Produk: Artificial Intelligence

  • Dunia Berebut Harta Karun Baru, Rela Keluar Uang Triliunan

    Dunia Berebut Harta Karun Baru, Rela Keluar Uang Triliunan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) kini menjadi harta karun baru yang banyak diburu perusahaan raksasa global. Mereka berlomba untuk membangun infrastruktur AI dengan modal besar, hingga mencapai triliunan dolar.

    Ledakan investasi ini menunjukkan tidak ada tanda-tanda perlambatan meski banyak yang menilai fenomena ini bisa menjadi gelembung ekonomi baru.

    Nvidia, produsen chip yang menjadi tulang punggung revolusi AI, telah menembus kapitalisasi pasar lebih dari US$5 triliun atau sekitar Rp81.000 triliun. Microsoft dan OpenAI pun memperkuat kemitraan strategis yang memungkinkan pembuat ChatGPT itu menggalang dana lebih besar, bahkan tengah menyiapkan langkah menuju IPO dengan valuasi hingga US$1 triliun.

    Ada juga Amazon yang mengumumkan pemutusan hubungan kerja terhadap 14.000 karyawan korporat, hanya beberapa hari sebelum unit cloud-nya mencatat pertumbuhan tercepat dalam tiga tahun terakhir.

    Fenomena ini menegaskan satu hal, yakni AI telah menjadi mesin baru investasi global sekaligus penggerak utama reli pasar saham dunia.

    Raksasa teknologi seperti Microsoft, Alphabet, hingga Apple terus mencatat lonjakan pendapatan dari layanan berbasis AI. Namun bukan hanya perusahaan teknologi, industri lain juga ikut terjun ke “demam data center.”

    Lebih dari 100 perusahaan lintas sektor, mulai dari Honeywell, GE Vernova, hingga Caterpillar, menyinggung bisnis pusat data dalam laporan keuangannya pekan ini. Divisi Caterpillar yang memasok perangkat pusat data bahkan melonjak 31% pada kuartal terakhir.

    Menurut Goldman Sachs, belanja global untuk infrastruktur AI bisa mencapai US$3 triliun-US$4 triliun hingga tahun 2030. Sementara Microsoft, Amazon, Meta, dan Alphabet diperkirakan menghabiskan US$350 miliar hanya dalam tahun ini.

    AI juga ikut menopang perdagangan global. Sekitar 60% dari total belanja pusat data di AS digunakan untuk peralatan impor, terutama semikonduktor dari Taiwan, Korea Selatan, dan Vietnam.

    Sedikitnya puluhan perusahaan besar dengan nilai pasar gabungan US$21 triliun mengaku sudah mulai merasakan dampak produktivitas dari penggunaan AI.

    “Kami yakin kontribusi AI terhadap penelitian dan inovasi akan terus meningkat,” kata Paolo Compagna, CEO Schindler, pembuat lift dan eskalator asal Swiss yang baru saja menaikkan proyeksi margin tahunan.

    Data LSEG menunjukkan sektor teknologi AS mencatat pertumbuhan pendapatan tahunan lebih dari 15%, mengungguli seluruh sektor lainnya. Apple bahkan menyatakan akan meningkatkan investasi besar-besaran di bidang AI, sementara Amazon menargetkan belanja modal mencapai US$125 miliar pada 2025.

    Gelembung AI pecah

    Namun di balik euforia, sejumlah analis memperingatkan tanda-tanda overvaluasi. Sejak peluncuran ChatGPT pada 2022, nilai ekuitas global telah melonjak 46% atau setara US$46 triliun, dan sepertiganya berasal dari saham-saham terkait AI.

    Umur ekonomis chip AI kini makin pendek, hanya sekitar lima tahun, memaksa perusahaan mengganti perangkat lebih cepat dan melakukan penyusutan aset lebih besar.

    Belanja modal perusahaan teknologi besar kini tumbuh lebih cepat dibanding pendapatan. Microsoft misalnya, mencatat capex rekor US$35 miliar dalam satu kuartal dan berencana terus menaikkannya.

    CFO Microsoft Amy Hood bahkan mengakui, bahwa mereka kira akan bisa mengejar permintaan itu, tapi ternyata tidak.

    Sementara itu, sejumlah perusahaan mulai menutupi kebutuhan investasi AI lewat utang. Oracle menerbitkan obligasi senilai US$18 miliar, dan Meta Platforms berencana menjual obligasi hingga US$30 miliar, yang langsung menekan sahamnya hingga turun 11%.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Harga Emas Dunia Hari Ini Melesat, Investor Pilih Aset Aman

    Harga Emas Dunia Hari Ini Melesat, Investor Pilih Aset Aman

    Liputan6.com, Jakarta – Harga emas dunia naik lebih dari 1% pada Rabu, 5 November 2025. Kenaikan harga emas itu didorong oleh investor yang menghindari aset berisiko meskipun data penggajian swasta di Amerika Serikat (AS) lebih kuat dari perkiraan.

    Mengutip CNBC, Kamis (6/11/2025), harga emas di pasar spot naik 1,2% menjadi USD 3.977,94 per ounce pada pukul 10.57 ET. Harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember bertambah 0,7% menjadi USD 3.989,80 per ounce.

