Produk: Artificial Intelligence

  • Video: Ungkap Kolaborasi Industri, Kesiapan Infrastruktur-Investasi AI

    Video: Ungkap Kolaborasi Industri, Kesiapan Infrastruktur-Investasi AI

    Jakarta, CNBC Indonesia- CNBC Indonesia menyelenggarakan Coffee Morning CNBC Indonesia Tech and Telco Edition dengan tema “Wired for Tomorrow: Collaborative AI Blueprint for Telco and Tech Companies” pada hari Rabu, 12 November 2025.

    Forum diskusi strategis yang mempertemukan regulator, perusahaan telekomunikasi, dan pelaku industri teknologi ini akan membahas solusi kesenjangan digital, penyusunan blueprint kebijakan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan nasional, peningkatan literasi digital, serta penguatan tata kelola data yang aman dan akuntabel.

    Direktur Jenderal Ekosistem Digital Komdigi, Edwin Hidayat Abdullah memastikan komitmen pemerintah mendorong pengembangan dan inovasi mendorong penggunaan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) melalui Roadmap AI Nasional.

    Arah kebijakan dan regulasi penggunaan AI juga ditujukan untuk mendukung 10 sektor prioritas pemerintah termasuk pangan hingga perumahan dan energi. Oleh karena itu dalam pengembangan teknologi Ai, pemerintah mempersiapkan insentif untuk riset dan inovasi, mengarahkan sektor penting bagi ekonomi RI serta mempersiapkan mitigasi risiko serta memperkuat kolaborasi terkait AI.

    Sementara Director & Chief Business Officer Indosat Ooredoo Hutchison, Muhammad Buldansyah memandang pentingnya strategi pengembangan AI melalui Roadmap AI Nasional. Hal ini terkait upaya penguatan infrastruktur dan strategi kolaborasi industri dalam adopsi AI di Tanah Air.

    Di sisi Telkomsel, General Manager Technology Roadmap and Resource Strategy Telkomsel, Hermana Yuniadi mengungkapkan pentingnya inklusivitas dalam pengembangan AI sesuai dengan peta jalan pengembangan digitalisasi RI.

    Dari sisi investasi, Deputy EGM Digital Product Telkom, Fauzan Feisal menyebutkan pentingnya keekonomian dalam pengembangan teknologi AI di Indonesia. Hal ini diperlukan untuk memastikan keberlangsungan industri dalam pengembangan AI

    Selengkapnya simak dialog Syarifah Rahma dengan Direktur Jenderal Ekosistem Digital Komdigi, Edwin Hidayat Abdullah bersama Director & Chief Business Officer PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (ISAT), Muhammad Buldansyah serta General Manager Technology Roadmap and Resource Strategy Telkomsel, Hermana Yuniadi dan Deputy EGM Digital Product PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), Fauzan Feisal dalam Coffee Morning, CNBC Indonesia (Rabu, 12/11/2025)

  • Video: Urun Rembuk Industri Atasi Masalah  Pengembangan Teknologi AI

    Video: Urun Rembuk Industri Atasi Masalah Pengembangan Teknologi AI

    Jakarta, CNBC Indonesia- CNBC Indonesia menyelenggarakan Coffee Morning CNBC Indonesia Tech and Telco Edition dengan tema “Wired for Tomorrow: Collaborative AI Blueprint for Telco and Tech Companies” pada hari Rabu, 12 November 2025.

    Forum diskusi strategis yang mempertemukan regulator, perusahaan telekomunikasi, dan pelaku industri teknologi ini akan membahas solusi kesenjangan digital, penyusunan blueprint kebijakan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan nasional, peningkatan literasi digital, serta penguatan tata kelola data yang aman dan akuntabel.

    Seperti apa strategi dan tantangan industry dalam pengembangan infrastruktur dan inovasi hingga investasi AI di Indonesia? Selengkapnya simak dialog Syarifah Rahma dengan Direktur Jenderal Ekosistem Digital Komdigi, Edwin Hidayat Abdullah bersama Director & Chief Business Officer PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (ISAT), Muhammad Buldansyah serta General Manager Technology Roadmap and Resource Strategy Telkomsel, Hermana Yuniadi dan Deputy EGM Digital Product PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), Fauzan Feisal dalam Coffee Morning, CNBC Indonesia (Rabu, 12/11/2025)

  • Ini Alasan AI Hybrid Jadi Andalan Industri Jasa Keuangan

    Ini Alasan AI Hybrid Jadi Andalan Industri Jasa Keuangan

    Bisnis.com, JAKARTA- Penerapan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) hybrid menjadi strategi penting dalam industri jasa keuangan. Pendekatan AI hybrid dinilai tinggi oleh mayoritas pelaku industri jasa keuangan. 

