Produk: Artificial Intelligence

  • Begini Cara ?Mempercepat Akselerasi Transformasi Digital di Indonesia

    Begini Cara ?Mempercepat Akselerasi Transformasi Digital di Indonesia

    Jakarta: NTT DATA Business Solutions Indonesia berupaya maksimal untuk menjadi penggerak utama dalam rangka mempercepat akselerasi transformasi digital di Indonesia.
     
    Dengan peta jalan strategis yang terstruktur, perusahaan menawarkan dukungan penuh melalui program kemitraan kepada pelaku bisnis untuk melakukan inovasi berbasis teknologi guna mendukung pertumbuhan berkelanjutan. Tercatat pada 2024, NTT Data Business Solutions Indonesia mengalami pertumbuhan klien yang sangat signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
     
    Hal ini, menunjukkan tingginya kepercayaan kepada perusahaan atas solusi teknologi yang ditawarkan dan memenuhi strategi digital transformasi yang dimiliki klien. Berbagai solusi yang ditawarkan NTT Data Business Solutions Indonesia, berbasis teknologi canggih dengan fokus kepada digitalisasi proses dan Artificial Intelligence (AI).
    Solusi tersebut berhasil menjadi katalisator utama dalam berbagai lini kegiatan untuk membantu perusahaan menjalankan strategi perusahaan dalam mencapai tujuan-tujuan, meliputi:

    Profitalibity: Fokus pada inovasi dan peningkatan bisnis proses yang berkelanjutan untuk menghasilkan kualitas produk dan jasa yang lebih kompetitif sehingga menghasilkan profit yang optimal.
    Productivity: Optimalisasi sumber daya dan penyelesaian pekerjaan yang lebih akurat dan cepat sehingga menghasilkan tingkat produktiftas yang maksimal.
    Efficiency: Proses transformasi digital yang diterapkan memungkinkan efisiensi operasional yang lebih tinggi dan pengurangan risiko kesalahan.
    Decision making: Penyediaan data terkini melalui dashboard yang terintegrasi, sehingga mendukung pengambilan keputusan berbasis data yang cepat dan akurat.
    Business growth: Memastikan bisnis siap menghadapi tantangan baru dan pertumbuhan jangka panjang dan berkelanjutan.

     

    Transformasi digital untuk Indonesia 4.0

    Transformasi digital yang diusung NTT DATA Business Solutions Indonesia sejalan dengan visi pemerintah melalui Program Making Indonesia 4.0 dan Peta Jalan Transformasi Digital Nasional. Beberapa inisiatif utama NTT Data Business Solutions Indonesia yang mendukung giat program pemerintah, ditargetkan mampu mengembangkan ekosistem teknologi yang ramah lingkungan, dan menciptakan solusi masa depan berbasis kecerdasan, meliputi:

    Digital Transformation: Consulting, IT Planning and Roadmap. Membantu perusahaan merancang strategi transformasi digital dengan peta jalan yang komprehensif untuk mencapai tujuan bisnis secara efektif.
    Intelligent Enterprise: Software as a Service. Menyediakan solusi berbasis teknologi terkini untuk pengelolaan data secara real-time, sehingga mendukung keputusan strategis yang lebih cepat dan akurat.
    Technology: Cloud Computing, Digital Platform and Generative AI. Mengintegrasikan teknologi cloud untuk meningkatkan fleksibilitas operasional dan mendorong inovasi yang berkelanjutan.

    “Visi kami lebih dari sekadar transformasi digital; kami ingin menjadi mitra strategis dalam perjalanan jangka panjang digitalisasi klien-klien kami untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan,” ujar Managing Director NTT DATA Business Solutions Indonesia, Hafferson Manurung, dalam keterangan tertulis, Minggu, 29 Desember 2024.
     
    NTT DATA Business Solutions Indonesia meyakini digitalisasi bukan sekadar penerapan teknologi, melainkan upaya menciptakan inovasi nyata dan nilai tambah dan pembeda bagi bisnis. Berbagai solusi teknologi yang ditawarkan NTT DATA Business Solutions tidak hanya menjanjikan profit dan efisiensi, tetapi juga mendorong inovasi.
     
    Teknologi seperti cloud computing, digital platform dan Generative AI terbukti mampu membuat pengembangan layanan dan produk yang lebih baik sehingga mampu meningkatkan daya saing masing-masing perusahaan.
     
    Adanya tekonologi yang digunakan, memberikan dampak nyata bagi perusahaan di antaranya produktivitas yang lebih tinggi, alur kerja optimal, peningkatan kepuasan pelanggan, hingga mampu mendorong pertumbuhan dan inovasi bisnis di era digital.
     
