Produk: Artificial Intelligence

  • HP Rp 900 Ribuan Tahan 4 Tahun & Punya Fitur AI

    HP Rp 900 Ribuan Tahan 4 Tahun & Punya Fitur AI

    Jakarta

    Persaingan smartphone di segmen entry-level semakin ketat, pasalnya Nubia mengumumkan dua jagoan barunya. Nubia A36 dan Nubia A56, dibanderol terjangkau namun dibekali fitur AI dan diklaim mampu memberikan performa mulus hingga lebih dari empat tahun penggunaan.

    “Tujuan kami sederhana, menghadirkan performa smartphone canggih yang benar-benar bisa diakses semua orang,” ujar Zhuang Yongke, Country Manager Nubia Indonesia dalam keterangan resmi.

    “Nubia A36 dan A56 membuktikan bahwa smartphone di bawah satu juta rupiah pun bisa terasa cepat sejak hari pertama pemakaian, dan bertahan kencang hingga bertahun-tahun, mendukung masyarakat Indonesia untuk belajar, bekerja, dan berkarya sesuai gaya mereka sendiri.”

    Spesifikasi

    Salah satu keunggulan utama yang membedakan Nubia A36 dan A56 dari kompetitor di kelasnya adalah sertifikasi dari SGS. Sertifikasi standar internasional ini menjamin performa kedua perangkat akan tetap mulus dan responsif hingga 50 bulan pemakaian, atau lebih dari empat tahun.

    Ini tentu menjadi angin segar bagi pengguna yang mencari smartphone awet dan tidak perlu ganti tiap tahun, ideal untuk pelajar, pengguna pemula, hingga profesional muda yang membutuhkan stabilitas performa jangka panjang.

    Tak hanya awet, Nubia A36 dan A56 juga dibekali fitur cerdas berbasis Artificial Intelligence (AI). Integrasi Google Gemini memungkinkan pengguna menikmati berbagai fungsi pintar untuk mempermudah kegiatan sehari-hari, mulai dari merangkum dokumen, menerjemahkan, hingga menciptakan konten. Semua ini diproses langsung di perangkat untuk menjaga kecepatan dan privasi.

    Nubia A36 Foto: Nubia

    Fitur AI Photos juga menjadi yang diunggulkan, tidak hanya otomatis meningkatkan kualitas gambar dan mengatur galeri, tapi juga menghadirkan AI Magic Editor untuk memperjelas fokus objek dan AI Magic Eraser untuk menghapus objek atau gangguan di latar belakang hanya dengan satu sentuhan.

    Kedua HP ini disokong chip UnisocT7200 yang dipadukan dengan Dynamic RAM hingga 12 GB. Kombinasi ini dengan memastikan multitasking mulus. Penggunadijanjikan dapat berpindah antar aplikasi belajar, media sosial, hingga gaming tanpa jeda.

    Baterai 5.000 mAh turut disematkan dengan dukunga pengisian 10W. Makin lengkap dengan teknologi 4.5G Faster Connection juga menjamin aktivitas online lebih stabil, bahkan di lokasi dengan sinyal lemah.

    Baik Nubia A36 maupun A56 mengusung layar IPSLCD6,75 inch resolusiHD+. Menariknya diberikan dukungan refresh rate 90Hz memberikan kenyamanan visual.

    Untuk kebutuhan fotografi, kamera belakang 13 MP terpasang pada kedua perangkat. Khusus NubiaA56 ditambahkan kamera kedua di bagian belakang berukuran 2 MP dnaselfie8 MP. NubiaA36 dibekali kamera selfie5 MP.

    Nubia A36 tersedia dalam tiga pilihan warna: Aqua Green, Nebula Black, dan Titanium Gold. SementaraNubia A56 hadir dalam dua pilihan warna elegan: Celestial Black dan Floating Gold, dengan permukaan tahan sidik jari dan desain lengkung yang nyaman digenggam.

    Fitur keamanan Face Unlock dan tambahan pemindai sidik jari di sisi bodi khusus untuk A56, melengkapi keamanan perangkat.

    Nubia A56 Foto: NubiaHarga dan Ketersediaan

    Nubia A36 dan A56 akan tersedia secara resmi di Indonesia mulai 25 Juni 2025 melalui platform e-commerce seperti Tokopedia, Shopee, Lazada, dan TikTok Shop by Tokopedia.

    Selama periode peluncuran, Nubia menawarkan harga khusus:

    Nubia A36 dari harga normal Rp999.000 menjadi Rp989.000.Nubia A56 dari harga reguler Rp1.099.000 menjadi Rp1.079.000.