    Hal itu terungkap dalam laporan terbaru Cloudera bersama Finextra Research yang melakukan survei kepada 155 eksekutif dan pemimpin di seluruh dunia. 

    Adrien Chenallier, Global Director, AI Solutions for Financial Services Cloudera mengatakan laporan ini mengonfirmasi bahwa strategi hybrid yang memungkinkan data bisa diakses di mana pun, tidak bisa ditawar lagi.

    “Untuk benar-benar menjembatani kesenjangan implementasi, perusahaan keuangan membutuhkan platform data dan AI yang terpadu untuk memastikan tata kelola dan keamanan yang konsisten di semua lingkungan. Ini adalah satu-satunya cara untuk membangun kepercayaan, mengelola risiko, dan mempercepat pengadopsian AI dalam skala besar,” jelasnya dalam keterangan resmi, Rabu (12/11/2025).

    Adapun, laporan terbaru itu disusun berdasarkan survei global yang dilakukan oleh Finextra Research pada Agustus 2025 terhadap 155 responden dari organisasi jasa keuangan dan teknologi. 

    Para peserta adalah pemegang jabatan senior di Amerika Utara, Eropa, Asia Pasifik, Amerika Latin, serta Timur Tengah dan Afrika.

    Laporan itu mengungkapkan penerapan AI hybrid telah menjadi strategi yang sangat penting dalam industri jasa keuangan, dengan jumlah besar perusahaan (91%) menilai pendekatan hybrid memiliki nilai yang tinggi. 

    Selain itu, meskipun pengadopsian AI tersebar luas, studi ini mengonfirmasi bahwa hambatan data dan keamanan yang signifikan telah menghambat perusahaan untuk mencapai integrasi penuh di perusahaan. 

    Survei ini menunjukkan bahwa 62% organisasi jasa keuangan kini menggunakan pendekatan AI hybrid yang mencakup lingkungan cloud publik, pusat data, dan edge untuk menerapkan AI di manapun data berada. 

    Model ini dianggap sangat penting untuk mengelola sistem lama (legacy), meningkatkan skala secara efisien, dan menangani tugas-tugas yang membutuhkan sumber daya besar, seperti pelatihan dan penerapan model AI.

    Laporan yang sama mengemukakan aspek keamanan data telah menjadi hambatan utama untuk menjembatani kesenjangan dalam implementasi AI. Terlebih lagi, 97% organisasi jasa keuangan melaporkan bahwa data silos menghambat kemampuan mereka untuk membangun dan menerapkan model AI yang efektif. 

    Tantangan ini menegaskan bahwa inovasi AI hanya dapat berhasil jika dibangun di atas fondasi tata kelola data dan keamanan yang terpercaya dan terpadu. 

    Meskipun memiliki ambisi AI yang besar, banyak perusahaan masih mengalami kesulitan untuk membuka potensi nilai transformasi yang sesungguhnya. 

    Hampir separuh organisasi (48%) telah bergerak melampaui eksperimen AI tahap awal, tetapi belum sepenuhnya mengintegrasikan teknologi ini ke dalam operasi inti mereka. 

    Hal ini menempatkan mereka pada posisi yang kurang menguntungkan dibandingkan dengan 26% perusahaan yang telah mengadopsi AI sepenuhnya di perusahaan mereka. 

    “Bagi anggota kami, kenyataannya jelas, AI hanya bisa memberikan potensi penuhnya ketika kedaulatan data, privasi, dan kepercayaan bisa dijamin,” kata Gary Wright, managing director, Finextra Research.

  • Komdigi Beberkan Rencana Kebijakan AI Indonesia

    Komdigi Beberkan Rencana Kebijakan AI Indonesia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) makin berkembang dan berpengaruh besar terhadap berbagai kegiatan masyarakat. Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi Digital (Komdigi) pun menyatakan akan menyusun peta jalan AI sebagai panduan integrasi strategis bagi Indonesia untuk menuju era digitalisasi berbasis AI.