    NTT DATA Business Solutions Indonesia fokus membantu klien pada solusi Intelligent Enterprise, ERP (Enterprise Resource Planning). Penerapan teknologi ini, telah mewujudkan integrasi semua sumber daya di lingkup perusahaan, yaitu keuangan, tenaga kerja, rantai pasokan serta penjualan sampai dengan pemeliharaan aset.
     
    NTT Data Business Solutions Indonesia juga menawarkan solusi yang telah dikustomisasi dengan berbagai sektor industri klien, seperti oil & gas, pertambangan, real estate & properti, transportasi & logistik, manufaktur, jasa, keuangan, guna memastikan relevansi dan dampak maksimal bagi masing-masing sektor.
     
    Talenta kompetitif dan berdaya saing tinggi

    Pencapaian NTT DATA Business Solutions Indonesia tak lepas dari komitmen perusahaan menghadirkan pelatihan intensif dan lingkungan yang kondusif untuk menciptakan talenta yang kompetitif, inovatif dan siap menghadapi tantangan di era digital.
     
    Hal ini menghasilkan kualitas tim yang andal dan mampu memenuhi kebutuhan bisnis yang dinamis, sehingga membuat seluruh klien mempercayakan kebutuhannya kepada NTT Data Business Solutions Indonesia.
     
    Berbagai bukti nyata keandalan tim telah terwujud melalui kolaborasi sukses dengan perusahaan-perusahaan besar di sektor real estate & properti, transportasi & logistik, pertambangan serta oil & gas dan berbagai industri lainnya yang telah menghasilkan solusi strategis untuk mendukung profitabilitas, produktifitas, efisiensi, pengambilan keputusan yang menghasilkan pertumbuhan berkelanjutan.
     
    Menyambut 2025, NTT DATA Business Solutions Indonesia menargetkan akan memperluas layanan Intelligent Enterprise dan memperkenalkan teknologi terbaru, serta solusi digital inovatif lainnya.
     
    Dengan fokus pada pengembangan teknologi terkini seperti cloud computing, digital platform, artificial intelligence, perusahaan siap mewujudkan masa depan yang lebih adaptif dan mendorong kualitas sumber daya manusia berdaya saing tinggi dengan berbagai upaya akselerasi transformasi digital.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (AHL)

  • NTT Data berkomitmen akselerasi transformasi digital di Indonesia

    NTT Data berkomitmen akselerasi transformasi digital di Indonesia

    kami ingin menjadi mitra strategis dalam perjalanan jangka panjang digitalisasi klien-klien kami untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan

    Jakarta (ANTARA) – Penyedia jasa layanan bisnis digital dan teknologi informasi, NTT Data Business Solutions Indonesia menyatakan komitmennya untuk berkontribusi mempercepat akselerasi transformasi digital di Tanah Air.

    Managing Director NTT DATA Business Solutions Indonesia, Hafferson Manurung dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu, mengatakan dengan peta jalan strategis yang terstruktur, perusahaannya menawarkan dukungan penuh melalui program kemitraan kepada pelaku bisnis untuk melakukan inovasi berbasis teknologi guna mendukung pertumbuhan berkelanjutan.

    Pada tahun 2024 ini, lanjut dia, NTT Data Business Solutions Indonesia berhasil mengalami pertumbuhan jumlah klien yang signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

    “Hal ini, menunjukkan tingginya kepercayaan kepada perusahaan atas solusi teknologi yang ditawarkan dan memenuhi strategi digital transformasi yang dimiliki klien,” ujarnya.

    Berbagai solusi yang ditawarkan NTT Data Business Solutions Indonesia, berbasis teknologi canggih dengan fokus kepada digitalisasi proses dan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

    Solusi tersebut berhasil menjadi katalisator utama dalam berbagai lini kegiatan untuk membantu perusahaan menjalankan strategi perusahaan dalam mencapai sejumlah tujuan.

    “Visi kami lebih dari sekadar transformasi digital, kami ingin menjadi mitra strategis dalam perjalanan jangka panjang digitalisasi klien-klien kami untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan,” ujar Hafferson.

    Dia meyakini digitalisasi bukan sekadar penerapan teknologi, melainkan upaya menciptakan inovasi nyata dan nilai tambah dan pembeda bagi bisnis. Berbagai solusi teknologi yang ditawarkan NTT Data Business Solutions tidak hanya menjanjikan profit dan efisiensi, tetapi juga mendorong inovasi.

    Teknologi seperti cloud computing, digital platform, dan generative AI, lanjut dia, terbukti mampu membuat pengembangan layanan dan produk yang lebih baik, sehingga mampu meningkatkan daya saing masing-masing perusahaan.

