Produk: Artificial Intelligence

  • CEO OpenAI Sam Altman Puji AI China DeepSeek Terobosan Mengesankan

    CEO OpenAI Sam Altman Puji AI China DeepSeek Terobosan Mengesankan

    Bisnis.com, JAKARTA – CEO OpenAI Sam Altman memuji model kecerdasan buatan (AI) R1 dari startup AI China, DeepSeek, sebagai sebuah terobosan mengesankan.

    Namun dirinya tetap menegaskan bahwa kekuatan komputasi yang lebih besar adalah elemen fundamental dalam kesuksesan OpenAI.

    Melansir Reuters, Selasa (28/1/2025), DeepSeek, model AI berbiaya rendah asal China, menjadi sorotan global bulan lalu setelah merilis sebuah laporan yang mengungkapkan bahwa pelatihan model DeepSeek-V3 hanya membutuhkan dana kurang dari US$6 juta dengan memanfaatkan chip Nvidia H800, yang memiliki kemampuan lebih rendah.

    Model DeepSeek-R1 yang dirilis pekan lalu disebut 20 hingga 50 kali lebih hemat biaya dibandingkan model o1 milik OpenAI, bergantung pada jenis tugas yang dilakukan, menurut pernyataan resmi di akun WeChat DeepSeek.

    “Model R1 DeepSeek benar-benar mengesankan, terutama dalam apa yang mereka capai dengan biaya yang sangat rendah,” ujar Altman di platform X.

    Altman menambahkan, OpenAI tetap fokus melanjutkan peta jalan penelitian dan yakin bahwa peningkatan kekuatan komputasi sekarang lebih penting daripada sebelumnya untuk mencapai tujuan perusahaan.

    Kehadiran DeepSeek telah memunculkan pertanyaan seputar logika di balik keputusan perusahaan-perusahaan teknologi AS untuk menggelontorkan miliaran dolar ke dalam investasi AI.

    Saham beberapa sejumlah teknologi, termasuk Nvidia, mengalami pukulan besar dengan rekor kerugian kapitalisasi pasar sebesar US$593 miliar dalam satu hari, mencatatkan sejarah sebagai kerugian terbesar di Wall Street.

    Apa Itu DeepSeek?

    DeepSeek merupakan perusahaan AI asal China, tepatnya di Hangzhou. BBC dalam laporannya menyebut, perusahaan ini telah diluncurkan pada Juli 2023 tetapi baru di rilis di AS pada 10 Januari 2025.

    Liang Wenfeng merupakan sosok dibalik berdirinya DeepSeek. Pria lulusan teknik informasi dan elektronik itu dilaporkan membangun toko chip Nvidia A100, yang sekarang dilarang diekspor ke China.

    Para ahli meyakini koleksi ini yang beberapa perkiraannya berjumlah 50.000, mendorongnya untuk meluncurkan DeepSeek, dengan memasangkan chip ini dengan chip yang lebih murah dan kelas bawah yang masih tersedia untuk diimpor.

    Melansir website resminya, Selasa (28/1/2025), DeepSeek dimiliki dan dioperasikan oleh Hangzhou DeepSeek Artificial Intelligence Co., Ltd., Beijing DeepSeek Artificial Intelligence Co., Ltd. dan afiliasinya.

  • Apa Itu DeepSeek, Chatbot AI Pesaing ChatGPT yang Bikin AS Ketar-ketir?

    Apa Itu DeepSeek, Chatbot AI Pesaing ChatGPT yang Bikin AS Ketar-ketir?

    Bisnis.com, JAKARTA – Kehadiran DeepSeek turut menambah daftar panjang aplikasi chatbot berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence). Bahkan, aplikasi ini disebut-sebut menjadi pesaing chatbot yang sudah ada seperti ChatGPT dan Meta AI.

    Aplikasi yang dibuat oleh perusahaan China itu lantas menjadi aplikasi gratis yang paling banyak diunduh di App Store, usai dirilis pekan lalu di pasar Amerika Serikat (AS), tepatnya pada 10 Januari 2025.

    Kehadiran DeepSeek telah membuat pasar keuangan di AS terguncang akibat popularitasnya. Reuters pada Senin (27/1/2025) melaporkan, saham perusahaan teknologi seperti Nvidia (NVDA.O) dan Oracle (ORCL.N) ambrol.

    Perusahaan ini menyebut bahwa pihaknya menggunakan data yang lebih sedikit dengan biaya yang lebih murah dibanding pemain lama. Peneliti di balik aplikasi tersebut mengatakan hanya membutuhkan US$6 juta untuk membangun platform ini, jauh lebih sedikit dibandingkan miliaran yang dihabiskan perusahaan AI di AS.

