Produk: Al-Quran

  • Masjid 600 Tahun di India Dirobohkan, Yatim Piatu Kehilangan ‘Rumah’

    Masjid 600 Tahun di India Dirobohkan, Yatim Piatu Kehilangan ‘Rumah’

    Jakarta

    Fawad bilang dia suka warna hijau. Bocah berusia 12 tahun itu suka sekali memandang rerumputan, daun-daun, dan pepohonan di sekitar masjid tempat dia tadinya tinggal dan bersekolah di ibukota India, Delhi.

    Fawad pindah ke sana setelah kedua orang tuanya meninggal dunia dua tahun silam.

    Masjid Akhoondji menjadi “rumah baru” bagi Fawad. Bangunan rumah ibadah berusia 600 tahun ini menyatu dengan madrasah. Semuanya serba hijau warna favorit Fawad termasuk balok penyangga, balok penghubung, dan beberapa lengkungan dicat dengan warna yang sama.

    Fawad sebelumnya tinggal di luar Delhi. Warna hijau Masjid Akhoondji membuat hatinya tentram karena tiba-tiba harus pindah ke tempat baru. Tetapi kini warna hijau justru membuatnya merasa pedih.

    Otoritas Pembangunan Delhi (DDA) badan perencanaan pembangunan perkotaan yang dikelola pemerintah pusat membuldoser masjid tersebut atas tuduhan pembangunan ilegal.

    Madrasah yang menjadi tempat tinggal Fawad dan 25 siswa lainnya sebagian besar yatim piatu juga pemakaman di dekatnya dan sebuah makam wali Sufi yang terletak di dalam kompleks masjid juga diratakan dengan tanah.

    Terletak di dalam Sanjay Van, hutan seluas 784 hektar yang terbentang di Mehrauli satu dari tujuh kota abad pertengahan Delhi kawasan ini dipenuhi dengan reruntuhan dan monumen yang mengilustrasikan kekayaan sejarah ibu kota India.

    Imam masjid Zakir Hussain dan pengacara Shams Khwaja berkata lain.

    Menurut mereka, Masjid Akhoondji adalah milik Dewan Wakaf Delhi, yang bertanggung jawab atas pemeliharaan properti Islam di ibu kota.

    Hussain mengeklaim otoritas tidak memberikan peringatan tertulis sebelum menghancurkan bangunan masjid. Dia juga menuding salinan-salinan Al-Quran juga hancur akibat dibuldoser.

    Anak-anak, sambung dia, tidak diizinkan untuk menyelamatkan barang-barang mereka dan dokumen-dokumen properti yang membuktikan bahwa masjid tidaklah ilegal diambil otoritas.

    “Mereka tega menelantarkan kami. Hanya doa yang kami punya sekarang,” ujar Hussain.

    DDA menyanggah tuduhan ini dan bersikeras tanah tempat Masjid Akhoondji berdiri adalah milik mereka.

    “Kami menemukan beberapa buku saat membersihkan situs dan pengurus masjid sudah meminta untuk mengambilnya dari kami,” Rajeev Kumar Tiwari, komisioner DDA untuk bidang perkebunan, mengatakan kepada BBC.

    Bersejarah

    Kasus ini juga sedang disidangkan Pengadilan Tinggi Delhi. Pada hari Kamis (08/02), pengadilan mengatakan jumlah bangunan di Delhi “cukup” dan ini tidak boleh menghalangi upaya pemulihan hutan kota.

    Pengadilan menambahkan bahwa hanya bangunan yang diakui oleh Badan Survei Arkeologi, pengurus situs-situs monumen negara, yang akan dilindungi.

    Hari berganti hari setelah Masjid Akhoondji dihancurkan dan otoritas setempat meratakan sejumlah bangunan bersejarah lainnya di Mehrauli. Salah satu yang diratakan konon adalah makam salah satu wali Sufi pertama di Delhi.

    Tindakan ini menuai kritik tajam dari para pemerhati sejarah dan pelestari budaya yang menyebutnya “tidak berotak”. Mereka menyebut penghancuran warisan kolektif ini sejatinya menghantam jiwa kota Delhi.

    Denyut sejarah terasa di hampir setiap sudut Delhi, kota yang telah melewati bergelombang penaklukan dan perubahan. Masa lalu dan kekinian seolah saling berdampingan.

    BBC

    Satu ketika Anda bisa berada di kawasan trendi yang penuh akan bar dan restoran mewah. Bergeser sedikit saja, Anda langsung melihat monumen atau makam abad ke-12 terselip di antara gang-gang sempit.

    “Kekayaan sejarah yang luar biasa telah membantu evolusi kota dan membuat Delhi menjadi unik. Membenturkannya dengan kemajuan atau pembangunan adalah dikotomi yang salah,” ungkap sejarawan Sohail Hashmi.

    Para kritikus mempertanyakan logika di balik pelabelan “ilegal” untuk bangunan-bangunan yang umurnya sudah berabad-abad bahkan lebih tua dibandingkan hutan dan habitat di sekitarnya.

    Mereka juga menuding rencana pembongkaran secara tidak adil menyasar warisan budaya dan sejarah Muslim. Di antara 20 bangunan agama di Sanjay Van yang rencananya akan dihancurkan DDA, 16 di antaranya adalah makam suci orang Muslim (“mazaars”) dan empat lainnya adalah kuil.

    “Jelas-jelas ada pola yang muncul dan ini adalah preseden yang mengkhawatirkan untuk negara yang memperlakukan semua agama secara setara,” lanjut Hashmi.

    Di sisi lain, Tiwari mengatakan tindakan “yang sepenuhnya legal” itu tidak perlu dikaitkan dengan agama. Menurut dia, DDA sudah sering menindak pelanggaran di tanah milik negara, termasuk bangunan kuil. Dia menambahkan bahwa DDA membongkar lima kuil di daerah lain pada hari Masjid Akhoondji diratakan.

    “Kami sekadar melaksanakan tugas,” ujarnya.

