Produk: Artificial Intelligence

  • Resiliensi Perekonomian Indonesia Jadi Kunci Dongkrak Investasi

    Resiliensi Perekonomian Indonesia Jadi Kunci Dongkrak Investasi

    Jakarta, Beritasatu.com – Resiliensi perekonomian Indonesia yang tetap terjaga di tengah ketidakpastian pasar keuangan global menjadi kunci utama dalam pengembangan investasi di Tanah Air.

    Proyeksi pertumbuhan ekonomi 2025 yang solid, yaitu di kisaran 4,7–5,5%, didukung oleh tingkat inflasi yang terkendali, stabilitas nilai tukar, serta cadangan devisa yang tinggi, turut memperkuat optimisme terhadap prospek positif Indonesia di mata investor dunia.

    Tantangan ekonomi dan pasar keuangan global saat ini berasal dari dampak transformasi kebijakan di Amerika Serikat, perbedaan arah kebijakan bank sentral berbagai negara, serta perkembangan geopolitik global.

    Dalam menghadapi tantangan tersebut, Bank Indonesia (BI) berkomitmen menjaga stabilitas ekonomi sekaligus mendorong pertumbuhan guna meningkatkan optimisme dan keyakinan investor.

    Langkah ini diharapkan dapat mendukung aliran modal, menjaga stabilitas, serta memastikan ketersediaan pembiayaan pembangunan menuju pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui investasi.

    “Momentum ini membuka peluang besar untuk berinvestasi di Indonesia. Secara konsisten, Indonesia menjadi salah satu negara tujuan investasi dengan fundamental ekonomi yang kuat,” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam pernyataannya pada Jumat (24/1/2025).

    Perry menekankan tiga hal penting yang perlu diperhatikan oleh para pelaku ekonomi dalam menyikapi dinamika ekonomi dan pasar keuangan global saat ini.

    Pertama, perekonomian dan pasar keuangan global masih akan diliputi berbagai ketidakpastian dan volatilitas yang disebabkan oleh perlambatan dan divergensi pertumbuhan global, dinamika rantai pasok dan kebijakan perdagangan negara maju yang dapat mempengaruhi inflasi global, tingginya yield obligasi pemerintah AS, kuatnya nilai tukar dolar AS, dan dinamika aliran modal dari negara maju ke negara berkembang.

    Kedua, investor perlu mempertimbangkan berbagai skenario dalam menetapkan strategi investasi agar keputusan yang diambil lebih terukur dan efektif.

    Ketiga, pemanfaatan dan penggunaan teknologi, termasuk kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), perlu dioptimalkan untuk mendukung proses pengambilan keputusan investasi.

    Ajakan untuk berinvestasi di Indonesia semakin diperkuat dengan sinergi antara Bank Indonesia dan program Asta Cita Pemerintah melalui langkah-langkah bauran kebijakan nasional.

    Berbagai pilihan aset tersedia bagi investor global untuk investasi, seperti Surat Berharga Negara (SBN) dan sekuritas Bank Indonesia, meliputi Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI), serta Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI).

  • iPhone Gudang Masalah, Apple Hapus Fitur Baru iOS 18

    iPhone Gudang Masalah, Apple Hapus Fitur Baru iOS 18

    Jakarta, CNBC Indonesia – Apple memutuskan menghapus salah satu fitur berbasis Artificial Intelligence (AI) dalam Apple Intelligence. Kemampuan baru itu akan tersedia pada pembaruan iOS 18.3.

    Fitur Notification Summaries, menyediakan ringkasan untuk pemberitahuan pada pengguna. Namun ternyata fitur itu ditemukan melakukan kesalahan soal keakuratan fakta.

    Nampaknya karena hal itu, Apple mengembangkan sejumlah kemampuan baru pada Notification Summaries untuk iOS 18.3. Salah satunya mematikan ringkasan aplikasi dan notifikasi.

    Laman 9to5Mac membeberkan cara menonaktifkan dengan menggeser ke kiri pemberitahuan. Berikutnya tekan Options dan Turn off Summaries, dikutip dari Jumat (24/1/2025).

    Sistem operasi iOS 18.3 juga mematikan ringkasan pada aplikasi tertentu. Pengguna bisa melihatnya pada pengaturan notifikasi untuk Summarize Notifications di iPhone.

    Perlu dicatat penghapusan kemampuan bukan untuk selamanya. Sebab menurut laporan 9to5Mac, fitur akan kembali ke masa depan.

    Namun pengguna perlu menunggu, karena baru bisa diakses pada pembaruan software berikutnya. Hingga saat itu tiba, Apple nampaknya akan menyempurnakan fitur agar lebih akurat.

    Selain itu, 9to5Mac juga menuliskan pembaruan iOS 18.3 juga membuat teks dalam notifikasi AI dicetak miring. Jadi pengguna bisa membedakan saat melihat ringkasan.