    “Adanya teknologi yang digunakan, memberikan dampak nyata bagi perusahaan diantaranya produktivitas yang lebih tinggi, alur kerja optimal, peningkatan kepuasan pelanggan, hingga mampu mendorong pertumbuhan dan inovasi bisnis di era digital,” kata dia.

    NTT Data Business Solutions Indonesia fokus membantu klien pada solusi Intelligent Enterprise dan Enterprise Resource Planning (ERP). Penerapan teknologi ini, telah mewujudkan integrasi semua sumber daya di lingkup perusahaan, yaitu keuangan, tenaga kerja, rantai pasokan serta penjualan sampai dengan pemeliharaan aset.

    Perusahaannya juga menawarkan solusi yang telah dilakukan kustomisasi dengan berbagai sektor industri klien, seperti minyak dan gas, pertambangan, real estate dan properti, transportasi dan logistik, manufaktur, jasa, keuangan, guna memastikan relevansi dan dampak maksimal bagi masing-masing sektor.

    Menyambut tahun 2025, kata Hafferson, NTT Data Business Solutions Indonesia menargetkan akan memperluas layanan Intelligent Enterprise dan memperkenalkan teknologi terbaru, serta solusi digital inovatif lainnya, seperti profitabilitas, produktivitas, efisiensi, pengambilan keputusan, dan pertumbuhan bisnis.

    Dia menambahkan, transformasi digital yang diusung perusahaannya pun sejalan dengan visi pemerintah di bidang digital melalui Program Making Indonesia 4.0 dan Peta Jalan Transformasi Digital Nasional.

    Pewarta: Syaiful Hakim
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2024

  • CEO Google Bocorkan AI Gemini Jadi Fokus Perusahaan di 2025

    CEO Google Bocorkan AI Gemini Jadi Fokus Perusahaan di 2025

    Bisnis.com, JAKARTA – CEO Google Sundar Pichai menyampaikan bahwa pada 2025 pihaknya akan memiliki fokus utama pada pengembangan dan peluncuran lebih lanjut dari model kecerdasan buatan/artificial intelligence (AI) Gemini.

    Melansir dari Techcrunch, Minggu (29/12/2024) Pichain melihat bahwa tahun 2025 akan menjadi tahun yang kritis. Maka dari itu, Pichai menilai penting bagi perusahaan untuk mempercepat pengembangan di sektor kecerdasan buatan (AI).

    Salah satu inisiatif utama yang akan menjadi prioritas bagi Google adalah pengembangan Gemini, sebuah model AI baru yang diharapkan dapat memperkuat posisi Google di pasar teknologi canggih. 

    Pichai mengakui bahwa perusahaan perlu mengejar ketertinggalan dari pesaingnya dalam hal AI, tetapi dirinya juga menilai bahwa Gemini memiliki momentum yang kuat.

    “Kami masih punya pekerjaan yang harus diselesaikan pada 2025 untuk menutup kesenjangan dan membangun posisi kepemimpinan di sana juga. Skalabilitas Gemini di sisi konsumen akan menjadi fokus terbesar kami tahun depan,” kata Pichai.

    Adapun, pada minggu lalu Google merilis Gemini 2.0, model kecerdasan buatan (AI) terbaru yang menawarkan peningkatan signifikan dalam kecepatan, efisiensi biaya, dan kemampuan multimoda.

    Melansir dari The Verge pada Kamis (12/12/2024), Gemini 2.0 hadir sekitar 10 bulan setelah peluncuran versi 1.5 dan masih berada dalam tahap “pratinjau eksperimental.”

    Gemini 2.0 tidak hanya lebih efisien dalam menjalankan tugas-tugas, tetapi juga dapat melakukan hal-hal baru yang sebelumnya tidak bisa dilakukan.

    Model terbaru ini dapat menghasilkan audio dan gambar secara asli, memperkenalkan kemampuan multimoda yang memungkinkan AI untuk menangani berbagai jenis data sekaligus.

    CEO Google DeepMind, Demis Hassabis mengatakan bahwa kemampuan ini membuka jalan bagi perkembangan agen AI yang dapat bekerja secara mandiri dalam menyelesaikan tugas-tugas kompleks.

    “Gemini 2.0 adalah sebuah langkah besar menuju era agen AI. Kami melihat 2025 sebagai titik awal yang sebenarnya untuk masa depan berbasis agen,” kata Hassabis.