    ‘Kacau’

    Para korban mengatakan tindakan pembongkaran Masjid Akhoondji tidak diumumkan terlebih dahulu dan prosesnya kacau balau.

    BBC berbicara dengan sembilan anak dan mereka semua mengaku mendengar suara gemuruh yang keras saat hendak salat Subuh.

    Salah seorang anak, Omar, ingat betul pemandangan lusinan polisi, beberapa buldoser, dan “bapak-bapak sangar yang berteriak menyuruh kami keluar”.

    Sang imam, Hussain, bergegas menghampiri mereka. “Lari, lari!” jeritnya. “Ambil barang-barang seadanya dan segera lari!”

    Omar cuma sempat menyelamatkan baju hangat dan sepasang sandal. Temannya, Mureed, bahkan tidak sempat mengambil apa-apa dan harus bertelanjang kaki. Lima anak lainnya semua berumur 10 tahun mengaku tidak sempat mengambil jaket atau sepatu.

    “Saya beruntung, setidaknya piring saya selamat,” kata Zafar.

    “Itu dan tongkat pemukul [untuk kriket] favorit saya.”

    Bukan cuma anak-anak yang terpukul.

    Hussain, yang tinggal bersama keluarganya di sebuah bangunan kecil dekat masjid, kini juga menjadi tunawisma.

    Hussain berkata dia masih mengunjungi tempat itu setiap hari, berupaya supaya bisa sedekat mungkin sebelum dihadang polisi yang menjaga lokasi.

    Muzammil Salmani, yang mengajar bahasa Inggris dan Hindi di madrasah, mengatakan pamannya dimakamkan di sebelah masjid. Setelah pembongkaran, mereka hanya menemukan beberapa potongan patah prasasti makamnya.

    “Orang-orang tidak paham ini bukan hanya masjid tua, pemakaman, atau madrasah. Ini adalah tempat berlindung,” ujarnya.

    Tidak banyak tahu pasti tentang sejarah Masjid Akhoondji sendiri. Ada yang bilang masjid dibangun oleh putri abad ke-13, Razia Sultana, yang dipandang pemimpin Muslim perempuan pertama di subbenua India. Ada pula yang mengatakan Masjid Akhoondji lebih tua daripada itu.

    Hashmi mengatakan penggunaan batu abu-abu pada struktur bangunan mengindikasikan masjid dibangun pada periode Kesultanan sekitar 600-700 tahun yang lalu.

    Catatan dari Badan Survei Arkeologi India menunjukkan bahwa masjid tersebut diperbaiki sekitar tahun 1853 di bawah pemerintahan kaisar Mughal terakhir, Bahadur Shah Zafar.

    Menurut sejarawan Rana Safvi, masjid bahkan mengandung prasasti yang ditulis oleh kaisar sendiri.

    Walau sebagian besar bangunan sudah direkonstruksi secara modern, Safvi mengatakan masjid tersebut masih merupakan bagian penting dari sejarah yang layak dilestarikan.

    “Bagaimana mungkin masjid yang penting bagi kaisar Mughal terakhir bisa dianggap tidak signifikan?” ujar Safvi.

    Namun, DDA mengaku tidak memiliki catatan sejarah masjid tersebut.

    “Saya baru tahu bahwa para sejarawan membuat klaim [sejarah masjid] setelah pembongkaran,” kata Tiwari.

    Dia menambahkan bahwa “struktur bangunan [masjid] juga modern dan sama sekali tidak terlihat tua”.

    “Kami telah berupaya keras untuk melestarikan monumen yang dideklarasikan memiliki nilai penting bagi negara, tetapi [masjid] ini tidak masuk dalam catatan tersebut,” ucapnya.

    Tak hanya tempat ibadah, tapi sarana sosial

    Usama, seorang warga lokal, mengatakan bahwa bagi masyarakat Mehrauli, Masjid Akhoondji bukan hanya tempat beribadah, melainkan juga sarana sosial, tempat perlindungan, dan pelarian.

    Usama adalah seorang arsitek yang mendokumentasikan sejarah daerah tersebut di waktu luangnya. Dia mengenang masa-masa yang dihabiskannya di masjid untuk merayakan festival bersama anak-anak dan bertemu dengan wisatawan dari seluruh penjuru negeri yang datang untuk beribadah.

    “Meskipun berada di dalam hutan, [masjid] menjadi pusat komunitas penting yang menyatukan berbagai orang. Bagi mereka, nilai masjid itu bersifat praktis, bukan hanya historis,” ujarnya.

    Pihak berwenang DDA menyatakan pembongkaran dilakukan karena bangunan tersebut didirikan secara ilegal di atas lahan hutan yang berharga.

    Sanjay Van, salah satu kawasan hijau terakhir di Delhi, memperoleh status hutan lindung pada tahun 1990-an di tengah meningkatnya kekhawatiran akan urbanisasi. Belakangan, DDA telah memulai berbagai upaya anti-perambahan di kawasan tersebut.

    Namun, para sejarawan menunjukkan bahwa Masjid Akhoondji sudah ada jauh sebelum hutan ini mendapatkan status perlindungan, sehingga tidak bisa dianggap sebagai pelanggaran.

    Mereka khawatir langkah-langkah tersebut dapat mengancam bangunan lain di Mehrauli yang sangat membutuhkan perawatan.

    “Tidak diragukan lagi bahwa hutan itu penting. Namun, tidak boleh ada konflik antara hutan dan bangunan bersejarah di dalamnya; keduanya perlu dilestarikan,” ujar Hashmi.

    BBCImam masjid, Zakir Hussain, mengunjungi lokasi masjid itu meski kini sudah rata dengan tanah – dia rindu rumahnya, katanya

    Pada tahun 2023, DDA di hadapan pengadilan tinggi menyatakan tidak akan merobohkan masjid, makam, dan properti sah lainnya di bawah naungan Dewan Wakaf Delhi di Mehrauli. DDA mengatakan bangunan-bangunan di bawah wewenang dewan tersebut memiliki makna agama.

