Produk: Artificial Intelligence

  • Beda DeepSeek Vs ChatGPT, Bikin Orang Kaya Mendadak Ketar-ketir

    Beda DeepSeek Vs ChatGPT, Bikin Orang Kaya Mendadak Ketar-ketir

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Dunia Artificial Intelligence (AI) kedatangan pemain baru. Perusahaan China bernama DeepSeek berhasil dilirik banyak orang, bahkan dibandingkan dengan aplikasi ChatGPT yang sangat populer hingga kini.

    Straits Times melaporkan total penurunan kekayaan dari 500 orang terkaya dunia mencapai US$108 miliar (Rp 1.752 triliun). Dengan penurunan tertinggi dialami pendiri Nvidia Jensen Huang mencapai 20% atau US$20,1 miliar dari kekayaannya.

    Aplikasinya DeepSeek R1 juga langsung diunduh lebih banyak orang. Lalu apa saja yang keunggulannya? Berikut rangkumannya dari Mashable, Rabu (29/1/2025):

    1. Dibuat Secara Terbuka

    R1 dirilis sebagai sumber terbuka. Hal ini pernah disebutkan OpenAI akan dilakukan oleh ChatGPT namun belum dilakukan hingga sekarang.

    Jadi siapapun bisa mengunduhnya secara gratis dan menjalankannya di perangkat masing-masing. Artinya data pengguna tidak akan diambil oleh DeepSeek.

    2. Lebih Murah

    DeepSee

    k mengklaim mengembangkan modalnya senilai US$5,5 juta (Rp 89,1 miliar). Untuk akses API, DeepSeek menawarkan US$0,14 (Rp 2.200) untuk satu juta token atau 750 ribu kata.

    Mashable menuliskan model terbaru milik DeepSeek mendekati model o1 OpenAI. Namun harganya lebih mahal, senilai US$7.50 (Rp 121 ribu) per satu juta token.

    3. Hasil Kerja

    Untuk hal ini bisa jadi perdebatan. Karena baik OpenAI dan DeepSeek memiliki keunggulan dalam kasus-kasus yang berbeda.

    Misalnya ChatGPT unggul untuk pekerjaan seperti percakapan atau kreatif. Selain itu juga diandalkan untuk berita dan peristiwa terkini.

    Di sisi lain, DeepSeek lebih unggul dari tugas yang teknis, misalnya coding atau persamaan matematika. Untuk sebagian kueri, keduanya memiliki kinerja yang sama.

    (fab/fab)

  • Harga Emas Antam Melambung Rp 10.000 saat Tahun Baru Imlek 2025,Cek Rinciannya – Page 3

    Harga Emas Antam Melambung Rp 10.000 saat Tahun Baru Imlek 2025,Cek Rinciannya – Page 3

    Sebelumnya, harga emas melambung pada perdagangan Selasa, 28 Januari 2025 usai alami penurunan karena aksi jual yang dipimpin sektor teknologi. Adapun harga emas melonjak seiring meningkatnya ketidakpastian atas tarif yang diusulkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membuat minat investor pada aset safe haven tetap tinggi.

    Mengutip CNBC, Rabu (29/1/2025), harga emas di pasar spot naik 0,8 persen menjadi USD 2.763,26 per ounce. Harga emas turun lebih dari 1 persen untuk menandai penurunan tajam sejak 18 Desember pada sesi sebelumnya yang didorong oleh model artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan yang berbiaya rendah dan berdaya rendah milik DeepSeek.

    Sementara itu, harga emas berjangka AS naik 1,2 persen menjadi USD 2.770,90.

    “Saya pikir beberapa faktor terbesar adalah komentar Trump kemarin terkait tarif. Saat ini, korelasinya dengan emas adalah sekeranjang geopolitik, ekspektasi inflasi,” ujar Senior Market Strategist RJO Futures, Daniel Pavilonis.

    Donald Trump menuturkan pada Senin, 27 Januari 2025 kalau berencana untuk mengenakan tarif pada chip computer, farmasi dan baja impor. Hal ini sebagai upaya membuat produsen membuatnya di Amerika Serikat.

    Kebijakan Trump, selain dianggap sebagai inflasi, berpotensi memicu perang dagang yang meningkatkan permintaan emas sebagai aset safe haven.