  • 600 Profesional IT Kumpul untuk Bahas Perlindungan Data hingga Pengawasan Video Berbasis AI – Page 3

    600 Profesional IT Kumpul untuk Bahas Perlindungan Data hingga Pengawasan Video Berbasis AI – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Ajang tahunan Synology Solution Day 2024 sukses digelar di Jakarta, belum lama ini. Acara tersebut dihadiri lebih dari 600 profesional di bidang teknologi informasi (IT) serta mitra bisnis.

    Mereka hadir untuk mendalami solusi manajemen data, perlindungan data, produktivitas bisnis, hingga pengawasan video.

    Acara tahunan bergengsi ini membahas solusi penyimpanan data yang skalabel, sistem backup dengan fitur keamanan mutakhir, solusi pengawasan video berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), serta alat kolaborasi bisnis yang juga berbasis AI.

    Deretan solusi teknologi itu dirancang untuk mendukung ketahanan bisnis di era digital. Country Manager Synology untuk Indonesia, Clara Hsu, menilai Indonesia adalah pasar strategis dengan potensi luar biasa.

    “Kami bangga dapat mendukung berbagai perusahaan dalam menghadapi tantangan di era digital, terutama dengan solusi yang memprioritaskan keamanan dan efisiensi pengelolaan data,” ujar Clara melalui keterangannya, Minggu (29/12/2024).

    Pada sesi diskusi panel, perwakilan dari berbagai industri berbagi pengalaman mereka dalam memanfaatkan solusi Synology untuk kebutuhan bisnis mereka.

    Dari industri media, SCTV, menyoroti kemampuan Synology dalam menyediakan solusi penyimpanan data yang fleksibel dan hemat biaya.

    Dengan teknologi yang mendukung ekspansi kapasitas hingga skala petabyte, Synology memungkinkan SCTV untuk mengelola data besar secara efisien tanpa membebani tim IT mereka.

     

  • 5 Sektor Prioritas Strategi AI Nasional

    5 Sektor Prioritas Strategi AI Nasional

    Jakarta, CNN Indonesia

    Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menyebut pemerintah telah menyusun lima prioritas strategi artificial intelligence (AI) nasional untuk memaksimalkan pemanfaatan teknologi tersebut di sektor penting.

    (lom/dmi)

  • OpenAI Umumkan Rencana Struktur Baru, Berorientasi Profit

    OpenAI Umumkan Rencana Struktur Baru, Berorientasi Profit

    Bisnis.com, JAKARTA — OpenAI mengumumkan rencana untuk merombak struktur organisasi demi memudahkan penambahan modal dalam pengembangan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

    Dilansir Reuters Minggu (29/12/2024) unit for-profit OpenAI yang ada saat ini akan diubah menjadi public benefit corporation (PBC) yang berbasis di Delaware. Struktur PBC ini memungkinkan perusahaan untuk turut mempertimbangkan kepentingan masyarakat, selain keuntungan pemegang saham. 

    Langkah tersebut dilakukan OpenAI untuk menarik lebih banyak investasi. Pasalnya, pengembangan kecerdasan buatan umum atau artificial general intelligence (AGI), yang bertujuan untuk menciptakan AI yang melebihi kecerdasan manusia, semakin mahal.

    OpenAI sebelumnya telah menarik investasi sebesar US$6,6 miliar pada putaran pendanaan terakhir, dengan valuasi mencapai US$157 miliar.

    Namun, pendanaan tersebut bergantung pada apakah OpenAI dapat mengubah strukturnya dan menghapus batasan laba bagi para investor dalam dua tahun ke depan.

    Meskipun perubahan ini mengarah pada pengembangan lebih lanjut dari sisi for-profit, OpenAI menegaskan bahwa cabang nonprofitnya akan tetap memiliki kepentingan signifikan dalam PBC.

    OpenAI menambahkan bahwa struktur nonprofit itu akan menjadi salah satu organisasi terbaik yang didanai dalam sejarah.

    OpenAI didirikan pada 2015 sebagai organisasi riset nonprofit. Namun, empat tahun kemudian mendirikan unit for-profit untuk mengamankan dana guna mendanai pengembangan AI. 

    Struktur unik ini menempatkan kendali atas unit for-profit di tangan nonprofit, dan menjadi sorotan ketika Sam Altman dipecat sebagai CEO pada tahun lalu.

    Meskipun OpenAI berharap langkah ini akan memperlancar upaya penggalangan dana, langkah tersebut menghadapi tantangan besar. 

    Elon Musk, salah satu pendiri OpenAI yang kemudian keluar dan kini menjadi salah satu kritikus vokal, berusaha menggagalkan rencana tersebut. 

