Produk: Artificial Intelligence

  • Akal Bulus Polisi Gadungan Raup Ratusan Juta Rupiah, Ayah Asuh Juga Kena Tipu, ada Dokumen Palsu BIN

    Akal Bulus Polisi Gadungan Raup Ratusan Juta Rupiah, Ayah Asuh Juga Kena Tipu, ada Dokumen Palsu BIN

    TRIBUNJATIM.COM – Tingkah pemuda mengaku jadi polisi hingga raup uang ratusan juta Rupiah dari para korban.

    Ternyata pemuda itu menjadi polisi gadungan.

    Pemuda bernama Wirananta Kusuma alias WK (28) asal Sukabumi, Jawa Barat (Jabar) itu bahkan sempat menipu ayah asuhnya sendiri.

    WK kini diringkus oleh polisi.

    Ilustrasi polisi  (Ilustrasi Grafis/Tribun-Video.com)

    Polisi gadungan itu berhasil ditangkap anggota Satreskrim Polresta Bogor Kota di Stasiun Cilebut, Kabupaten Bogor, Kamis (13/2/2024), saat hendak kabur.

    Setelah itu, polisi menggeledah tempat tinggal tersangka dan menemukan sejumlah barang bukti seperti seragam polisi dan dokumen-dokumen palsu Badan Intelijen Negara (BIN) dan Bea Cukai.

    Aksi penipuan pria muda yang menyamar menjadi polisi ini mulanya terbongkar dari salah satu korban yakni bapak asuh tersangka sendiri.

    Bapak asuh WK itu bahkan sampai mengalami kerugian mencapai puluhan juta rupiah.

    Kasatreskrim Polresta Bogor Kota AKP Aji Riznaldi mengatakan bahwa bapak asuh tersangka melapor lewat nomor aduan WhatsApp Kapolresta Bogor Kota.

    Korban kemudian diarahkan untuk membuat laporan polisi yang selanjutnya pihak berwenang langsung melakukan penyelidikan.

    “Setelah dibikin laporan, kita lakukan pencarian. Alhamdulillah tertangkap,” kata Aji, Jumat (14/2/2025) dilansir dari Kompas.com.

    “Dari korban yang laporan ke kita itu kerugiannya puluhan juta, setelah dikembangkan ternyata ada korban lain. Diperkirakan kerugian semuanya ratusan juta,” imbuhnya.

    Aji mengungkapkan bahwa tersangka sempat menghilang lama sebelum bertemu kembali dengan bapak asuhnya.

    Tersangka beralasan menghilang karena saat itu masuk diterima kerja di Bea Cukai.

    Tetapi, saat kembali ke Bogor, pelaku mengaku sebagai polisi.

    “Pelaku ini punya bapak asuh di Bogor. Untuk mendapatkan sejumlah uang, pelaku berpura-pura masuk menjadi (petugas) Bea Cukai,” sebut Aji.

    “Setelah beberapa tahun menghilang dari Bogor terus kembali lagi pelaku menyamar atau mengaku sebagai polisi,” lanjutnya.

    Pelaku kemudian berpura-pura ingin berkuliah lagi.

    Alasan itu digunakan agar pelaku mendapatkan sejumlah uang dari bapak asuhnya.

    “Uang hasil penipuan itu digunakan untuk membeli kebutuhan pribadi,” ungkap Aji.

    Ditetapkan Jadi Tersangka

    Resmi berstatus sebagai tersangka, kini WK telah ditahan di Mako Polresta Bogor Kota guna menjalani proses hukum selanjutnya.

    “Sudah kita tetapkan sebagai tersangka. Dan kita sudah melakukan gelar perkara,” ucap Aji dilansir dari TribunnewsBogor.com.

    “Dan kita sudah lakukan penahanan,” sambungnya.

    Edit Dokumen Palsu Pakai AI

    Diketahui bahwa tersangka WK mengaku sebagai anggota polisi berpangkat Iptu.

    Bahkan, saat digiring ke Mako Polresta Bogor Kota, WK terlihat mengenakan seragam polisi lengkap dengan pangkat balok duanya.

    Tak hanya sebagai polisi, WK juga mengaku sebagai petugas Bea Cukai hingga BIN.

    “Jadi yang bersangkutan ini kadang berpura-pura menyamar sebagai BIN atau polisi,” tutur Aji di Mako Polresta Bogor Kota, Kamis malam.

    Untuk mendapatkan kepercayaan korban, tersangka WK bahkan sampai memakai seragam polisi yang dibeli dari toko online dan memalsukan dokumen.

    “Agar si korban ini percaya, selain yang bersangkutan ini menggunakan seragam, ada beberapa foto dokumentasi dia mengenakan seragam-seragam, ada pengangkatan sebagai polisi juga,” jelas Aji.