    Apa Itu DeepSeek?

    DeepSeek merupakan perusahaan AI asal China, tepatnya di Hangzhou. BBC dalam laporannya menyebut, perusahaan ini telah diluncurkan pada Juli 2023 tetapi baru di rilis di AS pada 10 Januari 2025.

    Liang Wenfeng merupakan sosok dibalik berdirinya DeepSeek. Pria lulusan teknik informasi dan elektronik itu dilaporkan membangun toko chip Nvidia A100, yang sekarang dilarang diekspor ke China.

    Para ahli meyakini koleksi ini yang beberapa perkiraannya berjumlah 50.000, mendorongnya untuk meluncurkan DeepSeek, dengan memasangkan chip ini dengan chip yang lebih murah dan kelas bawah yang masih tersedia untuk diimpor.

    Melansir website resminya, Selasa (28/1/2025), DeepSeek dimiliki dan dioperasikan oleh Hangzhou DeepSeek Artificial Intelligence Co., Ltd., Beijing DeepSeek Artificial Intelligence Co., Ltd. dan afiliasinya.

    Apa Fungsi DeepSeek?

    Berdasarkan penelusuran Bisnis di Play Store, aplikasi ini dirancang untuk ‘menjawab pertanyaan Anda dan meningkatkan kehidupan Anda secara efisien’.

    Didukung oleh model model DeepSeek-V3 yang inovatif dengan lebih dari 600B parameter, AI canggih ini memimpin standar global dan menyamai model internasional papan atas di berbagai tolok ukur.

    Setidaknya, banyak komentar positif yang ditinggalkan oleh pengguna yang menyebut bahwa aplikasi tersebut cukup bermanfaat dan terkesan dengan fitur yang ada.

    Perusahaan AS Terguncang

    Biaya DeepSeek yang kemungkinan lebih rendah dibanding pesaingnya, telah mengguncang pasar keuangan AS pada 27 Januari 2025. Hal ini lantas menyebabkan Nasdaq yang berbasis teknologi jatuh lebih dari 3% dalam aksi jual luas yang mencakup pembuat chip dan pusat data di seluruh dunia.

    Nvidia, perusahaan berbasis di AS yang membuat chip canggih yang menjalankan AI, tampaknya paling terdampak. BBC dalam laporannya menyebut, perusahaan itu kehilangan hampir US$600 miliar dalam nilai pasar pada hari Senin – penurunan satu hari terbesar untuk perusahaan mana pun dalam sejarah AS – karena harga sahamnya anjlok 17% sepanjang hari.

    Nvidia sendiri pernah menjadi perusahaan paling berharga di dunia, jika diukur berdasarkan kapitalisasi pasar. Kendati begitu, perusahaan harus puas dengan posisi ketiga setelah Apple dan Microsoft, usai nilai pasarnya menyusut dari US$3,5 triliun menjadi US$42,9 triliun pada 27 Januari 2025, menurut laporan Forbes.

    DeepSeek Batasi Pendaftaran

    Usai mencuri perhatian dengan kehadirannya, DeepSeek pada Senin (27/1/2025) mengumumkan akan membatasi pendaftaran untuk sementara waktu.

    Pembatasan dilakukan lantaran platform tersebut mengalami serangan siber, setelah DeepSeek tiba-tiba menjadi populer.

    Perusahaan ini sebelumnya juga mengalami gangguan pada situs webnya, setelah asisten AI-nya menjadi aplikasi gratis berperingkat teratas yang tersedia di App Store di AS.

    Melalui lamannya, perusahaan tersebut menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan antarmuka pemrograman aplikasinya dan ketidakmampuan pengguna untuk masuk ke situs web tersebut.

    Reuters dalam laporannya menyebut, gangguan yang terjadi pada 27 Januari 2025 merupakan yang terlama bagi perusahaan tersebut dalam sekitar 90 hari dan bertepatan dengan popularitasnya yang meroket.

  • Apa Itu DeepSeek, Startup AI China yang Mengguncang Pasar Saham

    Apa Itu DeepSeek, Startup AI China yang Mengguncang Pasar Saham

    Jakarta, Beritasatu.com – DeepSeek, sebuah perusahaan rintisan (startup) yang berbasis di Hangzhou, China, berhasil mencuri perhatian dunia dengan chatbot kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) buatannya. 

