak (drone). 
     

    “Penerbangan itu yang untuk pesawat nirawak atau drone dengan berbagai ukuran dari yang kecil sampai dengan yang besar, kemudian telekomunikasi,” sambungnya. 

    Dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Marsekal Madya TNI (Purn) Donny Ermawan Taufanto juga sepakat kalau teknologi AI sudah saatnya untuk diadaptasi di sektor industri strategis termasuk industri pertahanan.

    “Kalau dari kami, industri pertahanan saat ini yang sangat dibutuhkan terkait dengan artificial intelligence itu sangat kita butuhkan, karena kemajuan saat ini di dunia internasional sangat cepat sekali. Kemudian, bidang pendukung itu juga elektronika sangat dibutuhkan sekali,” pungkas Donny.

    Seperti diberitakan sebelumnya, BRIN bersama Kemhan RI menggelar kegiatan temu bisnis industri strategis pertahanan berbasis riset dan inovasi. Kegiatan ini bertujuan sebagai sinergi lintas sektor bidang teknologi pertahanan yang dihadiri oleh perwakilan dari industri strategis nasional, perwakilan negara sahabat, akademisi, serta pelaku usaha swasta yang memiliki peran dalam penguatan sistem pertahanan nasional.

    Jakarta: Teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) menjadi salah satu teknologi kunci yang mulai diadposi di berbagai sektor industri, termasuk industri pertahanan.
     
    Maka dari itu, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) ikut mengembangkan (AI) dalam mendorong industri strategis pertahanan nasional.
     
    Kepala BRIN Laksana Tri Handoko menyebutkan saat ini pihaknya sudah memulai tahap pemanfaatan AI.

    “AI memang menjadi salah satu fokus kami, dan salah satu aplikasinya di industri strategis. Untuk industri strategis itu biasanya membutuhkan instrumen yang mahal. Nah kami mengembangkan instrumen yang lebih murah tetapi bisa di-improve melalui pemakaian teknologi AI,” kata Tri Handoko dalam acara Temu Bisnis industri strategis pertahanan berbasis riset dan inovasi, Senin, 21 April 2025 di Graha Widya Bhakti, Serpong, Tangerang Selatan. 
     

    Potensi AI untuk sistem pertahanan negara

    Tri Handoko menambahkan pengembangan AI dalam industri pertahanan saat ini untuk kebutuhan teknologi telekomunikasi, pemetaaan, pemotretan, radar, dan sebagainya, termasuk teknologi penerbangan nirawak (drone). 
     

     
    “Penerbangan itu yang untuk pesawat nirawak atau drone dengan berbagai ukuran dari yang kecil sampai dengan yang besar, kemudian telekomunikasi,” sambungnya. 
     
    Dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Marsekal Madya TNI (Purn) Donny Ermawan Taufanto juga sepakat kalau teknologi AI sudah saatnya untuk diadaptasi di sektor industri strategis termasuk industri pertahanan.
     
    “Kalau dari kami, industri pertahanan saat ini yang sangat dibutuhkan terkait dengan artificial intelligence itu sangat kita butuhkan, karena kemajuan saat ini di dunia internasional sangat cepat sekali. Kemudian, bidang pendukung itu juga elektronika sangat dibutuhkan sekali,” pungkas Donny.
     
    Seperti diberitakan sebelumnya, BRIN bersama Kemhan RI menggelar kegiatan temu bisnis industri strategis pertahanan berbasis riset dan inovasi. Kegiatan ini bertujuan sebagai sinergi lintas sektor bidang teknologi pertahanan yang dihadiri oleh perwakilan dari industri strategis nasional, perwakilan negara sahabat, akademisi, serta pelaku usaha swasta yang memiliki peran dalam penguatan sistem pertahanan nasional.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (PRI)

  • Apakah Artificial Intelligence Bisa Deteksi Gangguan Otot Dasar Panggul? Begini Penjelasan Ahli – Halaman all

    Apakah Artificial Intelligence Bisa Deteksi Gangguan Otot Dasar Panggul? Begini Penjelasan Ahli – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Alivio Mubarak Junior

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) kini tak hanya digunakan dalam teknologi digital, tapi juga mulai merambah dunia medis. 