    Tersangka WK membuat dokumen palsu dengan bantuan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).

    “Dokumennya dia buat sendiri. Lalu, ada juga dia buat menggunakan AI. Lalu untuk seragamnya beli di Shopee,” papar Aji.

    “Ada beberapa foto dokumentasi dia mengenakan seragam, ada pengangkatan sebagai polisi, ada pengangkatan sebagai BIN, ada penugasan dari BIN, ada penugasan dari Bea Cukai juga,” tambahnya.

    Adapun ketika ditanya, WK mengaku beberapa dokumen anggota kepolisiannya dibuat menggunakan teknologi AI.

    Sedangkan, dokumen-dokumen lainnya sengaja dibuat dan dicetak sendiri oleh tersangka WK.

    “Kalau foto itu saya buat pakai AI dan dokumen yang lainnya mencetak sendiri,” ungkap WK kepada polisi.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com

  • Direksi OpenAI Tolak Mentah-mentah Tawaran Akuisisi Elon Musk Rp1.583 Triliun

    Direksi OpenAI Tolak Mentah-mentah Tawaran Akuisisi Elon Musk Rp1.583 Triliun

    Bisnis.com, JAKARTA — OpenAI menolak tawaran senilai US$97,4 miliar atau sekitar Rp1.583 triliun (asumsi kurs Rp16.260 per dolar AS) dari konsorsium yang dipimpin Elon Musk untuk membeli perusahaan pembuat ChatGPT itu. Perusahaan di bawah Sam Altman itu menegaskan bahwa OpenAI tidak untuk dijual.

    Melansir dari Reuters, Sabtu (15/2/2025), pendekatan yang tidak diminta tersebut merupakan upaya terbaru Musk untuk memblokir perusahaan rintisan yang ia dirikan bersama dengan CEO OpenAI Sam Altman, menjadi perusahaan beriorientasi mencari untung. Hal ini lantaran perusahaan ingin mengamankan lebih banyak modal dan tetap unggul dalam perlombaan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

    Melalui akun resmi @OpenAINewsroom di X (sebelumnya Twitter), Ketua OpenAI Bret Taylor atas nama dewan direksi menyatakan bahwa perusahaan rintisan itu tidak untuk dijual.

    “OpenAI tidak untuk dijual dan dewan direksi dengan suara bulat menolak upaya terbaru Musk untuk mengganggu pesaingnya. Setiap reorganisasi potensial OpenAI akan memperkuat organisasi nirlaba kami dan misinya untuk memastikan AGI [artificial general intelligence] memberi manfaat bagi seluruh umat manusia,” katanya.

    Sementara itu, dalam sebuah pernyataan, pengacara Musk, Marc Toberoff menanggapi bahwa OpenAI akan menjual kendali perusahaan yang mencari keuntungan tersebut.

    Pada akhir Desember, OpenAI telah menguraikan rencana untuk merombak strukturnya, dengan menyatakan bahwa perusahaan itu akan menciptakan korporasi yang memberikan manfaat publik agar lebih mudah untuk mengumpulkan lebih banyak modal, serta menghapus batasan yang dikenakan pada perusahaan rintisan tersebut oleh induk nirlabanya saat ini.

    Melalui X, Altman menolak tawaran konsorsium tersebut dan menyebut akan membeli Twitter seharga US$9,74 miliar. “… jika kamu mau,” tulisnya. Elon Musk pun membalas unggahan itu dan mengatakan penipu.

    Kemudian pada Selasa, Altman juga mengatakan bahwa OpenAI tidak untuk dijual. Pengacara Musk, dalam pengajuan pengadilan pada Rabu, mengatakan bahwa konsorsium tersebut, yang mencakup perusahaan rintisan AI milik Musk xAI, akan menarik tawarannya untuk cabang nirlaba OpenAI jika perusahaan itu membatalkan rencana untuk menjadi entitas yang berorientasi mencari laba. 

    “Dua hari yang lalu, Anda mengajukan pembelaan di pengadilan dengan menambahkan ketentuan material baru pada proposal tersebut. Sebagai hasil dari pengajuan tersebut, kini jelas bahwa ‘tawaran’ klien Anda yang dipublikasikan secara luas sebenarnya bukanlah tawaran sama sekali,” kata dewan OpenAI, menurut surat yang ditandatangani oleh William Savitt.

    Adapun, investor lain dalam konsorsium tersebut termasuk Valor Equity Partners, Baron Capital, dan pialang saham Hollywood Ari Emanuel.

    Diketahui, Altman dan Musk telah berselisih selama bertahun-tahun. Setelah Musk hengkang pada 2019, OpenAI menciptakan divisi yang berorientasi mencari untung, yang telah menarik pendanaan miliaran dolar. Langka ini memicu tuduhan dari Musk bahwa perusahaan rintisan tersebut melanggar misi awalnya dengan mengutamakan laba daripada kebaikan publik yang lebih besar.