    Kemunculannya telah mengguncang indeks utama Wall Street dan membuat Nasdaq anjlok hingga 3,1%. Aplikasi DeepSeek bahkan menduduki posisi teratas di App Store Apple untuk aplikasi gratis, sehingga memicu kekhawatiran akan dominasi teknologi China di sektor AI.

    Dilansir dari AP, Selasa (28/1/2025), model AI generatif DeepSeek, yang disebut lebih hemat biaya dibandingkan ChatGPT milik OpenAI, telah memancing kekhawatiran di industri teknologi AS. Dengan menggunakan cip Nvidia H800 yang tidak dilarang di China, DeepSeek menunjukkan bahwa perangkat keras tercanggih tidak selalu diperlukan untuk inovasi AI.

    Meskipun model AI DeepSeek dinilai fantastis, analis semikonduktor Stacy Rasgon menyebut hype yang mengelilinginya terlalu berlebihan.

    “Mereka tidak menggunakan inovasi yang belum pernah ada sebelumnya,” kata Rasgon.

    Keunggulan DeepSeek
    Didirikan pada 2023, DeepSeek dirintis oleh Liang Wenfeng, mantan pendiri High-Flyer, sebuah dana lindung nilai berbasis AI. DeepSeek merilis model bahasa AI pertamanya pada akhir 2023, dan baru-baru ini meluncurkan model R1 yang disebut mampu melakukan penalaran tingkat lanjut.

    Salah satu keunggulan R1 adalah kemampuannya dalam “test time scaling”, yaitu proses model AI dapat berpikir ulang dan melatih dirinya sendiri tanpa membutuhkan data baru. Hal ini menciptakan efisiensi yang signifikan dalam pengembangan AI.

    DeepSeek menjadi sorotan karena dianggap mampu bersaing dengan perusahaan besar seperti OpenAI dan Google. Meskipun model serupa sudah dikembangkan oleh perusahaan Amerika, ini adalah kali pertama sebuah perusahaan China mendekati level tersebut dalam waktu singkat.

    Keberhasilan DeepSeek juga memicu diskusi di AS tentang bagaimana negara itu harus bersaing dengan China dalam bidang AI. Beberapa pihak, seperti kapitalis ventura Marc Andreessen, menyebut peluncuran R1 sebagai “momen Sputnik AI” yang merujuk pada perlombaan eksplorasi luar angkasa era Perang Dingin.

    Sementara itu, upaya AS untuk membatasi ekspor cip canggih ke China menjadi sorotan. Gregory Allen dari Wadhwani AI Center mengatakan peluncuran AI DeepSeek bertepatan dengan upaya diplomasi China untuk membuktikan bahwa kontrol ekspor AS tidak efektif.

  • Wall Street Terguncang AI China, Nasdaq Anjlok 3,1 Persen

    Wall Street Terguncang AI China, Nasdaq Anjlok 3,1 Persen

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks utama Wall Street terguncang pada Senin (27/1/2025), dipicu oleh kemunculan pesaing baru dari China dalam industri kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Saham Nvidia bahkan anjlok hingga 16,9%, menyeret indeks S&P 500 turun 1,5% dan Nasdaq merosot 3,1%, terburuk dalam lebih dari satu bulan.

    Secara keseluruhan, S&P 500 turun 88,96 poin menjadi 6.012,28. Nasdaq Composite turun 612,47 poin menjadi 19.341,83, dan Dow Jones Industrial Average naik 289,33 poin menjadi 44.713,58.

    Dilansir dari AP, guncangan ini dipicu oleh perusahaan teknologi China, DeepSeek, yang meluncurkan model bahasa besar (large language model) baru yang diklaim dapat bersaing dengan raksasa AI Amerika Serikat (AI), tetapi dengan biaya lebih rendah. Aplikasi DeepSeek bahkan menduduki posisi teratas di App Store Apple untuk aplikasi gratis, memicu kekhawatiran akan dominasi teknologi China di sektor AI.

    Penurunan saham Nvidia hingga 16,9% berdampak signifikan pada pasar, mengingat dominasi raksasa teknologi ini dalam indeks S&P 500. Di luar AS, dampaknya juga dirasakan oleh saham-saham teknologi global. Saham perusahaan pembuat peralatan cip asal Belanda, ASML, turun 7% di Amsterdam. Sementara itu, di Tokyo, saham Softbank Group anjlok 8,3%.

    Kemunculan DeepSeek yang berbasis di China menyoroti perubahan besar dalam persaingan AI global. Model AI DeepSeek dikembangkan dengan teknologi chip Nvidia H800, versi lebih murah yang tetap tersedia untuk pasar China meski ada pembatasan ekspor cip canggih oleh AS.

