Produk: Artificial Intelligence

  • Aktivis 98: Aktifkan jaring peduli sosial cegah “political blitzer”

    Aktivis 98: Aktifkan jaring peduli sosial cegah “political blitzer”

    Jakarta (ANTARA) – Pemrakarsa 98 Resolution Network Haris Rusly Moti menyatakan bahwa jaring peduli sosial perlu dibangun untuk mencegah fenomena gerakan kilat politik atau political blitzer yang dinilai rawan memicu keresahan sosial.

    Haris mengatakan fenomena political blitzer mirip dengan gelombang protes Arab Spring yang menyebar cepat di Asia, termasuk Filipina, Malaysia, Bangladesh, Timor Leste hingga Nepal. Ia menyebut pola tersebut tidak memiliki kepemimpinan organisasi yang jelas tetapi bertujuan menumbuhkan ketidakpercayaan dan pembangkangan sosial.

    “Target dari gerakan political blitzer dapat dipastikan untuk melahirkan situasi distrust, disorder, dan disobidience,” kata Haris dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.

    Menurut Haris, kerentanan ekonomi masyarakat menjadi sasaran utama gerakan tersebut dengan memanfaatkan media sosial dan sumber terbuka.

    Ia menyorot opini pakar yang menilai kericuhan yang terjadi di berbagai belahan dunia itu dipicu oleh pihak-pihak yang menggunakan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk mempengaruhi data di media sosial.

    “Menurut para pakar kewaspadaan global, gerakan political blitzer dipicu menggunakan AI generatif untuk melakukan sabotase algoritma dan meracuni data media sosial,” ujarnya.

    Karena itu, ia menilai perlu percepatan program perlindungan sosial, termasuk paket stimulus ekonomi pemerintah, untuk melindungi kelompok rentan.

    Ia meminta pihak pemerintah, swasta, serta masyarakat untuk bekerja sama untuk melindungi kaum rentan menjadi sasaran eksploitasi gerakan kilat itu dengan mengaktifkan jaring peduli sosial.

    “BUMN, swasta, dan warga juga diharapkan bergotong royong mengaktivasi jaring peduli sosial agar kelompok rentan secara ekonomi tidak menjadi sasaran eksploitasi gerakan kilat,” kata Haris.

    Ia menilai kebijakan Presiden Prabowo juga telah tepat menjawab persoalan mendasar rakyat, namun perlu mitigasi jangka pendek untuk menjaga stabilitas sosial dan kelancaran program strategis pemerintah.

    Haris menyebut pandangan Presiden tentang praktik “serakahnomic” yang menjarah sumber daya negara sesuai dengan tuntutan gerakan sosial era reformasi.

    Sebelumnya, istilah “serakahnomics” pertama kali disampaikan Presiden Prabowo saat menutup sebuah kongres di Solo, Jawa Tengah pada pertengahan Juli 2025. Dalam pidatonya, ia menyebut “serakahnomics” sebagai aliran baru yang menggambarkan kelompok serakah yang hanya mengejar keuntungan ekonomi pribadi.

    “Arah dan kebijakan Presiden Prabowo sudah sangat mendasar menjawab persoalan rakyat dan bangsa,” kata dia.

    Karena itu, menurut dia, pemerintah dan masyarakat perlu bersama-sama menjaga agar program strategis pemerintah berjalan tanpa gangguan gerakan kilat politik.

    Pewarta: Aria Ananda
    Editor: Benardy Ferdiansyah
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Top 3 Tekno: Deretan Fitur Baru hingga Panduan Instal iOS 26 di iPhone Terpopuler – Page 3

    Top 3 Tekno: Deretan Fitur Baru hingga Panduan Instal iOS 26 di iPhone Terpopuler – Page 3

    Perusahaan teknologi global, Yandex, secara resmi meluncurkan mesin pencari bertenaga kecerdasan buatan (AI) pertamanya di Indonesia.