    Direktur Jenderal Ekosistem Digital Komdigi, Edwin Hidayat Abdullah mengatakan, pihaknya mengutip riset dari Stanford yang menyebut bahwa 80% masyarakat Indonesia optimistis terhadap keberadaan AI. Meski memiliki popularitas tinggi, sayangnya penggunaan AI di Indonesia saat ini lebih banyak ditujukan untuk hiburan ketimbang aktivitas produktif.

    Jika ditelusuri lebih lanjut, gelombang AI di dunia sangat luar biasa. Berdasarkan riset, diperkirakan AI bakal menciptakan nilai ekonomi bagi Indonesia mencapai US$ 366 miliar pada 2030 mendatang. Tingginya potensi ekonomi tersebut membuat setiap negara berlomba-lomba mengembangkan sekaligus memaksimalkan AI.

    “Setiap negara berlomba dengan menggunakan AI. Jadi mau tidak mau Indonesia juga harus melakukan adaptasi. Tidak hanya sekedar adopsi, tapi lebih kepada strategic integration menuju era baru,” ujar dia dalam acara Coffee Morning Tech & Telco Edition, Selasa (11/11/2025).

    Lantas, pemerintah melalui Komdigi sudah mulai menyusun Peta Jalan AI 2025 sebagai salah satu panduan untuk menerapkan strategi integrasi dari era kehidupan sebelumnya menjadi era baru digitalisasi berbasis AI. Melalui peta jalan ini, pemerintah juga mencoba menyusun etika dan prinsip penggunaan AI.

    Tak hanya itu, pemerintah juga sedang menyiapkan dua Peraturan Presiden (Perpres) terkait pemanfaatan AI di Tanah Air. Dalam hal ini, Perpres tersebut ditujukan agar keberadaan AI dapat memberikan manfaat ekonomi dan sosial yang menyeluruh bagi Indonesia.

    “Nah makanya dalam, balik lagi ke perpres, dua perpres yang kita sedang rancang adalah untuk mengarahkan AI ini lebih beneficial untuk Indonesia,” kata Edwin.

    Edwin pun sepakat bahwa perkembangan AI tidak bisa dicegah, sehingga masyarakat perlu memanfaatkannya. Namun, pemerintah juga tetap mesti berperan melalui pembuatan kebijakan dalam memaksimalkan penggunaan AI di berbagai sektor, serta memitigasi dampak negatif dari penggunaan platform teknologi tersebut.

    “Tapi memang saya sepakat bahwa kita nggak bisa cegah AI, tapi kita bisa manfaatkannya, dan bisa menjaganya, dan bisa memitigasi akses negatifnya. Nah ini yang harus kita alihkan. Saya kira demikian, semoga ini bisa membawa manfaat buat kita semua,” pungkas dia.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Revisi UU Hak Cipta, Apa yang Diinginkan Piyu dkk dari AKSI?

    Revisi UU Hak Cipta, Apa yang Diinginkan Piyu dkk dari AKSI?