    (afr/afr)

  • Pakai AI Translate Setiap Hari, Ini Dampaknya

    Pakai AI Translate Setiap Hari, Ini Dampaknya

    Jakarta

    Kehadiran Artificial Intelligence (AI) translate memang bisa sangat membantu orang-orang, untuk menerjemahkan bahasa asing lebih cepat. Namun di balik kemudahan tersebut, ternyata ada dampak negatif yang membayang-bayanginya.

    Dilansir melalui Research Gate, Samuel Boluwatife Oni dari Universitas Obafemi Awolowo, dalam risetnya berjudul The Impact of AI on the Translation Industry, Selasa (23/6/2025), mengungkapkan teknologi penerjemahan merupakan sebuah evolusi berkelanjutan. Ia memahami perkembangan ini sangat penting untuk menghargai dampak transformasi yang dimunculkan AI terhadap industri ini.

    Boluwatife menjelaskan, setidaknya ada delapan keuntungan yang bisa dirasakan dengan menerapkan AI ke dalam industri penerjemahan. Menurutnya, beberapa di antaranya adalah dapat mengubah cara setiap individu, organisasi, dan pemerintah untuk berkomunikasi tanpa hambatan bahasa.

    Dirinya menyebutkan, penerapan AI dalam proses penerjemah bisa menjadi lebih cepat dan efisien. Apabila mengandalkan penerjemahan manusia secara manual dan tradisional, maka bisa memakan waktu yang cukup lama. Sementara AI, dapat mengartikan ribuan kata hanya dalam beberapa menit.

    Selain itu, manfaat lainnya ialah pengurangan biaya. Disampaikannya, kalau AI sukses menghemat biaya yang cukup signifikan bagi perusahaan. Ia memaparkan, layanan penerjemahan manusia bisa mahal, terutama bila mengacu pada konten khusus atau bahasa yang jarang digunakan.

    Ditambah dengan dukungan AI, alat penerjemah akan terus meningkatkan kualitasnya. Hal ini terjadi seiring orang-orang menggunakannya, sehingga AI lebih sering terpapar banyak data dan masukan dari pada penggunanya.

    Namun bukan berarti kecanggihannya tidak memiliki keterbatasan. Dalam risetnya, Boluwatife mengatakan kompleksitas, ambiguitas, dan kekayaan budaya bahasa manusia menjadi tantangan yang besar bagi AI translate.

    Ia mengakui, AI memang mampu menerjemahkan suatu kata atau kalimat secara efektif, tapi di satu sisi, kecanggihannya masih belum begitu mahir dalam mengenali sebuah humor, sarkasme, idiom, dan metafora.

    Tantangan lainnya ialah kemampuan AI untuk memahami konten yang kompleks. Ambil contoh seperti dalam kontrak hukum atau laporan medis, yang kerap kali menggunakan bahasa yang tidak umum dan memang punya arti sendiri di industri tersebut. Di sini AI bisa saja salah mengartikan istilah-istilah tersebut, atau malah memberikan terjemahan umum yang memberikan makna berbeda.

    Kelemahan lain dalam penggunaan AI translate, yakni masih butuh perbaikan dari manusia. Jadi kata atau kalimat yang diterjemahkan tidak serta merta langsung digunakan, tetapi masih harus melalui proses penyuntingan terlebih dahulu. Seperti yang sudah dijelaskan tadi, meski canggih karena bisa mengartikan dalam waktu singkat, tidak semuanya memiliki arti yang dimaksud mengingat AI tidak sepenuhnya memahami budaya bahasa manusia di kehidupan nyata.

    Dari jurnal lain yang diterbitkan Fitria Hardini dan Resi Citra Dewi di Neliti pada 2021 dengan judul Tackling the Negative Impacts of Students’ Addiction to Google Translate, terungkap penggunaan alat penerjemah memang membawa dampak buruk, terlepas ada keuntungan yang bisa diperoleh penggunanya.

    Mereka menganalisis data dari jawaban para siswa menggunakan perhitungan persentase, lalu dibandingkan dengan sikap mereka selama belajar di dalam kelas. Selama proses belajar, siswa diminta untuk mengajukan pertanyaan dengan menggunakan bahasa Inggris. Namun terungkap kalau siswa-siswa ini tidak dapat membuat kalimat dengan percaya diri, sebelum memeriksanya terlebih dahulu di Google Translate.