    Produk bernama Yandex Search AI ini sudah bisa diakses langsung oleh pengguna di Tanah Air.

    Peluncuran ini diumumkan langsung oleh CEO Yandex Search International, Alexander Popovskiy, dalam acara The 5th Artificial Intelligence Innovation Summit yang bertajuk “AI for Sustainable Future: Bridging Innovation and Humanity” di Jakarta, Selasa (16/9/2025).

    Ia menjelaskan bahwa produk ini dibangun di atas model bahasa besar (LLM) yang telah dilatih secara khusus untuk memahami Bahasa Indonesia dan konten lokal.

    “Tujuannya adalah memberikan semua keunggulan AI kepada pengguna internet sehari-hari untuk kebutuhan pencarian mereka,” ujar Alexander.

    Dengan hadirnya Yandex Search AI, pengguna di Indonesia kini bisa merasakan pengalaman pencarian internet yang lebih cerdas dan efisien.

    Baca selengkapnya di sini

  • Tanpa Bandwidth Tinggi dan Latensi Rendah Layanan AI Sulit Bekerja

    Tanpa Bandwidth Tinggi dan Latensi Rendah Layanan AI Sulit Bekerja

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengungkap pengembangan ekosistem kecerdasan artifisial (artificial intelligence/AI) di Indonesia masih menghadapi tantangan besar, mulai dari kecepatan internet yang belum optimal, latensi tinggi, ketersediaan energi bersih, hingga keamanan digital.

    Direktur Jenderal Ekosistem Digital Komdigi, Edwin Hidayat Abdullah, menekankan konektivitas masih menjadi pekerjaan rumah utama Indonesia untuk bisa bersaing dengan negara lain dalam penerapan AI.

    “Tantangannya? Bandwidth tinggi dan latency rendah. Tanpa ini layanan AI real-time masih seperti telemedicine, sistem kendali otomatis, dan prediksi bencana tidak akan bisa berjalan lancar,” kata Edwin dalam acara AI Innovation Summit 2025 di Jakarta pada Selasa (16/9/2025). 

    Edwin mengakui, dibandingkan negara maju, kualitas konektivitas Indonesia masih jauh tertinggal. “Jadi memang ini challenge-nya kita, kita sekarang konektivitas kita, speed-nya masih sangat kurang dibandingkan negara-negara maju. Ini adalah challenge kita bagaimana kita bisa meningkatkan kehandalan infrastruktur kita,” imbuhnya.

    Untuk menjawab tantangan tersebut, Komdigi juga tengah mengembangkan Green Enabling Supergrid, yaitu jaringan energi data terintegrasi yang mendukung puluhan ribu titik akses di seluruh nusantara. 

    Edwin menekankan isu utama bukan hanya soal konektivitas, melainkan juga ketersediaan pasokan energi yang andal, bersih, dan berkelanjutan. Menurutnya, teknologi AI membutuhkan listrik yang harus bersumber dari energi ramah lingkungan.

    Selain itu, Edwin mengatakan isu keamanan digital juga tetap menjadi ujian terberat dalam pengembangan AI. Menurut CISO Report, 86% pemimpin bisnis melaporkan insiden keamanan terkait AI dalam 12 bulan terakhir.

    Data menunjukkan lebih dari 21.000 persona Indonesia mengalami kebocoran data dan 89.110 catatan data yang bocor telah dilaporkan. 

    “Dan ini adalah ancaman nyata terhadap privasi, kebutuhan publik, dan stabilitas ekonomi nasional. Kita tidak bisa mengizinkan AI tumbuh tanpa pelindung. Karena teknologi yang cerdas tidak akan aman. Bisa menjadi senjata ganda,” kata Edwin.

    Sebagai langkah mitigasi, Komdigi sedang menyiapkan kerangka manajemen AI yang mendorong adopsi standar internasional, sekaligus pendekatan berbasis risiko yang dituangkan dalam panduan etik AI.