    Pada Agustus 2024, Musk menggugat OpenAI dan Altman, dengan tuduhan bahwa OpenAI melanggar ketentuan kontrak dengan memprioritaskan laba di atas kepentingan publik dalam upaya untuk mempercepat pengembangan AI.

    Pada awal Desember 2024, OpenAI mengajukan permohonan kepada hakim federal untuk menolak permintaan Musk, dengan mempublikasikan pesan-pesan yang menunjukkan bahwa Musk awalnya mendukung status for-profit untuk OpenAI sebelum akhirnya meninggalkan perusahaan setelah gagal memperoleh mayoritas saham dan kendali penuh.

  • Ini AlasanMicrosoft, Google & Meta Ramai-Ramai Investasi di Nuklir

    Ini AlasanMicrosoft, Google & Meta Ramai-Ramai Investasi di Nuklir

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pusat data yang mendukung kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan komputasi awan (cloud computing) mendorong peningkatan permintaan dan produksi energi.

    Menurut Departemen Energi AS, penggunaan listrik global dapat meningkat sebanyak 75% pada tahun 2050 akibat ambisi pengembangan AI oleh industri teknologi.

    Pusat data yang mendukung AI dan komputasi awan dapat segera tumbuh begitu besar sehingga dapat menggunakan lebih banyak listrik.

    Ketika para pemimpin raksasa teknologi dalam perlombaan AI mendorong kemajuan dan penerapan teknologi lebih lanjut, banyak yang menemukan kebutuhan energi mereka semakin bertentangan dengan tujuan keberlanjutan mereka.

    “Pusat data baru yang membutuhkan jumlah listrik yang sama seperti, katakanlah, Chicago, tidak dapat begitu saja membangun jalan keluar dari masalah kecuali mereka memahami kebutuhan daya mereka,” kata Mark Nelson, Direktur Pelaksana Radiant Energy Group, dikutip dari CNBC Internasional, Minggu (29/12/2024).

    “Kebutuhan daya tersebut. Daya yang stabil, langsung, 100%, 24 jam sehari, 365,” tambahnya.

    Setelah bertahun-tahun berfokus pada energi terbarukan, perusahaan teknologi besar kini beralih ke tenaga nuklir karena kemampuannya untuk menyediakan energi besar-besaran dengan cara yang lebih efisien dan berkelanjutan.

    Google, Amazon, Microsoft, dan Meta adalah beberapa nama yang paling dikenal yang mengeksplorasi atau berinvestasi dalam proyek tenaga nuklir.

    Didorong oleh permintaan energi dari pusat data dan model AI mereka, kebijakan nuklir mereka menandai dimulainya tren di seluruh industri.

    “Apa yang kita lihat adalah tenaga nuklir memiliki banyak manfaat,” kata Michael Terrell, Direktur Senior Energi dan Iklim di Google.

    “Ini adalah sumber listrik bebas karbon. Ini adalah sumber listrik yang dapat selalu menyala dan berjalan sepanjang waktu. Dan itu memberikan dampak ekonomi yang luar biasa.”

    Setelah nuklir sebagian besar dihapuskan di masa lalu karena ketakutan yang meluas tentang kehancuran dan risiko keselamatan – dan informasi yang salah yang mendramatisir kekhawatiran tersebut – para ahli menggembar-gemborkan investasi teknologi baru-baru ini sebagai awal dari “kebangkitan nuklir” yang dapat mempercepat transformasi energi di AS dan di seluruh dunia.

    (haa/haa)

  • Ini AlasanMicrosoft, Google & Meta Ramai-Ramai Investasi di Nuklir

    Ini Alasan Microsoft, Google & Meta Ramai-Ramai Investasi di Nuklir

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pusat data yang mendukung kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan komputasi awan (cloud computing) mendorong peningkatan permintaan dan produksi energi.

    Menurut Departemen Energi AS, penggunaan listrik global dapat meningkat sebanyak 75% pada tahun 2050 akibat ambisi pengembangan AI oleh industri teknologi.

    Pusat data yang mendukung AI dan komputasi awan dapat segera tumbuh begitu besar sehingga dapat menggunakan lebih banyak listrik.

    Ketika para pemimpin raksasa teknologi dalam perlombaan AI mendorong kemajuan dan penerapan teknologi lebih lanjut, banyak yang menemukan kebutuhan energi mereka semakin bertentangan dengan tujuan keberlanjutan mereka.

    “Pusat data baru yang membutuhkan jumlah listrik yang sama seperti, katakanlah, Chicago, tidak dapat begitu saja membangun jalan keluar dari masalah kecuali mereka memahami kebutuhan daya mereka,” kata Mark Nelson, Direktur Pelaksana Radiant Energy Group, dikutip dari CNBC Internasional, Minggu (29/12/2024).