    Minggu lalu, DDA menyatakan pembongkaran Masjid Akhoondji “disetujui” oleh komite agama yang dibentuk untuk menangani kasus semacam itu.

    Pihak masjid telah menggugat ini di pengadilan. Mereka menuduh bahwa pihak berwenang mengabaikan putusan pengadilan tahun 2022 yang memerintahkan DDA untuk mengidentifikasi tanah milik Wakaf dan menandainya sebelum melakukan pembongkaran di daerah tersebut.

    Pengacara dan aktivis Prashant Bhushan mengatakan bahwa undang-undang yang ada tampaknya diterapkan secara semena-mena dalam kasus ini.

    “Bahkan kalaupun DDA menggunakan undang-undang kehutanan, mereka harus terlebih dahulu menentukan hak-hak masyarakat yang tinggal di daerah tersebut,” tegasnya.

    Anak-anak berkata mereka rindu rumah lama mereka. (BBC)

    Namun, Tiwari mengatakan bahwa tanah tersebut sedari awal adalah milik DDA, sehingga “undang-undang tersebut tidak berlaku” dalam kasus ini.

    Kembali ke Fawad, dia sekarang berada di “rumah baru” lagi sebuah masjid lain. Dia gemar bermain kriket bersama teman-temannya di pekarangan.

    Fawad suka-suka saja dengan tempat ini, kendati minimnya warna hijau membuat “rumah baru” ini terasa “baru dan asing” baginya.

    “Tapi mungkin aku akan menemukan warna favorit baru,” tutur Fawad.

    Nama anak-anak sengaja disamarkan untuk melindungi identitas mereka.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Menghitung Penghancuran Masjid-Gereja Bersejarah di Gaza

    Menghitung Penghancuran Masjid-Gereja Bersejarah di Gaza

    Jakarta

    Gaza adalah rumah bagi sejumlah masjid dan gereja tertua di muka bumi. Tetapi sebagian besar dari tempat bersejarah ini luluh lantak akibat serangan militer Israel.

    BBC World Service telah memverifikasi sejumlah situs keagamaan yang rusak atau sepenuhnya hancur sejak perang dimulai Oktober 2023 silam.

    Kami menggunakan laporan media setempat, petunjuk-petunjuk dari media sosial, dan foto-foto satelit untuk menghitung 117 rumah ibadah yang dilaporkan rusak atau hancur antara 7 Oktober dan 31 Desember 2023.

    Dari situ, kami telah memverifikasi kehancuran atau kerusakan pada 72 masjid dan dua gereja walaupun angka dari Hamas menyebut jumlah yang jauh lebih besar.

    Melakukan verifikasi kerusakan situs-situs yang sudah kami catat tidaklah mudah. Foto-foto satelit hanya memperlihatkan gedung-gedung ibadah yang sepenuhnya rusak alih-alih rusak sebagian. Dalam beberapa kasus, temuan kami kurang lengkap karena minimnya bukti.

    Dalam pernyataan Hamas, kelompok itu mengatakan 378 masjid dan tiga gereja sudah digempur sejak perang pecah. Menurut Hamas, walaupun “ini bukanlah yang pertama kali Israel menargetkan masjid-masjid dengan serangan bom dan penghancuran”, serangan terbaru ini “adalah yang paling brutal”.

    Pasukan Pertahanan Israel (IDF) bersikeras milisi Hamas menggunakan rumah-rumah ibadah sebagai tempat persembunyian dan markas untuk melancarkan serangan.

    Langsung musnah

    St Porphyrius adalah nama dari seorang uskup abad ke-5 makamnya ada di bawah gereja.

    Baca juga:

    Seperti kebanyakan orang Kristen Palestina, Marian Saba dan keluarganya mencari perlindungan di dalam gereja selama perang berlangsung. Mereka percaya di bawah lindungan gereja mereka akan aman.

    Namun, pada 19 Oktober, sebuah misil Israel menghantam salah satu bagian gedung gereja di tengah gelapnya malam. Jumlah yang tewas mencapai 18 orang dan banyak lagi yang luka-luka.

    Soliman, kakak ipar Marian yang berusia 34 tahun, meregang nyawa saat melindungi putranya dari dinding yang roboh.

    “Sungguh mengerikan. Seumur-umur baru kali ini saya melihat mayat. Saya tidak tahu harus berkata apa,” ujarnya. “Dia langsung mati.”

    Rami Tarazi, yang berada di salah satu aula gereja saat ledakan terjadi, mengatakan: “Misilnya begitu besar sampai-sampai orang-orang tertutupi abu putih.”

    “Kami menyeret keluar 16 orang yang sudah terpotong-potong dan dua jenazah utuh,” tutur Rami.

    Salah satu korban tewas adalah sepupu Rami yang berusia 36 tahun, Suliman. Satu jam sebelum kejadian, Suliman masih “ngobrol dan tertawa bersama” Rami.

    Militer Israel mengonfirmasi sebagian gereja rusak dalam serangan yang mereka lancarkan terhadap pusat komando militer Hamas yang disebut berada di dekat tempat ibadah.

    BBC

    Berdasarkan hukum humaniter internasional, tindakan yang sengaja menyasar gedung-gedung ibadah selama konflik adalah sebuah kejahatan perang. Namun, ada pengecualian apabila tempat-tempat ini digunakan untuk tujuan militer.

    Video-video yang diunggah IDF ke media sosial menunjukkan para anggota militer Israel memasuki pusat-pusat ibadah yang menjadi target mereka. Mereka lantas menunjukkan terowongan-terowongan bawah tanah dan mengklaim Hamas menggunakannya.

    Sebagian dari video dan foto yang dibagikan secara daring juga menunjukan bagaimana tentara Israel melecehkan tempat-tempat beribadah dan mengglorifikasi pemusnahan.

    Satu foto di X, sebelumnya Twitter, memperlihatkan seorang tentara israel berpose di depan menara roboh yang dipenuhi coretan dalam bahasa Ibrani: “kuil akan dibangun dengan baik”.

