Produk: Artificial Intelligence

  • Meta Bajak Petinggi AI Apple Lagi, Pengembangan Siri Tahun Depan Terancam?

    Meta Bajak Petinggi AI Apple Lagi, Pengembangan Siri Tahun Depan Terancam?

    Bisnis.com, JAKARTA — Ke Yang, eksekutif Apple yang memimpin pengembangan pencarian web berbasis AI untuk Siri, resmi bergabung dengan Meta, menambah daftar panjang eksodus talenta AI dari Apple menjelang pembaruan besar Siri pada Maret 2026.

    Diketahui, Apple berencana melakukan pengembangan besar sistem Siri pada 2026. Sejumlah lompatan terbesar dalam sejarah asisten virtual Apple, akan terjadi dengan sejumlah fitur canggih berbasiskan AI generatif yang diklaim lebih kontekstual, personal, dan kompetitif terhadap platform rival seperti ChatGPT atau Google Gemini .

    Namun, di tengah pengembangan tersebut, Apple justru kehilangan para pakar AI-nya, di mana Meta terus agresif merekrut pentolan AI Apple untuk mendominasi teknologi superintelligence.

    Ke Yang baru saja ditunjuk memimpin tim Answers, Knowledge, and Information (AKI) di Apple beberapa minggu lalu, dengan tugas utama meningkatkan kemampuan Siri untuk menarik informasi dari web dan data pribadi pengguna.

    Sebelum Ke Yang pergi, Ruoming Pang, mantan kepala model AI Apple, juga hengkang ke Meta awal tahun ini, diikuti sekitar belasan anggota tim AIML (Artificial Intelligence and Machine Learning) yang bergabung ke Superintelligence Labs Meta.

    Beberapa eks anggota tim AKI Apple memperkirakan akan ada lebih banyak kepergian dalam bulan-bulan mendatang, memperburuk situasi internal Apple dilansir dari Techcrunch, Jumat (17/10/2025).

    Di bawah kepemimpinan Ke Yang, tim AKI bertanggung jawab mengintegrasikan AI pencarian untuk membuat Siri lebih kompetitif melawan rival seperti OpenAI, Perplexity, dan Google.

    Proyek ini termasuk memungkinkan Siri mengakses data web secara real-time dan menangani tugas kompleks berbasis data pribadi, yang menjadi kunci revamp Siri mendatang. 

    Kepergiannya tepat di saat Apple sedang berupaya mengejar ketertinggalan di bidang AI generatif, membuat proyek ini rentan terhadap penundaan atau kegagalan.

    Ke Yang bukan satu-satunya talenta yang dibajak Meta dari Apple. Sebelumnya, sejumlah nama juga telah diboyong Mark dari markas Tim Cook.

    Eksodus ini berpotensi mengganggu jadwal peluncuran Siri baru, yang direncanakan Maret 2026, dan memperlemah posisi Apple dalam pasar AI pencarian yang sedang berkembang pesat.

    Berikut daftar petinggi Apple yang hengkang meninggalkan Tim Cook:

    – Ke Yang: Eksekutif Apple yang memimpin pengembangan pencarian berbasis AI dan baru saja diangkat sebagai kepala inisiatif pencarian AI perusahaan.

    – Robby Walker: Eksekutif senior Apple yang menangani divisi kecerdasan buatan dan akan meninggalkan perusahaan pada November.

    – Ruoming Pang: Eksekutif Apple yang bergabung dengan Meta Platforms dan menjadi bagian dari tim Superintelligence Labs Meta.

    – Mark Lee: Eksekutif Apple yang bergabung dengan Meta Platforms dan menjadi bagian dari tim Superintelligence Labs Meta.

    – Tom Gunter: Eksekutif Apple yang bergabung dengan Meta Platforms dan menjadi bagian dari tim Superintelligence Labs Meta.

  • Guru Besar UGM: AI Tanpa Manusia Tak akan Pernah Punya Makna – Page 3

    Guru Besar UGM: AI Tanpa Manusia Tak akan Pernah Punya Makna – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Guru Besar UGM Prof. Dr. Rr. Siti Murtiningsih, S.S., M.Hum menyoroti tantangan generasi muda yang hidup di zaman serba instan. Menurutnya, pendidikan tidak boleh diserahkan sepenuhnya pada kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI).