    “Kebutuhan daya tersebut. Daya yang stabil, langsung, 100%, 24 jam sehari, 365,” tambahnya.

    Setelah bertahun-tahun berfokus pada energi terbarukan, perusahaan teknologi besar kini beralih ke tenaga nuklir karena kemampuannya untuk menyediakan energi besar-besaran dengan cara yang lebih efisien dan berkelanjutan.

    Google, Amazon, Microsoft, dan Meta adalah beberapa nama yang paling dikenal yang mengeksplorasi atau berinvestasi dalam proyek tenaga nuklir.

    Didorong oleh permintaan energi dari pusat data dan model AI mereka, kebijakan nuklir mereka menandai dimulainya tren di seluruh industri.

    “Apa yang kita lihat adalah tenaga nuklir memiliki banyak manfaat,” kata Michael Terrell, Direktur Senior Energi dan Iklim di Google.

    “Ini adalah sumber listrik bebas karbon. Ini adalah sumber listrik yang dapat selalu menyala dan berjalan sepanjang waktu. Dan itu memberikan dampak ekonomi yang luar biasa.”

    Setelah nuklir sebagian besar dihapuskan di masa lalu karena ketakutan yang meluas tentang kehancuran dan risiko keselamatan – dan informasi yang salah yang mendramatisir kekhawatiran tersebut – para ahli menggembar-gemborkan investasi teknologi baru-baru ini sebagai awal dari “kebangkitan nuklir” yang dapat mempercepat transformasi energi di AS dan di seluruh dunia.

    (haa/haa)

  • AI Dinilai Bisa Dukung Diplomasi Ekonomi & Strategi Hilirisasi Mineral RI

    AI Dinilai Bisa Dukung Diplomasi Ekonomi & Strategi Hilirisasi Mineral RI

    Jakarta

    Riset yang dilakukan oleh Binus University menyoroti manfaat AI dalam mendukung diplomasi ekonomi dan strategi hilirisasi. Riset yang dilakukan tersebut berjudul ‘Analisis Mahadata Kebijakan Hilirisasi: Strategi dan Diplomasi Indonesia Menghadapi Dinamika Global’.

    Riset itu menyatakan teknologi kecerdasan buatan (AI) memainkan peran kunci dalam mendorong keberhasilan kebijakan hilirisasi mineral Indonesia.

    Dengan integrasi AI dan mahadata, Indonesia telah membangun sistem geospasial inovatif yang mampu mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam sekaligus memperkuat posisinya dalam rantai pasok global.

    Salah satu Tim Peneliti Binus University, Dr. Alexander A.S. Gunawan, menjelaskan pemanfaatan teknologi modern seperti Peta Hilirisasi (petahilirisasi.id) memberikan pandangan mendalam untuk komoditas strategis seperti nikel, bauksit, kobalt, dan pasir kuarsa.

    “Integrasi AI memungkinkan kita memahami pola distribusi dan dampak sosial-ekonomi dari aktivitas tambang secara lebih terperinci. Teknologi ini tidak hanya mendukung keberlanjutan tetapi juga meningkatkan efisiensi proses pengelolaan sumber daya,” ujar Alexander, dalam keterangannya, Sabtu (28/12/2024).

    Platform Peta Hilirisasi, yang merupakan geodashboard berbasis AI, membantu pemerintah dan pelaku industri mengidentifikasi potensi mineral, memetakan distribusi sumber daya, hingga memprediksi tren pasar.

    Dengan data yang diolah selama lebih dari dua dekade mencakup catatan produksi, ekspor-impor, dan informasi geospasial sejak awal 2000-an platform ini menyediakan wawasan berbasis bukti yang mempercepat proses pengambilan keputusan di sektor hilirisasi.

    Selain menampilkan peta dan grafik interaktif, Peta Hilirisasi juga dilengkapi dengan pemodelan tren pasar berbasis machine learning yang dapat memproyeksikan potensi nilai tambah suatu komoditas di pasar global. Diplomasi hilirisasi Indonesia turut meraup manfaat besar dari integrasi AI, khususnya melalui analisis mendalam Peta Hilirisasi.

    Teknologi ini membantu pemerintah memperkuat argumen dalam negosiasi internasional, karena data geospasial memudahkan Indonesia menunjukkan komitmen pada pengolahan domestik dan keberlanjutan-terlebih di tengah tantangan seperti gugatan Uni Eropa di WTO terkait larangan ekspor nikel mentah.

