Produk: Artificial Intelligence

  • Konsumen Korporasi Kunci Akselerasi 5G dan 6G

    Konsumen Korporasi Kunci Akselerasi 5G dan 6G

    Bisnis.com, SINGAPURA — Pengembangan teknologi jaringan di masa mendatang amat bergantung kepada seberapa cepat konsumen korporasi memiliki ketertarikan terhadap teknologi yang telah hadir saat ini. Untuk itu, penetrasi adopsi teknologi jaringan generasi kelima (5G) ataupun generasi keenam (6G) pada segmen ini perlu diakselerasi.

    Setidaknya hal itulah yang tergambar dalam salah satu sesi diskusi pada ajang GITEX Asia 2025 x Ai Everything Singapore di Marina Bay Sands, Singapura, Rabu (23/4/2025).

    CEO Layanan Digital Internasional Singtel Anna Yip mengatakan bahwa pihaknya telah berinvestasi dalam 5G, dan saat ini telah berada di tahapan 5G+. 

    Singtel benar-benar fokus untuk memastikan bahwa masyarakat dapat memanfaatkan dengan penuh hasil investasi tersebut.

    “Saya kira kita semua setuju. Ini dimulai dengan adopsi konsumen, sekarang berjalan sangat baik di Singapura. Namun, kami perlu melihat lebih banyak lagi adopsi perusahaan,” katanya, Rabu (23/4/2025).

    Menurutnya, adopsi konsumen, terutama dari segmen korporasi adalah pendorong utama dimulainya era 5G. Adopsi tersebut, imbuhnya, amat menentukan langkah ke depan. Dia mencontohkan bahwa saat ini pihaknya tengah memulai untuk ke arah 6G.

    “Kami sedang melakukan sesuatu di sana. Kami telah menandatangani perjanjian dengan SPT, misalnya dari Korea Selatan, untuk melihat potensi penelitian dan aplikasi 6G. Selain itu, saya pikir kita harus pindah ke 6G pada waktu tertentu,” jelasnya.

    Anna mengungkapkan bahwa pihaknya saat ini juga tengah memastikan bagaimana pemanfaatan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), komputer kuantum, dan semua teknologi baru. Tujuannya, imbuhnya, agar pihaknya mampu menghadirkan pemanfaatan terbaik dan paling relevan kepada perusahaan sehingga dapat memberikan nilai tambah.

    “Ini untuk benar-benar mewujudkan potensi penuh sambil kita melihat, terkadang dalam jangka menengah hingga panjang, terkait bagaimana 6G akan berjalan. Begitulah cara kami memandangnya,” ujarnya.

    Sementara itu, Presiden Direktur & CEO PT Indosat Tbk. (ISAT) Vikram Sinha pun memberikan pandangan serupa. Dia menjelaskan bahwa pelaku industri telekomunikasi harus memastikan kesiapan ekosistem dalam pemanfaatan teknologi 5G. 

    “Tantangannya adalah bukan seberapa siap Anda, melainkan perusahaan tempat Anda bekerja, mereka harus sama-sama siap. Jadi sekali lagi, ini harus melibatkan semua orang,” katanya.

    Setidaknya Vikram memiliki dua pandangan terkait adopsi teknologi 5G. Pertama, pemanfaatan AI mendorong pasar berkembang. Dia menilai bahwa apabila operator dapat meningkatkan penggunaan real-time, hal ini dapat membantu untuk memonetisasi AI sehingga bisa memberikan nilai kepada pelanggan.

    Kedua, dia melihat adanya penurunan biaya produksi data 5G yang lebih rendah ketimbang 4G di Indonesia. Dia menjelaskan bahwa biaya juga merupakan elemen yang sangat penting. “Jadi secara pribadi saya optimis, terutama karena AI.”

    Menurutnya, perusahaan operator juga berada dalam posisi terbaik untuk berperan dalam menciptakan AI dan kedaulatan AI. Dia mencontohkan, pada Agustus 2024, saat Capital Market Day, pihaknya telah menyampaikan North Star perseroan, di mana Indosat ingin menjadi perusahaan telekomunikasi berbasis AI.

    Vikram menambahkan bahwa agar suatu negara berhasil dalam adopsi AI, maka neraca dan laba rugi perusahaan telekomunikasi juga kuat. Hal ini lantaran industri telekomunikasi menjadi penopang adopsi AI bagi masyarakat dan konsumen korporasi.

    “Kami [industri operator] melakukan semua pekerjaan berat yang tidak ingin dilakukan siapa pun. Jadi, saya pikir ini adalah momen penting. Bagaimana kita bekerja untuk memastikan bahwa kita berkolaborasi, membangun, dan bersaing, serta memecahkan masalah dalam skala besar. Kita menghasilkan produk yang memecahkan masalah kehidupan nyata,” jelasnya.