    Di acara Anugerah Liputan6 pada Kamis (16/10/2025) di SCTV Tower Jakarta, ia mengkritisi kebiasaan masyarakat modern yang bergantung pada teknologi AI, yang saat ini dapat menjadi bencana bagi masa depan manusia.

    “Seunggul apa pun kemampuan AI dalam mengolah data, mereka tidak memiliki dimensi esensial, seperti rasa kemanusiaan, harapan, empati, dan nilai-nilai kolektif,” ujar Prof Murti, sapaan akrabnya saat pidato di atas panggung.

    Ia menekankan, jika manusia masih bergantung pada teknologi AI secara penuh, ilmu pengetahuan dalam peradaban tidak akan berkembang dan memasuki fase stagnasi.

    “Hal ini disebabkan manusia telah kehilangan harapan radikal, sebuah kemampuan yang dapat membayangkan sesuatu dari wujud ketiadaan menjadi ada, untuk mendorong perubahan dan menciptakan inovasi,” ucap Prof Murti.

    Jadi, meskipun AI unggul dalam banyak hal, berdasarkan seluruh hasil observasi, Prof Murti merumuskan sebuah kesimpulan. Mesin tanpa manusia tak akan pernah punya makna.

    “Saya kira mesin (AI) tanpa manusia, ia akan tidak pernah memiliki makna,” tutur Prof Murti, menegaskan.

    Lantas Bagaimana Semestinya Kita Bersikap?

    Meskipun penggunaan teknologi AI secara penuh dinilai berbahaya, menurutnya, menolak teknologi juga bukan hal yang bijaksana. Guru Besar UGM itu menyarankan untuk mengambil jalan tengah, mendidik manusia bersama AI.

    Dalam konteks ini, AI seharusnya menjadi kolaborator, berfungsi sebagai alat bantu yang kuat untuk mengoptimalkan proses belajar, karena mereka menawarkan model pembelajaran baru, lebih kreatif, dan berbasis data.

  • Melihat Lebih Dekat Inovasi AI & Smart Manufacturing Pabrik AC TCL di Wuhan

    Melihat Lebih Dekat Inovasi AI & Smart Manufacturing Pabrik AC TCL di Wuhan

    Wuhan, China

    Di tengah pesatnya transformasi industri, TCL Technology (TCL) terus mendorong hadirnya produk elektronik berkualitas. Upaya ini salah satunya dibuktikan langsung melalui penerapan inovasi teknologi dan penerapan sistem smart manufacturing dalam proses produksi Air Conditioner (AC).

    Pada Selasa (23/9/2025) lalu, tim detikcom berkesempatan untuk mengunjungi langsung pabrik AC TCL di Wuhan, China. Selama kunjungan, tim detikcom menyaksikan langsung bagaimana AC TCL diproduksi dengan sistem manufaktur yang canggih dan terintegrasi.

    Dengan luas area 39 hektare, kawasan pabrik AC TCL di Wuhan dilengkapi dengan jalur perakitan otomatis, robot industri, hingga manajemen logistik digital secara real-time.

    “TCL Air Conditioner Wuhan Smart Manufacturing mencakup area seluas 39 hektar dengan total investasi sebesar CNY 3,42 miliar. Dengan memanfaatkan smart park system dan platform industri pintar 6+1 yang terhubung dengan teknologi digital twin yang canggih, pabrik ini menjadi salah satu contoh terbaik dalam penerapan smart manufacture di industri,” ujar General Manager TCL AC Factory, Xin’an Li pada saat Media Interview di TCL Wuhan AC Factory, Rabu (24/9/2025).

    “Di dalamnya terdapat gedung teknologi, pusat produksi pintar, dan pusat pengujian. Pabrik ini juga dilengkapi dengan 16 pabrik gelap, laboratorium canggih, serta 8 jalur produksi digital yang dikendalikan oleh sistem AI. Salah satu keunggulan utama dari pabrik ini adalah adanya lini produksi khusus pertama di dunia untuk AC dengan fitur udara segar bebas debu,” sambungnya.

    Wawancara eksklusif bersama General Manager TCL AC Factory, Xin’an Li dan Director Research & Development TCL AC Factory, Meng Wang Foto: TCL

    Penerapan Teknologi Canggih dalam Proses Produksi

    Selama proses produksi, AC TCL memanfaatkan platform Internet industri 5G+ dan teknologi Artificial Intelligence of Things (AI×IoT) untuk mencapai pengumpulan data mandiri, analisis mandiri, dan pengambilan keputusan mandiri. Selain itu, status produksi waktu nyata ditampilkan secara real-time melalui kokpit pintar pabrik.