    Salah satunya adalah alat bernama PI-ONE inovasi terbaru untuk mendeteksi dini gangguan otot dasar panggul pada wanita yang belakangan ini menjadi sorotan.

    Menurut Prof. dr. Budi Iman Santoso, SpOG(K), Ketua Himpunan Uroginekologi Indonesia (HUGI) sekaligus penggagas hadirnya teknologi inovatif ini di Indonesia, menyampaikan antusiasmenya.

    Dengan menggunakan pendekatan algoritma cerdas yang mampu mendeteksi adanya ketegangan atau kelemahan pada otot panggul bahkan sejak usia kehamilan 6 minggu.

    “Kalau bisa dideteksi lebih awal, kita bisa cegah dampak jangka panjang seperti rahim turun, susah menahan kencing, bahkan gangguan seksual,” kata Prof. Budi di Rumah Sakit YPK Mandiri, Jakarta Pusat, Senin (21/4/2025).

    Teknologi ini diklaim menjadi yang pertama di Indonesia dan telah melalui riset bertahun-tahun oleh tim ahli dari berbagai disiplin ilmu. 

    Dengan begitu, pemeriksaan kesehatan ibu hamil bisa dilakukan secara lebih presisi dan personal, serta memberi rekomendasi penanganan yang lebih tepat.

    Hal ini juga memungkinkan dokter untuk memberi intervensi lebih cepat dan tepat, tanpa perlu menunggu gejala memburuk.

    Kendati demikian, tetap setiap individu harus sadar mengenai pentingnya kesehatan dasar panggul bagi wanita.

    Sebagaimana diketahui, berdasarkan data, bahwa satu dari tiga wanita berusia di atas 40 tahun mengalami gangguan dasar panggul.

    Namun stigma dan keterbatasan teknologi seringkali menyebabkan diagnosis yang terlambat dan terapi yang kurang optimal.

     

  • Soal Video AI Penghancuran Masjid Al Aqsa, Mufti Besar Palestina Beri Peringatan Keras

    Soal Video AI Penghancuran Masjid Al Aqsa, Mufti Besar Palestina Beri Peringatan Keras

    PIKIRAN RAKYAT – Belum lama ini beredar video buatan Artificial intelligence (AI) yang menggambarkan penghancuran salah satu masjid penting bagi umat Islam yaitu Masjid Al Aqsa di Yerusalem, Palestina.

    Tak hanya menggambarkan penghancuran Masjid Al Aqsa, video tersebut juga menunjukkan pembangunan yang disebut sebagai ‘Kuil’. Video ini diberi judul ‘Tahun Depan di Yerusalem.

    Video tersebut telah menyebar di media sosial dan menuai kecaman dari banyak pihak. Terlebih saat ini genosida di Gaza, Palestina masih berlangsung dan Israel memblokir bantuan internasional yang hendak masuk ke Gaza.

    Mengenai video tersebut, Mufti Besar Yerusalem dan Wilayah Palestina, Sheikh Muhammad Hussein, mengeluarkan peringatan keras terkait dengan implikasi serius dari video provokatif yang beredar.

    Sheikh Hussein mengutuk keras dan menyebut hal itu sebagai hasutan terang-terangan. 

    “Video tersebut mencerminkan ideologi kelompok kolonial ekstremis dan organisasi kolonialis, yang hasutannya semakin diperkuat di tengah provokasi yang sedang berlangsung di tempat suci tersebut. Termasuk serangan berulang dan tindakan provokatif oleh para ekstremis di bawah perlindungan pasukan pendudukan Israel,” katanya dilaporkan WAFA.

    Mufti Besar menganggap otoritas pendudukan Israel sepenuhnya bertanggung jawab atas konsekuensi dari kampanye berbahaya ini. Dia menekankan bahwa tindakan tersebut sangat menyinggung perasaan umat Islam di seluruh dunia.

    Sheikh Hussein menyerukan kepada masyarakat internasional untuk segera mengambil tindakan tegas guna menghentikan pelanggaran yang terus terjadi di Masjid Al Aqsa. 