    LEBIH DARI SEKADAR AKSES

    Di sisi lain, Chief Innovation Officer CelcomDigi T. Kugan mengatakan bahwa saat ini merupaan era di mana lebih dari sekedar akses jaringan.

    Dia menjelaskan bahwa aliansi strategis, kemitraan, dan bekerja dengan pemangku kepentingan terkait merupakan langkah untuk benar-benar mentransformasi bisnis agar berkembang dan bergerak maju sehingga dapat menciptakan nilai tambah bagi pengguna dan bisnis. 

    “Potensinya sangat besar. Saya pikir kami sangat menantikan untuk melanjutkan pertumbuhan ini dan memastikan bahwa kami dapat memenuhi kebutuhan,” ujarnya.

    Menurutnya, di Malaysia, pihaknya benar-benar fokus untuk menjadi negara yang mengutamakan digital. Bahkan, otoritas Negeri Jiran telah benar-benar mendorong itu sebagai misi. “CelcomDigi sebagai operator terbesar di negara ini, diharapkan berada di garis depan dalam melakukan ini dan membawanya maju.” (Lukas Hendra T.M)

  • Garudafood setujui bagi dividen Rp350,33 miliar

    Garudafood setujui bagi dividen Rp350,33 miliar

    2024 menjadi tonggak bersejarah dalam perjalanan Garudafood. Pencapaian laba bersih tertinggi sepanjang sejarah mencerminkan efektivitas strategi kami dalam menjaga keseimbangan antara inovasi, efisiensi operasional, dan komitmen terhadap keberlanjut

    Jakarta (ANTARA) – PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD) atau Garudafood dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) menyetujui pembagian dividen tunai senilai Rp350,33 miliar atau setara 56,10 persen dari laba bersih tahun buku 2024 yang senilai Rp687,19 miliar.

    Dividen tunai dijadwalkan akan dibayarkan pada 21 Mei 2025 kepada seluruh pemegang saham yang terdaftar sebagai Daftar Pemegang Saham per 7 Mei 2025.

    “2024 menjadi tonggak bersejarah dalam perjalanan Garudafood. Pencapaian laba bersih tertinggi sepanjang sejarah mencerminkan efektivitas strategi kami dalam menjaga keseimbangan antara inovasi, efisiensi operasional, dan komitmen terhadap keberlanjutan,” ujar Direktur Utama Garudafood Hardianto Atmadja dalam Public Expose setelah RUPST di Jakarta, Kamis.

    Garudafood mencatatkan laba bersih Rp687,19 miliar pada 2024, atau meningkat 14,25 persen (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya.

    Segmen makanan dalam kemasan berperan penting dalam kontribusi terhadap total penjualan perusahaan, yakni sebesar 87,76 persen, yang tumbuh sebesar 14,19 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

    Penjualan dalam negeri masih mendominasi kinerja Garudafood secara keseluruhan dengan kontribusi sebesar 96,88 persen dari total pendapatan bersih, atau meningkat sebesar 16,37 persen dibandingkan periode sama 2023.

    Selain itu, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), perseroan menyetujui pembelian kembali (buyback) saham dengan jumlah maksimum sebesar Rp50 miliar.

    Perkiraan saham yang dibeli adalah sebesar 0,35 persen atau sebanyak 130.562.827 lembar saham dari total saham yang dikeluarkan oleh perseroan

    Dalam RUPSLB, perseroan juga menyetujui pengangkatan komisaris baru yaitu Haijiang Gu yang menggantikan Donald Reginald Gadsden.

    Susunan dewan komisaris dan direksi terbaru Garudafood saat ini :

    Dewan Komisaris

    Komisaris Utama : Sudhamek Agoeng Waspodo Soenjoto Komisaris : Pangayoman Adi Soenjoto Komisaris : Soeharto Sunjoto Komisaris : Hartono Atmadja Komisaris : Swen Neufeldt Komisaris : Haijiang Gu Komisaris Independen : Dorodjatun Kuntjoro Jakti Komisaris Independen : Fitra Dewata Teramihardja Komisaris Independen : Andi Chandra

    Dewan Direksi

    Direktur Utama : Hardianto Atmadja Direktur : Fransiskus Johny Soegiarto Direktur : Paulus Tedjosutikno Direktur : Robert Chandrakelana Adjie Direktur : Johannes Setiadharma Direktur : Swadheen Sharma

    Menghadapi 2025, Direktur Garudafood Fransiskus Johny Soegiarto menyampaikan, perusahaan akan melanjutkan fokus pada inovasi produk, proses bisnis, intensifikasi pasar, penetrasi ke sektor jasa makanan dan transformasi digital melalui pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) untuk menunjang operasional bisnis.