     

  • Siapa Pendiri Deepseek? AI Asal Cina yang Laris Manis di AS

    Siapa Pendiri Deepseek? AI Asal Cina yang Laris Manis di AS

    Aplikasi chatbot berbasis Artificial Intelligence (AI) asal Cina, DeepSeek belakangan ini tengah ramai dibicarakan. Menukil BBC, Selasa (28/1) DeepSeek menjadi aplikasi gratis yang paling banyak diunduh di App Store Apple di Amerika Serikat (AS) selama akhir pekan.

    DeepSeek lantas menjadi perbincangan karena dianggap menjadi pesaing ketat aplikasi AI lainnya seperti ChatGPT. DeepSeek juga disebut-sebut diciptakan dengan biaya yang jauh lebih murah.

    Salah satu yang menarik perhatian adalah siapa pendiri DeepSeek? Berikut profil dan ulasannya di bawah ini.

    Profil Liang Wenfeng, pendiri DeepSeek

    Pendiri DeepSeek, Liang Wenfeng (kanan). (YouTube.com/ShanghaiEye魔都眼)

    Aplikasi DeepSeek didirikan oleh Liang Wenfeng, pria kelahiran Zhanjiang, Guangdong, Cina pada 1985. Liang merupakan lulusan sarjana teknik di bidang teknik informasi elektronik di Universitas Zhejiang pada 2007.

    Kemudian pada 2010, dia berhasil menyelesaikan studi masternya dan meraih gelar magister teknik di bidang teknik informasi dan komunikasi dari Universitas Zhejiang.

    Mendalami dunia AI

    Lalu, Liang pindah ke Chengdu, Sichuan, Cina setelah lulus untuk bereksperimen dengan berbagai cara menerapkan AI di berbagai bidang. Serta, dia tak merasakan kesuksesan sampai dirinya mencoba bidang keuangan.

    Mengutip Business Times, Selasa (28/1) Liang ikut mendirikan dana lindung nilai (hedge fund) kuantitatif High-Flyer pada 2015. Perusahaan tersebut terkenal karena penggunaan strategi perdagangan berbasis AI secara inovatif, menurut publikasi media Cina, China Global Television Network (CGTN).

    Pada 2021, Liang mulai membeli ribuan prosesor grafis Nvidia sebagai proyek sampingan AI. Hal ini terjadi sebelum pemerintahan Joe Biden mulai membatasi ekspor chip AI AS ke Cina.

    Kemudian pada Juli 2022 lalu, unit AI High-Flyer mengatakan di akun WeChat resminya, bahwa mereka mempunyai kluster 10.000 chip A100.

    Mendirikan DeepSeek

    Pada Maret 2023, Liang mengumumkan di akun WeChat resminya bahwa mereka mulai memusatkan perhatian dan sumber daya untuk membangun DeepSeek. Aplikasi DeepSeek resmi didirikan pada akhir 2023.

    Dalam wawancara dengan Waves pada Juli 2024, Liang mengatakan tentang ambisinya untuk DeepSeek dan strategi AI Cina secara keseluruhan.

    “Selama bertahun-tahun, perusahaan Cina telah terbiasa memanfaatkan inovasi teknologi yang dikembangkan di negara lain dan memonetisasinya melalui aplikasi,” ujar dia.

    “Tapi ini tidak berkelanjutan. Kali ini, tujuan kami bukanlah meraih keuntungan cepat, namun memajukan teknologi untuk mendorong pertumbuhan ekosistem,” imbuh Liang.

    DeepSeek menarik perhatian dunia

    DeepSeek, aplikasi chatbot AI asal Cina (play.google.com)

    DeepSeek menimbulkan kekaguman dan kekhawatiran dunia, salah satunya di Silicon Valley. Hal itu usai DeepSeek mendemonstrasikan terobosan model AI yang menawarkan kinerja sebanding dengan chatbot terbaik dunia dengan biaya yang lebih murah.

    Kemunculan DeepSeek memberikan tandingan terhadap keyakinan luas bahwa masa depan AI bakal membutuhkan kekuatan dan energi yang makin besar untuk berkembang.

    Peluncuran model AI terbaru oleh DeepSeek yang dikatakan setara atau lebih baik daripada model industri terkemuka di AS dengan biaya lebih murah, mengancam akan mengganggu tatanan dunia teknologi, melansir Reuters, Selasa (28/1).