    Berdasarkan observasi kelas, kondisi ini terjadi beberapa kali selama belajar. Hampir semua siswa mengandalkan Google Translate ketika mengalami kesulitan selama pelatihan. Setidaknya sebanyak 88,7% menggunakan Google Translate dan 11,3% sisanya tidak memakainya.

    Fitria dan Resi juga menemukan frekuensi penggunaan alat penerjemah kepunyaan Google dibagi ke dalam lima kategori, di antaranya kadang-kadang (47,9%), sering (23,9%), jarang (15,5%), selalu (7%), dan hampir tidak pernah (5,7%).

    Meskipun 53,3% siswa menganggap Google Translate bermanfaat dan meningkatkan keterampilan bahasa mereka, namun tidak sedikit yang merasa sebaliknya. Setidaknya ada 46,5% siswa menyatakan merasa tidak mengalami peningkatan apapun.

    Para siswa mengaku, penggunaan alat penerjemah gratis ini bersifat adiktif. Mereka malah mengalami kesulitan dalam mengembangkan keterampilan bahasa Inggris secara mandiri. Google Translate dinilai membuat mereka malas untuk belajar dan menghafal kosa kata baru.

    Sementara itu ditemukan pula 57,7% mahasiswa menganggap penggunaan Google Translate selama belajar kelas tidak memberikan dampak negatif, kemudian 29,6% berpendapat mungkin saja ada. Terakhir 12,7% memiliki pandangan bahwa alat penerjemah ini tidak punya dampak buruk.

    Walaupun begitu, 59,2% mahasiswa tetap ingin dosen yang mengajar di kelas membatasi penggunaan AI translate. Mereka juga meminta kepada mahasiswa supaya tidak berlebihan dalam penggunaan Google Translate, yang mana dipakai ketika memeriksa kosakata baru atau sulit, dan tidak langsung menerjemahkan semua kalimat saja.

    Terlepas dari pendapat para mahasiswa, tetap saja dampak negatif terlihat selama kelas berlangsung. Proses instan yang ditawarkan Google Translate dan aplikasi sejenis lainnya memang memudahkan mereka untuk hanya mengetik seluruh kalimat, tanpa benar-benar mengetahui bagaimana kalimat tersebut sebenarnya disusun.

    Dari situ ditemukan, beberapa menit kemudian saat para mahasiswa menemukan kata yang serupa, mereka tidak dapat mengingat kembali artinya atau bagaimana menyusun kalimat yang sama. Selain itu, biasanya pemula yang sedang belajar bahasa Inggris, cenderung menghafal seluruh kalimat yang telah mereka buat dengan menggunakan Google Translate. Jadi ketika mereka lupa satu atau dua kata, sulit baginya melanjutkan presentasi dengan lancar.

    Jadi mungkin sebaiknya orang-orang lebih bijak dalam penggunaan AI translate. Jangan berlebihan sampai harus mengesampingkan proses belajar dan memahami setiap kata dan kalimatnya secara mandiri.

    (hps/fay)

  • Video: AI Bukan Ancaman, BRIN Dorong Pemanfaatan untuk Inovasi

    Video: AI Bukan Ancaman, BRIN Dorong Pemanfaatan untuk Inovasi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko menekankan pentingnya memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) secara bijak dan produktif. Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, menurutnya AI bukan sesuatu yang perlu ditakuti, melainkan dimanfaatkan secara optimal untuk menciptakan inovasi baru.

    Laksana juga mengakui bahwa pemanfaatan AI memang membawa sejumlah potensi risiko, seperti penyalahgunaan atau dampak sosial tertentu. Namun, menurutnya, risiko-risiko tersebut juga bisa diatasi dengan teknologi itu sendiri.

    Saksikan dialog Safrina Nasution bersama Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko dalam Economic Update 2025 di Program Evenin UpCNBC Indonesia, Senin (23/06/2025).

  • AS Tuding DeepSeek Bantu Operasi Militer dan Intelijen China

    AS Tuding DeepSeek Bantu Operasi Militer dan Intelijen China

    Bisnis.com, JAKARTA — Pejabat tinggi Amerika Serikat menuding bahwa DeepSeek membantu operasi militer dan intelijen China, serta berupaya menggunakan perusahaan cangkangnya untuk bisa mengakses semikonduktor kelas atas yang tidak bisa dikirim ke China berdasarkan peraturan AS.

    Salah seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) menjelaskan kepada Reuters bahwa pihaknya menduga DeepSeek secara sukarela memberikan dukungan kepada operasi militer dan intelijen China. Bahkan, dia menilai DeepSeek akan terus melakukannya.