    “Selain itu, Garudafood juga akan terus mengoptimalkan rantai pasok, mengadopsi praktik berkelanjutan, dan memastikan kepatuhan terhadap regulasi untuk menjaga daya saing dan mempertahankan momentum pertumbuhan,” ujar Fransiskus.

    Pewarta: Muhammad Heriyanto
    Editor: Ahmad Buchori
    Copyright © ANTARA 2025

  • Optimalisasi AI Jadi Kunci Genjot Industri Pertambangan

    Optimalisasi AI Jadi Kunci Genjot Industri Pertambangan

    Jakarta, Beritasatu.com – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) menilai penggunaan inovasi teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) membuat kinerja bisnis industri pertambangan semakin meningkat. 

    Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Investasi Eka Satria mengatakan perusahaan yang melakukan adaptasi teknologi tersebut, terbukti kinerja operasionalnya lebih efisien.

    “Kenapa kita percaya dengan digitalisasi dan AI? Karena selain akan tercipta efisiensi, juga transparansi. Tentunya AI dan digitalisasi adalah salah satu kuncinya mencapai Indonesia Emas,” ungkap Eka dalam acara Indonesia AI Day for Mining Industry di Kempinski Hotel, Jakarta, Kamis (24/4/2025). 

    Namun sayangnya, implementasi teknologi digital di sektor pertambangan masih terdapat tantangan berupa infrastruktur yang belum memadai. Eka menyebut perlu adanya kerja sama seluruh stakeholder, baik dari sisi Pemerintah maupun pelaku usaha. 

    Salah satu contoh implementasi teknologi di industri pertambangan adalah 5G Mining, yakni konsep kegiatan tambang untuk meningkatkan efisiensi hingga produktivitas melalui berbagai aplikasi seperti kendali jarak jauh, pemantauan secara real time, dan otomatisasi. 

    “Kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta berperan. Pemerintah tentunya bisa membantu mengenai kebijakan yang menarik dan kami dari private sector tentunya bisa menyediakan teknologi solusi,” beber Eka. 

  • Pemerintah Sebut AI Sudah Jadi Keharusan, Ini PR Besarnya di RI

    Pemerintah Sebut AI Sudah Jadi Keharusan, Ini PR Besarnya di RI

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah memastikan penggunaan Artificial Intelligence (AI) menjadi keharusan. Teknologi itu harus digunakan untuk semua sektor, tujuannya agar bisa lebih efisien.

    “Memang kalau saya lihat ini peningkatan dari AI ini ke depannya itu sudah suatu keharusan. Memang harus dijalankan walaupun mungkin buat Indonesia we are still on the dalam tahap yang pertama,” kata Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani dalam Indonesia AI Day for Mining Industry, Kamis (24/5/2025).

    Menurut Rosan, adanya AI bisa membuat industri menjadi lebih efisien, meningkatkan produktivitas, meningkatkan penciptaan lapangan pekerjaan, dan menimbulkan daya saing yang lebih tinggi. 

    Di saat bersamaan, Rosan mengingatkan Indonesia punya PR untuk bisa mengembangkan AI. Ini terkait sumber daya manusia (SDM) untuk bisa mengenalnya dengan penggunaan teknologi AI.

    “Tapi memang kembali lagi PR kita juga ada, yaitu bagaimana kita mendekatkan sumber daya manusia kita yang juga memahami secara baik dan mengenal penggunaan dari AI ini. Nah itu juga salah satu PR-nya agar AI ini bisa kita tingkatkan secara optimal,” ujar Rosan.

    Dalam acara yang sama, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Nezar Patria mengatakan salah satu yang perlu dilakukan adalah inovasi yang lebih kreatif. Indonesia juga harus mengembangkan infrastruktur AI ke depannya.

    Nezar juga menjelaskan pihaknya menggunakan formula 3P untuk mengembangkan AI. Pertama adalah policy yakni menjembatani kesenjangan kebijakan dan memberikan kepastian hukum, namun tetap tidak membatasi potensi inovasi.

    Dalam menyusun aturan, pemerintah menggunakan pendekatan horizontal dengan mengadopsi prinsip etis dan vertikal berfokus pada adopsi teknologi untuk masing-masing sektor.

    Kedua adalah people untuk mengembangkan sumber daya manusia. Industri dilibatkan untuk bekerja sama meningkatkan digital talent yang ada di tanah air.

    “Kita punya gap yang cukup lumayan besar dalam soal digital talent ini. Kita kekurangan kurang lebih 3 juta digital talent setiap tahunnya, karena pertumbuhan demand dengan supply itu nggak berjalan beriringan,” jelasnya.

