Produk: Artificial Intelligence

  • Model Sarah Murray Cemas Vogue Cs Makin Gencar Pakai AI untuk Iklan

    Model Sarah Murray Cemas Vogue Cs Makin Gencar Pakai AI untuk Iklan

    Bisnis.com, JAKARTA — Salah satu model komersial, Sarah Murray, mengaku khawatir melihat merek-merek fashion yang semakin gencar dalam penggunaan model buatan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

    Hal itu dia ungkapkan sejak 2023, saat pertama kalinya melihat model buatan AI berupa seorang wanita muda mengenakan gaun denim Levi’s.

    “Dunia model sebagai profesi sudah cukup menantang tanpa harus bersaing dengan standar kesempurnaan digital baru yang dapat dicapai dengan AI,” kata Murray, dilansir TechCrunch (04/8/25).

    Dia mengatakan 2 tahun kemudian sejak kejadian itu, kekhawatiran terus meningkat. Merek-merek terus bereksperimen dengan model yang dihasilkan AI, salah satunya datang dari edisi cetak Vogue Juli yang menampilkan iklan Guess dengan model AI.

    Itu menjadi kontroversi di kalangan masyarakat, mengingat Vogue adalah majalah yang jadi acuan insan fashion dalam menentukan apa yang dapat dan tidak dapat diterima di industri.

    Model AI itu pun dirasa lebih pantas bila ditampilkan dalam editorial, bukan konten iklan, tetapi Vogue mengklaim hal tersebut memenuhi standar periklanannya.

    Model E-Commerce Terancam

    Model dan pendiri organisasi WAYE yang menulis tentang model CGI untuk Vogue, Sinead Bovell mengatakan, model e-commerce adalah pihak yang paling terancam oleh otomatisasi.

    Model e-commerce adalah mereka yang berpose untuk iklan atau memajang pakaian dan aksesori untuk pembeli online. Tampilan mereka lebih “realistis dan mudah dipahami” ketimbang model kelas atas yang penampilannya mencolok.

    “E-Commerce adalah sumber penghasilan utama sebagian besar model, yang meski belum tentu menjanjikan ketenaran atau prestise, tetapi tetap dapat menjamin keamanan finansial,” kata Bovell.

    Di sisi lain, teknisi seni yang pernah bekerja dengan merek-merek fashion ternama, Paul Mouginot mengatakan bahwa bekerja dengan model manusia itu mahal, terutama bila harus memotret mereka dengan beragam pakaian, sepatu, dan aksesori.

    “AI kini memungkinkan kita memakaikan produk pada model virtual, bahkan juga dapat memposisikan model tersebut dalam pengaturan yang koheren dan menghasilkan gambar seperti editorial model asli,” ujar Mouginot, dilansir TechCrunch (04/08/25).

    Lebih Mudah dan Murah Menggunakan Model AI

    Penulis mode sekaligus biografi Gwyneth Paltrow, Amy Odell mengatakan, di masa kini akan jauh lebih murah bagi merek fashion untuk menggunakan model AI.

    Itu disebabkan oleh kebutuhan konten yang banyak dan terus bertambah, sehingga dengan model AI, mereka dapat menghemat biaya iklan cetak atau bahkan feed TikTok mereka. Pendiri perusahaan periklanan Silverside AI, PJ Pereira juga menjelaskan, penggunaan model AI itu bergantung pada skala.

    Setiap percakapan Silverside AI dengan merek-merek fashion selalu berpusat pada fakta, seluruh sistem pemasaran yang setiap merek hanya memproduksi empat konten besar per tahun.

    Media sosial dan e-commerce jadi faktor pemicu perubahan di masa kini, yang membuat merek butuh sekitar 400 hingga 400.000 konten yang pasti juga membutuhkan biaya yang besar. Menurut Pereira, peningkatan skala ini tidak akan cukup ditangani hanya dengan penyesuaian proses.

    “Anda butuh sistem baru, tapi sayangnya orang-orang marah dan berasumsi hal ini hanya tentang meraup keuntungan dari para artis dan model, padahal bukan itu yang saya lihat,” jelas founder Silverside AI tersebut. (Muhamad Rafi Firmansyah Harun)

  • Video: Bantu RI Perkuat Infrastruktur Digital, Wowrack Punya Cara Ini!

    Video: Bantu RI Perkuat Infrastruktur Digital, Wowrack Punya Cara Ini!

    Jakarta, CNBC Indonesia- Pemerintah Indonesia menargetkan percepatan transformasi teknologi digitalisasi dan menjadikan ekonomi digital sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi Nasional menuju target 8% di tahun 2029.

    Sejumlah program dirancang pemerintah untuk memperkuat ekonomi digital termasuk penguatan infrastruktur konektivitas, perluasan jaringan hingga integrasi teknologi di tengah perkembangan adopsi teknologi Artificial Intelligence (AI).