    “Upaya ini melampaui akses sumber terbuka ke model AI DeepSeek,” kata pejabat tersebut, yang meminta disembunyikan identitasnya karena berbicara tentang informasi pemerintah AS, dilansir dari Reuters pada Senin (23/6/2025).

    Penilaian pemerintah AS terhadap aktivitas DeepSeek dan hubungannya dengan pemerintah China belum pernah dilaporkan sebelumnya. Isu itu muncul di tengah perang dagang AS-China yang meluas.

    Di antara tuduhan tersebut, pejabat tersebut mengatakan DeepSeek membagikan informasi dan statistik pengguna dengan aparat pengawasan Beijing.

    Anggota parlemen AS sebelumnya mengatakan, berdasarkan pernyataan pengungkapan privasinya, bahwa DeepSeek mengirimkan data pengguna Amerika ke China melalui “infrastruktur backend” yang terhubung ke China Mobile, raksasa telekomunikasi milik Negeri Panda.

    Pejabat itu juga mengklaim bahwa DeepSeek juga disebut lebih dari 150 kali dalam catatan pengadaan untuk Tentara Pembebasan Rakyat Cina dan entitas lain yang berafiliasi dengan pangkalan industri pertahanan China. Dia menambahkan tudingannya bahwa DeepSeek telah menyediakan layanan teknologi kepada lembaga penelitian tentara tersebut.

    Meskipun demikian, Reuters tidak dapat memverifikasi data pengadaan itu secara independen.

    Pihak DeepSeek pun tidak memberikan respons kepada Reuters atas pertanyaan terkait praktik privasinya.

    AS Tuding DeepSeek Turut Andil dalam Kontrol Ekspor

    Pejabat itu juga mengatakan bahwa DeepSeek menggunakan solusi untuk mengatasi kontrol ekspor AS agar memperoleh akses ke chip canggih buatan AS. Simpulan itu mencerminkan skeptisisme yang berkembang di Washington bahwa kemampuan di balik peningkatan pesat DeepSeek mungkin tak sebesar dugaan dan bergantung kepada teknologi AS.

    Menurutnya, DeepSeek memiliki akses ke sejumlah besar chip kelas atas H100 Nvidia. AS memberlakukan pembatasan chip terebut sejak 2022 karena khawatir China akan menggunakannya untuk meningkatkan kemampuan militer utau menjadi lebih unggul dalam kompetisi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

    Namun demikian, pejabat itu menolak mengatakan apakah Deepeek berhasil menghindari kontrol ekspor. Dia juga enggan memberikan rincian soal tudingannya bahwa DeepSeek memanfaatkan erusahaan cangkang untuk bisa mendapatkan chip tersebut.

    “DeepSeek berusaha menggunakan perusahaan cangkang di Asia Tenggara untuk menghindari kontrol ekspor, dan DeepSeek berupaya mengakses pusat data di Asia Tenggara untuk mengakses chip AS dari jarak jauh,” kata pejabat itu kepada Reuters.

    Ketika ditanya apakah AS akan menerapkan kontrol ekspor lebih lanjut atau sanksi terhadap DeepSeek, pejabat tersebut mengatakan departemen tersebut “tidak memiliki apa pun untuk diumumkan saat ini.”

    Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Perdagangan China tidak menanggapi permintaan komentar Reuters.

    Sementara itu, juru bicara Nvidia menyatakan bahwa pihaknya tidak mendukung pihak-pihak yang telah melanggar kontrol ekspor AS atau yang tercantum dalam daftar entitas AS.

    “Dengan kontrol ekspor saat ini, kami secara efektif keluar dari pasar pusat data China, yang kini hanya dilayani oleh pesaing seperti Huawei,” jelas juru bicara Nvidia melalui pernyataan tertulis.

  • Video: Ancaman Siber Jadi Bom Waktu Transformasi Teknologi, Solusinya?

    Video: Ancaman Siber Jadi Bom Waktu Transformasi Teknologi, Solusinya?

    Jakarta, CNBC Indonesia– Serangan siber dan ancaman keamanan digital semakin mengkhawatirkan di tengah masifnya Adopsi teknologi digital termasuk teknologi Artificial Intelligence (AI) di berbagai sektor industri.

    Menjawab kebutuhan keamanan siber saat ini, perusahaan penyedia layanan teknologi cloud di Indonesia yakni ICS Compute mengembangkan solusi keamanan siber yang didukung kecerdasan buatan atau AI, seperti layanan Managed Security Service Provider (MSSP).