    (dem/dem)

  • OPINI: AI Bukan Segala-galanya

    OPINI: AI Bukan Segala-galanya

    Bisnis.com, JAKARTA – Banyak yang beranggapan bahwa kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) merupakan segala-galanya, dapat berbuat apapun.

    AI akan segera mengganti peran manusia, dalam berbagai aspek kehidupan. Bahkan ada sementara ahli yang beranggapan AI sangat menakutkan.

    Sesungguhnya AI adalah buatan manusia sebagai alat untuk membantu manusia mencapai tujuan atau kepentingan manusia, seperti peningkatan produktivitas dan efisiensi.

    Manusia tetap menjadi pemegang kunci atas kinerja dan keunggulan AI yang akan terus berkembang lebih lanjut di masa mendatang.

    Tampaknya melihat peran AI, membuat bulu roma berdiri, karena mendengarnya ngeri bisa menggantikan segalanya. Padahal AI adalah buatan manusia. AI adalah tool atau alat bantu manusia untuk kepentingan manusia, bahkan kepentingan masyarakat seperti kemakmuran dan kesejahteraan manusia.

    AI sebatas kemampuannya sesuai dengan perintah manusia pembuatnya. Sama seperti penemuan mesin uap, listrik, teknologi nuklir, telepon dalan lain-lain, semua bisa dikendalikan manusia.

    HUKUM PARADOKS MORAVEC

    Satu petunjuk yang diidentifikasi oleh Brynjolfsson dan McAfee (2012, 2014) adalah Moravec’s Paradox atau Paradoks Moravec.  Pendekatan ini menyatakan bahwa sulit mengajarkan masalah yang kompleks kepada manusia, tetapi mudah mengajarkannya kepada AI. Hal ini mungkin memberikan wawasan baru di masyarakat.

    Meskipun hal itu merupakan topik penelitian daripada temuan Moravec dan dikemas dengan baik oleh Pinker (1995): “Pelajaran utama dari 35 tahun penelitian AI adalah bahwa masalah yang sulit itu mudah dan masalah yang mudah itu sulit bagi AI.”

    Bahwa AI punya keterbatasan, misalnya tidak dapat mengerjakan yang mudah, dan justru ini yang membuka celah bagi peningkatan aktivitas manusia, dalam tugas-tugas indra, indrawi, dan empati: dalam bentuk  merawat, merancang, mencipta, membuat, dan berimprovisasi, yang merupakan indikasi dari suatu pergerakan dalam masyarakat sehari hari.

    Namun, seperti yang dicatat oleh Brynjolfsson dan McAfee (2012,2014), kemampuan AI terus berkembang dan “membuat terobosan”  menuju ke Moravec’s Paradox.

    AI DAN MANUSIA SALING MEMBUTUHKAN

    Sejak manusia ada di dunia, kelemahan selalu ada sehingga manusia terus berpikir untuk menutupi kelemahannya. Manusia menemukan roda pada 3000 tahun SM, menemukan mesin uap pada abad ke-18 (dalam revolusi industri pertama), selanjutnya listrik, komputer, dan saat ini AI (revolusi industri keempat).

    Kemudian, menurut Frishammar dkk. (2019) dalam studinya, menemukan bahwa manusia umumnya menyadari mempunyai banyak kelemahan. Namun, ada faktor yang menarik yang ditemukan pada penelitian tersebut, bahwa justru kesadaran atas kelemahannya tersebut, manusia membuat sistem atau manajemen inovasi, sehingga dapat menemukan atau bahkan terobosan yang spektakuler.

    Umpamanya, Wilbur dan Orville pada 1903 mencipta pesawat terbang, lalu diperbaiki oleh generasi berikutnya, sehingga menjadi alat transportasi sangat andal dan dipakai oleh negara dimanapun di dunia.

    Demikian juga Leonardo da Vinci (1952—1519), menurut Frishammar dkk. (2019), mencipta kapal selam, kemudian menjadi sangat terkenal pada Perang Dunia I dan Perang Dunia II.

    ARTIFICIAL INTELLIGENCE MEMBANTU SELESAIKAN MASALAH MANUSIA

    Semua penemuan manusia seperti tersebut di atas adalah untuk membantu peradaban manusia mengatasi kelemahannya, berupaya mengatasi hambatan (bottleneck) dan  membuat terobosan atau inovasi, serta meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Dan sekarang, kelemahan manusia dapat diatasi atau dibantu oleh AI.

    Manusia tidak fokus pada masalah sederhana, seperti memakai AI untuk membersihkan got/parit/selokan, memasak,  dll. Hal tersebut bersifat penting bagi ibu rumah tangga atau masyarakat pedesaan.

    Lalu, apakah masa kini perlu dipersoalkan bahwa masyarakat desa dibekali AI? Hal ini perlu dijawab oleh mereka yang perlu mencari kegiatan inovasi. Namun demikian, kerja sama yang baik manusia dan AI dapat mencapai tujuan atau kinerja yang lebih baik, dibandingkan dengan dilakukan sendiri oleh manusisa tanpa alat AI.