    Wowrack Indonesia sebagai penyedia layanan cloud dan pengelolaan infrastruktur IT menyambut positif sekaligus mendukung upaya pemerintah RI memperkuat infrastruktur digitalisasi RI.

    CEO Wowrack Indonesia, Erward Osckar menyebutkan Wowrack yang memiliki 4 pilar bisnis yakni Cloud dan colocation, cloud server yang menyediakan jaringan hingga keamanan, jasa manage services untuk mendukung digital infrastruktur serta jasa infrastruktur security memastikan dukungannya di ekosistem digital RI.

    Wowrack Indonesia berkomitmen untuk memperkuat infrastruktur digital dengan memperluas layanan ADS (Accelerated Data Services) Computing dan ADS Data Center di penjuru Tanah Air. Meski demikian, masih dibutuhkan menghadapi tantangan terkait pasokan listrik hingga SDM.

    Seperti apa prospek dan upaya membangun infrastruktur di era AI? Selengkapnya simak dialog Shinta Zahara dengan CEO Wowrack Indonesia, Erward Osckar dalam Profit, CNBC Indonesia (Senin, 04/08/2025)

  • Komdigi Gandeng Monash University Indonesia untuk Kembangkan SDM AI Tanah Air

    Komdigi Gandeng Monash University Indonesia untuk Kembangkan SDM AI Tanah Air

    JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Digital memperkuat kolaborasinya dengan Monash University Indonesia, dalam pemanfaatan teknologi artificial intelligence (AI) di bidang perlindungan publik, khususnya bagi perempuan dan anak.

    Inisiatif ini bertautan pula dengan kegiatan AI for Law Enforcement and Community Safety (AILECS) yang akan diselenggarakan di Indonesia pada April 2026.

    “Kami memberikan apresiasi dan siap bekerja sama dalam penyiapan dan pelaksanaan AILECS tersebut,” kata Wamenkomdigi Nezar Patria dalam siaran resminya Minggu, 3 Agustus.

    Nezar optimis, kegiatan ini akan menjadi ajang besar yang mampu menarik partisipasi talenta digital muda Indonesia serta mendorong pengembangan SDM AI nasional.

    Nantinya, SDM AI tanah air ini diharapkan dapat berpartisipasi tidak hanya di sektor hukum dan kebijakan saja, tetapi juga di sektor prioritas lainnya.

    “Bentuk kegiatannya bisa berupa hackathon atau lokakarya tentang AI di bidang pendidikan, kesehatan, dunia kerja, trasportasi, dan lainnya,” ujarnya.

    AILECS merupakan kolaborasi antara Monash University dan Kepolisian Federal Australia, serta melibatkan sejumlah pemangku kepentingan di berbagai negara secara inklusif.

    Penyelenggaraan kegiatan AILECS di Indonesia diharapkan dapat menjadi ajang berkumpul para pengampu kebijakan serta pemangku kepentingan teknologi digital dan internet di Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya untuk mendiskusikan masa depan pemanfaatan AI di berbagai bidang.

    “Akan ada sejumlah diskusi tentang pemanfaatan AI diantaranya pada bidang pendidikan, kesehatan, serta perlindungan hukum bagi perempuan dan anak,” jelas Presiden Monash University Indonesia Matthew Nicholson.

  • 10 Pekerjaan Aman dari AI, Campur Tangan Robot Rendah

    10 Pekerjaan Aman dari AI, Campur Tangan Robot Rendah

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kecanggihan teknologi yang berkembang pesat, termasuk kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dapat menggusur sejumlah pekerjaan. Kini pekerjaan dibalik meja harus waspada karena dapat terancam dan tergantikan oleh AI.

    Ancaman pekerjaan yang tergantikan AI tecermin dari penelitian Microsoft terkait hubungan antara seberapa besar pekerjaan tertentu yang mengandalkan AI dan potensi dampaknya terhadap profesi mereka.

    Dalam laporan baru berjudul “Implikasi Pekerjaan dari AI Generatif”, para peneliti raksasa teknologi ini menganalisis data dari 200.000 percakapan yang dianonimkan dan dijaga privasinya di Amerika Serikat antara pengguna dan asisten chatbot AI milik perusahaan teknologi tersebut, Microsoft Bing Copilot, yang dikumpulkan selama sembilan bulan antara Januari dan September 2024.

    Analisis yang dipublikasikan minggu lalu ini berfokus pada pengguna yang mencari bantuan dari Copilot untuk menyelesaikan sebuah tugas. Hal ini menentukan aktivitas kerja mana yang diselesaikan oleh AI generatif.

    “Untuk mengilustrasikan perbedaannya, jika pengguna mencoba mencari tahu cara mencetak dokumen, tujuan pengguna adalah mengoperasikan peralatan kantor, sedangkan tindakan AI adalah melatih orang lain untuk menggunakan peralatan,” kata laporan tersebut mengutip CNBC International, Sabtu (2/8/2025).

    Para peneliti menemukan bahwa pengguna paling aktif mencari bantuan AI untuk mengumpulkan informasi, menulis, dan berkomunikasi dengan orang lain, dan tindakan ini juga merupakan tugas yang paling berhasil diselesaikan oleh AI.

