Produk: Al-Quran

  • Banyak yang Salah Paham! Hadits Tentang Adab Lebih Tinggi dari Ilmu dan Penjelasan Lengkapnya

    Banyak yang Salah Paham! Hadits Tentang Adab Lebih Tinggi dari Ilmu dan Penjelasan Lengkapnya

    YOGYAKARTA – Pernahkah Anda mendengar hadits tentang adab lebih tinggi dari ilmu yang sering dikutip di media sosial dan ceramah?

    Ucapan ini begitu populer hingga banyak orang meyakininya tanpa mempertanyakan keasliannya. Padahal, pemahaman yang keliru tentang hadits ini bisa berdampak pada cara kita memandang ilmu dan adab dalam Islam.

    Fenomena penyebaran hadits tanpa verifikasi memang menjadi tantangan besar di era digital. Banyak umat Islam yang terjebak dalam kesalahpahaman karena menerima informasi begitu saja tanpa melakukan penelusuran lebih lanjut.

    Artikel ini akan mengupas tuntas kebenaran hadits tersebut, mulai dari status keshahihan hingga pandangan para ulama tentang hubungan antara adab dan ilmu.

    Hadits Tentang Adab Lebih Tinggi dari Ilmu

    Dilansir dari laman muslim.or.id, hadits “adab lebih tinggi dari ilmu” tidak memiliki sanad yang shahih, namun bukan berarti konsep pentingnya adab tidak memiliki landasan dalam Islam.

    Justru, Al-Quran dan hadits shahih banyak menjelaskan urgensi keduanya. Allah SWT berfirman dalam QS. Luqman ayat 13-19 yang mengajarkan tentang adab kepada orang tua, kesantunan dalam berjalan, dan kelembutan dalam berbicara.

    Selain itu, Nabi Muhammad SAW juga bersabda dalam hadits shahih, “Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia” (HR. Ahmad). Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Rasulullah mengajarkan doa: “Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari akhlak, amal dan hawa nafsu yang mungkar” (HR. Tirmidzi no. 3591, shahih).

    Baca juga artikel yang membahas Makna Mendalam “Khususon Ila Ruhi”: Doa untuk Dia yang Telah Tiada

    Dua hadits di atas menunjukkan betapa pentingnya memiliki adab dan akhlak mulia dalam kehidupan seorang muslim.

    Sementara itu, keutamaan menuntut ilmu juga sangat dijunjung tinggi. Rasulullah bersabda, “Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim” (HR. Ibnu Majah). Kedua aspek ini—adab dan ilmu—sama-sama fundamental dalam Islam.

    Adab dan Ilmu: Mana yang Lebih Penting?

    Para ulama salaf memiliki pandangan bijak tentang hubungan adab dan ilmu.Pertama ada  Imam Malik yang pernah berkata kepada seorang pemuda Quraisy, “Pelajarilah adab sebelum mempelajari suatu ilmu.” Bukan berarti ilmu tidak penting, tetapi adab menjadi fondasi yang memudahkan seseorang dalam memahami dan mengamalkan ilmu.

    Kemudian Yusuf bin Al Husain menjelaskan, “Dengan mempelajari adab, maka engkau jadi mudah memahami ilmu.” Pernyataan ini diperkuat oleh Ibnul Mubarok yang mengaku mempelajari adab selama 30 tahun, sedangkan ilmu selama 20 tahun.

    Sementara itu, Abdullah bin Wahab, murid Imam Malik, bahkan berkata, “Yang kami nukil dari Imam Malik lebih banyak dalam hal adab dibanding ilmunya.” Ini menunjukkan bahwa ulama besar tidak hanya mengajarkan teori, tetapi juga keteladanan dalam beradab.

    Realitanya, adab tanpa ilmu membuat seseorang buta arah dalam beribadah. Sebaliknya, ilmu tanpa adab justru berbahaya karena bisa melahirkan kesombongan dan perilaku buruk.

    Menariknya, Imam Abu Hanifah bahkan lebih suka mempelajari kisah-kisah para ulama dibanding menguasai bab fiqih, karena dari situ beliau belajar adab dan akhlak mereka.

    Pelajaran penting dari pembahasan ini adalah pentingnya memverifikasi setiap hadits sebelum menyebarkannya. Jangan sampai kita termasuk orang yang berbicara atas nama agama tanpa ilmu yang benar.

    Namun yang terpenting adalah jangan pertentangkan antara adab dan ilmu. Keduanya saling melengkapi dan sama-sama dibutuhkan. Sebagaimana doa Nabi SAW, “Ya Allah, tunjukilah padaku akhlak yang baik” (HR. Muslim no. 771).

