Produk: Artificial Intelligence

  • Meta Kembangkan Mesin Pencari Berbasis AI, Saingi Google dan Microsoft

    Meta Kembangkan Mesin Pencari Berbasis AI, Saingi Google dan Microsoft

    Bisnis.com, JAKARTA – Meta, perusahaan induk Instagram dan Whatsapp, tengah mengembangkan mesin pencari berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) guna mengurangi ketergantungan pada Google dan Microsoft.

    Berdasarkan laporan dari The Information, mesin tersebut dilaporkan akan menyediakan ringkasan pencarian yang dihasilkan AI dari berbagai peristiwa terkini dalam chatbot Meta AI.

    “Berdasarkan sumber, sebuah tim Meta telah bekerja selama sekitar delapan bulan untuk membangun basis data informasi bagi chatbot-nya,” tulis The Verge dikutip, Rabu (30/10/2024).

    Saat ini, bot Meta AI yang terintegrasi di Instagram dan Facebook menggunakan Google dan Microsoft Bing untuk menjawab pertanyaan mengenai berita terkini. 

    Namun, dengan proyek ini, Meta berencana menyediakan ringkasan pencarian yang dihasilkan AI, memberikan jawaban yang lebih terintegrasi dan langsung dari sumbernya.

    Meta juga telah memperkuat kemitraannya dengan Reuters, memungkinkan chatbot-nya menggunakan artikel berita sebagai jawaban. Selain itu, laporan menunjukkan bahwa Meta tengah membangun data lokasi yang bersaing dengan Google Maps.

    Dengan langkah ini, Meta tampaknya berupaya memperkuat posisinya di pasar mesin pencari dan menciptakan solusi yang lebih mandiri dan terintegrasi.

    Sementara itu, OpenAI juga mengonfirmasi bahwa mereka mengembangkan mesin pencari AI bernama SearchGPT. Di sisi lain, mesin pencari AI Perplexity tengah menghadapi gugatan dari News Corp dan ancaman hukum dari penerbit besar lainnya, termasuk The New York Times. 

    Sebelumnya, Meta merilis sejumlah model kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) baru, salah satunya model “Self-Taught Evaluator”, yang dapat memperkecil keterlibatan manusia dalam proses pengembangan AI.

    Melansir dari Reuters, model AI ini mulai diperkenalkan saat peluncuran makalah Meta pada Agustus lalu. Model ini diketahui menggunakan teknik “rantai pemikiran” yang digunakan oleh model AI OpenAI. 

    Teknik ini melibatkan pemecahan masalah yang kompleks menjadi langkah-langkah logis yang lebih kecil dan meningkatkan akurasi respons pada masalah dalam mata pelajaran seperti sains, pengkodean, dan matematika.

    Adapun, para peneliti Meta sudah melatih AI ini untuk menghasilkan data guna mengurangi keterlibatan manusia dalam pengolahan data.

    AI ini memang diproyeksikan mampu menjalankan berbagai tugas tanpa memerlukan intervensi manusia, memberikan kemungkinan untuk mengurangi kebutuhan akan metode Pembelajaran Penguatan dari Umpan Balik Manusia (RLAIF), yang saat ini masih digunakan. 

    Proses RLAIF melibatkan pencatat manusia yang harus memiliki keahlian khusus untuk memberi label data dan memverifikasi jawaban, terutama pada soal-soal kompleks.

  • Soroti Pernyataan Abimanyu, Peneliti Paparkan Bahayanya Judi Online Dikenakan Pajak – Page 3

    Soroti Pernyataan Abimanyu, Peneliti Paparkan Bahayanya Judi Online Dikenakan Pajak – Page 3

    Menjelang akhir orasi ilmiahnya di Sekolah Vokasi UGM Yogyakarta, Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Anggito Abimanyu menyebut ada peluang menambah pendapatan negara dari ‘underground economy’.