    Manusia mempunyai kelemahan, dan AI juga punya kelemahan. AI mudah mengerjakan yang sulit dan sulit mengerjakan yang mudah. Sementara itu, manusia dengan gampang mengerjakan hal yang mudah dan sulit mengerjakan yang sulit.

    Paradoks Moravec memberi pencerahan dan peluang bagi AI untuk pekerjaan yang sulit, atau bahkan sangat sulit, seperti pengolahan big data, menyetir mobil tanpa pengemudi manusia, dll.

    Menurut penelitian dari tesis Diploma Master dari Biran (2020) yang berjudul “Apakah saya dan AI menjadi sahabat yang akrab?” Biran menemukan bahwa manusia hidup membutuhkan hubungan dengan manusia lain, dengan animasi atau objek fisik, atau ide abstrak dan lainlain.

    Hubungan yang memberi makna dalam hidup adalah terutama hubungan antarmanusia. Namun, dalam kehidupan masyarakat modern, di mana manusia makin terisolir atau individualistik, manusia dapat asyik dalam hidupnya dalam hal hubungan dengan teknologi seperti komputer, internet dan telpon genggam, yang pada dasarnya mengandung AI.

    Maka pada masyarakat modern, teman terdekat manusia adalah teknologi canggih, antara lain AI, yang tidak membuat permusuhan, namun dapat menjadi teman membantu manusia dalam kehidupannya.

    Pada intinya, kehadiran AI dapat membantu manusia mencipta inspirasi, menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang sulit sekalipun dalam skala besar seperti diagnosa penyakit baru, dengan data yang cukup besar. Apapun argumentasinya tentang AI, pada ujung ujungnya manusia dan AI dapat dan perlu bersahabat, tiap saat seperti orang kemana-mana membawa telepon genggam.

  • Bos BI Ajak Investor Global Investasi di Indonesia – Page 3

    Bos BI Ajak Investor Global Investasi di Indonesia – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengajak investor global investasi di Indonesia. Hal itu disampaikan dalam Forum Investasi Tahunan (FIT) 2025, bertema Steering through Global Shift: Synergy to Strengthen Stability and Economic Transformation yang diselenggarakan pada 23-24 Januari di Bali.

    Dalam forum tersebut, Perry menyampaikan ketahanan ekonomi Indonesia di tengah berlanjutnya ketidakpastian pasar keuangan global, menjadi kunci utama pengembangan investasi tanah air.

    Hal ini didukung oleh proyeksi pertumbuhan ekonomi 2025 yang masih solid pada kisaran 4,7-5,5%, terjaganya tingkat inflasi, stabilitas nilai tukar, disertai dengan cadangan devisa yang tinggi turut memperkuat optimisme prospek positif Indonesia di mata investor dunia. Menurut dia, momentum ini tentunya membuka peluang besar untuk berinvestasi di Indonesia.

    “Indonesia secara konsisten menjadi salah satu negara tujuan investasi dengan fundamental ekonomi yang kuat, mari berinvestasi di Indonesia!,” kata Perry.

    Lebih lanjut, Gubernur Perry menekankan terdapat tiga hal penting yang perlu menjadi perhatian para pelaku ekonomi dalam menyikapi dinamika perkembangan ekonomi dan pasar keuangan global saat ini.

    Pertama, perekonomian dan pasar keuangan global masih akan diliputi berbagai ketidakpastian dan volatilitas yang disebabkan oleh:

    i) perlambatan dan divergensi pertumbuhan global;

    ii) dinamika rantai pasok dan kebijakan perdagangan negara maju yang dapat memengaruhi inflasi global;

    iii) tingginya yield obligasi Pemerintah AS;

    iv) kuatnya nilai tukar USD; dan

    v) dinamika aliran modal dari negara maju ke negara berkembang.

    Kedua, merespons hal tersebut, dalam menetapkan strategi investasi, investor perlu melihat berbagai skenario agar keputusan investasi dapat dilakukan secara terukur.

    Ketiga, mengoptimalkan penggunaan teknologi, termasuk Artificial Intelligence (AI), untuk membantu proses pengambilan keputusan investasi.

    Seruan untuk berinvestasi semakin diperkuat dengan optimalisasi sinergi Bank Indonesia dengan program Asta Cita Pemerintah yang dilakukan dalam langkah-langkah bauran kebijakan nasional.

  • Menjaga Harta Tak Kasat Mata

    Menjaga Harta Tak Kasat Mata

    Bisnis.com, JAKARTA – Pernahkah Anda mendapatkan pesan WhatsApp, SMS atau email yang berisi tautan mencurigakan? Seringkali pesan ini dibungkus dengan kalimat dan isi yang menarik perhatian supaya kita mengkliknya, seperti undangan pernikahan, transfer bank, hadiah, kiriman paket, atau lowongan pekerjaan.