    Mulai sekarang, mari kita tekuni ilmu dengan sungguh-sungguh, sambil terus memperbaiki adab dan akhlak kita dalam kehidupan sehari-hari!

    Selain pembahasan mengenai hadits tentang adab lebih tinggi dari ilmu, ikuti artikel-artikel menarik lainnya di  VOI, untuk mendapatkan kabar terupdate jangan lupa follow dan pantau terus semua akun sosial media kami! 

  • Ponorogo Gelar 9 Rangkaian Acara Meriah Sambut Hari Santri Nasional 2025

    Ponorogo Gelar 9 Rangkaian Acara Meriah Sambut Hari Santri Nasional 2025

    Ponorogo (beritajatim.com) – Kabupaten Ponorogo bersiap menyemarakkan peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2025 dengan sembilan rangkaian acara yang digelar selama Oktober hingga November. Kegiatan perdana dimulai pada Senin (20/10/2025) melalui Khotmil Quran yang berlangsung di Pendopo Agung Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo serta serentak di 21 kecamatan se-Bumi Reog.

    Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko mengatakan, kegiatan tersebut melibatkan ratusan hafidz dari berbagai pesantren. Ia berharap momentum ini mampu menanamkan nilai-nilai Al-Quran di tengah kehidupan masyarakat.

    “Kami libatkan ratusan hafidz dalam acara Khotmil Quran ini. Biar nilai-nilai Quran bisa masuk ke relung hati yang paling dalam,” ujar Kang Giri, sapaan akrab Bupati Sugiri Sancoko.

    Pada hari berikutnya, Selasa (21/10/2025), akan digelar Sosialisasi Program Pesantren Sehat dan penyerahan bantuan alat kesehatan dari Dinas Kesehatan Ponorogo untuk sejumlah pesantren. Malam harinya, Pendopo Agung Pemkab Ponorogo menjadi tuan rumah Sarasehan Gerakan Nasional Pesantren Menuju ICH UNESCO, yang terlaksana atas kerja sama dengan Gerakan Nasional (Gernas) Ayo Mondok Pusat.

    “Jadi nanti ada sarasehan tingkat nasional, bekerjasama dengan Gernas Ayo Mondok Pusat di Pendopo,” kata Kang Giri.

    Masih di hari yang sama, Charly Vanhoutten, mantan vokalis ST12, bersama band-nya akan tampil sebagai guest star dalam acara Launching Gamedia Network Media Center Gerakan Nasional Ayo Mondok di Alun-alun Ponorogo.

    Puncak peringatan Hari Santri jatuh pada Rabu (22/10/2025), ditandai dengan apel santri serentak di Alun-alun Ponorogo.

    “Pagi nanti santri serentak apel hari santri di Alun-alun Ponorogo,” kata Kang Giri.

    Rangkaian Acara Peringatan Hari Santri 2025 di Ponorogo :

    1. Khotmu-l-Qur’an
    Hari/Tanggal : Senin, 20 Oktober 2025
    Waktu : Pukul. 05.30-17.30 WIB
    Tempat : Pendopo Kabupaten Ponorogo dan Seluruh Kecamatan se-Kabupaten Ponorogo

    2. Sosialisasi Program Pesantren Sehat dan Pemberian Bantuan Alat-alat Kesehatan untuk Pesantren dari Dinkes Kab. Ponorogo
    Hari/Tanggal : Selasa, 21 Oktober 2025
    Waktu : Pukul 07.30-11.30 WIB
    Tempat : Pendopo Kabupaten Ponorogo

    3. Sarasehan Gerakan Nasional Pesantren Menuju ICH UNESCO Kerjasama Dengan Gernas Ayo Mondok Pusat
    Hari/Tanggal : Selasa, 21 Oktober 2025
    Waktu : Pukul 18.30-20.30 WIB
    Tempat : Pendopo Kabupaten Ponorogo

    4. Launching GAMEDIA NETTWORK Media Center Gerakan Nasional Ayo Mondok
    Guest Star : Charly Vanhoutten & Band
    Hari/Tanggal : Selasa, 21 Oktober 2025
    Waktu : Pukul 20.30-23.00 WIB
    Tempat : Aloon-Aloon Kabupaten Ponorogo

    5. Apel Hari Santri Tahun 2025
    Hari/Tanggal : Rabu, 22 Oktober 2025
    Waktu : Pukul. 06.30-09.30 WIB
    Tempat : Aloon-Aloon Kabupaten Ponorogo

    6. Muhalaqah (Muhasabah & Halaqah)
    Hari/Tanggal : Rabu, 22 Oktober 2025
    Waktu : Pukul. 10.00-14.00 WIB
    Tempat : PP. Darul Huda Mayak