    Istilah ‘underground ekonomi’, dipaparkan Wamenkeu Anggito saat menjelaskan subyek ‘tantangan lain yang berdatangan’ yang termuat di halaman 19 dari 22 slide power point orasi ilmiahnya saat Sidang Senat Terbuka Dies Natalis ke-15 dan Lustrum III Sekolah Vokasi, Senin (28/10/2024).

    Di slide tersebut terpapar empat tantangan yang dihadapi Indonesia, khususnya kabinet Merah Putih. Pertama, kehadiran Artificial Intelligence/AI yang menghadirkan lompatan kemajuan teknologi, namun disrupsinya akan luar biasa.

    “Kedua banjir barang impor. Ini teman-teman Ditjen Pajak masih ingat sekali dan ini tidak bisa dihindari juga. Karena kita memang kalah kompetitif dengan China. Mosok nggak ada cara lain gitu ya, yang membuat barang kita lebih kompetitif,” ujarnya.

    Dirinya mengaku ngeri saat dipresentasikan mengenai besaran masuknya barang-barang ilegal maupun drug trafficking. “Yang terakhir, mengenai maraknya judi online. Sudah ada angkanya. Kemarin juga membuat saya juga merinding. Angka yang disampaikan Kominfo. Waduh jumlahnya mengejutkan sekali,” ucapnya.

  • Nasib Google Tinggal Tunggu Waktu, Ini Penyebabnya

    Nasib Google Tinggal Tunggu Waktu, Ini Penyebabnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Google diprediksi tak akan lagi mendominasi pasar iklan internet di masa depan. Sebuah laporan menyebutkan pertumbuhan pendapatan Alphabet, induk perusahaan Google, pada kuartal ini tidak sebanyak kuartal sebelumnya.

    Hal ini didorong persaingan ketat yang harus dihadapi layanan mesin pencarian Search. Para pengiklan juga mulai melirik perusahaan lain seperti Amazon dan TikTok, serta platform berbasis Artificial Intelligence (AI) lainnya.

    Pendapatan Google Search diperkirakan analis dari Visible Alpha tumbuh 11,6% pada kuartal ketiga (Q3) 2024. Angka itu masih rendah dari Q2 yang meningkat 13,8%.

    Awal bulan ini, firma riset eMarketer memprediksi pangsa iklan pencarian milik Google turun hingga di bawah 50% pada tahun depan di Amerika Serikat (AS). Jika benar, ini menandai fenomena penurunan signifikan untuk pertama kalinya dalam 18 tahun terakhir.

    Di sisi lain, pendapatan iklan pencarian Amazon di AS tumbuh 24%. Platform Perplexity AI yang didukung pendiri Amazon Jeff Bezos juga mendapatkan banyak keuntungan dari pendapatan iklan.

    “Pendatang baru seperti Perplexity dan ChatGPT mendapatkan miliaran dolar karena asumsi pencarian bisa diganggu, Google dianggap lambat dan tidak siap untuk pengembangan GenAI,” jelas analis dari Moffettnathanson, dikutip dari Reuters, Selasa (29/10/2024).

    Mereka berpendapat kemungkinan tren ini juga akan terus berlanjut hingga 2025. “Sebagian narasi negatif akan sulit dibantah tahun depan,” jelas analis.

    Para analis mengharapkan adanya perubahan pada Google Search. Meski mulai gencar mengadopsi AI, tetapi Google terhitung tertinggal karena para pesaingnya tumbuh subur dan sudah lebih dulu memperkenalkan kemampuan AI.

    Selain itu, kasus monopoli Google juga jadi faktor penentu. Ada kemungkinan model bisnis Google di masa depan dirombak, sehingga tidak bisa mempertahankan keunggulan pada pencarian eksklusif bagi pengguna Android dan iOS di AS.

    Dengan begitu, hal ini membuka peluang besar bagi para pesaingnya untuk terus bertumbuh.