  • OpenAI Tolak Tawaran Investasi Elon Musk Rp 1.582 T

    OpenAI Tolak Tawaran Investasi Elon Musk Rp 1.582 T

    Jakarta

    Raksasa pengembang teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, OpenAI, menolak tawaran investasi dari konsorsium yang dipimpin Elon Musk senilai US$ 97,4 miliar atau setara dengan Rp 1.582,84 triliun (kurs Rp 16.251/dolar AS) untuk pembuatan ChatGPT.

    Melansir dari Reuters, Sabtu (15/2/2025), tawaran investasi itu disampaikan langsung oleh pengacara Elon Musk, Marc Toberoff. Dalam hal ini Marc mewakili penawaran investasi dari konsorsium yang mencakup perusahaan rintisan AI milik Musk, xAI.

    Namun dalam keterangannya, dewan direksi OpenAI tegas menolak tawaran investasi itu dengan mengatakan perusahaan tersebut tidak untuk dijual. Sehingga setiap tawaran investasi dalam bentuk pembelian saham atau perusahaan di masa mendatang kemungkinan juga akan ditolak.

    Selain itu perusahaan juga menilai penawaran investasi dari Elon Musk ini juga memiliki maksud terselubung, yakni mengganggu operasional OpenAI dari dalam untuk mengurangi pesaing di sektor teknologi.

    Belum lagi saat ini perusahaan tengah mengembangkan teknologi bernama Artificial General Intelligence (AGI) yang ditujukan untuk pemanfaatan AI secara luas. Di mana menurut OpenAI tujuan ini tidak akan terlaksana jika mereka menerima tawaran Musk.

    “OpenAI tidak untuk dijual, dan dewan direksi dengan suara bulat menolak upaya terbaru Musk untuk mengganggu pesaingnya. Setiap reorganisasi potensial OpenAI akan memperkuat lembaga nirlaba kami dan misinya untuk memastikan AGI memberi manfaat bagi seluruh umat manusia,” kata perusahaan di X.

    Sebagai tambahan informasi OpenAI merupakan perusahaan rintisan yang dibangun oleh CEO OpenAI saat ini, Sam Altman, dengan Elon Musk. Namun Musk keluar dari perusahaan pada 2019 lalu.

    Barulah setelah itu OpenAI menciptakan divisi nirlaba yang telah menarik pendanaan miliaran dolar, yang memicu tuduhan dari Musk bahwa perusahaan rintisan tersebut melanggar misi awalnya dengan mengutamakan laba daripada kebaikan publik yang lebih besar.

    Dari sana juga lah Musk berkeinginan untuk memiliki kembali sebagian dari OpenAI melalui tawaran investasi senilai Rp 1.582 triliun tersebut. Sayang perselisihan antara Altman dengan Musk yang sudah terjadi selama beberapa tahun terakhir membuat tawaran menjadi semakin mustahil.

    (eds/eds)

  • Mau Dapat KIP Kuliah 2025? Pastikan Punya DTKS, Begini Caranya – Page 3

    Mau Dapat KIP Kuliah 2025? Pastikan Punya DTKS, Begini Caranya – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Indonesia terus berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui berbagai program. Salah satu nya melalui Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP Kuliah).

    Kartu Indonesia Pintar ini adalah program beasiswa pemerintah yang dirancang khusus bagi siswa berprestasi namun kurang mampu secara ekonomi. Program ini menjawab kebutuhan akan pemerataan akses pendidikan tinggi, dan memberikan kesempatan yang sama bagi semua anak bangsa untuk meraih cita-cita.

    Manfaat KIP Kuliah

    Mengutip berbagai sumber,Sabtu (15/2/2025) KIP Kuliah menawarkan lebih dari sekadar pembebasan biaya kuliah. Penerima beasiswa ini mendapatkan berbagai manfaat yang signifikan untuk menunjang studi mereka. Pertama, pembebasan biaya kuliah. Pemerintah menanggung seluruh biaya pendidikan, mengurangi beban finansial yang berat bagi keluarga penerima.

    Kedua, pembebasan biaya pendaftaran perguruan tinggi. Hal ini menghilangkan hambatan awal bagi calon mahasiswa yang mungkin terkendala biaya administrasi. Ketiga, bantuan biaya hidup. Bantuan ini membantu penerima KIP Kuliah memenuhi kebutuhan sehari-hari saat kuliah, antara lain biaya makan, tempat tinggal, dan keperluan lainnya.

    Syarat KIP Kuliah

    Untuk mendapatkan KIP Kuliah, calon penerima harus memenuhi beberapa persyaratan. Syarat itu antara lain Warga Negara Indonesia (WNI), terdaftar sebagai mahasiswa aktif di perguruan tinggi negeri dan swasta yang sudah bekerja sama dengan program KIP kuliah. Memiliki kartu KIP (bagi mahasiswa yang sudah memiliki KIP sejak pendidikan dasar dan menengah).