    Penggunaan teknologi robot di pabrik AC TCL di Wuhan Foto: TCL

    Dalam mendukung sistem smart manufacturing, pabrik AC TCL di Wuhan juga mengadopsi teknologi AMR (Autonomous Mobile Robot) sebagai bagian dari proses otomatisasi logistik internal. Robot AMR dapat bergerak secara otomatis di jalur produksi, menggunakan sensor, kamera, dan teknologi pemetaan untuk mengangkut material. Teknologi ini beroperasi selama 24 jam sehari dimana seluruh prosesnya dikelola secara digital sehingga membantu proses produksi menjadi lebih efisien.

    Penggunaan teknologi robot di pabrik AC TCL di Wuhan Foto: TCL

    Uji Coba Menyeluruh di Setiap Tahap Produksi

    Tak hanya proses produksi, tim detikcom juga berkesempatan untuk melihat langsung quality control yang diterapkan TCL untuk menjaga standar setiap unit AC yang diproduksi. Berikut beberapa tahapan pengujian yang dilakukan di pabrik AC TCL Wuhan:

    1. Fast Cooling Test

    Fast Cooling Test bertujuan untuk mengevaluasi seberapa cepat AC TCL dapat menurunkan suhu ruangan dari kondisi awal ke suhu target dalam jangka waktu tertentu. Di pabrik AC TCL, uji ini dilakukan di ruangan tertutup dengan alat pengukur udara khusus.

    Hasilnya, AC TCL seri Gentel Pro mampu menurunkan suhu ruangan hingga 18°C hanya dalam waktu kurang dari 60 detik. Dengan teknologi ini, AC TCL mampu mengurangi konsumsi listrik hingga 37%, menghemat hingga 1.132 kWh per tahun.

    2. Noise Level Test

    AC TCL menjalani uji kebisingan di laboratorium semi-anechoic dengan kondisi pengoperasian yang dapat disesuaikan. Laboratorium ini memungkinkan analisis dan penelitian tekanan suara, daya suara, getaran pipa, tegangan pipa, dan karakteristik kebisingan AC, memastikan pengoperasian yang senyap dan kenyamanan pengguna.

    3. Voice Control Test

    Kemudian, TCL juga melakukan uji kontrol suara untuk menilai kemampuan AC dalam merespons perintah suara (voice commands) untuk memastikan fitur interaksi suara bekerja dengan akurat. Berdasarkan tinjauan, AC TCL mampu merespons perintah suara dengan cepat hanya dalam beberapa detik.

    Dengan Voice Control AI, pengguna hanya cukup menyebut “Hai TCL”, kemudian melanjutkan instruksi seperti, “lower the temperature”, nantinya AC akan menyesuaikan udara sesuai perintah yang diminta. Fungsi ini bahkan dapat beroperasi tanpa koneksi internet.

    4. Environmental Test

    Uji coba lingkungan di pabrik AC TCL Foto: Inkana Putri

    Selanjutnya, ada uji coba lingkungan, dimana AC TCL diuji dalam ruangan simulasi lingkungan ekstrem dengan suhu yang bervariasi dari -15°C hingga 60°C. Hasilnya, AC TCL masih dapat beroperasi dengan stabil, termasuk dalam kondisi hujan maupun panas sekalipun.

    Usung Inovasi AI untuk Hasilkan AC Berkualitas

    Produk AC TCL dirancang bukan hanya untuk mendinginkan ruangan, tetapi menambahkan kenyamanan pengguna dengan menyematkan berbagai inovasi AI. Pada seri Little Blue Wing C7 Fresh Air Conditioner misalnya, produk unggulan TCL ini mampu mengintegrasikan teknologi AI Sleep Fresh Air, AI Voice Control, dan AI Energy-Saving Technology untuk menciptakan lingkungan tidur yang sehat dan nyaman.

    1. AI Deep Sleep Smart Fresh Air Technology

    AI Deep Sleep Smart Fresh Air Technology memanfaatkan teknologi penginderaan radar gelombang milimeter perintis di dunia untuk mendeteksi gerakan tubuh manusia selama tahapan tidur. Dengan algoritma genetik AI, teknologi ini meningkatkan durasi tidur nyenyak hingga 25%.