    Hati-hati dengan tautan seperti itu karena bisa jadi merupakan salah satu modus kejahatan untuk menguras rekening Anda. Seperti yang dialami oleh Silvia Yap (52), warga asal Malang Jawa Timur, yang kehilangan uang senilai Rp1,4 miliar dari rekeningnya usai mengklik tautan undangan pernikahan berisi file APK yang dikirim melalui WhatsApp.

    Kepolisian RI mencatat ada sebanyak 18 kasus penipuan dengan modus link APK selama 2023 dengan total kerugian mencapai Rp4,7 miliar. Berbagai kasus ini menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat untuk selalu berhati-hati dengan modus kejahatan yang menargetkan data pribadi kita. Data pribadi, khususnya yang bersifat data keuangan seperti username, password, PIN, dan kode OTP (one-time password) merupakan harta tak kasat mata yang bisa menentukan hidup kita.

    Microsoft Digital Defense Report 2024 yang diluncurkan pada Oktober lalu menggambarkan bahwa tantangan dan ancaman dunia siber yang makin berbahaya dan kompleks. Setiap hari ada sedikitnya 600 juta serangan siber yang mengincar individu, perusahaan, dan pemerintah, mulai dari ransomware, phishing, hingga serangan identitas. Bahkan, perusahaan sekelas Microsoft pun menjadi korban dari serangan siber.

    Mayoritas serangan ini berupa serangan kata sandi atau password, yang meningkat lebih dari 10 kali lipat, dari sekitar 3 miliar per bulan pada 2022 menjadi lebih dari 30 miliar pada 2023. Serangan ini mendominasi karena rendahnya keamanan menjaga kata sandi dari pengguna maupun perusahaan, termasuk belum mengaktifkan autentikasi multifaktor (MFA).

    Penipuan secara digital (tech scam) juga melonjak 400% sejak 2022. Microsoft menyebut bahwa penipu sering memanfaatkan ketidaktahuan pengguna melalui panggilan palsu, email penipuan, dan situs berbahaya.Mengapa kebocoran data ini bisa terjadi?

    PENYEBAB KEBOCORAN

    Secara umum, ada empat penyebab kebocoran data pribadi. Pertama, pencurian atau hilangnya perangkat yang digunakan untuk menyimpan data, seperti laptop, handphone, hardisk, dan sebagainya.

    Kedua, adanya akses ilegal melalui peretasan, virus, atau worms. Dengan cara ini, pelaku dapat memasuki sistem, mencuri data, mengubah atau menghapus data, atau merusak sistem sehingga data tidak bisa diakses. Akses ilegal juga bisa berasal dari penyalahgunaan data dari pihak ketiga.

    Laporan IBM Cost of a Data Breach Report 2024 mencatat bahwa 40% kebocoran data melibatkan data yang disimpan di berbagai tempat, termasuk cloud publik, cloud pribadi, dan on-premises.

    Ketiga, kebocoran disebabkan oleh pegawai atau mantan pegawai, baik yang dilakukan dengan sengaja (fraud) atau tidak sengaja karena dikelabui melalui social engineering.

    Terakhir, karena kelalaian. Kelalaian dapat berasal dari tidak memadainya sistem keamanan yang dimiliki perusahaan untuk mencegah kebocoran data, atau kelalaian nasabah dalam menjaga data pribadi seperti password, PIN, dan kode OTP sehingga dimanfaatkan oknum tidak bertanggung jawab.

    UPAYA MELINDUNGI

    Melindungi data pribadi harus melibatkan banyak pihak. Mulai dari pemerintah, regulator, industri jasa keuangan, hingga masyarakat. Pemerintah telah memberikan perhatian serius pada perlindungan data pribadi. Salah satunya, dengan menerbitkan UU No. 27/2022 tentang Pelindungan Data Pribadi (UU PDP).

    UU PDP mengatur berbagai hal mengenai persetujuan yang harus diberikan konsumen sebagai subjek data pribadi kepada pihak pengendali sebagai pihak yang akan memanfaatkan data tersebut. Terdapat sanksi tegas dan akibat hukum bagi yang melanggar.

    Yang menarik, jauh sebelum diundangkannya UU PDP, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menerbitkan Peraturan OJK Nomor 1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan.

    POJK ini mengatur kewajiban Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK) memperoleh persetujuan konsumen untuk memperoleh dan menggunakan data pribadi konsumen, termasuk larangan memberikan data atau informasi pribadi mengenai konsumen kepada pihak ketiga tanpa persetujuan tertulis konsumen.

    Berlakunya UU No. 4/2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan juga memperkuat kewenangan OJK dalam melakukan pengaturan dan pengawasan perlindungan konsumen dan masyarakat di sektor jasa keuangan. Hal ini direspons OJK dengan menerbitkan Peraturan OJK Nomor 22 Tahun 2023 tentang Perlindungan Konsumen dan Masyarakat di Sektor Jasa Keuangan.

    OJK mewajibkan setiap PUJK memastikan keamanan sistem informasi dan ketahanan siber, dengan melakukan proses paling sedikit, identifikasi aset, ancaman, dan kerentanan; perlindungan aset; deteksi insiden siber; dan penanggulangan dan pemulihan insiden siber.