    Kemudian berstatus sebagai keluarga kurang mampu yang dibuktikan dengan penghasilan orangtua atau keluarga yang tidak lebih dari batas yang ditetapkan oleh pemerintah. Misalkan berdasarkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial atau DTKS. Selanjutnya tidak menerima bantuan biaya pendidikan lainnya yang sejenis seperti beasiswa dari lembaga lain yang memberi bantuan pendidikan penuh.

    Adapun proses pendaftaran dilakukan secara online, dengan menggunakan data yang valid dan sesuai dengan data di Data Pokok Pendidikan (Dapodik) Kemendikbud. Data yang dibutuhkan meliputi Nomor Induk Siswa Nasional (NISN), Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN), dan Nomor Induk Kependudukan (NIK).

     

    Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang dengan memakai artificial intelligence

  • Awal Mula Terbongkarnya Kedok Polisi Gadungan di Bogor, Bapak Asuh Ikut Ditipu Puluhan Juta – Halaman all

    Awal Mula Terbongkarnya Kedok Polisi Gadungan di Bogor, Bapak Asuh Ikut Ditipu Puluhan Juta – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang pemuda asal Sukabumi, Jawa Barat (Jabar) bernama Wirananta Kusuma alias WK (28) menjadi tersangka kasus penipuan yang raup uang ratusan juta rupiah dari para korban dengan modus berpura-pura sebagai polisi.

    Polisi gadungan itu berhasil ditangkap anggota Satreskrim Polresta Bogor Kota di Stasiun Cilebut, Kabupaten Bogor, Kamis (13/2/2024), saat hendak kabur.

    Setelah itu, polisi menggeledah tempat tinggal tersangka dan menemukan sejumlah barang bukti seperti seragam polisi dan dokumen-dokumen palsu Badan Intelijen Negara (BIN) dan Bea Cukai.

    Aksi penipuan pria muda yang menyamar menjadi polisi ini mulanya terbongkar dari salah satu korban yakni bapak asuh tersangka sendiri.

    Bapak asuh WK itu bahkan sampai mengalami kerugian mencapai puluhan juta rupiah.

    Kasatreskrim Polresta Bogor Kota AKP Aji Riznaldi mengatakan bahwa bapak asuh tersangka melapor lewat nomor aduan WhatsApp Kapolresta Bogor Kota.

    Korban kemudian diarahkan untuk membuat laporan polisi yang selanjutnya pihak berwenang langsung melakukan penyelidikan.

    “Setelah dibikin laporan, kita lakukan pencarian. Alhamdulillah tertangkap,” kata Aji, Jumat (14/2/2025) dilansir dari Kompas.com.

    “Dari korban yang laporan ke kita itu kerugiannya puluhan juta, setelah dikembangkan ternyata ada korban lain. Diperkirakan kerugian semuanya ratusan juta,” imbuhnya.

    Aji mengungkapkan bahwa tersangka sempat menghilang lama sebelum bertemu kembali dengan bapak asuhnya.

    Tersangka beralasan menghilang karena saat itu masuk diterima kerja di Bea Cukai. Tetapi, saat kembali ke Bogor, pelaku mengaku sebagai polisi.

    “Pelaku ini punya bapak asuh di Bogor. Untuk mendapatkan sejumlah uang, pelaku berpura-pura masuk menjadi (petugas) Bea Cukai,” sebut Aji.

    “Setelah beberapa tahun menghilang dari Bogor terus kembali lagi pelaku menyamar atau mengaku sebagai polisi,” lanjutnya.

    Pelaku kemudian berpura-pura ingin berkuliah lagi. Alasan itu digunakan agar pelaku mendapatkan sejumlah uang dari bapak asuhnya.

    “Uang hasil penipuan itu digunakan untuk membeli kebutuhan pribadi,” ungkap Aji.

    Ditetapkan Jadi Tersangka

    Resmi berstatus sebagai tersangka, kini WK telah ditahan di Mako Polresta Bogor Kota guna menjalani proses hukum selanjutnya.

    “Sudah kita tetapkan sebagai tersangka. Dan kita sudah melakukan gelar perkara,” ucap Aji dilansir dari TribunnewsBogor.com.

    “Dan kita sudah lakukan penahanan,” sambungnya.

    Edit Dokumen Palsu Pakai AI

    Diketahui bahwa tersangka WK mengaku sebagai anggota polisi berpangkat Iptu.

    Bahkan, saat digiring ke Mako Polresta Bogor Kota, WK terlihat mengenakan seragam polisi lengkap dengan pangkat balok duanya.