    “Dan juga teknologi pada produk ini mampu mengurangi kebisingan empat kali lipat. Dengan ini, kami dapat mencapai 16 desibel pengoperasian udara segar yang senyap. Jadi, kami dapat menawarkan lingkungan tidur yang sempurna bagi pengguna,” jelas Director Research & Development TCL AC Factory, Meng Wang.

    2. AI Voice Control Technology

    TCL juga berfokus pada AI Voice Control Technology yang didukung oleh Fuxi Voice Large Model yang dikembangkan oleh TCL. Teknologi ini memiliki basis data terintegrasi yang berisi lebih dari 1 juta frasa, yang didukung secara online dan offline.

    3. AI Energy-Saving Technology

    Produk-produk TCL juga dilengkapi dengan AI Energi-Saving Technology yang dilengkapi dengan Algoritma Model Big Data AI 2.0. Dengan teknologi ini, AC TCL dapat mencapai penghematan energi maksimum sebesar 40% bahkan tanpa koneksi internet.

    Dukung Keberlanjutan Lingkungan Lewat Green Production

    TCL tidak hanya fokus pada hasil akhir produk, tetapi juga mendorong keberlanjutan lingkungan melalui Wuhan Air Conditioner Smart Park. Taman ini dikelola dengan memanfaatkan tenaga surya, dipantau oleh EMS (sistem manajemen energi), dan dialiri oleh sistem hidrasi untuk memastikan konsumsi energi dan emisi karbon tetap berkelanjutan.

    “Taman ini sepenuhnya memanfaatkan pembangkit listrik tenaga fotovoltaik, dengan total luas instalasi 94.800 meter persegi. Rata-rata pembangkitan listrik tahunan mencapai 9 juta kWh, setara dengan penghematan 2.583 ton batu bara standar dan pengurangan emisi karbon dioksida sebesar 7.804 ton,” papar Xin’an Li.

    Kemudian, melihat tingginya curah hujan di Wuhan, TCL melakukan daur ulang air dengan membuat sponge city, sebuah ruangan di bawah tanah. Melalui sponge citu, TCL menampung, dan memurnikan air hujan untuk digunakan dalam penataan taman.

    “Ketiga, kami memiliki pengolahan gas buang dan sistem pembuangan air limbah. Jadi dengan seluruh sistem ini, kita bisa mencapai nol emisi karbon, nol limbah industri, nol emisi gas dan nol limbah air,” jelas Xin’an Li.

    General Manager TCL AC Factory, Xin’an Li Foto: Inkana Putri

    Gaet Pasar Indonesia

    Saat ini, TCL berfokus pada peluncuran AC yang dilengkapi AI + Voice-enabled. TCL juga berencana untuk memperkenalkan AC Split Gentle Breeze untuk memenuhi beragam kebutuhan rumah tangga.

    “Pada bulan Agustus tahun ini, kami meluncurkan produk unggulan kami di pasar Indonesia, yakni Gentle Pro yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan para pengguna lokal. AC ini mengintegrasikan berbagai fitur inti yang berbeda, (27:12) termasuk Wi-Fi, konektivitas, AI, inverter, teknologi hemat energi, dan aliran udara yang lembut, serta seperti filter 6-in-1,” pungkas Meng Wang.

    (anl/ega)

  • IAI ajak publik hidupkan Blok M melalui Jakarta Architecture Festival

    IAI ajak publik hidupkan Blok M melalui Jakarta Architecture Festival

    Jakarta (ANTARA) – Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jakarta mengajak publik menghidupkan Blok M Hub, Jakarta Selatan melalui Jakarta Architecture Festival (JAF) 2025 yang mengangkat tema “Reimagining Space”.

    “JAF 2025 adalah ajakan untuk melihat kembali kota kita bahwa setiap sudut Jakarta memiliki potensi untuk diimajinasikan ulang demi kualitas hidup yang lebih baik,” kata Ketua IAl Jakarta Teguh Aryanto dalam konferensi pers di Blok M Hub Jakarta, Kamis.

    Teguh mengatakan JAF mengangkat tema “Reimagining Space” yang mengajak publik untuk membayangkan kembali ruang-ruang Jakarta, khususnya area yang terlupakan agar dapat dihidupkan menjadi ruang yang lebih inklusif, fungsional, dan berkelanjutan.