    Sebagai contoh diplomasi berbasis data, ketika memaparkan potensi cadangan nikel dan bauksit di forum internasional, Indonesia dapat menyajikan peta distribusi dan perkiraan pasokan yang terverifikasi. Pendekatan ini memperkuat posisi negosiasi pemerintah dalam menetapkan kebijakan ekspor-impor.

    “Menurut penelitian Binus, pendekatan diplomasi berbasis data ini telah menarik perhatian negara lain, termasuk Filipina dan Afrika Selatan, yang mulai mengadopsi langkah serupa. Indonesia menjadi contoh bagaimana teknologi dapat memperkuat strategi ekonomi dan kebijakan nasional di tengah persaingan global,” ujar Alexander.

    Alexander menambahkan bahwa manfaat AI dalam pengambilan keputusan bisnis telah banyak dibahas dalam berbagai jurnal internasional. Salah satu contohnya adalah riset ‘Artificial Intelligence for the Real World’ oleh Davenport dan Ronanki, yang menegaskan bahwa AI mampu menyediakan wawasan lebih cepat dan akurat.

    Dengan demikian, organisasi dapat memanfaatkan data secara efektif demi meningkatkan efisiensi operasional. Publikasi lain yang relevan ialah laporan McKinsey, ‘The State of AI in Early 2024’, yang memproyeksikan lebih dari 65% organisasi di berbagai sektor mulai mengadopsi AI untuk mendukung pengambilan keputusan strategis.

    Walau sifatnya global, sejumlah studi juga menyoroti tren serupa di Indonesia, khususnya di sektor finansial dan manufaktur.

    Namun, meskipun kajian mengenai penggunaan AI dalam pengambilan keputusan sudah cukup banyak, penelitian yang secara khusus membahas hilirisasi bahan mentah, diplomasi, dan kerangka hukum terkait masih sangat terbatas. Kendati manfaatnya jelas, hilirisasi berbasis AI juga dihadapkan pada tantangan.

    Proses pengolahan mineral seperti nikel membutuhkan teknologi ramah lingkungan untuk meminimalisasi limbah berbahaya. Peningkatan eksploitasi tambang perlu diimbangi dengan regulasi ketat dan penggunaan teknologi yang berkelanjutan.

    “Dengan memadukan AI dan regulasi yang kuat, kita dapat memitigasi risiko lingkungan sekaligus memastikan bahwa hilirisasi mineral mendukung pembangunan ekonomi nasional secara inklusif,” tambah Alexander.

    Melalui pendekatan multidisiplin yang mengintegrasikan teknologi, hukum, dan bisnis internasional, Indonesia berhasil menciptakan kebijakan hilirisasi yang adaptif terhadap dinamika global.

    Riset Binus menyatakan keberhasilan ini membuka peluang bagi Indonesia untuk tidak hanya menjadi pusat manufaktur global tetapi juga pemimpin dalam pengelolaan sumber daya berbasis teknologi.

    “Dengan AI sebagai pendorong utama, hilirisasi mineral Indonesia kini memiliki fondasi yang lebih kuat untuk menghadapi tantangan global, menarik investasi asing, dan menciptakan lapangan kerja baru. Namun, keberlanjutan kebijakan ini tetap bergantung pada sinergi antara teknologi, kolaborasi pemangku kepentingan, serta kepatuhan terhadap regulasi lingkungan,” pungkas Alexander.

    (anl/ega)

  • AI Bisa Antar Indonesia Pimpin Hilirisasi Mineral Dunia

    AI Bisa Antar Indonesia Pimpin Hilirisasi Mineral Dunia

    Jakarta, CNN Indonesia

    Teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligent atau AI) diyakini memiliki manfaat mendukung diplomasi ekonomi dan strategi hilirisasi mineral di Indonesia. Integrasi AI dan mahadata dinilai sebagai sistem geospasial inovatif yang dapat mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam, sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global.

    Pada riset Binus University yang berjudul “Analisis Mahadata Kebijakan Hilirisasi: Strategi dan Diplomasi Indonesia Menghadapi Dinamika Global”, salah satu Tim Peneliti Binus University, Dr. Alexander A.S. Gunawan menjelaskan bahwa pemanfaatan teknologi modern seperti Peta Hilirisasi (petahilirisasi.id) memberikan pandangan mendalam untuk komoditas strategis seperti nikel, bauksit, kobalt, dan pasir kuarsa.

    “Integrasi AI memungkinkan kita memahami pola distribusi dan dampak sosial-ekonomi dari aktivitas tambang secara lebih terperinci. Teknologi ini tidak hanya mendukung keberlanjutan, tetapi juga meningkatkan efisiensi proses pengelolaan sumber daya,” ujar Alexander.