    Tak hanya sebagai polisi, WK juga mengaku sebagai petugas Bea Cukai hingga BIN.

    “Jadi yang bersangkutan ini kadang berpura-pura menyamar sebagai BIN atau polisi,” tutur Aji di Mako Polresta Bogor Kota, Kamis malam.

    Untuk mendapatkan kepercayaan korban, tersangka WK bahkan sampai memakai seragam polisi yang dibeli dari toko online dan memalsukan dokumen.

    “Agar si korban ini percaya, selain yang bersangkutan ini menggunakan seragam, ada beberapa foto dokumentasi dia mengenakan seragam-seragam, ada pengangkatan sebagai polisi juga,” jelas Aji.

    Tersangka WK membuat dokumen palsu dengan bantuan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).

    “Dokumennya dia buat sendiri. Lalu, ada juga dia buat menggunakan AI. Lalu untuk seragamnya beli di Shopee,” papar Aji.

    “Ada beberapa foto dokumentasi dia mengenakan seragam, ada pengangkatan sebagai polisi, ada pengangkatan sebagai BIN, ada penugasan dari BIN, ada penugasan dari Bea Cukai juga,” tambahnya.

    Adapun ketika ditanya, WK mengaku beberapa dokumen anggota kepolisiannya dibuat menggunakan teknologi AI.

    Sedangkan, dokumen-dokumen lainnya sengaja dibuat dan dicetak sendiri oleh tersangka WK.

    “Kalau foto itu saya buat pakai AI dan dokumen yang lainnya mencetak sendiri,” ungkap WK kepada polisi.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Polisi Gadungan di Bogor Buat Dokumen Palsu Pakai Teknologi AI, Beli Seragam di Toko Online

    (Tribunnews.com/Nina Yuniar) (TribunnewsBogor.com/Rahmat Hidayat) (Kompas.com/Ramdhan Triyadi Bempah)

  • Awal Mula Terbongkarnya Kedok Polisi Gadungan di Bogor, Bapak Asuh Ikut Ditipu Puluhan Juta – Halaman all

    Nasib Polisi Gadungan yang Tipu Warga Bogor hingga Ratusan Juta Rupiah, Kini Ditahan Jadi Tersangka – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Polisi gadungan bernama Wirananta Kusuma alias WK (28) ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus penipuan warga di Budi Agung, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat (Jabar).

    Tersangka ditangkap polisi di Stasiun Cilebut, Kabupaten Bogor, Kamis (13/2/2024), saat hendak melarikan diri.

    Aksi pemuda asal Sukabumi, Jabar, itu berhasil meraup uang puluhan hingga ratusan juta rupiah dari para korbannya.

    “Sudah kita tetapkan sebagai tersangka. Dan kita sudah melakukan gelar perkara,” kata Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota, AKP Aji Riznaldi Nugroho, Jumat (14/2/2025) dilansir TribunnewsBogor.com.

    Tersangka WK kini telah ditahan di Mako Polresta Bogor Kota guna menjalani proses hukum selanjutnya.

    “Dan kita sudah lakukan penahanan,” sebut Aji.

    Modus Polisi Gadungan di Bogor

    Diketahui, WK mengaku sebagai polisi berpangkat Iptu.

    Bahkan, saat digiring ke Mako Polresta Bogor Kota, WK mengenakan seragam dinas polisi yang dilengkapi pangkat balok duanya.

    Tak hanya itu, WK juga mengaku sebagai petugas Bea Cukai hingga Badan Intelijen Negara (BIN).

    “Jadi yang bersangkutan ini kadang berpura-pura menyamar sebagai BIN atau polisi,” ujar Aji di Mako Polresta Bogor Kota, Kamis malam.

    Pelaku memiliki berkas sebagai anggota Bea Cukai, BIN, bahkan ditemukan juga berkas WK pernah bertugas ke luar negeri.

    Aji mengatakan tersangka WK sering menipu korban dengan cara meminta sejumlah uang.

    Tersangka beralasan kepada korban, uang itu akan digunakan untuk ongkos kuliah atau melaksanakan tugas. 

    Untuk mendapatkan kepercayaan korban, tersangka WK sampai memakai seragam polisi yang dibeli dari toko online, dan bahkan memalsukan dokumen pribadinya.

    “Agar si korban ini percaya, selain yang bersangkutan ini menggunakan seragam, ada beberapa foto dokumentasi dia mengenakan seragam-seragam, ada pengangkatan sebagai polisi juga,” beber Aji.

    Tersangka WK membuat dokumen palsu menggunakan bantuan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).

    “Dokumennya dia buat sendiri. Lalu, ada juga dia buat menggunakan AI. Lalu untuk seragamnya beli di Shopee,” ungkap Aji.