    7. SANTRIvaganza Night
    Guest Star : Sabrang MDP dan KiaiKanjeng
    Hari/Tanggal : Rabu, 22 Oktober 2025
    Waktu : Pukul 19.30 WIB – selesai
    Tempat : Aloon-Aloon Kabupaten Ponorogo

    8. Santri Run 2025
    Hari/Tanggal : Ahad, 9 November 2025
    Waktu : Pukul. 06.00-09.00 WIB
    Tempat : Start : Masjid Agung Ponorogo, Finish: Aloon-Aloon Ponorogo

    9. Mafia Sholawat KH Muhammad Ali Shodiqin dan KH Anwar Zahid
    Hari/Tanggal : Rabu, 19 November 2025
    Waktu : Pukul 19.30-24.00 WIB
    Tempat : Aloon-Aloon Ponorogo

    [end/beq]

  • STQH ke-28 di Kendari Jadi Ajang Pemprov Jawa Tengah Tingkatkan Kualitas SDM Qur’ani – Page 3

    STQH ke-28 di Kendari Jadi Ajang Pemprov Jawa Tengah Tingkatkan Kualitas SDM Qur’ani – Page 3

    Liputan6.com, Kendari Gemuruh lantunan ayat suci mengalun di langit Kendari, Sulawesi Tenggara. Di tengah semarak Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadis (STQH) Nasional ke-28 tahun 2025, Jawa Tengah hadir bukan sekadar sebagai peserta, tetapi untuk menunjukkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang berpegang teguh pada nilai-nilai Al-qur’an (Qur’ani).

    “Bagi Jawa Tengah, gelaran ini adalah ajang untuk peningkatan sumber daya manusia,” kata dia Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Jawa Tengah, Iwanuddin Iskandar saat menghadiri Pembukaan STQH ke – 28 di Alun-alun Tugu MTQ, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Sabtu, 11 Oktober 2025 malam.

    Gelaran STQH sekaligus menjadi ajang untuk menempa dan mengasah SDM kaitannya dengan pengetahuan Al-quran dan Hadits.

    Iwanuddin menegaskan, bahwa setiap peserta membawa kebanggaan besar bagi daerah. Maka, dia memberikan semangat kepada 21 kafilah yang bertanding untuk membawa hasil terbaik.

    “Berbanggalah atas amanah ini, untuk diri kalian, orang tua kalian, dan Jawa Tengah tercinta. Bawalah semangat itu untuk Indonesia, bahkan dunia internasional,” kata Iwanuddin.

    Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin saat memberangkatkan kafilah STQH menuturkan, dalam ajang STQH, tidak hanya kemampuan membaca dan menghafal Al-Qur’an yang diuji, tetapi juga hafalan 100 dan 500 hadist.

    Hubungan Al-Qur’an dan hadist, jelasnya, tidak terpisahkan. Al-Qur’an menjadi sumber utama ajaran Islam, sementara hadist merupakan penjelas, perinci, dan pelengkap Al-Qur’an.

  • ASN di Bengkulu Injak Al Quran, PBNU Buka Suara

    ASN di Bengkulu Injak Al Quran, PBNU Buka Suara

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sebuah video menunjukkan seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu, melakukan aksi menginjak kitab suci Al-Qur’an. Hal ini viral di media sosial dan langsung memicu kecaman dari banyak pihak.

    Video itu memperlihatkan sosok perempuan diduga ASN menginjak Al Quran sambil melontarkan pernyataan emosial. Pelaku mengaku bosan dituduh berselingkuh, dan melakukan tindakan injak kitab suci.

    Ketua PBNU Ahmad Fahrur Rozi atau Gus Fahrur meminta agar masyarakat tidak reaktif menyikapi video itu. “Masyarakat harus paham dan mengerti dahulu duduk masalahnya agar tidak mudah menghakimi orang lain,” kata Gus Fahrur, mengutip detikcom, Minggu (12/10/2025).

    Menurutnya Al-Quran merupakan kitab suci yang dimuliakan umat islam. Dia juga mengingatkan haram hukumnya seorang muslim menginjak Al-Quran. “Jika dilakukan dengan sengaja maka termasuk dalam kategori pelecehan terhadap simbol kitab suci agama islam,” terangnya.

    Menurut Gus Fahrur, jika tindakan pelaku dilakukan tanpa sengaja, maka publik tidak perlu merespons secara keras. Pelaku, kata Gus Fahrur, harus terbuka menjelaskan alasan melakukan perbuatannya tersebut.

    “Jika dilakukan dengan khilaf dan tidak sengaja, cukup minta maaf dan berjanji tidak mengulangi lagi. Bersumpah demi Allah itu sudah cukup untuk menguatkan sebuah keyakinan dalam perselisihan dan tidak perlu menginjak kitab suci lagi,” tutur Gus Fahrur.