    Founder & CEO ICS Compute, Budhi Wibawa menyebukan ICS Compute sebagai IT Conlusting Services yang membantu industri seperti perbankan, perusahaan media hingga ritel dan sektor kesehatan dalam memperkuat sistem keamanan berbasis AI.

    ICS Compute memandang adopsi layanan keamanan digital saat ini masih belum merata dan banyak berfokus pada sektor yang mempunyai aturan ketat seperti startup dan perbankan dan sektor keuangan. Namun di sektor manufaktur hingga UMKM belum menerapkan sistem keamanan siber yang kuat karena terkait biaya investasi dan talent digital.

    Seperti apa urgensi peningkatan layanan keamanan siber? Selengkapnya simak dialog Bunga Cinka dengan Founder & CEO ICS Compute, Budhi Wibawa dalam Profit, CNBC Indonesia (Senin, 23/06/2025)

  • Apple Dikabarkan Tertarik Akuisisi Perplexity AI, Pencarian di Safari Turun

    Apple Dikabarkan Tertarik Akuisisi Perplexity AI, Pencarian di Safari Turun

    Bisnis.com, JAKARTA —  Apple, perusahaan teknologi asal Amerika Serikat (AS), dikabarkan berencana mengakuisisi perusahaan startup, Perplexity AI.

    Perplexity AI merupakan salah satu mesin pencari bertenaga AI (Artificial Intelligence) yang menggunakan Large Language Models (LLMs) untuk menyediakan jawaban langsung atas permintaan pencarian, lengkap dengan kutipan sumber.

    Perusahaan pengembangnya, Perplexity AI, Inc. sudah berdiri sejak 2022, dan berkantor pusat di San Francisco, Amerika Serikat.

    Dilansir Bloomberg, diskusi terkait akuisisi ini berkaitan dengan rencana Apple untuk menambahkan opsi pencarian bertenaga AI ke peramban Safari yang mengalami penurunan penelusuran karena semakin banyaknya pengguna yang beralih ke AI, bahkan menyebabkan saham Apple turun 1.1%.

    Diskusi yang masih berjalan di tahap awal berkemungkinan tidak akan menghasilkan penawaran apapun, para eksekutif Perplexity pun berkomentar bahwa mereka tidak mengetahui adanya diskusi terkait merger dan akuisisi saat ini atau masa mendatang yang melibatkan perusahaan mereka.

    Tantangan Apple dalam kesepakatan akuisisi Perplexity 

    Selain diskusi yang masih harus melalui tahapan panjang berikutnya, Apple juga menghadapi sejumlah tantangan besar lainnya. 

    Salah satunya adalah besarnya nilai perusahaan Perplexity, yang telah memacu antusiasme investor sehingga saat ini nilai perusahaan mereka sudah mencapai US$14 miliar atau Rp231 triliun (kurs: Rp16.505). 

    Diperkirakan nantinya apabila Apple berhasil mencapai kesepakatan akuisisi, itu akan menjadi jumlah investasi terbesar yang dilakukan perusahaan tersebut.

    Perusahaan-perusahaan seperti Meta dan Samsung juga menambah rintangan yang dihadapi. Reuters melaporkan Meta sudah mencoba untuk membeli Perplexity pada awal tahun ini. 

    Sementara itu, Samsung juga sudah melakukan pembicaraan lanjutan dengan Perplexity untuk mengintegrasikan beberapa fiturnya ke dalam ekosistemnya, meskipun mereka masih memilah hal-hal spesifik dengan Perplexity seperti misalnya opsi untuk menjadikan Perplexity sebagai alternatif default mesin pencarian AI selain Google Gemini.

    Adapun Perplexity sempat berminat untuk membeli TikTok, yang menghadapi tenggat waktu untuk melepaskan diri dari pemiliknya di China atau dilarang di Amerika Serikat.

    Perplexity dalam postingan blognya menguraikan visi untuk mengintegrasikan kemampuan pencarian internet berbasis AI-nya dengan aplikasi berbagi video pendek yang populer tersebut.

    “Menggabungkan mesin jawaban Perplexity dengan perpustakaan video TikTok yang luas akan memungkinkan kami membangun pengalaman pencarian terbaik di dunia,” tulis Perplexity di blog.

    Perplexity menyampaikan mereka dalam posisi menarik untuk membangun kembali algoritma TikTok tanpa menciptakan monopoli, menggabungkan kemampuan teknis kelas dunia dengan independensi Little Tech. 