    Platform Peta Hilirisasi yang merupakan geodashboard berbasis AI akan dapat membantu pemerintah dan pelaku industri mengidentifikasi potensi mineral, memetakan distribusi sumber daya, hingga memprediksi tren pasar.

    Dengan data yang diolah selama lebih dari dua dekade, mencakup catatan produksi, ekspor-impor, dan informasi geospasial sejak awal 2000-an, platform ini menyediakan wawasan berbasis bukti yang mempercepat proses pengambilan keputusan di sektor hilirisasi. Selain menampilkan peta dan grafik interaktif, Peta Hilirisasi juga dilengkapi dengan pemodelan tren pasar berbasis machine learning yang dapat memproyeksikan potensi nilai tambah suatu komoditas di pasar global.

    Diplomasi hilirisasi Indonesia juga dapat meraup manfaat besar dari integrasi AI, khususnya melalui analisis mendalam Peta Hilirisasi. Teknologi ini akan membantu pemerintah memperkuat argumen dalam negosiasi internasional, karena data geospasial memudahkan Indonesia menunjukkan komitmen terhadap pengolahan domestik dan keberlanjutan, terlebih di tengah tantangan seperti gugatan Uni Eropa di WTO terkait larangan ekspor nikel mentah.

    Sebagai contoh diplomasi berbasis data, ketika memaparkan potensi cadangan nikel dan bauksit di forum internasional, Indonesia dapat menyajikan peta distribusi dan perkiraan pasokan yang terverifikasi. Pendekatan ini dapat memperkuat posisi negosiasi pemerintah dalam menetapkan kebijakan ekspor-impor.

    “Menurut penelitian Binus, pendekatan diplomasi berbasis data ini telah menarik perhatian negara lain, termasuk Filipina dan Afrika Selatan, yang mulai mengadopsi langkah serupa. Indonesia menjadi contoh bagaimana teknologi dapat memperkuat strategi ekonomi dan kebijakan nasional di tengah persaingan global,” ujar Alexander yang menjabat sebagai Head of Data Science Program Binus University.

    Menurut Alexander, manfaat AI dalam pengambilan keputusan bisnis telah banyak dibahas dalam berbagai jurnal internasional, antara lain riset “Artificial Intelligence for the Real World” oleh Davenport dan Ronanki. Riset itu menegaskan bahwa AI mampu menyediakan wawasan lebih cepat dan akurat, membuat organisasi dapat memanfaatkan data secara efektif demi meningkatkan efisiensi operasional.

    Selanjutnya, publikasi lain yang relevan adalah laporan McKinsey bertajuk “The State of AI in Early 2024”, yang memproyeksikan lebih dari 65 persen organisasi di berbagai sektor mulai mengadopsi AI untuk pengambilan keputusan strategis.

    Meski bersifat global, sejumlah studi juga menyoroti tren serupa di Indonesia, khususnya di sektor finansial dan manufaktur. Namun, penelitian yang secara khusus membahas hilirisasi bahan mentah, diplomasi, dan kerangka hukum terkait masih sangat terbatas.

    Alexander menambahkan, di sisi lain, hilirisasi berbasis AI juga memiliki tantangan, termasuk proses pengolahan mineral seperti nikel yang membutuhkan teknologi ramah lingkungan guna meminimalisasi limbah berbahaya.

    Sementara, peningkatan eksploitasi tambang juga disebut perlu diimbangi dengan regulasi ketat dan penggunaan teknologi yang berkelanjutan.

    “Dengan memadukan AI dan regulasi yang kuat, kita dapat memitigasi risiko lingkungan sekaligus memastikan bahwa hilirisasi mineral mendukung pembangunan ekonomi nasional secara inklusif,” ujar Alexander.

    Melalui pendekatan multidisiplin yang mengintegrasikan teknologi, hukum, dan bisnis internasional, Indonesia berhasil menciptakan kebijakan hilirisasi yang adaptif terhadap dinamika global. Riset Binus menyatakan, keberhasilan ini membuka peluang bagi Indonesia untuk menjadi pusat manufaktur global, sekaligus pemimpin dalam pengelolaan sumber daya berbasis teknologi.

    “Dengan AI sebagai pendorong utama, hilirisasi mineral Indonesia kini memiliki fondasi yang lebih kuat untuk menghadapi tantangan global, menarik investasi asing, dan menciptakan lapangan kerja baru. Namun, keberlanjutan kebijakan ini tetap bergantung pada sinergi antara teknologi, kolaborasi pemangku kepentingan, serta kepatuhan terhadap regulasi lingkungan,” pungkas Alexander.

    (rea/rir)

    [Gambas:Video CNN]