    Sudah Meminta Maaf

    ASN berinisial VA itu juga sudah meminta maaf usai videonya menginjak Al-Quran viral di media sosial. Dia mengaku salah dan khilaf atas aksi itu.

    Saya mengakui telah menginjak Al-Qur’an dalam melakukan sumpah, saat itu saya lagi sakit dan dalam kondisi tertekan dengan persoalan pribadi saya. Atas kekeliruan ini saya mohon maaf,” ucap VA dalam keterangan video yang diterima detikSumbagsel.

    VA mengatakan sumpah yang dilakukannya lantaran ada persoalan pribadi. Dia megaku ingin membuktikan dirinya tak bersalah, dengan cara menginjak Al-Quran. “Sekali lagi saya mohon maaf atas kesalahan ini,” ujar VA.

    Dalam video viral berdurasi 54 detik itu, VA mengaku bosan karena dituduh selingkuh hingga melakukan aksi injak kitab suci.

    “Hoi aku bosan dituduh-tuduh terus, aku capek, aku injak Al-Quran ini sebagai bukti aku dak selingkuh dan kalau aku bersalah aku keno laknat,” katanya dalam video itu.

    (pgr/pgr)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Kisah Haru di Balik Tragedi Ponpes Al-Khoziny: Ketika Rafi Tak Lagi Bangun dari Sujudnya

    Kisah Haru di Balik Tragedi Ponpes Al-Khoziny: Ketika Rafi Tak Lagi Bangun dari Sujudnya

    Bisnis.com, SURABAYA ‐ Sekeping kisah haru tersisa dari memori bencana peristiwa ambruknya bangunan musala yang terletak di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur. 

    Di balik puing-puing bangunan tiga lantai yang robohh itu, petugas SAR gabungan dari unsur rescue Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Surabaya mengevakuasi tubuh seorang remaja pria yang ditemukan dalam posisi bersujud. Tubuh yang kaku itu tengah memeluk seraya melindungi temannya, Syehlendra Haical (13), yang kini bertahan hidup, Rabu (1/10/2025) sore.

    Insan tersebut diketahui bernama Rafi Catur Okta Mulya Pamungkas. Rafi, sapaan akrabnya, masih berusia 17 tahun dan kini telah meninggalkan dunia untuk selamanya. Rafi tutup usia setelah mencoba bertahan selama kurang lebih sehari sesudah kejadian nahas yang terjadi pada Senin (29/9/2025) saat ratusan santri Ponpes Al-Khoziny menunaikan ibadah salat Ashar sore itu.

    Sang kakak, Novita Tri Endah (26) tak kuasa menahan air matanya saat mengingat kembali potongan-potongan kejadian mendadak yang tidak pernah disangkanya akan dialami dirinya beserta keluarganya itu. 

    “[Rafi] Sudah meninggal, keadaan sujud di hari ketiga. Dini hari meninggal sambil meluk temannya yang selamat itu, Haical,” ungkap Novita saat ditemui di rumah duka, Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (7/10/2025).

    Novita menceritakan bahwa Rafi baru menginjakkan kaki di pondok pesantren selama kurang lebih dua bulan lamanya. Ia berkata bahwa adiknya tersebut memiliki tekad yang kuat untuk menimba ilmu agama usai lulus dari bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).

    Perempuan itu juga mengatakan bahwa Rafi memiliki cita-cita untuk menjadi seorang ustaz saat ia dewasa kelak. Keinginan untuk melanjutkan pendidikan ke pondok pesantren itu disebutnya datang secara pribadi dari sosok Rafi.

    Novita pun menyebut bahwa keinginan Rafi untuk bisa “mondok” awalnya sempat ditentang oleh pihak keluarga, termasuk dirinya sendiri. Namun, pada akhirnya, keluarga pun menuruti permintaan Rafi setelah melihat dan memahami niat sucinya tersebut, hingga akhirnya ia resmi memulai pembelajaran pendidikan agama di Ponpes Al-Khoziny sejak Juli 2025 lalu.

    “Dia yang minta sendiri kan. Malah aku yang enggak bolehin mondok sebetulnya. Dia bilang ‘aku pingin mondok ae’. ‘Aku pingin nekunin agama, pengen bisa baca Al-Quran. Aku pingin jadi ustad. Aku ingin ngajarin ponakan-ponakan’,” ucap Novita sambil menirukan perkataan almarhum adiknya itu.