    “JAF bukan bercerita tentang arsitektur, tapi tentang bagaimana peran arsitek dalam pembangunan dan kebijakan tata kota,” ucapnya.

    Selama 11 hari, JAF 2025 menghadirkan beragam kegiatan untuk warga kota, termasuk pameran arsitektur, temu bincang, pertemuan komunitas, olahraga, dan kuliner.

    Contoh kegiatan menarik seperti penggunaan kecerdasan buatan (Artificial intelligence/AI), sketsa bersama komunitas “Heritage & Sketch”, Fashion Arsitektur Manekin dan Fotografi karya pemenang sayembara IAI Jakarta, hingga galeri foto lini masa Blok M dan Jakarta yang memamerkan masa lalu, masa kini dan masa depan.

    Untuk pertama kalinya, festival ini juga membuka meja konsultasi desain bagi masyarakat berpenghasilan rendah, didukung oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) DKI, Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Pertanahan (DCKTRP) DKI Jakarta, dan Dinas SDA DKI Jakarta, sebagai wujud nyata arsitek untuk semua.

    JAF 2025 diselenggarakan pada 16-26 Oktober 2025 di Blok M Hub yang dibuka oleh Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung.

    Acara ini terbuka bagi seluruh warga, komunitas, dan pemangku kepentingan yang bertujuan menjadi ruang kolaborasi dan perayaan gagasan menuju Jakarta sebagai Kota Global yang dinamis, adil, dan inovatif.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • PDB Singapura lampaui ekspektasi, tetapi prospek ekonomi melemah

    PDB Singapura lampaui ekspektasi, tetapi prospek ekonomi melemah

    Singapura (ANTARA) – Produk Domestik Bruto (PDB) Singapura tumbuh 3,9 persen secara tahunan (year on year/yoy) dalam tiga kuartal pertama 2025, mengungguli ekspektasi, demikian disampaikan Otoritas Moneter Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS) dalam Tinjauan Makroekonomi terbaru yang dirilis pada Selasa (14/10).

    Namun, bank sentral memproyeksikan laju ekspansi yang lebih lambat di masa mendatang. Dikatakan bahwa dampak dari tarif menjadi lebih nyata, meskipun beberapa faktor dapat memberikan dukungan parsial terhadap pertumbuhan.

    “Belanja modal terkait kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) global yang meningkat harus memberikan lapisan dasar dukungan untuk industri terkait perdagangan. Produsen domestik akan dapat terus menyesuaikan harga di tengah penyangga keuangan yang memadai, tanpa memangkas produksi secara signifikan,” kata otoritas tersebut.

    MAS mencatat aktivitas ekonomi global meningkat pada kuartal kedua dan tetap tangguh dalam beberapa bulan terakhir, didorong oleh front-loading perdagangan, investasi terkait AI, dan kondisi keuangan yang secara umum akomodatif.

    Namun, beberapa tanda awal pelemahan muncul menunjukkan melemahnya pasar tenaga kerja di negara maju dan melambatnya pertumbuhan ekspor di Asia setelah penerapan dan eskalasi tarif sejak Agustus.

    Pewarta: Xinhua
    Editor: Benardy Ferdiansyah
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Undip Akan Sanksi Maba Edit Foto Cabul Siswi-Guru SMA di Semarang Pakai AI

    Undip Akan Sanksi Maba Edit Foto Cabul Siswi-Guru SMA di Semarang Pakai AI

    Jakarta

    Viral sejumlah siswi dan guru di SMA Negeri 11 Semarang menjadi korban editing konten pornografi berbasis Artificial Intelligence (AI). Pelaku belakangan diketahui bernama Chiko Radityatama Agung Putra yang merupakan mahasiswa baru Fakultas Hukum (FH) Universitas Diponegoro (Undip).

    Fakultas Hukum (FH) Universitas Diponegoro (Undip) mengatakan akan menindak tegas pelaku pelecehan itu.

    “Fakultas Hukum Undip langsung memproses cepat dengan melaporkan kasus ini ke Satgas PPK Undip untuk segera diproses pemeriksaan dan penjatuhan sanksi,” kata Dekan Fakultas Hukum Undip, Retno Saraswati, melalui pesan teks kepada awak media, dilansir detikJateng, Rabu (16/10/2025).