    Perusahaan tersebut telah menarik perhatian di kalangan AI global seusai menulis di sebuah makalah bulan lalu bahwa pelatihan DeepSeek-V3 membutuhkan daya komputasi senilai kurang dari 6 juta dolar AS dari chip Nvidia H800.

    Asisten AI DeepSeek yang didukung oleh DeepSeek-V3 sudah melampaui saingannya seperti ChatGPT untuk menjadi aplikasi gratis di App Store Apple di AS. Hal ini menimbulkan keraguan soal alasan di balik keputusan beberapa perusahaan teknologi AS yang menjanjikan miliaran dolar investasi AI dan saham beberapa pemain teknologi besar, termasuk Nvidia.

    Peluncuran ChatGPT OpenAI pada akhir 2022 lalu menyebabkan keributan di antara perusahaan teknologi Cina yang bergegas membuat chatbot mereka sendiri dengan didukung oleh AI.

    Namun, sesudah peluncuran ChatGPT pertama di Cina, muncul kekecewaan yang meluas di Negeri Tirai Bambu tersebut atas kesenjangan kemampuan AI antara perusahaan AS dan Cina.

    Beberapa pihak skeptis terhadap DeepSeek

    DeepSeek (Screenshot web DeepSeek)

    Dua model AI milik DeepSeek yang paling dipuji, DeepSeek-V3 dan DeepSeek-R1 dianggap setara dengan model OpenAI dan Meta. DeepSeek juga mengeklaim bahwa biaya yang digunakan untuk pengembangan AI tersebut 20–50 kali lebih murah dibandingkan OpenAI.

    Namun, beberapa pihak justru berpendapat lain. CEO Scale AI, Alexandr Wang mengatakan bahwa DeepSeek memiliki 50,000 chip Nvidia H100. Menurutnya, hal itu tidak akan diungkapkan ke publik karena akan melanggar kontrol ekspor yang melarang penjualan chip ke perusahaan Cina.

    Di sisi lain, DeepSeek belum menanggapi tuduhan tersebut. Pada Senin (27/1), Analis Bernstein menyoroti bahwa total biaya pelatihan DeepSeek untuk model V3-nya tak diketahui, tetapi jauh lebih tinggi daripada 5,58 juta dolar AS.

  • Harga Emas Melesat Imbas Ketidakpastian Kebijakan Tarif Dagang Donald Trump – Page 3

    Harga Emas Melesat Imbas Ketidakpastian Kebijakan Tarif Dagang Donald Trump – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Harga emas melambung pada perdagangan Selasa, 28 Januari 2025 usai alami penurunan karena aksi jual yang dipimpin sektor teknologi.  Adapun harga emas melonjak seiring meningkatnya ketidakpastian atas tarif yang diusulkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membuat minat investor pada aset safe haven tetap tinggi.

    Mengutip CNBC, Rabu (29/1/2025), harga emas di pasar spot naik 0,8 persen menjadi USD 2.763,26 per ounce. Harga emas turun lebih dari 1 persen untuk menandai penurunan tajam sejak 18 Desember pada sesi sebelumnya yang didorong oleh model artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan yang berbiaya rendah dan berdaya rendah milik DeepSeek.

    Sementara itu, harga emas berjangka AS naik 1,2 persen menjadi USD 2.770,90.

    “Saya pikir beberapa faktor terbesar adalah komentar Trump kemarin terkait tarif. Saat ini, korelasinya dengan emas adalah sekeranjang geopolitik, ekspektasi inflasi,” ujar Senior Market Strategist RJO Futures, Daniel Pavilonis.

    Donald Trump menuturkan pada Senin, 27 Januari 2025 kalau berencana untuk mengenakan tarif pada chip computer, farmasi dan baja impor. Hal ini sebagai upaya membuat produsen membuatnya di Amerika Serikat.

    Kebijakan Trump, selain dianggap sebagai inflasi, berpotensi memicu perang dagang yang meningkatkan permintaan emas sebagai aset safe haven.

    Adapun fokus investor kini tertuju pada pertemuan kebijakan pertama the Federal Reserve (the Fed) pada 2025 yang dijadwalkan akan dimulai hari ini.