    Beberapa analis menyarankan agar investor tidak bereaksi berlebihan terhadap perkembangan ini yang telah mengguncang Wall Street. Kepala ekonom di Annex Wealth Management Brian Jacobsen mengatakan berita tersebut mungkin dilebih-lebihkan, dan pasar dapat berbalik arah dalam waktu dekat.

  • Kemenperin Buka-bukan Peluang Industri Elektronik RI Lepas dari Ketergantungan Impor

    Kemenperin Buka-bukan Peluang Industri Elektronik RI Lepas dari Ketergantungan Impor

    Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebut terdapat peluang bagi industri elektronik untuk terlepas dari ketergantungan impor bahan baku. Namun, tantangan tersebut masih akan menghantui tahun ini. 

    Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika, Setia Diarta mengatakan industri elektronika Indonesia tahun ini terus menghadapi tantangan yang tidak jauh berbeda dengan periode sebelumnya, tetapi peluang untuk berkembang tetap terbuka. 

    “Salah satu isu utama adalah ketergantungan tinggi pada impor bahan baku dan komponen elektronik,” kata Setia kepada Bisnis, dikutip Senin (27/1/2025). 

    Adapun, kondisi tersebut dinilai tidak hanya memengaruhi efisiensi biaya produksi, tetapi juga melemahkan daya saing produk lokal di pasar domestik dan global.

    Setia atau akrab disapa Tata itu menyebut peluang yang dimiliki industri elektronika masih terbuka. Apalagi, Indonesia adalah pasar domestik yang sangat besar, dengan populasi lebih dari 270 juta jiwa. 

    “Ini menjadi modal utama untuk menciptakan basis permintaan yang kuat bagi produk elektronik lokal,” jelasnya. 

    Dalam hal ini, pemerintah memberikan dukungan kebijakan lewat implementasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang menjadi insentif penting bagi industri untuk meningkatkan kandungan lokal dalam produk elektronik, memperkuat ekosistem industri, dan mengurangi ketergantungan pada impor.

    Dia mengakui iklim usaha dan investasi di Indonesia membutuhkan perbaikan lebih lanjut, terutama dalam menyederhanakan proses perizinan, menekan biaya tenaga kerja yang tidak seimbang dengan produktivitas, serta memastikan stabilitas kebijakan yang konsisten. 

    “Ketimpangan infrastruktur, yang saat ini terkonsentrasi di Pulau Jawa [khususnya Jabodetabek], juga menjadi tantangan tambahan dalam mendorong pemerataan pertumbuhan sektor ini,” tambahnya. 

    Lebih lanjut, dia juga menyoroti penguasan teknologi industri yang masih tertinggal. Menurut Tata, sektor ini masih berjuang untuk mengejar ketertinggalan dalam penguasaan teknologi mutakhir seperti chip semikonduktor, Artificial Intelligence (AI), dan Internet of Things (IoT). 

    “Meskipun perkembangan IoT di Indonesia menunjukkan potensi positif, belum adanya ekosistem teknologi yang terintegrasi menjadi penghambat utama,” jelasnya. 

    Tata melihat industri elektronik masih menunjukkan kinerja yang positif. Hal ini tercerminkand dari data Badan Pusat Statistik (BPS) triwulan III/2024. Sektor industri Barang Logam, Komputer, Barang Elektronik, Optik, dan Peralatan Listrik tumbuh 7,25% year-on-year (YoY). 

    Jika dibandingkan dengan tahun lalu, pertumbuhannya lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yakni sebesar 13,68% yoy. Namun, pertumbuhannya lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya 4,11%. 

    “Data ini memberikan harapan bahwa industri elektronika masih dapat berkembang mendukung transformasi digital,” pungkasnya. 

  • Pemanfaatan Teknologi AI Kini Meluas ke Industri Pengiriman dan Ride Hailing – Halaman all

    Pemanfaatan Teknologi AI Kini Meluas ke Industri Pengiriman dan Ride Hailing – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemafaatan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) semakin meluas di Indonesia. Di industri ride hailing, pengiriman, dan ekonomi gig, teknologi AI mampu meningkatkan kualitas, efisiensi, dan keamanan, sekaligus memperkaya pengalaman pengguna.

    Communications Manager inDrive Indonesia Wahyu Ramadhan, mengatakan teknologi AI cukup mendominasi sektor ride-hailing dan membuat prediksi permintaan menjadi lebih akurat. Teknologi ini juga membantu mencocokkan pengemudi dan penumpang secara efisien, serta mengurangi waktu tunggu.