    “Fakultas Hukum Undip bersikap tegas terhadap setiap pelanggaran hukum yang dilakukan oleh mahasiswanya, termasuk perbuatan yang dilakukan oleh Sdr. Chiko Radityatama Agung Putra,” tegasnya.

    Pelaku sebelumnya membuat video permintaan maaf yang diunggah ke media sosial dan disampaikan langsung di hadapan pihak sekolah. Dalam video klarifikasi berdurasi sekitar dua menit itu, Chiko mengakui perbuatannya.

    (rdp/idh)

  • Indonet Perluas Jaringan Serat Optik Bawah Tanah, Perkuat Data Center di Jakarta

    Indonet Perluas Jaringan Serat Optik Bawah Tanah, Perkuat Data Center di Jakarta

    Bisnis.com, JAKARTA— PT Indointernet Tbk. (Indonet/EDGE), penyedia layanan infrastruktur digital terintegrasi, terus memperkuat langkahnya dalam mendukung transformasi digital nasional dengan memperluas jaringan serat optik di sekitar Jakarta.

    Perseroan memperoleh fasilitas kredit senilai Rp5,5 triliun dari PT Bank Central Asia Tbk. (BCA), yang akan digunakan untuk mempercepat dua agenda strategis utama.

    Direktur Indonet Donauly Situmorang menjelaskan fasilitas kredit tersebut akan difokuskan untuk mendukung perluasan jaringan serat optik bawah tanah (underground fiber) di wilayah Jakarta dan sekitarnya, serta penyelesaian tahap akhir pembangunan data center EDGE2.

    “Fasilitas kredit ini akan digunakan untuk mendukung beberapa agenda strategis Indonet, termasuk perluasan jaringan serat optik bawah tanah [underground fiber] di wilayah Jakarta dan sekitarnya, serta penyelesaian tahap akhir pembangunan data center EDGE2,” kata Donauly kepada Bisnis pada Rabu (15/10/2025). 

    Menurut Donauly, kedua proyek tersebut memiliki peran penting dalam memperkuat fondasi infrastruktur digital nasional. Dia mengatakan melalui perluasan jaringan metro fiber, pihaknya memastikan konektivitas antar data center dan pelanggan korporasi semakin andal dan efisien. 

    Sementara itu, lanjut Donauly, EDGE2 akan menjawab permintaan kapasitas yang terus meningkat, terutama dari sektor Artificial Intelligence (AI), hyperscale, dan enterprise yang membutuhkan kapasitas besar dan konektivitas berlatensi rendah. 

    Dia menambahkan, langkah ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang Indonet dalam mendukung percepatan transformasi digital dan hilirisasi ekonomi digital di Indonesia.

    “Langkah ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang Indonet dalam mendukung percepatan transformasi digital dan hilirisasi ekonomi digital di Indonesia,” kata Donauly.

    Adapun fasilitas kredit Rp5,5 triliun tersebut tidak hanya diberikan kepada Indonet, tetapi juga mencakup anak perusahaannya, PT Ekagrata Data Gemilang (EDGE DC), yang berfokus pada layanan pusat data. Sebelumnya, CEO EDGE DC Stephanus Oscar menyebutkan EDGE2 dirancang dengan kapasitas hingga 23 MW IT load untuk mendukung kebutuhan hyperscale maupun enterprise di Indonesia.

    “Dengan tambahan fasilitas baru ini, EDGE DC memperkuat posisi sebagai market leader untuk data center di pusat kota Jakarta. Komitmen kami jelas, yaitu menghadirkan infrastruktur yang aman, efisien, dan berkelanjutan untuk mendukung percepatan transformasi digital nasional,” ungkap Oscar.

  • ScaleOcean Hadirkan AI-Powered ERP untuk Akhiri Masalah Integrasi Sistem Korporat – Page 3

    ScaleOcean Hadirkan AI-Powered ERP untuk Akhiri Masalah Integrasi Sistem Korporat – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Proyek integrasi sistem yang kompleks telah lama menjadi sumber utama kegagalan dan pembengkakan biaya dalam transformasi digital korporat. Banyak pemimpin teknologi merasa frustasi karena harus berhadapan dengan produktivitas menurun dan biaya pemeliharaan yang terus meningkat. Pendekatan sistem manajemen bisnis terpadu dari AI-Powered ERP ScaleOcean dirancang untuk menjawab tantangan fundamental ini.