    Para pembuat kebijakan diperkirakan mempertahankan suku bunga pada akhir pertemuan dua hari tersebut. Namun, pernyataan Donald Trump yang inginkan biaya pinjaman diturunkan menimbulkan keraguan atas independensi keputusan the Fed.

    “Kita bahkan belum terlalu jauh dari titik tertinggi sepanjang masa, jadi momentum kenaikan sudah ada, kita hanya perlu semacam pemicu untuk memulainya,” ujar Chief Market Strategist Blue Line Futures, Philip Streible.

    Berdasarkan jajak pendapat Reuters, harga emas tampaknya akan memecahkan rekor tahun ini. Hal tersebut seiring meningkatnya ketidakpastian ekonomi dan kekhawatiran inflasi.

    Namun, analis menurunkan perkiraan harga platinum dan paladium pada 2025 karena permintaan berjuang untuk meningkat signifikan.

  • Orang Terkaya di Dunia Kehilangan Kekayaan Rp 1.752 Triliun Gara-Gara DeepSeek – Page 3

    Orang Terkaya di Dunia Kehilangan Kekayaan Rp 1.752 Triliun Gara-Gara DeepSeek – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – 500 orang terkaya di dunia kehilangan kekayaan USD 108 miliar atau sekitar Rp 1.752 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat dalam rupiah di kisaran 16.225) dalam satu hari pada Senin, 27 Januari 2025. Penurunan kekayaan tersebut dipimpin oleh pendiri Nvidia Corp Jensen Huang.

    Penurunan kekayaan orang terkaya itu didorong aksi jual yang dipimpin teknologi yang terkait dengan pengembang artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan China DeepSeek membebani indeks acuan.

    Mengutip Yahoo Finance, ditulis Rabu (29/1/2025), miliarder yang kekayaannya terkait kecerdasan buatan paling merugi yakni Jensen Huang. Kekayaan Jensen Huang turun USD 20,1 miliar atau sekitar Rp 326,26 triliun.

    Sedangkan salah satu pendiri Oracle Corp yakni Larry Ellison alami penurunan kekayaan USD 22,6 miliar atau sekitar Rp 366,85 triliun. Penurunan kekayaan Larry Ellison lebih besar secara absolut tetapi hanya mewakili 12 persen dari kekayaannya, menurut indeks Bloomberg Billionaires.

    Selain itu, Michael Dell dari Dell Inc kehilangan kekayaan USD 13 miliar atau sekitar Rp 211,02 triliun. Kemudian salah satu pendiri Binance Holdings Ltd Changpeng Zhao alami penurunan kekayaan USD 12,1 miliar atau sekitar Rp 196,27 triliun.

    Raksasa sektor teknologi secara keseluruhan melihat kekayaan menguap USD 94 miliar, sekitar 85 persen dari total penurunan indeks Bloomberg. Indeks Nasdaq turun 3,1 persen dan indeks S&P 500 melemah 1,5 persen.

    Adapun penurunan kekayaan miliarder dunia itu tak lepas dari koreksi saham teknologi karena kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) China DeepSeek.

    DeepSeek yang berbasis di Hangzhou telah mengembangkan model AI sejak 2023, tetapi perusahaan itu pertama kali menarik perhatian banyak investor barat pada akhir pekan lalu. Hal ini karena aplikasi chatbot gratis DeepSeek R1-nya menduduki puncak tangga unduhan di seluruh dunia.

  • Video Indonesia dan India Jalin Kerja Sama Kembangkan AI dan IoT

    Video Indonesia dan India Jalin Kerja Sama Kembangkan AI dan IoT

    Indonesia dan India menjalin kerja sama strategis bidang digital pada Sabtu (25/1) waktu New Delhi, India, dengan menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) di bidang artificial intelligence (AI) dan Internet of Things (IoT). Kemitraan ini menjadi momentum penting dalam memperkuat ekosistem digital di kedua negara, baik dari segi teknologi maupun sumber daya manusia.

  • Pria Tanpa Identitas Tewas Diduga Terjun dari Lantai 5 Mal Ciputra Jakarta Barat – Page 3

    Pria Tanpa Identitas Tewas Diduga Terjun dari Lantai 5 Mal Ciputra Jakarta Barat – Page 3

    Bunuh diri bukan jawaban apalagi solusi dari semua permasalahan hidup yang seringkali menghimpit. Bila Anda, teman, saudara, atau keluarga yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit, dilanda depresi dan merasakan dorongan untuk bunuh diri, sangat disarankan menghubungi dokter kesehatan jiwa di fasilitas kesehatan (Puskesmas atau Rumah Sakit) terdekat.