    BBC bertanya kepada IDF mengenai foto ini tetapi mereka tidak berkomentar.

    Baca juga:

    Profesor Georgia Andreou dari Institut Arkeologi di Universitas College London telah mengamati penghancuran situs-situs bersejarah di Jalur Gaza. Menurut dia, banyak dari tempat suci ini memiliki sejarah yang signifikan.

    “Ini harus dilihat sebagai bagian yang lebih luas untuk menghilangkan keterikatan yang sudah ada antara orang-orang dengan situs-situs ini,” ujarnya.

    “Ini adalah yang terburuk sepanjang hidup saya,” tambah Andreou mengomentari kerusakan tempat suci dan bersejarah di Gaza.

    Saya kangen suara adzan

    Getty ImagesSejumlah umat Islam Palestina di Jalur Gaza kembali ke masjid yang telah hancur untuk bersembahyang.

    Sebagian besar masjid di Gaza telah musnah. Berbeda dengan umat Kristen Palestina yang mencari perlindungan di gereja, orang-orang Muslim Palestina berusaha mencari perlindungan jauh dari rumah ibadah mereka.

    Di Khan Younis, kami memverifikasi kehancuran Masjid Khalil Al-Rahman, yang sebelumnya dikabarkan rusak akibat serangan udara.

    Baca juga:

    Renad Alaa al-Bataa, seorang Muslim yang taat, seringkali mengunjungi masjid ini. Bagi Renad, Masjid Khalil Al-Rahman adalah tempat dia belajar Al-Quran untuk pertama kalinya. Sejak perang berlangsung, Renad belum mengunjungi masjid tersebut.

    “Sebelumnya, IDF jarang menyerang masjid-masjid kecuali ada tuduhan terkait militan. Namun kali ini, mereka menghancurkan beberapa masjid indah tempat kami tumbuh besar dan belajar tentang agama,” ujarnya.

    BBC

    Selama periode gencatan senjata pada November yang berlangsung sepekan, Renad berkata para muadzin membangun menara masjid darurat dan mengumandangkan adzan lima kali sehari di tengah reruntuhan Masjid Al-Rahman.

    Bagi Renad, ketentramannya berakhir ketika Israel kembali memerangi Hamas.

    Gambar-gambar paling kuat yang menggambarkan penghancuran di Khan Younis tertangkap di sebuah video yang diunggah di X dan dilihat hampir sebanyak 15 juta kali. Video ini memperlihatkan Masjid Khalid bin Al-Walid yang dalam sekejap mata rata dengan tanah.

    Baca juga:

    Menurut Chris Partridge, selaku analis persenjataan untuk BBC, video tersebut memperlihatkan amunisi berpandu presisi dijatuhkan dari pesawat dan menghantam masjid. Masjid pun berubah menjadi gumpalan api dan asap. Partridge menambahkan amunisi ini bisa dikenali dari keakuratannya.

    Dari semua situs religi yang sudah kami verifikasi, tidak diketahui seberapa banyak yang dihancurkan IDF atau berapa banyak yang digunakan Hamas. IDF menegaskan mereka bertindak sesuai hukum internasional untuk membongkar kemampuan militer dan administratif Hamas dan mengambil tindakan awal untuk menghindari korban sipil.

    IDF tidak berkomentar atas kehancuran Masjid Khalid Bin Al-Waleed dan Masjid Khalil Al-Rahman.

    Ketika banyak rumah ibadah Gaza yang porak poranda, kekuatan iman kian berperan untuk mencapai ketenangan pikiran bagi orang-orang Palestina yang lari dari kematian.

    Marian Saba dan keluarganya terus berlindung di Gereja Saint Porphyrius bersama sekitar 300 orang lainnya. Mereka semua menjalankan Misa Minggu setiap pekannya.

    Sembilan hari setelah gereja hancur, putri Marian menjalani pembaptisan. Perasaan Marian bercampur aduk. Di satu sisi, ini adalah momen penuh kebahagiaan. Di sisi lain, dia merasa cemas anaknya tewas terbunuh tanpa sempat dibaptis.

    Di kamp pengungsi Rafah yang dipenuhi orang Palestina terlantar, Renad Alaa al-Bataa merasa kangen dengan rumah dan masjidnya di Khan Younis yang jauh dari pelupuk mata.

    Instagram kini menjadi buku harian Renad dan kerap kali nostalgia menyentuh hatinya. Dia sering mengunggah foto-foto dari kehidupannya pada masa silam termasuk saat dia masih kuliah untuk menjadi dokter gigi.

    Al-Quran, yang dibacanya setiap hari, menjaga kedamaian hatinya: “Al-Quran mengurangi beratnya kehidupan pada malam hari. Seandainya Anda tahu betapa suramnya malam-malam di Gaza.”

    Wartawan Mehid Musawi turut berkontribusi untuk artikel ini.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Komisi Parlemen Turki Akhirnya Setujui Keanggotaan Swedia di NATO

    Komisi Parlemen Turki Akhirnya Setujui Keanggotaan Swedia di NATO

    Ankara

    Komisi luar negeri di parlemen Turki hari Selasa (26/12), akhirnya menyetujui keanggotaan Swedia dalam NATO.

    “Protokol (tentang aksesi Swedia ke NATO) disahkan oleh komisi,” kata anggota parlemen kubu oposisi dari partai CHP, Utku Cakirozer, yang merupakan anggota komisi luar negeri.

    Langkah ini membuka jalan bagi pemungutan suara penuh di parlemen, yang dikuasai partai dan aliansi pendukung Presiden Recep Tayyip Erdogan.

    Permohonan Swedia untuk bergabung dengan NATO telah terhenti selama berbulan-bulan terutama karena penentangan Turki. Keputusan menerima anggota baru memang hanya bisa diambil NATO dengan suara bulat.

    Setelah invasi Rusia ke Ukraina Februari 2022, Swedia dan Finlandia mengubah total posisinya sebagai negara tanpa blok militer yang sudah dianut selama puluhan tahun. Kedua negara mengajukan permohonan menjadi anggota NATO.