    Sempat Minta Foto Keluarga 

    Novita menjelaskan Rafi merupakan anak bungsu dari empat bersaudara dan merupakan satu-satunya anak laki-laki yang hadir di keluarga mereka. Sejak masa kanak-kanak, ia mengakui bahwa Rafi adalah sosok yang penurut, tidak pernah membantah orang tua dan saudaranya, dan sabar menanti keinginannya. 

    “Jadi dia dari kecil nggak membangkang gitu. Nurut sama aku sama bapak, nurut di rumah. Kalau aku enggak boleh ini, ya dia nggak berangkat. Nggak neko-neko, nggak banyak nuntut,” ucapnya.

    Hari-hari menjelang peristiwa nahas tersebut, Novita mengatakan bahwa Rafi sempat pulang ke rumah saat momen perayaan Maulid Nabi bulan lalu. Rafi sempat tinggal dan menetap selama sepuluh hari lamanya di kediaman mereka. 

    Saat pulang ke rumah, banyak permintaan sederhana yang diutarakan oleh almarhum. Di antaranya meminta untuk dibelikan makanan pisang coklat, pelindung (casing) handphone, minyak wangi, baju koko, hingga foto bersama keluarga. Novita pun sempat merasa bingung dengan gelagat adiknya tersebut yang tidak seperti biasanya.

    “Aku yang ngerasa kayak ada yang aneh, minta itu, aneh-aneh gitu. Berturut-turut minta sesuatu. Biasanya itu enggak pernah. Dia minta foto sama aku, ‘Ayo mbak foto, ngko sampeyan lek [nanti kalau kamu] kangen, iku [itu] lihat aku’. Itu juga dia foto terakhir pakai sarung merah yang ditemukan itu,” ucap Novita. 

    Novita juga menyebut saat kembali ke pondok pesantren, Rafi sempat berkomunikasi via telepon dengan ayahnya. Saat itu, ayahnya menanyakan mengenai sisa uang saku yang masih dipegang Rafi untuk menunjang kehidupannya di pondok pesantren. 

    “Sama bapak telepon dua kali. Ditanya bapak ‘Uangnya udah habis ta?’ Jawabannya ‘Ada cukup sampai aku mulih maneh [pulang lagi]. Pulangnya itu masih lama kok cukup’. Ternyata pulang ke Rahmatullah,” tutur Novita. 

    Sosok Rafi Catur Okta Mulya Pamungkas (tengah), korban jiwa dari peristiwa naas ambruknya bangunan Ponpes Al-Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur./ Bisnis-Julianus Palermo

    Sujud Terakhir Rafi

    Berdasarkan penuturan santri yang selamat, saat itu mereka tengah menunaikan salat ashar berjamaah. Saat tragedi tersebut terjadi, Rafi disebut berada dalam urutan saf ketiga dalam susunan jemaah yang tengah menunaikan ibadah salat tersebut. 

    Perlu diketahui, jemaah yang berada di urutan saf ketiga hingga saf kelima disebut paling parah terdampak reruntuhan bangunan musala yang ambruk itu.

    “Awalnya shock, nggak terima. Kenapa harus adikku? Masih sempat-sempatnya loh dia nyelametin orang dalam waktu keruntuhan gitu. Dia katanya khusyuk banget kan itu [saat bangunan] runtuh itu rakaat ketiga pas waktu sujud itu runtuhnya,” ucap Novita lirih.

    Novita pun menyebut, berdasarkan penuturan petugas SAR, adiknya saat itu tertimpa reruntuhan beton bangunan di bagian punggungnya. Dirinya menceritakan pengakuan dari Haical bahwa saat itu Rafi dan Haical masih sempat untuk menunaikan ibadah salat Magrib dan Isya di balik reruntuhan itu. 

    Namun, saat Haical kembali mengajaknya untuk menunaikan ibadah salat Subuh, Rafi sudah tidak memberi respons atas ajakan itu. Tim medis menyatakan tidak menemukan tanda-tanda kehidupan dari remaja malang tersebut.

    “Adikku masih bisa diajak salat magrib, tapi ya dalam keadaan sujud terus gitu kan pas kena reruntuhan. Terus pas diajak salat Isya juga masih salat, masih mau. Itu masih terus. Sampai subuh itu dibangunin lagi udah nggak ada suara. Kalau kata dokter, malam itu udah enggak ada adik saya,” ujarnya sambil terbata-bata. 

    Sebuah kebetulan, jasad Rafi ditemukan oleh petugas SAR dalam posisi bersujud serta mengenakan sarung berwarna merah yang dikenali kakaknya itu. Novita mengakui bahwa sarung tersebut sempat dikenakan adiknya saat salat terakhir di rumah sebelum bergegas kembali ke pondok pesantren. 