    Dia mendesak para pemimpin dunia dan para pembuat keputusan untuk mengambil semua langkah yang diperlukan guna melindungi dan mencegah segala bentuk kerusakan di tempat suci tersebut.

    Tanggapan Otoritas Palestina

    Kompleks Masjid Al Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki adalah situs tersuci ketiga bagi umat Islam dan simbol identitas Palestina. Kompleks ini dikelola oleh Yordania, tetapi akses ke situs itu sendiri dikontrol oleh tentara Israel. 

    Kompleks ini juga dianggap sebagai situs penting oleh orang Yahudi, yang meyakini bahwa kompleks ini adalah situs Bait Suci Pertama dan Kedua, yang terakhir dihancurkan oleh bangsa Romawi pada tahun 70 M.

    Kekhawatiran pemerintah Palestina ini juga ditambah dengan beredarnya video buatan AI yang menggambarkan penghancuran Masjid Al Aqsa dan pembangunan ‘Kuil Ketiga’. Video tersebut diberi judul ‘Tahun Depan di Yerusalem’ dipublikasikan di media sosial.

    Menanggapi video kontroversial tersebut, Kementerian Luar Negeri Palestina mengatakan video tersebut sebagai hasutan.

    “Hasutan sistematis untuk meningkatkan penargetan situs suci Kristen dan Islam di Yerusalem yang diduduki. Kementerian menyerukan kepada masyarakat internasional dan lembaga PBB terkait untuk menangani hasutan ini dengan sangat serius, dan mengambil tindakan yang diwajibkan oleh hukum internasional,” katanya.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • GITEX Asia 2025: Fase Baru Startup Asean

    GITEX Asia 2025: Fase Baru Startup Asean

    Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan rintisan (startup) yang berbasis di kawasan Asean diperkirakan siap untuk memasuki fase baru yang lebih dinamis menyusul adanya akses baru untuk permodalan, talenta, dan perhatian komunitas global guna memperluas solusi di berbagai industri.

    Kondisi ini tak terlepas dari proyeksi dari Statistics Research yang menunjukkan bahwa pendanaan dari perusahaan modal ventura (venture capital/VC) di kawasan ini akan mencapai US$13,7 miliar pada 2025. Di tahun yang sama Citigroup juga memperkirakan bahwa pendanaan teknologi di Asia akan meningkat sebesar 10% secara tahunan.

    Hal tersebut terungkap dalam keterangan resmi GITEX Asia x Ai Everything Singapore yang dipublikasikan, Senin (21/4/2025). Ajang teknologi, startup, dan investasi digital perdana terbesar di Asia ini diselenggarakan oleh Dubai World Trade Centre (DWTC) dan KAOUN Internasional yang bekerja sama dengan GITEX Global.

    Pada gelaran acara yang diselenggarakan di Marina Bay Sands, Singapura pada 23-25 April 2025, terdapat sesi yang amat ditunggu-tunggu oleh pemangku kepentingan di kawasan regional dan internasional, yakni North Star Asia.

    Lewat sesi ini, pemangku kepentingan diundang untuk menjajaki peluang kolaborasi, mengkaji terobosan lintas sektor teranyar, memasuki pasar baru, hingga mengakses permodalan. North Star Asia akan debut dengan menghadirkan lebih dari 350 perusahaan teknologi tahap awal yang inovatif dari lebih dari 60 negara -termasuk startup Seri A+ dari lebih dari 20 sektor industri– bersama dengan lebih dari 250 investor global dengan dana kelolaan (asset under management/AUM) sebesar US$200 miliar.

    Sebagai acara penghubung startup, akselerator, dan investor terbesar, maka para pendiri, pemodal ventura, enabler ekosistem, dan pemimpin teknologi bergabung dalam platform dinamis yang secara khusus dikurasi untuk memfasilitasi investasi, memamerkan proyek, mencapai skala, dan menjalin kemitraan baru.