    Semakin marak tren penggunaan Artificial Intelligence (AI), maka masalah integrasi ini menjadi semakin kritis dan mendesak. Keberhasilan implementasi AI sangat bergantung pada ketersediaan data yang bersih dan terpadu, sesuatu yang sulit dicapai oleh software ERP tradisional. Oleh karena itu, sistem AI-Native ERP menjadi sebuah kebutuhan strategis.

    Krisis sesungguhnya terjadi ketika model AI yang canggih dihadapkan pada data yang disimpan dalam repositori yang berbeda untuk tiap departemen. Data keuangan, penjualan, dan rantai pasok yang tidak sinkron akan menghasilkan analisis AI yang bias atau bahkan salah. Prinsip ‘Garbage In, Garbage Out’ (GIGO) menjadi risiko nyata yang dapat mengarah pada pengambilan keputusan bisnis yang keliru.

    Arsitektur ScaleOcean berhasil memecahkan masalah ini sejak awal. Sistem AI ERP ini bukanlah kumpulan modul terpisah yang perlu ‘dijahit’ bersama, melainkan sebuah sistem tunggal yang dibangun di atas satu model data yang koheren. Ini memastikan bahwa data dari seluruh fungsi bisnis, mulai dari keuangan, SCM, SDM, inventaris, pengadaan, hingga CRM, mengalir secara mulus tanpa hambatan. Informasi yang sebelumnya terisolasi kini dapat saling terhubung untuk memberikan konteks yang lebih kaya dan akurat.

    Keunggulan utamanya adalah eliminasi kebutuhan akan proyek integrasi yang rumit dan penggunaan middleware yang mahal. Tim IT perusahaan pun dapat beralih fokus dari tugas pemeliharaan sistem ke inisiatif inovasi yang lebih strategis. Pendekatan ini secara inheren mengurangi risiko dan memangkas biaya total kepemilikan teknologi.

    Hal ini berbeda dengan pendekatan lain yang menawarkan modul AI sebagai tambahan (add-on). Solusi semacam itu seringkali masih mewarisi masalah integrasi mendasar ke dalam sistem yang sudah ada, sehingga tidak menyelesaikan akar masalah.

    Dengan fondasi data yang bersih dan terpadu, perusahaan dapat memaksimalkan potensi AI untuk menghasilkan wawasan yang andal dan terpercaya. Ini adalah prasyarat teknis untuk membangun model operasi yang cerdas dan prediktif di masa depan.

  • Temuan China Bongkar Sejarah Bumi, Buktinya Harta Karun Australia

    Temuan China Bongkar Sejarah Bumi, Buktinya Harta Karun Australia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sebuah penelitian dari China menggunakan Artificial Intelligence (AI) untuk menemukan sejarah bumi yang hilang. Periode yang disebut Eon Hadean itu merupakan waktu yang pas untuk memahami asal-usul benua.

    “Namun batuan saat itu sangat langka. Satu-satunya sampel yang diketahui berasal dari Acasta Kanada sekitar 4,03 miliar tahun lalu,” kata Jia Liu, pemimpin penelitian dari Fakultas Ilmu Kebumian Universitas Zheijiang, dikutip dari Scitechdaily, Senin (14/7/2025).

    Aktivitas geologis yang intens pada masa awal Bumi membuat sebagian besar batuan dari masa itu telah hancur. Pada akhirnya, periode itu disebut sebagai bab yang hilang pada sejarah Bumi oleh para ilmuwan.

    Salah satu petunjuk berharga dari zaman itu adalah mineral bernama zirkon. Beberapa kristal ditemukan di wilayah Jack Hills di Australia dan berasal lebih dari 4,3 miliar tahun lalu.

    Kristal tersebut menyimpan detail aktivitas magma pada zaman Bumi purba. Tim peneliti berupaya menggali lebih dalam menggunakan AI dengan basis data dari zirkon beku dan batuan induknya.

    Mereka mengumpulkan basis data yang terdiri 14 ribu zirkon dan 823 catatan batuan yang cocok. Kemudian para peneliti melatih model pembelajaran mesin untuk menemukan pola unsur jejak keduanya.

    Liu menggunakan penggunaan AI sangat menarik untuk bisa mengungkapkan hubungan zirkon dan batuannya. Menurutnya dapat memberitahu evolusi kerak awal Bumi.

    “Ini memberi kesempatan mendorong catatan batuan yang mundur hampir 400 juta tahun dan mengeksplorasi cara evolusi kerak paling awal,” jelasnya.