    Terakhir adalah platform, yang berfokus pada penciptaan adopsi teknologi untuk kolaborasi antar pemangku kepentingan. Dengan begitu bisa menghadirkan ekosistem AI yang inklusif.

    Indonesia tengah menyiapkan aturan dan roadmap untuk AI. “Nanti mungkin bentuknya jika bukan permen dia akan berbentuk peraturan presiden,” dia menuturkan.

     

    (fab/fab)

  • GITEX Asia 2025: Menarik Minat Konsumen Korporasi

    GITEX Asia 2025: Menarik Minat Konsumen Korporasi

    Bisnis.com, SINGAPURA – Pengembangan teknologi jaringan di masa mendatang amat bergantung kepada seberapa cepat konsumen korporasi memiliki ketertarikan terhadap teknologi yang telah hadir saat ini. Untuk itu, penetrasi adopsi teknologi jaringan generasi kelima (5G) ataupun generasi keenam (6G) pada segmen ini perlu diakselerasi.

    Setidaknya hal itulah yang tergambar dalam salah satu sesi diskusi pada ajang GITEX Asia 2025 x Ai Everything Singapore di Marina Bay Sands, Singapura, Rabu (23/4/2025).

    CEO Layanan Digital Internasional Singtel Anna Yip mengatakan bahwa pihaknya telah berinvestasi dalam 5G, dan saat ini telah berada di tahapan 5G+. Dia mengungkapkan bahwa pihaknya kini tengah benar-benar fokus untuk memastikan bahwa masyarakat dapat memanfaatkan dengan penuh hasil investasi tersebut.

    “Saya kira kita semua setuju. Ini dimulai dengan adopsi konsumen, sekarang berjalan sangat baik di Singapura. Namun, kami perlu melihat lebih banyak lagi adopsi perusahaan,” katanya, Rabu (23/4/2025).

    Menurutnya, adopsi konsumen, terutama dari segmen korporasi adalah pendorong utama dimulainya era 5G. Adopsi tersebut, imbuhnya, amat menentukan langkah ke depan. Dia mencontohkan bahwa saat ini pihaknya tengah memulai untuk ke arah 6G.

    “Kami sedang melakukan sesuatu di sana. Kami telah menandatangani perjanjian dengan SPT, misalnya dari Korea Selatan, untuk melihat potensi penelitian dan aplikasi 6G. Selain itu, saya pikir kita harus pindah ke 6G pada waktu tertentu,” jelasnya.

    Anna mengungkapkan bahwa pihaknya saat ini juga tengah memastikan bagaimana pemanfaatan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), komputer kuantum, dan semua teknologi baru. Tujuannya, imbuhnya, agar pihaknya mampu menghadirkan pemanfaatan terbaik dan paling relevan kepada perusahaan sehingga dapat memberikan nilai tambah.

    “Ini untuk benar-benar mewujudkan potensi penuh sambil kita melihat, terkadang dalam jangka menengah hingga panjang, terkait bagaimana 6G akan berjalan. Begitulah cara kami memandangnya,” ujarnya.

    Sementara itu, Presiden Direktur & CEO PT Indosat Tbk. (ISAT) Vikram Sinha pun memberikan pandangan serupa. Dia menjelaskan bahwa pelaku industri telekomunikasi harus memastikan kesiapan ekosistem dalam pemanfaatan teknologi 5G.

    “Tantangannya adalah bukan seberapa siap Anda, melainkan perusahaan tempat Anda bekerja, mereka harus sama-sama siap. Jadi sekali lagi, ini harus melibatkan semua orang,” katanya.

    Setidaknya Vikram memiliki dua pandangan terkait adopsi teknologi 5G. Pertama, pemanfaatan AI mendorong pasar berkembang. Dia menilai bahwa apabila operator dapat meningkatkan penggunaan real-time, hal ini dapat membantu untuk memonetisasi AI sehingga bisa memberikan nilai kepada pelanggan.

    Kedua, dia melihat adanya penurunan biaya produksi data 5G yang lebih rendah ketimbang 4G di India. Dia menjelaskan bahwa biaya juga merupakan elemen yang sangat penting. “Jadi secara pribadi saya optimis, terutama karena AI.”

    Menurutnya, perusahaan operator juga berada dalam posisi terbaik untuk berperan dalam menciptakan AI dan kedaulatan AI. Dia mencontohkan, pada Agustus 2024, saat Capital Market Day, pihaknya telah menyampaikan North Star perseroan, di mana Indosat ingin menjadi perusahaan telekomunikasi berbasis AI.

    Vikram menambahkan bahwa agar suatu negara berhasil dalam adopsi AI, maka neraca dan laba rugi perusahaan telekomunikasi juga kuat. Hal ini lantaran industri telekomunikasi menjadi penopang adopsi AI bagi masyarakat dan konsumen korporasi.