    Revisi UU Hak Cipta, Apa yang Diinginkan Piyu dkk dari AKSI?
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Piyu dan kawan-kawan yang tergabung dalam Asosiasi Komposer Seluruh Indonesia (AKSI) ingin agar revisi UU Hak Cipta mengatur mekanisme royalti secara hibrida, yakni
    blanket license
    dan
    direct licence
    sekaligus.
    Usulan disampaikan gitaris Padi itu sebagai Ketua Umum
    AKSI
    dalam rapat dengan Badan Legislasi
    DPR
    di Jakarta, Selasa (11/11/2025).
    Dia melihat belum ada keadilan soal pembagian
    royalti
    antara penyanyi dan pencipta lagu dari pertunjukan yang dibelar.
    “Menurut SK Tahun 2016 dari Kemnkum HAM itu masih menyampaikan bahwa untuk pemungutan royalti, pendistribusian royalti dilakukan setelah pertunjukan konser berlangsung,” kata
    Piyu
    yang bernama lengkap Satrio Yudhi Wahono itu.
    Dia ingin lisensi wajib selesai diurus sebelum pertunjukan musik digelar, dan royalti sudah dibayar ke pencipta lagu sebelum pertunjukan musik digelar.
    Soalnya, penyanyi sudah mendapatkan haknya sebelum pertunjukan musik digelar sedangkan pencipta lagu sampai sekarang masih harus menunggu mendapatkan haknya setelah pertunjukan musik digelar.
    “Bahkan bisa sampai enam bulan untuk mendapatkan haknya. Ini berbanding terbalik dengan para pelaku pertunjukan yang sebelum tampil, sebelum manggung, harus sudah dibayar, bahkan DP (
    down payment
    /uang muka) harus dibayar sebelumnya, sebelum naik panggung harus sudah lunas,” ujar Piyu.
    AKSI mengusulkan agar ada penggabungan mekanisme royalti bersifat
    blanket licence
    dan
    direct licence
    sekaligus.
    Blanket licence
    adalah royalti yang dihimpun sekaligus lewat Lembaga Manajemen Kolektif (LMK).
    Adapun
    direct licence
    adalah lisensi yang mensyaratkan royalti dibayar ke musisi pencipta lagu yang bersangkutan secara langsung.
    “Kita ingin sistem
    hybrid
    ,” ujar Piyu.
    AKSI juga ingin ada hak
    opt-out
    , yakni hak dari pencipta lagu untuk menarik kuasanya dari LMK dengan maksud agar si pencipta lagu dapat mengelola haknya secara pribadi.
    Soal penggunaan rekaman atau fonogram dari produk musik, dia ingin agar sistem berlangganan secara digital dimaksimalkan.
    “Kami mengusulkan sekarang saatnya harus menggunakan
    digital subscription system
    supaya semua bisa dikontrol dengan mudah, tidak menyulitkan pengguna, tidak menyulitkan LMK, jadi semua berdasarkan data,” kata Piyu.
    AKSI juga ingin agar LMK dibagi menjadi tiga jenis yakni MLK lagu dan musik berkaitan dengan pemungutan royalti di tempat umum seperti restoran, kafe, dan mal; LMK hak terkait berkaitan denga pelaku pertunjukan mulai penyanyi, pemain instrumen, sampai penata suara; dan LMK pertunukan musik.
    “Tiga ini saja sudah cukup,” ujar Piyu.
    Terakhir, AKSI ingin agar ada norma baru yang mengatur tentang penggunaan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
    “Saya termasuk perumus untuk PP untuk lisensi
    digital music
    dari 2022. Sampai hari ini belum disahkan, Pak Pimpinan. Jadi PP itu sebenarnya mengatur keberadaan digital platform di Indonesia. Kita tidak punya, sehingga kita tidak punya kedaulatan hak cipta di Indonesia,” ujar Piyu.
    Pimpinan rapat yakni Ketua Baleg DPR Bob Hasan dari Fraksi Partai Gerindra menyimak.
    “Waktu itu sudah sampai di Setneg (Sekretariat Negara), tapi menurut Setneg belum terlalu urgen. Tapi hari ini kita dihadapkan dengan kecanggihan teknologi yang takutnya nanti kita akan ketinggalan,” kata Piyu.
    Dia menyoroti perihal agregator musik, dia menyoroti ketiadaan perwakilan perusahaan transnasional tersebut di Indonesia. Misal Believe Music yang berkantor di Perancis, Google di Amerika Serikat, hingga TikTok di China.
    “Tidak satupun mereka membuka kantor di sini sebagai principal-nya,” kata sarjana Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNAIR ini.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kupas Tuntas Urgensi Regulasi AI Hingga Kesiapan Industri Tanah Air

    Kupas Tuntas Urgensi Regulasi AI Hingga Kesiapan Industri Tanah Air

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kesenjangan akses digital masih menjadi tantangan besar dalam perjalanan Indonesia menuju transformasi berbasis kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI). Di tengah upaya memperluas infrastruktur digital, masih banyak wilayah belum terjangkau konektivitas memadai, sehingga potensi penerapan AI belum dapat dimanfaatkan secara optimal.

    Pemerataan infrastruktur telekomunikasi menjadi kunci agar setiap lapisan masyarakat dapat menikmati manfaat digitalisasi dan berpartisipasi dalam ekosistem ekonomi berbasis teknologi. Tanpa konektivitas yang merata hingga pelosok, adopsi AI berisiko hanya dinikmati sebagian kalangan dan memperlebar kesenjangan digital yang ada.

    Di sisi lain, seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, kebutuhan akan blueprint regulasi dan kebijakan AI nasional menjadi semakin mendesak. Pemerintah dan regulator diharap mampu merumuskan arah kebijakan yang terarah, terukur, dan tidak tumpang tindih antar sektor, agar inovasi AI dapat berdampak luas bagi perekonomian nasional.

    Selain itu, keberhasilan penerapan AI tidak hanya ditentukan oleh kesiapan infrastruktur dan kebijakan, tetapi juga oleh kualitas sumber daya manusia. Peningkatan literasi digital dan penguasaan keterampilan baru menjadi pondasi agar masyarakat dan tenaga kerja siap beradaptasi dengan perubahan yang dibawa oleh era kecerdasan buatan.