    Dari studi tersebut diketahui kerak Hadean terbentuk lewat tektonik konvergen. Cara yang hampir mirip juga terjadi saat tumbukan benua.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Kadin, Danantara, & Mckinsey Bicara Potensi AI untuk Tambang RI

    Kadin, Danantara, & Mckinsey Bicara Potensi AI untuk Tambang RI

    Bisnis.com, JAKARTA—Sejumlah pemangku kepentingan industri pertambangan menyampaikan peran perkembangan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dalam transformasi pertambangan di Indonesia.

    Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia Bidang ESDM Aryo Djojohadikusumo menyampaikan industri pertambangan Indonesia sedang memasuki era kecerdasan buatan. AI bukan sekadar teknologi efisiensi, tetapi akan menjadi penentu arah transformasi industri nasional.

    “Oleh karena itu, sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan lembaga riset menjadi sangat penting,” ujar Aryo dalam Energy Insights Forum bertajuk “Harnessing Artificial Intelligence to Unlock Mining’s Next Frontier”.

    Acara ini diselenggarakan oleh Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama Katadata Insight Center (KIC) di Jakarta, Selasa (14/10/2025).

    Aryo menuturkan, AI dapat menjadi teknologi strategis yang dapat membantu perusahaan menjawab tantangan klasik sektor tambang seperti efisiensi, produktivitas, dan keselamatan kerja. Menurutnya AI merupakan solusi konkret di tengah tantangan industri yang semakin kompleks.

    “AI menjadi solusi abad ke-21 agar pelaku usaha dapat menggunakan teknologi untuk meningkatkan kinerja dan menjaga posisi Indonesia sebagai salah satu produsen mineral terbesar di dunia,” tutur Aryo.

    Selain meningkatkan efisiensi, penerapan AI di sektor tambang juga berperan dalam memperkuat keamanan dan tata kelola industri untuk mencegah praktik pertambangan ilegal. Ia menilai, langkah ini penting agar dunia pertambangan Indonesia dapat menjadi salah satu yang terdepan di dunia dalam penerapan teknologi canggih.

    Partner dan Co-Leader of McKinsey and Company’s Metals and Mining Practice in Asia, Sergey Alyabyev dan Hidayat Liu, memaparkan bagaimana AI telah memberikan dampak nyata dalam meningkatkan efisiensi operasional tambang.

    Menurut data McKinsey, optimalisasi pabrik pengolahan berbasis AI mampu meningkatkan throughput sebesar 5%—15% dan recovery rate sebesar 1%—2%. Teknologi AI-enabled drill and blast dapat menurunkan biaya operasional hingga 10%, sekaligus meningkatkan produktivitas shovel sebesar 10%—20%.

    Sementara itu, GenAI copilots mampu meningkatkan produktivitas tenaga kerja 5%—10% dan mengurangi biaya operasional dalam kisaran yang sama. McKinsey juga menampilkan bagaimana sistem agentic AI dapat mengoptimalkan proses pemrosesan logam dengan menganalisis jutaan data operasional secara real time.

    McKinsey menilai penerapan AI di sektor pertambangan merupakan langkah penting untuk mendorong Indonesia naik kelas sebagai pusat produksi dan inovasi mineral dunia.

    “Kami melihat Indonesia berada di posisi yang sangat strategis untuk mengintegrasikan AI dalam ekosistem pertambangan, mulai dari eksplorasi, produksi, hingga pengolahan. AI bukan hanya meningkatkan efisiensi, tapi juga membantu industri mencapai target dekarbonisasi dan keberlanjutan,” ujar Hidayat.

    Senior Director Business III Danantara, Luke Mahony menyoroti pentingnya memastikan bahwa AI bukan lagi masa depan, melainkan kenyataan yang tengah membentuk arah baru industri global. Luke mengingatkan pentingnya membangun kolaborasi nasional untuk mewujudkan ekosistem pertambangan cerdas.

    “Teknologi tidak akan menggantikan manusia, tetapi akan memperluas kemampuan manusia. Dengan menggabungkan kecepatan komputasi dan empati manusia, kita dapat menciptakan industri yang tidak hanya lebih produktif, tapi juga lebih bermakna. Indonesia tidak hanya akan kaya sumber daya, tapi juga kaya kecerdasan dan inovasi,” pungkas Luke.