    Bisa juga mengunduh aplikasi Sahabatku: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.tldigital.sahabatku

    Atau hubungi Call Center 24 jam Halo Kemenkes 1500-567 yang melayani berbagai pengaduan, permintaan, dan saran masyarakat.

    Anda juga bisa mengirim pesan singkat ke 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat surat elektronik (surel) kontak@kemkes.go.id. 

    Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

  • Apa Itu DeepSeek? AI dari Cina yang Bikin Saham NVDA Anjlok

    Apa Itu DeepSeek? AI dari Cina yang Bikin Saham NVDA Anjlok

    Chatbot Artificial Intelligence (AI) buatan perusahaan Cina bernama DeepSeek tiba-tiba mencuri perhatian dengan menjadi aplikasi gratis yang paling banyak diunduh di App Store Apple setelah dirilis pada Januari 2025 di Amerika Serikat (AS).

    DeepSeek mengeklaim model AI terbarunya setara dengan model-model terkemuka di industri AS seperti ChatGPT.

    Menariknya, DeepSeek menjelaskan hanya butuh 6 juta dolar AS atau setara Rp97 miliar untuk membangun Chatbot AI. Angka ini jauh lebih sedikit dari miliaran dolar AS yang dihabiskan oleh perusahaan-perusahaan AI di negeri Paman Sam.

    Berikut hal-hal yang perlu diketahui mengenai Chatbot AI terbaru bernama DeepSeek.

    Apa itu DeepSeek?

    Dilansir BBC, DeepSeek adalah perusahaan kecerdasan buatan dari Cina yang didirikan di Hangzhou, sebuah kota di Cina Tenggara.

    DeepSeek didirikan pada 2023 oleh Liang Wenfeng melalui perusahaan berbasis AI, High-Flyer. Liang lahir pada 1985, memiliki gelar di bidang teknik elektronik dan informasi dari Zhejiang University.

    High-Flyer sendiri didirikan pada 2015 dengan fokus utama pada komputasi canggih untuk analisis data keuangan. Namun, pada 2023, Liang memutuskan untuk mengalihkan fokus perusahaan dan meluncurkan DeepSeek dengan tujuan mengembangkan model-model AI yang inovatif.

    Pada November 2024, DeepSeek meluncurkan DeepSeek-R1, sebuah model yang dirancang untuk meniru cara berpikir manusia.

    DeepSeek-R1 mendukung aplikasi Chatbot seluler, dan pada Januari 2025, situs antarmuka DeepSeek mulai dirilis sebagai alternatif yang lebih terjangkau dibandingkan dengan OpenAI.

    Aplikasi AI tersebut dapat diunduh dan diakses di App Store dan situs daring di webnya. Diketahui, saat ini Chatbot AI gratis ini dengan cepat menjadi aplikasi yang paling banyak diunduh di Apple sekaligus menjadi aplikasi gratis dengan peringkat teratas di AS, Inggris dan Cina sejak diluncurkan.

    Menurut deskripsinya di App Store, aplikasi ini dirancang “untuk menjawab pertanyaan Anda dan meningkatkan kehidupan Anda secara efisien.”

    Respons pengguna yang mengunduh DeepSeek menilai aplikasi ini membuat tulisan jauh lebih berkarakter.

  • Trump Pertimbangkan Tarif Jauh di Atas 2,5%, Sasar Semikonduktor hingga Tembaga

    Trump Pertimbangkan Tarif Jauh di Atas 2,5%, Sasar Semikonduktor hingga Tembaga

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden AS Donald Trump berkeinginan untuk memberlakukan tarif dagang yang jauh lebih besar dari 2,5%.  

    Pernyataannya tersebut menjadi sinyal terbaru dari serangkaian sinyal pada hari Senin bahwa dirinya sedang mempersiapkan tarif meluas pada sektor-sektor utama untuk membentuk kembali rantai pasokan AS.