    “Ada beberapa foto dokumentasi dia mengenakan seragam, ada pengangkatan sebagai polisi, ada pengangkatan sebagai BIN, ada penugasan dari BIN, ada penugasan dari Bea Cukai juga,” lanjutnya.

    Adapun saat ditanya, WK mengaku beberapa dokumen anggota kepolisiannya dibuat menggunakan teknologi AI.

    Dokumen-dokumen lainnya sengaja dibuat dan dicetak sendiri oleh WK.

    “Kalau foto itu saya buat pakai AI dan dokumen yang lainnya mencetak sendiri,” ucap WK kepada polisi.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Terbongkar Trik Licik Polisi Gadungan Tipu Warga Tanah Sareal Bogor, Nasibnya Miris Mendekam di Bui

    (Tribunnews.com/Nina Yuniar) (TribunnewsBogor.com/Rahmat Hidayat)

  • 5 Negara Larang Model AI China DeepSeek, RI Mulai Kaji

    5 Negara Larang Model AI China DeepSeek, RI Mulai Kaji

    Bisnis.com, JAKARTA  — Amerika Serikat, Australia, Italia, Irlandia, dan Korea Selatan secara tegas menolak model milik China DeepSeek. Sementara itu Indonesia terus melakukan kajian atas teknologi ini. 

    Badan intelijen Korea Selatan menuduh aplikasi AI Tiongkok DeepSeek “berlebihan” dalam mengumpulkan data pribadi dan menggunakan semua data masukan untuk melatih dirinya sendiri.

    BIN Korea Selatan telah mengirimkan pemberitahuan resmi ke instansi pemerintah Korea Selatan minggu lalu yang mendesak mereka untuk mengambil tindakan pencegahan keamanan terhadap aplikasi kecerdasan buatan tersebut.

    Korea Selatan masuk ke dalam negara-negara yang menolak DeepSeek, dan menganggap teknologi tersebut sebagai ancaman. 

    Ancaman tersebut juga disadari oleh Australia dan Amerika Serikat. Kedua negara menegaskan melarang penggunaan DeepSeek. Di Eropa, Italia juga menerapkan kebijakan yang sama. 

    5 Negara

    Pemerintah Australia mengumumkan larangan penggunaan aplikasi kecerdasan buatan (AI) DeepSeek pada seluruh perangkat dan sistem milik pemerintah.

    Pelarangan ini dilakukan dengan alasan kekhawatiran terkait potensi risiko keamanan yang ditimbulkan oleh perusahaan rintisan kecerdasan buatan (AI) asal China tersebut.

    Melansir dari Reuters, Kamis (6/2/2025) Sekretaris Departemen Dalam Negeri Australia mengeluarkan arahan yang mewajibkan semua badan pemerintah untuk menghentikan penggunaan atau pemasangan produk, aplikasi, dan layanan web DeepSeek.

    Perintah tersebut juga mencakup perintah untuk menghapus semua contoh produk dan layanan DeepSeek yang sudah terpasang di perangkat pemerintah.

    Tampilan muka DeepSeekPerbesar

    Menteri Dalam Negeri, Tony Burke, menjelaskan bahwa DeepSeek menimbulkan risiko yang tidak dapat diterima bagi teknologi yang digunakan oleh pemerintah, dan larangan ini diberlakukan untuk melindungi keamanan nasional serta kepentingan Australia.

    Menurutnya, langkah ini diambil untuk memastikan perlindungan terhadap data dan infrastruktur kritis negara.

    Adapun pelarangan DeepSeek ini bukan terjadi di Australia saja. Sebelumnya Gedung Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS), Pentagon, juga memblokir akses jaringannya ke model kecerdasan buatan DeepSeek setelah data sejumlah karyawan mereka yang tersangkut di peladen atau server China.

    Tidak hanya itu, kekhawatiran terhadap Deepseek juga diperlihatkan oleh negara-negara di Eropa.

    Pemerintah Italia dan Irlandia mengirim surat kepada Deepseek meminta pertanggungjawaban atas pengelolaan data pengguna yang dilakukan platform kecerdasan buatan (AI) asal China tersebut.

    Terakhir, Korea Selatan telah memblokir akses ke layanan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) DeepSeek dari perangkat pemerintah karena masalah keamanan. 

    Kantor Berita Yonhap pada Kamis (6/2/2025) melaporkan Kementerian pertahanan, Kementerian luar negeri, dan Kementerian perdagangan Korea Selatan telah membatasi akses pejabat ke layanan tersebut di komputer pemerintah, berdasarkan informasi dari beberapa sumber yang tidak disebutkan namanya. 

    Kementerian pertahanan mengatakan kepada Bloomberg bahwa mereka telah mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan pada komputer yang digunakan di tempat kerja karena masalah keamanan dan teknis atas layanan AI generatif.