    (fab/fab)

  • Jegal China, AS Berlakukan Pembatasan Investasi Teknologi AI dan Chip

    Jegal China, AS Berlakukan Pembatasan Investasi Teknologi AI dan Chip

    Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintahan Presiden AS, Joe Biden, menyelesaikan regulasi pembatasan investasi oleh individu dan perusahaan AS pada teknologi canggih di China, termasuk semikonduktor, komputasi kuantum, dan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

    Mengutip Bloomberg pada Selasa (29/10/2024), peraturan tersebut dikeluarkan setelah melalui pertimbangan selama lebih dari satu tahun. Regulasi itu melarang sejumlah investasi pada industri-industri tersebut dan mengharuskan pemerintah AS untuk diberitahu mengenai investasi lainnya. 

    Tujuan dari regulasi tersebut adalah untuk mencegah modal dan pengetahuan Amerika Serikat membantu China mengembangkan teknologi penting yang dapat memberi Beijing keunggulan militer. 

    “Investasi AS, termasuk manfaat tidak berwujud seperti bantuan manajerial dan akses terhadap investasi dan jaringan bakat yang sering kali menyertai aliran modal tersebut, tidak boleh digunakan untuk membantu negara-negara yang menjadi perhatian dalam mengembangkan kemampuan militer, intelijen, dan dunia maya mereka,” kata Paul Rosen, asisten Menteri Keuangan untuk keamanan investasi dalam siaran pers.

    Kerangka kerja final, yang mulai berlaku pada tanggal 2 Januari, sebagian besar sesuai dengan proposal yang diumumkan pada bulan Juni, dengan kejelasan tambahan mengenai parameter teknologi dari peraturan tersebut dan ekspektasi pemerintah AS seputar kepatuhan. 

    Misalnya, seorang pejabat senior pemerintahan mengatakan, peraturan tersebut melarang investasi Amerika pada perusahaan-perusahaan China yang berfokus pada teknologi semikonduktor canggih. Namun, peraturan itu hanya mewajibkan pemberitahuan investasi pada perusahaan-perusahaan China yang berfokus pada apa yang disebut chip lama, yang merupakan komponen generasi lama yang sangat penting bagi perusahaan-perusahaan China. 

    AS sudah membatasi ekspor chip canggih ke Tiongkok, dan peraturan investasi dirancang untuk melengkapi pembatasan perdagangan yang sudah ada. 

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian ,mengatakan negaranya “sangat menyesalkan dan dengan tegas menolak” pembatasan yang dilakukan AS.

    China mengajukan keluhan diplomatik kepada AS mengenai masalah ini, kata Lin pada konferensi pers rutin di Beijing, dan akan melakukan apa yang diperlukan untuk secara tegas menjunjung tinggi hak dan kepentingan sah pihaknya.

    Sementara itu, peraturan seputar investasi AI bergantung pada kekuatan komputasi yang digunakan untuk melatih sistem AI tersebut, serta tujuan penggunaannya.

    Aturan tersebut melarang individu dan perusahaan Amerika memperoleh ekuitas di perusahaan AI China yang berfokus pada aplikasi militer; berinvestasi pada model AI dengan aplikasi lain dapat dikenakan larangan atau persyaratan pemberitahuan. 

    Terdapat pengecualian untuk kategori aliran modal tertentu, termasuk surat berharga yang diperdagangkan secara publik dan investasi mitra terbatas tertentu. Secara garis besar, kata pejabat itu, aturan tersebut dimaksudkan untuk menangkap pola investasi seperti yang diidentifikasi dalam laporan tahun 2023 dari Center for Security and Emerging Technology, sebuah lembaga pemikir yang berbasis di Washington. 

    Para peneliti menemukan bahwa orang Amerika berpartisipasi dalam 17% transaksi investasi global dengan perusahaan AI China antara tahun 2015 dan 2021. Dari kesepakatan tersebut, sekitar sembilan dari 10 berada pada tahap modal ventura.

  • Inggris Bakal Luncurkan Mesin AI untuk Prediksi Waktu Kematian Pasien

    Inggris Bakal Luncurkan Mesin AI untuk Prediksi Waktu Kematian Pasien

    Jakarta

    Inggris bakal meluncurkan alat kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk membantu dokter mengidentifikasi pasien jantung berisiko tinggi.