    Dua negara, yaitu Turki dan Hungaria awalnya menolak masuknya Swedia dan Finlandia sebagai anggota NATO. Namun keduanya akhirnya mengalah dalam kasus Finlandia, dan bulan April lalu Finlandia resmi diterima sebagai anggota ke-31 aliansi pertahanan NATO.

    Tapi Turki masih menolak keanggotaan Swedia, terutama setelah di negara itu terjadi aksi-aksi pembakaran Al-Quran.

    NATO berharap Swedia resmi jadi anggota “sesegera mungkin”

    Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg memuji hasil pemungutan suara di komisi parlemen Turki, dan mengatakan dia mengandalkan Turki dan Hongaria untuk menyelesaikan ratifikasi mereka “sesegera mungkin.”

    “Keanggotaan Swedia akan membuat NATO lebih kuat,” katanya dalam sebuah pernyataan.

    Menteri Luar Negeri Swedia Tobias Billstrom, juga menyambut hasil itu. “Kami berharap dapat cepat menjadi anggota NATO,” katanya kepada stasiun televisi publik Swedia, SVT Nyheter.

    Presiden Erdogan bulan Juli lalu memperlunak sikapnya setelah Stockholm menindak kelompok Kurdi yang disebut Ankara sebagai teroris. Namun pada bulan Desember, Erdogan mengaitkan keanggotaan Swedia dengan keputusan Kongres AS untuk menyetujui penjualan jet tempur F-16 ke Turki.

    Dia juga menuntut sekutu NATO, termasuk Kanada, harus mencabut embargo senjata yang diterapkan terhadap Ankara. Tuntutan baru itu makin mempersulit keanggotaan Swedia di NATO.

    Pembelian pesawat tempur F-16 jadi hambatan baru?

    “Keanggotaan Swedia di NATO dan penjualan F-16 ke Turki akan ditangani melalui koordinasi sampai batas tertentu… karena sayangnya, tidak ada negara yang saling percaya,” kata Ozgur Unluhisarcikli, direktur lembaga think tank US German Marshall Fund di Ankara, kepada AFP.

    Angkatan udara Turki yang alutsistanya makin tua, menderita setelah dikeluarkan dari program gabungan pesawat tempur F-35 yang dipimpin AS pada tahun 2019. Hal ini merupakan pembalasan atas keputusan Erdogan mengakuisisi sistem pertahanan rudal canggih dari Rusia, yang dipandang NATO sebagai ancaman keamanan operasional.

    Pemerintahan Joe Biden telah berulang kali berjanji untuk melanjutkan penjualan F-16 senilai USD 20 miliar ke Turki, tetapi anggota parlemen di AS memblokir keputusan itu, dengan alasan kekhawatiran tentang dugaan situasi hak asasi manusia di Turki dan ketegangan jangka panjang dengan Yunani.

    Belakangan, retorika anti-Israel Erdogan setelah dimulainya perang dengan Hamas di Gaza menimbulkan kekhawatiran baru di Washington.

    “Meskipun permasalahannya tidak ada hubungannya, pernyataan Turki yang mendukung Hamas semakin memperumit proses pembelian F-16,” kata Ozgur Unluhisarcikli, direktur lembaga think tank US German Marshall Fund di Ankara, kepada kantor berita AFP.

    “Tetapi jika Biden dan Erdogan menunjukkan kemauan yang diperlukan, kita berharap prosesnya akan segera selesai,” pungkasnya.

    hp/as (ap, afp, rtr)

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Pemerintah China Mencoba Ubah Kawasan Muslim Xinjiang Jadi Pusat Pariwisata

    Pemerintah China Mencoba Ubah Kawasan Muslim Xinjiang Jadi Pusat Pariwisata

    Jalanan Kashgar yang bersejarah di kawasan gurun di China sebelah barat dikenal sebagai tempat lahirnya budaya Uyghur. Di tempat ini terdapat”Kota Kuno” yang belakangan ramai dikunjungi turis.

    Dalam beberapa tahun terakhir, sebagian besar bangunan terbuat dari batu bata khas kota tua ini dihancurkan pemerintah China karena kekhawatiran gempa bumi, meski sudah bertahan selama hampir dua ribu tahun.

    Kelompok aktivis Uyghur mengatakan penghancuran kota tua ini sebagai sebuah”genosida budaya.”

    Di tempat ini terdapat banyak kios yang menawarkan suvenir, seperti magnet kulkas, perhiasan murah, dan instrumen musik tradisional, sementara pengunjung bisa menaiki kereta listrik melewati kerumunan atau mengenakan kostum tradisional Uyghur untuk dipotret di masjid.

    China mengatakan lebih dari 180 juta turis datang ke provinsi Xinjiang sepanjang tahun ini, karena penawaran diskon dari pemerintah China.

    Pos-pos pemeriksaan sudah tidak ada lagi, tapi diganti dengan jaringan kamera dengan teknologi pengenalan wajah.

    Ini jadi termasuk salah satu bentuk pengawasan yang menurut laporan PBB tahun lalu sebagai “bentuk kejahatan terhadap kemanusiaan”.

    ‘Rebranding besar-besaran’

    Selama beberapa tahun, wilayah Xinjiang ditutup dari sebagian besar media dunia, di tengah kampanye pemerintah China untuk membasmi ekstremisme di kalangan penduduk Uyghur dan minoritas Muslim lainnya.

    Tindakan keras ini terjadi setelah puluhan tahun terjadinya kerusuhan, termasuk yang pernah terjadi di ibu kota Urumqi, menewaskan ratusan orang pada tahun 2009 dan serangan mobil terhadap pejalan kaki di Lapangan Tiananmen di Beijing pada tahun 2013, yang menewaskan lima orang.