    “Sarungnya ya sarung merah itu karena aku tahu kalau itu jasadnya karena dari sarungnya. Sarungnya itu sering tak cuci, sering tak lipetin. Jadi aku tahu hafal gitu,” sebutnya.

    Walaupun masih diselimuti rasa duka yang mendalam, Novita menyatakan dirinya beserta keluarga besar telah ikhlas melepas kepergian Rafi untuk selama-lamanya. Ia dan keluarga yang ditinggalkan pun hanya bisa berharap kejadian serupa tidak terulang kembali di masa depan.

    “Mungkin kembali lagi ini takdir adikku seperti ini, kita menuntut pun percuma juga. Menuntut pun apa yang didapat gitu. Kan kasihan adikku takutnya enggak tenang atau apa. Jadi aku ikhlas sama keluarga, cuma mendoakan aja. Mungkin jangan sampai terjadi seperti itu lagi. Bangunannya enggak asal-asalan atau seperti apa,” pungkasnya.

  • Doa Bersama Hingga Tahlil Jadi Cara Arema FC Peringati 3 Tahun Tragedi Kanjuruhan

    Doa Bersama Hingga Tahlil Jadi Cara Arema FC Peringati 3 Tahun Tragedi Kanjuruhan

    Malang (beritajatim.com) – Manajemen Arema FC menggelar peringatan 3 tahun Tragedi Kanjuruhan di Kantor Arema FC. Peringatan tragedi paling memilukan dalam sejarah sepak bola dunia ini digelar selama 2 hari sejak Selasa, (30/9/2025) hingga Rabu, (1/10/2025) besok.

    General Manager Arema FC, Yusrinal Fitriandi mengatakan, doa bersama dan khataman Al-Quran dimulai pukul 13.00 WIB pada Selasa. Kemudian, Yasinan dan Tahlil bersama warga sekitar kantor Arema FC pada pukul 15.30 WIB Rabu besok.

    “Seluruh agenda ini akan diikuti pula oleh jajaran karyawan Arema FC serta para pelatih dan staf dari Arema FC Football Academy sebagai bentuk penghormatan dan pengingat bagi generasi penerus,” ujar Yusrinal.

    Arema FC menggelar rangkaian doa bersama untuk memperingati tiga tahun Tragedi Kanjuruhan. Menurut Yusrinal peringatan ini menjadi momen refleksi dan penguatan komitmen untuk terus membersamai keluarga korban serta melakukan pembenahan menyeluruh.

    Yusrinal mengatakan bahwa duka akibat tragedi pada 1 Oktober 2022 tersebut adalah duka abadi yang akan selalu dikenang. Apalagi sebanyak 135 orang meninggal dunia akibat panik dan berdesakan usai tembakan gas air mata di arahkan ke tribun suporter.

    “Di hadapan keluarga korban dan seluruh elemen masyarakat, izinkan saya, mewakili Arema FC, untuk sekali lagi menyampaikan bahwa duka ini adalah duka abadi kita bersama,” ujar Yusrinal. (luc/ian)

  • Pertamina Sediakan Layanan SPBU Signature, Ini Kelebihannya

    Pertamina Sediakan Layanan SPBU Signature, Ini Kelebihannya

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT Pertamina (Persero) melalui Pertamina Patra Niaga meningkatkan pelayanan konsumen dengan menghadirkan pengalaman baru yang lebih nyaman di SPBU Pertamina Signature 31.122.04 Pondok Indah.

    SPBU Pertamina Signature menawarkan berbagai layanan tambahan, sehingga konsumen yang melakukan pengisian BBM minimal Rp350 ribu, misalnya, akan mendapatkan layanan semir ban gratis. Selain itu, petugas juga menyediakan box sampah bagi konsumen yang ingin membuang sampah kecil seperti tisu atau kertas.

    Berlokasi di Jl. Sultan Iskandar Muda, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, SPBU ini dilengkapi fasilitas umum yang lengkap, mulai dari musala bersih dengan perlengkapan salat (mukena, sarung, dan Al-Quran), area wudhu, hingga toilet yang bersih.

    Untuk kebutuhan istirahat, tersedia Bright Store dengan beragam pilihan snack, minuman, bakery, popcorn, ramen instan yang bisa langsung dimasak, serta produk pelumas Pertamina. Pecinta kopi juga dimanjakan dengan kehadiran coffee shop, sementara Bright Olimart siap melayani kebutuhan perawatan kendaraan seperti tambal ban dan nitrogen. Konsumen juga bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga dengan adanya outlet LPG di SPBU ini.

    Suasana modern terasa sejak pintu masuk, berkat desain kanopi membran yang tetap terang di malam hari. Area parkir luas menambah kenyamanan, sementara petugas SPBU tampil rapi dengan seragam polo putih bercorak merah khas Pertamina yang menghadirkan kesan bersih dan energik.