    Di antara program inti yang mengumpulkan lebih dari 400 pembicara global, terdapat rangkaian panel ahli investor yang wajib dihadiri di mana para ahli mengungkapkan strategi untuk menarik visibilitas, mengidentifikasi juara inovasi, dan memastikan investasi teknologi memenuhi potensinya dan mendorong pertumbuhan regional.

    Diskusi tersebut akan berfokus pada tren dan topik terhangat pada ekosistem startup dan investor global, termasuk merger dan akuisisi (merger and aquisition/M&A), penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO, kondisi untuk mencapai status unikorn, dan menyeimbangkan antara keuntungan cepat dan pertumbuhan jangka panjang.

    Managing Director di Techstars Tokyo Accelerator Yuki Shirato mengatakan bahwa Singapura memiliki lokasi yang sangat strategis di mana perusahaan Barat dan Timur dapat bertemu, terhubung, dan berkolaborasi di tempat netral.

    “Ini sangat menarik karena jarang sekali begitu banyak perusahaan teknologi canggih dari seluruh dunia berkumpul di satu tempat. Asean tumbuh dengan persaingan yang meningkat dan populasi muda. Ada begitu banyak potensi bagi startup untuk mencapai status unikorn dan dekakorn,” katanya dalam keterangan resmi tersebut.

    Adapun, North Star Asia juga menampilkan pilihan startup Vietnam yang paling inovatif, termasuk Enfarm, sebuah startup agritech dari Vietnam yang telah menjadi pemenang dalam berbagai penghargaan.

    Startup ini telah merevolusi pertanian berkelanjutan dengan diagnostik tanah secara real-time lewat pemanfaatan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan alat pertanian presisi berbasis Internet of Things (IoT).

    Selain Enfarm, ada juga ADT Global VN, sebuah agensi inovasi digital yang memberikan transformasi interaktivitas, media imersif, dan branding virtual berbasis AI di Vietnam. Tak hanya itu, ada juga MedCAT yang mentransformasi layanan kesehatan dan asuransi lewat pemahaman dokumen cerdas dan otomatisasi data medis di Vietnam.

    Tak ketinggalan, sejumlah negara lain juga turut berpartisipasi seperti Australia, Kanada, China, Prancis, Jerman, Hong Kong, India, Pakistan, Serbia, Singapura, Korea Selatan, Sri Lanka, Belanda, Inggris, dan Uni Emirat Arab (UEA). Salah satu peserta terkemuka dari UEA adalah XPANCEO.

    Perusahaan spesialis deep tech ini telah mengumpulkan lebih dari US$40 juta dalam pendanaan dan saat ini tengah mengembangkan generasi komputasi berikutnya melalui lensa kontak pintar yang tidak terlihat dan tanpa bobot dengan transmisi data nirkabel dan kemampuan augmented reality.

    Founder and Managing Director XPANCEO Roman Axelrod mengungkapkan bahwa pihaknya amat ingin tahu mengenai edisi perdana di Singapura ini. Dia mengatakan bahwa setelah berpartisipasi dalam GITEX Global di Dubai, UEA sebanyak dua kali, pihaknya telah melihat betapa kuatnya platform ini dalam menyatukan inovasi paling ambisius dan para pelopor industri.

    “Kedua kalinya, pengalamannya sangat berharga, jadi tentu saja, kami sangat ingin melihat bagaimana acara ini akan berkembang di Asia. Kami menantikan energi dari acara pertama di kawasan yang membentuk masa depan inovasi global,” jelasnya.

    Di sisi lain, jajaran investor internasional terkemuka juga turut bergabung pada GITEX ASIA x Ai Everything Singapura menyusul potensi pemanfaatan AI yang diproyeksi dapat menambah 1 triliun dolar Singapura untuk produk domestik bruto (PDB) Asean pada 2030 oleh Kearney. 

    Investor-investor tersebut termasuk Vietnamese GenAI Fund, dana ventura GenAI pertama yang didedikasikan untuk Asean; 500 Global, perusahaan VC Amerika Serikat dengan AUM sebesar US$2,3 miliar; dan Vertex Holdings Singapura, yang mengelola aset lebih dari US$6 miliar.