    CNBC Indonesia melalui Coffee Morning CNBC Indonesia Tech and Telco Edition akan membahas lebih jauh soal ini. Dengan tema “Wired for Tomorrow: Collaborative AI Blueprint for Telco and Tech Companies”, Coffee Morning CNBC Indonesia berlangsung pada Rabu, 12 November, pukul 10.00-12.00 WIB.

    Coffee Morning CNBC Indonesia Tech and Telco Edition sebagai forum diskusi strategis yang mempertemukan regulator, perusahaan telekomunikasi, dan pelaku industri teknologi. Forum ini menjadi ruang kolaboratif untuk membahas solusi kesenjangan digital, penyusunan blueprint kebijakan AI nasional, peningkatan literasi digital, serta penguatan tata kelola data yang aman dan akuntabel.

    Melalui sinergi lintas sektor ini, diharapkan terwujud ekosistem AI yang inklusif, transparan, dan berkelanjutan untuk menjadi fondasi kuat bagi masa depan transformasi digital Indonesia.

    Coffee Morning CNBC Indonesia Tech and Telco Edition akan disiarkan melalui cnbcindonesia.com dan CNBC Indonesia TV. Acara ini turut didukung Telkom Indonesia, Telkomsel, Indosat Ooredoo Hutchison, dan Queens Head Jakarta.

    Pantau terus cnbcindonesia.com dan CNBC Indonesia TV untuk update informasi seputar ekonomi dan bisnis.

    (dpu/dpu)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Anggota DPR nilai industri asuransi hadapi tantangan tata kelola data

    Anggota DPR nilai industri asuransi hadapi tantangan tata kelola data

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Ketua Komisi I DPR RI Dave Laksono menilai industri asuransi menghadapi tantangan membangun kepercayaan publik dan kerentanan tata kelola data.

    “Pertama, tata kelolanya itu sendiri. Jadi, diperlukan harmonisasi akan standar keamanan dan transparansi antarpelaku industri agar tercipta ekosistem data yang konsisten dan akuntabel sebagai dasar kepercayaan publik. Pengelolaan itu harus dibarengi juga dengan SDM (sumber daya manusia) dan infrastruktur yang mapan,” ucapnya dalam acara iLearn Conference & Seminar 2025 yang diadakan PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re di Jakarta, Selasa.

    Saat ini, jumlah data protection officer (DPO) dan ahli tata kelola data masih terbatas, sementara sebagian besar pelaku industri masih menggunakan sistem lama yang masih rawan bocor karena tak disesuaikan dengan teknologi terkini.

    Kesenjangan tersebut dinilai memperlambat penerapan prinsip security by design (keamanan menjadi bagian inti proses desain dan pengembangan sistem) dan privacy compliance (kepatuhan terhadap hukum yang dirancang untuk melindungi informasi pribadi) di dalam bisnis asuransi Tanah Air.

    Berdasarkan data Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) tahun 2024, ketergantungan tinggi terhadap sistem digital meningkatkan attack surface (seluruh titik masuk potensial yang dapat dieksploitasi penyerang untuk merusak atau mengakses sistem, data, atau jaringan).

    Ancaman siber lainnya adalah kasus pelanggaran data/data breach (insiden keamanan yang melakukan akses ke data personal secara tidak sah oleh pihak lain), khususnya di sektor keuangan. Kondisi ini menegaskan perlunya sinergi antara tata kelola data dan ketahanan siber nasional.

    Indonesia sendiri memiliki dua undang-undang yang berkaitan dengan perlindungan data maupun penggunaan digitalisasi, yakni Undang-Undang tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) serta UU Nomor 27 Tahun 2022 tentang Pelindungan Data Pribadi (PDP).

    Walaupun sudah ada UU-nya, insiden ancaman siber disebut masih berjalan terus, perangkat hukum masih kurang, sumber daya manusia di bidang terkait masih perlu ditingkatkan, hingga masalah dalam hal infrastruktur hingga pengaplikasiannya.

    “Ini semua bukan hanya PR (pekerjaan rumah). Ini perlu menjadi sebuah tanggung jawab yang applicable (berlaku) kepada semua pihak,” ujar Dave.