    “Pendekatan berbasis risiko dituangkan secara ringkas pada panduan etik kecerdasan artifisial yang membagi risiko kecerdasan artifisial menjadi tiga kategori, yaitu risiko tidak diterima, risiko tinggi, dan juga risiko minimal atau rendah,” kata Edwin.

    Sebagai informasi, Komdigi tengah menyiapkan dua aturan utama yang bakal menjadi fondasi regulasi kecerdasan artifisial di Indonesia. Kedua aturan tersebut adalah Buku Peta Jalan AI Nasional dan Pedoman Etika AI, yang kabarnya meluncur pada September ini.

  • Komdigi Pastikan Roadmap dan Pedoman Etika AI Meluncur Bulan Ini

    Komdigi Pastikan Roadmap dan Pedoman Etika AI Meluncur Bulan Ini

    Bisnis.com, JAKARTA— Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menyiapkan dua aturan utama yang bakal menjadi fondasi regulasi kecerdasan artifisial (artificial intelligence/AI) di Indonesia.

    Kedua aturan tersebut adalah Buku Peta Jalan AI Nasional dan Pedoman Etika AI, yang dijadwalkan meluncur pada September ini. 

    Direktur Jenderal Ekosistem Digital Komdigi, Edwin Hidayat Abdullah, mengatakan pemerintah telah merancang Buku Putih Peta Jalan AI Nasional, sebuah dokumen strategis yang tidak hanya mengarahkan pengembangan AI secara teknis, juga memastikan selaras dengan nilai nasional, konstitusi, dan tujuan pembangunan berkelanjutan.

    “Dokumen ini merumuskan visi strategis yang mencakup empat area fokus memperkuat pemangku kepentingan, membangun kapasitas inovasi, mengurangi risiko dan memastikan pertumbuhan yang inklusif,” kata Edwin dalam acara AI Innovation Summit 2025 di Jakarta pada Selasa (16/9/2025). 

    Edwin mengatakan terdapat 10 bidang prioritas pengembangan AI dalam peta jalan tersebut, yakni ketahanan pangan, kesehatan, pendidikan, ekonomi dan keuangan, reformasi birokrasi, politik-hukum-keamanan, energi-sumber daya-lingkungan, perumahan, transportasi-logistik-infrastruktur, serta seni-budaya-ekonomi kreatif.

    Edwin mengungkapkan, dalam implementasi roadmap ini pemerintah telah merancang sistem yang menyeluruh, mulai dari pemberdayaan pemangku kepentingan hingga mitigasi risiko. 

    Tidak hanya itu, Edwin mengungkapkan  Pemerintah juga menyiapkan Pedoman Etika AI. 

    Dia menyebut aturan ini tidak hanya menitikberatkan pada aspek transparansi, akuntabilitas, dan keamanan data, tetapi juga mencakup prinsip-prinsip inti seperti inklusivitas, kemanusiaan, keselamatan, aksesibilitas, perlindungan data pribadi, keberlanjutan, serta hak kekayaan intelektual. 

    Dia menambahkan, pedoman ini dirancang agar setiap algoritma yang dikembangkan di Indonesia bukan hanya efisien, tetapi juga adil dan tidak menyingkirkan pihak manapun. Kendati demikian, Edwin menyadari untuk membangun ekosistem AI bukan tanpa tantangan. 

    “AI walaupun dia menentukan masa depan, tapi kita harus jujur bahwa membangun ekosistem AI tidak mudah. Banyak tantangan, kita membutuhkan fondasi yang kokoh, perlindungan yang tegas dan manajemen risiko yang cerdas,” katanya.

    Tantangan

    Salah satu tantangan utama adalah infrastruktur. Edwin mencontohkan, AI Workbench, National Data Hub, hingga Compute Backbone berbasis HPC, cloud, GPU, dan TPU harus didukung konektivitas handal dengan bandwidth tinggi dan latency rendah. 