    Pj. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun, menjelaskan, SPBU Signature Pondok Indah menjadi bentuk nyata peningkatan layanan Pertamina kepada masyarakat.

    “SPBU Pertamina Signature kami hadirkan untuk memberikan pengalaman lebih bagi para konsumen. Kami ingin setiap konsumen merasa nyaman dan dilayani dengan ramah. Harapannya, siapa pun yang singgah bisa merasakan pengalaman berbeda dan membuat mereka betah hingga ingin kembali lagi,” ujar Roberth.

    Selain fasilitas, Pertamina Patra Niaga juga rutin memberikan promo menarik melalui aplikasi MyPertamina. Promo tersebut di antaranya:

    • I Like Monday – potongan Rp300/liter untuk Pertamax dan Pertamax Turbo setiap Senin.

    • Thank God It’s Fuel Day – potongan Rp300/liter untuk Pertamax dan Pertamax Turbo setiap Jumat.

    • Bonus Akhir Pekan double point MyPertamina tiap Sabtu dan bonus E-Voucher MyPertamina Rp10.000 tiap Minggu.

    “Pertamina Patra Niaga berkomitmen meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, mulai dari penyediaan SPBU yang lebih nyaman dengan fasilitas umum yang bersih dan gratis. Harapannya, SPBU Pertamina tidak hanya menjadi tempat mengisi BBM, tetapi juga “one stop solution” bagi masyarakat untuk mengisi energi sebelum beraktivitas,” tutup Roberth.

    (pgr/pgr)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Pertamina Hadirkan SPBU Signature, Ini Fasilitasnya

    Pertamina Hadirkan SPBU Signature, Ini Fasilitasnya

    Jakarta

    Pertamina Patra Niaga menghadirkan pengalaman baru di SPBU Pertamina Signature 31.122.04 Pondok Indah. Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari Pertamina meningkatkan pelayanan konsumen.

    Pj. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun mengatakan SPBU Pertamina Signature menawarkan berbagai layanan tambahan yang bisa dinikmati oleh konsumen. Misalnya pelanggan dapat melakukan pengisian BBM minimal Rp 350 ribu tersebut akan mendapatkan layanan semir ban gratis.

    Roberth mengatakan SPBU ini juga dilengkapi fasilitas umum yang lengkap, mulai dari musala bersih dengan perlengkapan salat (mukena, sarung, dan Al-Quran), area wudhu, hingga toilet yang bersih.

    Untuk kebutuhan istirahat, tersedia Bright Store dengan beragam pilihan snack, minuman, bakery, popcorn, ramen instan yang bisa langsung dimasak, serta produk pelumas Pertamina. Konsumen juga bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga dengan adanya outlet LPG di SPBU ini.

    “SPBU Pertamina Signature kami hadirkan untuk memberikan pengalaman lebih bagi para konsumen. Kami ingin setiap konsumen merasa nyaman dan dilayani dengan ramah. Harapannya, siapa pun yang singgah bisa merasakan pengalaman berbeda dan membuat mereka betah hingga ingin kembali lagi,” ujar Roberth dalam keterangan tertulis, Sabtu (27/9/2025).

    Roberth menambahkan, Pertamina juga memberikan promo menarik melalui aplikasi MyPertamina. Promo tersebut di antaranya potongan Rp 300/liter untuk Pertamax dan Pertamax Turbo setiap Senin, potongan Rp 300/liter untuk Pertamax dan Pertamax Turbo setiap Jumat, dan Bonus Akhir Pekan double point MyPertamina tiap Sabtu dan bonus E-Voucher MyPertamina Rp 10.000 tiap Minggu.

    “Pertamina Patra Niaga berkomitmen meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, mulai dari penyediaan SPBU yang lebih nyaman dengan fasilitas umum yang bersih dan gratis. Harapannya, SPBU Pertamina tidak hanya menjadi tempat mengisi BBM, tetapi juga “one stop solution” bagi masyarakat untuk mengisi energi sebelum beraktivitas,” tutup Roberth.

    (hns/hns)

  • Budayawan sebut Pancasila vaksin tangkal propaganda formalisasi agama

    Budayawan sebut Pancasila vaksin tangkal propaganda formalisasi agama

    “Pribumisasi Islam dapat menjadi vaksin kultural yang meningkatkan imunitas ideologis masyarakat,”

    Jakarta (ANTARA) – Kepala Makara Art Center Universitas Indonesia (MAC UI) Ngatawi Al-Zastrouw menegaskan Pancasila merupakan benteng ideologis yang efektif menangkal propaganda kelompok yang mendorong formalisasi syariat agama di ruang publik.