    “Di sisi tindakan AI, kami melihat bahwa AI sering bertindak dalam peran layanan kepada manusia sebagai pelatih, penasihat, atau guru yang mengumpulkan informasi dan menjelaskannya kepada pengguna,” jelasnya.

    Hal ini membuat pekerjaan seperti penerjemah, penerjemah, sejarawan, penulis, dan perwakilan penjualan memiliki risiko tertinggi terhadap adopsi dan dampak AI.

    Namun, pekerjaan fisik baik yang berhubungan dengan orang atau mesin, adalah yang paling kecil kemungkinannya untuk mencari bantuan dari AI, dan oleh karena itu diklasifikasikan sebagai pekerjaan yang paling tidak terdampak oleh AI.

    Pekerjaan ini termasuk peran seperti pencuci piring, terapis pijat, tukang atap, pembantu rumah tangga, dan pembersih rumah tangga.

    “AI benar-benar telah mengubah pekerjaan kerah putih dan premi keterampilan menyusut secara dramatis,” kata pakar masa depan pekerjaan Ravin Jesuthasan kepada CNBC Make It dalam sebuah wawancara.

    Menurutnya, orang-orang perlu meningkatkan keterampilan dan meningkatkan keterampilan dalam skala dan kecepatan yang nyata.

    “Jika saya seorang tukang ledeng, kita masih sangat jauh dari mesin yang dapat menggantikan saya sebagai tukang ledeng, karena set perlengkapan pipa yang saya miliki di rumah saya terlihat sangat berbeda dengan milik Anda sehingga kemampuan robot untuk melakukan hal tersebut [kecil],” sebutnya.

    Berikut adalah 10 pekerjaan teratas dengan eksposur terendah terhadap AI:

    – Ahli mengeluarkan darah (phlebotomist)

    – Asisten perawat

    – Pekerja pemindahan bahan berbahaya

    – Pembantu, pelukis, tukang gips,

    – Pembalsem mayat

    – Operator pabrik dan sistem

    – Ahli bedah mulut dan rahang atas

    – Pemasang dan reparasi kaca otomotif

    – Insinyur kapal

    – Tukang reparasi dan penggantian ban

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Menyongsong Era Pengawasan Sektor Keuangan Berbasis AI

    Menyongsong Era Pengawasan Sektor Keuangan Berbasis AI

    Bisnis.com, JAKARTA – Digitalisasi sangat marak pada saat ini. Digitalisasi sudah menyentuh seluruh aspek kehidupan manusia dan mengubah lanskap kehidupan secara fundamental, termasuk dalam bidang tata kelola (governance).

    Perubahan konsep atau cara kerja patut dilakukan, karena harus menyesuaikan dengan karakteristik model bisnis yang dihadapi. Model bisnis yang kental dengan digitalisasi menuntut cara kerja dan tata kelola yang berbeda.

    Hal ini terkait dengan perbedaan fitur dan profil risiko antara organisasi tradisional dengan organisasi berbasis teknologi informasi.

    Industri jasa keuangan menjadi satu sektor yang adaptif dengan kehadiran teknologi informasi. Riset Fortune Business Insights pada 2023 yang dikutip oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggambarkan pemanfaatan teknologi di industri jasa keuangan, khususnya perbankan di luar prediksi berbagai pihak.

    Adaptasi teknologi di industri jasa keuangan, khususnya perbankan tumbuh unggul bersama sektor teknologi informasi, telekomunikasi, dan otomotif. Padahal, kita ketahui bersama bahwa secara historis, industri perbankan dikenal sebagai industri konservatif yang lebih mengutamakan keamanan, regulasi ketat, dan stabilitas.

    OJK pun menyadari adaptasi teknologi dan pemanfaatan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) di industri jasa keuangan tak bisa dihindari. Berkembangnya aktivitas keuangan berbasis digital dan pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan di lingkup industri jasa keuangan seperti perbankan, keberadaannya perlu diatur untuk tetap memberi perlindungan dan kenyamanan bagi nasabah.

    Pada April 2025, misalnya, OJK menerbitkan pedoman Tata Kelola Kecerdasan Artifisial Perbankan Indonesia.

    Hadirnya pedoman itu sebagai panduan bagi perbankan di Indonesia untuk memastikan teknologi kecerdasan buatan dikembangkan dan diterapkan secara bertanggung jawab karena pengembangan dan penerapannya di sektor perbankan berpotensi mentransformasi industri perbankan dengan mendorong inovasi, memberdayakan pengambilan keputusan yang lebih cerdas serta menciptakan pengalaman yang lebih personal dan menarik bagi nasabah.

    OJK mengimbau agar penerapan kecerdasan artifisial mampu memberikan manfaat dengan pengelolaan risiko yang terkendali, sehingga mampu melindungi nasabah termasuk menjaga stabilitas sistem perbankan serta stabilitas sistem keuangan secara luas.