    OJK memberikan sanksi yang tegas bagi PUJK yang melanggar, mulai dari sanksi peringatan, pembatasan produk, pencabutan izin usaha hingga denda mencapai Rp15 miliar. Namun, OJK dan PUJK perlu senantiasa update dengan perkembangan teknologi, termasuk celah-celah dan modus kejahatan baru, seperti memanfaatkan Artificial Intelligence. Berbagai modus ini juga harus diinformasikan ke masyarakat agar selalu berhati-hati dan tidak mudah teperdaya.

    Kolaborasi dengan pemerintah untuk mengkampanyekan edukasi menjaga data pribadi juga perlu dilakukan secara nasional, dan memasukkannya dalam materi pendidikan sekolah mengingat generasi muda semakin lekat dengan transaksi digital. Kesadaran untuk tidak sembarang mengklik tautan, tidak sembarang mengunduh file, tidak memberikan username, PIN, password dan kode OTP kepada siapapun, dan rutin mengecek histori rekening merupakan budaya yang harus dibangun dan dibiasakan sejak dini. Tentu kita tidak ingin tabungan hasil jerih payah bertahun-tahun hilang begitu saja karena satu klik jemari kita.

  • 5 Fakta Sindikat Deepfake Catut Prabowo Dibongkar Bareskrim Polri

    5 Fakta Sindikat Deepfake Catut Prabowo Dibongkar Bareskrim Polri

    Jakarta

    Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) disalahgunakan. Rekaman Presiden Prabowo Subianto di video dipalsukan sedemikian rupa untuk menipu orang-orang. Berikut adalah lima fakta kasus video deepfake ini.

    Kasus ini diungkap ke publik oleh Direktorat Tindak Pidana Siber Badan Reserse Kriminal (Dittipidsiber Bareskrim) Polri, Kamis (23/1/2025).

    Direktur Tipidsiber Bareskrim, Brigjen Himawan Bayu Adji, menjelaskan bahwa langkah ini juga sekaligus menjaga kewibawaan pemerintah. Pengungkapan kasus ini berawal dari patroli siber dan mendapati unggahan aneh di Instagram.

    Bagi Anda yang menemukan video mencurigakan berisi tokoh, pejabat, selebritis, pemuka agama, atau siapapun yang meminta pengiriman duit ke suatu rekening, awas! Janganlah mudah tertipu di era AI yang semakin canggih ini.

    Berikut adalah lima fakta sindikat deepfake mengenai kasus ini:

    1. Konten palsu dan penangkapan pelaku

    Brigjen Himawan dalam konferensi pers di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Kamis (23/1) kemarin menjelaskan bahwa awal pengungkapan kasus ini adalah penemuan unggahan di Instagram dalam kegiatan patroli siber. Polisi kemudian menelusuri konten penipuan tersebut.

    Polisi menemukan video yang memuat sosok Prabowo Subianto namun meminta duit. Ini janggal. Betul, itu adalah video penipuan. Akhirnya polisi menemukan pembuatnya. Video tersebut adalah semacam ‘magnet duit’ yang dipasang sindikat penipu.

    “Dari hasil analisa error level analysis terdapat penggabungan frame berupa tulisan dan gambar yang dijadikan satu dalam satu video yang menandakan adanya proses editing dan dapat disimpulkan momen pada frame di file video tersebut adalah bersifat tidak wajar yang saling tidak berkesesuaian,” kata Brigjen Himawan.

    Polisi kemudian menangkap pria inisial AMA, berusia 29 tahun, di Lampung, pada 16 Januari 2025.

    Halaman selanjutnya, bikin video pakai AI, disebar di medsos sebagai jalan modus kriminal:

    Bikin Video Pakai AI, Disebar di Medsos untuk Menipu

    Foto: Dirtipidsiber Bareskrim Polri membongkar sindikat deepfake (Kurniawan/detikcom)

    2. Bikin video pakai AI, disebar di medsos

    Deepfake. Begitulah istilahnya. Deepfake adalah teknologi yang menggunakan AI untuk membuat foto atau video sehingga tampak nyata. Dengan bantuan AI, si perekayasa video tidak perlu lagi secara manual mengedit serpih demi serpih seperti 10 tahun lalu. Kerja AI memungkinkan si pengedit hampir bak pesulap.

    “Tersangka AMA membuat video yang memanfaatkan teknologi deepfake mengatasnamakan pejabat negara dalam bentuk video dengan isi konten penawaran bantuan pemerintah kepada masyarakat yang membutuhkan. Tersangka membuat dan menyebarluaskan video deepfake di berbagai platform media sosial,” ungkap Himawan.

    Modus penipuan bergulir lewat video di medsos itu. Dalam video palsu yang mencatut Prabowo itu, terdapat penawaran bantuan pemerintah namun agar bantuan itu cair maka si pemerisa video harus mengirim sejumlah uang. Ada saja yang mau mengirim sejumlah uang dengan cara menghubungi nomor yang tercantum di video itu.