    Oleh sebab itu, lanjut Edwin, pemerintah juga menyiapkan Green Enabling Supergrid, jaringan energi data terintegrasi yang mendukung ribuan titik akses di seluruh nusantara. Hal ini dilakukan untuk memastikan pasokan energi ramah lingkungan bagi kebutuhan AI yang semakin besar.

    Tantangan lainnya ada pada aspek keamanan digital. Edwin mengutip laporan CISO Report yang menyebut 86% pemimpin bisnis melaporkan insiden keamanan terkait AI dalam 12 bulan terakhir.

    “Data menunjukkan lebih dari 21.000 persona Indonesia mengalami kebocoran data dan 89.110 catatan data yang bocor telah dilaporkan. Ini ancaman nyata terhadap privasi, kebutuhan publik, dan stabilitas ekonomi nasional. Kita tidak bisa mengizinkan AI tumbuh tanpa pelindung, karena teknologi yang cerdas tidak akan aman. Bisa menjadi senjata ganda,” katanya. 

    Dia menegaskan Pemerintah pun tengah membangun kerangka manajemen AI komprehensif dengan mendorong adopsi standar internasional, serta membagi kategori risiko AI menjadi tiga: tidak diterima, tinggi, dan rendah. Ke depan, roadmap strategis AI ini akan dijalankan mulai 2025 hingga 2029 sebagai fondasi utama ekosistem AI nasional.

    “Saya yakin dengan komitmen, kerjasama lintas sektor, dan kepemimpinan yang kuat, kita akan berhasil membangun ekosistem AI yang kuat, transparan, dan berkelanjutan untuk semua rakyat Indonesia,” tutup Edwin.

  • Video: AI Jadi Tren Layanan Kesehatan, Seberapa Siap Rumah Sakit?

    Video: AI Jadi Tren Layanan Kesehatan, Seberapa Siap Rumah Sakit?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) kini kian berperan besar dalam transformasi layanan kesehatan global. Teknologi ini dimanfaatkan mulai dari deteksi dini penyakit, pemantauan pasien secara real-time, hingga meringankan beban administratif di rumah sakit.

    Chief Investment Officer National Hospital Surabaya Alexander Ang menuturkan Pemanfaatan AI dinilai mampu membuat layanan kesehatan lebih efisien, baik bagi dokter maupun pasien. Teknologi ini juga mendukung akurasi hasil pemeriksaan serta meminimalisasi paparan radiasi, khususnya pada pemeriksaan berbasis pencitraan medis.

    Investasi di bidang AI dipandang sepadan dengan peningkatan kenyamanan dan kecepatan layanan yang dirasakan masyarakat. Namun, pengembangan teknologi ini tidak lepas dari sejumlah tantangan. Dua isu utama yang perlu mendapat perhatian adalah keamanan data pasien dan proses transfer knowledge bagi sumber daya manusia (SDM) kesehatan.

    Selengkapnya saksikan dialog Sarah Arianti bersama Chief Investment Officer National Hospital Surabaya Alexander Ang di Program Closing Bell CNBC Indonesia, Selasa (16/09/2025).

  • Wajib Dicoba! Begini Cara Nikmati Fitur Baru iOS 26, dari Layar Kunci hingga Live Translation – Page 3

    Wajib Dicoba! Begini Cara Nikmati Fitur Baru iOS 26, dari Layar Kunci hingga Live Translation – Page 3

    Selain enam pembaruan di atas, kamu bisa coba empat fitur baru lainnya dari Apple. Salah satunya ada yang berfokus di AI!

    1. Visual Intelligence, sebuah asisten Artificial Intelligence (AI) untuk identifikasi elemen pembangun dalam sebuah foto. Jadi fitur ini memungkinkan kamu mencari benda apa saja yang terdapat di dalam sebuah foto.

    Meskipun bukan sebuah terobosan baru, terdapat perubahan sistem akses dalam mengaktifkannya. Sekarang  cukup ambil tangkapan layar (tekan tombol volume atas dan samping secara bersamaan) lalu ketuk tanya.

    2. Calling screening, fitur ini memungkinkan pengguna mendapatkan informasi dari penelpon misterius yang tak dikenal, hampir mirip dengan getcontact.

    Untuk mengaktifkannya, buka pengaturan dan masuk ke bagian ponsel.

    3. Buatlah sebuah emoji dari genmoji, penggabungan dua atau lebih emoji untuk menjadi emoticon baru sangat mungkin dilakukan pada iOS 26.

    Jika kamu tertarik, masuk ke aplikasi pesan dan klik tombol emoji untuk mengakses fitur genmoji.

    4. Terakhir untuk para gamers, kini iOS 26 menghadirkan sebuah aplikasi baru untuk menyediakan permainan bernama Games App yang membawa sejumlah game dari App Store dan Apple Arcade.

  • Peta Jalan AI Berjalan Lambat, Korika Singgung Banyak Kepentingan

    Peta Jalan AI Berjalan Lambat, Korika Singgung Banyak Kepentingan

    Bisnis.com, JAKARTA— Roadmap Kecerdasan Buatan (Artificial intelligence/AI) Nasional 2025–2045 yang semula ditargetkan meluncur pada pertengahan Juli 2025, mundur dari jadwal dan kini diharapkan dapat terbit bulan ini. Peta jalan tak kunjung muncul pada 4 bulan terakhir 2025.

    Ketua Umum Kolaborasi Riset dan Inovasi Kecerdasan Artifisial Indonesia (Korika), Hammam Riza, mengatakan penyusunan peta jalan AI membutuhkan waktu lebih lama karena harus menampung berbagai masukan publik. 

    Dia menegaskan, proses tersebut bukan hambatan, melainkan bagian penting untuk memperkuat substansi kebijakan.

    “Jadi kan banyak concern terkait dengan peta jalan ini. Masukan-masukan yang diberikan selama konsultasi publik itu masih harus dicerna, harus diadopsi lagi ya,” kata Hammam ditemui usai acara peluncuran KChat di Jakarta pada Selasa (16/9/2025).

    Hammam menuturkan, masukan yang diterima berasal dari berbagai pihak, mulai dari organisasi masyarakat sipil, kalangan akademisi, hingga unsur multiheliks lainnya. Semua pandangan tersebut, menurutnya, penting untuk didengar dan ditindaklanjuti dalam penyusunan peta jalan AI.

    Dia memastikan inisiatif perumusan peta jalan ini sudah berjalan melalui mekanisme izin prakarsa, sehingga tinggal menunggu tahapan berikutnya hingga menjadi peraturan presiden.

    “Tetapi prakarsa inisiatif, prakarsanya, izin prakarsanya itu sudah ada. Untuk mendorong peta jalan itu menjadi rancangan peraturan presiden. Jadi bukan berarti prosesnya terhambat ya, karena ini satu diskusi ting-teng. Mikirin lagi lebih detail apa hal-hal yang ini,” jelasnya.

    Sementara itu, Sekretaris Jenderal Korika, Oskar Riandi, menyoroti urgensi regulasi AI di tengah perkembangan teknologi yang lebih cepat dibandingkan payung hukumnya. Dia menyebut, pemerintah sejauh ini telah menyediakan ruang uji coba atau regulatory sandbox di sejumlah sektor.

    “Ketika kecepatan teknologi melebihi kecepatan daripada regulasinya, pemerintah sudah mewadahi dengan membuat regulatory sandbox, terutama aplikasi-aplikasi AI yang berhubungan dengan nyawa, dengan kesehatan, itu Kemenkes sudah ada,” kata Oskar.

    Menurutnya, mekanisme serupa juga berlaku untuk bidang lain yang menyangkut keamanan data hingga informasi rahasia. Meski demikian, Oskar menekankan bahwa peta jalan AI tetap penting agar semua pelaku memiliki arah pengembangan yang jelas.

    “Kami berharap bahwa peraturan pemerintah ini segera terbit, supaya kita semua yang bergerak ke bidang AI ini punya guideline, punya arah acuan yang harus kita tuju untuk mengembangkan aplikasi,” ujarnya.

    Oskar juga menggarisbawahi pentingnya dukungan pemerintah dalam memperkuat ekosistem AI nasional agar mampu bersaing, setidaknya di tingkat regional.

    “Kita mungkin tidak global. Kita mengharap bahwa 2030 ini kita juaranya di regional. Itu yang mudah-mudahan dari kami komunitas dan mungkin juga startup-startup atau perusahaan-perusahaan di bidang AI itu bisa juga dirangkul oleh pemerintah atau diwadahi dengan beberapa macam regulasi,” pungkasnya.

  • Yandex Search AI Resmi Hadir di Indonesia, Seberapa Cerdas? – Page 3

    Yandex Search AI Resmi Hadir di Indonesia, Seberapa Cerdas? – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Perusahaan teknologi global, Yandex, secara resmi meluncurkan mesin pencari bertenaga kecerdasan buatan (AI) pertamanya di Indonesia.

    Produk bernama Yandex Search AI ini sudah bisa diakses langsung oleh pengguna di Tanah Air.

    Peluncuran ini diumumkan langsung oleh CEO Yandex Search International, Alexander Popovskiy, dalam acara The 5th Artificial Intelligence Innovation Summit yang bertajuk “AI for Sustainable Future: Bridging Innovation and Humanity” di Jakarta, Selasa (16/9/2025).

    Ia menjelaskan bahwa produk ini dibangun di atas model bahasa besar (LLM) yang telah dilatih secara khusus untuk memahami Bahasa Indonesia dan konten lokal.

    “Tujuannya adalah memberikan semua keunggulan AI kepada pengguna internet sehari-hari untuk kebutuhan pencarian mereka,” ujar Alexander.

    Dengan hadirnya Yandex Search AI, pengguna di Indonesia kini bisa merasakan pengalaman pencarian internet yang lebih cerdas dan efisien.

  • xAI Milik Elon Musk PHK 500 Karyawan, Tim Anotasi Data Disingkirkan

    xAI Milik Elon Musk PHK 500 Karyawan, Tim Anotasi Data Disingkirkan

    Bisnis.com, JAKARTA— Startup kecerdasan buatan (Artificial intelligence/AI) milik Elon Musk, xAI, dikabarkan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 500 anggota tim anotasi data pada 12 September kemarin. 

    Tim anotasi data adalah kelompok profesional yang mengemban tugas krusial, memberi label dan mengkategorikan data secara akurat sehingga lebih mudah dianalisis dan dapat menghasilkan hasil yang andal 

    Melansir TechCrunch, Senin (15/9/2025), informasi ini berasal dari pesan internal yang dilaporkan Business Insider.

    Dalam surat tersebut, manajemen xAI menjelaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari perubahan strategi, yaitu mempercepat ekspansi dan memprioritaskan perekrutan AI tutor spesialis, sambil mengurangi peran tutor AI generalis.

    “Seiring pergeseran fokus ini, sebagian besar posisi tutor AI generalis tidak lagi dibutuhkan, dan dengan demikian hubungan kerja Anda dengan xAI berakhir,” tulis perusahaan dalam pesan internalnya.

    Business Insider melaporkan, sekitar sepertiga dari 1.500 anggota tim data annotation xAI terdampak oleh PHK ini. Tim tersebut sebelumnya berperan penting dalam memberi label dan menyiapkan data untuk melatih chatbot Grok milik xAI.

    Saat dimintai konfirmasi, pihak xAI merujuk pada pernyataan resmi di platform X media sosial milik Musk yang diakuisisi awal tahun ini yang menyebut perusahaan akan segera memperbesar tim AI tutor spesialis hingga 10 kali lipat.

    “Kami tengah membuka lowongan di berbagai bidang seperti STEM, keuangan, medis, keamanan, dan lainnya,” tulis pernyataan tersebut.

    PHK ini terjadi di tengah kabar suntikan modal jumbo dari SpaceX bagi xAI. Pada Juli 2025, SpaceX, perusahaan dirgantara milik Elon Musk, dikabarkan bakal menginvestasikan US$2 miliar atau Rp32,44 triliun ke xAI.

    Reuters pada Minggu (13/7/2025) melaporkan menurut sumber WJS, SpaceX bakal menggelontorkan investasi besar ke xAI. Langkah ini diambil tak lama setelah xAI menyelesaikan merger dengan X (sebelumnya Twitter). 

    SpaceX dan xAI tidak segera menanggapi permintaan komentar Reuters.

    Salah satu hasil nyata dari integrasi ini adalah penggunaan chatbot Grok, produk andalan xAI, yang kini telah digunakan untuk mendukung layanan pelanggan Starlink.

    Grok juga tengah dipersiapkan untuk integrasi lebih lanjut ke dalam robot Optimus milik Tesla serta fitur asisten suara di kendaraan Tesla. 

    Elon Musk menargetkan terciptanya ekosistem AI yang terintegrasi lintas bisnis dari otomotif, media sosial, hingga ruang angkasa. Dengan mengembangkan dan mengintegrasikan AI secara internal, Musk berharap dapat menekan biaya lisensi model eksternal dan meningkatkan keunggulan kompetitif di industri padat modal seperti otomotif dan aerospace menurut laporan AInvest. 

    Dalam perkembangan lain, SpaceX juga terus mencari pendanaan baru dengan valuasi US$400 miliar atau sekitar Rp6,5 triliun (Kurs: Rp16.000).

  • Atasi Serangan Siber, BSSN Ungkap 3 Tantangan Utama Sektor Keuangan

    Atasi Serangan Siber, BSSN Ungkap 3 Tantangan Utama Sektor Keuangan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Deputi Bidang Keamanan Siber Pemerintahan dan Pengembangan Manusia Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Sulistyo mengungkap bahwa serangan siber masih menjadi tantangan besar yang dihadapi sektor keuangan di Indonesia.

    Untuk mengatasi hal ini menurut dia terdapat tiga hal yang menjadi perhatian BSSN. Salah satunya SDM. Ia mengatakan SDM menjadi salah satu kunci mengatasi potensi terjadinya serangan siber. Semakin baik SDM, maka serangan siber di sektor keuangan bisa diminimalisir.

    “Pertama adalah bagaimana people atau sumber daya manusia yang mengelola di sisi perbankan itu atau di customer,” ungkap dia dalam Fintech Forum CNBC Indonesia, Senin (15/9/2025).

    Selain itu lanjut Sulistyo, pemanfaatan teknologi juga menjadi perhatian khusus. Contohnya penggunaan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. Hal ini juga bisa menjadi ancaman. Di mana para pelaku kejahatan siber berpotensi memanfaatkan teknologi ini untuk mengelabui nasabah-nasabah perbankan.

    “Yang diincar di nasabah. Jadi faktor people atau nasabah perlu literasi dan menjadi krusial,” terang Sulistyo.

    Serangan siber dengan pemanfaatan AI dinilainya juga bisa terjadi di sistem perbankan digital. Sehingga hal ini juga menjadi atensi bagi pihaknya.

    “Tentu dengan maraknya penggunaan AI, ekosistem perbankan harus sudah mulai bagaimana kemudian AI dimanfaatkan untuk menghadapi serangan berbasis AI,” tambah Sulistyo.

    Terakhir adalah berkaitan dengan tata kelola. Menurut dia penyedia layanan perbankan dengan skala besar wajib menginvestasikan anggaran teknologi untuk menghadapi serangan siber.

    “Tetapi untuk perbankan di bawah, di daerah, itu yang menurut saya disparitas menjadi masalah,” pungkas Sulistyo.

    (dpu/dpu)

    [Gambas:Video CNBC]