    Per tahun 2025 hingga bulan Oktober, kejahatan siber global diperkirakan memberikan kerugian hingga 10,5 triliun dolar Amerika Serikat (AS), naik 1 triliun dolar AS dibandingkan tahun lalu dengan periode yang sama.

    Serangan siber dianggap semakin kompleks seiring pemanfaatan artificial intelligence (AI), machine learning, dan komputasi kuantum. Pada tahun 2024, insiden ransomware meningkat 81 persen dibandingkan tahun lalu, begitu pula phishing yang naik 58 persen, lalu deepfake meningkat 550 persen sejak 2019 dan diproyeksikan mencapai 8 juta kasus pada tahun ini.

    Walaupun AI sangat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari, mulai kebutuhan presentasi hingga komersial, tetapi juga menimbulkan banyak kerugian karena dipakai untuk menjadi kriminal.

    Sebagaimana perubahan zaman dan kemajuan teknologi, bila tak dibarengi dengan peraturan dan pendidikan, maka kemajuan peradaban justru tak memberikan manfaat terhadap masyarakat. Karena itu, dia menekankan bahwa pemerintah dan rakyat penting untuk memahami secara detail sehingga bisa menggunakan semua teknolog yang telah diciptakan untuk kepentingan bersama.

    Lebih lanjut, Dave mengungkapkan sejumlah strategi untuk penguatan tata kelola dan kepercayaan publik di industri asuransi.

    Pertama adalah penguatan kolaborasi lintas sektor antar-regulator, industri, lembaga keamanan siber, serta akademisi untuk menjadi kunci membangun ekosistem data yang aman dan terpadu.

    Kedua yaitu penguatan SDM dan etika digital melalui pelatihan literasi keamanan, serta membangun infrastruktur teknologi nasional yang berdaulat, termasuk encryption system (sistem enkripsi) dan cloud (komputasi awan) dibuat oleh pihak domestik, agar tak selalu harus bergantung komputasi awan dari Huawei, Amazon, maupun Google.

    Strategi selanjutnya ialah peningkatan tata kelola yang transparan, akuntabel, dan sejalan sesuai undang-undang. Terakhir yakni kebutuhan adanya perubahan paradigma bahwa data merupakan aset strategis nasional, sumber inovasi, dan menjadi elemen penting untuk mendukung kemajuan ekonomi.

    “Tata kelola data yang kuat menjadi pilar utama dalam membangun kepercayaan publik dan menjaga keberlanjutan industri asuransi. Data pribadi tidak hanya menjaga hak individu, tetapi memperkuat reputasi lembaga dan martabat bangsa di ruang digital, serta industri asuransi harus menjadi teladan dalam penerapan prinsip transparansi, akuntabilitas, dan etika data,” ungkap Wakil Ketua Komisi I DPR RI.

    Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Samsung Perluas Pasar Galaxy XR ke Empat Negara Baru pada 2026

    Samsung Perluas Pasar Galaxy XR ke Empat Negara Baru pada 2026

    Liputan6.com, Jakarta – Samsung dikabarkan sedang mempersiapkan langkah besar untuk memperluas jangkauan perangkat mixed reality, Galaxy XR, ke lebih banyak negara pada 2026.

    Setelah lebih dulu hadir di Amerika Serikat dan Korea Selatan, Galaxy XR ini direncanakan akan meluncur di Inggris, Jerman, Prancis, dan Kanada.

    Dilansir SamMobile, (11/11/2025), peluncuran Galaxy XR di empat negara ini merupakan strategi Samsung untuk membangun ekosistem XR berbasis Android sebelum akhirnya dijual secara global.

    Galaxy XR menjalankan OS Android XR hasil kolaborasi Samsung, Google, dan Qualcomm. Headset ini menggunakan chipset Snapdragon XR2 Plus Gen 2, RAM 16GB, memori 256GB, dan layar Micro-LED 4.3K.

    Menarik, Galaxy XR sudah terintegrasi dengan Gemini. Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) ini mampu mengenali objek, membantu tugas pengguna, hingga membuat konten 3D secara langsung.

    Strategi ekspansi pasar ke negara lain secara bertahap diyakini dapat memberi ruang bagi Samsung untuk memperkuat konten, aplikasi, dan dukungan pengembang. Pengguna juga berpotensi mendapat pengalaman lebih matang saat perangkat tersebut mulai dijual di negara mereka.

    Raksasa teknologi asal Korea Selatan itu belum mengumumkan jadwal pasti atau harga di negara tujuan ekspansi mereka. Namun, 2026 dipandang sebagai periode peluncuran paling mungkin. Pengguna di wilayah terkait disarankan untuk mengikuti pembaruan resmi dan informasi pra-pemesanan.