    “Setelah itu korban diminta untuk mentransfer sejumlah uang dengan alasan biaya administrasi dan kemudian akan terus dijanjikan pencairan dana oleh tersangka hingga korban mentransfer kembali walaupun sebenarnya dana bantuan tersebut tidak pernah ada,” kata Himawan.

    Pelaku mendapat Rp 30 juta dalam empat bulan. Aksi penipuan itu sudah dilakoni sejak 2020.

    3. Gibran dan Sri Mulyani juga dicatut

    Tidak hanya video Prabowo yang dipalsukan oleh AMA. Pria 29 tahun itu juga memalsukan video tokoh pejabat lain.

    “Tersangka yaitu mengunggah dan menyebarluaskan video di berbagai platform media sosial menggunakan teknologi deepfake, memanfaatkan foto dan suara seperti Bapak Presiden Prabowo Subianto, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Ibu Sri Mulyani, dan pejabat negara lainnya,” ungkap Himawan.

    Halaman selanjutnya, ada yang masih buron dan jumlah kerugian korban:

    Ada yang Masih Buron

    Pengungkapan kasus video deepfake Prabowo. (Kurniawan Fadilah/detikcom)

    4. Ada yang masih buron

    Karena video itu adalah alat sindikat, maka tidak hanya satu orang yang terlibat. Ada orang lain selain AMA yang sudah ditangkap di lampung. Satu orang itu masih buron alias masuk Daftar Pencarian Orang (DPO). Nama inisial buron itu adalah FA yang bertugas mengedit video.

    “Tersangka dibantu oleh FA, yang saat ini sudah kita DPO yang bertugas menyiapkan video deepfake atau yang mengedit,” kata Himawan.

    5. Korban dan kerugiannya

    Polisi telah mendata 11 orang yang menjadi korban video tipu-tipu itu. Mereka tidak hanya berasal dari satu daerah. Ada yang dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Sulawesi Tenggara, dan ada pula korban yang berasal dari Sulawesi Tengah.

    Brigjen Himawan mengatakan terdapat kerugian Rp 30 juta dari semua korban. Meski begitu, dia menekankan pihak kepolisian tidak melihat jumlah korban atau nominal kerugiannya. Namun kerugian secara individual per korban, jumlah uang bervariasi.

    “Bisa mulai dari Rp 250.000, Rp 500.000, Rp 700.000, sampai dengan Rp 1 juta,” kata Himawan.

    Halaman 2 dari 3

    (dnu/dnu)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Kepala BPJPH: Produk halal harus jadi roda penggerak ekonomi daerah

    Kepala BPJPH: Produk halal harus jadi roda penggerak ekonomi daerah

    Kita datang ke sini untuk menggugah pemerintah daerah dan pengusaha agar ikut berpartisipasi dalam menghalalkan produk-produk yang beredar

    Sukabumi, Jabar (ANTARA) – Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Haikal Hassan mengatakan produk halal harus menjadi roda penggerak ekonomi daerah.

    “Kita datang ke sini untuk menggugah pemerintah daerah dan pengusaha agar ikut berpartisipasi dalam menghalalkan produk-produk yang beredar,” katanya saat di Sukabumi, Jabar, Kamis.

    Menurut Haikal, pemda khususnya Pemkab Sukabumi sudah seharusnya lebih peduli dan mengawasi peredaran produk yang ada, sebab dengan keberadaan produk halal yang tertib akan tumbuh produktivitas, sehingga daerah terdongkrak naik.

    Produk halal ternyata lebih mudah diterima oleh luar negeri, sehingga potensi untuk ekspor produk halal ini harus dimanfaatkan, karena semakin banyak barang yang diekspor maka perekonomian ikut terdongkrak.

    Selain itu, jika semakin tertib produk halal, maka akan membuka peluang kerja sebab BPJPH saat ini tengah membuka lowongan kerja pendamping produk halal karena pihaknya membutuhkan sekitar 2 juta orang untuk menjadi pendamping.

    “Setiap pendamping ini tugasnya untuk membantu proses pembuatan izin halal dan untuk upahnya Rp150 ribu/hari untuk mendampingi satu warga atau pengusaha jika dua, tiga atau lebih maka gaji yang didapat jauh lebih besar,” tambahnya.

    Haikal mengatakan jika produk halal sudah tertib tentu yang akan diuntungkan adalah daerah, karena perputaran uang akan di daerah tidak lari pusat dahulu.

    Di sisi lain, untuk proses perizinan produk halal pihaknya juga akan memperkuat dengan digitalisasi, agar para pengusaha bisa lebih melek lagi dalam memanfaatkan teknologi artificial intelligence atau kecerdasan buatan.