    Hal ini tentu sejalan dengan Upaya regulator dalam menerapkan Regulatory Technology (Regtech) dan Supervisory Technology (Suptech) adalah konsep baru yang diperkenalkan ketika ada suntikan teknologi baru ke dalam system tata kelola lama.

    Alat analisis yang mampu menangani big data, sematan kecerdasan artifisial (Artificial Intelligence), penggunaan self-audit melalui penetapan konsesus pada blockchain, adalah beberapa contoh dari tata Kelola digital gaya baru yang harus dikenali oleh pelaku bisnis saat ini.

    Tentu banyak manfaat dan risiko baru yang timbul akibat penerapan RegTech dan SupTech. Dengan mengenali manfaat dan risiko secara tepat, maka dimungkinkan kita sebagai pengguna akan memperoleh benefit optimal yang akan mengubah cara kerja kita dan cara pandang kita terhadap tata Kelola digital sebuah perusahaan atau organisasi.

    Teori Manajemen sebagai Landasan Tata Kelola

    Revolusi industri menandakan awalnya perkembangan ilmu manajemen dalam kehidupan manusia. Dalam Masyarakat Pra-industrialis sebelum abad ke-18, manusia hanya hidup dari hasil pertanian/agraris dengan tidak mengembangkan produk lanjutan.

    Hasil pertanian diolah secara sederhana kemudian langsung dikonsumsi oleh manusia. Proses produksi sederhana yang dilakukan misalnya dalam bentuk kerajinan tangan, industri skala kecil dan sebagainya.

    Ketika timbul kesadaran bahwa di dalam proses produksi sederhana ini masih banyak inefisiensi, maka manusia berfikir untuk memadukan antara mekanisasi dengan produksi. Penggunaan mesin pada produksi masal, mengurangi biaya produksi secara signifikan.

    Perencanaan produk, desain lini produksi, tata letak pabrik menandakan timbulnya konsep manajemen modern. Beberapa tokoh mulai dari Adam Smith (teori spesialisasi produksi), FW Taylor (teori manajemen ilmiah – time and motion study), Henry Gantt (penemu Gantt Chart) dan masih banyak lagi, memberikan kontribusi sangat besar pada implementasi konsep manajemen modern yang lebih ilmiah.

    Penerapan konsep manajemen tradisional ini memang memberikan dampak yang sangat positif pada kehidupan dan kesejahteraan manusia saat itu. Perlunya penyempurnaan konsep dirasa penting, karena konsep manajemen yang ada sangat fokus pada teknis proses produksi dan cenderung mengedepankan mekanisasi.

    Aspek manusia mulai dipandang penting dengan diperkenalkannya beberapa teori misalnya Manajemen Partisipatif (oleh Mary Parker Follett), teori X dan Y (oleh Douglas Mc. Gregor), efek Hawthorne (oleh Elton Mayo) dan lain sebagainya.

    Tahapan inilah yang memulai era manajemen modern menuju organisasi yang inklusif dan agile, dimana aspek psikologis dan sosial pekerja menjadi pertimbangan penting dalam organisasi.

    Migrasi Menuju Konsep Governance

    Penyempurnaan selalu dirasakan perlu ketika ada permasalahan besar atau bahkan setelah krisis timbul. Ilmu manajemen juga perlu diperdalam lingkupnya ketika masuk unsur yang lebih holistik yaitu akuntabilitas dewan direksi, transparansi keuangan, perlindungan pemegang saham, struktur kepemilikan yang berimbang dan sebagainya.

    Salah satu kasus yang menjadi pemicu perlunya pendalaman terhadap kualitas tata kelola adalah adanya krisis perbankan yang terbesar sepanjang sejarah dimana terjadi kerugian sebesar US$20 miliar pada sebuah bank bernama Bank of Credit and Commerce International (BCCI).

    Penyebab utama terjadinya krisis ini adalah adanya skandal pencucian uang, terjadinya window dressing di pembukuan bank, pemberian suap kepada para pejabat pemerintahan dan politisi, adanya pemberian kredit secara ilegal serta terjadinya manipulasi pasar.

    Sejak saat itu, timbul kesadaran pentingnya kualitas tata kelola di organisasi. Banyak lembaga yang mengeluarkan standar kualitas tata kelola misalnya OECD merilis Principles of Corporate Governance pada tahun 1999, beberapa negara juga mengeluarkan aturan mengenai penerapan Good Corporate Governance (GCG) seperti The Sarbanes-Oxley Act yang dikeluarkan oleh Parlemen Amerika pada tahun 2002, hal ini juga kemudian diikuti oleh pemerintah/regulator di seluruh dunia.

    Prinsip utama dalam GCG adalah TARIF yaitu Transparency, Accountability, Responsibility, Integrity dan Fairness.

    Keterbukaan diharapkan terjadi pada tahap pengambilan keputusan dan pemberian akses terhadap informasi yang relevan. Para pemangku kebijakan perlu mempertanggungjawabkan keputusan yang diambil serta memiliki akuntabilitas yang jelas.