    Berikut daftar negara yang memblokir DeepSeek:

    1. Amerika Serikat
    2. Irlandia
    3. Italia
    4. Australia
    5. Korea Selatan

    RI Kaji 

    Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) masih mengkaji mengenai model kecerdasan buatan (AI) asal China DeepSeek. Regulator belum melihat sebagai ancaman dan menduga larangan sejumlah negara terkait persaingan bisnis. 

    Pelaksana Tugas Kepala Pusat Kebijakan Strategis Kementerian Komunikasi dan Digital Indonesia Oki Suryowahono mengatakan hingga saat ini pemerintah belum melarang DeepSeek sebagaimana yang terjadi di negara-negara Eropa seperti Italia. 

    Komdigi juga tidak melihat sebagai ancaman. Konten-konten yang berada di platform tersebut masih aman. Kendati demikian, Komdigi berjanji akan terus memantau perkembangan DeepSeek. Jika ada aturan baru berupa larangan, Komdigi segera mengambil langkah tegas. 

    “Sampai saat ini tidak menjadi konten yang dilarang, jadi kita masih kaji, masih wait and see ya, sampai kemudian memang diputuskan secara aturan, secara legal, bahwa ini memang melanggar undang-undang atau peraturan yang berlaku di Indonesia. Sampai itu dibutuhkan, itu barulah kami punya kewajiban untuk memblokir, atau mencegah peredaran dari DeepSeek,” kata Oki kepada Bisnis, Selasa (11/2/2025). 

    Oki mengaku pemerintah sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan terhadap DeepSeek. Komdigi belum mengetahui posisi DeepSeek. Sebagai ancaman atau justru korban kampanye negatif kompetitor mereka. 

    “Kami tidak tahu ada masalah apa antara DeepSeek ini dengan pengguna kompetitornya. Yang pasti kami harus hati-hati. Jangan sampai kita juga terlalu gegabah gitu ya, tiba-tiba memblok DeepSeek padahal ada banyak juga orang yang terbantu dengan DeepSeek,” kata Oki. 

  • Tampang Polisi Gadungan Tipu Warga Bogor Ratusan Juta Rupiah, Gunakan Teknologi AI dalam Aksinya – Halaman all

    Tampang Polisi Gadungan Tipu Warga Bogor Ratusan Juta Rupiah, Gunakan Teknologi AI dalam Aksinya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BOGOR – WK (28), seorang polisi gadungan di Bogor, Jawa Barat, ditangkap.

    Dia diduga menipu warga Kota Bogor hingga merugi ratusan juta rupiah.

    WK mengaku sebagai anggota polisi berpangkat Iptu.

    Dia menipu sejumlah warga Budi Agung Tanah Sereal, Kota Bogor, Jawa Barat.

    Dalam aksınya, dia menggunakan teknologi Artificial Intelligence atau AI

    Aparat kepolisian sudah menangkap dan menetapkan sebagai tersangka.

    “Sudah kami tetapkan sebagai tersangka. Kami sudah melakukan gelar perkara. Kami sudah lakukan penahanan,” ujar Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota, AKP Aji Rinaldi Nugroho, pada Jumat (14/2/2025).

    Berdasarkan foto yang diterima Tribunnews.com, WK berpenampilan seperti polisi.

    WK berperawakan kurus dan berambut cepak.

    WK memakai baju coklat khas polisi.

    Dia juga memakai topi polisi.

    Di baju yang dikenakannya itu ada tanda pangkat balok 2 atau Iptu dan tanda pengenal nama yang ditaruh di bagian depan baju.

    Kedua tangan WK diborgol.

    Aparat kepolisian sudah memeriksa berkas-berkas yang dimiliki oleh polisi gadungan ini.

    WK memiliki berkas sebagai anggota Bea Cukai, sampai badan intelijen negara (BIN).

    Selain itu juga, ada berkas WK pernah bertugas keluar negeri.

    Saat ditanya, WK mengaku beberapa dokumen anggota kepolisiannya dibuat menggunakan mesin AI.

     

     

  • Video: RI Mau Jadi Digital Hub ASEAN Tapi Regulasi “Belum” Mendukung!

    Video: RI Mau Jadi Digital Hub ASEAN Tapi Regulasi “Belum” Mendukung!

    Jakarta, CNBC Indonesia- Indonesia berpotensi untuk menjadi pemain utama dalam industri pusat data yang didukung pasokan sumber daya listrik yang besar khususnya di Jawa dan Batam.

    Pertumbuhan Pasar data center di Indonesia juga terus melesat dengan pasar mencapai USD3,7 miliar serta investasi USD634 juta yang setara Rp9,8 triliun dan potensi kapasitas pusat data sebesar 2.733 megawatt pada 2028.