    Hal ini menyusul setelah sebuah penelitian menemukan bahwa mesin AI tersebut dapat secara akurat memprediksi risiko kematian seseorang beberapa tahun setelah pemindaian jantung.

    Tim peneliti global yang dipimpin Imperial College London telah menguji model AI mereka, estimasi risiko AI-ECG atau AIRE terhadap jutaan hasil elektrokardiogram (EKG) atau alat untuk mendiagnosis serangan jantung dan ketidakteraturan lainnya.

    Hasilnya, model tersebut ternyata mampu memprediksi potensi kematian seseorang dalam waktu dekade setelah EKG dan hasilnya 78 persen akurat. Selain itu, alat ini juga dapat dapat memprediksi serangan jantung, gagal jantung, dan masalah irama jantung.

    Para peneliti mengatakan sistem ini dapat diluncurkan di seluruh Layanan Kesehatan Nasional atau National Health Service UK (NHS) dalam lima tahun ke depan. Uji coba dengan pasien manusia telah direncanakan di beberapa lokasi London, diharapkan dimulai pada pertengahan 2025.

    Peneliti juga nantinya akan mengevaluasi manfaat model tersebut menggunakan pasien dari klinik rawat jalan dan bangsal medis rumah sakit.

    “Kami yakin ini bisa memberikan manfaat besar bagi NHS, dan secara global,” kata Dr Fu Siong Ng, seorang peneliti elektrofisiologi jantung di Imperial College London yang mengerjakan proyek tersebut, dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Euronews.

    Potensi AI untuk Meningkatkan Kesehatan Jantung

    Sebagaimana diketahui, EKG bertenaga AI telah digunakan untuk mendiagnosis penyakit jantung. Akan tetapi, belum menjadi bagian dari perawatan medis rutin dan belum digunakan untuk mengidentifikasi tingkat risiko pasien tertentu.

    “Hal ini dapat membawa penggunaan EKG melampaui apa yang sebelumnya memungkinkan, dengan membantu menilai risiko masalah jantung dan kesehatan di masa mendatang, serta risiko kematian,” kata Bryan Williams, kepala bidang ilmiah dan medis di British Heart Foundation, yang mendanai penelitian tersebut.

    Para peneliti, yang menerbitkan hasil mereka di jurnal Lancet Digital Health, mengatakan prediksi AI yang salah bisa jadi disebabkan oleh faktor lain yang tidak diketahui, seperti apakah pasien mendapat perawatan tambahan atau meninggal secara tiba-tiba.

    Namun mereka menekankan bahwa model tersebut secara umum masih dapat menangkap perubahan halus dalam struktur jantung, yang dapat berfungsi sebagai tanda peringatan penyakit atau kematian tetapi mungkin terlewatkan oleh dokter.

    “Kami para ahli jantung menggunakan pengalaman dan pedoman standar kami saat mengamati EKG, memilahnya menjadi pola ‘normal’ dan ‘abnormal’ untuk membantu kami mendiagnosis penyakit,” kata dr Arunashis Sau, seorang dokter akademis di Imperial College London yang memimpin penelitian baru tersebut.

    “Namun, model AI mendeteksi detail yang jauh lebih halus, sehingga dapat ‘menemukan’ masalah pada EKG yang tampak normal bagi kita, dan berpotensi terjadi jauh sebelum penyakit berkembang sepenuhnya,” kata Sau.

    Sau mengatakan penelitian lebih lanjut diperlukan di rumah sakit dan tempat perawatan kesehatan lainnya untuk menentukan peran model di masa depan dalam diagnosis dan perawatan.

    “Hal ini dapat berdampak positif terhadap cara pasien dirawat dan pada akhirnya meningkatkan harapan dan kualitas hidup pasien,” kata Ng.