    Selain itu, faktor integritas juga sangat penting dan perlu perlakuan yang adil bagi semua pemangku kepentingan.

    Sejak adanya revolusi industri 4.0 dan 5.0, maka terjadi pergeseran arah dan standar tata kelola.

    Digitalisasi mengubah dua hal yaitu diperkenalkannya alat bantu pengambilan keputusan berbasis digital dan perlu penyesuaian akibat adanya model bisnis berbasis digital. Sebagai alat bantu, maka akan relevan pada semua prinsip GCG yang ada. Telah banyak aplikasi di pasaran sebagai alat bantu GCG agar dapat diterapkan secara efektif.

    Sedangkan bisnis model berbasis digital memiliki corak bisnis yang berbeda. Bisnis digital ini terkait dengan pemilikan data yang sangat banyak (big data), penggunaan piranti komputer secara ekstensif, serta jangkauan ke wilayah yang luas.

    Perusahaan startup juga kebanyakan memiliki skala kecil dengan investasi yang terbatas. Namun, hal yang menonjol adalah bahwa bisnis start-up ini menggunakan sarana digital, sehingga memungkinkan untuk dilakukan otomasi.

    Model bisnis yang ada di pasar juga berbentuk berbagi layanan (as a service) yang memungkinkan pemberian layanan dengan harga murah dan sesuai untuk produksi/ layanan yang bersifat masal (contohnya aplikasi HaloDoc yang melayani konsultasi kesehatan bagi masyarakat umum).

    Terobosan teknologi ini sangat membantu pelaksanaan GCG di sebuah organisasi. Manfaat yang sangat dirasakan adalah peningkatan kualitas pengambilan keputusan yang lebih akurat dan sangat bisa diterapkan pada semua skala dan tingkatan organisasi.

    Tentu saja untuk mendapatkan manfaat ini diperlukan adanya investasi yang cukup besar. Investasi yang diperlukan selain pembuatan pangkalan data (data lake) sekaligus alat analisis data tersebut. Namun dengan adanya layanan as a service, maka bisa menekan capital expenditure melalui sistem langganan (subscription), contohnya penggunaan cloud database untuk menekan biaya pembelian server.

  • CEO Apple Buka-bukaan Kondisi Perusahaan Sebenarnya

    CEO Apple Buka-bukaan Kondisi Perusahaan Sebenarnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – CEO Apple Tim Cook buka suara soal fokus perusahaannya terkait Artificial Intelligence (AI). Investasi perusahaan disebutnya akan meningkat untuk teknologi tersebut secara signifikan.

    Apple diketahui belum mengumumkan akuisisi atau inisiatif besar dalam laporan kinerjanya di kuartal-II (Q2) 2025. Cook mengatakan tidak pernah terpaku pada ukuran suatu perusahaan. Terpenting, perusahaan bisa membantu mengembangkan layanan AI-nya.

    “Kami terbuka pada merger dan akuisisi yang mempercepat peta jalan kami,” jelas Tim Cook dikutip dari CNBC Internasional, Jumat (1/8/2025).

    “Kami tidak terpaku pada ukuran perusahaan, meskipun perusahaan yang telah kami akuisisi kecil di tahun ini,” dia menambahkan.

    Sepanjang tahun 2025, Tim Cook mengatakan Apple telah mengakuisisi sekitar tujuh perusahaan. Namun tak semua berfokus pada AI.

    “Kami meningkatkan investasi secara signifikan. Kami melakukannya pada kuartal Juni. Kami akan melakukannya lagi pada kuartal September,” kata Tim Cook.

    Bukan hanya akuisisi perusahaan lain, Apple juga tengah melakukan pengaturan ulang staf internalnya. Diharapkan bisa berfokus pada teknologi AI.

    Sementara itu, Kepala Keuangan Apple Kevan Parekh mengatakan perusahaan memiliki model hibrida untuk investasi. Mereka bisa mendapatkan akses ke sistem lewat mitra dan memasukkannya dalam biaya operasional.

    “Sebagian besar pendorong pertumbuhan yang Anda lihat sekarang didorong oleh sejumlah investasi terkait dengan AI,” ucap Parekh.

    Apple Catat Pertumbuhan, Tapi…

    Apple membukukan pendapatan sebesar US$94,04 miliar atau naik hampir 10% dibanding periode yang sama tahun lalu, dan jauh melebihi proyeksi analis sebesar US$89,54 miliar. Laba per saham juga mencapai US$1,57, di atas estimasi pasar US$1,43 per saham.

    Kepala Eksekutif Apple, Tim Cook, mengakui bahwa sebagian konsumen mempercepat pembelian iPhone untuk menghindari dampak tarif, yang secara tidak langsung membantu lonjakan penjualan.

    “Kami melihat adanya pembelian yang dipercepat di awal kuartal karena pengumuman tarif,” ujar Cook dalam wawancara eksklusif dengan Reuters.