     “Saya sudah membayangkan apa yang akan terjadi, tetapi saya belum akan menetapkannya, tetapi itu akan cukup untuk melindungi negara kita,” kata Trump kepada wartawan pada Senin malam, dikutip dari Bloomberg pada Selasa (28/1/2025). 

    Sebelumnya Scott Bessent—Menteri Keuangan yang baru ditunjuk oleh Senat AS—berencana untuk memulai tarif impor secara universal sebesar 2,5%. 

    Meski demikian, Trump mengatakan bahwa dia tidak berpikir Bessent mendukung hal itu dan tidak akan mendukungnya. Namun, Trump teguh mengatakan bahwa dia menginginkan tarif yang lebih besar dari 2,5% tersebut. 

    Dalam pidatonya di Florida, Trump menjanjikan tarif untuk sektor-sektor tertentu, termasuk semikonduktor, farmasi, baja, tembaga, dan aluminium. 

    Sementara dalam pernyataan Trump saat tengah mengudara dengan pesawat Air Force One saat hendak terbang kembali ke Washington, DC, dari pidatonya di Florida, dirinya juga berharap dapat memberlakukan tarif pada mobil dari Kanada dan Meksiko, negara-negara yang telah diancamnya dengan tarif 25% secara keseluruhan secepatnya pada 1 Februari.

    Dalam pidato di pertemuan lainnya, Trump menyampaikan bahwa ketika tarif di negara lain naik, pajak untuk pekerja dan bisnis Amerika akan turun dan sejumlah besar pekerjaan dan pabrik akan kembali ke AS. Trump pun dikabarkan tengah tarif hingga 20%. 

    “Ingat, sekali lagi, kata ‘tarif’. Kita akan melindungi rakyat dan bisnis kita, dan kita akan melindungi negara kita, dengan tarif,” tambah Trump. 

    Pada saat yang sama, dolar menguat terhadap semua mata uang utama karena ancaman terbaru dari Trump. Tembaga dan aluminium turun karena ancaman tarif sektoral.

    Pernyataan pada hari Senin kepada anggota parlemen adalah tanda terbaru bahwa Trump melihat tarif sebagai pilar dari dorongan Partai Republik untuk juga merombak sistem pajak. 

    Dia mengulangi seruannya agar Partai Republik memotong tarif pajak perusahaan menjadi 15%, dari 21% saat ini, untuk perusahaan-perusahaan yang memproduksi barang-barang mereka di Amerika. 

    Secara bersamaan, Trump ingin menambah biaya impor melalui tarif dan menurunkan pajak atas produksi dalam negeri, meskipun rinciannya tidak jelas—manufaktur AS sangat bergantung pada suku cadang dan material impor.

    Ancaman tarif semikonduktor dari Trump juga muncul beberapa jam setelah kekhawatiran investor terhadap perusahaan rintisan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) asal China, DeepSeek, mengguncang pasar dan menghapus miliaran dolar AS dari kapitalisasi pasar Nvidia Corp. 

    Trump berargumen bahwa tarif akan membantu menjaga dan membangun manufaktur chip canggih AS dibandingkan dengan program subsidi yang diperjuangkan oleh mantan Presiden Joe Biden.

    Pernyataan Trump sangat kontras dengan spekulasi pasar bahwa abstainnya dari tarif langsung minggu lalu, ketika dia menjabat, adalah tanda bahwa dia mungkin melunakkan pendiriannya.

    “Jika Anda ingin berhenti membayar pajak atau tarif, Anda harus membangun pabrik Anda di sini, di Amerika. Itulah yang akan terjadi pada tingkat rekor,” katanya.

    Pidato Trump ini disampaikan setelah akhir pekan lalu dia mengancam akan mengenakan tarif sebesar 50% terhadap Kolombia setelah pemerintah negara itu awalnya menolak untuk menerima para migran yang dideportasi oleh AS dengan pesawat militer. Trump setuju untuk menunda hanya setelah pemerintah Amerika Selatan mundur. 

    Presiden baru ini menegaskan kembali kepada anggota DPR dari Partai Republik bahwa setiap negara yang menolak para pendatang yang dideportasi akan dikenakan ancaman tarif dan sanksi yang sama seperti yang dihindari Kolombia.