    Pewarta: Aditia Aulia Rohman
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

  • Confluent Ungkap Tren IT 2025, Masifnya AI & Data Streaming

    Confluent Ungkap Tren IT 2025, Masifnya AI & Data Streaming

    Jakarta, FORTUNE – Memasuki tahun 2025, sejumlah perusahaan memiliki tingkat kesadaran yang besar terhadap transformasi digital. Kondisi ini tentu membuat peningkatan investasi dan pemberdayaan bisnis untuk berkembang dalam ekonomi digital global yang bergerak cepat. 

    Untuk itu, Confluent sebagai perusahaan teknologi mengungkap tren IT di 2025 akan lebih masif terhadap implementasi Artificial Intelligence (AI) dan Data Streaming. “Perkembangan teknologi canggih seperti AI generatif bahkan lebih cepat daripada pasar negara-negara yang lebih matang,” kata Area Vice President Asia Confluent, Rully Moulany di Jakarta, Kamis (23/1).

    Selain itu, data dari Confluent juga menunjukan bahwa kecepatan dan keakuratan daripada AI akan lebih baik dan sempurna. Untuk itu, 63 persen pemimpin IT di global percaya bahwa data streaming akan menjadi pendorong kemajuan teknologi.

    86% direktur IT bakal prioritaskan investasi data streaming

    Area Vice President Asia Confluent, Rully Moulany. (Fortuneidn/Bayu Satito)

    Regional Director Confluent Indonesia, Jemmy Ang juga menyatakan bahwa 86 persen direktur IT global akan memprioritaskan investasi digital perusahaanya ke data streaming. Menurutnya, bisnis yang merangkul real-time data streaming akan menetapkan tolok ukur baru untuk inovasi dan resiliensi. 

    “Pada tahun 2025, kesadaran akan nilai strategis real-time data streaming akan meningkat dan akan menjadi bagian dari era baru transformasi bisnis,” katanya.

    Dalam layanan keuangan misalnya, teknologi ini mendorong segala hal mulai dari manajemen risiko atau skor kredit real-time dan pembiayaan digital yang lebih cepat. Sejumlah klien dari Confluent di Indonesia antara lain ialah BCA dan BRI .

    Di bidang ritel, teknologi ini mendukung perdagangan hibrida, menjembatani pengalaman online dan di dalam toko, sehingga dapat dengan mulus memfasilitasi jenis interaksi instan yang telah menjadi standar bagi para pelanggan.

    Jabatan ‘Vice President Data Streaming’ bakal muncul dan memiliki peran

    Ilustrasi Layanan Confluent/Dok Confluent

    Perusahaan yang semakin matang dalam perjalanan data streaming dinilai akan semakin menyadari perlunya peran kepemimpinan yang berdedikasi untuk menjembatani kesenjangan antara kemampuan teknis dan peluang bisnis. 

    Menurut Jemmy, munculnya jabatan “Vice President Data Streaming” akan menandai perubahan penting dalam cara bisnis memprioritaskan dan mengelola strategi data real-time. “Ini adalah peran yang akan menggabungkan keahlian teknis yang mendalam dengan visi strategis, memastikan bahwa data streaming tidak hanya mendorong peningkatan operasional tetapi juga memfasilitasi nilai bisnis yang transformatif,” katanya.

    Seorang VP Data Streaming akan bertindak sebagai tokoh sentral, mengkoordinasi upaya di seluruh unit bisnis dan mempromosikan visi yang kohesif. Para pemimpin ini akan mengawasi pusat-pusat keunggulan, menyatukan para ahli teknologi dan pemimpin bisnis untuk mengeksplorasi apa yang mungkin dilakukan dan meningkatkan kesuksesan awal menjadi inisiatif di seluruh perusahaan.

    Munculnya peran ini merupakan bukti bahwa data streaming bukan lagi sekadar upaya teknis. Perusahaan-perusahaan di Asia Pasifik yang membangun kepemimpinan khusus dalam data streaming tidak hanya akan tetap menjadi yang terdepan di antara para pesaing, tetapi juga menetapkan tolok ukur baru untuk inovasi, kelincahan, dan dampak terhadap pelanggan di seluruh wilayah.

  • Komdigi Klaim AI Bisa Dongkrak Ekonomi 8% di Era Prabowo

    Komdigi Klaim AI Bisa Dongkrak Ekonomi 8% di Era Prabowo

    Jakarta

    Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengungkapkan teknologi kecerdasan artifisial atau Artificial Intelligence (AI) memainkan peran penting dalam pencapaian target pertumbuhan ekonomi tahunan sebesar 8% di pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

    Direktur Jenderal Ekosistem Digital Komdigi Edwin Hidayat Abdullah menekankan AI tidak hanya mempercepat produktivitas tetapi menjadi alat mitigasi untuk menghadapi tantangan ekonomi nasional.

    “AI membutuhkan tata kelola yang tepat, inovasi yang didukung, dan promosi pemanfaatan yang masif agar dapat berkontribusi maksimal bagi pembangunan ekonomi,” ujar Edwin dikutip dari siaran pers, Kamis (23/1/2025).