    Menurut Zastrouw, Islam di Indonesia telah lama hadir bukan sebagai hukum formal yang kaku, melainkan sebagai etika publik yang kokoh.

    “Pribumisasi Islam dapat menjadi vaksin kultural yang meningkatkan imunitas ideologis masyarakat,” ujarnya di berdasarkan keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.

    Ia menjelaskan praktik keagamaan dan budaya Nusantara sejak era para wali telah selaras dengan maqasid syariah, yaitu tujuan utama syariat untuk kemaslahatan umat. Karena itu, klaim perlunya formalisasi syariat dinilai olehnya keliru dan justru berpotensi merusak harmoni sosial.

    Zastrouw menilai konsep “pribumisasi Islam” mampu menolak paham yang mendorong sikap intoleran, eksklusif, dan radikal. Dengan pendekatan kultural, Islam tumbuh inklusif tanpa memaksakan tafsir tunggal yang sempit dan tekstual.

    Ia menegaskan propaganda yang menyebut Pancasila sebagai ideologi sekuler bertentangan dengan fakta.

    “Sila Ketuhanan mencerminkan Pancasila tidak sekuler, karena sekularisme menolak agama di ruang publik,” katanya.

    Menurutnya, tafsir agama terhadap Pancasila juga ada, di mana ayat Al-Quran dapat diturunkan sebagai dasar dari tiap sila. Dia menjelaskan bahwa sejarah juga menunjukkan Pancasila merupakan hasil ijtihad ulama, kiai, dan tokoh agama sehingga tidak mungkin dianggap sekuler.

    Zastrouw menyebut Pancasila sebagai kalimatun sawa atau titik temu etis bagi realisasi nilai Islam di ruang publik Indonesia. Ia menekankan peran tokoh agama dan budaya penting dalam membimbing generasi muda yang kerap menjadi target propaganda ekstrem.

    Ia menawarkan dua pendekatan, yakni above the line dengan membuat narasi sederhana yang membedakan ajaran pokok agama dari praktik kultural, serta below the line melalui dialog langsung dan keteladanan di masyarakat.

    Selain peran tokoh agama, ia menegaskan negara wajib membuat kebijakan yang mendorong sikap inklusif, moderat, dan toleran, serta menindak tegas pelaku intoleransi. Adapun masyarakat sipil berperan melakukan kontrol moral, membangun kebiasaan hidup toleran, dan membentuk jejaring melawan radikalisme.

    “Tanpa peran negara dan masyarakat sipil, ruang publik mudah disusupi ideologi intoleran. Pancasila adalah vaksin kultural untuk memperkuat imunitas bangsa,” tegas Zastrouw.

    Pewarta: Aria Ananda
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pramono Resmikan Universitas PTIQ di Tanjung Priok jadi Kampus Peradaban Qur’ani Internasional – Page 3

    Pramono Resmikan Universitas PTIQ di Tanjung Priok jadi Kampus Peradaban Qur’ani Internasional – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo meresmikan Universitas Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran (PTIQ) sebagai Kampus Peradaban Qur’ani Internasional di Kawasan Rorotan, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa.

    Dalam sambutannya, dia menekankan pentingnya dukungan penuh dari pemerintah daerah agar pembangunan kampus berjalan lancar. Dia juga mengingatkan jajaran wilayah agar tidak menghambat proses pembangunan universitas yang akan berdiri di Jakarta Utara itu.

    “Jadi, saya minta Pak Wali, tolong ini dikawal perizinannya supaya pembangunannya bisa cepat, karena saya ingin suatu hari di era saya, universitas ini sudah jadi, saya bisa berinteraksi dengan mahasiswa yang ada di tempat ini,” kata Pramono di Kawasan Rorotan, Jakarta Utara, Selasa (23/9/2025).

    Dia mengatakan pihaknya siap mengawal agar proses administrasi dan legalitas Universitas PTIQ berjalan lancar. Lebih lanjut, Pramono pun menginginkan agar kehadiran kampus itu bermanfaat luas bagi masyarakat Jakarta, terlebih mengingat kawasan Tanjung Priok merupakan salah satu wilayah yang perlu mendapat perhatian dari pemerintah.

    Menurut dia, universitas tersebut juga menjadi bukti nyata kolaborasi yang baik antara pemerintah dengan swasta, dalam hal ini keluarga Ibnu Sutowo yang merupakan pendiri universitas itu.

    “Mudah-mudahan akan menjadi legacy (warisan) yang bermanfaat bagi masyarakat banyak di Jakarta,” ujar Pramono.

     

    Erni Juhanah, seorang wanita penyandang netra tak patah semangat mengajar mengaji beberapa santrinya yang juga disabilitas netra.