    Ia juga menyebut bahwa jumlah pengguna aktif iPhone mencapai rekor tertinggi di semua wilayah geografis.

    iPhone, yang menjadi produk andalan Apple, mencatatkan penjualan sebesar US$44,58 miliar, naik 13,5% dari tahun lalu dan melampaui ekspektasi analis sebesar US$40,22 miliar.

    Cook juga menyebut bahwa basis pengguna aktif iPhone mencapai rekor tertinggi di seluruh wilayah, menandakan loyalitas pelanggan yang kuat meski dihantam isu harga.

    Mengantisipasi tekanan tarif yang terus membayangi, Apple mulai mengalihkan sebagian produksinya dari Tiongkok ke negara-negara lain. Produksi iPhone untuk pasar AS kini mulai banyak dilakukan di India, sedangkan Mac dan Apple Watch diproduksi di Vietnam.

    Namun, ketidakpastian soal tarif masih menghantui. Meski beberapa produk Apple masih mendapatkan pengecualian, kebijakan baru dapat berdampak signifikan, terutama di pasar Amerika Serikat yang mencatatkan pertumbuhan 9,3% menjadi US$41,2 miliar.

    Selain tarif, Apple juga menghadapi tantangan lain, yaitu teknologi kecerdasan buatan (AI). Meski raksasa teknologi seperti Microsoft dan Nvidia meroket di tengah tren AI, saham Apple justru melemah 17% sepanjang 2025. Investor menilai Apple tertinggal dalam integrasi AI ke dalam produknya.

    Apple bahkan menunda peluncuran versi baru asisten virtual Siri yang dilengkapi AI. Meski begitu, Cook menyatakan pihaknya sedang membuat kemajuan dan kini meningkatkan investasi secara besar-besaran di sektor AI.

    “Apple selalu mengutamakan penyederhanaan teknologi canggih agar mudah digunakan dan dapat diakses semua orang, dan inilah inti dari strategi AI kami,” kata Cook.

    Dampak Tarif Trump ke Apple

    Tekanan tarif Trump turut berdampak pada bisnis Apple. Raksasa Cupertino ini mencatatkan kerugian besar akibat dampak langsung dari kebijakan tarif tersebut.

    Apple mengungkap tarif tersebut menambah beban biaya sebesar US$800 juta (sekitar Rp13 triliun) pada kuartal Juni dan diperkirakan membengkak hingga US$1,1 miliar (sekitar Rp17 triliun) untuk kuartal berikutnya.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Tim Cook Siap Jor-joran Tanamkan AI di iPhone, Apple Kejar Ketertinggalan

    Tim Cook Siap Jor-joran Tanamkan AI di iPhone, Apple Kejar Ketertinggalan

    Bisnis.com, JAKARTA — Apple berikan sinyal bahwa pihaknya akan semakin serius dalam mengejar ketertinggalan mereka di bidang pengembangan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI).

    CEO Apple, Tim Cook menilai AI sebagai salah satu teknologi paling mutakhir saat ini, dan berniat mengintegrasikannya di seluruh perangkat, platform dan perusahaan.

    “Apple selalu berkomitmen mengadopsi teknologi tercanggih dan membuatnya mudah digunakan serta diakses oleh semua orang,” kata Cook, menjelaskan strategi AI perusahaan, dikutip dari TechCrunch (01/08/25).

    Dia menambahkan perusahaannya sejauh ini sudah memiliki tim yang hebat, dan berniat untuk mengalokasikan seluruh kapabilitas yang dimiliki untuk pengembangan AI.

    Selain itu, dalam rangka meningkatkan investasi Apple secara signifikan, mereka juga akan mendorong peningkatan belanja modal. 

    Namun, Apple menekankan, mereka masih menggunakan model hybrid, yang artinya mereka masih bergantung pada pihak ketiga untuk melancarkan investasi modal, sehingga angkanya tidak akan tumbuh secara eksponensial.

    Sebelumnya, perusahaan teknologi berlogo apel itu juga mengungkapkan keterbukaan mereka untuk Merger dan Akuisisi (M&A) guna mempercepat rencana bisnisnya. Menurut CNBC Amerika Serikat (AS).

    Tahun ini Apple telah mengakuisisi tujuh perusahaan, tetapi tidak satupun di antaranya bernilai besar.

    Smartphone iPhone milik Apple

    Hingga saat ini, Apple terus dikritik karena dianggap lemah di tengah era AI, meskipun mereka telah mengumumkan sejumlah fitur AI yang belum diluncurkan, bahkan memamerkan versi Siri yang telah disempurnakan AI, padahal peluncurannya belum akan dilakukan dalam waktu dekat.

    Akan tetapi, perusahaan tersebut membela diri dengan mengatakan, tidak perlu buru-buru meluncurkan suatu produk atau fitur hanya untuk berujung menjadi sebuah kesalahan. Hal itu juga berlaku bila produk-produk tidak berfungsi seperti yang dijanjikan.