    “Emas dan perak sedikit lebih tinggi meskipun laporan penggajian swasta ADP lebih kuat dari perkiraan, yang merupakan indikator ketenagakerjaan terbaik secara umum mengingat penutupan pemerintah,” ujar pedagang logam independen, Tai Wong.

    Ia mengatakan, hal ini seharusnya memberikan kenyamanan bagi investor yang terkejut kalau logam mulia merosot bersama aset berisiko kemarin.

    Berdasarkan laporan ketenagakerjaan ADP pada Rabu pekan ini, lapangan kerja swasta Amerika Serikat (AS) naik 42.000 bulan lalu, di atas perkiraan Reuters sebesar 28.000.

    Pasar tenaga kerja yang kuat biasanya mengurangi kemungkinan penurunan suku bunga dan bahkan dapat mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk waktu lebih lama.

    Saham-saham anjlok pada perdagangan Rabu pekan ini. Saham merosot dari rekor tertinggi di tengah kekhawatiran pasar saham mungkin telah mengalami tekanan berlebih.

    “Permintaan aset safe haven telah muncul di pertengahan minggu karena pasar saham global masih sedikit goyah di tengah gagasan saham AS dinilai terlalu tinggi dan ada gelembung saham artificial intelligence (AI),” ujar Analis Kitco Metals, Jim Wyckoff.

     

  • Bukan Lagi Pamer, Riset Ini Ungkap Cara Baru Kelas Menengah RI Bahagia

    Bukan Lagi Pamer, Riset Ini Ungkap Cara Baru Kelas Menengah RI Bahagia

    Jakarta

    Kelas menengah Indonesia kini hidup di tengah paradoks; punya daya beli dan aspirasi tinggi, namun juga dibayangi ketidakpastian. Temuan terbaru Hakuhodo International Indonesia melalui Sei-Katsu-Sha Lab 2025 memotret bagaimana segmen ini bertransformasi menjadi lebih realistis, tangguh, dan mencari makna hidup yang lebih autentik.

    Forum riset bertajuk ‘Navigating the In-Between: Living as Indonesian Middle Class’ ini menggambarkan bagaimana kelas menengah Indonesia berevolusi dan beradaptasi dalam tekanan ekonomi, sosial, dan emosional yang kompleks.

    Dalam sambutannya, Group CEO Hakuhodo International Indonesia, Devi Atamimi menegaskan manusia tak bisa dipahami hanya lewat data. Menurutnya, meski AI (Artificial Intelligence) membantu banyak hal, teknologi itu tak mampu menangkap emosi dan kehidupan di balik setiap strategi. Maka dari itu, studi ini bukan bertujuan mencari solusi besar, melainkan memahami realitas sehari-hari masyarakat.

    “Kami sadar kami bukan lembaga ekonomi, kami tidak bisa menyelesaikan masalah cicilan hidup orang, tapi setidaknya kami bisa membuat hidup mereka terasa sedikit lebih ringan dan lebih indah,” ujar Devi di Soehanna Hall, The Energy Building, Jakarta, Rabu (5/11/2025).

    Riset yang berlangsung setahun ini menelusuri kehidupan kelas menengah di delapan kota melalui 20 kunjungan rumah dan 600 responden. Devi menjelaskan, studi tersebut berawal dari pertanyaan apakah kelas menengah Indonesia masih optimis atau mulai pasrah menghadapi ketidakpastian ekonomi.

    “Pertanyaan itu penting, apakah mereka masih punya harapan besar ke depan, atau mereka hidup dari hari ke hari dalam mode bertahan hidup?” tanyanya.

    Pertanyaan itu dijawab lewat tiga dimensi utama riset; value on life, value on success, dan value on consumption. Dalam sesi pembahasan yang dipandu oleh sejumlah pembicara dari tim riset memaparkan hasil temuan yang menggambarkan pergeseran besar dalam cara kelas menengah melihat hidup, sukses, dan konsumsi.

    Menurut Senior Director of Strategy Hakuhodo International Indonesia, Rian Prabana mengatakan nilai hidup kelas menengah kini banyak berubah dibanding sepuluh tahun lalu. Jika dulu mereka berusaha membuktikan diri, kini fokusnya bergeser pada pengembangan diri dan keseimbangan hidup dari sekadar ‘look good’ menjadi ‘feel good’.

    Ia mencontohkan banyak orang kini menemukan ketenangan lewat hal-hal sederhana; berbicara dengan orang terdekat, berolahraga, berdoa, atau bahkan tidur cukup.

    “Mereka mulai membangun micro utopia dalam kehidupan sehari-hari. Hal-hal kecil seperti playlist, hewan peliharaan, atau kata motivasi di dinding kamar jadi cara mereka menjaga kewarasan,” tambah Rian.

    Salah satu pembicara lain menambahkan dari survei ini muncul fenomena My Scar My Strength, di mana luka atau kegagalan justru menjadi sumber kekuatan baru. Banyak responden yang memaknai masa sulit sebagai fase pendewasaan.

    “Mental mereka kuat. Mereka mungkin jatuh, tapi tahu cara bangkit. Mereka belajar bahwa kebahagiaan bukan soal hidup tanpa luka, tapi soal bisa tetap berjalan dengan luka itu,” ungkap salah satu pembicara.