    Oleh karena itu, Komdigi mengambil langkah konkret dengan memperluas pembangunan infrastruktur digital. Langkah ini mencakup pengembangan jaringan telekomunikasi yang luas, pembangunan pusat data yang andal, serta penyediaan layanan komputasi awan berkinerja tinggi.

    “Infrastruktur ini adalah tulang punggung transformasi digital yang kami dorong untuk mendukung pertumbuhan berbagai sektor,” kata Edwin.

    Tidak hanya penyediaan infrastruktur, Komdigi juga meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia melalui Program Digital Talent Scholarship (DTS). Program memberikan pelatihan keterampilan dan peningkatan kapasitas talenta di bidang AI dan teknologi terkini.

    “Kami bekerja sama dengan perguruan tinggi, kelompok industri, dan korporasi untuk memastikan Indonesia memiliki talenta digital yang mampu bersaing secara global,” ungkap Edwin.

    Komdigi menjalin kolaborasi dengan pelaku industri global untuk membangun ekosistem AI yang inklusif. Alibaba Cloud menjadi salah satu mitra strategis yang telah berkontribusi dalam pengembangan teknologi, infrastruktur, dan aplikasi AI di Indonesia.

    “Melalui kolaborasi ini, kami memastikan Indonesia dapat memanfaatkan teknologi mutakhir untuk mempercepat transformasi digital,” ucapnya.

    Komdigi juga melakukan penguatan ekosistem digital yang membawa dampak besar pada peningkatan daya saing Indonesia di tingkat global. Langkah ini juga ditujukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang tinggi, inklusif dan berkelanjutan.

    “Melalui sinergi antara pemerintah, industri, dan masyarakat, kita dapat mewujudkan visi Indonesia sebagai negara maju yang berbasis pada kekuatan digital,” pungkasnya.

    (agt/fyk)

  • 11 Orang Jadi Korban Penipuan Modus Deepfake Catut Prabowo, Pelaku Raup Rp30 Juta

    11 Orang Jadi Korban Penipuan Modus Deepfake Catut Prabowo, Pelaku Raup Rp30 Juta

    loading…

    Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri mengungkap kasus penipuan menggunakan teknologi artificial intelligence (AI) deepfake yang menggunakan video Presiden Prabowo Subianto. Foto/Istimewa

    JAKARTA – Sebanyak 11 orang menjadi korban penipuan menggunakan teknologi artificial intelligence (AI) deepfake yang menggunakan video Presiden Prabowo Subianto dan menawarkan bantuan. Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri menangkap pelaku berinisial AMA (29).

    Direktur Tindak Pidana Siber (Dirtipidsiber) Bareskrim Polri Brigjen Pol Himawan Bayu Aji mengatakan, pelaku berinisial AMA ditangkap di Lampung pada 16 Januari 2025. “Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri berhasil mengamankan tersangka dengan inisial AMA, 29 tahun, bekerja sebagai wiraswasta di Lampung Tengah, Provinsi Lampung,” katanya saat konferensi pers di Bareskrim Mabes Polri Jakarta Selatan, Kamis (23/1/2025).

    Himawan mengatakan, tersangka berinisial AMA (29) mengubah narasi video pidato Prabowo menggunakan AI, menjadi penawaran bantuan untuk masyarakat yang membutuhkan. Dalam kurun waktu empat bulan, kata Himawan, AMA telah menipu 11 orang dan meraup keuntungan hingga Rp30 juta.

    “Konten-konten yang disebarkan, berupa video deepfake pejabat negara dan sejumlah publik figur ternama di Indonesia, dengan total keuntungan yang diterima kurang lebih sebesar Rp30 juta selama 4 bulan terakhir,” kata Himawan saat konferensi pers di Bareskrim Mabes Polri Jakarta Selatan, Kamis (23/1/2025).

    Himawan mengatakan, dalam unggahan video yang telah diubah menggunakan AI, tersangka sengaja mencantumkan nomor WhatsApp miliknya guna meraup keuntungan. Setelah berhasil menggiring korban untuk menghubungi nomor WhatsApp tertera, pelaku akan mengarahkan mereka untuk mengisi pendaftaran penerima bantuan.

    “Dan setelah itu korban diminta untuk mentransfer sejumlah uang dengan alasan biaya administrasi,” katanya.

    Baca Juga: Pornografi Deepfake Jadi Hantu Paling Menakutkan

    Setelah itu, kata Himawan, korban yang telah membayar biaya administrasi bakal dijanjikan pencairan dana oleh tersangka. “Sehingga korban percaya untuk kembali mentransfer sejumlah uang yang sebenarnya dana bantuan tersebut tidak pernah ada,” katanya.

    Atas perbuatannya, pelaku dijerat dengan Pasal 51 ayat (1) Jo Pasal 35 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2024 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

    “Kemudian Pasal 378 KUHP, dengan ancaman hukuman penjara paling singkat 4 tahun dan paling lama 12 tahun dan denda paling banyak Rp12.000.000.000,- (Rp12 miliar rupiah),” katanya.

    (rca)