    “Kami [industri operator] melakukan semua pekerjaan berat yang tidak ingin dilakukan siapa pun. Jadi, saya pikir ini adalah momen penting. Bagaimana kita bekerja untuk memastikan bahwa kita berkolaborasi, membangun, dan bersaing, serta memecahkan masalah dalam skala besar. Kita menghasilkan produk yang memecahkan masalah kehidupan nyata,” jelasnya.

    LEBIH DARI SEKADAR AKSES
    Di sisi lain, Chief Innovation Officer CelcomDigi T. Kugan mengatakan bahwa saat ini merupaan era di mana lebih dari sekedar akses jaringan.

    Dia menjelaskan bahwa aliansi strategis, kemitraan, dan bekerja dengan pemangku kepentingan terkait merupakan langkah untuk benar-benar mentransformasi bisnis agar berkembang dan bergerak maju sehingga dapat menciptakan nilai tambah bagi pengguna dan bisnis.

    “Potensinya sangat besar. Saya pikir kami sangat menantikan untuk melanjutkan pertumbuhan ini dan memastikan bahwa kami dapat memenuhi kebutuhan,” ujarnya.

    Menurutnya, di Malaysia, pihaknya benar-benar fokus untuk menjadi negara yang mengutamakan digital. Bahkan, otoritas Negeri Jiran telah benar-benar mendorong itu sebagai misi. “CelcomDigi sebagai operator terbesar di negara ini, diharapkan berada di garis depan dalam melakukan ini dan membawanya maju.” (Lukas Hendra T.M)

  • Rosan Roeslani Sebut Penggunaan AI Sebuah Keharusan

    Rosan Roeslani Sebut Penggunaan AI Sebuah Keharusan

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Hilirisasi dan Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani menyampaikan, penggunaan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) merupakan sebuah keharusan di seluruh sektor kehidupan.

    “Teknologi AI merupakan suatu keharusan, bukan hanya di sektor pertambangan saja, tetapi di segala sektor kehidupan kita,” kata Rosan seusai menghadiri Indonesia AI Day for Mining Industry 2025 di Kempinski Grand Ballroom, Jakarta Pusat, Kamis (24/4/2025).

    Rosan yang juga menjadi CEO Daya Anggota Nusantara (Danantara) ini menambahkan, teknologi AI membuat pekerjaan menjadi lebih efisien, meningkatkan produktivitas, menciptakan lapangan kerja, dan menimbulkan daya saing yang tinggi. Dengan begitu akan membuat kualitas Indonesia menjadi lebih baik dan meningkatkan peran ekonomi ke depan.

    Dikatakan Rosan, saat ini sudah banyak investasi teknologi yang masuk ke Indonesia. Kini yang menjadi pekerjaan rumah (PR) pemerintah adalah mendekatkan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk memahami secara baik dan benar penggunaan AI.

    Pada sisi lain, Rosan menyebutkan gelaran Indonesia AI Day for Mining Industry 2025 memberikan pencerahan pentingnya AI khususnya di bidang pertambangan.

    Apalagi sektor ini memainkan peranan penting di Indonesia dalam menciptakan lapangan pekerjaan dan memberikan kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB).

    Sebagai informasi, Indonesia AI Day for Mining Industry 2025 menyediakan ruang untuk berkolaborasi, berbagi pengetahuan, dan menjalin kemitraan antara pemimpin industri pertambangan, penyedia teknologi terkemuka serta lembaga pemerintah yang memiliki peran dalam mendukung transformasi digital di Indonesia.

    Turut hadir dalam acara Indonesia AI Day for Mining Industry 2025, yakni Presiden Direktur dan CEO Indosat Ooredoo Hutchison Vikram Sinha, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria hingga Menteri Perdagangan periode 2016-2019 sekaligus Executive Chairman B-Universe Enggartiasto Lukita.

    Sebagai penyelenggara utama, Indosat berperan sebagai penggerak dalam memperkenalkan penggunaan solusi berbasis AI dan konektivitas canggih yang dapat digunakan untuk memodernisasi proses pertambangan.

  • Vietnam Ditunjuk jadi Tuan Rumah GITEX 2026, Ekosistem Teknologi Berkembang Pesat

    Vietnam Ditunjuk jadi Tuan Rumah GITEX 2026, Ekosistem Teknologi Berkembang Pesat

    Bisnis.com, SINGAPORE – Vietnam bakal menjadi tuan rumah untuk salah satu ajang teknologi pada Oktober 2026. Pengumuman tersebut disampaikan di sela-sela ajang GITEX Asia 2025 x Ai Everything Singapore di Marina Bay Sands, Singapura, Kamis (24/4/2025).