    Menurut dia, pemakaian chatbot berbasis AI membuat pemantauan keamanan secara real time mampu meningkatkan keselamatan bagi pengguna dan pengemudi.

    Wahyu mengatakan, kemajuan teknologi harus didukung dan diupgrade. Dengan dukungan AI, secara berkala mulai mengkonfigurasi sistem dalam aplikasinya untuk memberikan respons yang lebih cepat dan tanggap. 

    “inDrive terus berusaha meningkatkan pelayanan bagi para pengguna dan pengemudi, sambil tetap mengikuti perkembangan teknologi untuk memastikan pengalaman yang lebih baik bagi semua pihak,” ungkapnya.

    Model ‘name your price’ memungkinkan pengguna bernegosiasi tarif dengan driver untuk menciptakan pengalaman yang lebih terjangkau dan adil.

    Dia menambahkan, platform hyper-local ini juga berkembang pesat dengan menyesuaikan layanan pada kebutuhan budaya dan ekonomi di wilayah tertentu, terutama di kota tier 2 dan tier 3.

    Ekosistem mobilitas masyarakat urban menjadi lebih mulus dengan integrasi berbagai moda transportasi. Sistem yang sudah terintegrasi memungkinkan pengguna berpindah dengan mudah antar ride hailing, sepeda, skuter listrik, dan transportasi umum. Optimalisasi rute multi-moda ini menawarkan pilihan perjalanan yang lebih cepat, hemat, dan ramah lingkungan.

    Dia menjelaskan, platform ride hailing kini mulai berfokus pada kota tier 2 dan tier 3 untuk memberikan layanan yang relevan dan terjangkau bagi komunitas yang sebelumnya kurang terlayani, didukung dengan pemasaran lokal yang relevan dan kemitraan strategis.

    Dalam sektor pengiriman, AI digunakan untuk merencanakan rute optimal, sementara otomatisasi logistik mempercepat pemrosesan pesanan dengan biaya yang lebih rendah.

  • Video: Ragam “Masalah” Indonesia Untuk Adopsi Internet 6G di 2030

    Video: Ragam “Masalah” Indonesia Untuk Adopsi Internet 6G di 2030

    Jakarta, CNBC Indonesia- Mananging Director for Rohde & Schwarz For Indonesia, Muhammad Arif menyebutkan adopsi teknologi jaringan 5G penting penting sebagai yang menawarkan kecepatan yang lebih baik dan penurunan latensi jaringan sangat penting dalam menopang pertumbuhan dunia industri.

    Pemanfaatan teknologi 5G yang akan dikembangkan menjadi teknologi 6G sudah semakin penting di tengah pesatnya Adopsi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) bagi industri.

    Pemanfaatan 5G di tengah adopsi AI akan mendorong integrasi antara teknologi sensor/deteksi dan telekomunikasi atau biasa disebut integrated sensing and communication (ISAC). Dimana ‘experience’ yang didapat lewat AI jika diintegrasikan dengan koneksi cepat dari teknologi 5G akan menghasilkan layanan yang semakin baik, cepat dan berkelanjutan.

    Implementasi teknologi 5G memberikan manfaatkan yang besar bagi masyarakat meski saat ini infrastruktur jaringan untuk teknologi 5G masih 5G Non-Standalone (NSA) dimana jaringan 5G masih didukung oleh infrastruktur 4G. Oleh karena itu diperlukan penguatan sistem infrastruktur yang advance baik lewat fiber optik maupun lewat Base Transceiver Station (BTS).

    Selain itu juga Diperlukan investasi jumbo untuk mengembangkan teknologi 5G hingga 6G, diperkirakan butuh pendanaan besar. Di tengah keterbatasan investasi dan pengembangan infrastruktur telekomunikasi RI, adopsi teknologi 6G di Indonesia diproyeksi baru bisa dilaksanakan secara komersil pad atahun 2030.

    Seperti apa upaya pengembangan adopsi teknologi 5G hingga 6G di tengah meningkatnya adopsi AI? Selengkapnya simak dialog Safrina Nasution dengan Direktur PT Synnex Metrodata Indonesia, Lie Heng dalam Profit, CNBC Indonesia (Selasa, 21/01/2025)

  • CEO GoTo Jadi ‘Kapten’ Perusahaan Tech RI di Forum Ini

    CEO GoTo Jadi ‘Kapten’ Perusahaan Tech RI di Forum Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), menjadi perwakilan perusahaan nasional untuk berdialog dan bertukar gagasan pada acara Indonesia-India Business Forum (CEO Forum) yang diselenggarakan di New Delhi, India, pada 25 Januari 2025.