    CEO Vertex Holdings Chua Kee Lock mengatakan bahwa Asean unggul dalam menerapkan teknologi AI untuk memecahkan tantangan regional. Dia memandang bahwa pendekatan pragmatis ini memungkinkan perusahaan untuk menciptakan dampak langsung dengan mengimplementasikan solusi AI, mengatasi kebutuhan pasar spesifik di berbagai sektor seperti teknologi finansial, kesehatan, pertanian, dan logistik.

    “Dengan mempertemukan startup dan investor dari seluruh kawasan dan sekitarnya, GITEX Asia dapat memungkinkan pertukaran ide di berbagai pasar dengan lingkungan regulasi yang berbeda, membuka kemungkinan baru bagi semua. Sangat menggembirakan melihat ekspansi merek GITEX ke Asia,” katanya.

  • Susah Cari Kerja Kantoran, Profesi Lama Mulai Dilirik Lagi

    Susah Cari Kerja Kantoran, Profesi Lama Mulai Dilirik Lagi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perkembangan Artificial Intelligence (AI) mengancam para pekerja kantoran. Banyak orang akhirnya mencari solusi dari tantangan tersebut.

    Salah satunya adalah melirik pekerjaan lama. Hal ini terjadi dalam banyak sekolah di Amerika Serikat (AS) yang mulai mengajarkan keahlian pertukangan hingga pengelasan.

    Namun pengajaran tersebut tidak memanfaatkan keahlian jaman dulu. Melainkan memanfaatkan perkembangan zaman dengan menggunakan mesin berteknologi tinggi.

    Salah satu yang sudah menerapkannya adalah SMA Middleton. Sekolah di negara bagian Wisconsin itu bahkan mengucurkan US$90 juta agar bisa memperbarui laboratorium manufakturnya.

    Kini, laboratorium di SMA Middleton memiliki lengan robot yang dapat dikendalikan dengan komputer. Cara kerjanya bisa disaksikan melalui jendela kaca besar.

    Untuk menarik minat siswa, guru bahasa Inggris yang menjadi instruktur pengelasan, Quincy Millerjohn memberikan informasi soal gaji pekerja di pabrik gaji dan baja. Dia mengatakan upah mereka dibayar sekitar US$41 ribu hingga US$52 ribu per jam atau sekitar Rp 670 ribu hingga RP 849 ribu.

    Hasilnya para siswa tertarik mengikuti kelas tersebut. Tercatat 2.300 siswa mengambil kelas tersebut dalam beberapa tahun terakhir.

    Kelas itu menyediakan pelajaran yang pernah tersedia di sekolahan AS pada 1990-2000an seperti konstruksi, manufaktur, dan pertukangan kayu.

    Konsultan pendidikan pemerintah bagian Wisconsin, John Mihm mengatakan ketertarikan pada keahlian pertukangan terjadi karena adanya kecemasan kehadiran AI yang bisa menggantikan pekerja kantoran.

    “Ada pergeseran paradigma. [Pekerjaan tangan] kini adalah pekerjaan dengan keahlian tinggi dan gaji tinggi sehingga menarik buat banyak orang, karena mereka langsung melakukan segalanya sendiri,” kata Mihm.

    (dem/dem)

  • Menkomdigi Meutya Hafid Bertemu Tony Blair, Bahas Transformasi Digital

    Menkomdigi Meutya Hafid Bertemu Tony Blair, Bahas Transformasi Digital

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Meutya Hafid menerima kunjungan mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair, di kantor Komdigi, Jakarta, Senin (21/4/2025).

    Pertemuan ini menjadi langkah awal kerja sama strategis antara Indonesia dan Tony Blair Institute for Global Change (TBI) dalam mempercepat transformasi digital nasional.

    “Kita tadi amat senang, cukup berbangga. Kunjungan pertama beliau datang ke kantor Komdigi dengan Tony Blair Institute untuk membicarakan mengenai bagaimana transformasi digital di Indonesia bisa berjalan dengan lebih cepat,” kata Meutya saat ditemui usai pertemuan.

    Dalam diskusi tersebut, Meutya menyampaikan bahwa pemerintah membuka peluang kerja sama dengan TBI untuk mempercepat pengembangan layanan pemerintahan berbasis digital, terutama layanan publik yang langsung dirasakan masyarakat.