    Perplexity mengatakan akan membangun infrastruktur untuk TikTok di pusat data di Amerika Serikat dan melakukan perawatan dengan pengawasan AS.

    Perusahaan rintisan AI tersebut juga mengusulkan untuk membangun kembali algoritma kemenangan TikTok “dari bawah ke atas”, membuat umpan rekomendasi “Untuk Anda” aplikasi tersebut menjadi sumber terbuka. (Muhamad Rafi Firmansyah Harun)

  • Ratusan Anak Muda di Dunia Berkumpul, Hadapi AI di Masa Depan

    Ratusan Anak Muda di Dunia Berkumpul, Hadapi AI di Masa Depan

    Jakarta

    Seiring dengan perkembangan teknologi AI (artificial intelligence/kecerdasan buatan) yang pesat menjadi tantangan tersendiri bagi generasi muda saat ini. Tak sedikit kekhawatiran muncul, seperti manusia akan tergantikan oleh AI di masa mendatang.

    CEO IDNextLeader, Aulia Pradipta Prabandaru mengungkapkan bahwa kepemimpinan masa kini tidak lagi bertumpu pada kekuasaan, melainkan pada keberanian untuk terhubung dan menciptakan dampak nyata.

    “Di tengah dunia yang dipenuhi ketidakpastian dan percepatan teknologi, generasi muda harus mampu memanusiakan inovasi-mengubah algoritma menjadi empati dan teknologi menjadi alat perdamaian,” ujarnya.

    Sementara itu, Fadli Rahman, Advisor IDNextLeader sekaligus Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis Pertamina NRE, menekankan pentingnya peran generasi muda dalam membangun pemahaman isu-isu strategis global yang relevan sembari membangun jejaring global.

    “Anak muda harus mampu menyerap ilmu, memperluas relasi, dan bertransformasi sebagai inovator sekaligus pencipta solusi. Karena anak muda lah yang berada di garis depan perubahan global,” ungkapnya.

    Persoalan tersebut kemudian dibahas melalui IDNextLeader didukung oleh PT Surya Sarana Dinamika dan Bank Indonesia Jakarta menyelenggarakan forum internasional bertajuk “We Are The World 2025” di Gedung A, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Senayan, Jakarta.

    Acara ini diikuti oleh 250 peserta dan mempertemukan tokoh-tokoh muda dari berbagai negara. Mulai dari Tiongkok, Korea Selatan, Singapura, Indonesia, Iran, Kanada, Palestina,Gambia, Tanzania, Filipina, Afghanistan, Sierra Leone, Pakistan, Ethiopia, Kamerun,⁠ Nigeria, ⁠ Jepang, India, ⁠ Malaysia, ⁠ Zanzibar, Inggris, ⁠ Malawi, ⁠ Timor Leste, ⁠ Vietnam, Swediahingga Amerika Serikat-dalam diskusi lintas budaya bertema “Advancing Peace ThroughTechnology: AI and Digital Global Talent For Digital Harmony.”

    Forum ini bertujuan meningkatkan pemahaman lintas budaya sekaligus mendorong pemanfaatan teknologi, seperti kecerdasan buatan (AI), dalam bidang keuangan digital(fintech) dan kesehatan digital (digital health). Melalui serangkaian diskusi dan sesi interaktif, para peserta juga dibekali keterampilan komunikasi antarbudaya dan pemikiran kritis untuk menciptakan kolaborasi yang inklusif dan berkelanjutan di tengah ekosistem global yang kian kompleks.

    Forum ini terbagi dalam tiga panel paralelt, yaituFinTech and Financial Inclusion bersama Muhammad Zaydan Musyaffa (Analis Yunior KPw Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta), Citra Handayani Nasruddin (Tech For Good Institute Singapore) dan Sherren Chen (Chairperson of the Shanghai University Alumni Association in Indonesia And Founder of Happy Learning Mandarin Centre).

    Panel kedua, Digital and AI Machine Learning Potential in Youth’ s Future Daily Life bersama Krismassion Prihationo (Kementerian Komunikasi dan Digital Republik Indonesia), Erlando Sulistia (Vice President PT. Informasi Geo Sistem) dan Wafa Taftazani (General Manager, Indonesia at Tools for Humanity / World).

    Dan ketiga, Digital Health and Telemedicine bersama Setiaji (Chief Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan Republik Indonesia), dr. Laila Rahmah (Pendiri Medulla & Master Student in Digital Health) dan Winson Lee (Asisten Direktur PT. Oase Teknologi Asia).