    Sejauh ini, Apple mengklaim telah meluncurkan lebih dari 20 fitur Apple Intelligence termasuk kecerdasan visual, pembersihan, dan alat penulisan.

    Akhir tahun ini mereka berencana meluncurkan fitur AI tambahan seperti terjemahan langsung dan teman olahraga, meski disayangkan, peningkatan Siri yang lebih personal harus ditunda hingga 2026.

    Para eksekutif Apple merahasiakan teknologi AI mana yang akan dijadikan komoditas, karena itu akan membocorkan strateginya. 

    Namun mereka melaporkan, penjualan iPhone yang lebih baik dari perkiraan dan pendapatan yang memecahkan rekor pada kuartal ketiga 2025 mengakibatkan saham perusahaan melonjak dalam after-hours trading. (Muhamad Rafi Firmansyah Harun)

  • Tim Cook Siap Jor-joran Tanamkan AI di iPhone, Apple Kejar Ketertinggalan

    Tim Cook Siap Jorjoran Tanamkan AI di iPhone, Apple Kejar Ketertinggalan

    Bisnis.com, JAKARTA — Apple berikan sinyal bahwa pihaknya akan semakin serius dalam mengejar ketertinggalan mereka di bidang pengembangan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI).

    CEO Apple, Tim Cook menilai AI sebagai salah satu teknologi paling mutakhir saat ini, dan berniat mengintegrasikannya di seluruh perangkat, platform dan perusahaan.

    “Apple selalu berkomitmen mengadopsi teknologi tercanggih dan membuatnya mudah digunakan serta diakses oleh semua orang,” kata Cook, menjelaskan strategi AI perusahaan, dikutip dari TechCrunch (01/08/25).

    Dia menambahkan perusahaannya sejauh ini sudah memiliki tim yang hebat, dan berniat untuk mengalokasikan seluruh kapabilitas yang dimiliki untuk pengembangan AI.

    Selain itu, dalam rangka meningkatkan investasi Apple secara signifikan, mereka juga akan mendorong peningkatan belanja modal. 

    Namun, Apple menekankan, mereka masih menggunakan model hybrid, yang artinya mereka masih bergantung pada pihak ketiga untuk melancarkan investasi modal, sehingga angkanya tidak akan tumbuh secara eksponensial.

    Sebelumnya, perusahaan teknologi berlogo apel itu juga mengungkapkan keterbukaan mereka untuk Merger dan Akuisisi (M&A) guna mempercepat rencana bisnisnya. Menurut CNBC Amerika Serikat (AS).

    Tahun ini Apple telah mengakuisisi tujuh perusahaan, tetapi tidak satupun di antaranya bernilai besar.

    Smartphone iPhone milik Apple

    Hingga saat ini, Apple terus dikritik karena dianggap lemah di tengah era AI, meskipun mereka telah mengumumkan sejumlah fitur AI yang belum diluncurkan, bahkan memamerkan versi Siri yang telah disempurnakan AI, padahal peluncurannya belum akan dilakukan dalam waktu dekat.

    Akan tetapi, perusahaan tersebut membela diri dengan mengatakan, tidak perlu buru-buru meluncurkan suatu produk atau fitur hanya untuk berujung menjadi sebuah kesalahan. Hal itu juga berlaku bila produk-produk tidak berfungsi seperti yang dijanjikan.

    Sejauh ini, Apple mengklaim telah meluncurkan lebih dari 20 fitur Apple Intelligence termasuk kecerdasan visual, pembersihan, dan alat penulisan.

    Akhir tahun ini mereka berencana meluncurkan fitur AI tambahan seperti terjemahan langsung dan teman olahraga, meski disayangkan, peningkatan Siri yang lebih personal harus ditunda hingga 2026.

    Para eksekutif Apple merahasiakan teknologi AI mana yang akan dijadikan komoditas, karena itu akan membocorkan strateginya. 

    Namun mereka melaporkan, penjualan iPhone yang lebih baik dari perkiraan dan pendapatan yang memecahkan rekor pada kuartal ketiga 2025 mengakibatkan saham perusahaan melonjak dalam after-hours trading. (Muhamad Rafi Firmansyah Harun)

  • Cara Baru Baca Berita, Cepat dan Asyik Pakai AI!

    Cara Baru Baca Berita, Cepat dan Asyik Pakai AI!

    Jakarta

    detikcom selalu berinovasi untuk menyajikan cara baru untuk pembaca menikmati berita. Perkenalkanlah Milidetik, cara baru membaca detikcom yang dipandu artificial intelligence.

    Kami senang banget akhirnya bisa mengenalkan Milidetik kepada para pembaca. Ini adalah produk terbaru dari detikcom yang diciptakan dari pengalaman pengguna menghadapi derasnya informasi digital.

    Nama Milidetik sendiri unik banget. Selain berarti super cepat, juga terinspirasi dari kata ‘mili’ dalam bahasa Jawa yang berarti mengalir, yang menggambarkan pengalaman membaca berita yang lancar dan nyaman.