    (suc/kna)

  • Samsung Galaxy S24 FE Punya Galaxy AI, Cek Cara Optimalkan Pemakaiannya untuk Para Pelajar – Page 3

    Samsung Galaxy S24 FE Punya Galaxy AI, Cek Cara Optimalkan Pemakaiannya untuk Para Pelajar – Page 3

    Samsung akhirnya merilis flagship terjangkaunya Galaxy S24 FE. Kehadiran Samsung Galaxy S24 FE sendiri sudah diungkap dalam sejumlah bocoran beberapa bulan terakhir.

    Perangkat ini membawa fitur kecerdasan buatan Galaxy AI versi terbaru. Galaxy AI sendiri sebelumnya diperkenalkan pertama kali pada awal tahun 2024 melalui Galaxy S24 Series.

    Soal layar, Galaxy S24 FE menggunakan layar Dynamic AMOLED 2X yang berukuran 6,7 inci dengan refresh rate 120Hz. Layar tersebut sedikit lebih besar dibanding pendahulunya yang hanya 6,5 inci.

    Hadir menyasar orang-orang yang ingin selalu mengekspresikan diri di media sosial, Samsung Galaxy S24 FE didukung tiga kamera di bodi belakangnya.

    Ketiga kamera tersebut antara lain adalah kamera wide angle 50MP, kamera telephoto 3x 8MP dengan OIS (f2.4), serta kamera ultra-wide 12MP (f2.2). Adapun kamera selfie-nya menggunakan lensa 8MP.

    Galaxy S24 FE juga merupakan seri FE pertama yang didukung Pro Visual Engine yang mampu mengambil gambar dan video dengan lebih cerdas.

    Untuk mendukung performa flagship, Galaxy S24 FE menggunakan chipset Exynos 2400e dengan fabrikasi 4nm. Kinerja chipset ini diklaim 2 kali lipat lebih cepat dibandingkan pendahulunya.

    Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

  • Target Pertumbuhan Ekonomi 8% Prabowo Bisa Dicapai dengan Adopsi Teknologi Terkini

    Target Pertumbuhan Ekonomi 8% Prabowo Bisa Dicapai dengan Adopsi Teknologi Terkini

    Jakarta

    Indonesia dinilai masih tertinggal dalam mengadopsi teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dibandingkan negara lainnya. Hal itu menimbulkan tantangan di era digital seperti saat ini.

    Chief Marketing Officer Searce, Kayla Spiess, mengatakan bahwa Indonesia tertinggal 10 tahun di belakang ketika berurusan dengan teknologi terbaru tersebut.

    “Salah satu tantangan terbesar yang kita hadapi sebenarnya adalah masalah kepercayaan dari pasar. Misalnya, mereka akan merasa jika saya menaruh data saya di cloud, apakah aman atau tidak? Itu adalah pertanyaan-pertanyaan yang nyata di Indonesia,” ujar Kayla.

    Searce yang merupakan perusahaan layanan di bidang sistem integrator yang menyediakan berbagai macam kebutuhan konsumennya di ranah komputasi awan atau cloud. Lebih lanjut, Kayla mengatakan, Indonesia menghadapi berbagai tantangan dalam adopsi dan pengembangan teknologi AI, mulai dari infrastruktur yang kurang memadai hingga keterbatasan talenta digital dan regulasi yang mendukung.

    Namun, Kayla menambahkan bahwa peluang sangat besar serta dukungan pemerintah dalam program digitalisasi, serta peningkatan kesadaran masyarakat akan manfaat AI dalam berbagai sektor bisnis dan kehidupan sehari-hari.

    Country Director Searce Indonesia, Benedikta Satya mengungkapkan, pemanfaatan AI dapat mendukung Visi Indonesia Digital 2045, sehingga ketertinggalan penerapan teknologi AI Indonesia bisa dapat dikejar.

    “Salah satu tujuan dari penggunaan teknologi AI adalah untuk mempercepat hal-hal yang harus dilihat atau dihasilkan dengan cepat dan tidak hanya mempercepat tetapi juga Anda harus dapat menemukan pasar yang tepat pada target pasar yang tepat. Ini berlaku di berbagai macam bidang untuk mendukung visi pemerintah tersebut,” tuturnya.

    Kayla pun merespon terkait target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8% di pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Menurutnya, teknologi terbaru memungkinkan untuk mencapai target tersebut.

    “Tentunya disini diperlukan kerja sama dari seluruh pihak, disini pastinya teknologi juga memegang peranan sangat penting untuk membantu pencapaian di berbagai macam bidang dan industri. Pertumbuhan ekonomi masih dapat dicapai di banyak bidang dan saya percaya masih begitu banyak ruang untuk perkembangan di Indonesia,” pungkas dia.

    Sebagai konsultan IT, Searce menghadirkan solusi menyangkut pemanfaatan AI dan analisis data untuk pertumbuhan dan inovasi bisnis, mulai dari membantu mengembangkan atau mengusulkan solusi terbarik untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi klien, membantu perusahaan di Indonesia dalam mengimplementasikan generatif AI dalam strategi pemesaran mereka.

    Kemudian, solusi yang disesuaikan: Memahami kebutuhan dan tantangan unik setiap perusahaan untuk mengembangkan strategi AI yang disesuaikan. Hingga menawarkan keahlian dan dukungan: Memandu perusahaan melalui seluruh proses adopsi AI, mulai dari strategi dan implementasi hingga pelatihan dan dukungan berkelanjutan.

    (agt/agt)

  • Ketua Kadin DKI raih penghargaan Tokoh Wanita Penggerak Ekonomi

    Ketua Kadin DKI raih penghargaan Tokoh Wanita Penggerak Ekonomi

    Ini memicu semangat jajaran pengurus dan para pelaku usaha untuk lebih serius lagi dalam mendorong UMKM naik kelasJakarta (ANTARA) – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta Diana Dewi meraih penghargaan untuk kategori Tokoh Wanita Penggerak Ekonomi dan UMKM Provinsi DKI Jakarta.

    “Penghargaan ini juga merupakan wujud kerja keras dari jajaran pengurus Kadin Jakarta di bawah kepemimpinan Ibu Diana Dewi dalam memberikan pelayanan kepada para pelaku UMKM,” kata Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Perekonomian dan Investasi Kadin DKI Mahir Bayasut dalam keterangan di Jakarta, Jumat.

    Menurutnya, Ketua Kadin Jakarta meraih penghargaan tersebut karena dinilai berperan dalam mendorong kemajuan UMKM di wilayah Jakarta.

    “Ini memicu semangat jajaran pengurus dan para pelaku usaha untuk lebih serius lagi dalam mendorong UMKM naik kelas,” ujarnya.

    Di sisi lain, tambah Mahir, hal itu juga memacu semangat Kadin Jakarta untuk membuat program-program yang mendorong UMKM naik kelas.

    Lebih lanjut, Mahir mengatakan bahwa selama ini Kadin DKI selalu memberikan perhatian bagi pengembangan UMKM, baik melalui kegiatan maupun lokakarya digitalisasi maupun seminar.

    Baca juga: Andi Azhar optimistis Anindya Bakrie bawa Kadin jadi mitra strategis

    Baca juga: Diana Dewi kembali pimpin Kadin DKI Jakarta

    “Kegiatan lainnya dengan orientasi agar UMKM terus bertumbuh, baik secara nasional maupun global,” jelas pengusaha muda yang juga Ketua Umum Forum CSR Indonesia ini.

    Sebelumnya, Diana Dewi menerima penghargaan dalam detikcom Award 2024, yang diadakan di Jakarta, Kamis (17/10).

    Dirinya dinilai aktif melakukan transformasi digital kepada para pelaku UMKM, khususnya dari kalangan generasi muda.

    Diana mengatakan bahwa digitalisasi menjadi kunci untuk bertahan dan maju di era teknologi saat ini.

    Menurut Diana, saat ini banyak sekali platform digital yang bisa dimanfaatkan oleh para pelaku UMKM. Mulai media sosial, berbagai software marketing, hingga yang terbaru teknologi artificial intelligence (AI).

    Diana tidak sungkan membagikan tips suksesnya sebagai pengusaha melalui digitalisasi. Seperti optimalisasi peran media sosial dan loka pasar, memanfaatkan software penjualan untuk analisis data, dan secara berkala mengadakan penawaran menarik hingga menjaga interaksi dengan pelanggan.

    “Saya memiliki visi agar bagaimana UMKM kita bisa terus berkembang, terutama yang dikelola oleh para kaum muda. Mereka punya chance untuk juga jadi perusahaan kelas dunia asal dibina secara benar dan terus diasah kemampuannya, terutama dalam konteks digitalisasi,” imbuh Diana.

    Baca juga: Arsjad Rasjid sebut proses persiapan Munas Kadin masih berjalan

    Baca juga: Kadin usulkan tujuh kebijakan mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2024

  • Dirut ANTARA: Akurasi kunci industri media bertahan di era digital

    Dirut ANTARA: Akurasi kunci industri media bertahan di era digital

    Pilar utamanya ketika mau berbisnis informasi, dia harus menjamin akurasi dan kecepatanSurabaya (ANTARA) – Direktur Utama Perum LKBN ANTARA Akhmad Munir menyatakan akurasi data dan kecepatan menyiarkan berita merupakan kunci agar industri media massa mampu bertahan di tengah gempuran perkembangan digital termasuk Artificial Intelligence (AI).

    “Pilar utamanya ketika mau berbisnis informasi, dia harus menjamin akurasi dan kecepatan. Kalau masih ada dua ini, Insya Allah LKBN ANTRA masih menjadi template-nya algoritma AI,” katanya saat berkunjung ke Kantor LKBN ANTARA Biro Jawa Timur di Surabaya, Jumat.

    Munir menjelaskan teknologi AI memang memiliki dampak positif bagi kehidupan namun sekaligus menjadi ancaman termasuk terhadap industri media massa.

    Melalui AI, pembuatan berita menjadi lebih mudah dan cepat namun teknologi ini memiliki kelemahan yaitu diragukan keakuratan datanya.

    Sementara keakuratan data masuk dalam kode etik jurnalistik yang harus dipenuhi oleh seorang jurnalis dalam membuat sebuah berita sehingga apabila industri media massa mempertahankan aspek ini maka dapat membangun trust pada masyarakat.

    Baca juga: ANTARA beri pelatihan foto produk dan pemasaran digital UMKM Bondowoso

    Baca juga: Dirut ANTARA: Media “mainstream” ujung tombak promosikan produk UMKM

    “Contoh AI tidak akurasi, tim saya kemarin ketika memverifikasi terhadap AI. Di situ ANTARA ETP di dalam AI otoritasnya berada di OJK padahal berada di BI. Ini contoh AI tidak akurat atau diragukan keakuratannya,” ujarnya.

    Oleh sebab itu, Munir menuturkan jika industri dapat mempertahankan kode etik jurnalistik dalam memproduksi berita terutama mengenai aspek keakuratan data dan kecepatan maka masyarakat tetap akan mencari berita dari sumber resmi.

    “Saya meminta wartawan dan redaksi jaga akurasi berita dan kecepatannya karena dia menjadi template. Kalau menjadi template terus di Google maka lembaga yang mencari legitimasi dan keakuratan pasti masih ke ANTARA,” katanya.

    Baca juga: ANTARA gelar seminar Entrepreneurship Coaching Clinic di Bondowoso

    Baca juga: LKBN ANTARA kolaborasi dengan Kauje dalam Tegalboto Memanggil 3

    Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2024

  • Strategi Indosat Revolusi Sektor Keuangan Pakai Teknologi AI

    Strategi Indosat Revolusi Sektor Keuangan Pakai Teknologi AI

    Jakarta

    Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) berkomitmen untuk mendukung kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang berdaulat di Indonesia. Pemberdayaan sektor keuangan dan perbankan menjadi kunci transformasi digital yang dilakukan melalui Banking AI Day.

    Sebagai informasi, Banking AI Day sebuah forum pelopor yang dirancang untuk membentuk masa depan perbankan dan layanan keuangan di Indonesia melalui kekuatan transformatif kecerdasan buatan.

    Banking AI Day berfungsi sebagai platform dinamis di mana para pemimpin mulai dari pemerintahan, pemangku kepentingan industri, dan pembuat regulasi berkumpul untuk menjelajahi potensi besar AI dalam merevolusi sektor perbankan.

    Agenda tersebut melibatkan berbagai pihak penting, termasuk Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta lembaga keuangan terkemuka seperti Bank Central Asia, Bank Mandiri, BNI, BRI, dan BTN, menyoroti peran strategis AI dalam meningkatkan daya saing serta kesiapan masa depan sektor keuangan Indonesia.

    “Di Indosat, tujuan utama kami adalah memberdayakan Indonesia. Banking AI Day merupakan bukti nyata dari komitmen kami untuk mengubah sektor perbankan menjadi salah satu pilar utama pengembangan ekonomi Indonesia,” ujar Vikram Sinha, Direktur Utama dan CEO Indosat Ooredoo Hutchison, dalam keterangan tertulisnya.

    “Dengan AI di genggaman kami, kami yakin dapat membuka peluang tanpa batas, mendorong Indonesia menuju pencapaian Visi Indonesia Emas 2045. Kami juga sangat bangga memimpin upaya membawa kedaulatan AI ke Indonesia, mengarahkan bangsa ini menuju kemandirian dalam ranah digital dan teknologi,” sambungnya.

    Forum Banking AI Day ini juga menekankan pentingnya adopsi AI di seluruh industri perbankan dan layanan jasa keuangan, dengan fokus pada kemampuannya untuk meningkatkan efisiensi operasional, memperkuat keamanan data, mempercepat penggunaan teknologi, dan meningkatkan pengalaman pelanggan ke tahap yang belum pernah terjadi sebelumnya.

    Dengan mengadopsi AI ke dalam proses bisnis inti, lembaga keuangan dapat sepenuhnya mengoptimalkan potensi ekonomi digital Indonesia yang terus berkembang, mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, serta memastikan layanan yang lebih aman, efisien, dan berfokus pada pelanggan.

    Destry Damayanti, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, mengatakan Indonesia memiliki potensi terbesar dalam pertumbuhan ekonomi digital di kawasan ASEAN.

    “Dengan memanfaatkan teknologi canggih seperti AI, komputasi awan (cloud computing), dan blockchain, lembaga keuangan kita dapat memberikan layanan yang lebih cepat, efisien, dan hemat biaya. Inisiatif seperti Banking AI Day sangat penting untuk mempercepat langkah kami serta memastikan bahwa sektor keuangan Indonesia tetap kompetitif di tingkat global,” tuturnya.

    Peran Indosat dalam transformasi ini tidak hanya sebatas pada penyelenggaraan acara Banking AI Day, namun juga melalui ekosistem teknologi komprehensifnya, termasuk Pusat Data canggih oleh BDx Indonesia yang memiliki total kapasitas IT 150MW+ di sepuluh fasilitas kolokasi netral operator di Indonesia.

    Selain itu, Lintasarta akan menghadirkan pabrik AI (AI Factory) ke dalam ekosistem ini melalui GPU Merdeka yang didukung oleh NVIDIA, sebagai cloud AI berdaulat terdepan, serta berbagai inisiatif berbasis AI lainnya. Indosat tidak hanya memimpin transformasi “TechCo” yang berbasis AI tetapi juga memberdayakan ekosistem startup Indonesia yang dinamis.

    Dengan mendorong inovasi, meningkatkan keamanan data, serta mengembangkan talenta lokal, Indosat berkontribusi menciptakan masa depan di mana startup dan lembaga keuangan Indonesia dapat berkembang di tengah persaingan global dalam bidang AI.

    (agt/agt)