    Acara ditutup secara simbolis dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara IDNext Leader dengan PT Surya Sarana Dinamika dan Tech For Good Institute, serta pembacaan deklarasi perdamaian oleh seluruh peserta sebagai wujud nyata komitmen global generasi muda untuk membangun dunia yang lebih damai, inklusif dan berkelanjutan.

    (agt/asj)

  • AI Agents Bikin Nilai Ekonomi Global Meroket USD 4,4 Triliun

    AI Agents Bikin Nilai Ekonomi Global Meroket USD 4,4 Triliun

    Jakarta

    Menurut survei McKinsey, AI memiliki potensi untuk meningkatkan efisiensi operasional bisnis hingga 40% dan memangkas biaya secara keseluruhan hingga 30%.

    Dalam jangka panjang, penerapan AI Agents diproyeksikan mampu menciptakan nilai ekonomi global mencapai USD 4,4 triliun per tahun. Itu merupakan sebuah indikasi jelas bahwa teknologi ini akan menjadi fondasi utama dalam strategi customer engagement masa depan.

    Berbeda dari chatbot konvensional, AI Agent bekerja secara proaktif dan kontekstual. AI Agents tidak hanya menjawab pertanyaan, tetapi memahami maksud, memberi solusi, bahkan mampu melakukan tindakan atas nama pelanggan.

    Dalam praktiknya, AI Agents memungkinkan bisnis menghadirkan pengalaman pelanggan (customer experience/CX) yang cepat, personal, dan konsisten di berbagai kanal digital, seperti WhatsApp, media sosial, situs
    web, hingga aplikasi.

    Teknologi ini menjadi semakin relevan di Indonesia, di mana volume percakapan bisnis dan pelanggan terus meningkat, baik di sektor e-commerce, layanan kesehatan, finansial, hingga pemerintahan. Di tengah pasar digital yang dinamis, kehadiran AI Agent diyakini akan menjadi faktor pembeda utama dalam membangun loyalitas dan meningkatkan lifetime value pelanggan.

    Melihat urgensi dan potensi besar dari teknologi ini, Qiscus akan kembali menggelar Conversa 5.0: Elevate Every Customer Experience with AI Agents pada 27 Agustus 2025. Acara ini ditujukan bagi para pemimpin bisnis, pengambil keputusan, praktisi teknologi, serta stakeholders di ekosistem CX untuk mengeksplorasi lebih dalam potensi dan implementasi nyata AI Agent.

    “Optimisme inilah yang ingin kami teruskan di Conversa 5.0. Lewat kolaborasi dan diskusi lintas sektor, kami ingin mendorong adopsi AI Agent secara lebih luas,” ujar Delta Purna Widyangga selaku CEO & Co-founder Qiscus dalam pernyataan tertulisnya.

    Qiscus, perusahaan teknologi penyedia platformomnichannel customer engagement berbasis artificial intelligence (AI), mencatat peningkatan signifikan dalam adopsi solusi AI oleh pelaku bisnis di Indonesia. Tidak hanyastartup dan perusahaan teknologi, kini berbagai sektor, mulai dari e-commerce, layanan keuangan, hingga pemerintahan, berlomba mengintegrasikan AI ke dalam strategi layanan pelanggan

    .

    Namun, dalam kondisi pasar yang semakin kompetitif, otomatisasi dasar saja tidak lagi memadai. Bisnis kini membutuhkan pendekatan yang bukan hanya cepat dan responsif, tetapi juga proaktif dan kontekstual. Di tengah kompleksitas ini, AI Agent mulai dilirik sebagai solusi strategis untuk menghadirkan interaksi pelanggan yang lebih cerdas dan scalable.

    Conversa 5.0 digandang-gadang akan kembali menjadi ruang kolaborasi dan pertukaran wawasan strategis mengenai masa depan customer engagement yang lebih cerdas, otomatis, dan humanis melalui pemanfaatan AI Agent.

    (agt/agt)

  • Video: Intip Keunggulan & Modal Bisnis GPS Tracker Masuk Ekosistem IoT

    Video: Intip Keunggulan & Modal Bisnis GPS Tracker Masuk Ekosistem IoT

    Jakarta, CNBC Indonesia- Adopsi teknologi digitalisasi yang meluas dan merambah teknologi Artificial Intelligence (AI), mendorong PT Sumber Sinergi Makmur (IOTF) sebagai emiten distributor sistem pelacakan kendaraan berbasis GPS (Global Positioning System (GPS) dengan merk Fox Logger untuk masuk ke ekosistem bidang Internet of Things (IoT).