    Selain itu, kedua pihak juga menyinggung peluang kolaborasi dalam membangun infrastruktur digital, pengembangan sumber daya manusia (SDM) digital termasuk program 9 juta talenta digital, serta pemanfaatan teknologi baru seperti artificial intelligence (AI).

    “Jadi tadi amat luas pembicaraannya, kemudian masing-masing tim kami dan tim TBI akan kita kaji kembali dari berbagai concern atau isu tadi, mana yang akan kita prioritaskan untuk menjadi kerjasama antara kedua institusi,” ujarnya.

    Meutya menekankan bahwa inisiatif ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto, khususnya dalam mewujudkan layanan publik digital, termasuk digitalisasi penyaluran bantuan sosial (bansos).

    Meski demikian, Meutya menyebutkan bahwa pertemuan hari ini masih tahap awal.

    “Nantinya akan ada pertemuan lanjutan untuk merumuskan bentuk kerja sama yang lebih konkret,” ucap Menkomdigi.

    Dalam kesempatan yang sama, Indonesia Country Director untuk TBI, Shuhaela Fabya Haqim, menegaskan komitmen institusinya untuk mendukung penuh peran Komdigi.

    “Pak Tony Blair juga berbagi pembelajaran dari berbagai negara, tentunya tetap disesuaikan dengan konteks Indonesia. Kami mendukung sepenuhnya upaya Komdigi untuk mempercepat transformasi digital,” kata Shuhaela.

    (wia)

  • AI Harus Dimanfaatkan untuk Kepentingan Manusia

    AI Harus Dimanfaatkan untuk Kepentingan Manusia

    loading…

    Diskusi AI yang digelar oleh Komunitas Teknologi Informasi CITCOM dan BINUS University. FOTO/IST

    JAKARTA Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan harus dimanfaatkan untuk kepentingan manusia. Untuk itu, manusia juga perlu menggunakan ekosistem yang disediakan AI untuk kegiatan-kegiatan produktif, terutama di bidang ekonomi.

    Hal itu disepakati oleh para narasumber diskusi yang membahas peran dan masa depan AI dan bisnis digital. Adapun diskusi digelar oleh Komunitas Teknologi Informasi CITCOM dan BINUS University.

    Para pembicara juga sepakat perlu pelibatan bersama masyarakat, para pengembang AI dan regulator atau pemerintah untuk membicarakan mekanisme atau langkah yang harus ditempuh ke depan.

    Mereka menilai sangat penting untuk duduk bersama berbicara bagaimana supaya AI dapat membawa kebermanfaatan bagi masyarakat Indonesia bahkan umat manusia secara keseluruhan.

    Mereka tak ingin manusia hanya menjadi bahan untuk mengembangkan AI tanpa mengambil manfaat dari ekosistem yang dihasilkan oleh AI itu sendiri.

    Di dalam diskusi ini, para pembicara menekankan mengenai pentingnya masyarakat untuk mengenal dan mempelajari AI lebih jauh agar dapat mengoptimalkan manfaat AI dan tidak hanya menjadi komoditas yang hanya diambil manfaatnya oleh AI.

    Acara ini merupakan acara pendahulu sebelum diselenggarakannya Citcom Connext 2025. Acara Citcom Connext 2025 akan diselenggarakan di Hotel El Royale, Bandung pada Selasa (22/4/2025). Konferensi teknologi informasi dan AI ini diselenggarakan oleh Citcom (C-Level IT Community), yang merupakan wadah para pemimpin Perusahaan IT di Indonesia.

    Berdasarkan informasi dari laman resmi connext citcom dan akun Instagram Citcom indonesia, konferensi Connext 2025 ini menghadirkan sejumlah narasumber, di antaranya Menteri Komunikasi Digital RI Meutya Hafid, Walikota Bandung Muhammad Farhan, Filsuf dan Praktisi AI Sabrang Mowo Damar Panuluh serta CTO dan Sporting Director Persib Bandung Adhitia Hermawan.