    Untuk mewujudkan GITEX Vietnam, Dubai World Trade Centre (DWTC) dan KAOUN International bekerja sama dengan Vietnam National Innovation Center (NIC). Rencananya, GITEX Vietnam akan digelar pada 1-2 Oktober 2026.

    Pemilihan Vietnam bukan tanpa sebab. Ekosistem teknologi Vietnam dipandang tengah berkembang pesat dan siap memasuki babak baru kolaborasi dan inovasi lintas benua. 

    Vietnam juga dinilai telah menjadi katalisator yang semakin penting dalam kemunculan teknologi di Asia Tenggara yang  mengkonsolidasikan statusnya sebagai pusat teknologi regional yang dinamis dan pemimpin rantai pasokan global.

    Selain itu, Strategi Nasional Pengembangan Ekonomi Digital dan Masyarakat Digital Vietnam yang berorientasi masa depan bertujuan untuk memposisikan negara ini a.l sebagai pusat teknologi informasi dan keamanan jaringan regional yang terkemuka pada 2030, memprioritaskan kemajuan dalam infrastruktur kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), keamanan siber, internet berkecepatan tinggi, dan pusat data hijau.

    Deputy Director Vietnam National Innovation Center (NIC) Kim Ngoc Thanh Nga mengatakan bahwa kedatangan GITEX ke Vietnam menandai tonggak transformatif bagi ekosistem teknologi, inovasi, dan investasi digital negara ini.

    Dia memandang bahwa dengan keahliannya dalam menjembatani kesenjangan digital dan membentuk narasi teknologi global, ekspansi GITEX ke Vietnam tidak diragukan lagi akan berfungsi sebagai katalisator yang kuat untuk kemajuan sosial-ekonomi di tingkat lokal, regional, dan internasional. 

    “Kami menyambut peluang luar biasa untuk membangun masa depan yang berlandaskan inovasi, kolaborasi, dan konektivitas global,” katanya, Kamis (24/4/2025).

    Adapun, GITEX Vietnam akan berfungsi sebagai acara utama selama Pekan Inovasi Nasional Vietnam. Hal ini sekaligus akan mendorong ekosistem nasional menuju potensi ekonomi digital negara ini yang diproyeksi mencapai US$200 miliar pada 2030.

    Kim Ngoc Thanh Nga  menambahkan bahwa pihaknya antusias dengan prospek mengadakan percakapan yang bermakna, menjalin kemitraan baru, memamerkan peluang investasi bersama, dan memperdalam pemahaman tentang teknologi yang sedang berkembang bersama mitra dan teman global. 

    “GITEX Vietnam akan menjadi platform utama bagi komunitas teknologi, perusahaan rintisan, dan investasi untuk terhubung, bertukar wawasan, dan mendorong masa depan ekonomi berbasis AI.”

    Sementara itu, EVP DWTC Trixie LohMirmand mengatakan bahwa GITEX Vietnam akan menjadi titik balik dalam transisi digital Vietnam dan negara-negara berkembang Asia Tenggara yang sedang bangkit. 

    Dia mengatakan ajang tersebut akan menyoroti dan memperkuat pencapaian, kebijakan progresif, talenta, infrastruktur yang sedang berkembang, dan aspirasi yang tumbuh dari ekonomi muda yang teguh dan ambisius kepada seluruh dunia. 

    “GITEX akan mengangkat ekosistem regional yang dinamis dan sangat termotivasi ke dalam jagat teknologi internasional,” kata Trixie

    Memang, GITEX terus menawarkan akses tak tertandingi ke pasar, modal, talenta, relasi, dan peluang baru – kemungkinan yang hanya dapat dihadirkan oleh merek terbesar di dunia. Sepanjang perjalanannya yang gemilang selama 45 tahun, keterlibatan dan ekspansi internasional telah menjadi identik dengan merek yang kini menggelar pameran di tujuh negara dan empat wilayah secara global, termasuk Jerman, Maroko, Nigeria, Singapura, Thailand, Uni Emirat Arab (UEA), dan Vietnam.

  • Rosan Roeslani Apresiasi Indonesia AI Day for Mining Industry 2025

    Rosan Roeslani Apresiasi Indonesia AI Day for Mining Industry 2025

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Hilirisasi dan Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani, mengapresiasi gelaran Indonesia AI Day for Mining Industry 2025 di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta Pusat, Kamis (24/4/2025).

    Acara yang diselenggarakan Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) dan B-Universe ini menyoroti peran strategis kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), 5G, dan internet of things (IOT) dalam sektor pertambangan di Indonesia.

    “Saya sangat berterima kasih dan mengapresiasi acara yang diadakan oleh B-Universe ini oleh pak Enggartiasto Lukita (Executive Chairman B-Universe) dan juga Indosat karena ini memberikan pencerahan pentingnya AI,” ujar Rosan di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta Pusat, Kamis (24/4/2025).

    Menurut Rosan, gelaran AI Day for Mining Industry ini akan memberikan pencerahan pentingnya AI khususnya di bidang pertambangan. Apalagi sektor ini memainkan peranan penting di Indonesia dalam menciptakan lapangan pekerjaan dan memberikan kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB).

    Di sisi lain, Rosan menyampaikan penggunaan AI merupakan sebuah keharusan di seluruh sektor kehidupan. Menurutnya, teknologi AI membuat pekerjaan menjadi lebih efisien, meningkatkan produktivitas, menciptakan lapangan kerja, dan menimbulkan daya saing yang tinggi.

    “Karena dengan daya saing yang tinggi akan membuat value kita menjadi lebih baik dari segi perusahaan maupun perekonomian. Tentunya lebih akan meningkatkan peran ekonomi Indonesia ke depan,” tandas Rosan.

    Dikatakan Rosan, saat ini sudah banyak investasi teknologi yang masuk ke Indonesia. Kini yang menjadi pekerjaan rumah (PR) pemerintah adalah mendekatkan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk memahami secara baik dan benar penggunaan AI.

    Sebagai informasi, Indonesia AI Day for Mining Industry 2025 menyediakan ruang untuk berkolaborasi, berbagi pengetahuan, dan menjalin kemitraan antara pemimpin industri pertambangan, penyedia teknologi terkemuka serta lembaga pemerintah yang memiliki peran dalam mendukung transformasi digital di Indonesia.

    Sebagai penyelenggara utama, Indosat berperan sebagai penggerak dalam memperkenalkan solusi berbasis AI dan konektivitas canggih yang dapat digunakan untuk memodernisasi proses pertambangan.

    Turut hadir dalam acara AI Day for Mining Industry 2025, yakni Presiden Direktur dan CEO Indosat Ooredoo Hutchison Vikram Sinha, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria hingga Menteri Perdagangan periode 2016-2019 sekaligus Executive Chairman B-Universe Enggartiasto Lukita.

  • 1 Hektar dalam Hitungan Jam

    1 Hektar dalam Hitungan Jam

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menilai terdapat tiga keuntungan dari penggunaan kecerdasan buatan (AI) pada industri pertambangan. Salah satunya adalah percepatan pemetaan lahan. 

    Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria menyebut AI bakal membuka peluang besar bagi industri pertambangan untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan keberlanjutan.

    Pertama, AI kata Nezar mampu mengoptimalisasi supply chain dan juga kegiatan produksi di pertambangan agar lebih efisien.

    “Analisis data dan pengambilan keputusan yang diakselerasi oleh AI dapat mempercepat seluruh siklus, mulai dari eksplorasi, pengambilan produksi hingga distribusi mineral,” kata Nezar dalam acara Indonesia AI Day for Mining Industry 2025, Kamis (24/4/2025).

    Nezar melihat teknologi AI di dalam industri pertambangan seperti gabungan antara machine learning dan computer vision mampu menyelesaikan pemetaan lahan seluas satu hektare hanya dalam hitungan jam. 

    Padahal, jika dilakukan secara manual, proses ini bisa memakan waktu hingga satu pekan. Sehingga, adanya AI ini memberikan efisiensi waktu bagi perusahaan pertambangan.

    “Itu ilustrasi bagaimana optimalisasi (teknologi AI) itu bisa dilakukan,” ucapnya.

    Lebih lanjut, Nezar melihat AI juga terbukti meningkatkan produktivitas. Otomatisasi membantu mengurangi beban kerja operasional, memberikan ruang bagi tenaga kerja untuk fokus pada aktivitas bernilai tinggi seperti inovasi dan pengembangan bisnis.

    Tidak hanya itu, Nezar menuturkan penerapan AI juga mendukung prinsip industri pertambangan berkelanjutan yang berkelanjutan.

    Dengan fitur pemantauan dan analitik yang canggih, risiko terhadap lingkungan dapat ditekan, mendukung upaya dekarbonisasi dan pengelolaan limbah yang lebih baik.

    “Risiko dampak lingkungan dapat diminimalkan dengan pemanfaatan AI yang berfokus pada upaya dekarbonisasi dan daur limbah penambangan,” ujar Nezar.

    Diketahui, pemakain AI dalam proses eksplorasi bukan hal yang baru pada industri pertambangan di Indonesia. 

    Sebelumnya, BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID, atau Mining Industry Indonesia, yang beranggotakan PT ANTAM Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Inalum (Persero) dan PT Timah Tbk melakukan uji coba penggunaan aplikasi digital data capturing dengan teknologi berbasis Artificial Intelligence (AI) dan machine learning untuk kegiatan eksplorasi bernama Geologging.

    Inisiasi bersama PT ANTAM Tbk (ANTAM) ini merupakan salah satu komitmen Grup MIND ID dalam mendorong smart mining untuk mengoptimalkan proses bisnis dan operasional perusahaan.

    Direktur Utama MIND ID, Hendi Prio Santoso mengatakan teknologi AI diharapkan akan meningkatkan efektivitas eksplorasi di anggota MIND ID.

    “Perusahaan terus mendorong terciptanya inovasi di setiap kegiatan operasional untuk mengoptimalkan pengelolaan sumber daya dan cadangan mineral Grup MIND ID. Perusahaan terus mendorong lahirnya ide dan inovasi yang membuat proses bisnis industri tambang menjadi lebih efisien, efektif, ramah lingkungan dan berkelanjutan,” ujarnya seperti dikutip, Senin (27/6/2022).

    Uji Coba aplikasi Geologging dilakukan di kegiatan eksplorasi ANTAM, Unit Bisnis Pertambangan Emas di Jawa Barat. Geologging dapat mempercepat dan mengkalkulasi sampel batuan hasil pemboran (core) seperti Rock Quality Designation RQD), Core Recovery, dan lainnya.

    Geologging memiliki tiga fitur yakni Safety Inspection, Proses Pengeboran dan Foto Core yang dilengkapi dengan AI. MIND ID berharap aplikasi Geologging menjadi problem solver untuk efisiensi dan optimalisasi aktivitas eksplorasi di anggota MIND ID.

  • Italian Brainrot Alias Meme Anomali Viral di TikTok, Apa Artinya?

    Italian Brainrot Alias Meme Anomali Viral di TikTok, Apa Artinya?

    JABAR EKSPRES – Media sosial khususnya TikTok, tengah viral oleh tren baru yang cukup nyeleneh dan menghibur yang disebut Italian Brainrot, atau lebih dikenal di Indonesia dengan sebutan meme anomali.

    Fenomena ini berhasil menyedot perhatian jutaan pengguna berkat kontennya yang absurd, lucu, dan di luar nalar.

    Baca juga : Video Viral 2 Menit 47 Detik Baju Kuning Warung Madura Diburu Netizen, Apa Isinya?

    Apa Itu Viral Italian Brainrot alias Meme Anomali?

    Secara sederhana, Italian Brainrot merujuk pada karakter-karakter unik hasil kreasi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) yang tampil dalam bentuk animasi, gambar, maupun video.

    Karakter-karakter ini tampil dengan tampilan yang ganjil, menggabungkan unsur-unsur makhluk hidup dengan benda mati, dan kerap memiliki sifat antropomorfik, artinya mereka tampil menyerupai manusia dari segi ekspresi atau tingkah laku.

    Di Indonesia, karakter-karakter ini kemudian disebut sebagai makhluk anomali, hewan anomali, atau meme anomali.

    Ciri khas utama dari tren ini adalah desain karakternya yang sangat nyentrik, dipadukan dengan suara narasi berbahasa Italia yang kental dan terdengar dramatis.

    Konten seperti ini lantas disebut “brainrot” karena efeknya membuat otak seolah-olah “keblinger” saat menontonnya, campuran antara bingung, geli, dan terhibur.

    Salah satu karakter Italian Brainrot yang paling viral dan ikonik adalah Tralalero Tralala, seekor hiu berkaki manusia yang memakai sepatu.

    Penampilannya yang tak lazim dan narasi yang mengiringinya membuat karakter ini langsung mencuri perhatian.

    Lalu ada juga Tung Tung Tung Sahur, karakter asli Indonesia berupa kentungan, alat tradisional yang biasa digunakan untuk membangunkan sahur, namun dihidupkan dalam bentuk makhluk yang punya wajah, tangan, dan kaki.

    Karakter ini cukup menyeramkan karena diceritakan akan menghampiri orang-orang yang tidak bangun sahur.

    Narasi ini biasanya dibacakan dengan gaya horor dan suara khas AI yang menyerupai manusia.

    Karakter lainnya yang tak kalah aneh adalah Bombardiro Crocodillo, yakni buaya yang tubuhnya adalah perpaduan dengan pesawat tempur.

    Tak lupa juga ada Ballerina Cappucina, karakter absurd lainnya yang tak kalah nyeleneh.

    Video-video viral Italian Brainrot umumnya dikemas dalam gaya naratif dengan alur cerita unik dan sering kali dilantunkan oleh suara AI pria dengan aksen Italia yang khas.