    Direktur Dewan Ekonomi Nasional Kevin Hassett menunjuk contoh Kolombia—sebuah tanda bahwa Trump sedang mempertimbangkan beberapa aliran tarif yang dapat menambah pungutan yang lebih tinggi secara keseluruhan di beberapa sektor atau negaras—dan mengisyaratkan bahwa presiden juga masih mempertimbangkan tarif secara keseluruhan. 

    Haset menyampaikan bahwa tarif apa pun yang mungkin akan dikenakan akan menjadi tambahan dari apa pun yang dilakukan Presiden Trump di masa depan ketika dia memikirkan tarif secara keseluruhan. 

    “Jika Anda melihat tarif sebagai bagian dari strategi keseluruhan, Anda akan melihat, seperti yang dikatakan Presiden Trump, masa keemasan dan ini akan menjadi reformasi sisi penawaran terbesar yang pernah ada di Amerika,” kata Hassett.

  • Bursa Saham Asia Bervariasi setelah AI China DeepSeek Guncang Wall Street

    Bursa Saham Asia Bervariasi setelah AI China DeepSeek Guncang Wall Street

    Jakarta, Beritasatu.com – Bursa saham Asia menunjukkan pergerakan yang bervariasi setelah aksi jual besar di sektor teknologi bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street, dipicu oleh kehadiran startup artificial intelligence (AI) asal China yang ikut meramaikan persaingan dalam dunia kecerdasan buatan global.

    Melansir AP, Selasa (28/1/2025), perdagangan Selasa berlangsung sepi menyambut Tahun Baru Imlek. Indeks Nikkei 225 Jepang turun 0,9% ke posisi 39.214,19. Sementara itu, Indeks S&P/ASX 200 Australia tercatat sedikit naik kurang dari 0,1% di level 8.411,70, dan Indeks Hang Seng Hong Kong menguat 0,2% ke angka 20.236,13. Pasar di Korea Selatan, Shanghai, serta wilayah lainnya di kawasan ini tutup karena liburan.

    Di Jepang, beberapa bursa saham Asia pada sektor teknologi mengalami penurunan signifikan. SoftBank Group Corp. merugi 10%, sementara Hitachi Ltd turun 4%. Namun, Fujitsu dan Sony Corp mencatatkan pemulihan. Saham produsen cip Tokyo Electron turun 7,6%.

    Saham Fuji Media Holdings melonjak hampir 9% setelah gelaran konferensi pers panjang oleh eksekutif mereka, yang berlangsung lebih dari 10 jam.

    Harga saham Fuji sebelumnya berfluktuasi seiring laporan media Jepang mengenai skandal yang melibatkan pembawa acara wanita dan seorang selebriti pria Jepang, yang mengundurkan diri setelahnya.

    Pada perdagangan Senin (27/1/2205), indeks S&P 500 turun 1,5% ke angka 6.012,28, sebagian besar disebabkan oleh penurunan tajam Nvidia sebesar 16,9%. Saham-saham teknologi besar lainnya juga mencatatkan kerugian, membawa Indeks Nasdaq turun 3,1% ke level 19.341,83, penurunan terburuk dalam lebih dari sebulan.

    Kerugian terutama terjadi pada saham-saham yang terkait dengan kecerdasan buatan, meskipun pasar lainnya cenderung lebih stabil. Dow Jones Industrial Average justru mencatatkan kenaikan 0,7% ke level 44.713,58, dan mayoritas saham AS juga tercatat positif.

    Namun, investor yang memiliki dana indeks S&P 500 merasakan dampak besar akibat dominasi perusahaan teknologi besar terhadap indeks tersebut.

    Gangguan besar juga datang dari China, dengan perusahaan AI bernama DeepSeek meluncurkan model bahasa besar yang dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan teknologi AS, dengan biaya yang lebih rendah. 
    DeepSeek berhasil menduduki puncak aplikasi gratis di App Store Apple pada Senin (27/1/2025), yang dianggap impresif mengingat pembatasan yang diberlakukan oleh pemerintah AS terhadap akses Tiongkok terhadap chip AI canggih.

    Namun, masih belum jelas seberapa besar dampak pengumuman DeepSeek terhadap ekonomi yang bergantung pada industri AI, khususnya bursa saham Asia yang melibatkan produsen cip hingga perusahaan penyedia energi untuk pusat data besar dengan daya komputasi tinggi.