    Dalam forum tersebut, CEO GoTo Patrick Walujo memimpin sektor teknologi. “Saya bangga dapat mewakili industri teknologi tanah air untuk berdiskusi di platform dialog tingkat tinggi antara pemimpin bisnis dari kedua negara ini dan menyampaikan rekomendasi agar sektor digital dapat mendukung pertumbuhan Indonesia dan India,” kata Direktur Utama GoTo, Patrick Walujo dalam keterangan tertulis dikutip Minggu (26/1/2025).

    Di sektor teknologi, diskusi dalam forum ini akan fokus pada pengembangan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), penguatan ekonomi digital dan solusi fintech yang inovatif. GoTo, dengan pengalamannya di bidang teknologi digital dan finansial, diharapkan menjadi katalisator dalam membangun kolaborasi antara Indonesia dan India.

    “Ke depannya, (GoTo) akan meningkatkan investasi dalam produk dan sistem mutakhir, termasuk kecerdasan buatan. Salah satu inisiatif unggulan kami di bidang ini adalah Sahabat-AI, sebuah Large Language Model (LLM) open-source berbahasa Indonesia,” tambah Patrick.

    Selain Patrick Walujo, hadir pula beberapa CEO dan pengusaha ternama Indonesia di antaranya Ketua Dewan Penasihat Kadin Hashim Djojohadikusumo, Ketua Umum Kadin Anindya N Bakrie, Dirut Pertamina Simon Aloysius Mantiri, dan CEO Indosat Ooredoo Vikram Sinha.

    Gelaran dialog internasional para pengusaha itu adalah hasil kerja sama antara Kadin dengan para pengusaha India anggota dari Confederation of Indian Industry (CII), sebagai rangkaian kunjungan kenegaraan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto ke India. Setidaknya Kadin mengutus 100 orang pengusaha Indonesia dalam forum tersebut.

    Pada tahun ini, CEO Forum menyoroti lima industri utama: teknologi, pangan dan pertanian, manufaktur, perawatan kesehatan dan farmasi, serta transisi energi. Perusahaan yang mewakili industri-industri ini termasuk Bukaka Teknik Utama, PLN, Indosat Ooredoo, dan Pertamina.

    Forum ini merupakan langkah lanjutan dari India-Indonesia CEO Forum kedua yang diadakan pada 2018, saat PM India Narendra Modi mengunjungi Jakarta dan bertemu dengan Republik Indonesia ketujuh, Joko Widodo (Jokowi).

    Dalam keterangan resmi Setneg, kedatangan Presiden Prabowo di New Delhi, pada Kamis malam, 23 Januari 2025, pun disambut antusias oleh para mahasiswa Indonesia yang tengah menempuh pendidikan di berbagai universitas di kota tersebut. Di India, Kepala Negara diagendakan menghadiri Upacara Perayaan Hari Republik India Tahun 2025 sebagai chief guest.

    Perayaan Hari Republik India dimulai pada tahun 1950 dengan Presiden Soekarno sebagai chief guest pertama. Selain menghadiri perayaan itu, Presiden Prabowo juga direncanakan menerima upacara penyambutan dari Presiden India, Droupadi Murmu di Istana Kepresidenan India, Rashtrapati Bhavan. Setelahnya, Presiden Prabowo juga akan melakukan pertemuan bilateral bersama PM Narendra Modi di Hyderabad House.

    Dari India, Presiden Prabowo juga direncanakan menuju Malaysia untuk melakukan kunjungan kenegaraan sekaligus pertemuan bilateral dengan Yang di-Pertuan Agong Malaysia Sultan Ibrahim. Di samping itu, Presiden Prabowo juga akan melakukan pertemuan dengan PM Malaysia Anwar Ibrahim. 

    (bul/bul)

  • Prabowo Melawat ke India Bertemu Narendra Modi, Apa Saja yang Hasilnya?
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        26 Januari 2025

    Prabowo Melawat ke India Bertemu Narendra Modi, Apa Saja yang Hasilnya? Nasional 26 Januari 2025