    Ketua Asosiasi Data Center Indonesia (IDPRO), Hendra Suryakusuma menyebutkan pertumbuhan industri data center sepanjang 2019-2024 mencapai 24%, bahkan dalam 2 tahun terakhir investasi terkait Artificial Intelligence (AI) semakin melonjak yang diikuti dengan pertumbuhan power dencity lebih dari 25 kilowatt per rack.

    Potensi pertumbuhan industri data center Indonesia turut didorong oleh bonus demografi yang dikuti peningkatan penetrasi internet dan digitalisasi hingga meningkatnya adopsi komputasi awan dan adopsi kecerdasan buatan atau AI.

    Namun demikian perkembangan industri data center RI menghadapi tantangan terkait regulasi yang menahan investasi sektor ini. Lalu seperti apa prospek dan tantangan pengembangan industri data center RI? Selengkapnya simak dialog Anneke Wijaya dengan Ketua Asosiasi Data Center Indonesia (IDPRO), Hendra Suryakusuma dalam Profit,CNBC Indonesia (Jum’at, 14/02/2025)

  • Awal Mula Terbongkarnya Kedok Polisi Gadungan di Bogor, Bapak Asuh Ikut Ditipu Puluhan Juta – Halaman all

    Modus Polisi Gadungan di Bogor Raup Uang Ratusan Juta: Edit Foto Pakai AI, Beli Seragam via Online – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pria berinisial WK (28) ditangkap polisi setelah menipu sejumlah warga di Budi Agung, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat, dengan kerugian mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah.

    Modusnya, WK mengaku sebagai anggota polisi pangkat Iptu dan anggota Badan Intelijen Negara (BIN) .

    WK dibekuk tim buser Polresta Bogor Kota di kawasan Stasiun Cilebut pada Kamis (13/2/2025) dan langsung digiring ke Mako Polresta Bogor Kota.

    Saat digiring, WK menggunakan pakaian polisi lengkap dengan pangkat balok 2 nya atau Iptu.

    Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota AKP Aji Riznaldi mengatakan WK mengakui bahwa ia menjadi polisi gadungan dengan pangkat Iptu.

    Bukan itu saja, WK juga mengaku sebagai petugas Bea Cukai hingga BIN.

    “Jadi yang bersangkutan ini kadang berpura-pura menyamar sebagai BIN atau polisi,” kata Aji di Mako Polresta Bogor Kota, Kamis malam, dilansir dari TribunnewsBogor.com.

    Pelaku memiliki berkas sebagai anggota Bea Cukai, BIN, bahkan ada berkas WK pernah bertugas ke luar negeri.

    Aji mengungkapkan bahwa pelaku WK sering menipu korban dengan cara meminta sejumlah uang.

    Pelaku beralasan kepada korban bahwa uang itu akan digunakan untuk ongkos kuliah atau melaksanakan tugas. 

    Untuk mendapatkan kepercayaan korban, pelaku WK sampai memakai seragam polisi yang dibeli dari toko online, dan bahkan memalsukan dokumen pribadinya.

    “Agar si korban ini percaya, selain yang bersangkutan ini menggunakan seragam, ada beberapa foto dokumentasi dia mengenakan seragam-seragam, ada pengangkatan sebagai polisi juga,” ungkap Aji.

    Pelaku WK membuat dokumen palsu dengan bantuan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).

    “Dokumennya dia buat sendiri. Lalu, ada juga dia buat menggunakan AI. Lalu untuk seragamnya beli di Shopee,” beber Aji.

    “Ada beberapa foto dokumentasi dia mengenakan seragam, ada pengangkatan sebagai polisi, ada pengangkatan sebagai BIN, ada penugasan dari BIN, ada penugasan dari Bea Cukai juga,” imbuhnya.

    Kini WK telah diamankan dan masih menjalani pemeriksaan lebih lanjut terkait apakah masih ada korban atau modus lain.

    “Selebihnya kita sedang dalami apakah WK ini jumlah yang didapatnya berapa, apakah ada saksi atau korban lain selain dari laporan,” katanya.

    Edit Foto Pakai AI

    Saat ditanya, WK mengaku beberapa dokumen anggota kepolisiannya dibuat menggunakan teknologi AI.

    Dokumen-dokumen lainnya sengaja dibuat dan dicetak sendiri oleh WK.

    “Kalau foto itu saya buat pakai AI dan dokumen yang lainnya mencetak sendiri,” ujar WK kepada polisi.

    WK sendiri adalah warga yang berasal dari Sukabumi, Jabar.

    Saat ini WK sedang menjalani pemeriksaan oleh penyidik Polresta Bogor Kota guna mempertanggungjawabkan perbuatannya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Polisi Gadungan di Bogor Buat Dokumen Palsu Pakai Teknologi AI, Beli Seragam di Toko Online

    (Tribunnews.com/Nina Yuniar) (TribunnewsBogor.com/Rahmat Hidayat)