    IOTF melihat adanya tren peningkatan kebutuhan GPS Tracker di sektor otomotif dan logistik yang berbasis IoT untuk memperkuat sistem keamanan berbasis AI. Kondisi ini disebut Direktur Utama PT Sumber Sinergi Makmur, Alamsyah sebagai peluang bagi IOTF untuk berekspansi ke ekosistem IoT.

    Dalam upaya menopang perluasan bisnis GPS Tracker berbasis IoT sejumlah tantangan harus dihadapi IOTF terkait penyesuaian sistem GPS dengan kebutuhan konsumen yang antar perusahaan memiliki perbedaan.

    Seperti apa ekspansi bisnis IOTF ke ekosistem IoT? Selengkapnya simak dialog Serliana Salsabila dengan Direktur Utama PT Sumber Sinergi Makmur (IOTF), Alamsyah dalam Profit, CNBC Indonesia (Jum’at, 20/06/2025)

  • Mahaka Radio Integra Punya Bos Baru, Ini Orangnya

    Mahaka Radio Integra Punya Bos Baru, Ini Orangnya

    Jakarta

    PT Mahaka Radio Integra Tbk, salah satu perusahaan di bidang audio content provider, mengumumkan perubahan jajaran direksi. Adrian Syarkawie yang sebelumnya menjabat sebagai CEO, telah resmi diangkat menjadi Komisaris.

    Kini, posisi CEO digantikan oleh Ade Wahyu Setiawan yang telah 22 tahun berkiprah di industri pertelevisian.

    Bersamaan dengan perubahan direksi utama, MARI juga mengumumkan transformasi bisnisnya dari perusahaan radio tradisional menjadi perusahaan audio terintegrasi yang mencakup radio, digital platform, dan out-of-home audio media.

    Fokus bisnis MARI akan berkembang tidak hanya pada siaran radio konvensional, tetapi juga pada ekspansi konten digital, kolaborasi kreator, dan inovasi distribusi audio lintas kanal – termasuk smart devices, connected cars, hingga ruang publik.

    MARI juga menciptakan karakter-karakter penyiar yang diciptakan melalui AI. Saat ini MARI telah meluncurkan, Aimee, penyiar radio AI pertama di Indonesia melalui Mustang FM dan Newscaster AI pertama di Indonesia yaitu Naira (News Artificial Intelligence Radio), serta Aimar (Artificial Intelligence MARI) yang ‘mengudara’ di Gen 98.7 FM, Jak 101 FM, KIS 95.1 FM dan Most 1058 FM.

    Selain itu, MARI juga mengumumkan pengembangan bisnis untuk aplikasi NOICE tidak sekadar menjadi tempat untuk mengkonsumsi konten audio dan video, tapi juga menjadi tempat para kreator lokal bisa menjual karya mereka, membangun audiens berbayar yang loyal, dan mengembangkan kontennya menjadi bisnis yang berkelanjutan.

    Melalui NOICE, MARI juga menciptakan ekosistem audio yang memiliki dampak ekonomi. Salah satunya dengan menerbitkan project microdrama dan podcast baru yang berkolaborasi dengan radio Jak 101 FM, yaitu Podcast Duo Bahlul yang menyajikan Sahil & Kamal (dua penyiar prime timeJak 101 FM).

    MARI menargetkan, pada tahun ini dan beberapa tahun kedepan dapat memantapkan posisinya untuk menjadi ekosistem audio terbesar di Indonesia.

    “Oleh karena itu, transformasi bisnis yang kami lakukan sekarang adalah komitmen kami untuk menjawab perubahan perilaku pendengar, serta menciptakan peluang ekonomi baru bagi para pelaku industri audio, dari penyiar radio hingga kreator digital. Dengan strategi ini kami yakin MARI akan membawa dampak positif yang lebih besar di Indonesia dan menciptakan nilai jangka panjang yang berkelanjutan bagi seluruh stakeholderslanjut Ade Wahyu Setiawan yang kini telah menjabat sebagai Direktur Utama PT Mahaka Radio Integra Tbk,” terang pihak MARI dalam keterangan tertulis, Jumat (20/6/2025).

    “Dengan semangat baru di bawah kepemimpinan Ade Wahyu Setiawan, MARI membuka ruang kolaborasi lebih luas dengan kreator, brand, dan mitra distribusi di seluruh Indonesia – menjadikan suara bukan hanya media hiburan, tetapi juga kekuatan ekonomi dan budaya,” tutupnya.

    (hns/hns)