    Perubahan pandangan itu turut menggeser makna sukses. Kini, kesuksesan bagi kelas menengah tak lagi soal status atau kepemilikan materi, melainkan kemampuan hidup mandiri, memperbaiki diri, dan tetap bermartabat di tengah tekanan.

    Rian menyebut fenomena ini sebagai lahirnya The Grown-Up Middle, kelompok kelas menengah yang lebih dewasa secara emosional.

    “Mereka tidak lagi didefinisikan oleh gaya hidup atau status sosial, tapi oleh caranya menjaga harga diri dan keseimbangan. Menjadi optimis dan waras itu kini jauh lebih penting dibanding terlihat sukses,” ucapnya.

    Dalam hal konsumsi, riset menunjukkan belanja kini dipandang sebagai bentuk perawatan diri dan pelepas stres. Pembelian kecil seperti kopi, makanan favorit, atau waktu untuk diri sendiri menjadi simbol optimisme. Orang kini membeli bukan untuk pamer, melainkan sebagai cara menghargai diri sendiri.

    “Kalau dulu orang beli sesuatu untuk dipamerkan, sekarang mereka beli untuk diri sendiri. Kami bahkan menemukan responden yang memakai rokok mahal bukan saat nongkrong, tapi saat sendiri, sebagai bentuk penghargaan pada diri sendiri,” ungkap salah satu pembicara.

    Temuan ini juga menunjukkan meningkatnya kesadaran akan kesehatan mental. Devi menilai perubahan itu sebagai dampak pengalaman pandemi, yang membuat banyak orang mulai memperhatikan bukan hanya kesehatan fisik, tetapi juga kondisi batin mereka.

    Menutup sesi diskusi, Devi menyebut transformasi ini sebagai bukti bahwa kelas menengah Indonesia tumbuh dewasa.

    “Dulu mereka mengejar naik kelas, sekarang mereka belajar bertahan dengan martabat. Itu bentuk kematangan baru, dan mungkin juga arah baru bagi masyarakat kita,” tutup Devi.

    Sama halnya dengan Rian menutup dengan menegaskan bahwa The Grown-Up Middle bukan soal siapa yang paling kaya, melainkan siapa yang mampu berdamai dengan kenyataan tanpa kehilangan semangat untuk terus berkembang.

    Secara keseluruhan, riset ini memperlihatkan kelas menengah Indonesia sedang mengalami pendewasaan sosial dan emosional. Mereka tak lagi sekadar mengejar simbol status, tetapi mulai mencari makna hidup yang lebih seimbang dan realistis.

    Di tengah tekanan ekonomi dan perubahan nilai, kelompok ini berupaya menyeimbangkan stabilitas finansial dengan ketenangan batin, serta menjaga harmoni antara aspirasi modern dan akar budaya mereka.

    Paradoks inilah yang menjadi wajah kelas menengah Indonesia 2025 yaitu kuat tapi rentan, sederhana tapi penuh makna. Di balik konsumsi dan rutinitas sehari-hari, ada dorongan untuk tetap bertahan dengan harga diri dan optimisme.

    Bagi Hakuhodo, pemahaman terhadap dinamika ini bukan hanya penting bagi dunia pemasaran, tetapi juga bagi siapa pun yang ingin memahami arah baru cara hidup masyarakat urban Indonesia hari ini.

    (akn/ega)

  • Telkom Bangun Data Center Raksasa di Batam, Siap Jadi Pusat Digital ASEAN

    Telkom Bangun Data Center Raksasa di Batam, Siap Jadi Pusat Digital ASEAN

    Jakarta

    Direktur Utama Telkom Dian Siswarini menilai Pulau Batam memiliki makna penting dan strategis bagi perusahaan dalam pengembangan sebagai pusat data center nasional. Hal itu yang membuat perusahaan plat merah ini membangun data center raksasa di Batam.

    Diketahui Batam letak geografisnya yang berdekatan dengan pusat keuangan dan teknologi seperti Singapura, didukung oleh 14 infrastruktur kabel laut yang menghubungkan kawasan Asia Tenggara, serta statusnya sebagai zona ekonomi khusus, menjadikan Batam lokasi ideal untuk investasi pengembangan infrastruktur digital.

    Hal itu yang membuat Batam telah menarik banyak investor dalam pembangunan Hyperscale Data Center (HDC), termasuk Telkom melalui anak perusahaan NeutraDC Nxera Batam, membangun dengan target kapasitas total IT load sebesar 18 MW.

    Kapasitas tersebut dibangun di bangunan gedung pertama (BTM-1) di kawasan Kabil Integrated Industrial Estate(KIIE). Ada juga proyek yang dikelola oleh pemain data center lainnya di Nongsa Digital Park (NDP). Kawasan industri NDP dan KIIE ini telah memperoleh status SEZ (Special Economic Zone) yang memberikan insentif fiskal dan regulasi bagi pengembangan data center.

    “Melalui dukungan kebijakan, konektivitas strategis dan kolaborasi sektor publik-swasta, proyek data center ini menawarkan manfaat yang luas bagi industri teknologi, pelaku usaha digital, masyarakat lokal dan tentu saja, para investor yang mencari peluang di sektor infrastruktur digital yang tengah tumbuh pesat,” ujar Dian dikutip dari siaran pers, Rabu (5/11/2025).