    Salah seorang narasumber, yang juga merupakan ketua Citcom Connext 2025 Jimmy Yogaswara menegaskan bahwa regulator dan inovator harus duduk bersama agar masyarakat siap untuk menyambut era AI. Selama ini, manusia dimanfaatkan menjadi tenaga kerja tak berbayar atau invisible labour bagi kecerdasan buatan untuk mengembangkannya.

  • Tony Blair Bakal Ambil Peran dalam Transformasi Digital di Indonesia – Halaman all

    Tony Blair Bakal Ambil Peran dalam Transformasi Digital di Indonesia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM , JAKARTA – Mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair bertemu Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid membahas transformasi digital di Indonesia.

    Meutya mengatakan, bersama Blair membahas agar transformasi digital bisa berjalan lebih cepat. Nantinya, Tony Blair melalui Tony Blair Institute for Global Change (TBI) akan memberi masukan dalam rangka mempercepat layanan yang berbasis digital, khususnya layanan publik yang bisa dirasakan langsung masyarakat.

    “Tadi pertemuan awal jadi nanti kita akan berkembang bersama tim beliau di Indonesia, ujar Meutya di Kantor Komdigi, Jakarta Pusat, Senin (21/4/2025).

    Meutya mengatakan, salah satu yang juga dibahas adalah mengenai pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) di sektor digital. Misal, dalam menciptakan sembilan juta talenta digital agar dapat mengoptimalkan perekonomian digital nasional.

    “Cakupannya sangat luas termasuk dalam pembangunan infrastrukturnya. Kemudian pembangunan manusianya, tadi seperti yang dikatakan SDM-nya,” tutur Meutya.

    Kemudian, terobosan-terobosan teknologi baru termasuk dengan Artificial Intelligence. Nantinya, dari pembasan antara TBI dengan Komdigi akan dikaji kembali untuk mengimplimentasikan.

    “Ini tentu membantu memberikan-penyampaian Presiden Prabowo yang sudah dia sampaikan ke masyarakat di antaranya bagaimana memberikan layanan di antaranya bansos (bantuan sosial secara digital),” terang Meutya.

    Country Director TBI Indonesia Shuhaela Fabya Hagim mengatakan, Blair juga memberikan beberapa negara yang bisa jadi contoh untuk transformasi digital di Indonesia.

    “Namun memang harus tetap melihat konteks Indonesia-nya. Jadi itu kemudian kita telaah lebih lanjut,” tuturnya.

  • Monolog Gibran Bahas Bonus Demografi dan Film Jumbo Peroleh ‘Dislike’ 27 Ribu, Like ‘Hanya’ 2.400 – Halaman all

    Monolog Gibran Bahas Bonus Demografi dan Film Jumbo Peroleh ‘Dislike’ 27 Ribu, Like ‘Hanya’ 2.400 – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Video monolog Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang membicarakan bonus demografi di Indonesia hingga soal populernya film animasi produksi Visinema Pictures berjudul Jumbo menjadi perbincangan publik.

    Namun, ternyata video berdurasi 6 menit 19 detik itu tampaknya tidak memperoleh respons positif dari warganet.

    Pasalnya, jumlah dislike lebih banyak ketimbang like yang diperoleh pada video tersebut.

    Berdasarkan pantauan Tribunnews.com pada Senin (21/4/2025) sekira pukul 12.10 WIB, total dislike mencapai 27 ribu.

    Sementara itu, total like atau jempol ke atas tak sampai separuhnya, yaitu hanya 2.400.

    Tak hanya itu, komentar negatif juga membanjiri kolom komentar dalam video tersebut.

    Salah satu warganet dengan akun bernama joniganteng499 menilai Gibran hanya”riding the wave” atau ikut arus ketika mengapresiasi kesuksesan film animasi Jumbo dalam video tersebut.

    Diketahui, Jumbo masuk sebagai salah satu film Indonesia terlaris sepanjang masa dengan total penonton hingga Sabtu (19/4/2025) yang mencapai 5 juta penonton.

    Film yang disutradarai oleh komika Ryan Andriandhy tersebut menggeser film horror berjudul Sewu Dino (2023) di posisi sembilan.