    Selama ini, banyak orang yang merasa kewalahan dengan begitu banyak konten online. Mereka jadi sulit untuk fokus pada berita yang benar-benar penting.

    Oleh karena itu, kami merancang Milidetik dengan beberapa benefit utama buat pengguna:

    Teknologi AI

    AI digunakan untuk meringkas artikel dan menghasilkan audio text-to-speech berkualitas tinggi. Ini memastikan pengguna mendapatkan informasi cepat dan nyaman.

    Konten ringkas

    Informasi snackable disajikan dengan singkat, jelas, dan mudah dipahami.

    Swipe-up experience

    Pengguna bisa berpindah berita secara mulus hanya dengan swipe ke atas.

    Most hot updates

    Berita trending yang selalu diperbarui tiap 5 menit, jadi selalu update.

    Jurnalisme tetap terjaga

    Ringkasan berita yang tetap mempertahankan format 5W1H, kredibel, serta mengajak pengguna untuk eksplor lebih dalam ke artikel aslinya.

    Audio talent internal

    Audio berita Milidetik diolah dari suara #anakdetik antara lain Pimred detikcom Alfito Deannova Ginting, Eduardo Simorangkir (detikFinance/detikSore), Raisha Anazga (BrandStudio) dan Atiqa Rana (detikFood). Audio ini tentunya memberikan sentuhan personal sesuai kategori berita.

    Yuk, silakan install dan klik aplikasi detikcom dan coba langsung experience membaca Milidetik. Caranya gampang banget:

    Buka aplikasi detikcomTombol Milidetik tersedia di tengah bawahSilakan klik Milidetik untuk mulai mencoba

    Membaca berita detikcom jadi semakin cepat, lancar, personal dan semakin bisa dinikmati!

    (fay/fyk)

  • Kementerian BUMN dorong penggunaan AI untuk bantu UMKM naik kelas

    Kementerian BUMN dorong penggunaan AI untuk bantu UMKM naik kelas

    Dengan pemanfaatan teknologi AI, UMKM dapat lebih cepat dalam menganalisa permintaan pasar

    Surabaya, Jawa Timur (ANTARA) – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendorong penggunaan teknologi kecerdasan buatan atau “artificial intelligence” (AI) untuk membantu usaha mikro kecil menengah (UMKM) di dalam negeri naik kelas.

    Staf Ahli Bidang Keuangan dan Pengembangan UMKM Kementerian (BUMN) Loto Srinaita Ginting menyebut transformasi digital menjadi kunci penguatan rantai pasok dalam ekosistem industri yang lebih luas.

    “Dengan pemanfaatan teknologi AI, UMKM dapat lebih cepat dalam menganalisa permintaan pasar,” kata Loto dalam sambutannya pada kegiatan PaDi UMKM Hybrid Expo Conference 2025 di Surabaya, Jawa Timur, Jumat.

    Selain itu, Loto juga menjelaskan bahwa teknologi AI dapat membantu pelaku UMKM dalam memperkirakan stok bahan baku, serta mengelola proses produksi secara efektif dan adaptif.

    Ia pun menegaskan bahwa AI juga dinilai mampu membuka jalan dalam proses integrasi data antara pembeli dan penjual, sehingga proses bisnis menjadi lebih presisi dan responsif terhadap dinamika pasar.

    “Melalui kegiatan ini Kementerian BUMN ingin memanfaatkan AI untuk menjadi fasilitator yg dapat mendorong UMKM untuk masuk ke dalam rantai industri baik skala nasional maupun global,” kata Loto.

    Loto juga berharap melalui wadah berupa PaDi UMKM yang diinisiasi dan dikembangkan oleh Kementerian BUMN, pelaku usaha dapat membuka akses pasar yang lebih luas sekaligus memperkuat kapabilitas agar mampu memenuhi standar rantai pasok industri, khususnya dalam ekosistem perusahaan-perusahaan BUMN.

    Sementara itu Chief Executive Officer (CEO) PaDi UMKM Jimmy Karisma Ramadhan menjelaskan bahwa saat ini PaDi UMKM telah memiliki 130rb pelaku usaha yang tergabung.

    Dengan nilai transaksi yang telah mencapai Rp18 triliun sejak didirikan, Jimmy menjelaskan bahwa pihaknya sudah bertransformasi menjadi satu ekosistem yang besar berisi pasar digital atau marketplace, pembiayaan, logistik, edukasi hingga analisis data yg bermanfaat.

    Ia menyebut melalui ekosistem PaDi UMKM, para pelaku UMKM dapat meluaskan jaringan penjualan dari ritel hingga mampu menjual kepada pelaku bisnis lain yang lebih besar (business to business atau B2B) khususnya kepada perusahaan-perusahaan BUMN.

    “Kami hadir untuk membantu para pelaku usaha kecil untuk menjangkau pasar yang lebih luas,” kata Jimmy.

    Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah/Fahmi Alfian
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.