    Ketika serangan pisau dan bahan peledak di stasiun kereta Urumqi membayang-bayangi kunjungan Presiden Xi Jinping ke provinsi tersebut pada tahun 2014, ia memerintahkan para pejabat untuk “menyerang dengan keras” sebagai bentuk melawan terorisme.

    Sejak itu, sejumlah akademisi, peneliti, jurnalis, dan pakar hukum mendokumentasikan pelanggaran yang meluas yang dilakukan pemerintah, termasuk dikirim ke kamp, kerja paksa, dan kebijakan untuk mencegah kelahiran.

    Amerika Serikat menyebut tindakan keras tersebut sebagai “genosida”, meski Australia belum menggunakan kata yang menggambarkan usaha pemusnahan etnis tersebut.

    China awalnya menyangkal keberadaan kamp-kamp itu, meski kemudian menyebut semua “pusat kejuruan”ditutup pada tahun 2019.

    Saat ini provinsi Xinjiang sedang memasuki kondisi “normalisasi”, sementara pada saat yang sama rebranding atau upaya mengubah citra Xinjiang sedang dilakukan besar-besaran.

    Tur di Xinjiang yang diatur

    ABC diundang dalam tur media ke Xinjiang yang diselenggarakan dan dikurasi oleh pemerintah China untuk memamerkan apa saja yang ditawarkan di provinsi tersebut.

    Namun tidak ada satu pun pejabat yang mau diwawancara.

    Kami dibawa ke sebuah taman kanak-kanak Uyghur, di mana para siswa membacakan ayat-ayat dalam bahasa Mandarin di kelas, kemudian mereka menari di taman sambil diiringi musik tradisional.

    Ada sebuah pabrik yang sedang berkembang pesat milik pebisnis lokal, di mana satu dari lima pekerjanya disebut berlatar belakang minoritas Muslim.

    Di tempat pengemasan susu kami bisa mengambil gambar pekerja melalui dinding kaca saat mereka memantau produksi.

    Dan pusat-pusat pedesaan dengan mural berwarna-warni bergambar kolam ikan menggambarkan gambaran kehidupan desa yang harmonis, tetapi penduduk desa yang sebenarnya sangat sedikit.

    “Perubahan di Xinjiang sungguh luar biasa,” kata Nie Zhaoyu, seorang kader desa dari Ximen kepada ABC.

    “Lalu lintas, jalan raya, kehidupan, lapangan kerja dan kesejahteraan masyarakat yang meningkat Kita bisa melihat senyum bahagia di wajah masyarakat.”

    Tur tersebut, yang berlangsung selama seminggu diikuti sekitar 20 jurnalis dari seluruh dunia, diawasi dengan ketat.

    Kami hanya diberikan waktu sedikit untuk berbicara langsung dengan penduduk setempat di tengah kesibukan program tur.

    Di Urumqi,pusat aksi kerusuhan di masa lalu, kami diizinkan berjalan-jalan dan mengambil gambar tanpa batasan, boleh juga lewat tengah malam, dan tanpa pengawasan.

    Keluarga Uyghur tampil santai sambil menikmati makanan kebab dan otak domba di pasar malam yang ramai.

    Mereka yang kami ajak bicara mengatakan kota ini aman dan kehidupan mereka baik-baik saja.

    Namun permintaan kami ditolak saat ingin melihat salah satu bekas kamp, di mana lebih dari 1 juta orang diyakini dikurung selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun.

    Sosok pria dan kameranya

    Dalam tur tersebut, ABC dan salah satu media dari Amerika Serikat mendekati seorang penjual suvenir yang mengaku pernah menghabiskan waktu di kamp tersebut.

    Dia bukan bagian dari tur yang sudah diatur.

    Ketika kami mulai mewawancarainya, pria lain yang belum pernah kami temui muncul dengan kamera, berdiri di samping kami dan merekam setiap jawabannya.

    Imamu Maimaiti Sidike, ayah dengan tiga anak, tidak menunjukkan tanda-tanda terintimidasi saat dengan tenang menggambarkan “ideologi agama yang sangat radikal”yang membuatnya dipenjara selama tujuh bulan.

    “Saya tidak mengizinkan istri saya bekerja,” katanya.

    “Saya percaya jika kami menghabiskan penghasilannya, kami akan ke neraka dan memaksanya untuk tinggal di rumah. Saya juga mempromosikan nilai-nilai ini kepada orang-orang di sekitar saya.”

    Dia membantah adanya penganiayaan di fasilitas kamp tersebut, dengan mengklaim kalau ia mendapat makan dengan baik, bisa bermain catur dan membaca buku dan bahkan diizinkan pulang pada akhir pekan.

    “Setelah belajar, saya menyadari bahwa pandangan agama radikal merugikan orang. Saya tidak lagi memiliki pola pikir seperti itu. Saya bisa bergaul dengan orang-orang dari etnis dan agama apa pun.”

    Komentar tersebut sesuai dengan narasi yang ditetapkan pemerintah, menurut Peter Irwin, Associate Director untuk penelitian dan advokasi di lembaga Uyghur Human Rights Project (UHRP).

    “Mereka memakai narasi ini karena takut dan ancaman hukuman yang selalu ada karena melanggar aturan Orang-orang sangat takut untuk mengatakan hal yang salah, bertemu orang yang salah, atau berkomunikasi dengan orang dari luar negeri,” jelas Peter.

    “Mereka menahan orang-orang karena mengekspresikan nilai keagamaan yang paling mendasar Memiliki Al-Quran di rumah bisa membuat Anda ditahan selama 10 tahun. Apakah itu masyarakat yang normal?”

    Kebebasan beragama ‘tak ada sama sekali’

    Di Kashgar hari ini, bendera China berkibar di atas kubah masjid yang runtuh.

    Suara adzan pun tak lagi terdengar.

    Jenggot panjang dan kerudung sulit ditemukan.

    Kami tidak dapat menemukan siapa pun yang tahu di mana bisa membeli Al-Quran.

    Masjid Id Kah yang berusia 600 tahun dan bisa menampung5.000 jemaah Muslim, kini hanya jadi objek wisata utama.