    Perluasan Galaxy XR diyakini menjadi langkah penting Samsung menuju era baru teknologi XR berbasis Android.

  • Indonesia-China jajaki kerja sama bidang farmasi dan pengawasan obat

    Indonesia-China jajaki kerja sama bidang farmasi dan pengawasan obat

    Jakarta (ANTARA) – Sepanjang pekan lalu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengunjungi sejumlah institusi dan perusahaan farmasi China dalam rangka menjajaki peluang kerja sama di bidang farmasi dan pengawasan obat.

    Dalam kunjungan ke Universitas Tsinghua, BPOM membahas peluang kerja sama di bidang riset regulasi, pengobatan presisi, dan inovasi produk kesehatan. BPOM berharap lebih banyak ilmuwan muda Indonesia dapat belajar di Universitas Tsinghua dan membawa pulang pengetahuan untuk membangun ekosistem kesehatan nasional.

    Pada hari yang sama, BPOM juga mengunjungi rumah sakit Universitas Tsinghua, Tsinghua Changgung Hospital, untuk mempelajari penerapan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dalam layanan kesehatan.

    “Kami melihat langsung bagaimana AI mampu menghadirkan layanan kesehatan yang lebih cepat, akurat, dan terintegrasi. BPOM berkomitmen untuk mengadopsi pendekatan serupa dalam sistem pengawasan obat dan makanan di Indonesia agar lebih responsif terhadap tantangan zaman,” kata Kepala BPOM Taruna Ikrar dalam keterangannya.

    BPOM juga bertemu dengan sejumlah akademisi di bidang pengobatan tradisional China (traditional Chinese medicine/TCM) dan menyampaikan keinginan untuk memperkuat kolaborasi dengan institusi serta ahli TCM China dalam pengembangan pengetahuan, uji klinis, dan praktik regulasi di bidang TCM dan jamu Indonesia.

    Peluang kerja sama lainnya meliputi peningkatan kapasitas akupunktur, pengobatan integratif, standardisasi herbal, serta manajemen kesehatan yang mendukung pengembangan obat tradisional.

    Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengunjungi sejumlah institusi dan perusahaan farmasi China dalam rangka menjajaki peluang kerja sama di bidang farmasi dan pengawasan obat. (Xinhua)

    BPOM turut menjajaki peluang kerja sama dengan Beijing Tiantan Hospital dalam riset bersama terkait stroke dan penyakit neurologis, serta pertukaran keahlian di bidang bedah saraf dan neurofarmakologi.

    Selain itu, kedua lembaga juga melihat peluang kerja sama dalam peningkatan kapasitas evaluasi uji klinis, pengembangan infrastruktur riset berbasis rumah sakit, serta studi kolaboratif mengenai terapi inovatif dan regeneratif untuk penyakit neurodegeneratif.

    Rombongan BPOM juga mengunjungi dua perusahaan farmasi dan bioteknologi China, yakni China Shijiazhuang Pharmaceutical Company (CSPC) Pharmaceutical Co. Ltd dan CanSino Biologics Inc (CanSinoBio). Kedua perusahaan itu memiliki kemitraan dengan industri farmasi di Indonesia.

    CanSinoBio bekerja sama dengan mitra lokal dalam pengembangan vaksin inhalasi tuberkulosis (berbasis vektor adenovirus tipe 5) dan vaksin konjugat meningokokus tetravalen. Sementara itu, CSPC melalui kemitraan dengan perusahaan farmasi lokal Kalbe Farma akan segera memasok obat n-butylphthalide (NBP) untuk terapi stroke iskemik.

    BPOM kemudian melakukan pertemuan dengan Tianjin Medical Products Administration (TJMPA) untuk memperkuat kolaborasi regulasi, memperluas pertukaran informasi, serta mendorong sinergi antara industri bioteknologi kedua negara.

    Pewarta: Xinhua
    Editor: Junaydi Suswanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Berkunjung ke China, BPOM Dorong Modernisasi Sistem Pengawasan Berbasis AI

    Berkunjung ke China, BPOM Dorong Modernisasi Sistem Pengawasan Berbasis AI

    Jakarta

    Kepala BPOM RI Taruna Ikrar melakukan kunjungan resmi ke Tsinghua Changgung Hospital di Beijing, China. Rumah sakit ini dikenal sebagai pelopor dalam penerapan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dalam layanan kesehatan dan menjadi rumah sakit AI pertama di dunia yang berafiliasi dengan Tsinghua University.