    “Gibran ‘riding the wave’: dia memakai narasi kesuksesan generasi muda seperti film Jumbo, padahal pemerintah tidak berperan dalam produksinya,” tulisnya.

    Lalu, ada akun bernama @SFwanCh yang menganggap pernyataan Gibran dengan mengapresiasi kesuksesan film Jumbo berbanding terbalik dengan pernyataan sebelumnya ketika dirinya menggembar-gemborkan perlunya belajar artificial intelligence (AI).

    Pasalnya, produksi film Jumbo murni dilakukan oleh ratusan animator tanpa adanya bantuan dari AI.

    “Gembar gembor AI, giliran animasi buatan animator lokal hype langsung numpang ambil ketenaran, padahal pemerintah gada ngasih bantuan apapun ke animatornya tapi si sales ai ini kek paling berjasa,” tulis akun tersebut.

    Isi Video Gibran

    Sementara, dalam video tersebut, Gibran membicarakan bonus demografi di Indonesia dalam rentang waktu 2030-2045.

    Banyaknya anak muda Indonesia tersebut membuat Gibran meminta agar momentum tersebut jangan dilewatkan.

    “Indonesia akan mendapatkan puncak bonus demografi di tahun 2030 sampai tahun 2045. Sebuah kondisi yang terjadi hanya satu kali dalam sejarah peradaban sebuah bangsa,” kata Gibran dalam video tersebut.

    Gibran menjelaskan bahwa penduduk usia produktif di suatu negara lebih besar, sehingga memiliki pengaruh yang signifikan dalam menentukan arah kemajuan.

    “Ini adalah kesempatan emas untuk mengelola bonus demografi, agar tidak menjadi sekadar bonus,” kata dia.

    Gibran berkata bonus demografi bisa menjadi jawaban untuk masa depan Indonesia.

    Ia lantas memberikan contoh beberapa anak muda Indonesia yang sudah mulai menjadi jawaban dari tantangan yang ada.

    Pertama, film animasi Indonesia yang berjudul Jumbo, karya rumah produksi Visinema Pictures ternyata sudah ditonton oleh empat juta penonton.

    Kedua, Timnas U-17 Indonesia akhirnya untuk pertama kalinya berhasil lolos kualifikasi Piala Dunia 2025.

    “Film Jumbo ini karya animator muda Indonesia yang saat ini sudah mencapai 4 juta penonton. Serta akan ditayangkan di 17 negara, yakni Asia dan Eropa. Ini menjadi era baru industri animasi Indonesia,” tuturnya.

    “Timnas U17 kita untuk pertama kalinya lolos via kualifikasi ke Piala Dunia dan menjadi satu-satunya wakil dari Asia Tenggara. Ini adalah kekuatan kita sebagai generasi muda, kita harus selalu siap dan mempersiapkan diri,” tandasnya.

    Dianggap Sarat Motif Politis

    Di sisi lain, peneliti senior Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Lili Romli menilai monolog Gibran tersebut sarat akan motif politis.

    “Nah, tampaknya Wapres, melalui tim medianya, mencoba menarik perhatian publik, khususnya kalangan muda, dengan mengusung tema bonus demografi yang disampaikan secara monolog tersebut,” kata Lili pada Minggu (20/4/2025).

    Dia mengatakan motif politis tersebut semakin terlihat ketika Gibran yang notabene adalah seorang wapres tinggal menunggu perintah dari Presiden Prabowo Subianto lantaran statusnya sebagai pembantu presiden.

    Lili juga menilai pemilihan tema yaitu bonus demografi bisa menjadi bumerang bagi mantan Wali Kota Solo tersebut.

    Pasalnya, alih-alih menjawab keresahan generasi muda, justru bisa saja dianggap sebagai alat pencitraan.

    “Bisa jadi publik merespons negatif karena, seperti diketahui, bila berbicara secara langsung, tidak sebagus bicara secara monolog tersebut. Tentu kalau dianggap negatif, dianggap angin lalu saja, dianggap bagian dari pencitraan,” kata Lili.

    (Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto/Rakli/Faryyanida Putwiliani)