    Pemandu kami awalnya tidak ingin kami masuk saat waktu salat, namun akhirnya mereka mengizinkannya.

    Pada hari kami berkunjung, beberapa orang sedang salat,kebanyakan dari mereka adalah warga lanjut usia dan tidak satu pun yang berusia di bawah 50 tahun.

    Imam masjid, Maimaiti Jumai mengatakan kepada kami kalau ia “sangat puas”dengan upaya pemerintah China untuk membasmi ekstremisme.

    “Upaya yang dilakukan negara kami dalam menindak ekstremisme, menurut saya, menjadi contoh bagi dunia,”ujarnya.

    Hal serupa juga terjadi di institut Islam Xinjiang di Urumqi, di mana calon Imam berikutnya diberikan pelajaran bahasa Mandarin, di bawah bimbingan direktur Abdureqip Tumulniyaz.

    “China, Xinjiang, kami tidak akan membiarkan [ekstremisme] mengakar,” katanya kepada ABC.

    Ketika ditanya mengapa hanya ada sedikit tanda-tanda keberadaan Islam di Xinjiang, ia mengatakan ketaatan beragama sudah terlalu berlebihan sebelum pemerintah China turun tangan.

    “Orang-orang salat di jalan, memblokade mobil;mereka sembahyang di rumah sakit, sehingga dokter tidak dapat membantu pasiennya; juga di pesawat sampai tidak bisa lepas landas.”

    Menyebut klaim tersebut sebagai sesuatu yang “tidak masuk akal”, Peter Irwin juga mengatakan UHRP sudah mendokumentasikan penghancuran ribuan masjid serta penahanan atau penghilangan lebih dari 1.500Imam Uyghur dan tokoh agama lainnya.

    “Para Imam dicopot atau ditahan atau dipenjara dan para Imam yang tersisa hanya diperbolehkan menyampaikan khotbah yang sejalan dengan apa yang dikatakan pemerintah China,”katanya.

    “Jadi kebebasan beragama tak ada sama sekali dan sudah banyak digantikan oleh sesuatu yang bisa dinikmati turis.”

    Terputus dari keluarga mereka

    Dorongan besar pariwisata yang dilakukan Partai Komunis China di Xinjiang menjadi pukulan bagi warga Uyghur di seluruh dunia yang tidak bisa berbicara lagi dengan keluarga mereka di kampung halaman, apalagi mengunjungi mereka.

    Yusuf Hussein meninggalkan Xinjiang pada tahun 1999 dan sekarang tinggal di Adelaide, ibukota Australia Selatan.

    Dia menjaga kontak rutin dengan keluarganya di Xinjiang, menelepon untuk mengobrol hampir setiap minggu.

    Namun pada tahun 2017, tahun ketika kamp penahanan bagi warga Uyghur mulai beroperasi, ia tak bisa lagi melakukannya.

    “Setelah itu, saya tidak mendengar lagi kabarnya. Mereka tidak mengangkat telepon,” ujarnya.

    Tahun lalu, dia mendapat kabar buruk.Ayahnya meninggal tiga bulan sebelumnya.

    “Itulah satu-satunya kabar yang saya terima. Dan tidak memberikan rincian apa pun apakah [ayah saya] sakit atau berada di kamp konsentrasi atau di mana,” katanya.

    Museum mengerikan di Xinjiang

    Seperti kehancuran akibat Revolusi Kebudayaan pada tahun 1960an dan pembantaian Lapangan Tiananmen pada tahun 1989, China tampaknya memulai kampanye kolektif untuk melupakan tindakan keras di Xinjiang.

    Sebuah museum di ibu kota Urumqi, yang mengirim pesan soal “Perang Melawan Terorisme dan Ekstremisme di Xinjiang”, menguraikan secara rinci periode kerusuhan berdarah di provinsi tersebut.

    Bahkan menampilkan video slow-motionyang mengerikan dari sandera yang dibunuh oleh teroris ISIS di Suriah, untuk menunjukkan “pengaruh asing”yang menular keXinjiang.

    Ada puluhan senjata, pisau, dan bom yang dipajang.

    Kemudian, terjadi perubahan nada yang mengejutkan, panel gambaran keharmonisan dan kemakmuran Xinjiang saat ini, di bawah kepemimpinan Presiden Xi Jinping.

    Tindakan keras yang sudah dilakukan selama satu dekade terhadap penduduk Uyghur disebut dalam museum sebagai “instrumen hukum yang kuat”, meski menurut para aktivis merupakan upaya untuk menghapus seluruh budaya.

    “Hasil yang bermanfaat sudah dicapai,”bunyi kutipan dalam museum tersebut.

    Artikel ini diproduksi Erwin Renaldi dari laporan dalam bahasa Inggris

    Lihat juga Video ‘Ilmuwan Dibalik Kapal Selam China yang Capai Laut Terdalam di Bumi’:

  • Maulid Nabi, Polda Jatim Gelar Sholawat dan Pengajian

    Maulid Nabi, Polda Jatim Gelar Sholawat dan Pengajian

    Surabaya (beritajatim.com) – Dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, Polda Jawa Timur, Jumat (29/9/2023) malam menggelar sholawat dan pengajian bersama.

    Acara yang dihadiri ribuan anggota Polda Jatim ini dihadiri Kapolda Irjen Pol Dr Toni Harmanto, bersama Ketua Bhayangkari Daerah Jawa Timur Yesika Toni, serta para pejabat utama (PJU) Polda Jatim dan ribuan anggota jajaran Polda Jatim.

    Dalam kegiatan ini hadir para Ulama Jawa Timur. Diantaranya, Habib Taufiq Assegaf, Habib Sholeh Muhammad Al Jufri dan sebagai penceramah pada kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW Gus Iqdam Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Hikam II Blitar.