    Dengan pembangunan Hyperscale Data Center di Batam, dampak multi-dimensi akan dirasakan perekonomian Indonesia, seperti akselerasi perekonomian digital dan investasi asing berupa peningkatan kapasitas data center dalam mendukung kebutuhan Cloud,Artificial Intelligence,Internet of Things(IoT) dan layanan digital, memperkuat infrastruktur digital Indonesia serta menarik investor global ke sektor teknologi.

    “Dengan demikian, Batam dapat menjadi digital bridge antara Indonesia dan Regional Asia Tenggara. Suatu keunggulan yang sangat relevan di eraCloud Computing,Big Data dan kecerdasan buatan atau AI,” jelas Dian.

    Selain itu, penciptaan lapangan kerja dan pengembangan SDM seperti yang dilakukan NeutraDC Nxera Batam dengan menandatangani kerja sama dengan institusi pendidikan lokal untuk pengembangan talenta data center.

    Disampaikannya juga, pemanfaatan energi terbarukan dan infrastruktur ramah lingkungan dengan memprioritaskan sumber energi terbarukan dan operasi berbasis efisiensi energi, yang sejalan dengan isu keberlanjutan.

    “Dengan kapasitas HDC yang besar, Indonesia tidak hanya menjadi pengguna infrastruktur digital, tapi juga hub bagi layanan global dan meningkatkan kedaulatan data. Bagi perekonomian lokal di Batam, investasi dalam infrastruktur data center membawa dampak ekonomi ke sektor konstruksi, utilitas, logistik, layanan teknologi dan khususnya sektor pendukung seperti konektivitas dan tenaga kerja,” tambah Dian.

    Sedangkan, CEO NeutraDC Nxera Batam Indrama YM Purba menambahkan bahwa Hyperscale Data CenterNeutraDC Nxera Batam menggunakan listrik yang disuplai oleh Medco Power Indonesia dari sumber terbarukan untuk mendukung operasionalnya.

    Tantangan seperti kebutuhan daya tinggi, pasokan air pendingin, dan manajemen limbah panas sudah diantisipasi dengan penyiapan infrastruktur khusus di kawasan industri dan Special Economic Zone(SEZ).

    (agt/rns)

  • Belanja Baju Langsung Coba Pakai ‘Coba Virtual Shopee’, Gini Caranya

    Belanja Baju Langsung Coba Pakai ‘Coba Virtual Shopee’, Gini Caranya

    Jakarta

    Buat kamu yang suka belanja baju, kini bisa coba fitur ‘Coba Virtual Shopee’ untuk mengira-ngira apakah gaya tersebut sudah sesuai buat kamu. Fitur ini diperkenalkan dalam acara ‘Ekspresikan Gaya Lewat Kreativitas dan Kolaborasi bersama Shopee 11.11 Big Sale 2025’.

    Dalam kampanye tahun ini, Ana Octarina Digital Creator dan Co-Founder Leu turut mencoba fitur terbaru yang secara bertahap diluncurkan oleh Shopee. Inovasi fitur ini berbasis Artificial Intelligence (AI).

    Tujuan dari fitur ‘Coba Virtual Shopee’ in agar memudahkan pengguna mencari inspirasi dari produk-produk fashion lokal favorit yang meramaikan kampanye 11.11 Big Sale. Ana pun berbagi cara untuk mengoptimalkan fitur ini dengan berkreasi try-on maupun mix & match produk-produk fashion pilihan sebelum di-checkout.

    Cara menggunakan fitur ‘Coba Virtual Shopee’:

    1. Cari produk fashion yang kamu suka, lalu klik tombol ‘Coba Sekarang’ di halaman produk
    2. Kamu bisa pilih, unggah foto dari galeri atau ambil foto langsung pake kamera gadget
    3. Pastikan fotonya jelas ya, agar semakin akurat hasilnya
    4. Jangan lupa mix and match dengan aksesoris yang kamu punya untuk melihat bagaimana produk tersebut bisa lebih maksimal
    5. Setelah itu, cek hasilnya. Pastikan produk yang dicoba cocok dengan gaya kamu sebelum di-checkout.

    Puncak Shopee 11.11 Big Sale rayakan kreativitas UMKM dan brand fashion Lokal

    Menyambut puncak Shopee 11.11 Big Sale 2025 pada 11 November mendatang bakal jadi momen penuh inspirasi bagi mereka yang ingin mengekspresikan gaya dan menemukan identitas fashion terbaik. Pengguna berkesempatan menikmati ragam penawaran dan promo spesial untuk memenuhi berbagai kebutuhan menjelang akhir tahun, di antaranya:

    Big Flash Sale 11RB: Pengguna berkesempatan mendapatkan Flash Sale 100 motor dan Flash Sale iPhone setiap 10 menit dengan harga mulai dari Rp 11.000Big Brand Deals mulai dari 50%: Nikmati potongan harga mulai dari 50% untuk produk dari brand-brand favorit, seperti Dyson, Laneige, TCL, Changhong, dan banyak lagiBig Voucher hingga Rp 11 juta: Pengguna bisa mendapatkan voucher hingga Rp 11 Juta selama puncak kampanyeSemua Pasti Dapat Diskon 10RB: Nikmati potongan harga Rp10 Ribu untuk semua pengguna, hanya di 11 Nov Pk. 00.00 – 00.10 WIBGratis Ongkir Rp 0: Dapatkan voucher Gratis Ongkir Rp 0 untuk setiap transaksi di puncak kampanye.

    (ask/ask)

  • BAKTI Komdigi Gelar Edukasi Seputar Strategi Digitalisasi ke Usaha Mikro Kecil Menengah di Cianjur

    BAKTI Komdigi Gelar Edukasi Seputar Strategi Digitalisasi ke Usaha Mikro Kecil Menengah di Cianjur

    Bisnis.com, CIANJUR – Terobosan teknologi yang inovatif dan transformatif seperti kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) makin diandalkan dalam memperkuat daya saing dan mendukung operasional usaha mikro kecil menengah (UMKM). 

    Penguasaan teknologi digital terutama kecerdasan buatan oleh pelaku UMKM menjadi salah satu hal penting yang diangkat dalam Sosialisasi Pemberdayaan Masyarakat Melalui Digitalisasi yang digelar Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Minggu, 26 Oktober 2025. 

    Direktur PT Nextup/Nextup.id, M. Muhaimin, mengatakan, penguasaan pengetahuan dasar tentang kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) serta pengetahuan tentang bagaimana AI diterapkan pada digital marketing akan memudahkan pelaku UMKM dalam menjalankan bisnisnya.

    Dalam paparan bertema Pemanfaatan AI dalam Digital Marketing , Muhaimin membahas strategi bisnis dengan dukungan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) seperti ChatGPT dan Gemini dapat diandalkan untuk membantu menyusun perencanaan bisnis, mencari inspirasi bisnis, melakukan analisis bisnis dan mengevaluasi kinerja bisnis.

    Dia juga menjelaskan, menjalankan bisnis dengan dukungan AI dapat membantu pelaku usaha dalam menemukan ide konten, membuat konten hingga  sistem penjualan melalui pemanfaatan Chat bot.

    “Bisnis [pada waktu dahulu], apa yang kita pikir pertama-tama? Ide bisnis. Adakah kita ngomong segmen pasar, kemudian customer segment, analisis, business model canvas, kemudian analisis risiko. Nah, sekarang belajar hari ini cuma 1 jam, bisa dengan semuanya materi ini,” paparnya.

    Di sisi lain, dia mengingatkan bahwa  pemanfaatan  AI tetap perlu memperhatikan etika, jika tidak maka akan berisiko pada hasil yang deep fakes, atau mendapatkan hasil yang tidak sesuai jika prompt yaitu pertanyaan,  masukan atau instruksinya tidak jelas.

    Di sela-sela pemaparannya, Muhaimin memberi contoh penggunaan AI untuk bisnis keripik pisang, yang dapat dimanfaatkan untuk mencari nama brand/produk keripik pisang, desain ide logo, analisis harga, rasa, dan varian; menentukan segmentasi atau target audiens, hingga mendapatkan model bisnis yang sesuai.

    Dia juga mengingatkan seputar dilematisnya penjualan online karena adanya potongan admin sebagai hal yang perlu dipertimbangkan. “Biasanya UMKM sering salah dalam memasukkan harga jual, harga pokok penjualan [HPP] produk dihitung minimal di atas 30%.”

    STRATEGI MEDSOS

    Pada forum yang sama,  Influencer dari Daily Life, Eli Jamilah, memberikan paparan dengan mengangkat tema Strategi Media Sosial untuk UMKM yang di antaranya adalah dengan mengandalkan peran influencer.

    Dia mengungkapkan, seorang influencer bisa menerima sekitar Rp7 juta setiap kali menerima tawaran endorse. Eli juga memberikan tip menjadi seorang influencer, antara lain dengan meniru konten-konten yang dinilai baik. Selain itu, konten harus jelas dan memiliki ciri khas.

    Dia juga menyarankan pelaku UMKM untuk belajar memasukkan “keranjang kuning”, memanfaatkan aplikasi yang ada seperti TikTok dan Facebook, dan  berlatih berbicara di depan kamera.

    “Everything is content. Jika sudah for you page/fyp [masuk ke halaman utama suatu platform media sosial] satu kali, maka konsistenlah untuk bikin konten terus,” sarannya seraya menyarankan para pelaku UMKM untuk membuat konten pada jam 12 siang ketika jam makan siang, dan pada pukul 18.00 wib ketika kebanyakan orang tengah bersantai.

    Pada sesi berikutnya, pemateri Yudi  , mempresentasikan paparan yang bertema Peluang Strategis Ekonomi Digital untuk UMKM dan Desa se-Cianjur di Era Transformasi Nasional.

    Yudi menjelaskan, seputar ekonomi digital dan arah besar transformasi digital indonesia dengan visi Indonesia Digital 2045 dan 100 Smart Cities. Dia juga menerangkan digitalisasi produk dengan memilih platform yang tepat.

    Dia memberi contoh penggunaan media sosial seperti Instagram yang cocok untuk tujuan membangun kesadaran konsumen, sedangkan platform e-commerce lebih untuk tujuan penjualan.

    Dia juga membahas tentang pembayaran digital dengan penggunaan invoice dan Qris, identitas digital seperti logo dan tagline, analisis data serta penggunaan insight dari aplikasi pihak ketiga.

  • Megawati Bicara Soal AI, Ungkap Arti Sebenarnya Buat Warga RI

    Megawati Bicara Soal AI, Ungkap Arti Sebenarnya Buat Warga RI

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perkembangan AI yang makin masif juga membuat banyak orang menggunakannya. Baik untuk pekerjaan maupun hanya aktivitas sehari-hari.

    Namun Ketua Umum PDIP dan Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri minta anak muda agar tak tergila-gila dengan teknologi itu. Dia juga mengingatkan agar kecanggihan AI tidak boleh menghilangkan rasa kemanusiaan.

    Saat berbicara dalam seminar internasional peringatan 70 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) di Perpustakaan Bung Karno, Blitar Jawa Timur, dia mengatakan AI tidak bisa menggantikan kemampuan manusia. Karena kemampuan itu diberikan langsung oleh Tuhan.

    “Jadi saya bilang begini, menyimpang sedikit, supaya semua itu jangan terperangah melihat AI, AI, AI. Saya bilang kok jadi lupa ya, the best mind for me is my brain because this is from The God. Jadi enggak bisa digantikan. Jadi waktu itu saya bilang, ini bukan mainan saya,” kata Megawati, dikutip dari Detik.com, Rabu (5/11/2025).

    AI disebut Megawati cenderung merusak. Menurutnya, keilmuan juga ada batasannya.

    Kembali Megawati mengingatkan anak muda untuk tidak terlalu terbuai dengan AI. Sebab teknologi tidak akan pernah bisa menggantikan manusia.

    “Sekarang saja saya melihat kecenderungan AI itu lebih banyak kepada sesuatu yang bisa merusak. Jadi menurut saya, keilmuan itu juga ada batasnya. Saya mohon anak-anak muda jangan tergila-gila dengan AI, karena apa pun juga, feeling kita ini datangnya dari Allah, dari God. Saya belum pernah dengar loh, tetap manusia yang harus membetulkan robot. Jadi jangan terlalu melambung ke udara. Itu supaya kita punya kemanusiaan,” ujarnya.

    Lebih lanjut, dia mengatakan penjajahan juga telah berubah dengan keberadaan teknologi. Dari penggunaan senjata, sekarang melalui algoritma dan data.

    Megawati juga menyoroti potensi teknologi untuk disalahgunakan dan berakhir dengan merugikan umat manusia.

    “Jika dulu penjajahan hadir dengan meriam dan kapal perang, kini ia datang melalui algoritma dan data, melalui kendali ekonomi dan teknologi digital. Belum lagi ditambah AI. Artificial intelligence, big data, dan sistem keuangan digital lintas data telah melahirkan kolonialisme gaya baru, yakni neo-kolonialisme digital,” tegas Megawati.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Video Kesepakatan Senilai Rp 633 T OpenAI-Amazon Web Services, Soal Apa?

    Video Kesepakatan Senilai Rp 633 T OpenAI-Amazon Web Services, Soal Apa?

    OpenAI dan Amazon Web Services (AWS) menandatangani kesepakatan baru. Nilai kesepakatan ini mencapai USD 38 miliar atau sekitar Rp 633,6 T. Apa isi kesepakatannya?

    Lewat kesepakatan ini, OpenAI akan mempunyai akses ke ratusan ribu prosesor grafis NVIDIA untuk melatih dan menjalankan model AI (kecerdasan buatan/artificial intelligence/akal imitasi) mereka.

    “Berdasarkan perjanjian baru senilai $38 miliar ini, yang akan terus berkembang selama tujuh tahun ke depan, OpenAI mengakses komputasi AWS yang terdiri dari ratusan ribu GPU NVIDIA mutakhir, dengan kemampuan untuk berkembang hingga puluhan juta CPU guna menskalakan beban kerja agensi dengan cepat,” bunyi pengumuman yang dirilis terkait kesepakatan OpenAI dan AWS.

    CEO OpenAI Sam Altman mengatakan, “Kemitraan kami dengan AWS
    memperkuat ekosistem komputasi yang luas yang akan mendukung era baru ini.”

    Sementara CEO AWS Matt Garman menambahkan, “Seiring OpenAI terus mendorong batas-batas kemungkinan, infrastruktur AWS terbaik di kelasnya akan menjadi tulang punggung ambisi AI mereka.”

    Tonton berita video lainnya di sini!

     

  • Telkom Ajak Perguruan Tinggi Dorong Transformasi Digital Berbasis AI

    Telkom Ajak Perguruan Tinggi Dorong Transformasi Digital Berbasis AI

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk melalui Telkom AI Connect by Telkom Regional II kembali menggelar seminar bertajuk “Kolaborasi Kampus dan Industri dalam Mendorong Transformasi Digital Berbasis Artificial Intelligence (AI)”. Acara ini merupakan kelanjutan dari penyelenggaraan sebelumnya di Bandung bersama LLDIKTI Wilayah IV, dan kali ini berkolaborasi dengan LLDIKTI Wilayah III Jakarta.

    Acara ini dihadiri oleh puluhan perwakilan perguruan tinggi, institusi, serta mitra strategis Telkom. Antusiasme peserta terlihat sejak awal acara, dengan diskusi yang dinamis, serta lahirnya berbagai inisiatif lanjutan seperti ajakan dosen tamu, penyusunan kurikulum bersama, hingga rencana campus visit ke AI Center of Excellence Telkom.

    Kepala LLDIKTI Wilayah III Jakarta Dr. Henri Togar Hasiholan Tambunan, menyampaikan apresiasi terhadap langkah Telkom dalam memperkuat sinergi kampus dan industri.

    “Kami sangat siap untuk terus memperluas kolaborasi ini. Sinergi antara perguruan tinggi dan industri seperti Telkom akan melahirkan lulusan yang lebih kompeten dan siap menghadapi tantangan era kecerdasan buatan. Semoga ini menjadi awal kerja sama yang berkelanjutan dalam membangun ekosistem pendidikan tinggi yang adaptif dan berdaya saing,” ujarnya dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (4/11/2025).

    Sementara itu, EVP Telkom Regional II Edie Kurniawan, menekankan pentingnya menciptakan nilai bersama antara kampus dan industri.

    “Kami menyebutnya sebagai sinergi value. Mahasiswa dari kampus yang telah bermitra dengan Telkom memiliki kesempatan magang langsung di industri, bahkan kami siapkan dosen dari kalangan praktisi agar dunia akademik mendapat insight nyata dari dunia industri,” jelasnya.

    Untuk sesi diskusi panel sendiri menghadirkan narasumber dari berbagai sektor, di antaranya Chairul Hudaya, Ph.D. (Universitas Indonesia), Prof. Dr. Ir. Derwin Suhartono, S.Kom., MTI (Binus University), dan Dr. Prasabri Pesti (PT Pos Indonesia), dengan moderator Henri Setiawan (Telkom Indonesia).

    Dr. Chairul Hudaya dari Universitas Indonesia menyoroti pentingnya penerapan AI dalam riset dan operasional kampus.

    “Kolaborasi industri dapat mengangkat daya saing universitas kita ke tingkat global. Di UI, kami sudah memiliki AI Center bernama AiCi, dan hampir semua dosen kini mengintegrasikan AI dalam kegiatan akademik, termasuk prediksi energi dan deteksi pencurian listrik menggunakan machine learning,” ungkapnya.

    Dari sisi pendidikan tinggi, Prof. Derwin Suhartono menekankan bahwa AI perlu diintegrasikan dalam seluruh aspek pengajaran.

    “AI kini seperti ‘ibu pintar’ yang tahu kebutuhan kita sebelum kita memintanya. Tugas kita adalah menyiapkan mahasiswa untuk bekerja bersama AI, bukan bersaing dengannya,” ujarnya.

    Sedangkan Dr. Prasabri Pesti dari PT Pos Indonesia menampilkan studi kasus penerapan AI dan IoT di sektor logistik.

    “Mesin penyortiran berbasis AI di Surabaya berhasil menurunkan tenaga kerja dari 270 menjadi 14 orang, dengan efisiensi meningkat 30%. Ini bukti bahwa AI bukan sekadar wacana, tetapi solusi nyata untuk transformasi operasional,” jelasnya.

    Di sisi lain, Deputy EGM Product Digital Telkom Indonesia, Fauzan Feisal, memaparkan pentingnya kolaborasi lintas sektoral dalam membangun masa depan Indonesia berbasis teknologi.

    “Kita ingin mengekspos inovasi kampus dan menemukan model yang cocok dengan kebutuhan Indonesia baik dari sisi arsitektur, teknologi, maupun biayanya. Kolaborasi adalah kunci agar transformasi digital berbasis AI bisa berjalan inklusif,” tuturnya.

    Direktur Utama IT Digital Telkom Indonesia Faizal Rochmad, menegaskan pentingnya hubungan Business to University (B2U) dalam membangun ekosistem digital nasional.

    “AI tidak akan menggantikan manusia, tetapi akan membuat kita lebih produktif. Yang terpenting adalah bagaimana AI bisa menciptakan value bagi perusahaan, kampus, dan pemerintah,” jelasnya.

    Telkom juga memberikan doorprize berupa tiga unit kamera CCTV Antares Eazy kepada peserta terpilih, serta menghadirkan demo produk digital, seperti Netmonk, Pijar Sekolah, Antares Eazy, dan OCA Indonesia yang menampilkan kemampuan AI dalam pemantauan jaringan, manajemen kampus digital, dan solusi komunikasi.

    “Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, Telkom AI Connect menjadi langkah nyata dalam membangun ekosistem transformasi digital berbasis AI di Indonesia, menghubungkan kampus, industri, dan pemerintah untuk menuju masa depan yang lebih cerdas, produktif, dan berdaya saing global,” pungkas Faizal.

    (dpu/dpu)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Telkom Ajak Perguruan Tinggi Dorong Transformasi Digital Berbasis AI

    Telkom Ajak Perguruan Tinggi Dorong Transformasi Digital Berbasis AI

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk melalui Telkom AI Connect by Telkom Regional II kembali menggelar seminar bertajuk “Kolaborasi Kampus dan Industri dalam Mendorong Transformasi Digital Berbasis Artificial Intelligence (AI)”. Acara ini merupakan kelanjutan dari penyelenggaraan sebelumnya di Bandung bersama LLDIKTI Wilayah IV, dan kali ini berkolaborasi dengan LLDIKTI Wilayah III Jakarta.

    Acara ini dihadiri oleh puluhan perwakilan perguruan tinggi, institusi, serta mitra strategis Telkom. Antusiasme peserta terlihat sejak awal acara, dengan diskusi yang dinamis, serta lahirnya berbagai inisiatif lanjutan seperti ajakan dosen tamu, penyusunan kurikulum bersama, hingga rencana campus visit ke AI Center of Excellence Telkom.

    Kepala LLDIKTI Wilayah III Jakarta Dr. Henri Togar Hasiholan Tambunan, menyampaikan apresiasi terhadap langkah Telkom dalam memperkuat sinergi kampus dan industri.

    “Kami sangat siap untuk terus memperluas kolaborasi ini. Sinergi antara perguruan tinggi dan industri seperti Telkom akan melahirkan lulusan yang lebih kompeten dan siap menghadapi tantangan era kecerdasan buatan. Semoga ini menjadi awal kerja sama yang berkelanjutan dalam membangun ekosistem pendidikan tinggi yang adaptif dan berdaya saing,” ujarnya dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (4/11/2025).

    Sementara itu, EVP Telkom Regional II Edie Kurniawan, menekankan pentingnya menciptakan nilai bersama antara kampus dan industri.

    “Kami menyebutnya sebagai sinergi value. Mahasiswa dari kampus yang telah bermitra dengan Telkom memiliki kesempatan magang langsung di industri, bahkan kami siapkan dosen dari kalangan praktisi agar dunia akademik mendapat insight nyata dari dunia industri,” jelasnya.

    Untuk sesi diskusi panel sendiri menghadirkan narasumber dari berbagai sektor, di antaranya Chairul Hudaya, Ph.D. (Universitas Indonesia), Prof. Dr. Ir. Derwin Suhartono, S.Kom., MTI (Binus University), dan Dr. Prasabri Pesti (PT Pos Indonesia), dengan moderator Henri Setiawan (Telkom Indonesia).

    Dr. Chairul Hudaya dari Universitas Indonesia menyoroti pentingnya penerapan AI dalam riset dan operasional kampus.

    “Kolaborasi industri dapat mengangkat daya saing universitas kita ke tingkat global. Di UI, kami sudah memiliki AI Center bernama AiCi, dan hampir semua dosen kini mengintegrasikan AI dalam kegiatan akademik, termasuk prediksi energi dan deteksi pencurian listrik menggunakan machine learning,” ungkapnya.

    Dari sisi pendidikan tinggi, Prof. Derwin Suhartono menekankan bahwa AI perlu diintegrasikan dalam seluruh aspek pengajaran.

    “AI kini seperti ‘ibu pintar’ yang tahu kebutuhan kita sebelum kita memintanya. Tugas kita adalah menyiapkan mahasiswa untuk bekerja bersama AI, bukan bersaing dengannya,” ujarnya.

    Sedangkan Dr. Prasabri Pesti dari PT Pos Indonesia menampilkan studi kasus penerapan AI dan IoT di sektor logistik.

    “Mesin penyortiran berbasis AI di Surabaya berhasil menurunkan tenaga kerja dari 270 menjadi 14 orang, dengan efisiensi meningkat 30%. Ini bukti bahwa AI bukan sekadar wacana, tetapi solusi nyata untuk transformasi operasional,” jelasnya.

    Di sisi lain, Deputy EGM Product Digital Telkom Indonesia, Fauzan Feisal, memaparkan pentingnya kolaborasi lintas sektoral dalam membangun masa depan Indonesia berbasis teknologi.

    “Kita ingin mengekspos inovasi kampus dan menemukan model yang cocok dengan kebutuhan Indonesia baik dari sisi arsitektur, teknologi, maupun biayanya. Kolaborasi adalah kunci agar transformasi digital berbasis AI bisa berjalan inklusif,” tuturnya.

    Direktur Utama IT Digital Telkom Indonesia Faizal Rochmad, menegaskan pentingnya hubungan Business to University (B2U) dalam membangun ekosistem digital nasional.

    “AI tidak akan menggantikan manusia, tetapi akan membuat kita lebih produktif. Yang terpenting adalah bagaimana AI bisa menciptakan value bagi perusahaan, kampus, dan pemerintah,” jelasnya.

    Telkom juga memberikan doorprize berupa tiga unit kamera CCTV Antares Eazy kepada peserta terpilih, serta menghadirkan demo produk digital, seperti Netmonk, Pijar Sekolah, Antares Eazy, dan OCA Indonesia yang menampilkan kemampuan AI dalam pemantauan jaringan, manajemen kampus digital, dan solusi komunikasi.

    “Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, Telkom AI Connect menjadi langkah nyata dalam membangun ekosistem transformasi digital berbasis AI di Indonesia, menghubungkan kampus, industri, dan pemerintah untuk menuju masa depan yang lebih cerdas, produktif, dan berdaya saing global,” pungkas Faizal.

    (dpu/dpu)

    [Gambas:Video CNBC]