    Kunjungan ini menjadi bagian dari upaya strategis BPOM dalam menjajaki pemanfaatan teknologi mutakhir untuk memperkuat sistem pengawasan obat dan makanan di Indonesia.

    Di tengah transformasi digital global, BPOM menapaki jejak inovasi kesehatan masa depan dengan menyaksikan langsung bagaimana AI mengubah wajah pelayanan medis, dari diagnosis hingga manajemen rumah sakit.

    Tsinghua Changgung Hospital mengembangkan sistem ‘agent hospital’, yang memungkinkan dokter virtual berbasis AI melakukan diagnosis, konsultasi, dan rekomendasi pengobatan secara mandiri. Teknologi ini telah diterapkan di berbagai departemen, termasuk oftalmologi, radiologi, dan pernapasan, dengan hasil yang menunjukkan peningkatan efisiensi, akurasi, dan kecepatan layanan.

    Pemeriksaan medis berbasis AI di rumah sakit ini mampu memproses data pasien secara real-time, mengintegrasikan rekam medis elektronik, dan memberikan analisis komprehensif yang mendukung pengambilan keputusan klinis.

    Pihak manajemen Tsinghua Changgung Hospital menerangkan bahwa fasilitas ini baru saja melakukan ekspansi ke tahap II.

    “Tahap selanjutnya, kami akan meningkatkan kapasitas menjadi 1.500 tempat tidur yang mampu melayani hingga 10.000 pasien rawat jalan per hari,” ujar salah satu dokter kepada Kepala BPOM RI.

    “Desain interior rumah sakit menggabungkan elemen seni dan teknologi, menciptakan suasana penyembuhan yang humanis dan modern,” lanjutnya.

    Bagi BPOM, kunjungan ini memiliki relevansi yang kuat dalam konteks penguatan sistem pengawasan berbasis digital. Pemanfaatan AI berpotensi besar dalam mendeteksi dini efek samping obat dan makanan melalui analisis big data, mengintegrasikan sistem rekam medis dengan database pengawasan, serta meningkatkan efisiensi inspeksi dan audit fasilitas produksi.

    Teknologi ini juga membuka peluang pengembangan platform edukasi publik berbasis AI yang interaktif dan personal, serta mendukung pengujian cepat berbasis machine learning untuk mendeteksi kontaminan atau bahan berbahaya.

    Ikrar menegaskan bahwa BPOM siap bertransformasi menuju sistem pengawasan yang lebih cerdas dan terintegrasi. Menurutnya, teknologi seperti AI saat ini bukan hanya alat, tetapi faktor penting dalam mengoptimalkan perlindungan kesehatan masyarakat.

    “Kami melihat langsung bagaimana kecerdasan buatan mampu menghadirkan layanan kesehatan yang lebih cepat, akurat, dan terintegrasi. BPOM berkomitmen untuk mengadopsi pendekatan serupa dalam sistem pengawasan obat dan makanan di Indonesia, agar lebih responsif terhadap tantangan zaman,” ujar Ikrar.

    Menurutnya, kunjungan ini juga membuka peluang kerja sama bilateral antara BPOM dan institusi kesehatan Tiongkok, khususnya dalam pengembangan sistem e-health, pertukaran data, dan peningkatan kapasitas tim BPOM dalam menjalankan tugas.

    “Teknologi bukan sekadar alat, tetapi mitra strategis dalam melindungi kesehatan masyarakat. Kami percaya bahwa kolaborasi lintas negara seperti ini akan memperkuat kapasitas pengawasan, termasuk kualitas tim BPOM, dan membuka jalan bagi inovasi yang berdampak luas untuk kepentingan masyarakat kita,” tambahnya.

    Dengan menggabungkan teknologi, seni, dan pelayanan humanis, Tsinghua Changgung Hospital menjadi contoh nyata bagaimana inovasi dapat memperkuat sistem kesehatan dan pengawasan publik. BPOM menapaki jejak tersebut sebagai bagian dari komitmen untuk menjaga keamanan dan mutu produk obat dan makanan yang dikonsumsi masyarakat.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: BPOM Minta Tambahan Anggaran Rp 2,6 T, Tak Mau Kasus Gagal Ginjal Akut Terulang”
    [Gambas:Video 20detik]
    (dpy/up)