    ” Kegiatan ini sebagai momentum untuk mendengarkan nasihat-nasihat keagamaan dari para ulama khususnya nilai nilai suri tauladan dari kanjeng Nabi Muhammad SAW serta bentuk sinergisitas Polda Jatim dengan para ulama,”ujar ketua panitia Maulid Nabi Muhammad SAW Kabag Dalpres Ro SDM AKBP Nanang Haryono,SH,SIK,MSI.

    BACA JUGA:
    Dugaan Korupsi BKKD Padangan, Kejari Bojonegoro Akan Sampaikan Fakta Persidangan ke Polda Jatim

    Sementara itu Gus Iqdam ulama yang viral dengan slogan dekengan pusat mengaku kaget bertemu dengan sosok Kapolda Jatim Irjen Pol Toni Harmanto secara langsung saat diundang berceramah acara Maulid Nabi Muhammad SAW pada 12 Rabiul Awal 1445 H, di Lapangan Mapolda Jatim, Jumat (29/9/2023) malam.

    Ulama kelahiran asal Blitar mengira pimpinan tertinggi kepolisian wilayah Jatim, sosok Jenderal Polisi berbintang dua ini, berperangai ‘sangar’.

    Ternyata, sosok Irjen Pol Toni Harmanto yang baru ditemuinya pertama kali pada acara tersebut, merupakan sosok yang ramah, murah senyum, tegas dan juga penuh inovasi.

    Menurutnya, perangai sikap dan tindak tanduk Kapolda Jatim yang demikian ramah dan murah senyum merupakan salah satu cerminan akhlak perilaku Nabi Muhammad SAW.

    “Saya kira tadi ketemu kapolda orangnya seperti apa. Ternyata senyam senyum. Dan itu adalah akhlak rasullullah. Luar biasa. Rasulullah itu enggak pernah tampak ngeri, medeni. Kanjeng nabi ya seperti itu, grapyak (ramah), enak,” ujar Gus Iqdam dalam ceramahnya.

    Gus Iqdam juga menyebutkan Irjen Pol Toni Harmanto sebagai pemimpin yang inovatif, karena selama menjabat hampir setahun, memiliki program kerja yang berorientasi pula pada pembinaan kerohanian para anggotanya.

    Ternyata, Irjen Pol Toni Harmanto bersama sang istri, selaku Ibu Bhayangkari Polda Jatim, hampir setiap hari menggelar acara pembacaan Al-quran. Dan khataman Al-Quran pada setiap pekannya.

    Tujuannya, untuk memastikan para anggota kepolisian tidak kehilangan kesadaran akan keimanan pada Tuhan, disamping tugas berat menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.

    BACA JUGA:
    Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW, Mahasiswa Ilmu Politik Unair Surabaya Gelar Gapol Bersholawat

    “Ternyata di Polda Jatim ada program polisi santri seperti baca Al Quran setiap hari, dan khatamannya seminggu sekali dengan tujuan agar anggota anggota tidak kehilangan iman,” terangnya.

    Menurut pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Hikam II di Desa Karanggayam, Blitar, Jatim itu, inovasi pembinaan keislaman pada para anggota kepolisian yang muslim, sejalan dengan perintah Nabi Muhammad SAW.

    Kapolda Jatim mengajak para anggotanya untuk senantiasa mendekatkan diri kepadamu Tuhan.

    Yang artinya dalam konteks keislaman, adalah mengajak anggotanya untuk senantiasa menimba ilmu melalui majelis, pengajian, shalawatan, dan bersilaturahmi pada ulama secara istiqomah.

    Dengan cara demikian, Gus Iqdam berharap, berbagai kebaikan seperti limpahan rahmat dan rezeki yang wujudnya bisa dalam berbagai bentuk, dapat diperoleh oleh para anggota kepolisian.

    “Apa yang diajarkan oleh pimpinanmu (kapolda Jatim) sudah baik. Mendekat ke habaib, ke Ulama, ke Gus Gus. Luar biasa,” pungkasnya. [uci/beq]

  • Pengadilan Swedia Cabut Larangan Bakar Al-Qur’an Saat Unjuk Rasa

    Pengadilan Swedia Cabut Larangan Bakar Al-Qur’an Saat Unjuk Rasa

    Stockholm

    Pengadilan Swedia membatalkan keputusan kepolisian setempat dalam melarang aksi pembakaran Al-Qur’an saat unjuk rasa di negara tersebut.

    Seperti dilansir AFP, Rabu (5/4/2023), pembakaran Al-Qur’an yang dilakukan di luar gedung Kedutaan Besar Turki di Stockholm pada Januari lalu telah memicu kemarahan umat Muslim sedunia, dengan rentetan unjuk rasa digelar selama berminggu-minggu dan muncul seruan boikot produk-produk Swedia.

    Bahkan proses bergabungnya Swedia dengan aliansi militer Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) tertunda.

    Mahkamah Agung Administratif Swedia membatalkan keputusan polisi untuk melarang dua aksi protes yang melibatkan pembakaran Al-Qur’an pada Februari lalu. Ditegaskan Mahkamah Agung dalam putusannya bahwa kekhawatiran soal risiko keamanan tidak cukup untuk membatasi hak untuk berunjuk rasa.

    “Otoritas kepolisian tidak memiliki dukungan yang cukup untuk keputusannya,” sebut hakim Eva-Lotta Hedin dalam putusannya.

    Dalam tanggapannya, Kepolisian Swedia bersikeras membela keputusannya melarang unjuk rasa melibatkan pembakaran Al-Qur’an.

    “Kami berpendapat bahwa keputusan kami sudah benar,” tegas juru bicara Kepolisian Swedia Ola Osterling kepada kantor berita TT.

    Kepolisian Swedia sebelumnya menolak menerbitkan izin bagi aksi pembakaran Al-Qur’an yang digelar di luar Kedutaan Besar Turki dan Kedutaan Besar Irak di Stockholm pada Februari lalu, dengan alasan unjuk rasa serupa pada Januari lalu telah membuat Swedia sebagai ‘target prioritas yang lebih tinggi untuk serangan’.

    Saksikan juga ‘RI Protes ke Dubes Swedia soal Pembakaran Al-Quran’: