Produk: Artificial Intelligence

  • AI Tak Punya Kesadaran, Etika Pengguna jadi Kunci di Era Digital

    AI Tak Punya Kesadaran, Etika Pengguna jadi Kunci di Era Digital

    Bisnis.com, JAKARTA — Ketua Dewan Pers Komaruddin Hidayat menegaskan teknologi kecerdasan buatan (AI) merupakan mesin cerdas yang mampu bekerja sangat cepat dan melayani manusia tanpa mengenal lelah.

    Namun, menurutnya, AI tidak memiliki sifat dasar dari manusia yaitu kesadaran, terutama kesadaran etika.

    “AI itu smart servant, bahkan kadang lebih pintar dari manusia. Tapi jangan harap soal etika dari AI. Yang punya etika adalah kita penggunanya,” kata Komaruddin dalam kegiatan diskusi kolaborasi GOTO dan Dewan Pers bertema Literasi Media di Era Artificial Intelligence (AI) di Jakarta, Kamis (9/10/2025). 

    Komaruddin menekankan dalam kehidupan di masyarakat terdapat tiga pilar etika yaitu moral, etika, dan akhlak. Moral  adalah tradisi bersama yang dibangun masyarakat.

    Pergeseran moral terjadi akibat perubahan lingkungan dan interaksi lintas budaya di kota-kota besar. Di tingkat global, kata Komaruddin, rasionalitas dalam etika lebih menonjol dibandingkan standar moral lokal

    Sementara itu akhlak berpijak pada ajaran agama dan di Indonesia ketiganya (moral, etika, akhlak) selalu berdampingan dalam kehidupan sehari-hari.

    Dalam penggunaan AI di ranah media dan informasi, Komaruddin menekankan pentingnya literasi digital dan penalaran kritis agar masyarakat tidak terjebak arus informasi yang hanya mengikuti emosi tanpa validasi akademik.

    Wartawan yang menggunakan AI terikat dengan etik.

    “AI hanya alat, bukan agen bermoral atau berkesadaran. Jadi wartawan dan pengguna AI harus bertanggung jawab secara etik dan profesional,” kata Komaruddin.

    Penggunaan AI tanpa etika saat ini terjadi di sejumlah negara yang berdampak cukup merugikan. Dalam pemilihan umum Filipina 2022, politisi memanfaatkan algoritma AI di TikTok untuk manipulasi sosial dan penyebaran propaganda yang menyesatkan generasi muda. Hal ini memperburuk polarisasi politik dan membuat sulit membedakan berita benar dan palsu, seperti diungkap dalam studi Ford tentang bahaya AI di media sosial.

    Di Amerika Serikat, algoritma prediksi kriminal seperti COMPAS digunakan untuk menilai risiko pelaku kejahatan. Ternyata, sistem ini memberi skor risiko lebih tinggi kepada individu kulit hitam dibanding kulit putih untuk kejahatan yang sama akibat bias data historis. Akibatnya, vonis yang dihasilkan justru memperburuk diskriminasi rasial dalam sistem peradilan.

    Selain itu, ada juga kasus bunuh diri yang dilakukan oleh seorang remaja di AS setelah menjalin hubungan emosional dengan chatbot CharacterAI. Chatbot tersebut gagal menempatkan batas etika dan justru memperparah kondisinya, sehingga perusahaan digugat karena dianggap lalai menjaga keselamatan pengguna muda.

  • Shutdown AS dan Ketidakpastian The Fed Picu Pelemahan Wall Street

    Shutdown AS dan Ketidakpastian The Fed Picu Pelemahan Wall Street

    Bisnis.com, JAKARTA — Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup terkoreksi pada perdagangan Kamis (9/10/2025) seiring dengan ketidakpastian arah kebijakan The Fed dan ketiadaan data ekonomi akibat berlanjutnya penutupan (shutdown) pemerintah AS.

    Berdasarkan data Reuters pada Jumat (10/10/2025), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 243,36 poin atau 0,52% ke level 46.358,42. Indeks S&P 500 turun 18,61 poin atau 0,28% menjadi 6.735,11, sedangkan Nasdaq Composite terkoreksi 18,75 poin atau 0,08% ke posisi 23.024,63.

    Dari 11 sektor utama S&P 500, sektor material mencatatkan pelemahan terdalam, sementara consumer staples menjadi satu-satunya sektor yang mencatatkan penguatan. Sektor perumahan dan konstruksi hunian juga melemah lebih dari 2% akibat kekhawatiran terkait margin dan permintaan.

    Di bursa Nasdaq, jumlah saham yang turun (2.966) melampaui saham yang menguat (1.694) dengan rasio 1,75 banding 1. S&P 500 membukukan 20 rekor tertinggi baru dalam 52 minggu dan 11 terendah, sementara Nasdaq mencatat 133 tertinggi baru dan 66 terendah. 

    Volume transaksi di bursa AS mencapai 20,44 miliar saham, lebih tinggi dibanding rata-rata 19,75 miliar saham dalam 20 hari perdagangan terakhir.

    S&P 500 dan Nasdaq terkoreksi tipis dari rekor penutupan tertinggi pada Rabu, sementara Dow Jones mencatatkan penurunan persentase terdalam.

    “Pasar tengah menunggu kepastian apakah pertumbuhan laba pada kuartal ini dapat sekuat dua kuartal sebelumnya,” ujar Matthew Keator, Managing Partner Keator Group.

    Di sisi lain, dia mengatakan ketiadaan data ekonomi dari Washington serta bagaimana The Fed menyikapinya juga membuat pasar wajar mengalami penarikan.

    Koreksi di bursa AS terjadi setelah reli tajam yang banyak digerakkan oleh sentimen kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Reli tersebut memunculkan kekhawatiran potensi terbentuknya gelembung pasar dan ancaman koreksi di depan mata.

    Akhir pekan ini juga menandai tiga tahun usia bull market saat ini. S&P 500 sempat menyentuh titik terendah siklus pasar pada 12 Oktober 2022 pasca-pengetatan moneter The Fed, sebelum reli hampir 90% didorong saham teknologi dan emiten raksasa terkait. Sejumlah analis menilai bull market masih memiliki ruang untuk berlanjut.

    Pasar juga dibayangi ketidakpastian politik AS. Penutupan sebagian pemerintahan federal (government shutdown) memasuki hari kesembilan tanpa tanda kemajuan, membuat pelaku pasar kesulitan mengakses data ekonomi penting.

    Dengan musim laporan keuangan kuartal III tinggal beberapa hari, perhatian investor kini tertuju pada pernyataan pejabat moneter untuk mencari petunjuk arah kebijakan suku bunga.

    Presiden The Fed New York John Williams menyatakan masih mendukung pemangkasan suku bunga lebih lanjut tahun ini mengingat risiko pelemahan pasar tenaga kerja.

    Mengacu pada CME FedWatch Tool, pasar memperkirakan probabilitas sebesar 94,6% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga acuan 25 basis poin dalam rapat 28—29 Oktober mendatang.

  • Cetak Technopreneurs Unggulan, Telkomsel Gelar NextDev Tahun ke-11

    Cetak Technopreneurs Unggulan, Telkomsel Gelar NextDev Tahun ke-11

    Jakarta, CNBC Indonesia – Telkomsel kembali menggelar NextDev Tahun ke-11. Ini merupakan program impact incubator yang sejak 2015 menjadi inisiatif Corporate Social Responsibility (CSR) unggulan bagi Telkomsel untuk memberdayakan technopreneurs tahap awal di Indonesia.

    Memasuki dekade keduanya, NextDev kini memiliki fokus utama AI-Powered Innovation Curriculum yang dirancang untuk mendorong technopreneurs menciptakan solusi digital berdampak nyata bagi masyarakat dan lingkungan dengan memanfaatkan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).

    Vice President Corporate Communications and Social Responsibility Telkomsel, Abdullah Fahmi mengatakan, pihaknya bangga mempersembahkan NextDev Tahun ke-11 dengan fokus pada AI-Powered Innovation Curriculum. Menurutnya, NextDev berkomitmen sebagai impact incubator yang akan mendukung technopreneurs Indonesia dalam melahirkan solusi digital yang inovatif serta berdampak positif bagi masyarakat dan lingkungan.

    “Selain itu, kami terus konsisten mendorong inovasi berbasis data yang memberikan manfaat bagi industri dan masyarakat, serta memperkuat ekosistem digital Indonesia,” ujar dia dalam keterangan tertulis, Kamis (9/10/2025).

    Sementara itu, Alumni NextDev Tahun ke-9 dan Founder Startup Smartcoop, M. Ihsan Firdaus mengatakan, NextDev menjadi katalis penting bagi dirinya dalam membentuk ekosistem technopreneurs Indonesia. Memasuki dekade kedua, Ihsan berharap program ini dapat terus relevan menghadirkan kurikulum yang mampu menjawab tantangan masa depan.

    “Kami mengapresiasi konsistensi Telkomsel dalam mendukung technopreneurs untuk menciptakan solusi digital AI yang berdampak, tetaplah menjadi bagian terpenting dari perkembangan ekosistem digital di negeri ini,” jelas dia.

    Inovasi di NextDev Tahun ke-11

    Sebagaimana diketahui, NextDev Tahun ke-11 mengusung AI-Powered Innovation Curriculum sebagai landasan kurikulum utama. Fokus terhadap AI diterapkan sejak tahap seleksi dengan memprioritaskan technopreneurs melalui integrasi AI dalam solusi digital mereka.

    Pada 2025, NextDev tidak lagi membagi peserta dalam kategori khusus, sehingga memberikan kesempatan bagi technopreneurs dari berbagai sektor untuk berpartisipasi. Technopreneurs dapat mendaftarkan digital business-nya dengan mengakses link pendaftaran program NextDev di tsel.id/11thnextdevregist yang berlaku hingga 7 November 2025.

    Terdapat sejumlah hal baru yang hadir di NextDev 2025, antara lain:

    • Pendampingan Ahli: Bimbingan fokus pada empat pilar utama, antara lain strategi, keuangan, pemasaran, dan produktivitas untuk membangun fondasi bisnis kokoh.

    • Konsultasi Diagnostik: Menyediakan Konsultasi khusus dan teknis untuk mengidentifikasi masalah dan menerapkan solusi efektif.

    • Rujukan Alumni: Seleksi mempertimbangkan rekomendasi alumni NextDev untuk menjaga kualitas peserta.

    • Ekosistem Inklusif: Melakukan kolaborasi lintas ekosistem digital dengan melibatkan investor, komunitas, dan pemimpin industri.

    • Onsite Coaching: Sesi tatap muka di roadshow kota-kota utama, yang memungkinkan konsultasi langsung dengan mentor untuk memecahkan tantangan bisnis.

    Tiga Tahapan NextDev Tahun ke-11

    Lebih lanjut, terdapat tiga fase utama rangkaian NextDev Tahun ke-11 yang dirancang untuk menginkubasi para peserta:

    1. Scouting (September – Desember 2025)

    Tahap awal ini bertujuan untuk merekrut technopreneurs potensial melalui serangkaian acara. Open Session berlangsung di Bandung pada 9 Oktober dan Roadshow dilaksanakan di tiga kota, yaitu Makassar pada 14 Oktober, Medan pada 23 Oktober, dan Bali pada 30 Oktober. Dalam setiap acara, peserta berkesempatan mengikuti berbagai kegiatan seperti diskusi bersama para ahli, pameran komunitas, pembinaan tatap muka, dan sesi pitching yang akan memilih lima technopreneurs terbaik dari masing-masing kota untuk mendapatkan fast track untuk langsung lolos ke tahap Top 18.

    2. Academy (Januari – April 2026)

    Technopreneurs yang lolos seleksi akan memasuki tahap inkubasi intensif selama empat bulan. Fase ini mencakup bootcamp, sesi mentoring, dan diskusi bersama para ahli. Kurikulumnya akan fokus pada empat area utama, yakni strategi pertumbuhan bisnis, memperkuat fundamental business, pemasaran dan penjualan, serta strategi implementasi AI.

    3. Summit (April 2026)

    Tahap ini menjadi puncak dari seluruh rangkaian program. NextDev Summit akan menghadirkan pameran, sesi konferensi, final pitch, dan awarding bagi technopreneurs terbaik. Sesi ini juga menjadi wahana untuk mempertemukan para finalis dengan investor dan pelaku ekosistem digital lainnya.

    Lantas, Telkomsel mengajak para technopreneurs visioner di Indonesia untuk bergabung dalam impact incubator NextDev. Technopreneurs dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk mengembangkan kapabilitas, berkolaborasi dengan para ahli, serta mendapatkan akses ke jaringan ekosistem digital. Informasi selengkapnya terkait NextDev Tahun ke-11 dapat diakses melalui situs nextdev.co.id.

    (dpu/dpu)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Mastel Soroti Prospek 700 MHz dan 2,6 GHz untuk Dorong Layanan 5G

    Mastel Soroti Prospek 700 MHz dan 2,6 GHz untuk Dorong Layanan 5G

    Bisnis.com, JAKARTA— Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) menilai pemanfaatan pita frekuensi 700 MHz dan 2,6 GHz menjadi peluang penting bagi Indonesia untuk mempercepat pengembangan layanan 5G sekaligus memperluas jaringan broadband nasional. 

    Ketua Umum Mastel Sarwoto Atmosutarno mengatakan, posisi Indonesia dalam hal infrastruktur internet saat ini masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara (Asean).

    Berdasarkan data Speedtest per Februari 2025, kecepatan rata-rata mobile broadband (MBB) Indonesia hanya sekitar 45 Mbps, menempati peringkat kesembilan dari 11 negara Asean, sementara kecepatan fixed broadband (FBB) mencapai 39,8 Mbps, berada di posisi ke-10 dari 11 negara.

    “Dari sisi harga, rata-rata biaya layanan internet di Indonesia juga masih paling mahal di Asean, yakni sekitar US$0,41 per Mbps [Rp6.478 per Mbps] ,” kata Sarwoto saat dihubungi Bisnis pada Kamis (9/10/2025). 

    Sarwoto menambahkan, keterlambatan implementasi layanan 5G menjadi salah satu isu utama. Menurutnya, layanan 5G di Indonesia tertinggal 4 hingga 5 tahun dibandingkan negara lain yang sudah mulai meluncurkan 5G sejak 2017. 

    Padahal, kata dia, teknologi 5G memiliki peran strategis di era kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan transformasi digital lintas sektor. Oleh sebab itu, Sarwoto menilai Indonesia masih memiliki peluang untuk memperkuat layanan 5G melalui pemanfaatan dividend spectrum di pita 700 MHz serta frekuensi ideal di 2,6 GHz.

    “Namun, kuncinya tetap pada kemampuan investasi penyelenggara telekomunikasi yang saat ini masih rendah,” katanya. 

    Sarwoto mengatakan, pemerintah perlu membuat terobosan kebijakan, misalnya melalui konsep 5G neutral network, yang memisahkan penyelenggaraan jaringan 5G dengan penyelenggaraan jasanya untuk use case tertentu. Dia menekankan 5G tidak hanya untuk komunikasi, tetapi juga akan mempercepat transformasi di sektor kesehatan, pendidikan, energi, pangan, industri, perdagangan, hingga pemerintahan.

    Dia juga mendukung adanya pemberian insentif atau skema pembayaran secara bertahap pada biaya keseluruhan pita frekuensi yang akan dilelang. Menurut Sarwoto, langkah tersebut akan memberikan nilai tambah yang lebih besar dalam jangka panjang karena dapat memperluas layanan 4G dan 5G dibandingkan hanya berfokus pada penerimaan BHP frekuensi saat ini.

    Senada dengan Mastel, pengamat telekomunikasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Agung Harsoyo menilai momentum saat ini bisa dimanfaatkan untuk memperbaiki kebijakan biaya regulasi bagi industri telekomunikasi.

    Menurut Agung, kehadiran Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang memahami aspek teknologi dapat membuka peluang untuk meninjau ulang struktur biaya regulasi yang harus dibayar oleh operator seluler, termasuk BHP Frekuensi.

    “Tim dari Kementerian Keuangan bersama Komdigi bisa melakukan evaluasi terhadap kesehatan industri telekomunikasi dari sisi regulatory cost. Hasilnya diharapkan melahirkan kebijakan yang menyeimbangkan kepentingan industri, masyarakat, dan pemerintah,” kata Agung kepada Bisnis pada Kamis (9/10/2025). 

    Dia menambahkan, salah satu opsi yang bisa dipertimbangkan adalah memberikan skema pembayaran BHP secara cicilan, agar operator memiliki ruang finansial yang lebih leluasa untuk melakukan ekspansi jaringan dan mempercepat pembangunan infrastruktur digital.

    Sementara itu, di sisi industri, dua operator besar yaitu PT Indosat Tbk (Indosat Ooredoo Hutchison/IOH) dan PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (EXCL) sama-sama menyatakan minat terhadap pita frekuensi 700 MHz dan 2,6 GHz, meskipun keduanya memilih mundur dari seleksi pita frekuensi 1,4 GHz yang tengah digelar Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).

    Director & Chief Business Officer Indosat Ooredoo Hutchison Muhammad Buldansyah menegaskan setiap langkah strategis yang diambil perusahaan tidak semata-mata didorong oleh faktor modal finansial, tetapi juga berdasarkan pertimbangan ekonomi dan bisnis yang matang.

    “Semua yang Indosat lakukan mempertimbangkan aspek ekonomi bisnis, layanan pelanggan, serta dukungan terhadap objektif pemerintah. Ujung-ujungnya tetap pertimbangan bisnis,” kata Buldansyah di Kantor Indosat pada Selasa (7/10/2025).

    Dia menambahkan, setiap keputusan perusahaan bermuara pada tujuan untuk menjaga industri telekomunikasi nasional agar dapat tumbuh sehat dan berkelanjutan. Ketika ditanya mengenai rencana keikutsertaan dalam lelang frekuensi 700 MHz dan 2,6 GHz, Buldansyah belum memberikan konfirmasi lebih jauh.

    “Nanti ada sesinya, nanti ada waktunya,” ujarnya singkat.

    Sikap serupa juga ditunjukkan oleh XLSMART. Group Head Corporate Communications & Sustainability XLSMART Reza Mirza mengatakan, perusahaan tetap berminat terhadap pita frekuensi 700 MHz dan 2,6 GHz. Namun, mereka berharap pemerintah memberikan skema pembayaran yang lebih fleksibel, misalnya dengan sistem cicilan.

    “Sebenarnya kan kami minat untuk kedua itu [frekuensi 700 MHz dan 2,6 Ghz]. Cuma dari sisi pembayarannya kan sekarang regulatory cost lumayan mahal. Sekarang kan di angka 12–13%,” kata Reza ditemui usai acara Road to Grand Final Axis Nation Cup 2025 di Jakarta, pada Selasa (7/10/2025). 

    Menurutnya, beban biaya yang besar membuat operator perlu berhitung matang sebelum mengikuti lelang. Meski demikian, XLSMART telah melakukan komunikasi informal dengan pemerintah untuk menyampaikan aspirasi industri.

    “Kami mau membantu pemerintah. At the same time pemerintah tolong bantu [industri] telko” katanya.

    Komdigi diketahui masih fokus pada lelang pita frekuensi 1,4 GHz, yang kini menyisakan tiga peserta yakni PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom), PT Eka Mas Republik (MyRepublic), dan PT Telemedia Komunikasi Pratama (Viberlink).

    Setelah itu, pemerintah berencana menyiapkan lelang pita 700 MHz dan 2,6 GHz, yang ditargetkan dapat digelar pada akhir tahun ini.

    Pita frekuensi 700 MHz termasuk kategori low band yang memiliki cakupan luas dan cocok untuk memperluas akses jaringan di wilayah pelosok. Sementara pita 2,6 GHz merupakan mid band yang menawarkan keseimbangan antara cakupan dan kapasitas jaringan, ideal untuk mendukung implementasi layanan 5G dan peningkatan kapasitas data di kawasan urban.

  • GoTo Dukung Dewan Pers Gelar Literasi AI untuk Media demi Tekan Hoaks

    GoTo Dukung Dewan Pers Gelar Literasi AI untuk Media demi Tekan Hoaks

    Bisnis.com, JAKARTA – Dewan Pers bersama dengan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mendukung jurnalisme yang etis dengan menggelar literasi media di era kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) di tengah masifnya penggunaan AI dan media sosial.

    Acara literasi media ini diselenggarakan di Gedung Dewan Pers, Jakarta, pada Kamis 9 Oktober 2025 dengan melibatkan sekitar 100 jurnalis media Indonesia level madya baik cetak, online, radio hingga televisi.

    Hadir sebagai pemateri yakni Plt. Direktur Ekosistem Media Kementerian Ditjen Komunikasi Publik dan Media Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) Farida Dewi Maharani,  Ketua Komisi Kemitraan, Hubungan Antar Lembaga dan Infrastruktur Dewan Pers Rosarita Niken Widiastuti, dan Founder YouAI dan koresponden CNN Indonesia Roni Satria.

    Acara dibuka oleh Ketua Dewan Pers Prof Komaruddin Hidayat dan Direktur Public Affairs & Communications Goto Ade Mulya.

    Dalam sambutannya, Komaruddin mengatakan posisi AI sangat perlu menjadi perhatian bersama mengingat AI berpotensi disalahgunakan untuk menyebarkan berita palsu alias hoaks. Apalagi AI beroperasi tanpa etika sehingga kesadaran etika dari penggunanya menjadi penting.

    “AI itu merupakan smart servant [pelayan yang paling pintar]. Bahkan kadang lebih smart dari majikannya. Anda mencari informasi tinggal buka. Hanya tidak ada ethical consciousness [kesadaran etika],” kata Prof Komaruddin.

    “Yang punya etika bukan AI, tapi penggunanya, Maka itu etika rohnya. Etika tanpa hukum gak ada yang mengawal, tapi hukum tanpa etika itu juga bisa kehilangan ruh,” kata mantan Rektor UIN Jakarta dan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) ini.

    “Nah oleh karena itu, Dewan Pers bersama GoTo melakukan forum ini mengingatkan baik wartawan, masyarakat agar kritis dan bijak. Jadi pendekatan kritis ini penting sekali, melatih nalar dan kita juga punya tanggung jawab etika moral. Sekarang ini, mungkin ya, yang namanya etika moral itu agak terpinggirkan. Dan kami sedih sekali.”

    Ketua Komisi Kemitraan, Hubungan Antar Lembaga dan Infrastruktur Dewan Pers Rosarita Niken Widiastuti juga menekankan pentingnya etika di era AI dan medsos.

    Niken menegaskan potensi bias AI salah satunya menghasilkan konten yang menyesatkan. “Kalau kita mencari sesuatu dari AI dan dikasih referensi, kita harus cek referensinya,” katanya.

    Niken juga menjabarkan data Dewan Pers bahwa ada tren kenaikan jumlah pengaduan pers. Tahun 2022, total 691 kasus pengaduan, selesai sebanyak 663 kasus (95,9%) dan dalam proses ada 28 kasus. Pada 2023, naik menjadi 813 kasus, selesai 794 kasus (97,7%). Pada 2024 ada 678 kasus, selesai 667 kasus (98,4%) dan per 30 Juni 2025, ketika penetrasi AI meningkat, ada 625 kasus dengan kasus selesai: 424 (67,8%).

    “Tantangan yang dihadapi pers, banyak berita tidak akurat, tidak berimbang, jadi harus cover both side dan multiple side. Judul yang menyesatkan, dan kurangnya verifikasi informasi,” tegas Niken.

    Plt. Direktur Ekosistem Media Farida Dewi Maharani mengatakan pemerintah sangat berkomitmen dan sangat mendukung kebebasan pers. “Kita perlu memastikan transformasi ini berjalan sehat, adil, dan berkelanjutan. Hoax menjadi tantangan tersendiri, bagaimana media bisa memanfaatkan teknologi untuk melakukan pekerjaan dengan lebih efisien,” katanya.

    Dia menegaskan pentingnya kode etik karena jika tanpa kode etik maka publik akan bingung untuk membedakan mana informasi yang benar, mana yang tidak. “Sekarang siapapun bisa membuat media, maka menjamur media portal. Tapi sekarang ini media portal turun karena pas kita search sesuatu di Google sekarang itu ada overview, jadi gak masuk ke link-link. Publik sekarang ada di social media,” katanya.

    Foto: (Kiri ke kanan) Plt. Direktur Ekosistem Media Komdigi  Farida Dewi Maharani,  Head of Media Relations Goto Amanda Valani, Direktur Public Affairs & Communications Goto Ade Mulya, Ketua Dewan Pers Prof Komaruddin Hidayat, Ketua Komisi Kemitraan, Hubungan Antar Lembaga dan Infrastruktur Dewan Pers Rosarita Niken Widiastuti, dan Founder YouAI dan koresponden CNN Indonesia Roni Satria. (dok. Dewan Pers)

    Dalam kesempatan itu, Direktur GoTo Ade Mulya mengatakan bahwa dalam menghadapi tantangan ini, tidak bisa dilakukan secara sektoral, tapi butuh kolaborasi lintas sektor antara industri media, teknologi, pendidikan, dan masyarakat sipil.

    “Karena itu, kami merasa terhormat dapat menjadi bagian dari inisiatif Dewan Pers dalam memperkuat ekosistem media yang beretika dan bertanggung jawab. Kerja sama GoTo dan Dewan Pers lahir dari semangat yang sama: memastikan bahwa teknologi khususnya AI digunakan bukan untuk menggantikan peran jurnalis, tapi untuk memperkuat peran manusia dalam menjaga integritas dan kualitas informasi,” katanya.

    Dalam sesi kedua bertajuk Practical and Ethical Use of AI in Journalism yang dipandu Head of Media Relations Goto Amanda Valani, Roni mengatakan AI semestinya memang diperlakukan sebagai tools, atau alat sehingga perlakukan penggunaannya dengan memakai etika.

    “Kalau kita ngomongin etika, start from the human. Kalau dia mau attacking perusahaan/institusi terus pake prompt di Chatgpt, maka itu backfire ke dia-nya karena tidak mengikuti etika jurnalis. Kita nge-treat AI sebagai barang baru yang masuk. Ini hanya alat kok, kita yang punya etika, lakukan seperti biasa kita beretika melakukan prinsip jurnalisme,” kata dosen Prodi Penyiaran Multimedia Universitas Indonesia ini.

    Roni sebelumnya sudah mengikuti fellowship AI Journalism Lab: Adoption di New York yang digelar CUNY dan Microsoft pada Maret 2025 lalu serta developer dari VOBiasCheck, prototype custom GPT untuk mendeteksi bias, framing, dan narrow sourcing dalam naskah dan artikel. Dalam forum ini, Roni membantu para peserta untuk mempraktikkan langsung berbagai alat berbasis AI yang membantu kerja jurnalis menjadi lebih efisien.

  • Telkomsel Umumkan Pemenang Kompetisi Riset Nasional by tSurvey & by.U

    Telkomsel Umumkan Pemenang Kompetisi Riset Nasional by tSurvey & by.U

    Jakarta, CNBC Indonesia – Telkomsel, melalui platform survei digital tSurvey dan brand serba digital by.U, resmi mengumumkan tiga pemenang Kompetisi Riset Nasional 2025. Kompetisi yang didukung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) ini berhasil menjaring 495 pendaftar dari mahasiswa Strata-1 (S1) di seluruh Indonesia, menandai antusiasme tinggi generasi muda terhadap riset berbasis data.

    Kompetisi ini dirancang secara strategis untuk mencapai beberapa tujuan utama, mendukung penguatan kapasitas riset akademik yang kredibel. Kemudian membudayakan praktik riset yang baik dan benar melalui pelatihan, pemanfaatan tSurvey sebagai platform pendukung riset akademik, serta diskusi hasil riset melalui presentasi di hadapan dewan juri profesional dan mendorong lahirnya ide inovatif berbasis data di kalangan mahasiswa dengan topik yang relevan bagi masyarakat.

    Vice President Data Solutions and Digital Financial Services Telkomsel, Alfian Manullang, mengucapkan selamat kepada seluruh pemenang yang telah menunjukkan dedikasi dan kualitas riset yang luar biasa.

    “Kompetisi ini menegaskan komitmen Telkomsel lewat tSurvey untuk mendukung mahasiswa menghasilkan riset berbasis data yang akurat dan berdampak. Antusiasme ratusan peserta yang mendaftar menunjukkan potensi besar talenta muda Indonesia dalam membangun ekosistem riset digital di Indonesia, sekaligus memperkuat daya saing bangsa menuju Indonesia Emas 2045,” jelas Alfian dalam keterangan resmi, Rabu (8/10/2025).

    Seleksi Ketat dan Pelatihan Intensif untuk Hasilkan Riset Terbaik

    Kompetisi Riset Nasional 2025 by tSurvey dan by.U menerapkan proses seleksi yang ketat dan berjenjang sejak dibuka pada Mei 2025. Dari ratusan pendaftar, terpilih 100 peserta terbaik yang berhak mengikuti pelatihan eksklusif “Riset Kuantitatif dengan Online Survey”.

    Dari 100 peserta, disaring kembali menjadi 10 finalis yang mempresentasikan hasil riset mereka di hadapan dewan juri profesional di bidangnya, yaitu Marvin Mahadarma (Head of tSurvey), Prof. Akhmad Fauzy, S.Si., M.Si., Ph.D (Perwakilan Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi), dan Reza Felix Citra (Litbang Kompas).

    Tiga Penelitian Terbaik Pemenang Kompetisi Riset Nasional 2025 by tSurvey dan by.U
    Setelah melalui penilaian yang mencakup kedalaman analisis, kejelasan metodologi, orisinalitas, dan potensi dampak bagi masyarakat, dewan juri menetapkan tiga penelitian terbaik sebagai pemenang:
    ● Juara 1 – Lukman Al Rasyid, Robincar Tua Tambunan, dan Dzikri Tsabit Imani (Institut Teknologi Bandung), mendapatkan uang tunai Rp20 Juta dan e-sertifikat.
    Judul Penelitian: “Implementasi Model Persamaan Struktur untuk Mengetahui Pengaruh Iklan. Layanan Publik Berbasis Artificial Intelligence (AI) oleh Institusi Pemerintah terhadap Persepsi Masyarakat Indonesia.”
    ● Juara 2 – Anisa Eka Febrianti, Aveny Raisa Maarif, dan Jihan Afifah Rizki Nabila (Universitas Airlangga), mendapat uang tunai Rp15 Juta dan e-sertifikat.
    Judul Penelitian: “Pengaruh Persepsi Risiko Generative AI dan Upaya Adaptabilitas terhadap Kepuasan Finansial Pekerja Gig Digital Artist.”
    ● Juara 3 – Muhammad Feryansyah (Universitas Asahan), mendapat uang tunai Rp 10 Juta dan e-sertifikat.
    Judul penelitian: “Beli Sekarang Bayar Nanti Vs Menabung Sekarang Beli Nanti; Dampak Perilaku Konsumtif pada Gen Z.”

    Selain hadiah utama, ketiga pemenang juga memperoleh kesempatan magang di Telkomsel, voucher by.U, dan poin tSurvey. Sementara tujuh finalis lainnya masing-masing mendapatkan uang tunai senilai Rp500 ribu, e-sertifikat, dan voucher by.U senilai Rp240 ribu. Tidak hanya itu, 100 peserta terpilih juga memperoleh tSurvey Points senilai Rp7,5 juta dan akses Kompas.id Digital Premium selama 1 bulan.

    Perwakilan Juara 1 Institut Teknologi Bandung, Lukman AI Rasyid, mengatakan, kompetisi ini tidak hanya mempermudah kami dalam mengumpulkan data yang akurat dan sesuai kebutuhan, tetapi juga memperluas wawasan kami mengenai pentingnya riset berbasis data.

    “Kami berharap kompetisi seperti ini dapat terus berlanjut dan menjangkau lebih banyak mahasiswa, sehingga semakin banyak ide inovatif yang lahir untuk memberikan solusi nyata bagi masyarakat dan kemajuan Indonesia,” kata Lukman.

    Keberhasilan kompetisi ini menegaskan posisi tSurvey sebagai solusi Beyond Telco dari Telkomsel yang memberikan nilai tambah bagi dunia pendidikan, sekaligus menjadi wujud nyata kontribusi Telkomsel dalam membangun talenta digital dan ekosistem riset Indonesia yang lebih matang dan berdampak.

    (rah/rah)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Data RW kumuh segera disajikan dalam “Satu Data RW”

    Data RW kumuh segera disajikan dalam “Satu Data RW”

    Jakarta (ANTARA) – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta bekerja sama dengan Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (Diskominfotik) DKI Jakarta mengumpulkan data RW kumuh di Jakarta yang nantinya dihimpun dalam data terpadu bernama “Satu Data RW”.

    “Tahun ini, Insya Allah, kami bekerja sama dengan Diskominfotik DKI untuk Satu Data RW yang ingin masuk kepada kebijakan terkait dengan data RW kumuh,” kata Kepala BPS DKI Jakarta Nurul Hasanudin dalam podcast bertajuk “Meningkatkan Literasi Statistik untuk Kebijakan Pembangunan Jakarta Menuju Kota Global” di Jakarta, Rabu.

    Dalam kesempatan berbeda, Kepala Bidang Data dan Statistik Diskominfotik DKI Octo Alexandro mengatakan data terpadu RW bukan hanya dapat memetakan kondisi kawasan, tetapi juga profil wilayah, yang meliputi sarana-sarana di wilayah tersebut serta ketahanan sosial.

    Data yang dihasilkan, sambung dia, dapat digunakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI sebagai pertimbangan kebijakan dan keperluan lainnya.

    Saat ini, “Satu Data RW” masih dalam tahap pembahasan kuesioner antara BPS DKI dengan Diskominfotik DKI,l sedangkan pelatihan petugas direncanakan pada Oktober dan November 2025.

    Sebelumnya, BPS DKI dan Pemerintah Provinsi DKI juga berkolaborasi mengembangkan portal Satu Data Jakarta yang dapat diakses publik. Portal tersebut kini hadir dengan wajah baru, yang dilengkapi fitur kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) dan segera diluncurkan pada Oktober 2025.

    Wajah baru “Portal Satu Data Jakarta” menampilkan data dari 10 perangkat daerah, antara lain pendidikan, kependudukan, kesehatan, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), tenaga kerja, ketenteraman dan ketertiban, serta sosial.

    Pemerintah Provinsi DKI menargetkan seluruh perangkat daerah dapat terintegrasi penuh dalam portal tersebut.

    Berbeda dari tampilan sebelumnya, “Portal Satu Data Jakarta” kini juga dilengkapi dengan analisis data. Untuk data kesehatan, misalnya 10 penyakit tertinggi yang dirawat inap beserta wilayah sebarannya.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Menko Airlangga: Perusahaan Teknologi Besar Investasi Data Center di Batam

    Menko Airlangga: Perusahaan Teknologi Besar Investasi Data Center di Batam

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengklaim sebagian besar perusahaan teknologi besar telah berinvestasi di pusat data atau data center di Batam, Kepulauan Riau (Kepri). 

    Airlangga menuturkan bahwa pembangunan data center, termasuk untuk kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), menjadi salah satu proyek investasi yang difokuskan oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. 

    Menko Perekonomian sejak 2019 itu mengeklaim bahwa data center di Batam telah diminati sebagian besar perusahaan teknologi. “Di Batam juga sudah dibangun data center dan hampir semua big tech companies [perusahaan teknologi besar] sudah melakukan investasi di sana,” ujarnya pada acara Permata Bank Wealth Wisdom 2025 : Navigating Indonesian Economy and Global Shifts, dikutip dari YouTube Bank Permata, Selasa (7/10/2025).

    Selain mendorong data center, lanjut Airlangga, pemerintah turut fokus berinvestasi pada infrastruktur seperti pelabuhan, jalan tol, bandara serta konektivitas digital. 

    Tidak hanya itu, pemerintah juga mendorong investasi pada energi terbarukan seperti solar cell atau sel surya. Airlangga menyebut Prabowo menginginkan adanya solar cell di setiap desa atau wilayah urban. 

    Harapannya, satu hektare solar cell diperkirakan bisa menghasilkan energi sebesar 1 megawatt. “Jadi kita mencoba pilot project dulu yang di mana nanti akan di-roll out lebih besar,” paparnya. 

    Berdasarkan pemberitaan Bisnis sebelumnya, Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat bahwa investasi pada industri data center di Batam sudah mencapai ratusan miliar rupiah. 

    “Indonesia tidak hanya mencatat rekor baru dalam investasi digital, tetapi juga memperkuat posisinya sebagai gerbang infrastruktur digital di Asia Tenggara,” kata Staf Ahli Bidang Ekonomi Makro Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM Imam Soejoedi saat berbicara di acara Schneider Electric Innovation Day Batam 2025 di Hotel JW Marriot Harbour Bay, Batam, Rabu (23/4/2025).

    Berkaca pada 2024, realisasi investasi di Kepri mencapai Rp35,36 triliun dengan kontribusi Batam sebesar Rp25,47 triliun.  “Untuk sektor data center dan telekomunikasi di Batam, investasi periode 2023-2024 tercatat sebesar Rp446,78 miliar, didominasi oleh PMA dari Singapura, Hong Kong, Amerika, Malaysia dan India,” ujar Imam. 

  • Ini Spesifikasi Beserta Harga Oppo A6 Pro 4G dan Oppo A6 Pro 5G di Indonesia – Page 3

    Ini Spesifikasi Beserta Harga Oppo A6 Pro 4G dan Oppo A6 Pro 5G di Indonesia – Page 3

    Hidup di zaman digital yang serba cepat membuat kita membutuhkan solusi instan dalam mengerjakan suatu hal, salah satunya integrasi fitur Artificial Intelligence (AI).

    Hadir untuk kelas menengah tak membuat Oppo A6 Pro series kekurangan akan hal ini. Dengan bekal ‘AI Photo Editor’, ponsel ini mampu mengedit sebuah foto melalui fitur-fitur seperti: ‘recompose’, ‘eraser’, ‘perfect shot’, ‘enhancer’, hingga ‘unblur’.

    Mengingat harga yang terjangkau di kelasnya, ponsel ternyata masih menghadirkan kemampuan unik untuk mendapatkan konten estetik seperti, perekaman di bawah air dengan kedalam sampai satu setengah meter berkat rating IP69-nya.

    Meski terasa dipromosikan sebagai HP untuk kebutuhan konten kreator, faktanya ponsel ini juga memiliki teknologi canggih yang dapat memperkuat konektivitas dari sinyal internet, ‘AI Link Boost 3.0’.

    Lantas apakah ponsel ini tidak cocok untuk main game?

    Mengingat penggunaan chipset MediaTek Helio G100 dan Dimensity 6300, secara kasaran ponsel ini dapat diklasifikasikan tidak cepat panas. Namun, adanya peningkatan baterai hingga 7000mAh tetap memberikan sebuah pertimbangan.

    Menjawab rasa penasaran tersebut, Arga Simanjuntak mengklaim tingkat ketahanan suhu ponsel akibat bermain game harusnya aman-aman saja, mengingat penggunaan ‘Supercool VC Chamber’ yang jauh lebih luas, membuat penyebaran suhu lebih merata.

  • AI Belum Jadi Mesin Cuan di RI, Bos Indosat Ungkap Alasannya

    AI Belum Jadi Mesin Cuan di RI, Bos Indosat Ungkap Alasannya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) menjadi salah satu perusahaan telekomunikasi di Indonesia yang aktif menyediakan solusi teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk memperkuat strategi digitalisasi, efisiensi operasional, serta optimalisasi layanan pelanggan.

    Namun, saat ditanya apakah solusi AI sudah menjadi mesin pertumbuhan bagi perusahaan, Director & Chief Business Officer IOH, Muhammad Buldansyah, mengakui hal itu belum terjadi.

    “Oke gini, belum banyak,” ujar pria yang akrab disapa Danny itu, saat berbincang dengan media di Kantor IOH, Selasa (7/10/2025).

    Meski demikian, ia menegaskan bahwa potensi penerapan AI di dunia usaha sebenarnya sangat besar meski belum dimanfaatkan secara optimal.

    Menurutnya, sebagian besar pelaku usaha di sektor ritel masih bersikap “wait and see” terhadap teknologi ini. Banyak yang masih meragukan kemampuan AI untuk memberikan efisiensi nyata.

    “Jadi ini kebanyakan ini wait and see ‘bener nggak sih ini AI bisa tolong kita? saya nggak percaya’. Tapi Indosat sangat percaya dan itu bisa terbukti kita sendiri. Kalau kita lihat 3 pilar kita, kita ingin menjadi AI native telco,” ujar Danny.

    Salah satu implementasi utama yang dijalankan Indosat adalah program hyperpersonalization, yang memungkinkan perusahaan menawarkan produk dan layanan secara lebih tepat sasaran.

    Melalui teknologi ini, IOH dapat menganalisis perilaku pelanggan dengan cepat dan menyesuaikan penawaran produk secara individual, bukan lagi berdasarkan segmentasi kelompok umum.

    Dengan dukungan GPU dan sistem AI internal, analisis profil pelanggan yang sebelumnya membutuhkan waktu mingguan kini dapat diselesaikan hanya dalam hitungan jam. Efisiensi ini, lanjutnya, berdampak langsung pada bisnis pelanggan.

    “Nilai tambah dengan adanya hypersonalisasi ini sangat luar biasa dalam bentuk dolarnya.” pungkasnya.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]