    Prabowo Melawat ke India Bertemu Narendra Modi, Apa Saja yang Hasilnya?
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Presiden Prabowo Subianto melakukan kunjungan kenegaraan ke India mulai Sabtu (25/1/2025).
    Dalam lawatan ini, Prabowo mengikuti sejumlah agenda penting, mulai dari upacara kenegaraan hingga pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri India, Narendra Modi.
    Lawatan ini bukan sekadar momen penting hubungan bilateral antara Indonesia dan India. Lebih dari itu, kunjungan kenegaraan ini menghasilkan sejumlah kesepakatan strategis yang berdampak luas untuk kedua negara.
    Prabowo memulai kunjungan kenegaraannya dengan mengikuti upacara kenegaraan di Rashtrapati Bhavan, New Delhi. Dalam upacara tersebut, Prabowo disambut langsung oleh Presiden India Droupadi Murmu dan Perdana Menteri Narendra Modi.
    Dalam kesempatan itu, Prabowo menyampaikan terima kasih atas sambutan yang diterimanya. Ia juga menegaskan komitmen untuk meningkatkan kerja sama Indonesia-India.
    “Presiden, saya ingin mengucapkan kepada Anda. PM Modi, saya ingin menyatakan kepada Anda bahwa saya berkomitmen untuk mempromosikan kerja sama lebih dekat dengan India. Itulah keputusan saya,” ujar Prabowo.
    Di sela-sela kunjungannya, Prabowo juga berkunjung ke Rajghat Memorial, lokasi Mahatma Gandhi dikremasi. Di sana, ia meletakkan karangan bunga sebagai bentuk penghormatan.
    Prabowo menyebut Gandhi sebagai sosok inspiratif yang memengaruhi perjuangannya dalam menegakkan keadilan dan kebebasan.
    “Mahatma Gandhi adalah pemimpin yang hebat, guru yang hebat, inspirasi besar bagi seluruh umat manusia. Beliau telah menjadi inspirasi saya dalam memperjuangkan keadilan, kebebasan, dan martabat manusia. Semoga arwahnya tenang, dan semoga ajarannya tetap kekal,” tulis Prabowo dalam buku tamu di monumen tersebut.
    Salah satu agenda utama dalam lawatan kali ini adalah pertemuan bilateral antara Prabowo dan PM Modi di Hyderabad House.
    Dalam pertemuan itu, kedua pemimpin membahas berbagai isu strategis, termasuk peningkatan kerja sama di sektor perdagangan, investasi, pariwisata, energi, keamanan, hingga pengembangan teknologi digital dan kecerdasan buatan.
    Hasil konkret dari pertemuan ini adalah pertukaran lima Memorandum of Understanding (MoU) di bidang kesehatan, keamanan maritim, digital, obat tradisional, dan budaya.
    Prabowo menegaskan, kerja sama ini akan menjadi prioritas strategis bagi Indonesia dan India. Ia juga meminta jajarannya memangkas birokrasi agar investasi dari India dapat berjalan lancar.
    “Saya telah memberikan arahan kepada tim untuk melakukan percepatan, pemangkasan birokrasi, terlalu banyak regulasi yang berlebihan, dan yang terpenting adalah kepentingan bilateral bersama India dan Indonesia,” kata Prabowo.
    Dalam sesi jumpa pers usai pertemuan, Prabowo mengungkapkan keinginannya untuk mengirim tim ke India guna mempelajari program makan siang gratis di negara itu.
    Alasannya, India menjadi negara yang telah melaksanakan program makan bergizi gratis sejak 1995, sehingga bisa menjadi contoh bagi Indonesia.
    “Kami mengirimkan tim-tim teknis, dan kami saat ini menjalankan banyak program yang menurut kami merupakan contoh-contoh yang baik, dan kami ingin belajar dari pengalaman India,” kata Prabowo.
    Dalam kesempatan itu, Presiden menegaskan bahwa kemitraan Indonesia dan India sangat penting. Dia pun berkeinginan untuk meningkatkan kerja sama di berbagai bidang dengan India.
    Prabowo kemudian menyinggung kontribusi India pada masa-masa awal kemerdekaan Indonesia. Saat itu, India memberikan sebidang lahan untuk Indonesia mendirikan kantor kedutaannya.
    Padahal, lanjut Prabowo, pada saat itu belum banyak negara yang mengakui kemerdekaan Indonesia.
    “Itu menunjukkan betapa dalamnya hubungan kami. Indonesia tak akan melupakan dukungan tersebut,” kata Prabowo kepada PM Modi.
    Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid yang turut dalam lawatan menjelaskan tentang tujuan kerja sama di bidang
    artificial intelligence
    (AI) dan
     internet of things
    (IoT) antara Indonesia-India.
    Menurut dia, kolaborasi ini bukan sekadar persoalan pengembangan teknologi, tetapi juga mendorong inovasi yang berpusat pada kebutuhan masyarakat.
    “Langkah strategis yang mempertemukan dua kekuatan digital Asia untuk menciptakan inovasi yang relavan dan berdampak nyata bagi masyarakat luas,” ungkap Meutya dalam siaran persnya, dikutip Minggu (26/1/2025).
    “Ini adalah upaya bersama untuk menghubungkan manusia, melampaui batas geografis, dan mendorong inovasi yang berpusat pada kebutuhan masyarakat,” sambungnya.
    Untuk memastikan kerja sama berjalan dengan baik, Indonesia dan India berencana membentuk Kelompok Kerja Bersama.
    Forum tersebut nantinya akan meninjau, mengukur progres, hingga mengatasi tantangan, serta merumuskan solusi inovatif.
    Menurut Meutya, Kelompok Kerja Bersama akan melakukan pertemuan secara rutin untuk memastikan kerja sama dapat berjalan efektif dan sesuai target.
    “Kemitraan ini adalah kunci menjawab tantangan global, sekaligus membuka peluang baru bagi generasi mendatang,” tambah Meutya.
    Kemkomdigi mengeklaim kerja sama antara Indonesia dan India bisa menjadi simbol transformasi sekaligus menjadi pilar kemajuan digital di Asia dan dunia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • AI DeepSeek Milik China Diklaim Lebih Efisien dari OpenAI, AS Ketar-Ketir

    AI DeepSeek Milik China Diklaim Lebih Efisien dari OpenAI, AS Ketar-Ketir

    Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) asal China, DeepSeek akan menjadi penantang berat bagi AI milik Amerika Serikat (AS). AI buatan China ini diklaim lebih murah dibandingkan OpenAI.

    Melansir dari Global Times, Minggu (26/1/2025), DeepSeek asal China ini berhasil memproduksi sistem AI yang kompetitif, setara dengan o1 OpenAI yang dikembangkan raksasa teknologi AS.

    Namun, perusahaan harus mengatasi pembatasan ketat terkait semikonduktor yang diberlakukan pemerintah AS terhadap China.

    “Model AI murah dan sumber terbuka milik China, DeepSeek menggetarkan para ilmuwan,” tulis laporan Nature.

    Menurut laporan tersebut, kinerja DeepSeek mencakup beberapa tugas dalam kimia, matematika, dan pengkodean setara dengan model o1 milik OpenAI.

    Adapun pada Desember 2024, perusahaan yang berbasis di Hangzhou itu resmi meluncurkan model AI skala besar bernama DeepSeek-V3. Model baru ini dengan cepat menarik perhatian di kalangan penggemar AI. Serta, memicu diskusi yang melampaui batas negara dan menyebar ke platform media sosial internasional serta forum teknologi.

    Menurut pengumuman yang dirilis DeepSeek, perusahaan menyatakan bahwa mereka tidak terlibat dalam kerja sama proyek eksternal, maupun memberikan layanan penerapan privatasi dan dukungan terkait.

    Selain itu, DeepSeek juga menekankan bahwa mereka akan fokus pada penelitian dan pengembangan untuk mengembangkan model yang lebih canggih.

    Mantan Dekan dari Institut Riset Industri Kecerdasan di perusahaan perangkat lunak AI China, SenseTime, Tian Feng berpendapat bahwa kemampuan DeepSeek dengan biaya pelatihan lebih rendah mendefinisikan ulang aturan dari pengembangan AI.

    Menurut dia, pendekatan yang diambil DeepSeek telah memberi tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada perusahaan AI AS. “Karena kemungkinan akan menarik lebih banyak pengguna dan pengembang global untuk berpartisipasi dalam pengembangan AI kelas atas, yang dapat melemahkan pangsa pasar dan pengaruh perusahaan AI Amerika,“ ujar Feng.

    Sementara itu, Profesor Madya Studi Kecerdasan di Universitas Nanjing Li Baiyang menilai pendekatan teknologi DeepSeek menantang dominasi dan monopoli teknologi AI AS. “Ini membuktikan bahwa pembatasan chip AS tidak efektif,” kata Baiyang.

    Menurutnya, saat ini AS tengah berusaha mempertahankan dominasi di bidang AI melalui berbagai kebijakan dan peraturan administratif, dengan fokus pada perlindungan keunggulannya dalam kemampuan komputasi dan algoritmik.

    Namun, dia menyebut bahwa persaingan sehat antara China dan AS dalam AI bergantung pada sikap AS. Kedua negara ini bersaing di industri AI, namun ada juga ruang signifikan untuk kerjasama, terutama dalam tata kelola AI.

    Teranyar, Presiden AS Donald Trump mengumumkan investasi infrastruktur AI senilai US$500 miliar di AS. Di mana, tiga perusahaan teknologi terkemuka akan membentuk perusahaan baru bernama Stargate untuk mengembangkan infrastruktur AI di AS.